BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR"

Transkripsi

1 68 BAB VI PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR Dalam melakukan pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor, PD. Pasar Pakuan Jaya harus meningkatkan kinerja, mengetahui dan memperhatikan apa yang menjadi Kepentingan pedagangnya. Kinerja perusahaan dan Kepentingan dari pedagang merupakan sesuatu yang berbanding lurus. Ketika kinerja perusahaan baik, maka Kepentingan pedagang terhadap perusahaan juga akan semakin besar. Citra perusahaan bukan dilihat dari sudut pandang perusahaan tetapi dari sudut pandang pedagangnya, dan perusahaan yang dapat memberikan kepuasan kepada pedagangnya adalah perusahaan yang mengerti kepentingan dari pedagangnya/ konsumen (Kotler, 2007). Menentukan persepsi pedagang terhadap perusahaan adalah tidak mudah. Perlu upaya yang besar dari perusahaan untuk memikat hati pedagang agar tidak pindah berusaha ke tempat lain. Oleh karenanya perusahaan PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor perlu mengetahui karakteristik pedagang. 6.1 Karakteristik Pedagang Pasar Tradisional di Kota Bogor Hal yang perlu menjadi acuan dalam menentukan persepsi pedagang pasar tradisional di Kota Bogor adalah karakteristik pedagang. Karakteristik pedagang pasar tradisional di Kota Bogor dapat dilihat dari status pernikahan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Karakteristik ini membantu untuk mengetahui pedagang seperti apa yang menjadi pedagang pasar tradisional di Kota Bogor Karakteristik Pedagang Berdasarkan Status Pernikahan Pedagang pasar tradisional di Kota Bogor sebagian besar adalah sudah menikah (berkeluarga), di Pasar Bogor dari 20 orang responden (pedagang) yang disurvei, terdapat 16 orang pedagang sudah menikah, 3 orang belum menikah dan 1 orang janda. Di Pasar Sukasari terdapat 18 pedagang sudah menikah, 1 orang belum menikah dan 1 orang janda. Sementara di Pasar Kebon Kembang, terdapat

2 69 16 pedagang sudah menikah, 4 orang belum menikah. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Karakteristik Pedagang Berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan Pasar Bogor Pasar Sukasari Kebon Kembang Menikah Belum menikah Duda/Janda Total Karakteristik Pedagang Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa karakteristik pedagang pasar tradisional dilihat dari segi pendidikan yaitu sebagian besar pedagang pasar tradisional berpendidikan SMA/ sederajat. Di Pasar Bogor, dari 20 responden yang disurvei terdapat 8 pedagang berpendidikan SMA/sederajat, 5 orang berpendidikan SMP, 3 orang berpendidikan SD, 3 orang Diploma dan 1 orang Sarjana. Di Pasar Sukasari, terdapat 10 pedagang yang berpendidikan SMA/ sederajat, 5 orang SMP, 1 orang SD, 2 orang Diploma dan 2 orang sarjana. Sementara di Pasar Kebon Kembang, terdapat 9 orang SMA/ sederajat, 5 orang SMP, 1 orang SD, 1 orang Diploma dan 4 orang Sarjana. Tabel 19. Pendidikan Responden di Pasar Tradisional Kota Bogor Pendidikan Responden Pasar Bogor Pasar Sukasari Kebon Kembang SD SMP SMA Diploma Sarjana Total Karakteristik Pedagang Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik pedagang dapat dilihat pada Tabel 20, sebagian besar pedagang di pasar tradisional Kota Bogor berjenis kelamin perempuan (ibu-ibu),. Di Pasar Bogor, dari 20 responden yang di survei, terdapat 11 pedagang berjenis

3 70 kelamin perempuan dan 9 orang berjenis kelamin laki-laki. Di Pasar Sukasari terdapat 11 pedagang perempuan dan 9 orang laki-laki. Sementara di Pasar Kebon Kembang, terdapat 12 pedagang perempuan dan 8 pedagang laki-laki. Tabel 20. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Pasar Bogor Pasar Sukasari Pasar Kebon Kembang Laki-laki Perempuan Total Persepsi Pedagang Terhadap Pasar Tradisional di Kota Bogor Persepsi Pedagang Pasar Bogor Pedagang Pasar Bogor mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD. Pasar Pakuan Jaya dalam mengelola pasar tardisional di Kota Bogor berkinerja rendah (skor 2,9) dan pedagang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi (skor 3,7) sebagaimana terlihat pada Supranto (2003), mengatakan bahwa kinerja dikatakan baik bila hasil perhitungan rata-ratanya berada diantara skor 3,5 sampai dengan 4,5 (Tabel 21). Berdasarkan pada hasil penelitian ini, kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai paling tinggi oleh pedagang Pasar Bogor adalah kelengkapan jenis barang (skor 3,8), dimana atribut ini berkaitan dengan lengkap dan mudah diperolehnya berbagai jenis barang yang akan dibeli oleh pedagang. Kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai tinggi oleh pedagang adalah 2 atribut, yaitu 1) kualitas barang, dan 2) lokasi pasar yang mudah dijangkau. Selanjutnya persepsi pedagang terhadap kinerja PD Pasar Pakuan Jaya (Pasar Bogor) yang dinilai lebih rendah menyangkut sepuluh atribut, yaitu 1) harga kios dan los, 2) pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar, 3) besarnya retribusi, 4) jam operasional, 5) kejelasan informasi kepada pedagang, 6) kemudahan mendapat izin berdagang, 7) sikap pegawai unit pasar, 8) musyawarah dengan pedagang, 9) sosialisasi tata tertib pasar dan 10) kesungguhan petugas dalam mengelola pasar. Atribut kinerja dinilai oleh pedagang lebih rendah, jika nilai skor antara 3,0 sampai dengan 3,5. Tabel 21. Persepsi Pedagang Pasar Bogor terhadap Kinerja dan Kepentingan

