V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR"

Transkripsi

1 V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR 5.1. Kebijakan Pengelolaan Pasar Tradisional Kota Bogor Terdapat tujuh buah pasar tradisional yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang perekomomian dan memenuhi kebutuhan warga Kota Bogor yaitu Pasar Kebon Kembang, Baru Bogor, Jambu Dua, Merdeka, Sukasari, Padasuka dan Gunung Batu. Pasar adalah tempat yang ditetapkan Pemerintah Daerah sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli barang dan jasa terbentuk (Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1999). Tempat untuk melaksanakan transaksi itu dapat berupa kios, los dan pelataran. Sesuai Peraturan Daerah Kota Bogor nomor 19 Tahun 2002 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Kantor Pengelolaan Pasar merupakan Perangkat Daerah kota Bogor sebagai unsur Pelaksana Teknis dan unsur penunjang di bidang Pengelolaan Pasar. Kantor Pengelolaan Pasar ini mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijaksanaaan teknis di bidang pengelolaan pasar. 2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pengelolaan pasar. 3. Pelaksanaan teknis operasional di bidang pengelolaan pasar yang meliputi pengamanan penertiban pasar, pengelolaan dan pemeliharaan serta pendapatan. 4. Pelaksanaan teknis fungsional di bidang pengelolaan pasar. 5. Pengelolaan ur usan ketatausahaan kantor. Kantor Pengelolaan Pasar dipimpin seorang Kepala dibantu oleh kelompok jabatan fungsional, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengelolaan Pemeliharaan, Seksi Pengamanan dan Ketertiban, Seksi Pendapatan serta sub Unit Pasar. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Unit Pasar terbagi dalam tiga koordinator yaitu Koordinator tata usaha, koordinator pendapatan retribusi dan koordinator pengamanan, ketertiban dan kebersihan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di unit pasar adalah : 1. Kegiatan tata usaha menyelenggarakan administrasi ketatausahaan dengan melaksanakan : tertib administrasi bidang kepegawaian, bidang keuangan,

2 34 bidang surat-menyurat, inventaris barang dan memberikan pelayan kepada pedagang maupun masyarakat yang membutuhkan. 2. Kegiatan retribusi melaksanakan : pemungutan uang retribusi harian pasar, mengumpulkan data sumber pendapatn retribusi, menghimpun catatan retribusi dan mencocokkan dengan karcis yang telah dikeluarkan untuk segera disetorkan ke bendahara penerima, menyelenggarakan pembukuan dan menghimpun tanda bukti sertoran, mengidentifikasi dan menganalisa data untuk menyusun rencana anggaran peningkatan pendapatan, mengintensifkan pungutan retribusi, pengajukan permohonan pengadaan karcis retribusi pasar dan kelengkapan lainnya, mengadakan pengawasan terus menerus, melaporkan dan menyetorkan hasil pungutan retribusi setiap hari pada Kantor Pengelolaan Pasar. 3. Kegiatan keamanan dan ketertiban pasar meliputi mengamankan fisik dan isi bangunan pasar, pedagang dan pengunjung pasar selama satu kali 24 jam secara berkesinambungan; menertibkan para pedagang di dalam lokasi pasar dan sekitarnya; pencegahan kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran; meningkatkan penyuluhan tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan) kepada para pedaga ng maupun pengunjung pasar. 4. Kegiatan pemeliharaan kebersihan meliputi penyapuan dan pengumpulan sampah di dalam dan sekitar pasar serta membuang sampah ke TPS; membersihkan saluran air, lantai, dinding bangunan pasar, melaksanakan pemeliharaan alat-alat kebersihan dan meningkatkan penyuluhan K3 kepada para pedagang maupun pengunjung pasar. Retribusi pasar yang dipungut setiap hari merupakan pembayaran atas pemakaian fasilitas pasar yang khusus disediakan untuk pedagang dan dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan penyediaan pelayanan fasilitas pasar yang meliputi biaya administrasi, biaya perawatan, kebersihan dan keamanan serta biaya pembinaan. Besarnya tarif retribusi mengacu pada Perda Kota Bogor Nomor 12 Tahun 1999 seperti yang tercantum pada Tabel 6.

3 35 Tabel 6 Tarif retribusi pasar tradisional Kota Bogor 2003 No Tempat Usata Ukuran (m 2 ) Retribusi (Rp/Hari/m 2 ) 1 Kios > Los > Pelataran pasar > Sumber : Perda Kota Bogor No 19 Tahun 1999 Tarif retribusi ini diberlakukan pada seluruh pedagang pasar baik pedagang tetap seperti kios dan los maupun pedagang musiman yang berjualan di pelataran pasar. Besarnya tarif restribusi didasarkan pada luas tempat berdagang dan jenis tempat berdagang. Pedagang yang berjualan di kios mempunyai tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang di los dan pelataran Pasar Tradisional Kota Bogor Pasar Tradisional ya ng ada di Kota Bogor ditampilkan pada Tabel 7. Pasar ini tersebar di wilayah Kota Bogor. Pasar Kebon Kembang merupakan pasar terbesar dengan luas bangunan ha dengan jumlah kios dan los sebanyak buah sedangkan Pasar Gunung Batu merupakan pasar terkecil dengan luas bangunan ha dan jumlah kios dan los sebanyak 217 buah. Tabel 7 Pasar tradisional di Kota Bogor No Nama Pasar Alamat Luas Tanah (m 2 ) Luas Bangunan (m 2 ) 1 U n i t I : P. K b. K e m b a n g J l. D e w i S a r t i k a U n i t I I : P. B a r u B o g o r J l. S u r y a k e n c a n a U n i t I I I : P. J a m b u D u a J l. W a r u n g J a m b u U n i t I V : P. M e r d e k a J l. P. K e m e r d e k a a n U n i t V : P. S u k a s a r i J l. S i l i w a n g i U n i t V I : P. P a d a s u k a J l. P a d a s u k a U n i t V I I : P. G u n u n g B a t u J l. G u n u n g B a t u Sumber : Kantor Pengelolaan Pasar Kota Bogor 2003.

