TELAAH KONDISI ANEMIA YANG DISEBABKAN OLEH CACING Haemonchus contortus PADA KAMBING DAN DOMBA DI BOGOR, JAWA BARAT ADITYA RIZKI PRATAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TELAAH KONDISI ANEMIA YANG DISEBABKAN OLEH CACING Haemonchus contortus PADA KAMBING DAN DOMBA DI BOGOR, JAWA BARAT ADITYA RIZKI PRATAMA"

Transkripsi

1 TELAAH KONDISI ANEMIA YANG DISEBABKAN OLEH CACING Haemonchus contortus PADA KAMBING DAN DOMBA DI BOGOR, JAWA BARAT ADITYA RIZKI PRATAMA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ABSTRAK ADITYA RIZKI PRATAMA. Telaah Kondisi Anemia yang Disebabkan oleh Cacing Haemonchus contortus pada Kambing dan Domba di Bogor, Jawa Barat. Dibawah bimbingan ACHMAD FARAJALLAH dan MULADNO. Resiko yang ditimbulkan oleh pemeliharaan kambing dan domba secara tradisional khususnya di Bogor adalah produktivitas ternak rendah dan tingginya resiko infeksi parasit, salah satunya Nematoda saluran pencernaan. Nematoda saluran pencernaan yang paling banyak menginfeksi kambing dan domba di Bogor adalah Haemonchus contortus yang menyebabkan anemia. Larva 3 H. contortus dapat masuk ke dalam abomasum kambing dan domba melalui rumput. Cara untuk menduga anemia akibat H. contortus dapat berdasarkan jumlah telur per gram feses (Faecal Egg Counts/ FEC) dan warna kelopak mata berdasarkan gradasi warna FAMACHA card. Rataan FEC menunjukkan banyaknya investasi H. contortus dewasa di abomasum kambing dan domba. Telur H. contortus hampir dijumpai pada 153 kambing dan domba dari peternakan rakyat dan UP3 Jonggol yang fesesnya diperiksa. Haemonchus contortus menyerang kambing dan domba pada berbagai umur tetapi paling banyak saat kambing dan domba berumur bulan. Rataan FEC domba lebih besar daripada kambing. Hal ini berhubungan dengan morfologi mulut dan cara memilih makanan. Tingginya infeksi H. contortus di Bogor disebabkan sistem pemeliharaan ternak yang masih tradisional. Domba di peternakan rakyat lebih rentan terserang anemia daripada domba di UP3 Jonggol. Arah korelasi umur dengan FEC adalah negatif, sedangkan arah korelasi antara FEC dengan FAMACHA card adalah positif. Hal ini memberikan peluang digunakannya metode FEC dan FAMACHA card secara bersamaan untuk menduga anemia akibat H. contortus di Bogor. Kata kunci: kambing dan domba, anemia, Haemonchus contortus ABSTRACT ADITYA RIZKI PRATAMA. Study of Anaemia Condition Caused by Haemonchus contortus in Goat and Sheep in Bogor, West Java. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and MULADNO. The risks of traditionally goat and sheep treatment particularly in Bogor are low livestock productivity and the high risk of parasite infection, i.e gastrointestinal Nematode. Gastrointestinal Nematode tract most infect goats and sheep in Bogor and causes anaemia is Haemonchus contortus. The 3 rd phase larvae of H. contortus can get into the abomasum of goats and sheep through the grass. There are two famous methods to suspect anaemia because of H. contortus, can be based on the number of eggs per gram of feces (Faecal Egg Counts/ FEC) and eyelid color by color gradation FAMACHA card. FEC indicates the average number of investments H. contortus in the abomasum of goats and sheep. The H. contortus s eggs found in nearly 153 goats and sheep from traditional farms and UP3 Jonggol that feces examined. Haemonchus contortus attacked goats and sheep at different ages but it attacked mostly at aged months. The average of FEC from sheep higher than goats. This is related to the morphology of its mouth and food grassing. The high infection of H. contortus in Bogor due to traditional maintenance. Sheep on traditional farms are more susceptible from H. contortus than UP3 Jonggol s sheep. The correlation between FEC and age were negative, where as the correlation between FEC with FAMACHA card is positive. This provides an opportunity FEC and FAMACHA card methodes used simultaneously to suspect anemia because of H. contortus in Bogor. Key words: goat and sheep, anaemia, Haemonchus contortus

3 TELAAH KONDISI ANEMIA YANG DISEBABKAN OLEH CACING Haemonchus contortus PADA KAMBING DAN DOMBA DI BOGOR, JAWA BARAT ADITYA RIZKI PRATAMA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

4 Judul Skripsi : Telaah Kondisi Anemia yang Disebabkan oleh Cacing Haemonchus contortus pada Kambing dan Domba di Bogor, Jawa Barat Nama : Aditya Rizki Pratama NIM : G Menyetujui, Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si. Pembimbing I Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA Pembimbing II Mengetahui, Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si. Ketua Departemen Biologi Tanggal lulus:

5 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-nya, sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian dengan judul Telaah Kondisi Anemia yang Disebabkan oleh Cacing Haemonchus contortus pada Kambing dan Domba di Bogor, Jawa Barat ini dilakukan mulai Januari 2012 sampai dengan Mei 2012 di Bagian Fungsi dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si. dan Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA. atas bimbingan dan arahan yang diberikan juga kepada kedua orang tua yang senantiasa menyayangi, mendidik, serta memberikan semangat kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Alex Hartana selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan yang telah bersedia menguji dan memberikan saat ujian dan penulisan karya ilmiah. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rahmadina Radita atas dukungan dan semangat yang diberikan. Terima kasih juga disampaikan kepada Wildan Najmal Muttaqin, S.Si., M.Si. atas bantuan dan saran selama kerja di lapang dan laboratorium; Bapak Hoiri, Bapak Widodo, dan Bapak Sasmita atas bantuan dalam pengambilan data domba di Unit Pendidikan dan Pelatihan Peternakan Jonggol; Ibu Tini, Ibu Ani, dan teman-teman di zoologi atas bantuan dalam kerja laboratorium; serta keluarga besar dosen di zoologi atas bantuan dan saran selama penulis melakukan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di Departemen Biologi khususnya angkatan 45 yang telah memberi bantuan, saran, dan doa. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Bogor, Juli 2012 Aditya Rizki Pratama

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Trenggalek Provinsi Jawa Timur pada tanggal 4 Maret 1990 dari pasangan Wasis (almarhum) dan Sita Ruhmi Rahayu. Penulis merupakan anak tunggal di keluarga. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SDN Sumberingin 1 dan SDN Kedungsigit 3 pada tahun 2002, SLTPN 1 Trenggalek pada tahun 2005, dan SMAN 1 Trenggalek pada tahun Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis mempunyai pengalaman sebagai asisten praktikum pada mata kuliah Biologi Dasar pada tahun 2011 dan 2012, serta Struktur Hewan pada tahun Penulis juga pernah mengajukan usulan penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan oleh DIKTI pada tahun Penulis juga pernah aktif dalam Himpunan Mahasiswa Biologi sebagai anggota divisi Biosains 2010 dan Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA IPB sebagai ketua departemen internal tahun 2011 dan aktif dalam beberapa kegiatan keorganisasian. Selama menempuh studi di Departemen Biologi, penulis juga pernah melakukan penelitian dalam studi lapang mengenai parasitasi Cecidochares connexa sebagai agens pengendali hayati Chromoleana odorata di Pangandaran Ciamis pada tahun 2010 dan praktik lapangan di PT Central Agromina Unit Farm 1 Jati Subang mengenai manajemen vaksinasi breeding farm parent stock di PT Central Agromina Unit Farm 1 Jati, Kabupaten Subang pada tahun 2011.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... vii vii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 BAHAN DAN METODE 1 Waktu dan Tempat Penelitian. 1 Bahan. 1 Metode... 1 HASIL. 2 PEMBAHASAN. 4 SIMPULAN. 6 DAFTAR PUSTAKA.. 6