4 71 No Atribut Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Lokasi pasar 3,6 4,0 2 Kebersihan kantor unit pasar 2,6 3,7 3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,7 3,7 4 Kondisi kebersihan pasar 2,3 3,5 5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, 2,9 3,6 penerangan) 6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 2,8 3,5 7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,3 3,5 8 Keramahan petugas pasar 2,3 3,8 9 Harga kios dan los 3,2 3,6 10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 3,4 4,0 11 Penataan PKL 2,4 3,7 12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat 2,9 3,6 usaha 13 Besarnya retribusi 3,1 3,6 14 Jam operasional 3,0 3,4 15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,5 3,8 16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,5 3,9 17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 2,9 3,9 18 Kejelasan informasi kepada pedagang 3,0 3,9 19 Keamanan dan ketertiban pasar 2,8 3,8 20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,2 3,8 21 Kejujuran petugas penarik retribusi 2,9 3,7 22 Kualitas barang 3,7 3,8 23 Kelengkapan jenis barang 3,8 4,0 24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib 2,8 3,6 pasar 25 Sikap pegawai unit pasar 3,1 4,0 26 Pengelola pasar memberikan 2,9 3,8 pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur 27 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan 2,9 3,9 kepastian hokum 28 Musyawarah dengan pedagang 3,0 3,7 29 Sosialisasi tata tertib pasar 3,3 3,9 30 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar 3,2 3,9 Rata-rata 2,9 3,7 Sementara kinerja PD Pasar Pakuan Jaya (Pasar Bogor) yang dinilai paling rendah oleh pedagang yaitu tujuh atribut, yaitu: 1) kebersihan kantor unit pasar, 2) kondisi bangunan/ gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum (MCK, mushola, penerangan), 5) kondisi tempat berdagang (kios), 6)

5 72 ketersediaan bak penampungan sampah, 7) keramahan petugas pasar, 8) penataan PKL, 9) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat, 10) kepedulian menampung keluhan pedagang, 11) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 12) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 13) keamanan dan ketertiban pasar, 14) kejujuran petugas penarik retribusi, 15) pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar, 16) pengelola pasar memberikan pembinaan/penyuluhan dan 17) pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum. Terhadap tingkat Kepentingan, pedagang Pasar Bogor menyatakan bahwa seluruh atribut pengelolaan pasar penting bagi mereka dan seharusnya dilakukan dengan baik oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang pasar memiliki kepentingan yang paling tinggi terhadap atribut 1) pelayanan dari unit pasar, 2) kelengkapan jenis barang, 3) sikap pegawai unit pasar, 4) lokasi pasar, 5) kebersihan kantor unit pasar, 6) kondisi bangunan/gedung pasar, 7) kondisi kebersihan pasar, 8) kondisi fasilitas umum, 9) kondisi tempat usaha, 10) ketersediaan bak penampung sampah, 11) keramahan petugas pasar, 12) harga kios dan los, 13) penataan PKL, 14) kemudahan pengurusan sewa tempat, 15) besarnya retribusi, 16) kepedulian menampung keluhan, 17) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 18) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 19) keterbukaan informasi kepada pedagang, 20) keamanan dan ketertiban, 21) kemudahan izin berdagang, 22) kejujuran petugas penarik retribusi, 23) kualitas barang, 24) pemberian sanksi terhadap pelanggaran, 25) pembinaan dan penyuluhan kepada pedagang, 26) pengelola memberikan jaminan rasa keadilan, 27) musyawarah dengan pedagang, 28) sosialisasi tata tertib dan 29) kesungguhan dalam mengelola pasar. Sementara itu atribut yang memiliki tingkat Kepentingan yang rendah yaitu 1) atribut jam operasional, dikarenakan pengaturan jam operasional di pasar sudah diketahui oleh pedagang. Jadi pedagang sudah mengetahui kapan waktu untuk berbelanja di pasar tradisional. Berdasarkan hasil analisis terhadap Kinerja dan Kepentingan di Pasar Bogor, di dapat nilai Kinerja rata-rata sebesar 2,9 dan Kepentingan rata-rata sebesar 3,7. Oleh karena itu berada pada Kuadran B. Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil

6 73 dilaksanakan oleh pasar, wajib dipertahankan. Pada kuadran ini dianggap sangat penting dan memuaskan (Gambar 4). Gambar 4. Hasil Diagram Kartesius untuk Pasar Bogor Persepsi Pedagang Pasar Sukasari Berdasarkan pada Tabel 22, pedagang Pasar Sukasari mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD Pasar Pakuan Jaya dalam pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor berkinerja rendah (skor 2,9) dan tingkat kepentingan pedagang tinggi (skor 3,8). Kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai paling tinggi oleh pedagang Pasar Sukasari adalah 1) kualitas barang dan 2) lokasi pasar yang strategis. Selanjutnya atribut yang dinilai berkinerja lebih rendah menyangkut sepuluh atribut, yaitu 1) keramahan petugas pasar, 2) harga kios dan los, 3) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha, 4) besarnya retribusi, 5) jam operasional, 6) keamanan dan ketertiban pasar, 7) kemudahan mendapat izin berdagang, 8) kejujuran petugas penarik retribusi, 9) musyawarah dengan pedagang dan 10) sosialisasi tata tertib pasar.

7 74 Sementara itu beberapa atribut yang dinilai berkinerja paling rendah oleh pedagang Pasar Sukasari menyangkut delapan belas atribut, yaitu : 1) kebersihan kantor unit pasar. 2) kondisi bangunan/ gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum (MCK, mushola, penerangan), 5) kondisi tempat usaha (kios), 6) ketersediaan bak penampungan sampah, 7) pelayanan pegawai unit pasar, 8) penataan PKL, 9) kepedulian menampung keluhan pedagang, 10) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 11) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 12) kejelasan informasi kepada pedagang, 13) kelengkapan jenis barang, 14) pemberian sanksi atas pelanggaran tata tertib pasar, 15) sikap pegawai unit pasar, 16) pembinaan kepada pedagang, 17) pegelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum, dan 18) kesungguhan petugas mengelola pasar. Tabel 22. Persepsi Pedagang Pasar Sukasari terhadap Kinerja dan Kepentingan No Atribut Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Lokasi pasar 3,6 4,2 2 Kebersihan kantor unit pasar 2,8 3,8 3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,0 3,8 4 Kondisi kebersihan pasar 2,2 3,7 5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, 2,4 3,8 penerangan) 6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 2,5 3,8 7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,4 3,7 8 Keramahan petugas pasar 3,2 3,7 9 Harga kios dan los 3,2 3,7 10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 2,9 3,7 11 Penataan PKL 2,6 3,8 12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat 3,1 3,7 usaha 13 Besarnya retribusi 3,0 3,8 14 Jam operasional 3,4 3,8 15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,9 3,7 16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,7 4,1 17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 2,9 3,9 18 Kejelasan informasi kepada pedagang 2,8 3,9 19 Keamanan dan ketertiban pasar 3,2 3,9 20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,4 3,8 21 Kejujuran petugas penarik retribusi 3,1 4,2 22 Kualitas barang 3,8 4,2 23 Kelengkapan jenis barang 2,9 3,9