4 Jumlah pedagang di tiap pasar tradisional Kota Bogor secara lengkap ditampilka n pada Tabel Tabel 8 Jumlah pedagang di pasar tradisional Kota Bogor No Pasar Jumlah Kios & Los Jumlah Pedagang (orang) Kios % Los % PKL % 1 Pasar Besar : - Kb. Kembang , , ,87 - Baru Bogor , , , 35 2 Pasar Sedang : - Jambu Dua , , ,63 - Merdeka , , ,14 - Sukasari , , ,60 3 Pasar Kecil : - Padasuka , , ,90 - Gunung Batu , , ,91 Jumlah , , ,40 Sumber : Kantor Pengelolaan Pasar Kota Bogor Pasar Besar Pasar besar terdiri atas pasar Pasar Kebon Kembang dan pasar Baru Bogor. Kedua pasar ini terletak di Kecamatan Bogor Tengah, dan menjadi tempat masyarakat sekitar memenuhi kebutuhan hidupnya. Pasar Kebon Kembang merupakan pasar yang terluas yaitu m 2 sehingga pedagang yang adapun paling banyak jumlahnya yaitu orang yang terdiri atas 744 orang pedagang kios, pedagang los dan 158 pedagang kaki lima (PKL). Pasar ini mempunyai dua lantai yaitu basement dan lantai satu dan dibagi atas blok-blok yaitu blok A, B, C, D, E, F, G. Blok C dan D tidak dikelola oleh Pemda tetapi dikelola oleh pihak swasta yaitu PT.Propindo Mulia Utama. Kegiatan pasar ini dimulai pagi hari hingga sore hari. Di Pasar Kebon Kembang jumlah pegawai terbanyak adalah pegawai yang menangani retribusi karena pasar

5 37 ini mempunyai jumlah pedagang yang paling banyak dibandingkan pasar lainnya. Karena itu untuk penarikan retribusi juga diperlukan pegawai dalam jumlah banyak. Jumlah terkecil di kedua pasar adalah pegawai tata usaha karena bagian ini hanya mengurusi hal-hal yang bersifat administratif. Jumlah pegawai yang mengelola pasar Kebon Kembang dan Pasar Baru Bogor mempunyai komposisi seperti Tabel 9. Jumlah pedagang di Pasar Baru Bogor sebanyak orang yang terdiri dari pedagang kios sebanyak orang, pedagang los 88 orang dan Pedagang Kaki Lima (PKL) sebanyak 350 orang. Para pedagang ini tersebar di dua lantai yaitu lantai dasar dan lantai satu. Lantai dasar banyak digunakan untuk berjualan sayuran, buah-buahan, daging, ikan, sembako dan lainnya. Lantai satu umumnya digunakan untuk berjualan pakaian, sembilan bahan pokok, be ras, obat dan barang-barang yang kering, Di lantai satu tidak disediakan tempat berdagang berupa los. Pasar Baru Bogor beroperasi pagi hari hingga sore hari. Malam hari di sekitar pasar bermunculan para pedagang sayur mayur yang berjualan mulai jam hingga jam pagi, sehingga pada malam hari pasar ini selalu ramai. Sampah yang dihasilkan para pedagang di pasar Baru Bogor dikumpulkan, sebagian besar dibawa ke TPA Galuga dan sebagian kecil dikumpulkan untuk dibakar di incinerator yang ada di pasar. Incinerator ini beroperasi setiap hari. Tabel 9 Jumlah pegawai Kantor Pengelolaan Pasar besar No Petugas Bagian P. Kebon Kembang P. Baru Bogor Jumlah Orang % Orang % (orang) 1 Kebersihan 23 27, , Retribusi 14 16, , Keamanan 42 49, , Tata Usaha 6 7, ,73 20 Jumlah Sumber : Kantor Pengelolaan Pasar Kota Bogor Jumlah pegawai di Pasar Baru Bogor adalah 85 orang dengan jumlah terbanyak pada bagian keamanan yaitu sebanyak 42 orang atau 49,41 %, hal ini

6 38 berkaitan dengan cukup banyaknya kejadian kriminalitas di pasar ini karena pasar ini berdekatan dengan pemukiman yang padat penduduknya. Keamanan dan kenyamanan merupakan keharusan bagi sebuah pasar besar. Di Pasar Kebon Kembang jumlah pegawai terbanyak adalah pegawai yang menangani retribusi karena pasar ini mempunyai jumlah pedagang yang paling banyak dibandingkan pasar lainnya. Karena itu untuk penarikan retribusi juga diperlukan pegawai dalam jumlah banyak. Jumlah terkecil di kedua pasar adalah pegawai tata usaha karena bagian ini hanya mengurusi hal-hal yang bersifat administratif Pasar Sedang Pasar Sedang terdiri dari Pasar Jambu Dua, Merdeka dan Sukasari. Pasar Jambu Dua baru berdiri selama kurang lebih empat tahun, pedagang di pasar ini umumnya pedagang yang berasal dari pasar Ramayana yang telah ditutup pihak Pemda Bogor. Pasar Jambu Dua beroperasi selama 24 jam dan ramai dikunjungi pada sore sampai malam hari. Pedagang di Pasar Jambu Dua berjumlah 425 orang terdiri dari pedagang di kios 304 orang, 31 orang pegawai los dan 90 orang PKL. Jumlah kios dan los yang ada sebanyak 756 buah dan hampir separuhnya masih kosong karena menurut para pedagang pasar ini belum terlalu ramai sehingga keuntungan yang dipe roleh belum memadai. Pasar Jambu Dua terdiri dari dua lantai. Lantai dasar di isi oleh kios dan los. Lantai satu sebagian besar merupakan los. PKL yang ada tersebar di pelataran pasar dan baru terlihat aktifitasnya pada sore hingga malam hari. Kios yang be rjualan sembako seperti beras, gula, minyak goreng, tepung dan lain-lain banyak yang berjualan selama 24 jam. Pasar ini dikelola oleh seksi Unit Pasar Jambu Dua. Jumlah pegawai seluruhnya 55 orang, bagian keamanan merupakan bagian dengan jumlah pegawai yang terbanyak yaitu 26 orang (47,27%) karena pasar buka selama 24 jam sehingga petugas keamanan bekerja lebih lama dan dilakukan pergiliran petugas yang berjaga. Unit Pasar Merdeka mengelola kios atau los yang tersebar di daerah yang berbeda yaitu pasar Merdeka sendiri, pasar Devries yang terletak di daerah Panaragan, kios di jalan Pejagalan dan kios yang ada di sekitar Taman Kencana. Kios dan los yang ada seluruhnya berjumlah 601 buah dengan pedagang