8 vii DAFTAR TABEL Halaman 1 Rataan bobot badan, umur, dan FEC beberapa bangsa kambing dan domba di Bogor Nilai korelasi umur, bobot badan, dan FAMACHA card dengan FEC pada beberapa bangsa kambing dan domba di Bogor 4 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Pengamatan telur cacing H. contortus menggunakan papan hitung McMaster 2 2 Telur cacing H. contortus diamati menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 100x 2 3 Grafik hubungan antara FEC dengan umur padabeberapa bangsa (A) kambing dan (B) domba di Bogor Grafik hubungan antara FAMACHA card dengan FEC pada beberapa bangsa domba di Bogor.. 4

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing dan domba tergolong ruminansia kecil. Kambing diklasifikasikan dalam famili Bovidae, genus Capra, spesies Capra hircus, sedangkan domba dalam spesies Ovis aries. Karakteristik kambing berbeda dengan domba mengenai ada tidaknya jenggot, rambut, posisi ekor, dan cara makan (Coblentz 2010). Kambing lokal di Indonesia meliputi kambing kacang, kambing muara, kambing kosta, kambing marica, dan kambing benggala. Dijumpai pula kambing introduksi, yakni kambing etawah dan kambing saanen, dan kambing peranakan, yakni peranakan etawah, dan kambing boerka (Batubara & Doloksaribu 2005). Domba yang biasa ditemukan di Indonesia, khususnya pulau Jawa adalah domba ekor gemuk dan ekor tipis (Priangan) (Herman 1988). Populasi kambing dan domba di Jawa Barat tahun 2010 sebanyak ekor dan ekor (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2011). Total populasi tersebut belum mampu menutupi kebutuhan konsumsi daging sehingga perlu ada peningkatan dalam produktivitas ternak melalui seleksi, persilangan, pengontrolan kesehatan, dan perbaikan pemeliharaan peternakan. Sistem pemeliharaan kambing dan domba di Indonesia masih tradisional dengan skala kepemilikan kecil, sehingga produktivitas rendah dan tingginya resiko infeksi parasit. Secara alami, kambing dan domba lokal Indonesia mempunyai keistimewaan dalam hal tingkat reproduksi, kualitas kulit dan karkas, serta daya tahan terhadap serangan parasit. Namun, sebagai konsekuensi dari tingginya daya tahan kambing dan domba lokal terhadap parasit, kambing dan domba lokal Indonesia memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat daripada kambing dan domba introduksi. Salah satu parasit yang menginfeksi saluran pencernaan kambing dan domba khsusnya di Jawa Barat adalah cacing Haemonchus contortus (Beriajaya 2005). Penyakit yang disebabkan oleh H. contortus disebut haemonchosis. Penyakit ini memiliki tiga gejala klinis, yaitu haemonchosis hiperakut, akut, dan kronik. Haemonchosis hiperakut terjadi jika jumlah H. contortus lebih dari ekor, haemonchosis akut terjadi ketika jumlah H. contortus antara ekor, sedangkan haemonchosis kronik terjadi ketika jumlah H. contortus antara ekor (Soulsby 1982). Penyakit haemonchosis menyebabkan ternak menderita diare, dehidrasi, berkurangnya bobot badan, dan anemia. Pendugaan kondisi anemia haemonchosis pada kambing dan domba menggunakan metode FEC (Fecal Egg Counts), yakni pemeriksaan mikroskopis mengenai kuantitas telur parasit dari feses ternak (Evans & Rood 2009). Selain FEC, pendugaan kondisi anemia haemonchosis dapat dilakukan menggunakan FAMACHA card. FAMACHA card pertama kali dikembangkan di Afrika Selatan untuk mendeteksi anemia haemonchosis berdasarkan warna kelopak mata ternak. Kartu ini telah digunakan di beberapa negara dengan akurasi yang bervariasi (Bisset et al. 2001; Van Wyk & Bath 2002; Kaplan et al. 2004; Gauly et al. 2004; Sissay et al. 2007). Di Indonesia, khususnya di Bogor, kondisi anemia haemonchosis belum diketahui berdasarkan FEC dan FAMACHA card. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian anemia akibat cacing H. contortus melalui jumlah telur cacing per gram feses (FEC) pada beberapa bangsa kambing, serta FAMACHA card pada beberapa bangsa domba di beberapa tempat di Bogor. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2012 di Laboratorium Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan Departemen Biologi, FMIPA, IPB. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses kambing dan domba yang diambil dari peternakan rakyat di beberapa tempat di Bogor dan dari Unit Pendidikan dan Pelatihan Peternakan Jonggol (UP3 Jonggol), Fapet, IPB (Tabel 1). Metode Pengambilan sampel Feses diambil melalui dua cara, faecal samples swapped from anus untuk sampel feses dari UP3 Jonggol dan faecal samples dropped on ground untuk sampel feses dari peternakan rakyat. Umur diperoleh

10 2 berdasarkan jumlah pasang gigi seri pada ternak. Bobot kambing dan domba di peternakan rakyat diperoleh berdasarkan metode judging dan dari UP3 Jonggol diperoleh dari penimbangan langsung. FAMACHA card Deteksi kondisi anemia pada domba dengan cara membandingkan warna kelopak mata bawah domba dengan gradasi warna pada FAMACHA card yang bergradasi 5 tingkat. Gradasi 1 berwarna merah, non anemia; 2 antara merah dengan merah muda, non anemia; 3 merah muda, diduga anemia; 4 berwarna merah muda putih, anemia; dan 5 berwarna putih, anemia akut (Kaplan et al. 2004). FAMACHA card yang digunakan adalah khusus untuk domba. Analisis FEC Analisis FEC meliputi dua tahap, yakni preparasi sampel dan uji keberadaan telur. Preparasi sampel. Sebanyak 5 gram feses digerus dan disuspensikan dalam air sambil diaduk kemudian disaring. Hasil saringan diencerkan dengan 200 ml air dan diendapkan dengan cara didiamkan selama 10 menit. Endapan yang diperoleh kemudian disuspensikan dengan air sampai 200 ml, pengenceran dilakukan sebanyak tiga kali sampai endapan jernih. Uji keberadaan telur. Endapan hasil preparasi dipipet 0,05 ml dan diteteskan ke dalam papan hitung McMaster (Whitlock 1948). Pengamatan sebanyak tiga kali dilakukan di bawah mikroskop cahaya perbesaran 100x. Setiap sumur (chamber) mewakili satu kali pengamatan. Pengamatan menggunakan papan hitung McMaster dilakukan seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Pengamatan telur cacing H. contortus menggunakan papan hitung McMaster. Telur H. contortus berukuran x µm berbentuk simetris, memiliki cangkang tipis dan berkitin. Kepastian telur H. contortus yang diperoleh mengikuti deskripsi telur yang dibuat oleh Nila (2009). Analisis Data Arah dan nilai korelasi antara umur dengan FEC pada kambing dan domba, serta FEC dengan FAMACHA card pada domba dicari menggunakan Microsoft Excel 2007 dan analisisnya dilakukan secara deskriptif. HASIL Haemonchus contortus betina dewasa dapat menghasilkan telur sebanyak telur/individu/hari yang dikeluarkan ke lingkungan bersamaan dengan feses kambing maupun domba. Telur H. contortus berbentuk lonjong simetris, berwarna kemerahan dan dilindungi oleh cangkang (Gambar 2). 100 µm Gambar 2 Telur cacing H. contortus diamati menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 100x. Kambing benggala jantan dan betina memiliki rataan bobot yang paling besar daripada kambing yang lainnya, sedangkan rataan bobot jantan terbesar pada domba dimiliki oleh domba ekor gemuk peternakan rakyat (DEG T), dan pada domba betina dimiliki oleh domba garut peternakan rakyat (DGar T). Secara umum, bobot badan kambing dan domba betina pada penelitian ini lebih besar daripada jantannya. Umur kambing dan domba yang diambil fesesnya pada penelitian ini antara empat sampai 36 bulan. Kambing kacang memiliki rataan jumlah telur (FEC) H. contortus paling banyak di antara kambing yang lain, sedangkan domba ekor tipis peternakan rakyat (DET T) memiliki rataan telur H. contortus paling banyak di antara bangsa domba yang lain. Domba ekor tipis UP3 Jonggol (DET J) memiliki rataan telur H. contortus paling sedikit dibandingkan bangsa domba yang lain (Tabel 1). Jumlah telur H. contortus pada kambing paling banyak ditemukan pada usia 12 bulan, dan pada domba antara usia bulan (Gambar 3). Telur H. contortus terbanyak pada kambing kacang sebanyak 800 telur/gram feses, pada kambing benggala sebanyak 587 telur/gram feses, pada kambing

11 saanen sebanyak 947 telur/gram feses. Jumlah telur H. contortus terbanyak pada DET T sebanyak 1080 telur/gram feses, pada DEG T sebanyak 1800 telur/gram feses, pada DGar T sebanyak 347 telur/gram feses, dan pada DET J sebanyak 667 telur/gram feses. Investasi H. contortus mengalami kenaikan sesuai gradasi warna dan kondisi anemia haemonchosis menurut FAMACHA card. Namun, pada gradasi warna 5, investasi H. contortus turun hingga mendekati nol. Rata-rata domba yang investasi H. contortus- nya tinggi memiliki warna kelopak mata merah muda dan merah muda putih (Gambar 4). Korelasi antara umur dengan FEC, dan FAMACHA card dengan FEC menunjukkan variasi antara tiap-tiap spesies dan bangsa. Nilai korelasi > 0 menunjukkan adanya keterkaitan positif antara faktor-faktor yang dibandingkan, sedangkan nilai < 0 berarti ada korelasi negatif antara faktor-faktor yang dibandingkan (Tabel 2). 3 Tabel 1 Rataan bobot badan, umur, dan FEC beberapa bangsa kambing dan domba di Bogor Identitas Sampel Benggala Kacang Saanen DET T DEG T DGar T DET J Jenis Kelamin Asal Sampel Jumlah Sampel (n=) Rataan Bobot Badan (kg) Rataan Usia (bulan) Rataan FEC (telur/gram feses Peternakan rakyat Peternakan rakyat Peternakan rakyat Peternakan rakyat Peternakan rakyat Peternakan rakyat UP Jonggol DET T: domba ekor tipis peternakan rakyat, DEG T: domba ekor gemuk peternakan rakyat, DGar T: domba garut peternakan rakyat, DET J: domba ekor tipis UP3 Jonggol. A F 600 E 500 C Umur (bulan) Umur (bulan) Kambing saanen DEG T DGar T Kambing kacang DET J Kambing benggala DET T Gambar 3 Grafik hubungan antara FEC dengan umur pada beberapa bangsa (A) kambing dan (B) domba di Bogor. B F E C

12 F 100 E C DEG T 50 DET J DET T 0 DGar T FAMACHA Gambar 4 Grafik hubungan antara FAMACHA card dengan FEC pada beberapa bangsa domba di Bogor. Tabel 2 Nilai korelasi umur, bobot badan, dan FAMACHA card dengan FEC pada beberapa bangsa kambing dan domba di Bogor Identitas Sampel Umur vs FEC Nilai Korelasi FAMACHA vs FEC Kambing benggala 0,29 - Kambing kacang -0,51 - Kambing saanen -0,48 - DEG T 0,05 0,06 DET J -0,44 0,64 DET T -0,14 0,27 DGar T 0,18 0,35 PEMBAHASAN Anemia yang disebabkan oleh cacing H. contortus merupakan salah satu masalah yang dihadapi peternak kambing dan domba di Indonesia. Telur H. contortus yang dikeluarkan bersamaan dengan feses kambing dan domba akan berkembang menjadi L1, L2, dan L3 (larva infektif) pada lingkungan yang optimum. Telur H. conttortus yang telah berkembang menjadi L3 akan bergerak menuju daun bagian abaksial rumput untuk berlindung dari cahaya matahari. Larva 3 H. contortus akan berkembang menjadi cacing H. contortus dewasa yang akan memakan darah hospes sehingga ternak menderita kekurangan darah (anemia), selain itu, napsu makan ternak berkurang. Berkurangnya napsu makan ternak akibat infeksi H. contortus menyebabkan penurunan bobot badan ternak. Penurunan napsu makan menyebabkan ternak terlihat lemas dan mudah terserang penyakit, sehingga pada akhirnya menyebabkan berkurangnya produktivitas daging ternak yang dapat dihasilkan. Akibatnya, infeksi H. contortus secara tidak langsung dapat menyebabkan tidak tercukupinya konsumsi masyarakat terhadap daging ternak, terutama daging kambing dan domba. Menurut Kriswito (2001), H. contortus menginfeksi kambing dan domba saat mulai meramban. Infeksi H. contortus terbanyak pada penelitian ini ditemukan ketika kambing dan domba berumur 12 sampai 16 bulan. Umur tersebut merupakan saat kambing dan domba mulai dapat bereproduksi dan dapat diambil dagingnya untuk berbagai kebutuhan konsumsi. Infeksi H. contortus makin menurun sampai kambing dan domba berusia dewasa. Namun, bukan berarti kambing dan domba yang berusia dewasa tidak terserang H. contortus. Cacing ini menyerang kambing dan domba pada berbagai usia dengan prevalensi yang tinggi. Khususnya di Indonesia yang beriklim tropis, H. contortus dapat menyerang kambing dan domba sepanjang tahun dengan prevalensi yang lebih tinggi pada musim hujan daripada kemarau (Ridwan et al. 1996). Infeksi H. contortus pada penelitian ini lebih banyak ditemui pada kambing dan domba jantan berdasarkan rataan FEC-nya.

13 5 Namun demikian, hal ini tidak menunjukkan bahwa kambing dan domba jantan lebih rentan terinfeksi H. contortus daripada kambing dan domba betina. Penyebab dari kejadian ini adalah adanya ketidakseimbangan pengambilan jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin pada kambing dan domba yang diperiksa fesesnya. Rataan FEC bervariasi pada berbagai spesies dan bangsa kambing dan domba. Rataan FEC yang tinggi juga menunjukkan banyaknya cacing H. contortus dewasa yang terdapat pada saluran pencernaan kambing dan domba. Banyaknya cacing H. contortus yang menyerang kambing dan domba di Bogor antara lain karena sistem pemeliharaan dan pemberian pakan yang masih bersifat tradisional. Pemeliharaan secara tradisional memungkinkan L3 H. contortus yang hidup di rerumputan dapat masuk dan berkembang menjadi H. contortus dewasa di saluran pencernaan kambing dan domba dengan memakan sel darah merah sehingga menyebabkan anemia (Hutapea 2001). Rataan FEC paling sedikit pada bangsa kambing yang digunakan dalam penelitian ini ditemukan pada kambing benggala sedangkan rataan FEC yang paling banyak ditemui pada bangsa kambing kacang. Rataan FEC paling banyak pada bangsa domba yang digunakan pada penelitian ini ditemukan pada DET T sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada DET J. Seharusnya, kambing kacang dan DET lebih tahan terhadap parasit daripada bangsa kambing dan domba lainnya. Hal ini karena kambing kacang dan DET merupakan kambing dan domba lokal Indonesia. Salah satu keunggulan domba lokal adalah tahan terhadap parasit. Namun demikian, kambing dan domba lokal di Indonesia memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan laju pertumbuhan yang relatif lambat (Sumantri et al. 2007). Berdasarkan rataan FEC, telur cacing H. contortus dijumpai pada hampir semua kambing dan domba yang fesesnya diperiksa. Artinya cacing dewasa H. contortus juga terdapat pada hampir semua kambing dan domba pada penelitian ini dengan investasi yang bervariasi. Semakin tinggi investasi cacing dewasa H. contortus pada saluran pencernaan kambing dan domba, maka semakin tinggi pula resiko kambing dan domba tersebut terkena anemia haemonchosis. Telur cacing H. contortus lebih banyak ditemukan pada bangsa domba daripada kambing pada penelitian ini berdasarkan rataan FEC-nya. Selain karena perbedaan sistem pemeliharaan dan pemberian pakan, hal ini juga disebabkan oleh perbedaan morfologi mulut serta cara memilih makanan kambing dan domba. Menurut Hanafiah et al. 2002, morfologi mulut domba yang pendek menyebabkan domba lebih memilih makan pada hamparan ternak gembalaan dan hijauhijauan yang tidak menggantung. Domba di peternakan rakyat di Bogor lebih rentan terinfeksi H. contortus dibandingkan domba yang dipelihara di UP3 Jonggol berdasarkan rataan FEC-nya. Kambing dan domba di peternakan rakyat di Bogor umumnya dipelihara secara tradisional. Masuknya L3 H. contortus ke dalam saluran pencernaan ternak dapat melalui rumput yang digunakan sebagai pakan utama ternak di peternakan rakyat. Domba di UP3 Jonggol dipelihara secara semi modern, pembersihan kandang dan pengontrolan kesehatan yang rutin, serta adanya rotasi penggembalaan. Berdasarkan nilai FEC-nya, infeksi H. contortus pada bangsa kambing dan domba pada penelitian ini berkorelasi negatif dengan umur. Hanya DEG T dan DGar T yang rataan FEC-nya berkorelasi positif dengan umur domba. Korelasi negatif antara FEC dengan umur disebabkan adanya akumulasi kekebalan yang mengikuti umur. Kambing dan domba yang masih bisa bertahan hidup pada musim panas pertama yang dialaminya akan dapat mengeluarkan hampir semua parasit secara spontan melalui feses. Akibatnya, setelah hewan tersebut dewasa hanya akan terinfeksi parasit dengan jumlah sedikit dan tidak berbahaya (Levine 1990). Korelasi antara FEC dengan FAMACHA card pada bangsa domba di penelitian ini menunjukkan korelasi positif. Ini berarti bahwa kejadian anemia pada bangsa domba akibat H. contortus pada penelitian ini dapat diduga melalui FEC dan dapat dipastikan menggunakan FAMACHA card. Korelasi positif antara FEC dengan FAMACHA card memberikan peluang penggunaan dua metode tersebut untuk menduga anemia akibat H. contortus pada bangsa domba di Bogor. Namun, untuk Indonesia pada umumnya dengan wilayah yang luas serta curah hujan yang bervariasi, metode pendugaan anemia akibat infeksi cacing H. contortus menggunakan FEC dan FAMACHA card perlu diteliti lebih lanjut. FAMACHA card dan FEC merupakan metode yang telah

14 dipakai secara bersamaan di beberapa negara untuk menduga anemia akibat H. contortus dengan hasil yang bervariasi (Kaplan et al. 2004; Loria et al. 2009; Scheuerle et al. 2010). SIMPULAN Kasus anemia haemonchosis diduga dijumpai pada hampir semua kambing dan domba pada penelitian ini. Berdasarkan nilai FEC dan FAMACHA card, kambing dan domba di Bogor diduga banyak yang menderita anemia haemonchosis. Anemia haemonchosis pada kambing dan domba di Bogor antara lain disebabkan oleh sistem pemeliharaan yang masih tradisional dan tidak adanya pengontrolan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Batubara A, Doloksaribu M Koleksi ex-situ dan Karakterisasi Plasma Nutfah Kambing Potong. Sumatera Utara: Loka Penelitian Kambing Potong. Beriajaya Gastrointestinal nematode infections on sheep and goats in West Java, Indonesia. J Ilmu Ternak Vet 10: Bisset et al Phenotypic and genetic relationships amongst FAMACHA score, faecal egg count and performance data in Merino sheep exposed to Haemonchus contortus infection in South Africa. Proceedings of the 5th International Sheep Veterinary Congress. Stellenbosch, South Africa. pp Coblentz B Capra hircus (mammal). [terhubung berkala]. [2 Nov 2011]. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Statistika Peternakan. Jakarta: Departemen Pertanian. Evans PA, Rood K Fecal egg count tests improve deworming programs. [terhubung berkala]. edu [2 Nov 2011]. Gauly M, Schackert M, Erhardt G Use of FAMACHA scoring system as a diagnostic aid for the registration of distinguishing marks in the breeding program for lambs exposed to an experimental Haemonchus contortus infection. Dtsch Tierarztl Wochenschr 111: Hanafiah M, Winaruddin, Rusli Studi infeksi Nematoda gastrointestinal pada kambing dan domba di rumah potong hewan Banda Aceh. J Sain Vet 1: Herman R Kualitas Karkas Domba Lokal Hasil Penggemukan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia. Bogor: Puslitbang Peternakan. hlm Hutapea R Studi komparatif habitat larva cacing endoparasit gastrointestinal Haemonchus contortus pada vegetasi padang penggembalaan domba di Kabupaten Langkat Sumatera Utara [tesis]. Sumatera Utara: Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. Kaplan et al Validation of the FAMACHA eye chart for detecting clinical anemia in sheep and goats on farms in the southern United States. Vet Parasitol 123: Kriswito AD Pengaruh pencekokan simplisia mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap bobot badan dan derajat kecacingan pada domba yang diinfeksi Haemonchus contortus [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Levine ND Parasitology Veteriner. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Loria et al Evaluation of the FAMACHA system for detecting the severity of anaemia in sheep from southern Italy. Vet Parasitol 161: Nila S Infestasi cacing pada domba ekor tipis dari rumah pemotongan domba rakyat di Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Ridwan YS, Kusumamihardja P, Dorny, Vercruysse J The epidemiology of gastro-intestinal nematodes of sheep in West Java Indonesia. Hemerazoa 78:8-18. Scheuerle M, Mahling M, Muntwyler J, Pfister K The accuracy of the FAMACHA -method in detecting anaemia and haemonchosis in goat flocks in Switzerland under field conditions. Vet Parasitol 170:

15 7 Sissay MM, Uggla A, Waller J Epidemiology and seasonal dynamics of gastrointestinal nematode infections of sheep in a semi-arid region of eastern Ethiopia. Vet Parasitol 143: Soulsby EJL Helmiths, Artropods, and Protozoa of Domesticated Animals (Monnig). Ed ke-7. New York and London: Academic Press. Sumantri C, Einstiana A, Salamena JF, Inounu I Keragaman dan hubungan phylogenik antar domba lokal di Indonesia melalui pendekatan analisis morfologi. JITV 1: Van Wyk JA, Bath GF The FAMACHA system for managing haemonchosis in sheep and goats by clinically identifying individual animals for treatment. Vet Res 33: Whitlock HV Some modifications of the McMaster helminth egg counting technique and apparatus. J Counc Sci Ind Res 21:

16

METODA UJI APUNG SEBAGAI TEKNIK PEMERIKSAAN TELUR CACING NEMATODA DALAM TINJA HEWAN RUMINANSIA KECIL

METODA UJI APUNG SEBAGAI TEKNIK PEMERIKSAAN TELUR CACING NEMATODA DALAM TINJA HEWAN RUMINANSIA KECIL METODA UJI APUNG SEBAGAI TEKNIK PEMERIKSAAN TELUR CACING NEMATODA DALAM TINJA HEWAN RUMINANSIA KECIL ZAENAL KOSASIH Balai Penelitian Veteriner Jl. R.E. Martadinata 30 Bogor 16114 RINGKASAN Parasit cacing

Lebih terperinci

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba 3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama

Lebih terperinci

Prevalensi Nematoda Gastrointestinal pada Sapi Bali di Sentra Pembibitan Desa Sobangan, Mengwi, Badung

Prevalensi Nematoda Gastrointestinal pada Sapi Bali di Sentra Pembibitan Desa Sobangan, Mengwi, Badung Prevalensi Nematoda Gastrointestinal pada Sapi Bali di Sentra Pembibitan Desa Sobangan, Mengwi, Badung PREVALENSI NEMATODA GASTROINTESTINAL AT SAPI BALI IN SENTRA PEMBIBITAN DESA SOBANGAN, MENGWI, BADUNG

Lebih terperinci

Kolokium: Ulil Albab - G

Kolokium: Ulil Albab - G Kolokium: Ulil Albab - G34100119 Ulil Albab (G34100119), Achmad Farajallah, Dyah Perwitasari, Eksplorasi Endoparasit pada Koleksi Hewan Kebun Binatang di Taman Margasatwa. Makalah Kolokium departemen Biologi

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL SKRIPSI KHOERUNNISSA PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN KHOERUNNISSA.

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Kambing yang terdapat di Desa Amplas

Gambar 2.1. Kambing yang terdapat di Desa Amplas 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah sub spesies kambing liar yang secara alami tersebar di

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran. ABSTRAK Leucocytozoonosis merupakan salah satu penyakit yang sering menyebabkan kerugian berarti dalam industri peternakan. Kejadian penyakit Leucocytozoonosis dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu umur,

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT INFEKSI PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING KOSTA, GEMBRONG DAN KACANG

PERBANDINGAN TINGKAT INFEKSI PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING KOSTA, GEMBRONG DAN KACANG PERBANDINGAN TINGKAT INFEKSI PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING KOSTA, GEMBRONG DAN KACANG (Comparison of Gastrointestional Infection among Kosta, Gembrong and Kacang Goats) ARON BATUBARA Loka Penelitian

Lebih terperinci

Prevalensi Trematoda di Sentra Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Prevalensi Trematoda di Sentra Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Prevalensi Trematoda di Sentra Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung THE PREVALENCE OF TREMATODES IN BALI CATTLE BREEDING CENTER SOBANGAN VILLAGE, DISTRICT MENGWI, BADUNG

Lebih terperinci

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, MSi. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc.

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, MSi. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc. APLIKASI INDEKS MORFOLOGI DALAM PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN TIPE PADA DOMBA EKOR GEMUK DAN DOMBA EKOR TIPIS SKRIPSI HAFIZ PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Varla Dhewiyanty 1, Tri Rima Setyawati 1, Ari Hepi Yanti 1 1. Protobiont (2015) Vol. 4 (1) :

Varla Dhewiyanty 1, Tri Rima Setyawati 1, Ari Hepi Yanti 1 1. Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : Prevalensi dan Intensitas Larva Infektif Nematoda Gastrointestinal Strongylida dan Rhabditida pada Kultur Feses kambing (Capra sp.) di Tempat Pemotongan Hewan Kambing Pontianak Varla Dhewiyanty 1, Tri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia karena dapat menghasilkan daging, wool, dan lain sebagainya. Prospek domba sangat menjanjikan untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi adalah ternak ruminansia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi adalah ternak ruminansia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dalam 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi adalah ternak ruminansia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dalam kehidupan masyarakat, sebab dapat menghasilkan berbagai macam kebutuhan hidup manusia. Pembangunan peternakan

Lebih terperinci

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Ekor Tipis Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak dipelihara sebagai ternak penghasil daging oleh sebagian peternak di Indonesia. Domba didomestikasi

Lebih terperinci

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL SKRIPSI NURLAELA PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN NWUAELA. D24101054.

Lebih terperinci

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) SKRIPSI TRI MULYANINGSIH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni 9.665.117,07 sedangkan tahun 2013 yakni 9.798.899,43 (BPS, 2014 a ). Konsumsi protein hewani asal daging tahun 2011 2,75

Lebih terperinci

Prevalensi Parasit Gastrointestinal Ternak Sapi Berdasarkan Pola Pemeliharaan Di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar

Prevalensi Parasit Gastrointestinal Ternak Sapi Berdasarkan Pola Pemeliharaan Di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Prevalensi Parasit Gastrointestinal Ternak Sapi Berdasarkan Pola Pemeliharaan Di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Prevalence Parasites Gastrointestinal Cow Based On Maintenance Pattern In Indrapuri

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH (Productivity of Kacang Goat at Condition Penned. 1. Birth Weight,

Lebih terperinci

KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN

KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN SKRIPSI NURMALASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008 PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN (The Growth Performance of Kosta Kids During Preweaning

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu sapi lokal asli Indonesia yang tersebar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu sapi lokal asli Indonesia yang tersebar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu sapi lokal asli Indonesia yang tersebar hampir di seluruh Nusantara. Populasisapibali dibandingkan dengan sapi lainnya seperti sapi ongole,

Lebih terperinci

Prevalensi Infeksi Cacing Nematoda Saluran Pencernaan pada Sapi Bali di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar

Prevalensi Infeksi Cacing Nematoda Saluran Pencernaan pada Sapi Bali di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar Prevalensi Infeksi Cacing Nematoda Saluran Pencernaan pada Sapi Bali di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar (THE PREVALENCE OF HELMINTH INFECTION IN CATTLE GASTROINTESTINAL NEMATODES BALI IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 2 triliun/tahun. (Anonim. 2014). sebagai berikut : adanya parasite, adanya sumber parasit untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 2 triliun/tahun. (Anonim. 2014). sebagai berikut : adanya parasite, adanya sumber parasit untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi parasit internal masih menjadi faktor yang sering mengganggu kesehatan ternak dan mempunyai dampak kerugian ekonomi yang besar terutama pada peternakan rakyat

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : RINALDI

SKRIPSI OLEH : RINALDI PENDUGAAN PARAMETER GENETIK KAMBING BOERKA (F2) BERDASARKAN BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN BOBOT UMUR 6 BULAN DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : RINALDI 100306003 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM KAMBING KACANG

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM KAMBING KACANG PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM KAMBING KACANG SKRIPSI MUHAMMAD ARY SYAPUTRA 110306028 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 PENDUGAAN PARAMETER GENETIK

Lebih terperinci

RINGKASAN. Kata kunci : Cacing nematoda, Kuda, Prevalensi, Kecamatan Moyo Hilir, Uji apung. SUMMARY

RINGKASAN. Kata kunci : Cacing nematoda, Kuda, Prevalensi, Kecamatan Moyo Hilir, Uji apung. SUMMARY RINGKASAN Kuda di daerah Sumbawa memiliki peran penting baik dalam bidang budaya maupun bidang ekonomi. Kesehatan kuda sesuai perannya harus diperhatikan dengan baik. Kuda dapat terserang penyakit baik

Lebih terperinci

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA SKRIPSI MUHAMMAD VAMY HANIBAL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL-GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR SKRIPSI AJI SURYANA

PENGKLASIFIKASIAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL-GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR SKRIPSI AJI SURYANA PENGKLASIFIKASIAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL-GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR SKRIPSI AJI SURYANA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2007-2011 Eggi Erlangga, 2013. Pembimbing I : July Ivone, dr., M.KK., MPd.Ked. Pembimbing

Lebih terperinci

Balai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor ABSTRACT

Balai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor ABSTRACT EFIKASI PEMBERIAN ANTELMINTIK GOLONGAN LEVAMISOLE DAN IVERMECTIN PADA DOMBA YANG TERINFEKSI CACING YANG RESISTEN TERHADAP ANTELMINTIK GOLONGAN BENZIMIDAZOLE BERIAJAYA dan AMIR HUSEIN Balai Penelitian Veteriner,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Domba Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia yang berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua domba termasuk kedalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Sapi Penggolongan sapi ke dalam suatu Genera berdasarkan pada persamaan karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik yang dimiliki tersebut akan diturunkan ke generasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Domestikasi domba diperkirakan terjadi di daerah pegunungan Asia Barat sekitar 9.000 11.000 tahun lalu. Sebanyak tujuh jenis domba liar yang dikenal terbagi

Lebih terperinci

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango. Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango. Oleh *APRIYANTO BAKARI, ** NIBRAS K. LAYA, *** FAHRUL ILHAM * Mahasiswa Progra Studi Peternakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PITA UKUR DAN RUMUS PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA PADA TERNAK KAMBING

PENGEMBANGAN MODEL PITA UKUR DAN RUMUS PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA PADA TERNAK KAMBING PENGEMBANGAN MODEL PITA UKUR DAN RUMUS PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA PADA TERNAK KAMBING SKRIPSI Oleh: ERNA SANTI SINAGA 110306060 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RUMPUN DOMBA PALU DI WILAYAH LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH (Characteristic of Palu Sheep Family In Palu Valley Region Central Sulawesi)

KARAKTERISTIK RUMPUN DOMBA PALU DI WILAYAH LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH (Characteristic of Palu Sheep Family In Palu Valley Region Central Sulawesi) KARAKTERISTIK RUMPUN DOMBA PALU DI WILAYAH LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH (Characteristic of Palu Sheep Family In Palu Valley Region Central Sulawesi) F.F. Munier Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU ROTASI GEMBALA PADA RUMPUT Brachiaria brizantha TERHADAP TINGKAT INFESTASI CACING Haemonchus contortus PADA TERNAK DOMBA

PENGARUH WAKTU ROTASI GEMBALA PADA RUMPUT Brachiaria brizantha TERHADAP TINGKAT INFESTASI CACING Haemonchus contortus PADA TERNAK DOMBA PENGARUH WAKTU ROTASI GEMBALA PADA RUMPUT Brachiaria brizantha TERHADAP TINGKAT INFESTASI CACING Haemonchus contortus PADA TERNAK DOMBA (The Effect of Grazing Period on Brachiaria brizantha against the

Lebih terperinci

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang TINJAUAN PUSTAKA Domba Domba sejak dahulu sudah mulai diternakkan orang. Ternak domba yang ada saat ini merupakan hasil domestikasi dan seleksi berpuluh-puluh tahun. Pusat domestikasinya diperkirakan berada

Lebih terperinci

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN PERSENTASE KARKAS DAN TEBAL LEMAK PUNGGUNG DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Fajar Muhamad Habil*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL EFFECT OF SEX AND SLAUGHTER WEIGHT ON THE MEAT PRODUCTION OF LOCAL SHEEP Endah Subekti Staf Pengajar Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI

KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit 39 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pemeriksaan kualitatif

Lebih terperinci

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH (The Estimation of Beef Cattle Output in Sukoharjo Central Java) SUMADI, N. NGADIYONO dan E. SULASTRI Fakultas Peternakan Universitas Gadjah

Lebih terperinci

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton Umaris Santoso, Siti Nurachma dan Andiana Sarwestri Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran umarissantoso@gmail.com

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGPADA TERNAK DOMBAMELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI KABUPATENPURWAKARTA

STRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGPADA TERNAK DOMBAMELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI KABUPATENPURWAKARTA STRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGPADA TERNAK DOMBAMELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI KABUPATENPURWAKARTA Siti Aminah Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Infestasi cacing dalam

Lebih terperinci

Buletin Veteriner Udayana Vol.1 No.2. :41-46 ISSN : Agustus 2009 PREVALENSI INFEKSI CACING TRICHURIS SUIS PADA BABI MUDA DI KOTA DENPASAR

Buletin Veteriner Udayana Vol.1 No.2. :41-46 ISSN : Agustus 2009 PREVALENSI INFEKSI CACING TRICHURIS SUIS PADA BABI MUDA DI KOTA DENPASAR PREVALENSI INFEKSI CACING TRICHURIS SUIS PADA BABI MUDA DI KOTA DENPASAR (The Prevalence of Trichuris suis infections on Piglets in Denpasar) Nyoman Adi Suratma. Laboratorium Parasitologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI APLIKASI Duddingtonia flagransdi DALAM MEREDUKSI LARVA Haemonchus contortus DI LAPANG RUMPUT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI APLIKASI Duddingtonia flagransdi DALAM MEREDUKSI LARVA Haemonchus contortus DI LAPANG RUMPUT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI APLIKASI Duddingtonia flagransdi DALAM MEREDUKSI LARVA Haemonchus contortus DI LAPANG RUMPUT (The Influence of Factors for Duddingtonia flagrans Application in Reduction

Lebih terperinci

Prevalensi Nematoda pada Sapi Bali di Kabupaten Manokwari

Prevalensi Nematoda pada Sapi Bali di Kabupaten Manokwari JSV 32 (2), Desember 2014 JURNAL SAIN VETERINER ISSN : 0126-0421 Prevalensi Nematoda pada Sapi Bali di Kabupaten Manokwari Prevalency of Nematode in Bali Cattle at Manokwari Regency 1 1 2 2 Muhammad Junaidi,

Lebih terperinci

AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 03 September 2010, ISSN

AGRIPLUS, Volume 20 Nomor : 03 September 2010, ISSN 213 INVESTASI CACING DAN PERTAMBAHAN BOBOT TERNAK DOMBA MELALUI PEMBERIAN Effective Microorganisms (EM 4) DI PADANG PENGGEMBALAAN Oleh: La Malesi 1) ABSTRACT The main problems of tropical pasture for grazing

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats) On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats) R.

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO MANAJEMEN PEMELIHARAAN ANJING TERHADAP KEJADIAN INFEKSI Dirofilaria immitis DI WILAYAH PULAU JAWA DAN BALI RITA MARLINAWATY MANALU

FAKTOR RISIKO MANAJEMEN PEMELIHARAAN ANJING TERHADAP KEJADIAN INFEKSI Dirofilaria immitis DI WILAYAH PULAU JAWA DAN BALI RITA MARLINAWATY MANALU FAKTOR RISIKO MANAJEMEN PEMELIHARAAN ANJING TERHADAP KEJADIAN INFEKSI Dirofilaria immitis DI WILAYAH PULAU JAWA DAN BALI RITA MARLINAWATY MANALU FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, disamping produk daging yang berasal dari

Lebih terperinci

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi JURNAL PETERNAKAN VOLUME : 01 NO : 01 TAHUN 2017 ISSN : 25483129 1 Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas Aisyah Nurmi Dosen Program

Lebih terperinci

Identifikasi Ookista Isospora Spp. pada Feses Kucing di Denpasar

Identifikasi Ookista Isospora Spp. pada Feses Kucing di Denpasar Identifikasi Ookista Isospora Spp. pada Feses Kucing di Denpasar IDENTIFY OOCYST OF ISOSPORA SPP. IN FAECAL CATS AT DENPASAR Maria Mentari Ginting 1, Ida Ayu Pasti Apsari 2, dan I Made Dwinata 2 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pemeriksaan kualitatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH (The Correlation between body measurements and body weight of Wonosobo Rams in Wonosobo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Karakteristik Domba Lokal di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Karakteristik Domba Lokal di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Karakteristik Domba Lokal di Indonesia Ternak atau sering juga dikenal sebagai ternak ruminansia kecil, merupakan ternak herbivora yang sangat populer di kalangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kambing kacang, eritrosit, Denpasar Barat

ABSTRAK. Kata kunci : kambing kacang, eritrosit, Denpasar Barat ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pada 40 ekor kambing kacang betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sitologi sel darah abnormal pada kambing kacang yang berada di Rumah Potong Kambing

Lebih terperinci

Gambar 12 Kondisi tinja unta punuk satu memperlihatkan bentuk dan dan tekstur yang normal atau tidak diare.

Gambar 12 Kondisi tinja unta punuk satu memperlihatkan bentuk dan dan tekstur yang normal atau tidak diare. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel tinja unta punuk satu yang didapatkan memiliki struktur seperti tinja hewan ruminansia pada umumnya. Tinja ini mempunyai tekstur yang kasar dan berwarna hijau kecoklatan. Pada

Lebih terperinci

PENETAPAN RUMPUN KAMBING MARICA SEBAGAI PLASMA NUTFAH KAMBING LOKAL ASLI SULAWESI SELATAN Oleh : M. Nuryadi

PENETAPAN RUMPUN KAMBING MARICA SEBAGAI PLASMA NUTFAH KAMBING LOKAL ASLI SULAWESI SELATAN Oleh : M. Nuryadi PENETAPAN RUMPUN KAMBING MARICA SEBAGAI PLASMA NUTFAH KAMBING LOKAL ASLI SULAWESI SELATAN Oleh : M. Nuryadi A. PENDAHULUAN Tahun 2014 ini, Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRAK

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRAK 114 PENGARUH TATALAKSANA KANDANG TERHADAP INFEKSI HELMINTHIASIS SALURAN PENCERNAAN PADA PEDET PERANAKAN SIMENTAL DAN LIMOUSIN DI KECAMATAN YOSOWILANGUN LUMAJANG Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Lebih terperinci

PENGARUH INFEKSI LARVA-3 Haemonchus contortus TERHADAP POTENSI KEKEBALAN DAN GAMBARAN DARAH DOMBA EKOR TIPIS I MADE PRADIPTA KRISNAYANA

PENGARUH INFEKSI LARVA-3 Haemonchus contortus TERHADAP POTENSI KEKEBALAN DAN GAMBARAN DARAH DOMBA EKOR TIPIS I MADE PRADIPTA KRISNAYANA PENGARUH INFEKSI LARVA-3 Haemonchus contortus TERHADAP POTENSI KEKEBALAN DAN GAMBARAN DARAH DOMBA EKOR TIPIS I MADE PRADIPTA KRISNAYANA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

an sistem pemel ubucapan TERIMA KASIH

an sistem pemel ubucapan TERIMA KASIH RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Denpasar pada tanggal 31 Mei 1993, merupakan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan I Wayan Ariana dan Ni Kadek Sri Anggreni. Penulis menempuh pendidikan di TK

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KORELASI SIFAT BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN LITTER SIZE PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE, LOKAL DAN PERSILANGAN

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KORELASI SIFAT BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN LITTER SIZE PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE, LOKAL DAN PERSILANGAN PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KORELASI SIFAT BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN LITTER SIZE PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE, LOKAL DAN PERSILANGAN SKRIPSI Oleh : AHMAD AWALUDDIN 100306056 PROGRAM STUDI PETERNAKAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGSA DOMBA EKOR TIPIS (DET) DAN KODISINYA SAAT INI DI INDONESIA

KARAKTERISTIK BANGSA DOMBA EKOR TIPIS (DET) DAN KODISINYA SAAT INI DI INDONESIA Makalah Tentang KARAKTERISTIK BANGSA DOMBA EKOR TIPIS (DET) DAN KODISINYA SAAT INI DI INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Produksi Ternak Potong Oleh: Sohibul Himam Haqiqi 0710510087 FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

Oleh Imas Sri Nurhayati B

Oleh Imas Sri Nurhayati B _.,_(,...,,.,...,,.,, '."', PENGARUH ~ E M B E ~ $ Q ~ ~ ~ ' ~ ~ ~, M E N G (Mon'nda citn'filia Linn.) TERHAD'AP: 'CAGING ~,. ~,, ~aemonchus Oleh Imas Sri Nurhayati B01496080 FARULTAS REDOKTERAN HEWAN

Lebih terperinci

GAMBARAN SEL DARAH MERAH DOMBA EKOR TIPIS YANG DIINFEKSI LARVA INFEKTIF (L 3 ) Haemoncus contortus PIKA SATI SURYANI

GAMBARAN SEL DARAH MERAH DOMBA EKOR TIPIS YANG DIINFEKSI LARVA INFEKTIF (L 3 ) Haemoncus contortus PIKA SATI SURYANI GAMBARAN SEL DARAH MERAH DOMBA EKOR TIPIS YANG DIINFEKSI LARVA INFEKTIF (L 3 ) Haemoncus contortus PIKA SATI SURYANI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pengendalian berbasis pada penggunaan obat antelmintik sering gagal untuk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pengendalian berbasis pada penggunaan obat antelmintik sering gagal untuk PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan ternak ruminansia kecil membutuhkan pengendalian nematoda gastrointestinal secara efektif. Kegagalan pengendalian akan mengakibatkan penyakit, gangguan pertumbuhan,

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumpun Domba Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu jenis yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama. Jenis domba di Indonesia biasanya diarahkan sebagai domba pedaging

Lebih terperinci

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT Erwin Jatnika Priyadi*, Sri Bandiati Komar Prajoga, dan Deni Andrian Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas

Lebih terperinci

JENIS DAN TINGKAT INFEKSI CACING ENDOPARASIT PADA FESES SAPI DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MEDAN DAN KECAMATAN ANDAM DEWI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

JENIS DAN TINGKAT INFEKSI CACING ENDOPARASIT PADA FESES SAPI DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MEDAN DAN KECAMATAN ANDAM DEWI KABUPATEN TAPANULI TENGAH JENIS DAN TINGKAT INFEKSI CACING ENDOPARASIT PADA FESES SAPI DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MEDAN DAN KECAMATAN ANDAM DEWI KABUPATEN TAPANULI TENGAH SKRIPSI FATMAYANTI TANJUNG 070805010 DEPARTEMEN BIOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF

PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kambing adalah salah satu jenis ternak penghasil daging dan susu yang sudah lama dikenal petani dan memiliki potensi sebagai komponen usaha tani yang penting

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN GAMBARAN ANATOMIS LARVA INFEKTIF (L3) Haemonchus contortus YANG DIBIAKKAN DENGAN VERMICULLITE

PERKEMBANGAN DAN GAMBARAN ANATOMIS LARVA INFEKTIF (L3) Haemonchus contortus YANG DIBIAKKAN DENGAN VERMICULLITE ISSN : 0853-1943 PERKEMBANGAN DAN GAMBARAN ANATOMIS LARVA INFEKTIF (L3) Haemonchus contortus YANG DIBIAKKAN DENGAN VERMICULLITE Development and Anatomical Description of Infektive Larvae (L3) Haemonchus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan ternak lain, yaitu laju pertumbuhan yang cepat, mudah dikembangbiakkan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Bobot Badan Akhir dan Pertambahan Bobot Badan Harian Bobot badan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui performa produksi suatu ternak. Performa produksi

Lebih terperinci

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin Program Studi Peterenakan Fakultas Peternakan Dan Perikanan Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING 040306007 DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 PENGGUNAAN TAPE KULIT

Lebih terperinci

POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA

POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA ARON BATUBARA 1, M. DOLOKSARIBU 1 dan BESS TIESNAMURTI 2 1 Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih, PO Box 1, Galang 20585 2 Balai Penelitian

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1 L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1 PERSAMAAN LAJU PERTUMBUHAN DOMBA LOKAL JANTAN DAN BETINA UMUR 1-12 BULAN YANG DITINJAU DARI PANJANG BADAN DAN TINGGI PUNDAK (Kasus Peternakan Domba Di

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN SKRIPSI NUR HAFIZAH TRISTY DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN

KERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN KERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN Epinephelus fuscoguttatus DI KARAMBA JARING APUNG BALAI SEA FARMING KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA AGNIS MURTI RAHAYU DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT P a g e 1 MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT TERNAK DOMBA POTONG EKOR GEMUK (DEG) DAN DOMBA EKOR TIPIS (DET )DI INDONESIA UNTUK SIFAT PRODUKSI DAGING MELALUI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba lokal dapat didefinisikan sebagai domba hasil perkawinan murni atau silangan yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tropis dan diketahui sangat produktif

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana MS Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian I. PENDAHULUAN Populasi penduduk

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi SIFAT-SIFAT KUANTITATIF DOMBA EKOR TIPIS JANTAN YEARLING PADA MANAJEMEN PEMELIHARAAN SECARA TRADISIONAL DI PESISIR PANTAI SELATAN KABUPATEN GARUT QUANTITATIVE TRAITS OF THIN TAIL SHEEP RAM YEARLING IN

Lebih terperinci

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan industri Olahannya sebagai Pakan Ternak PENGARUH PENYAKIT CACING TERHADAP PRODUKTIVITAS

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan industri Olahannya sebagai Pakan Ternak PENGARUH PENYAKIT CACING TERHADAP PRODUKTIVITAS OPTIMALISASI PENGGUNAAN PAKAN BERBASIS LIMBAH SAWIT MELALUI MANAJEMEN PENGENDALIAN NEMATODIASIS DI KALIMANTAN TIMUR WAFIATININGSIH dan NR. BARIROH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya. Kabupaten Blora sedangkan pemeriksaan laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya. Kabupaten Blora sedangkan pemeriksaan laboratorium BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya melakukan pemeriksaan parasit cacing pada ternak sapi dan melakukan observasi lingkungan kandang

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Kekebalan Broiler terhadap Penyakit Koksidiosis melalui Infeksi Simultan Ookista

Upaya Peningkatan Kekebalan Broiler terhadap Penyakit Koksidiosis melalui Infeksi Simultan Ookista Upaya Peningkatan Kekebalan Broiler terhadap Penyakit Koksidiosis melalui Infeksi Simultan Ookista (Oocyst Simultaneous Infection to Increase Broiler Immunity from Coccidiosis) S.J.A. Setyawati dan Endro

Lebih terperinci

sebagai kenangan terhadap almarhum papi tercinta dan persembahan untuk mami. agung, anti, lita, aguk serta ipb almamaterku

sebagai kenangan terhadap almarhum papi tercinta dan persembahan untuk mami. agung, anti, lita, aguk serta ipb almamaterku '-. ""... / sebagai kenangan terhadap almarhum papi tercinta dan persembahan untuk mami. agung, anti, lita, aguk serta ipb almamaterku HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN IRISAN KOMERSIAL KARKAS DENGAN KOMPONEN KARKAS

Lebih terperinci

sebagai kenangan terhadap almarhum papi tercinta dan persembahan untuk mami. agung, anti, lita, aguk serta ipb almamaterku

sebagai kenangan terhadap almarhum papi tercinta dan persembahan untuk mami. agung, anti, lita, aguk serta ipb almamaterku '-. ""... / sebagai kenangan terhadap almarhum papi tercinta dan persembahan untuk mami. agung, anti, lita, aguk serta ipb almamaterku HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN IRISAN KOMERSIAL KARKAS DENGAN KOMPONEN KARKAS

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA THE QUANTITATIVE OF LOCAL GOAT FEMALE AS A SOURCE OF BREED AT KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN

Lebih terperinci