8 75 24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata 2,9 3,9 tertib pasar 25 Sikap pegawai unit pasar 2,9 3,9 26 Pengelola pasar memberikan 2,7 3,7 pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur 27 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan 2,7 3,7 kepastian hokum 28 Musyawarah dengan pedagang 3,0 3,8 29 Sosialisasi tata tertib pasar 3,3 3,8 30 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar 2,9 4,1 Skor rata-rata 2,9 3,8 Terhadap tingkat kepentingan, pedagang Pasar Sukasari menyatakan bahwa seluruh atribut pengelolan pasar penting bagi mereka dan seharusnya dilakukan dengan baik oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang Pasar Sukasari memiliki kepentingan yang tinggi terhadap tiga puluh atribut pengelolaan pasar, sedangkan empat atribut lainnya yaitu kualitas barang, lokasi pasar, kejujuran petugas penarik retribusi dan kesungguhan petugas dalam mengelola pasar merupakan tingkat Kepentingan tertinggi yang harus diperhatikan oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Hal ini berkaitan dengan kualitas barang dan kondisi manajemen pasar tradisional yang perlu peningkatan. Berdasarkan hasil analisis terhadap Kinerja dan Kepentingan di Pasar Sukasari seperti tampak pada Gambar 5, di dapat nilai Kinerja rata-rata sebesar 2,9 dan Kepentingan rata-rata sebesar 3,8. Oleh karena itu berada pada Kuadran B. Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh pasar, wajib dipertahankan. Pada kuadran ini dianggap sangat penting dan memuaskan.

9 76 Gambar 5. Hasil Diagram Kartesius untuk Pasar Sukasari Persepsi Pedagang Pasar Kebon Kembang Tabel 23 menggambarkan persepsi pedagang Pasar Kebon Kembang terhadap pengelolaan PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang Pasar Kebon Kembang mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD Pasar Pakuan Jaya dalam pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor berkinerja rendah (skor 3,1) dan tingkat kepentingan pedagang tinggi (skor 3,9). Tabel 23. Persepsi Pedagang Pasar Kebon Kembang terhadap Kinerja dan Kepentingan No Atribut Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Lokasi pasar 3,4 4,1 2 Kebersihan kantor unit pasar 2,4 3,5 3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,4 3,9 4 Kondisi kebersihan pasar 2,2 3,8 5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, 2,5 4,0 penerangan) 6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 3,0 3,8 7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,3 3,8 8 Keramahan petugas pasar 3,7 3,8 9 Harga kios dan los 3,0 3,9 10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 3,3 3,9 11 Penataan PKL 2,4 3,7 12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha 3,1 3,6

10 77 13 Besarnya retribusi 3,1 3,9 14 Jam operasional 3,4 3,9 15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,9 4,3 16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,9 4,1 17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 3,1 4,2 18 Kejelasan informasi kepada pedagang 3,0 4,1 19 Keamanan dan ketertiban pasar 2,8 4,0 20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,4 4,0 21 Kejujuran petugas penarik retribusi 3,5 4,1 22 Kualitas barang 3,9 4,1 23 Kelengkapan jenis barang 3,6 4,1 24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata 3,1 3,7 tertib pasar 25 Sikap pegawai unit pasar 3,1 3,8 26 Pengelola pasar memberikan 3,1 4,0 pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur 27 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan 3,1 4,0 kepastian hokum 28 Musyawarah dengan pedagang 3,1 4,0 29 Sosialisasi tata tertib pasar 3,3 3,9 30 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar 3,3 4,1 Skor rata-rata 3,1 3,9 Kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai paling tinggi oleh pedagang Pasar Kebon Kembang adalah 1) kualitas barang, 2) keramahan petugas pasar, 3) kelengkapan jenis barang, dan 4) kejujuran petugas penarik retribusi. Selanjutnya atribut yang dinilai memiliki kinerja lebih rendah menyangkut tujuh belas antribut, yaitu : 1) lokasi pasar, 2) kondisi tempat usaha/dagang, 3) harga kios dan los, 4) pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar, 5) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha, 6) besarnya retribusi, 7) jam operasional, 8) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 9) kejelasan informasi kepada pedagang, 10) kemudahan mendapat izin berdagang, 11) pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar, 12) sikap pegawai unit pasar, 13) pembinaan oleh pengelola pasar, 14) pengelola memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum, 15) musyawarah dengan pedagang, 16) sosialisasi tata tertib pasar dan 17) kesungguhan petugas mengelola dalam pasar. Kinerja yang dinilai paling rendah adalah 1) kebersihan kantor unit pasar, 2) kondisi bangunan/gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum, 5) ketersediaan bak penampungan sampah, 6) penataan PKL, 7)