7 39 berjumlah 436 orang. Pasar ini beroperasi mulai pagi hingga sore hari. Khusus untuk kios-kios di sekitar Taman Kencana banyak yang beroperasi sore hingga malam hari dan umumnya merupakan kios makanan. Jumlah pegawai yang mengelola Pasar Merdeka sekitar 58 orang dengan jumlah terbesar adalah pada bagian keamana n sebanyak 28 orang (48,27%), bagian retribusi yang mencapai 15 orang (25, 86 %), dan tata usaha empat orang (6,90%). Pasar Sukasari terdiri dari dua lantai dan beroperasi pada pagi hingga sore hari tetapi pada tengah hari biasanya sudah banyak kios dan los yang tutup karena pengunjung mulai berkurang. Kios dan los yang ada berjumlah 275 buah dengan jumlah pedagang 173 orang terdiri dari 108 pedagang kios, 32 orang pedagang los dan 33 orang PKL. Pegawai yang mengelola pasar Sukasari berjumlah pegawai yang terbesar adalah bagian keamanan sebanyak 11 orang (42,31%), tata usaha mencapai 7 orang (26, 92%), bagian retribuasi mencapai 5 orang (19,23%) serta bagian kebersihan hanya tiga orang (11,54%). Jumlah pegawai di Pasar Sedang ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah pegawai Kantor Pengelolaan Pasar sedang No Bagian P. Sukasari P. Merdeka P. Jambu Dua Jumlah (orang) Orang % Orang % Orang % 1 Kebersihan 3 11,54 3 5, , Retribusi 5 19, , , Keamanan 11 42, , , Tata Usaha 7 26,92 4 6,90 5 9,09 16 Jumlah , , , Sumber : Kantor Pengelolaan Pasar Kota Bogor Pasar Kecil Pasar kecil terdiri atas pasar Gunung Batu dan Pasar Padasuka. Pasar Gunung Batu terletak di Kecamatan Bogor Barat, terdiri atas dua lantai yaitu lantai dasar dan lantai atas. Pasar ini beroperasi padi hari hingga sore hari. Jumlah kios dan los sekitar 203 buah dengan jumlah pedagang jumlah pedagang 248

8 40 orang terdiri dari 122 pedagang kios, 76 orang pedagang los dan 50 orang PKL. Pegawai yang mengelola pasar Gunung Batu berjumlah 23 orang, pegawai yang terbanyak adalah bagian keamanan sebanyak 11 orang (47,83%), tata usaha mencapai tujuh orang (30,43 %), bagian retribusi mencapai tiga orang (13, 04 %) serta bagian kebersihan hanya dua orang (8,70 %). Pasar Padasuka terletak di Kecamatan Bogor Barat. Pasar ini beroperasi pada pagi hingga sore hari. Jumlah kios dan los sekitar 220 buah dengan jumlah pedagang jumlah pedagang 374 orang terdiri dari 64 pedagang kios, 150 orang pedagang los dan 160 orang PKL. Pegawai yang mengelola pasar Pada Suka berjumlah 19 orang, pegawai yang terbanyak adalah bagian keamanan sebanyak delapan orang (42,10%), tata usaha lima orang (26,32 %), bagian retribusi dan kebersihan masing-masing tiga orang (15,79 %). Jumlah pegawai di Pasar kecil ditampilkan pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah pegawai Kantor Pengelolaan Pasar kecil No Petugas Bagian P Gunung Batu P Padasuka Jumlah Orang % Orang % (orang) 1 Kebersihan 2 8, , Retribusi 3 13, , Keamanan 11 47, , Tata Usaha 7 30, ,32 12 Jumlah Sumber : Kantor Pengelolaan Pasar Kota Bogor Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan peda gang di pasar tradisional bervariasi mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Tabel 12 menampilkan tingkat pendidikan pedagang pasar tradisional Kota Bogor.

9 41 Tabel 12 Tingkat pendidikan pedagang di pasar tradisional Kota Bogor No 1 Pendidikan Pasar Besar : SD SMP SMA TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % - Kios 14 5, , , ,83 - Los 16 6, , , ,13 - PKL 24 9,49 9 3, , , , , ,00 2 Pasar Sedang: - Kios 9 13, , , ,47 - Los 4 5,88 5 7,35 1 1, ,71 - PKL 11 16, , , , , , ,00 3 Pasar Kecil : - Kios 8 19,51 4 9, ,27 - Los 9 21, , ,59 - PKL 5 12, , , , , ,00 Jumlah , , , Sumber : Data primer diolah tahun 2004 Secara keseluruhan, pedagang di pasar tradisional terbanyak berpendidikan SMP yaitu 186 orang (51,38 %). Terbanyak kedua adalah pedagang pendidikan SD yaitu 100 orang (27,62 %), dan SMA yaitu 76 orang (20,99 %). Pedagang di pasar besar umumnya berpendidikan SMP yaitu sebanyak 131 orang (51,78 %), SD sebanyak 54 orang (21,34 %) dan SMA sebanyak 68 orang (26,88 %). Pedagang di pasar sedang umumnya juga berpendidikan SMP yaitu 36 orang (52,94 %), SD sebanyak 24 orang (35,29 %) dan berpendidikan SMA hanya sembilan orang (11,76 %). Pedangang di pasar kecil terbanyak berpendidikan SD yaitu 22 orang (53,66 %) dan SMP 19 orang (46,34 %). Cukup banyak pedagang di pasar besar yang mengenyam pendidikan SMA yaitu 68 orang (26,88 %) jika dibandingkan dengan pedagang di pasar sedang yang hanya de lapan orang (11,76 %). Di pasar besar, dengan jumlah pedagang yang lebih banyak terjadi persaingan antar pedagang yang cukup tinggi untuk menjaring pembeli. Pembeli yang datang ke pasar besar biasanya merupakan pembeli dengan bekal informasi yang cukup atas barang-barang yang akan