11 78 kepedulian menampung keluhan pedagang, 8) kecepatan respon atas keluhan pedagang, dan 9) keamanan dan ketertiban pasar. Gambar 6. Hasil Diagram Kartesius untuk Pasar Kebon Kembang Terhadap tingkat kepentingan, pedagang Pasar Kebon Kembang menyatakan bahwa seluruh atribut pengelolaan pasar penting bagi mereka dan seharusnya dilakukan dengan baik oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang Pasar Kebon Kembang memiliki kepentingan yang tinggi terhadap atribut 1) kepedulian menampung keluhan pedagang, dan 2) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang. Selanjutnya untuk ke dua puluh delapan atribut lainnya pedagang Pasar Kebon Kembang menganggap penting.pada Gambar 6 dapat dilihat hasil analisis terhadap Kinerja dan Kepentingan di Pasar Kebon Kembang, di dapat nilai Kinerja rata-rata sebesar 3,1 dan Kepentingan rata-rata sebesar 3,9. Oleh karena itu berada pada Kuadran B. Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh pasar, wajib dipertahankan. Pada kuadran ini dianggap sangat penting dan memuaskan Persepsi Pedagang terhadap Pasar Tradisional (Gabungan) di Kota Bogor Tabel 24 menggambarkan persepsi pedagang terhadap pengelolaan pasar oleh PD. Pasar Pakuan Jaya. Pedagang mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD. Pasar Pakuan Jaya dalam pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor

12 79 berkinerja rendah (skor 3,0) dan tingkat kepentingan pedagang yang tinggi (skor 3,8). Kinerja PD. Pasar Pakuan Jaya yang dinilai tinggi oleh pedagang adalah 1) kualitas barang dan 2) lokasi pasar yang strategis. Hal ini berkaitan dengan lokasi Kota Bogor yang sangat strategis yang merupakan daerah ramai sebagai kota jasa. Selanjutnya persepsi pedagang yang dinilai lebih rendah yaitu menyangkut atribut: 1) keramahan petugas pasar, 2) harga kios dan los, 3) pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar, 4) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha, 5) besarnya retribusi, 6) jam operasional, 7) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 8) kemudahan mendapat izin berdagang, 9) kejujuran petugas penarik retribusi, 10) kelengkapan jenis barang, 11) sikap pegawai unit pasar, 12) musyawarah dengan pedagang, 13) sosialisasi tata tertib pasar, dan 14) kesungguhan petugas dalam mengelola pasar. Sementara atribut yang memiliki kinerja paling rendah yaitu 1) kebersihan kantor unit pasar, 2) kondisi bangunan/gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum, 5) kondisi tempat usaha, 6) ketersediaan bak penampungan sampah, 7) penataan PKL, 8) kepedulian menampung keluhan pedagang, 9) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 10) kejelasan informasi kepada pedagang, 11) keamanan dan ketertiban pasar, 12) pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar, 13) pembinaan oleh pengelola pasar kepada pedagang, dan 14) pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum. Tabel 24. Persepsi Seluruh Pedagang Pasar terhadap Kinerja dan Kepentingan No Atribut Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Lokasi pasar 3,6 4,1 2 Kebersihan kantor unit pasar 2,6 3,6 3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,4 3,8 4 Kondisi kebersihan pasar 2,2 3,7 5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, 2,6 3,8 penerangan) 6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 2,8 3,7 7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,3 3,7 8 Keramahan petugas pasar 3,4 3,8

13 80 9 Harga kios dan los 3,1 3,7 10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 3,2 3,8 11 Penataan PKL 2,5 3,7 12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat 3,0 3,6 usaha 13 Besarnya retribusi 3,1 3,8 14 Jam operasional 3,3 3,7 15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,7 3,9 16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,7 4,0 17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 3,0 4,0 18 Kejelasan informasi kepada pedagang 2,9 3,9 19 Keamanan dan ketertiban pasar 2,9 3,9 20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,3 3,8 21 Kejujuran petugas penarik retribusi 3,2 4,0 22 Kualitas barang 3,7 4,0 23 Kelengkapan jenis barang 3,4 4,0 24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib 2,9 3,7 pasar 25 Sikap pegawai unit pasar 3,0 3,9 26 Pengelola pasar memberikan 2,9 3,8 pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur 27 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan 2,9 3,8 kepastian hokum 28 Musyawarah dengan pedagang 3,0 3,8 29 Sosialisasi tata tertib pasar 3,3 3,8 30 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar 3,1 4,1 Skor rata-rata 3,0 3,8 Terhadap tingkat kepentingan, pedagang menyatakan bahwa seluruh atribut pengelolaan pasar penting bagi mereka dan seharusnya dilakukan dengan baik oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang memiliki kepentingan yang paling tinggi terhadap atribut : 1) lokasi pasar, dan 2) kesungguhan petugas dalam mengelola pasar. Sementara untuk ke dua puluh delapan atribut lainnya Kepentingan pedagang juga tinggi karena skornya diatas 3,5 semua. Pada Gambar 7 dapat dilihat hasil analisis terhadap Kinerja dan Kepentingan untuk Gabungan Pasar Tradisional di Kota Bogor, di dapat nilai Kinerja rata-rata sebesar 3,0 dan Kepentingan rata-rata sebesar 3,8. Oleh karena itu berada pada Kuadran B. Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh pasar, wajib dipertahankan. Pada kuadran ini dianggap sangat penting dan memuaskan.

14 81 Gambar 7. Hasil Diagram Kartesius untuk Gabungan Pasar di Kota Bogor 6.3 Kepentingan Atribut Kualitas Pengelolaan Pasar Kepentingan Atribut Kualitas Pengelolaan Pasar di Pasar Bogor Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa pada tingkat kinerja dimensi Assurance merupakan dimensi pengelolaan yang paling dianggap penting oleh pedagang dibanding dengan dimensi-dimensi kualitas pengelolaan lainnya. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata tingkat kepentingan tertinggi (3,2) yang dimiliki oleh dimensi assurance, sedangkan dimensi responsiveness memiliki nilai ratarata tingkat kepentingan terendah yaitu sebesar (2,7), hal ini menunjukkan bahwa dimensi pengelolaan yang bersifat responsiveness merupakan dimensi yang dianggap tidak penting oleh pedagang. Tabel 25. Kepentingan Atribut Pengelolaan Pasar di Pasar Bogor No Dimensi Atributte Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Tangible (kenyataan/bentuk fisik) 2,8 3,6 2 Reliability (keandalan/kepercayaan) 3,0 3,7 3 Responsiveness (ketanggapan) 2,7 3,9 4 Assurance (Jaminan/kepastian) 3,2 3,8 5 Emphaty (empati) 3,1 3,8 Skor Rata-rata 2,9 3,8 Selanjutnya pada tingkat kepentingan, dimensi responsiveness merupakan dimensi atribut pengelolaan pasar yang paling dianggap penting oleh pedagang

15 82 dibandingkan dengan dimensi kepentingan lain. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata tingkat kepentingan tertinggi (3,9), sedanagkan dimensi tangible adalah dimensi dengan tingkat kepentingan terendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata tingkat kepentingan Kepentingan (3,6). Artinya dimensi tangible tingkat kepentingannya terendah dan dianggap rendah kepentingannya oleh pedagang Kepentingan Atribut Kualitas Pengelolaan Pasar di Pasar Sukasari Pada Tabel 26 dapat dilihat bahwa pada tingkat kinerja dimensi assurance merupakan dimensi yang paling dianggap penting jika dibandingkan dengan dimensi lainnya. Hal ini di tunjukan dengan nilai rata-rata tingkat kepentingan yang tertinggi (3,2). Sedangkan dimensi yang memiliki tingkat kepentingan terendah yaitu dimensi tanggible dengan nilai rata-rata (2,6). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi tangible merupakan dimensi yang dianggap tidak penting oleh pedagang. Selanjutnya pada tingkat kepentingan dimensi assurance merupakan dimensi yang memiliki nilai rata-rata tertinggi (4,0). Ini menunjukkan bahwa dimensi assurance merupakan dimensi yang paling penting jika dibandingkan dengan dimensi lainnya. Sementara dimensi yang memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu dimensi reliability dengan nilai rata-rata (3,7). Namun di Pasar Sukasari semua dimensi kepentingan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Tabel 26. Kepentingan Atribut Pengelolaan Pasar di Pasar Sukasari No Dimensi Atributte Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Tangible (kenyataan/bentuk fisik) 2,6 3,8 2 Reliability (keandalan/kepercayaan) 3,0 3,7 3 Responsiveness (ketanggapan) 2,8 3,9 4 Assurance (Jaminan/kepastian) 3,2 4,0 5 Emphaty (empati) 2,9 3,8 Skor Rata-rata 2,9 3, Kepentingan Atribut Kualitas Pengelolaan Pasar di Pasar Kebon Kembang

16 83 Selanjutnya pada Tabel 27 dapat dilihat bahwa pada tingkat kinerja dimensi assurance merupakan dimensi pengelolaan atribut yang memiliki nilai rata-rata tertinggi (3,4). Hal ini menunjukkan dimensi assurance merupakan dimensi yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan dimensi pengelolaan atribut lainnya. Sementara dimensi yang memiliki tingkat kepentingan terendah yaitu dimensi tangible dengan nilai rata-rata (2,6). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi tangible dianggap tidak penting oleh pedagang. Selanjutnya pada tingkat Kepentingan, dimensi responsiveness merupakan dimensi yang memiliki tingkat kepentingan pengelolaan atribut yang tertinggi dengan nilai rata-rata (4,2). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi responsiveness adalah dianggap peting oleh pedagang jika dibandingkan dengan dimensi lainnya. Tabel 27. Kepentingan Atribut Pengelolaan Pasar di Pasar Kebon Kembang No Dimensi Atributte Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Tangible (kenyataan/bentuk fisik) 2,6 3,8 2 Reliability (keandalan/kepercayaan) 3,1 3,8 3 Responsiveness (ketanggapan) 3,0 4,2 4 Assurance (Jaminan/kepastian) 3,4 4,0 5 Emphaty (empati) 3,1 4,0 Skor Rata-rata 3,1 3, Kepentingan Atribut Kualitas Pengelolaan Pasar di Pasar Tradisional Kota Bogor Pada Tabel 28, dapat dilihat bahwa pada tingkat kinerja dimensi assurance memiliki nilai rata-rata kepentingan atribut tertinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi assurance dianggap penting oleh pedagang pasar tradisional di Kota Bogor. Sementara dimensi yang memiliki nilai kepentingan terendah yaitu dimensi tangible dengan nilai rata-rata (2,6). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi tangible dianggap tidak penting oleh pedagang pasar tradisional Kota Bogor.

17 84 Selanjutnya pada tingkat Kepentingan, dimensi responsiveness memiliki nilai rata-rata tertinggi jika dibandingkan dengan dimensi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepentinganya tertinggi. Namun secara umum di pasar tradisional di Kota Bogor, semua dimensi Kepentingan memiliki tingkat kepentingan pengelolaan antribut yang tinggi. Tabel 28. Kepentingan Atribut Pengelolaan Pasar di Semua Pasar No Dimensi Atributte Pengelolaan Pasar Kinerja Kepentingan 1 Tangible (kenyataan/bentuk fisik) 2,6 3,7 2 Reliability (keandalan/kepercayaan) 3,1 3,7 3 Responsiveness (ketanggapan) 2,8 4,0 4 Assurance (Jaminan/kepastian) 3,2 3,9 5 Emphaty (empati) 3,0 3,9 Skor Rata-rata 3,0 3,8 Berdasarkan pada hasil penelitian ini secara umum dapat dilihat bahwa persepsi pedagang terhadap kinerja pasar tradisional di Kota Bogor adalah rendah, sementara Kepentingan pedagang terhadap pasar tradisional di Kota Bogor adalah tinggi. Begitu juga dengan tingkat kepentingan pedagang pasar tradisional di Kota Bogor terhadap dimensi kinerja adalah rendah, sedangkan tingkat kepentingan pedagang terhadap dimensi Kepentingan atribut pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor adalah tinggi. 6.4 Implikasi Pengembangan Pasar Tradisional terhadap Pembangunan Kota Bogor Pasar-pasar tradisional di Kota Bogor terletak di daerah yang strategis, seperti Pasar Bogor yang berada di depan pintu masuk Kebun Raya Bogor, Pasar Jambu Dua yang berada di daerah Warung Jambu dimana di daerah ini kini telah berdiri Mal Jambu Dua, Pasar Merdeka yang berada di daerah yang sangat strategis karena berhubungan dengan Terminal Merdeka dan pasar lainnya. Di daerah-daerah tersebut kini menjadi daerah yang tumbuh dengan relative cepat, ditandai dengan banyaknya pasar modern yang tumbuh di daerah tersebut dan/atau di sekitar wilayah tersebut.