10 42 dibelinya sehingga pedagang di pasar besar dituntut untuk berpendidikan formal cukup memadai untuk bisa melayani pembeli. Pedagang dengan pendidikan SD umumnya merupakan pedagang kaki lima (PKL), baik di pasar besar maupun pasar sedang. PKL merupakan pedagang yang berjualan di pelataran pasar, tidak memiliki tempat khusus dan sering berpindah tempat dengan modal terbatas sehingga dengan pendidikan SD saja dapat mengelola usahanya Umur Kisaran umur pedagang di pasar tradisional adalah antara 18 tahun sampai 55 tahun. Umur pedagang dibagi atas tiga katagori yaitu pedagang dengan umur kurang dari 20 tahun, pedagang dengan umur antara 20 sampai 40 tahun dan pedagang dengan umur lebih dari 40 tahun. Tabel 13 menampilkan tingkat umur pedagang di pasar tradisional. Tabel 13 Tingkat umur pedagang di pasar tradisional Kota Bogor No Tingkat Umur < 20 th th > 40 th TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pasar Besar : - Kios 2 0, , , ,83 - Los 1 0, , , ,13 - PKL 3 1, ,49 6 2, ,04 6 2, , , ,00 Pasar Sedang: - Kios , , ,47 - Los 2 2,94 5 7,35 3 4, ,71 - PKL 2 2, ,47 3 4, ,82 4 5, , , ,00 Pasar Kecil : - Kios , , ,27 - Los , , ,59 - PKL ,27 2 4, , , , ,00 Jumlah 10 2, , , Sumber : Data primer diolah, tahun 2004

11 43 Paling banyak pedagang di pasar berumur antara 20 sampai 40 tahun yaitu sebanyak 265 orang (73,20%), ada 87 orang (24,03 %) berumur lebih dari 40 tahun dan hanya 10 orang ( 2,76 %) yang berumur kurang dari 20 tahun. Di pasar besar, pedagang berumur antara 20 sampai 40 tahun umumnya merupakan pedagang los dan pedagang dengan kisaran umur ini mempunyai kondisi fisik yang baik karena berdagang di los mempunyai mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang kios, pedagang los harus menata dan membereskan dagangannya setiap hari karena tidak berjualan di tempat tertutup. Pedagang yang berumur lebih dari 40 tahun biasanya adalah pedagang yang berjualan di kios-kios. Pedaga ng yang berumur kurang dari 20 tahun yang terbanyak merupakan pedagang kaki lima yang senantiasa bergerak menjajakan dagangannya atau selalu berpindah-pindah tempat berjualan karena banyak yang tidak mempunyai tempat menetap. Di pasar sedang, pedagang kios, los dan PKL umumnya berumur antara 20 sampai 40 tahun. Sedangkan di pasar kecil, pedagang kios umumnya berumur lebih dari 40 tahun dan pedagang los atau PKL lebih banyak yang berumur 20 sampai 40 tahun. Pedagang yang berumur lebih dari 40 tahun biasanya merupakan pedagang lama yang tekun menjalankan usahanya Jenis Kelamin Pedagang di pasar tradisional umumnya pedagang laki-laki karena lakilaki merupakan kepala keluarga yang harus menafkahi keluarganya. Secara lengkap jenis kelamin pedagang ditampilkan pada Tabel 14.

12 44 Tabel 14 Jenis kelamin pedagang di pasar tradisional Kota Bogor No Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pasar Besar : - Kios , , ,83 - Los 82 32, , ,13 - PKL 25 9,88 8 3, ,04 Pasar Sedang: , , ,00 - Kios 28 41, , ,47 - Los 8 11,76 2 2, ,71 Pasar Kecil : - PKL 16 23, , , , , ,00 - Kios 9 21,95 3 7, ,27 - Los 9 21, , ,59 - PKL 9 21, , , , , ,00 Jumlah , , Sumber : Data primer diolah, tahun 2004 Pedagang laki-laki sebanyak 80,39 % (291 orang), pedagang perempuan hanya 19,61 % atau sebanyak 71 orang dari keseluruhan pedagang. Pedagang lakilaki di pasar besar sebanyak 212 orang (83,79 %) dan pedagang perempuan sebanyak 41 orang (16,21 %). Pedagang laki-laki di pasar sedang sebanyak 52 orang (76,47 %) dan pedagang perempuan sebanyak 16 orang (23,53 %). Pedagang laki-laki di pasar kecil sebanyak 27 orang (65,85 %) dan pedagang perempuan sebanyak 14 orang (34,15 %). Pedagang perempuan umumnya berdagang untuk membantu suami mencari tambahan penghasilan, atau hanya mencari kesibukan meski ada juga yang merupakan pencari nafkah karena tidak bersuami. Pedagang perempuan juga berjualan di kios atau los dan ada juga yang berjualan di pelataran pasar.

13 Pendapatan Pendapatan pedagang per harinya dibagi dalam tiga katagori yaitu kurang dari Rp ,00, Rp ,00 sampai Rp ,00 dan lebih besar dari Rp ,00. Besarnya penghasilan pedagang di pasar tradisional ditampilkan pada Tabel 15. Tabel 15. Pendapatan per hari pedagang di pasar tradisional Kota Bogor No Tingkat Pendapatan Kurang dari Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Lebih dari Rp ,00 TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pasar Besar : - Kios 3 1, , , ,83 - Los 16 6, , , ,13 - PKL 21 8, , , , , , ,00 Pasar Sedang: - Kios 8 11, , , ,47 - Los 4 5,88 5 7,35 1 1, ,71 - PKL 9 13, ,18 3 4, , , , , ,00 Pasar Kecil : - Kios 3 7, ,07 2 4, ,27 - Los 7 17, ,63 2 4, ,59 - PKL 7 17, ,20 2 4, , , , , ,00 Jumlah 78 21, , , Sumber : Data primer diolah, tahun 2004 Secara umum paling banyak pedagang pasar berpendapatan antara Rp ,00 sampai Rp ,00 yaitu sebanyak 143 orang (39,50 %). Pedagang dengan pendapatan lebih dari Rp ,00 sebanyak 141 orang (38,95 %). Pedagang pendapatan kurang dari Rp ,00 ada sebanyak 78 orang (21,55 %). Pedagang di pasar besar paling banyak berpendapatan lebih Rp ,00 yaitu sebanyak 120 orang (47,43 %). Pedagang dengan pendapatan ini biasanya merupakan pedagang kios karena pedagang ini mempunyai modal yang lebih besar dan berjualan barang-barang yang lebih bernilai dibandingkan dengan