18 85 Pembangunan pasar modern di sekitar pasar tradisional tersebut sedikit demi sedikit mempengaruhi keberadaan dari pasar tradisional. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya perkembangan penerimaan pendapatan operasional dari pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Pakuan Jaya pada tahun 2006 hingga 2010 mengalami penurunan, walaupun secara nominal mengalami peningkatan. Peningkatan penerimaan tertinggi pada tahun 2006 ke tahun 2007 rata-rata sebesar 16,8 persen, selanjutnya menurun menjadi 6,6 persen, 4,8 persen dan 0,7 persen. Penurunan terbesar terjadi di Pasar Jambu Dua, sebesar 10,3 persen. Penurunan penerimaan pendapatan operasional ini salah satunya dikarenakan dengan menurunnya penerimaan dari para pedagang, sehingga mempengaruhi pembayaran mereka terhadap penerimaan pendapatan operasional PD. Pasar Pakuan Jaya. Hal ini boleh jadi terjadi karena berkurangnya pedagang di pasar-pasar yang dikelola PD. Pasar. Oleh karena itu pada tahun 2009, Pemerintah Kota Bogor mendirikan PD Pasar Pakuan Jaya. Tujuan didirikan PD Pasar Pakuan Jaya ini adalah untuk (1) meningkatkan pelayanan kebutuhan sarana dan prasarana pasar yang nyaman, bersih dan teratur, (2) mendorong perekonomian daerah, (3) menunjang pembangunan daerah, (4) Meningkatkan profesionalitas dan efisiensi pengelolaan pasar, dan (5) meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Pasar tradisional, banyak memiliki kekurangan, seperti lokasinya yang strategis terkadang dapat mengganggu lalu lintas di sekitarnya, kumuh, kurang tertata, dan lain-lain. Berdasarkan hasil analisis terhadap responden, maka dapat dilihat bahwa dimensi yang paling penting menurut responden adalah dimensi assurance, yang mencakup keamanan dan ketertiban pasar, kemudahan mendapat izin berdagang, kejujuran petugas penarik retribusi, kualitas barang dan kelengkapan jenis barang. Dimensi ini jika dibagi berdasarkan atas pedagang, maka penekanan dari pedagang adalah pada aspek keamanan dan ketertiban pasar, kemudahan mendapat izin berdagang, kejujuran petugas menarik retribusi.dan kualitas dari barang yang dijual dan kelengkapan jenis barang. Jika dikaitkan dengan peranan pemerintah sebagai pembuat kebijakan, maka pemerintah harus lebih menekankan pada aspek-aspek ini. Mengingat

19 86 sekarang persaingan antara pasar modern dan pasar tradisional sangat ketat, dimana para pembeli lebih senang berbelanja di pasar modern dikarenkan beberapa hal seperti nyaman, bersih dan terjamin. Pemerintah harus melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap pasar tradisional, aparat yang terkait harus lebih jeli dan tegas dalam melaksanakan tugasnya. Teliti dalam artian musti melihat juga apa yang dijual oleh pedagang, apakah barang yang sudh dijual di pasar tradisional sudah lengkap dan sesuai dengan yang diinginkan oleh para pembeli. Selain itu juga harus sering melakukan pengawasan terhadap produk yang dijual agar kualitas barangnya terjamin. Pembenahan pasar tradisional ini tidak semata-mata untuk melindungi pasar tradisional dengan masyarakat awamnya. Akan tetapi juga dapat menarik minat wisatawan baik lokal maupun asing (Sutrisna dan Andi, 2010), seperti Pasar Klewer di Surakarta, Pasar Pagi Manggadua dan Pasar Baru di Jakarta, hingga Pasar Central Market di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal tersebut merupakan langkah yang cukup bijak mengingat penataan tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelangsungan pasar tetapi juga untuk meningkatkan pemasukan perekonomian. Sehingga kebijakan tersebut lebih menguntungkan banyak pihak. Jika dihubungkan dengan Kota Bogor, pengembangan pasar yang dihubungkan dengan wisata di Kota Bogor ini sangat mendesak dan penting, mengingat di Kota Bogor belum ada pasar yang mengkhususkan untuk wisata dan belanja khusus untuk oleh-oleh Bogor. Jika ini dapat direalisasikan maka dampaknya sangat luas, tidak saja meningkatkan PAD Kota Bogor, tetapi secara luas dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat Bogor, baik masyarakat Kota maupun Kabupaten Bogor, membuka lapangan kerja, meningkatkan kegiatan sector lainnya, mengingat di kelebihan dari pasar tradisional adalah keragaman barang yang lengkap. Di lain pihak, pembenahan pasar tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena menyangkut tingkat pendidikan masyarakat lapis bawah yang cenderung rendah. Selain itu pola kebiasaan masyarakat juga turut menjadi penghambat penataan pasar. Secara normatif solusi yang tepat untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut adalah dengan menyinergikan pasar tradisional

20 87 dan tempat perbelanjaan modern sebagai satu kesatuan fungsional (Sutrisna dan Andi, 2010). Kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah bersifat memberikan solusi kepada pasar-pasar tradisional. Karena pasar tradisional merupakan merupakan salah satu pilar ekonomi yang cukup potensial untuk meningkatkan perekonomian. Pasar tersebut mampu memberikan kehidupan bagi perekonomian terutama masyarakat bawah. Pemerintah Kota Bogor juga diuntungkan dengan dijadikannya pasar-pasar tradisional menjadi kawasan tujuan wisata. Oleh karena itu diperlukan perhatian, bantuan dan kerjasama Pemerintah Kota Bogor dalam pengembangan pasar tradisional ini, jika tidak, maka peranan pasar tradisional akan semakin menurun karena adanya pasar modern yang semakin berkembang, sehingga dapat mengakibatkan menurunnya perekonomian ekonomi masyarakat menengah ke bawah yang digerakkan oleh para penjual dan pembeli di pasar tradisional di Kota Bogor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor yang memiliki visi menjadi kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintahan yang amanah merupakan visi yang harus di jalankan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro.