14 46 pedagang di los. PKL mempunyai pendapatan dibawah Rp ,00 karena modal mereka sedikit dan biasanya berjualan sayur mayur dalam jumlah sedikit. Pedagang di pasar sedang paling banyak mempunyai pendapatan antara Rp ,00 sampai Rp ,00 yaitu sebanyak 32 orang (47,06 %) dan umumnya adalah pedagang kios (23,53 %). Pedagang dengan pendapatan kurang dari Rp ,00 sebanyak 21 orang (30,88 %), umumnya adalah PKL. Pedagang dengan pendapatan lebih dari Rp ,00 paling sedikit jumlahnya 15 orang (22,06 %) yang biasanya adalah pedagang kios. Pedagang di pasar kecil yang berpendapatan kurang dari Rp ,00 hampir sama banyak dengan pedagang yang mempunyai pendapatan antara Rp ,00 sampai Rp ,00 yaitu 41,46 % dan 43,90 % dan yang paling sedikit adalah pedagang dengan pendapatan lebih dari Rp ,00 yaitu hanya 14,63 %. Pengunjung di pasar kecil lebih sedikit dibandingkan dengan pengunjung besar dan sedang, sehingga pendapatan yang diperoleh per harinya pun lebih kecil Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan merupakan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab seorang kepala keluarga. Jumlah tanggungan berkisar antara tidak mempunyai tanggungan sampai mempunyai tanggungan lebih dari tiga orang. Pedagang yang tidak mempunyai tanggungan biasanya merupakan pedagang yang belum berkeluarga. Tabel 16 menampilkan jumlah tanggungan pedagang di pasar tradisional. Pedagang yang memiliki tanggungan satu sampai tiga orang adalah yang terbanyak dari keseluruhan pasar yaitu 171 orang (42,24 %). Pedagang ini merupakan keluarga kecil dengan dua orang anak. Pedagang yang memiliki tanggungan lebih dari tiga orang berjumlah 123 orang (33,98). Pedagang yang tidak memiliki tanggungan ada sejumlah 68 orang (18,78 %). Di pasar besar dan pasar sedang, banyak pedagang yang mempunyai tanggungan satu sampai tiga orang sedangkan di pasar kecil paling banyak pedagang mempunyai tanggungan lebih tiga orang yaitu 19 orang (5,25 %).

15 47 Tabel 16 Jumlah tanggungan pedagang di pasar tradisional Kota Bogor No Jumlah Tanggungan 0 orang 1-3 orang > 3 orang TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Pasar Besar : - Kios 14 5, , , ,83 - Los 24 9, , , ,13 - PKL 11 4, ,91 2 0, , , , , ,00 2 Pasar Sedang: - Kios 4 5, , , ,47 - Los 3 4,41 5 7,35 2 2, ,71 - PKL 6 8, ,65 5 7, , , , , ,00 3 Pasar Kecil : - Kios 2 4,88 3 7, , ,27 - Los 4 9, , , ,59 - PKL , , , , , , ,00 Jumlah 68 18, , , Sumber : Data primer diolah, tahun Status Tempat Berdagang Status tempat berdagang dibedakan dalam tiga katagori yaitu bagi sewa/kontrak, milik sendiri, berpindah/menumpang. Khusus status berpindah dan menumpang hanya ada pada pedagang kaki lima (PKL). Pedagang kali lima pada umumnya berjualan di halaman pasar, pinggir pasar atau di muka kios -kios pasar. Tabel 17 menyajikan status tempat berdagang pedagang pasar tradisional. Pedagang dengan status tempat berdagang merupakan milik sendiri yang terbanyak terdapat di pasar yaitu sebanyak 170 orang (46,96 %), pedagang dengan status sewa/kontrak sebanyak 122 orang ( 33,70 %), pedagang berpindah atau menumpang sebanyak 70 orang (19,34 %).

16 48 Tabel 17 Status tempat berdagang pedagang di pasar tradisional Kota Bogor No Status Tempat Berdagang Sewa Milik Sendiri Berpindah TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pasar Besar : - Kios 57 22, , ,83 - Los 49 19, , ,13 - PKL ,04 13, , , , ,00 Pasar Sedang: - Kios 7 10, , ,47 Pasar Kecil : - Los 3 4, , ,71 - PKL , , , , , ,00 - Kios 3 7, , ,27 - Los 3 7, , ,59 - PKL , , , , , ,00 Jumlah , , , Sumber : Data primer diolah, tahun 2004 Di pasar besar, pedagang dengan status tempat berdagang menyewa atau kontrak hampir sama banyak dengan pedagang dengan status hak milik, karena harga toko atau kios di pasar besar relatif mahal jika dibandingkan dengan harga kios atau los di pasar sedang atau kecil. Di pasar sedang maupun pasar kecil pedagang dengan status tempat berdagang yang merupakan milik sendiri lebih banyak dibandingkan dengan yang menyewa/kontrak. Pedagang yang berpindah atau menumpang merupakan pedagang kaki lima (PKL), umumnya adalah pedagang asongan atau lapak yang berpindahpindah tempat, berdagang tergantung keramaian atau ada tidaknya tempat untuk berjualan. PKL dengan status ini berjumlah 33 orang (13,04 %) di pasar besar, 23 orang (33,82 %) di pasar sedang dan 14 orang (34,15 % ) di pasar kecil.

17 Lama Berdagang Pedagang di tiap pasar mempunyai lama berdagang yang bervariasi. Tabel 18 menyajikan lama berdagang responden pedagang pasar. Tabel 18 Lama berdagang pedagang pasar tradisional Kota Bogor No Lama Berdagang TOTAL < 5 tahun 5 10 tahun > 10 tahun Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Pasar Besar : - Kios 5 1, , , ,83 - Los 13 5, , , ,13 - PKL 1 0, , , , , , , ,00 2 Pasar Sedang: - Kios 2 2, ,48 5 7, ,47 - Los , ,71 - PKL 5 7, , , , , , , ,00 3 Pasar Kecil : - Kios 1 2,44 2 4, , ,27 - Los 1 2, , , ,59 - PKL 1 2, ,95 4 9, ,15 3 7, , , ,00 Jumlah 29 8, , , Sumber : Data primer diolah, tahun 2004 Sebanyak 171 orang (47,24 %) pedagang sudah berdagang antara lima sampai sepuluh tahun yaitu pedagang yang terbanyak. Pedagang dengam lama berdagang lebih dari sepuluh tahun sebanyak 162 orang (44,75 %). Mereka ini merupakan pedagang yang tekun menjalankan usahanya karena merasakan manfaat yang diperoleh dari berdagang. Pedagang dengan lama berdagang kurang dari lima tahun merupakan yang paling sedikit yaitu sebanyak 29 orang (8,01 %). Di pasar besar, sebagian besar pedagang telah berdagang lebih dari sepuluh tahun yaitu sebanyak 127 orang (50,20 %), pedagang dengan lama berdagang lima sampai sepuluh tahun sebanyak 107 orang (42,29 %) dan yang paling sedikit

18 50 adalah pedang dengan lama berdagang kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 19 orang (7,51 %). Di pasar sedang, pedagang paling banyak mempunyai lama dagang lima sampai sepuluh tahun yaitu sebanyak 47 orang (69,12 %), pedagang dengan lama berdagang lebih dari sepuluh tahun sebanyak 14 orang (20,59 %) dan yang paling sedikit adalah pedang dengan lama berdagang kurang dari lima tahun yaitu sebanyak 7 orang (10,29 %). Di pasar kecil, pedagang paling banyak mempunyai lama dagang lebih dari sepuluh tahun yaitu sebanyak 21 orang (51,22 %), pedagang dengan lama berdagang lima sampai sepuluh tahun sebanyak 17 orang (41,46 %) dan yang paling sedikit adalah pedang dengan lama berdagang kurang dari lima tahun yaitu sebanyak 3 orang (7,32 %) Retribusi Retribusi Pasar merupakan pembayaran yang diberikan pedagang atas jasa pelayanan pemakaian fasilitas pasar tradisional yang berupa kios, los atau pelataran yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Pembayaran ini dimaksudkan untuk menutup biaya administrasi, biaya perawatan, kebersihan dan keamanan serta pembinaan. Tabel 19 menampilkan retribusi yang dibayarkan pedagang di pasar tradisional. Retribusi ini dihitung tiap meter persegi per hari dan besarnya ditentukan oleh Perda Kota Bogor Nomor 12 Tahun Pedagang pasar tradisional menempati kios, los dan PKL dengan ukuran yang beragam sehingga retribusi yang dibayarkan juga beragam. Retribusi sebesar kurang dari Rp ,00 yang terbanyak dibayar oleh keseluruhan pedagang yaitu 132 orang (36,46 %), yang membayar retribusi sebesar Rp 1.000,00 sampai Rp 4.000,00 sebanyak 128 orang (35,36 %) dan yang paling sedikit adalah pedagang yang membayar retribusi lebih dari Rp 4.000,00 yaitu sebanyak 102 orang (28,18 %).

19 Tabel 19 Retribusi yang dibayarkan pedagang di pasar tradisional Kota Bogor 51 No Retribusi < Rp 1.000,00 Rp 1.000,00 - Rp 4.000,00 > Rp 4.000,00 TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pasar Besar : - Kios 6 2, , , ,83 - Los 63 24, ,65 4 1, ,13 - PKL 24 9,49 9 3, , , , , ,00 Pasar Sedang: - Kios 8 11, , , ,47 - Los 4 5,88 5 7,35 2 2, ,71 - PKL 10 14, , , , , , ,00 Pasar Kecil : - Kios 1 2, ,95 2 4, ,27 - Los 5 12, ,63 4 9, ,59 - PKL 11 26,83 3 7, , , , , ,00 Jumlah , , , Sumber : Data primer diolah, tahun 2004 Di pasar besar, pedagang paling banyak membayar retribusi kurang dari Rp 1.000,00 yaitu sebanyak 93 orang (36,76 %), yang membayar retribusi lebih dari Rp 4.000,00 ada sebanyak 87 orang (34,39 %) dan yang paling sedikit adalah pedagang yang membayar retribusi pada kisaran Rp 1.000,00 sampai Rp 4.000,00 yaitu sebanyak 73 orang (28,85 %). Di pasar sedang, pedagang terbanyak membayar retribusi pada kisaran Rp 1.000,00 sampai Rp 4.000,00 yaitu sebanyak 37 orang (54,41 %), kurang dari Rp 1.000,00 sebanyak 22 orang (32,35 %), dan yang paling sedikit adalah pedagang yang membayar retribusi lebih dari Rp 4.000,00 ada sebanyak sembilan orang (13,24 %). Di pasar kecil, pedagang terbanyak membayar retribusi pada kisaran Rp 1.000,00 sampai Rp 4.000,00 yaitu sebanyak 18 orang (43,90 %), kurang dari Rp 1.000,00 sebanyak 17 orang (41,46 %), yang paling sedikit adalah pedagang yang membayar retribusi lebih dari Rp 4.000,00 ada sebanyak 6 orang (14,63 %).