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro. M. Taufiq Yuda Saputra Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS e-mail : opiys_94uh@yahoo.co.id A. Agung Gde Kartika Staf Pengajar Transportasi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK Terminal

Lebih terperinci

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa pengguna jasa air bersih PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati wilayah Pati Kota merasa puas terhadap layanan tersebut, dan tingkat

Lebih terperinci

114 Universitas Indonesia

114 Universitas Indonesia BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan dari tujuan penelitian, hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, seperti berikut : 1) Secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh yang berupa nilai kepuasan mahasiswa. Pada Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA 41 BAB V HASIL DAN ANALISA Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh dari pengumpulan dan pegujian data, yang berupa nilai kepuasan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN 7.1 Analisis Kepuasan Petani Mitra Evaluasi kemitraan dapat juga dilihat dari tingkat kepuasan petani mitra yang menjalankannya. Kepuasan

Lebih terperinci

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden... Lampiran KUESIONER KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai an masyarakat/responden) Nomor Responden... Diisi oleh petugas Umur...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai. 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini digunakan sebagai pedoman peneliti agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dan mengupayakan penyelesaian masalah menjadi lebih

Lebih terperinci

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 1~6 PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 1) AMIK BSI Pontianak

Lebih terperinci

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi. PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA P.H. Saragi Abstrak Sekolah Tinggi Manajemen Industri telah membuka jurusan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2006) hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2006) hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut: BAB VI KSIMPULA DA SARA 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan dan analisis berdasarkan metode Importance Performance Analysis atau Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/Kepuasan Pelanggan dan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 94 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dari hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat, BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat, sarana transportasi tidak bisa dipisahkan dan selalu dibutuhkan manusia. Salah satunya alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh sebab itu manusia tersebut menyatu pada struktur masyarakat guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Bank OCBC NISP PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan di Bandung pada tanggal 4 April

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang 30 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 43 responden. Adapun karakteristik

Lebih terperinci

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR 5.1. Kebijakan Pengelolaan Pasar Tradisional Kota Bogor Terdapat tujuh buah pasar tradisional yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang perekomomian dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian yang menyebabkan masa depan suatu bisnis juga tidak menentu arahnya. Hal ini menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 58 BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 5.1 Kondisi Bangunan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bogor Berdasarkan pada hasil penelitian dilapangan, kondisi bangunan fisik pasar tradisional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Siswa Atas Kualitas Pelayanan di SMA Batik 1 Surakarta Tahun 2013 ini menggunakan data yang dikelompokkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, banyak masyarakat yang mulai membiasakan diri dengan berolahraga di pagi hari sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Bank BRI (Persero) Kantor Cabang Kota Bumi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Bank BRI (Persero) Kantor Cabang Kota Bumi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Bank BRI (Persero) Kantor Cabang Kota Bumi 1. Sejarah Singkat PT. Bank BRI (Persero) Bank Rakyat Indonesia adalah bank pemerintah yang didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Distribusi dan Persentase Kinerja Terhadap Pelayanan Pada tabel dibawah ini diperoleh nilai distribusi dan persentase tingkat kinerja terhadap pelayanan yang diberikan oleh

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen 5 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2006), secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

Lebih terperinci

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62 Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62 Artikel Penelitian Analisis Harapan Dan Persepsi Pasien Kerjasama (PKS) Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja Tahun

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kualitas Layanan

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kualitas Layanan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tingkat Kualitas Layanan Pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data, analisis terdiri dari analisis kualitas pelayanan dengan model servqual dan analisis preferensi

Lebih terperinci

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Kepuasan dan loyalitas pengunjung dapat diketahui secara tidak langsung melalui penilaian mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin lajunya tingkat peradaban manusia yang diakibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin lajunya tingkat peradaban manusia yang diakibatkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin lajunya tingkat peradaban manusia yang diakibatkan oleh kemajuan atau perkembangan baru dalam teknologi, ekonomi, pendidikan serta berbagai faktor

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI Rosmawati 18209009 Latar Belakang Masalah Secara umum rumah sakit belum mampu memberikan sesuatu hal yang benar-benar

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja suatu perusahaan sangat penting untuk merumuskan strategi pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Semua orang menginginkan kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisa data yang dilakukan terhadap Hotel XYZ mengenai kepuasan pelanggan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Pada penelitian ini kuesioner disebarkan kepada pasien rawat jalan yang telah mendapatkan pelayanan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 3 METODOLOGI Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan BAB 3 METODOLOGI 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Desain Penelitan Dalam bidang industri jasa daya jual ditentukan oleh kualitas dari jasa layanan yang dirasakan oleh pelanggan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil analisis diperoleh bahwa

Lebih terperinci

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI Penilaian terhadap berbagai atribut di Restoran Mira Sari secara tidak langsung dapat mengukur menganai kepuasan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kepuasan pelanggan.perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kepuasan pelanggan.perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Era globalisasi membuat persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik di pasar domestik maupun internasional.kualitas pelayanan yang bermutu dapat menciptakan kepuasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Setelah pengumpulan dan pengolahan data langkah selanjutnya adalah menganalisa Data yang sudah didapat dari pengumpulan, pengolahan dan pegujian data. Seperti yang sudah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Sekretariat Biro Akademik terhadap Loyalitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Sekretariat Biro Akademik terhadap Loyalitas 161 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Sekretariat Biro Akademik terhadap Loyalitas Mahasiswa Fakultas Bisnis

Lebih terperinci

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR 88 BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR 7.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal ditujukan untuk mengidentifikasi faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisa atribut kualitas pelayanan yang perlu diperbaiki oleh PT Jeruk Nipis berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha PENELITIAN Pengaruh Kualitas Pelayanan Sistem Administrasi Modern Perpajakan Terhadap Tingkat Kepuasan Wajib Pajak (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA TEGALLEGA) Bandung, November 2008 Dengan Hormat, Sehubungan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN LAPANGAN FUTSAL F 212 KARAWANG

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN LAPANGAN FUTSAL F 212 KARAWANG ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN LAPANGAN FUTSAL F 212 KARAWANG Nama : Muh Firman Malik Manggala NPM : 19210660 Jurusan / Strata : Manajemen / Strata Satu Pembimbing : Dessy Hutajulu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK 4.1 Analisis Uji Instrumen Penelitian (Pre-test) Pre-test dilakukan untuk menguji pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

KUESIONER. Hormat saya, Riko Arisanto

KUESIONER. Hormat saya, Riko Arisanto KUESIONER Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa Fakultas Bisnis Manajemen di Universitas Widyatama, dalam rangka menyelesaikan tugas akhir program sarjana, penulis berusaha melakukan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Riau e-mail: fenny_tr@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Tanggapan terhadap kualitas pelayanan KA Parahyangan dapat disimpulkan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk lebih cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat menentukan suatu perusahaan bisnis jasa berjalan dalam jangka panjang. Karena negara Indonesia dipenuhi

Lebih terperinci

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( ) MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN M. Jamal Muttaqin (1307 100 069) Latar Belakang Urgensi Pasar Tradisional Menyusutnya Pasar Tradisional Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak manajemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

Importance Performance Analysis (IPA) Penumpang di Dalam Terminal Makassar Metro

Importance Performance Analysis (IPA) Penumpang di Dalam Terminal Makassar Metro Importance Performance Analysis (IPA) Penumpang di Dalam Terminal Makassar Metro Kuadran A, prioritas utama atribut pelayanan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan kinerjanya yaitu : 1. Waktu menunggu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk menguraikan sifat-sifat dari suatu keadaan.

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 71 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Skor rata-rata tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Data hasil penelitian diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun

Lebih terperinci

KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) ACEH

KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) ACEH ISSN 2302-0199 10 Pages pp. 46-55 KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) ACEH Faisal 1, Jasman J. Ma ruf 2, Amri 3 1) Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data yang mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian pada Bab 1, diperoleh hasil temuan penelitian yang dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada awalnya, PT. Bank DKI merupakan Bank Milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta berbentuk Perusahaan Daerah yang didirikan berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis pembahasan serta uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya merupakan suatu kondisi yang menguntungkan bagi dunia bisnis di Indonesia. Indikator membaiknya kondisi

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan data karakteristik responden, terlihat bahwa sebagian besar pengguna jasa Aya Travel berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa (44%) dan PNS (22%). Hal ini dapat

Lebih terperinci

Azhari Aziz Samudra Pusat Kajian ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia

Azhari Aziz Samudra Pusat Kajian ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia ANALISIS PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KINERJA ORGANISASI PUBLIK PENGELOLA PASAR TRADISIONAL: STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR TOHAGA (BUMD) KABUPATEN BOGOR Azhari Aziz Samudra Pusat Kajian ilmu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Karakteristik Responden Dari semua responden di dalam penelitian ini, karakteristik dari responden dapat kelompokkan ke dalam beberapa karakteristik yaitu umur, jenis kelamin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada PT. AXA Life Indonesia di Bandung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penurunan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB V. Kesimpulan dan Saran BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisis profil responden menyatakan bahwa 31% nasabah berada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan 62 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden Setelah dilakukan pengumpulan serta pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kebijakan dalam bermake-up hal ini menurut pernyataan dari responden, serta sarana

BAB IV PENUTUP. kebijakan dalam bermake-up hal ini menurut pernyataan dari responden, serta sarana BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa pos Express di Kantor

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI RESPONDEN Penyajian data identifikasi pelanggan PT Pos Indonesia (persero) Kota Metro 34100 pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Proses analisis data dari pembahasan dilakukan setelah selesai melaksanakan inventarisasi atau pengumpulan data, baikyang berupa data primer maupun data sekunder.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Responden pada umumnya pada kelompok umur 18 tahun, lebih dari

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Responden pada umumnya pada kelompok umur 18 tahun, lebih dari BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 1.2 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Responden pada umumnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN 5.1 Hasil Temuan Deskriptif Hasil temuan deskriptif yang disajikan pada Bab IV mengenai dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa Perpustakaan Universitas Widyatama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...5 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi baik sesama manusia maupun manusia dengan lingkungannya. Dalam kajian geografi, hal ini termasuk dalam pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Jenis data ini didapat langsung dari sumber utamanya. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang 80 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditentukan faktor dan sub faktor yang memiliki prioritas tertinggi berdasarkan susunan hirarki

Lebih terperinci

Lampiran : 1. Kuesioner Penelitian Persepsi Pengusaha di Kota Medan Terhadap Kebijakan Bank Indonesia Tentang Lindung Nilai (Hedge)

Lampiran : 1. Kuesioner Penelitian Persepsi Pengusaha di Kota Medan Terhadap Kebijakan Bank Indonesia Tentang Lindung Nilai (Hedge) Lampiran : 1 Kuesioner Penelitian Persepsi Pengusaha di Kota Medan Terhadap Kebijakan Bank Indonesia Tentang Lindung Nilai (Hedge) Kepada Yth : Bapak / Ibu Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Semester Ganjil 2005/2006 Analisis Kepuasan Pelanggan Bengkel Paten Ban Oleh Glenn Kurniawan NIM : 0500586430 Abstrak Usaha yang bergerak dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR Oleh ARI AGUNG NUGROHO H24066002 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman : DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. Halaman : DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman :...viii...x...xi I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang...1 2. Rumusan Masalah...6 3. Ruang lingkup...7 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian...7 II.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk meningkatkan kualitas layanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkeretaapian Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2007, perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Rosliana Dewi roslianadewi@ymail.com ABSTRAK Kepuasan pasien menjadi bagian integral dan menyeluruh dari mutu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Koperasi 4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Guru dan Pegawai SMA Negeri 46 Jakarta didirikan berdasarkan akte pendirian yang disyahkan oleh Kantor Wilayah Departemen

Lebih terperinci