20 52 Pedagang yang membayar retribusi kurang dari Rp 1.000,00 biasanya adalah pedagang yang berjualan di tempat dengan ukuran kecil dan PKL. PKL di pasar besar, sedang maupun kecil membayar retribusi kurang dari Rp 1.000,00 karena mereka adalah pedagang dengan modal kecil dan berjualan di tempat tidak tetap. Meskipun sudah ada Perda yang mengatur besarnya pembayaran retribusi ini, tetapi kenyataannya di lapangan masih ada tawar menawar tentang besarnya retribusi yang harus dibayarkan pedagang Jenis Sampah Semua kegiatan hampir selalu menghasilkan sampah, demikian juga dengan kegiatan perdagangan di pasar. Tabel 20 menampilkan jenis sampah yang dihasilkan pedagang pasar tradisio nal. Sampah yang dihasilkan pasar umumnya heterogen, terdiri berbagai komponen seperti sisa sayuran, kertas, kasdus, plastik, karet, pecahan kaca dan lain-lain. Sampah pasar yang terbanyak berupa sisa sayuran yaitu sebanyak 46,96 % dan yang berupa kertas, kardus, plastik, karet, pecahan kaca sekitar 41,16 % serta sampah lainnya sebanyak 11,88 %. Sampah yang berupa kertas, kardus, plastik, karet banyak dijumpai pada pedagang yang berjualan bahan-bahan pokok. Sampah jenis ini biasanya tidak dibuang tapi dikumpulkan untuk digunakan kembali. Sampah berupa sisa sayuran dan buah-buahan biasanya dibuang ke tempat pembuangan sehingga sampah pasar didominasi sampah jenis ini. Di pasar besar pedagang paling banyak menghasilkan sampah berupa sisa sayuran yaitu sebanyak 47,04 %, sampah berupa kertas, kardus, plastik, karet, pecahan kaca sebanyak 44,66 % dan lainnya sebanyak 8,30 %. Di pasar sedang paling banyak sampah berupa sisa sayuran sebanyak 48,53 %, sampah yang berupa kertas, kardus, plastik, karet, pecahan kaca ya itu sebanyak 29,41 %, dan lainnya sebanyak 22,06 %. Di pasar kecil sampah terbanyak juga berupa sisa sayuran yaitu sebanyak 43,90 %, sampah berupa kertas, kardus, plastik, karet, pecahan kaca sebanyak 39,02 % dan lainnya sebanyak 17,07 %.

21 Tabel 20 Jenis sampah yang dihasilkan pedagang pasar tradisional Kota Bogor 53 No Jenis Sampah Organik An organik TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pasar Besar : - Kios 73 28, , ,83 - Los 30 11, , ,13 - PKL 16 6, , , , , ,00 Pasar Sedang: - Kios 18 26, , ,47 - Los 5 7,35 5 7, ,71 - PKL 10 14, , , , , ,00 Pasar Kecil : - Kios 3 7, , ,27 - Los 8 19, , ,59 - PKL 7 17, , , , , ,00 Jumlah , , Sumber : Data primer diolah, tahun Jumlah Sampah Jumlah sampah yang dihasilkan tiap responden pedagang ditampilkan pada Tabel 21. Banyaknya sampah yang dihasilkan umumnya berhubungan dengan jenis barang yang dijual. Pedagang sayuran, buah-buahan biasanya menghasilkan sampah lebih dari 10 kg berupa sisa buah atau sayuran yang busuk atau rusak serta kayu dan kardus bekas tempat buah. Pedagang yang berjualan bahan pokok seperti gula, beras, tepung, minyak serta pedagang obat-obatan dan pakaian umumnya hanya menghasilkan sampah dibawah lima kg berupa kardus bekas kemasan, kertas dan plastik pembungkus. Secara keseluruhan paling banyak pedagang menghasilkan sampah lima kg sampai 15 kg yaitu sebanyak 155 orang (42,82 %), terbanyak kedua adalah yang menghasilkan sampah dibawah lima kg sebanyak 132 orang (36,46 %), yang menghasilkan sampah lebih dari 15 kg sebanyak 75 orang (20,72 %).

22 54 Tabel 21 Jumlah sampah dihasilkan pedagang pasar tradisional Kota Bogor No Jumlah Sampah < 5 kg 5-15 kg > 15 kg TOTAL Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pasar Besar : - Kios 37 14, , , ,83 - Los 37 14, , , ,13 - PKL 13 5, ,11 2 0, ,04 Pasar Sedang: Pasar Kecil : 87 34, , , ,00 - Kios 20 29, ,12 2 2, ,47 - Los 2 2,94 6 8,82 2 2, ,71 - PKL 8 11, ,65 3 4, , , , , ,00 - Kios 3 7, ,07 4 9, ,27 - Los 4 9,76 4 9,76 4 9, ,59 - PKL 8 19, ,20 2 4, , , , , ,00 Jumlah , , , Sumber : Data primer diolah, tahun 2004 Sampah yang dihasilkan perhari tiap unit tempat berdagang (kios/los/pkl) di pasar besar umumnya berjumlah 5 15 kg yaitu sebanyak 47 orang (18,58 %). Di pasar sedang paling banyak pedagang menghasilkan sampah dibawah lima kg yaitu sebanyak 20 orang (29,41 %), di pasar kecil paling banyak pedagang menghasilkan sampah lima sampai 15 kg yaitu tujuh orang (17,07 %).

BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR

BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR 5.1 Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Bogor Penelitian ini dilakukan di UPTD Pasar Baru Bogor, merupakan salah satu dari 7 unit dari pasar yang ada di Kota Bogor.

Lebih terperinci

VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR 6.1. Pengelolaan Sampah Pasar Aktivitas ekonomi pasar secara umum merupakan bertemunya penjual dan pembeli yang terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila tidak diimbangi dengan fasilitas lingkungan yang memadai, seperti penyediaan perumahan, air bersih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG. A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG. A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama Perpas ( Perusahaan Pasar ) yang merupakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak Pasar Tradisional Ngaliyan Pasar Ngaliyan secara administratif terletak di kecamatan Ngaliyan yang berada di bagian barat kota

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Lampung Barat 1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi a. Kedudukan Dinas Koperasi Perindustrian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. SEJARAH SINGKAT Terbentuknya Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 68 BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR Dalam melakukan pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor, PD. Pasar Pakuan Jaya harus meningkatkan kinerja, mengetahui dan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 58 BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 5.1 Kondisi Bangunan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bogor Berdasarkan pada hasil penelitian dilapangan, kondisi bangunan fisik pasar tradisional yang terdapat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di pasar kita dapat berbelanja sayuran, daging, sembako, bumbu dapur, buahbuahan, pakaian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan segala sesuatu yang tidak dikehendaki lagi lalu dibuang. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti

Lebih terperinci

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan topik Sektor Informal Yogyakarta, pada hari Selasa 7 Maret 2005, diakses pada tanggal 9 Oktober 2009

BAB I PENDAHULUAN. dengan topik Sektor Informal Yogyakarta, pada hari Selasa 7 Maret 2005,  diakses pada tanggal 9 Oktober 2009 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang bekerja dan berusaha bagi sejumlah penduduk yang semakin bertambah masih perlu diatasi dengan sungguh-sungguh. Menurut Badan Pusat Statistik (2009) jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH DAERAH KOTA AMBON NOMOR 07 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

PERATURAN DAERAH DAERAH KOTA AMBON NOMOR 07 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, PERATURAN DAERAH DAERAH KOTA AMBON NOMOR 07 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, Menimbang : a. Bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN, PASAR DAN PERTAMANAN KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Lebih terperinci

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 126 RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Ida Lailatul Musyarrofah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG

BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG A. Sejarah Ringkas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama PERPAS (Perusahaan Pasar). Merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Berat Sampah dan Volume Sampah Pengukuran volume sampah dari sumber pemukiman dan non pemukiman yang dilakukan menggunakan kotak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang mana wilayah ini terletak di jantung Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang mana wilayah ini terletak di jantung Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak dan Geografis Pasar Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru yang menjadi objek penelitian adalah salah satu dari 6 UPTD yang terdapat di Kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak Kota Payakumbuh yang strategis menjadikannya sebagai salah satu kota yang memainkan peran penting di Propinsi Sumatera Barat. Kota Payakumbuh merupakan gerbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di bagian barat kota Demak. Pasar Sayung berada di pinggir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di bagian barat kota Demak. Pasar Sayung berada di pinggir 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Letak Pasar Sayung Pasar Sayung secara administratif terletak di kecamatan Sayung yang berada di bagian barat kota Demak.

Lebih terperinci

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta Lampiran 1 KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : Jl. RT./ RW. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta 3. Status gender : 1. Lelaki / 2. Perempuan 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor yang memiliki visi menjadi kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintahan yang amanah merupakan visi yang harus di jalankan oleh pemerintah

Lebih terperinci

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM VI ANALISIS HASIL STUDI CVM 1. Karakteristik Rumah Tangga Jakarta Timur Dalam Masalah Sampah Hasil studi CVM menunjukkan bahwa dari 200 responden rumah tangga, 75% diantaranya membayar retribusi kebersihan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN 7. Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha Keberadaan pariwisata memberikan dampak postif bagi pengelola, pengunjung, pedagang,

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DAN PERTOKOAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Darah Kota

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 Menimbang TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a.

Lebih terperinci

Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke. Agus Nur Hayanto NIM : F UNIVERSITAS SEBELAS MARET GAMBARAN UMUM OBYEK

Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke. Agus Nur Hayanto NIM : F UNIVERSITAS SEBELAS MARET GAMBARAN UMUM OBYEK Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke Agus Nur Hayanto NIM : F.3400005 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I GAMBARAN UMUM OBYEK A. Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Pasar Pemerintah Kota

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG SEWA MENYEWA PASAR PAHING BARU KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG SEWA MENYEWA PASAR PAHING BARU KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG SEWA MENYEWA PASAR PAHING BARU KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa dengan telah dibangunnya Pasar Pahing Baru, maka

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis A. Karakteristik Petani V. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, luas lahan dan pengalaman bertani. Jumlah responden

Lebih terperinci

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR 88 BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR 7.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal ditujukan untuk mengidentifikasi faktorfaktor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II TULANG BAWANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II TULANG BAWANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 4 TAHUN 1999 T E N T A N G PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PASAR KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TULANG BAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Volume Timbulan Sampah Rumah Makan Fast Food di Yogyakarta Karakteristik timbulan yang dihasilkan dari kegiatan rumah makan cepat saji tidak terlalu berbeda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN PASAR DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN PASAR DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN PASAR DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBIAYAAN SAMPAH DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOHAR KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: Andrik F. C. A.

KAJIAN PEMBIAYAAN SAMPAH DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOHAR KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: Andrik F. C. A. KAJIAN PEMBIAYAAN SAMPAH DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOHAR KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: Andrik F. C. A. L2D 005 341 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2012 bahwa pangan adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

Lebih terperinci

BAB III STUDI LITERATUR

BAB III STUDI LITERATUR BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER 43 BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER A. Gambaran Umum Pasar Tanjung Kabupaten Jember Gambar: 1 Kondisi Pasar Tanjung Kabupaten Jember Sumber

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN 2.1 Pengertian Umum Tentang Pasar 1 Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar

Lebih terperinci

I Z I N P E N G G U N A A N K I O S D A N L O S P A S A R D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

I Z I N P E N G G U N A A N K I O S D A N L O S P A S A R D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A B U P A T I B A T A N G P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R 2 ( S ' T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G I Z I N P E N G G U N A A N K I O S D A N L O S P A S A R D E N G A N R A H M A T T U

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Berastagi merupakan kota yang terletak di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo terkenal dengan nama Tanah Karo Simalem yang berarti tanah yang tidak sakit (tanah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NO.13/C,2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa terminal merupakan fasilitas

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2012 Seri : C PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR RE 091324 RIZKI RAMADHANI FERINA 3310100086 DOSEN PEMBIMBING SUSI AGUSTINA WILUJENG, S.T, M.T JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

KUESIONER UNTUK PEDAGANG Lampiran 1 KUESIONER UNTUK PEDAGANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARTISIPASI PEDAGANG UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH DI BASEMENT PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2012 I. Identitas Pedagang No.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1998 SERI D.4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1998 SERI D.4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1998 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 11 TAHUN 1997 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 16 TAHUN : 2003 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak pada dasarnya merupakan kaum lemah yang harus dilindungi oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih membutuhkan bimbingan orang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

BUPATI KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BUPATI KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ARU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh sebab itu manusia tersebut menyatu pada struktur masyarakat guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Berbagai jenis pekerjaan dijalani untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Berbagai jenis pekerjaan dijalani untuk memenuhi kebutuhan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya ekonomi adalah sebagai dasar pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran. Semua itu juga berlaku dalam keluarga, ekonomi adalah

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan pembelian produk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan pembelian oleh pembeli tersebut

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa retribusi daerah

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tentang latar belakang berdirinya pasar ini, pasar Gorong ini sudah ada

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tentang latar belakang berdirinya pasar ini, pasar Gorong ini sudah ada 87 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Berdiriya Pasar Tradisional Gorong Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Pasar Gorong merupakan pasar tradisional kecamatan Kandeman kabupaten Batang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 62 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG K E B E R S I H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pasar Smep merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah dikenal oleh

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pasar Smep merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah dikenal oleh 42 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Pasar Smep Pasar Smep merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat Kota Bandar Lampung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci