ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN SIKLUS PENDAPATAN JASA PADA PERUSAHAAN UMUM DAMRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN SIKLUS PENDAPATAN JASA PADA PERUSAHAAN UMUM DAMRI"

Transkripsi

1 ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN SIKLUS PENDAPATAN JASA PADA PERUSAHAAN UMUM DAMRI Gilang Chrismarcelian Pracoyo Jl. U No. 9A RT 009 / RW 015 Kelurahan Palmerah, Kec. Palmerah Kemanggisan, Jakarta Barat gilangpracoyo@yahoo.com Dosen Pembimbing: Hery Harjono Muljo, S.Kom., M.Msi. ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN, ialah menganalisis komponen anggaran pendapatan dalam perusahaan. Oleh karena itu diperlukan analisis dan identifikasi masalah atau kelemahan dalam penyusunan dan realisasi anggaran pada PERUM DAMRI untuk memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kelemahan dan masalah yang di temukan pada sistem yang berjalan. METODA DAN OBJEK PENELITIAN ANALISIS yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan sistem yang menggunakan penerapan prinsip Committee of Sponsoring Organizations (COSO). HASIL YANG DICAPAI dari penelitian ini adalah menganalisis proses pendapatan jasa menggunakan metode siklus pendapatan dan evaluasi tabel prinsip COSO untuk mengetahui prosedur proses bisnis yang berjalan. SIMPULAN dari penelitian ini ialah mampu menghasilkan perancangan sistem informasi akuntansi anggaran pendapatan jasa yang diharapkan mampu meningkatkan pengendalian dalam proses pencatatan dan dapat mengurangi terjadinya komponen biaya yang bersifat tidak dapat di prediksi sehingga memicu terjadinya kelebihan anggaran. Kata Kunci : COSO, Anggaran, PERUM DAMRI

2 PENDAHULUAN Secara umum, penulis memilih judul ini sebagai pembahasan dalam pembuatan proposal skripsi karena ingin melihat permasalahan yang sedang terjadi pada Perusahaan Umum Damri. Penulis akan mencari solusi terhadap permasalahan dalam bidang sistem informasi akuntansi apakah telah sesuai dengan prosedur atau tidak. Perusahaan Umum Damri diketahui memiliki banyak cabang di Indonesia, begitu juga dengan peredaran angkutan umum terutama di daerah Ibu Kota DKI Jakarta. Penulis memilih perusahaan ini sebagai objek penelitian karena ini merupakan salah satu perusahaan negara atau bagian dari BUMN, ketertarikan untuk mengobservasi serta memberikan solusi terhadap kinerja atas pengendalian manajemen terhadap perusahaan ini menjadi suatu alasan yang kuat untuk menggunakan perusahaan ini sebagai objek penelitian. Harapan yang dapat dicapai agar Perusahaan Umum Damri dapat menggunakan solusi yang akan penulis usulkan guna membantu meningkatkan kinerja dan sistem pengendalian internal perusahaan. Sistem informasi yang sedang berjalan dalam perusahaan ini masih menggunakan metode manual dan belum seutuhnya menggunakan sistem komputerisasi, dimana PERUM DAMRI mencatat semua data pendapatan perusahaan serta pengendalian internal setiap karyawan hanya menggunakan beberapa metode lama yang seharusnya bisa dikembangkan. PERUM DAMRI membutuhkan pengendalian manajemen yang layak dan baru untuk bisa lebih mengembangkan usaha guna membantu pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara. Dengan adanya masalah masalah tersebut, penulis mencoba untuk menganalisis dan mengembangkan sistem informasi akuntansi yang sedang dijalankan pada Perusahaan Umum DAMRI. Oleh sebab itu penulis mengambil topik tentang sistem informasi akuntansi dengan judul ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN SIKLUS PENDAPATAN JASA PADA PERUSAHAAN UMUM DAMRI Damri (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) memiliki jaringan pelayanan terbesar hampir di seluruh wilayah Republik Indonesia. Damri yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyelenggarakan pelayanan angkutan perkotaan, angkutan antar kota, angkutan khusus bandara, angkutan travel, angkutan paket, dan angkutan lintas batas negara yang diawali dengan pembukaan trayek Pontianak-Kuching. Perusahaan Umum Damri mempekerjakan lebih dari 200 karyawan dengan status sebagai Pegawai Negeri Sipil dan mendapatkan gaji pokok sebesar 1,8 juta. Akan tetapi masih banyak yang merasah tidak puas karena para pegawai tidak mendapatkan upah sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Saat ini penulis akan melakukan penelitian perihal masalah penuntasan upah dan sistem pengendalian manajemen yang terjadi pada Perusahaan Umum Damri. Pengenmbangan dan perbaikan pengendalian manajemen perlu dilakukan karena Perusahaan Umum Damri merupakan salah satu perusahaan terpenting dalam negara sebagai penunjang transportasi umum baik antar provinsi maupun antar kota. Penyelewengan dana iuran kredit kolektif karyawan Perum Damri mengakibatkan sebagian karyawan perusahaan melakukan aksi mogok karena pihak manajemen tidak pernah menyetor iuran kredit mereka melalui pemotongan gaji setiap karyawan. Tujuan yang ingin dicapai ialah, dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siklus pendapatan perusahaan, dapat memberikan masukan berupa solusi yang dapat mengatasi kelemahankelemahan yang ada pada perusahaan, dan merancang serta menganalisa sistem informasi akuntansi siklus pendapatan agar dapat meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Penulis sangat berharap dapat memberikan beberapa manfaat kepada perusahaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun manfaat yang dapat di berikan dalam penelitian ini ialah, meningkatakan pemahaman terhadap penyusunan proses sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan membantu pihak manajemen memperbaiki setiap kelemahan yang ada. Kemudian memberikan hasil analisa terhadap siklus pendapatan jasa sebagai solusi agar dapat memberikan peningkatan kinerja terhadap proses bisnis perusahaan. Penulis Memberikan suatu rancangan sistem informasi akuntansi untuk meningkatkan proses perencanaan proyek dan evaluasi sesuai dengan realisasi anggaran pendapatan Perusahaan Umum DAMRI.

3 METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini ialah : 2.1 Studi Pustaka Pada penelitian kali ini, penulis melakukan pencarian informasi melalui berbagai media seperti buku, media cetak, penelitian terdahulu, dan internet. Semua informasi yang penulis dapatkan berhubungan dengan objek yang akan diteliti agar dapat digunakan sebagai acuan landasan teori. 2.2 Metode Lapangan Dalam penelitian lapangan, kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data seperti melakukan: a. Jenis penelitian : Menggunakan jenis pengumpulan data kualitatif, dimana penulis melakukan penelitian dengan secara langsung turun ke lapangan untuk memenuhi objek penelitian. b. Wawancara : Penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara secara langsung kepada departemen akuntansi. Studi kasus pada perusahaan umum Damri. c. Dokumentasi : Penulis melakukan penelusuran secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan bukti-bukti pengumpulan data informasi untuk objek penelitian. d. Prosedur Analisis : Penulis mengumpulkan data yang sudah didapat, kemudian menganalisa kesalahan yang terdapat pada data tersebut. 2.3 Metode Analisis Dalam metode analisis ada beberapa hal yang akan dilakukan, yaitu: a. Memahami bagaimana bekerjanya suatu proses merupakan hal penting untuk memastikan berjalannya suatu sistem yang diterapkan oleh perusahaan. Suatu proses yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan merugikan perusahaan tersebut setiap menit perusahaan tersebut beroperasi. Suatu proses adalah setiap bagian dari organisasi yang mengambil input dan mentransformasikannya menjadi output, yang diharapkan akan memiliki nilai tambah bagi organisasi dibandingkan dengan input awalnya. PERUM DAMRI mendapatkan tambahan 25 unit angkutan umum dalam hal ini bus. Pemerintah memberikan sejumlah anggaran agar dapat melakukan beberapa perbaikan terhadap unit kendaraan yang memiliki kerusakan tidak cukup berat, sedangkan untuk unit kendaraan yang sudah tua, pihak DAMRI sudah tidak lagi mempertahankannya. b. Mengidentifikasi kebutuhan informasi pengguna. c. Mengidentifikasi kebutuhan yang masih kurang pada sistem perusahaan dari data input kemudian proses hingga output yang dihasilkan, serta menentukan informasi yang dibutuhkan pada sistem baru yang akan diusulkan. d. Penyusunan tabel prinsip COSO. 2.4 Metode Evaluasi Dalam melakukan survey, observasi, dan menganalisis setiap data yang didapat secara langsung dari kantor pusat Perusahaan Umum DAMRI, penulis mendapat beberapa permasalahan dan pelaksanaan daris sistem yang sudah diterapkan oleh PRUM DAMRI. Berikut beberapa poin permasalahan yang penulis dapat beserta rekomendasi yang diusulkan untuk masalah tersebut : 1. Permintaan layanan angkutan umum dari masyarakat atas kualitas layanan jasa masih kurang dan tidak memuaskan. Berdasarkan data perusahaan, PERUM DAMRI melakukan pembaharuan unit tidak berdasarkan ketentuan secara tetap. Hal ini menyebabkan perusahaan dapat mengalami pengurangan pendapatan

4 karena mereka masih memiliki beberapa angkutan umum yang tidak dapat dipakai lagi. Pembaharuan unit ini dilakukan apabila ada unit angkutan umum yang sudah tidak dapat beroperasi kembali. Perusahaan juga masih sering mendapatkan komplain atau protes dari masyarakat atas kenyamanan dan pelayanan melalui jasa angkutan umum mereka. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perusahaan telah mengajukan dan menyampaikan permintaan pembaharuan data untuk dibuatkan sistem informasi yang sesuai dengan kinerja perusahaan, dimana perusahaan seharusnya menetapkan periode jangka waktu penggunaan angkutan umum agar dapat di perbaiki dan dirawat secara berkala. 2. Penggunaan data yang masih manual menjadi salah satu kendala perusahaan dalam menjalakan proses sistem informasi akuntansi. Kurangnya kebutuhan peralatan barang elektronik seperti komputer membuat PERUM DAMRI sulit untuk mengendalikan pengembangan dalam bidang sumber daya manusia. Perusahaan tidak dapat mengendalikan penerapan sistem informasi secara baik karena masih menggunakan cara manual, dan hanya melakukan komunikasai melalui pengiriman secara berkala. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Permasalahan dan Rekomendasi 1. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan. Pendapatan atau revenue memiliki aktivitas yang meliputi empat tahap di antaranya adalah sales order entry, shipping, billing, and cash collection. Perusahaan Umum DAMRI menggunakan aktivitas tersebut untuk menetapkan arus pendapatan yang bergerak dalam bidang jasa yang memberikan pelayanan transportasi umum kepada masyarakat. Berikut ini adalah evaluasi dari ketiga tahap yang diterapkan oleh perusahaan. 2. Implementasi COSO terhadap Sales Order Entry terbagi ke dalam 5 elemen. Elemen yang pertama adalah Control Environtmen yang terbagi dalam 5 prinsip kerja yakni yang pertama adalah prinsip kerja yang memuat komitmen organisai terhadap integritas dan nilai-nilai etika yang diterapkan melalui penetapan komitmen dalam bekerja dengan integritas yang baik untuk memenuhi tanggung jawab masing-masing petugas pelayanan jasa. Prinsip kerja yang kedua adalah dengan kemandirian manajemen dan latihan pengawasan untuk pengembangan dan nilai kerja internal yang diterapkan melalui perusahaan yang sudah menjalankan peran sebagai organisasi yang individu dan terlatih. Prinsip yang ketiga adalah penetapan pengawasan dewan direksi, struktur, jalur pelaporan, dan pertanggungjawaban dalam mengejar tujuan yang diterapkan melalui pengawasan manajemen untuk pencatatan pemesanan pelanggan sudah sesuai. Penerapan prinsip kerja yang keempat adalah komitmen penarikan, pengembangan, dan pertahanan kompeten individu yang sejalan dengan tujuan yang diterapkan melalui komitmen perusahaan terhadap kinerja dan integritas, dan serta prinsip kerja yang terakhir adalah tanggung jawab individu untuk tanggung jawab pengendalian internal dalam mencapai tujuan yang diterapkan melalui subdit usaha pelayanan jasa sangat bertanggung jawab dengan menyimpan dan memberikan formulir pemesanan pelanggan kepada direktorat usaha pelayanan jasa. Elemen yang kedua adalah Risk Assessment yang memuat 4 prinsip kerja. Prinsip kerja Yang pertama adalah dengan penetapan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berhubungan dengan tujuan. Penerapannya adalah dengan Subdit usaha pelayanan jasa melakukan kesalahan pencatatan karena tidak ada sistem aplikasi yang menampung data untuk di simpan. Prinsip kerja yang kedua adalah dengan identifikasi risiko organisasi terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus di kelola. Penerapan yang tidak sesuai adalah organisasi tidak melakukan identifikasi secara jelas terhadap kesalahan pencatatan, karena formulir penerimaan pesanan pelanggan tidak memiliki data cadangan yang di simpan. Prinsip kerja yang ketiga adalah pertimbangan organisasi terhadap potensi kecurangan dalam menilai risiko dalam pencapaian tujuan. Penerapannya adalah dengan Subdit usaha pelayanan jasa memisahkan formulir dengan data yang tidak lengkap agar direktorat pelayanan jasa dapat memberikan jaminan kepada pelanggan dalam pengiriman barang. Prinsip kerja yang keempat adalah dengan organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian intern. Penerapan yang

5 tidak sesuai adalah perusahaan tidak memiliki perubahan yang signifikan karena setiap individu memiliki bagian direktorat sendiri untuk mengatur pencatatan pemesanan pelanggan. Elemen yang ketiga adalah Information and Communication. Prinsip kerja yang pertama adalah Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan kualitas informasi yang relevan dengan mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya, dengan penerapan prinsip yang sesuai adalah dengan Perusahaan menempatkan setiap posisi opearasi bidang usaha pelayanan jasa dalam melakukan komunikasi antara pelanggan dan pihak penyedia jasa transaksi perusahaan. prinsip kerja yang kedua adalah dengan Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang diperlukan untuk mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya, denga penerapan yang sesuai adalah dengan Subdit usaha pelayanan jasa memberitahukan kepada pihak dewan direksi atas kesalahan pencatatan yang dilakukan karena dapat memperngaruhi proses pencatatan transaksi pada fungsi keuangan. Prinsip kerja yang ketiga adalah dengan organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi komponen pengendalian internal lainnya, dengan penerapan yang tidak sesuai adalah dengan perusahaan mengendalikan dan menyelesaikan permasalahan resiko terhadap pencatatan permintaan pelanggan secara internal dan tidak memberikan informasi secara langsung kepada pihak luar. Elemen yang keempat adalah dengan Control Activities. Prinsip kerja yang pertama adalah dengan organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi pada mitigasi dari risiko terhadap pencapaian tujuan ke tingkat yang dapat diterima, dengan penerapan yang sesuai adalah dengan organisasi internal perusahaan mengembangkan aktivitas pengendalian melalui Satuan Unit Pengawasan Intern (SPI) yang berkontribusi pada setiap pencatatan penerimaan pemesanan pelanggan. Prinsip kerja yang kedua adalah dengan organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan. Penerapan yang tidak sesuai adalah dengan Perusahaan tidak menggunakan pengembangan aktivitas pengendalian dengan teknologi terhadap pencatatan penerimaan pemesanan pelanggan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian yang diwujudkan dengan kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur yang relevan untuk mempengaruhi kebijakan. Penerapan yang sesuai adalah dengan Aktivitas pengendalian atas pencatatan penerimaan pemesanan menggunakan prosedur pencatatan secara langsung dengan format manual dan pengisian indetitas yang lengkap. Elemen yang kelima adalah Monitoring. Prinsip kerja yang pertama adalah Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan / atau terpisah untuk memastikan apakah ada komponen pengendalian intern yang berfungsi. Penerapan yang sesuai adalah dengan Perusahaan menetapkan kebijakan pengawasan pencatatan pemesanan pelanggan kepada direktorat usaha pelayanan jasa dan di pisahkan atas pembagian tugas kepada bidang operasi umum. Prinsip kerja yang kedua adalah dengan organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif, termasuk pada manajemen senior dan dewan direksi. Penerapan yang sesuai adalah dengan Dewan direksi akan meminta data permintaan pelanggan kepada subdit usaha pelayanan jasa secara langsung pada saat transaksi penyewaan angkutan umum dan jasa pengiriman barang telah selesai. 3. Implementasi Penerapan COSO pada Shipping, Evaluasi COSO terhadap Shipping terdiri atas 5 elemen. Elemen yang pertama adalah Control Environtmen. Prinsip kerja yang pertama adalah Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika, dengan penerapan yang sesuai adalah perusahaan mengirimkan barang dengan tepat waktu sampai kepada alamat tujuan pengiriman. Prinsip kerja yang kedua adalah Dewan direksi menunjukkan kemandirian manajemen dan latihan pengawasan untuk pengembangan dan kinerja pengendalian internal dengan penerapan yang sesuai adalah Pengiriman barang di awasi secara langsung pada saat pengirman akan di lakukan, dewan direksi akan meminata subdit usaha pelayanan jasa untuk mencatat setiap barang yang tidak memiliki kode pengiriman. Prinsip kerja yang ketiga adalah manajemen menetapkan, bersama dewan direksi, struktur, jalur pelaporan, dan pertanggungjawaban dalam mengejar tujuan, dengan prinsip kerja yang sesuai adalah dengan perusahaan sudah sesuai dengan penetapan kinerja organisasi internal karena, Satuan Pengawasan Intern perusahaan akan melihat jalur pengiriman barang yang akan di lalui, sehingga kurir pengiriman dapat memperoleh

6 informasi mengenai lokasi alamat yang akan dituju. Prinsip kerja yang keempat adalah organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan kompeten individu yang sejalan dengan tujuan, dengan penerapan yang sesuai adalah perusahaan mengembangkan kinerja staff dan pegawai terhadap subdit usaha pelayanan jasa atas pengiriman barang yang berlangsung, karena pengiriman barang merupakan komitmen dan peningkatan tujuan yang seusai dengan kebijakan perusahaan. Prinsip kerja yang kelima adalah dengan organisasi menyatakan tanggung jawab individu untuk tanggung jawab pengendalian internal dalam mencapai tujuan, dengan prinsip kerja yang sesuai tanggung jawab pengiriman barang sepenuhnya dipegang oleh perusahaan, karena perusahaan memberikan ketetapan dan kebijakan pada subdit usaha pelayanan jasa untuk mencapai tujuan dalam pengiriman barang. Elemen yang kedua adalah Risk Assessment. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berhubungan dengan tujuan, penerapannya adalah dengan Perusahaan mengalami kekurangan dalam unit kendaraan pengiriman barang dan hal itu mengakibatkan keterlambatan waktu pengiriman barang yang cukup lama. Subdit usaha pelayanan jasa akan memberitahukan pelanggan melalui apabila keterlambatan tersebut akan terjadi. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus di kelola, dengan penerapan yang sesuai adalah dengan Subdit usaha pelayanan jasa sudah melakukan pemeriksaan unit kendaraan yang siap dan bisa untuk digunakan, karena hal ini sangat diperlukan kurir pengiriman barang untuk mengetahuhi kondisi kendaraan tersebut. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan, dengan penerapan yang sesuai adalah pimpinan subdit pelayanan jasa sudah mempertimbangkan resiko pengiriman barang yang menyebabkan kehilangan barang karena unit kendaraan yang rusak dan informasi identitas pelanggan yang tidak jelas. Prinsip kerja yang keempat adalah organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian intern, dengan penerapan yang tidak sesuai adalah perubahan internal yang mempengaruhi sistem pengiriman barang tidak sesuai dengan kebijakan perusahaan, karena resiko yang timbul hanya mempengaruhi hubungan transaksi antara perusahaan dan pelanggan. Elemen yang ketiga adalah Information and Communication. Prinsip kerja yang pertama adalah Organisasi menghasilkan dan menggunakan kualitas informasi yang relevan dengan mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya, dengan penerapan yang sesuai pimpinan subdit usaha pelayanan jasa akan segera mendapatkan informasi mengenai keterlambatan dan pengiriman barang yang gagal, sehingga dewan pengawas dapat mengendalikan barang yang belum di kirim untuk memeriksa alamat dan identitas pelanggan. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal, diperlukan untuk mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya, dengan penerapan yang sesuai Perusahaan sudah sesuai dengan hal ini karena subdit usaha pelayanan jasa akan mengganti barang pelanggan yang telah hilang dan memberikan data pembayaran penggunaan jasa kepada fungsi keuangan untuk di buatkan bukti dengan catatn kehilangan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi komponen pengendalian internal lainnya dengan penerapan yang sesuai adalah komunikasi sudah sesuai dengan pihak luar mengenai fungsi pengiriman barang karena adanya resiko kecelakaan dan kehilangan barang yang mempengaruhi pengurangan jumlah unit kendaraan yang ada. Elemen yang keempat adalah Control Activities. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap mitigasi dari risiko terhadap pencapaian tujuan ke tingkat yang dapat diterima, dengan penerapan yang sesuai adalah Pengembangan aktivitas pengendalian atas pengiriman barang sudah sesuai karena perusahaan menggunakan data penerimaan pesanan pelanggan untuk membedakan jenis barang yang akan di kirim. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan, dengan penerapan yang tidak sesuai Penggunaan teknologi dalam pengendalian aktivitas pengiriman barang pelanggan belum sesuai karena subdit pelayanan tidak menggunakan sistem pencatatan kode barang secara manual sebagai pencatatan registrasi barang yang di kirim. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi menyebarkan

7 aktivitas pengendalian yang diwujudkan dengan kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dalam prosedur yang relevan untuk mempengaruhi kebijakan, dengan prinsip yang sesuai adalah penyebaran aktivitas pengendalian sudah sesuai karena pengiriman barang dilakukan dengan tahap-tahap registrasi dan pencatatan identitas pelanggan yang diketahui oleh direktorat usaha pelayanan jasa. Elemen yang kelima adalah Monitoring. Prinsip kerja yang pertama adalah Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan secara terpisah untuk memastikan apakah ada komponen pengendalian intern yang berfungsi dengan penerapan yang sesuai adalah Sistem yang berjalan sudah sesuai dan memiliki pengawasan internal yang tinggi terhadap pengiriman barang oleh pihak Satuan Pengawasan Intern sehingga barang-barang yang memiliki resiko pengiriman dapat di ganti dan di pertanggung jawabkan. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal dengan tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif, termasuk pada manajemen senior dan dewan direksi, penerapannya adalah Pengawasan oleh subdit usaha pelayanan jasa sudah sesuai karena perusahaan menjalankan aktivitas pengawasan secara korektif melalui tindakan penggantian barang yang hilang yang sudah disetujui oleh pimpinan dewan direksi. 4. Implementasi COSO pada Billing, Evaluasi COSO terhadap Billing terdiri atas 5 elemen, elemen yang pertama Control Environtmen. Prinsip kerja yang pertama organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika, dengan penerapan yang sesuai Kinerja penagihan kas sudah sesuai dengan prinsip tersebut karena fungsi akuntansi merupakan bidang yang berkomitmen akan menyimpan pendapatan jasa dari penerimaan kas, dan bekerja dengan nilai-nilai kebijakan perusahaan. Prinsip kerja yang kedua adalah dewan direksi menunjukkan kemandirian manajemen dan latihan pengawasan untuk pengembangan dan kinerja pengendalian internal, dengan penerapan yang sesuai kemandirian terhadap individu yang melakukan penagihan kas sudah sesuai dengan prinsip yang berjalan, karena jumlah penagihan yang diperoleh akan di setorkan pada juru bayar dengan tepat waktu. Prinsip kerja yang ketiga adalah Manajemen menetapkan bersama pengawasan dewan direksi, struktur, jalur pelaporan, dan pertanggungjawaban dalam mengejar tujuan dengan penerapan yang sesuai adalah Kinerja atas prinsip tersebut sangat sesuai dengan kebijakan penagihan kas perusahaan, karena adanya fasilitas pelaporan secara langsung melalui invoice yang diberikan kepada pelanggan. Prinsip kerja yang keempat adalah organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan kompeten individu yang sejalan dengan tujuan dengan penerapan yang sesuai Hal ini sangat sesuai dengan tujuan penagihan kas terhadap pelanggan yang menggunakan sistem operasi penagihan secara langsung oleh petugas setelah melakukan transaksi penyewaan angkutan umum dan pengiriman barang. Prinsip kerja yang kelima adalah organisasi menyatakan tanggung jawab individu untuk tanggung jawab pengendalian internal dalam mencapai tujuan dengan prinsip kerja yang sesuai pengendalian lingkungan sudah sesuai untuk proses penagihan kas karena perusahaan memiliki menggunakan anggota pelayanan jasa yang bertanggung jawab dan berkomitmen dalam meningkatkan pendapatan jasa perusahaan. Elemen yang kedua adalah Risk Assessment. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berhubungan dengan tujuan dengan penerapan yang sesuai adalah resiko penagihan yang tidak mendapatkan semua tagihan, akan di identifikasi secara langsung oleh subdit akuntansi. Kesalahan penagihan tersebut disebabkan karena pelanggan yang tidak mengembalikan unit kendaraan yang disewa dengan tepat waktu sehingga menyebabkan penagihan kas melambat dan pencatatan laporan keuangan. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus di kelola, dengan penerapan yang sesuai adalah identifikasi yang sesuai dengan prinsip tersebut melibatkan subdit akuntansi dan fungsi keuangan untuk menganalisis data laporan penagihan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Prinsip yang sesuai adalah Pertimbangan atas potensi kecurangan yang telah sesuai dengan kinerja prinsip tersebut dilakukan oleh dewan pengawas dan direktorat keuangan, SDM & administrasi. Prinsip kerja yang keempat adalah organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian intern dengan penerapan yang tidak sesuai adlaah perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan prinsip yang berjalan, karena penagihan memiliki resiko yang masih bisa dikendailkan oleh dewan pengawas melalui subdi akuntansi dan keuangan

8 perusahaan. Elemen yang ketiga adalah Information and Communication. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan kualitas informasi yang relevan dengan mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya dengan penerapan yang sesuai adalah prinsip kinerja tersebut sesuai dengan kebijakan perusahaan karena informasi resiko penagihan didapatkan dari pelanggan yang tidak mengembalikan unit penyewaan kendaraan dengan tepat waktu. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang diperlukan untuk mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya, dengan penerapan yang sesuai adalah komunikasi yang sudah sesuai dengan prinsip tersebut menginformasikan tagihan kepada pelanggan melalui bukti formulir pemesanan yang sudah ditulis dengan identitas pelanggan secara lengkap agar subdit akuntansi dapat menyimpan uang tunai tersebut sesuai dengan urutan kode pemensanan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai halhal yang mempengaruhi fungsi komponen pengendalian internal lainnya, dengan penerapan yang tidak sesuai adalah Kinerja yang tidak sesuai dengan kebijakan perusahaan karena kesalahan penagihan oleh subdit akuntansi tidak mempunyai hak untuk berkomunikasi oleh pihak luar perusahaan. Elemen yang keempat adalah Control Activities. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap mitigasi dari risiko dalam pencapaian tujuan ke tingkat yang dapat diterima, dengan penerapan yang sesuai adalah aktivitas pengendalian telah sesuai dengan prinsip tersebut karena resiko penagihan piutang dapat ditangani dan di kendalikan oleh Satuan Pengawasan Intern sebagai tingkatan pengawasan internal yang dapat menerima resiko tersebut. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan, dengan penerapan yang tidak sesuai adalah penagihan piutang yang masih tidak sesuai dengan penerapan prinsip pada perusahaan karena subdit akuntansi melakukan penagihan seacar langsung dan hanya menggunakan surat invoice yang berisikan bukti identitas pelanggan beserta jumlah tagihan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian yang diwujudkan dalam kebijakan dengan menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur yang relevan untuk mempengaruhi kebijakan, dengan penerapan yang sesuai adalah sesuai dengan prinsip tersebut, perusahaan memberikan pengendalian aktivitas kepada subdit akuntansi untuk memperoleh tagihan piutang sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan. Elemen yang kelima adalah Monitoring. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan secara terpisah untuk memastikan apakah ada komponen pengendalian intern yang berfungsi, dengan penerapan yang sesuai adalah pengawasan perusahaan yang telah sesuai dengan prinsip sehingga penagihan dapat dilakukan secara langsung kepada pelanggan dengan pengawasan dari Satuan Pengawasan Intern atas tindakan pengendalian dari dewan direksi. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif, termasuk pada manajemen senior dan dewan direksi dengan penerapan kerja yang sesuai adalah tindakan pengawasan yang telah sesuai atas penagihan piutang akan diperiksa oleh subdit usaha pelayanan jasa sebelum di laporkan kepada subdit akuntansi, karena merupakan suatu kebijakan dari pihak Satuan Pengawasan Intern. 5. Implementasi COSO pada Cash Collection, Evaluasi COSO terhadap Cash Collection memiliki 5 elemen. Elemen yang pertama adalah Control Environtmen. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika penerapannya adalah dengan penerimaan kas telah sesuai dengan prinsip tersebut karena perusahaan berkomitmen tidak menggunakan kas yang di terima untuk kegiatan operasional perusahaan. prinsip kerja yang kedua dewan direksi menunjukkan kemandirian manajemen dan latihan pengawasan untuk pengembangan dan kinerja pengendalian internal, dengan penerapan yang sesuai adalah Penagihan kas sepenuhnya telah sesuai dengan prinsip tersebut, karena Satuan Pengawasan Intern mendapat wewenang untuk memberikan pengawasan pada proses penerimaan kas. Prinsip kerja yang ketiga adalah manajemen menetapkan, bersama dewan direksi, struktur, jalur pelaporan, dan pertanggungjawaban dalam mengejar tujuan, dengan penerapan yang sesuai adalah Prinsip kinerja yang diterapkan telah sesuai karena laporan penerimaan kas dapat di pertanggung jawabkan melalui bukti penerimaan kas yang akan dibuat. Prinsip kerja yang keempat adalah organisasi

9 menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan kompeten individu yang sejalan dengan tujuan dengan penerapan yang sesuai adalah penerimaan kas sesuai dengan prinsip yang ada atas pengawasan direktorat keuangan kepada subdit akuntansi yang tidak memberikan hak kepada divisi lain untuk melakukan kegiatan penerimaan kas. Prinsip kerja yang kelima adalah organisasi menyatakan tanggung jawab individu untuk tanggung jawab pengendalian internal dalam mencapai tujuan dengan penerapan yang sesuai adalah Prinsip yang sudah sesuai karena pihak direktorat keuangan memberikan tanggung jawab penuh kepada subdit akuntansi untuk meningkatkan pendapatan jasa melalui penerimaan kas tersebut. Elemen yang kedua adalah Risk Assessment. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berhubungan dengan tujuan dengan penerapan yang sesuai adalah prinsip resiko penerimaan kas telah sesuai karena tujuan dari penerimaan kas yang dapat terpenuhi melalui penanganan resiko dalam kesalahan pencatatan bukti transaksi penerimaan kas perusahaan. prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus di kelola dengan penerapan yang sesuai adalah Keamanan yang belum menjamin ruang penyimpanan kas secara tunai sehingga subdit akuntansi melalui juru bayar perusahaan harus menganalisa laporan pendapatan penerimaan kas dari entitas pelanggan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Dengan penerapan yang sesuai adalah prinsip yang diberikan telah sesuai dan sangat membantu subdit akuntansi melakukan pengawasan terhadap potensi kesalahan pencatatan penerimaan kas sehingga potensi dari kesalahan pencatatan oleh fungsi keuangan dapat berkurang. Prinsip kerja yang keempat adalah organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian intern dengan penerapan yang tidak sesuai adalah resiko penerimaan kas tidak mempengaruhi sistem pengendalian intern karena subdit akuntansi dapat mengendalikan secara langsung melalui Satuan Pengawasan Intern. Elemen yang ketiga adalah Information and Communication. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan kualitas informasi yang relevan dengan mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya, dengan penerapan yang sesuai adalah Informasi mengenai penerimaan kas didapatkan secara langsung melalui bukti transaksi atas penyewaan unit kendaraan, dan penggunaan jasa pengiriman barang perusahaan. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang diperlukan untuk mendukung fungsi komponen pengendalian internal lainnya dengan penerapan yang sesuai adalah Subdit akuntansi melakukan komunikasi secara langsung dengan fungsi keuangan untuk memberikan bukti penerimaan kas yang telah dibuat oleh fungsi keuangan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi komponen pengendalian internal lainnya dengan penerapan yang sesuai adalah penerimaan kas yang secara langsung didapatkan oleh perusahaan, sangat berpengaruh terhadap informasi yang di dapatkan dari pihak luar, karena perusahaan melakukan komunkasi dengan pelanggan dan petugas jasa pengiriman barang sebagai pengendalian penerimaan kas perusahaan. Elemen yang keempat adalah Control Activities. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap mitigasi dari risiko dalam pencapaian tujuan ke tingkat yang dapat diterima dengan penerapan yang sesuai prinsip pengendalian aktivitas yang sudah sesuai atas penerimaan kas mengacu pada subdit akuntansi sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk memberikan laporan penerimaan kas kepada direktorat keuangan, SDM dan administrasi umum. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan dengan penerapan yang tidak sesuai adalah penggunaan teknologi yang masih tidak sesuai dengan prinsip dan kebijakan perusahaan karena proses penerimaan kas yang berjalan secara langsung tanpa ada dukungan teknologi yang berjalan. Prinsip kerja yang ketiga adalah organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian yang diwujudkan dalam kebijakan dengan menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur yang relevan untuk mempengaruhi kebijakan, dengan penerapan yang sesuai adalah penerimaan kas yang dilakukan sesuai dengan prinsip dan kebijakan perusahaan karena direktorat keuangan, SDM dan administrasi umum menetapkan prosedur penerimaan kas harus mendapatkan data dan informasi yang lengkap dari bukti transaksi.

10 Elemen yang kelima adalah Monitoring. Prinsip kerja yang pertama adalah organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan secara terpisah untuk memastikan apakah ada komponen pengendalian intern yang berfungsi dengan penerapan yang sesuai adalah prinsip pengawasan yang sesuai dengan kebijakan penerimaan kas yang secara langsung akan di simpan terpisah oleh juru bayar sebagai proses pengendalian internal perusahaan terhadap penerimaan kas. Prinsip kerja yang kedua adalah organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif, termasuk pada manajemen senior dan dewan direksi, dengan penerapan yang sesuai adalah pengawasan atas penerimaan kas yang berlangsung dengan prinsip tersebut memiliki tingkat pengelolaan pendapatan jasa yang tinggi karena direktorat keuangan akan menyimpan dan menjadikan bukti penerimaan kas tersebut sebagai dokumen arsip. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan : Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal siklus pendapatan jasa pada Perusahaan Umum DAMRI, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Proses siklus pendapatan jasa diawali dengan proses pemesanan unit kendaraan angkutan umum dan penggunaan jasa ekspedisi pengiriman barang. 2. Petugas pengiriman barang mengalami kendala pada saat pengiriman barang terjadi karena kesalahan pencatatan dan tidak lengkapnya informasi pengisian data pada formulir pemesanan. 3. Perusahaan tidak menagih hasil penggunaan jasa transportasi sesuai dengan jumlah tarif yang telah ditetapkan kepada pelanggan. 4. Perusahaan Umum DAMRI setiap akhir periode hanya membuat laporan penerimaan kas dengan cara menghitung sendiri dari bukti pembayaran yang di arsipkan oleh petugas buku pembantu, dan petugas verifikasi. Hal ini sangat menyebabkan pihak fungsi keuangan dan seksi akuntansi dalam membuat laporan penerimaan kas pendapatan jasa mengalami kesulitan. 5. Alur distribusi dokumen pendapatan jasa yang rumit menyebabkan pembuatan bukti penerimaan kas mengalami keterlambatan. 6. Perusahaan hanya menjalankan proses siklus pendapatan jasa yang berdasarkan empat proses pembuatan laporan pendapatan perusahaan. 7. Perusahaan sudah menggunakan GCG untuk mempertahankan kontrol di perusahaan dalam aspek manajemen, namun belum menerapkan proses pengendalian internal yang berdasarkan pada kerangaka COSO. Saran : Berdasarkan hasil analisis dan perancangan Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Jasa pada Perusahaan Umum DAMRI, maka dapat disarankan : 1. Perusahaan Umum DAMRI sebaiknya menyimpan dan melakukan verifikasi data yang sesuai dengan formulir pendafataran atau permintaan pelanggan. 2. Perusahaan Umum DAMRI sebaiknya menentukan tahapan tahapan standar pencatatan informasi permintaan pelanggan, agar barang yang akan di kirim tidak mengalami kesulitan dan sampai dengan tepat waktu. 3. Perusahaan seharusnya membuat peraturan dan sanksi tertulis kepada petugas yang tidak melayani pelanggan dengan melakukan penagihan yang tidak sesuai tarif, karena itu merupakan etika yang tidak baik. 4. Perusahaan Umum DAMRI seharusnya mengarsipkan data data pembuatan laporan penerimaan kas pendapatan jasa yang terintegrasi ke sebuah aplikasi penyimpanan data, sehingga dapat memudahkan proses laporan pencatatan pendapatan jasa. 5. Perusahaan Umum DAMRI memerlukan sebuah aplikasi yang dapat membantu mempercepat proses pembuatan laporan bukti bukti penerimaan kas. 6. Perusahaan Umum DAMRI sebaiknya menerapkan rancangan sistem pengendalian internal yang baru sebagai proses pencatatan pendapatan jasa, karena sistem yang sekarang masih memiliki resiko dan kekurangan yang tinggi bagi perusahaan itu sendiri. 7. Perusahaan Umum DAMRI perlu menerapkan sistem pengendalian internal perusahaan yang berdasarkan pada kerangka COSO, karena lebih efektif dalam menentukan kondisi dan kualitas manajemn perusahaan yang berjalan.

11

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Pendapatan atau revenue memiliki aktivitas yang meliputi empat tahap di antaranya adalah sales order entry, shipping, billing,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan yang bersifat profit-oriented mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh laba yang optimal. Salah satu komponen utama dari laba adalah pendapatan. Perusahaan pada umumnya memperoleh pendapatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, baik perusahaan berskala kecil, menengah hingga besar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji dan upah, maka dapat diambil simpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Implementasi sistem informasi akuntansi pendapatan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo LAMPIRAN-LAMPIRAN L1 Metode Pengumpulan Data L2 Proses Tinjauan Pelanggan L3 Form Penawaran Harga L4 Purchase Order L5 Surat Jalan L6 Invoice L7 Faktur Pajak L8 Voucher Penerimaan L9 Rencana Penerimaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan memerlukan pemanfaatan secara optimal dari berbagai macam sumber dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan memerlukan pemanfaatan secara optimal dari berbagai macam sumber dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan memerlukan pemanfaatan secara optimal dari berbagai macam sumber dana dan sumber daya yang ada guna mempertajam persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang semakin berkembang memberikan kesempatan bagi semua jenis usaha yang bergerak di dalamnya. Perkembangan dunia bisnis semakin menuntut setiap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis sistem informasi

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, pemanfaatan teknologi merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan oleh perusahaan. Seperti yang banyak diketahui, hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi, Indonesia menjadi sebuah negara berkembang. Pembangunan di dalam negara berkembang menjadi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi saat ini telah melaju begitu cepat seiring pula dengan laju perkembangan zaman yang semakin modern dalam hal kemajuan teknologi dan informasi. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Karya Delitama adalah perusahaan yang didirikan pada 6 Maret 1997. Perusahaan ini bergerak dalam bidang distribusi alat-alat teknik,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Hero Mandiri Indonesia didirikan sejak tahun 2004 dengan nama Hero Plasindo. Pada tahun 2005, perusahaan ini berganti nama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam menelusuri bagaimana pengaruh-pengaruh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam menelusuri bagaimana pengaruh-pengaruh dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perkembangan sistem informasi dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (IT) telah berkembang sangat pesat sehingga pengelolaan informasi menjadi sangat penting

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE. SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK Nama : Maria Yuliani NPM : 24212434 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Sistem Informasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PT ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA. Hanis Trijunsa Putri EB23

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PT ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA. Hanis Trijunsa Putri EB23 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PT ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA Hanis Trijunsa Putri 23210125 3EB23 Latar Belakang Keuntungan dari suatu perusahan terutama diperoleh dari proses

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha CV. Anugrah berdiri pada tanggal 29 Desember 2004 dengan nomer 045/1.824.221/0105 yang terletak

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT. HURIP UTAMA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT. HURIP UTAMA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT. HURIP UTAMA Raisah Azizah Jl. Kota Bambu Selatan 6 No. 19 RT 007 RW 005 Palmerah, Jakarta Barat 021-5608050 raisah0692@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ERAMOTOR DEALER YAMAHA

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ERAMOTOR DEALER YAMAHA ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ERAMOTOR DEALER YAMAHA NAMA : RIZKI INDRA PRATAMA NPM : 21208439 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Dharma Tintri. E, SE., AK., MBA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra Energy International, terdapat beberapa evaluasi yang dapat dijabarkan

Lebih terperinci

IV.1.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian ( Control Environment)

IV.1.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian ( Control Environment) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pengendalian Internal pada Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Dalam pelaksaan kegiatan operasionalnya, perusahaan pusat harus memiliki pengendalian yang memadai terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan memberikan pengaruh pada posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Kinerja yang tercermin dari laporan keuangan juga dijadikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Central Fluxindo merupakan sebuah badan usaha swasta yang bergerak dibidang produksi dan penjualan alumunium,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama pendirian usaha yaitu untuk menciptakan laba. Laba digunakan perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit untuk meningkatkan pengendalian intern serta

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PT HARI PURNAMA PERKASA

BAB 4 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PT HARI PURNAMA PERKASA BAB 4 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PT HARI PURNAMA PERKASA 4.1 Perencanaan dan tujuan evaluasi pengendalian internal atas prosedur piutang usaha dan penerimaan kas Pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

Contoh Purchase Order PT.PPN

Contoh Purchase Order PT.PPN Contoh Purchase Order PT.PPN L1 Contoh invoice PT.PPN L2 Contoh Surat Jalan PT.PPN L3 Contoh Faktur Pajak PT.PPN L4 L5 Contoh salah satu produk PT.PPN OIL FILTRATION HP SERIES (High Pressure Series) LP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia bisnis mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan agar perusahaan tersebut dapat terus berada dan dikenal oleh masyarakat luas. Apabila sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegitan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari PT Galamedia Bandung Perkasa maka penulis dapat mengambil kesimpulan : Pengolahan data elektronik penjualan memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perubahan Proses Bisnis Perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perubahan Proses Bisnis Perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat cepat dan sangat membantu sebuah perusahaan dalam mendukung tata kelola perusahaan. Dukungan dari bentuk tata kelola

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PD Anugrah Mandiri mulai berdiri pada tahun 2001. Sebelumnya perusahaan ini belum berbentuk perusahaan dagang, melainkan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA IV.1. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sesuai dengan penentuan ruang lingkup yang telah ditetapkan dari penelitian ini, audit operasional akan dilakukan pada fungsi penjualan serta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang harus dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang pendistribusian consumer goods kepada para konsumen. Transaksi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang pendistribusian consumer goods kepada para konsumen. Transaksi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah PT. Tigaraksa Satria Malang yang beralamat di Jl. Tenaga Baru Kav. 4 No. 12 Malang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan yakni dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan, serta mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ZAHIRAH. Disusun oleh : IRVAN FAUZI Akuntansi

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ZAHIRAH. Disusun oleh : IRVAN FAUZI Akuntansi EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ZAHIRAH Disusun oleh : IRVAN FAUZI 20207586 Akuntansi LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan informasi pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang telah dikemukakan pada penulis pada PT. Sari Keramik Indonesia mengenai Peranan Pengendalian Porduksi dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan audit kecurangan diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 4 (empat), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengendalian Internal Piutang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan jaman yang diikuti dengan berkembangnya teknologi informasi ditandai oleh bertambahnya sumber daya manusia yang sangat pesat karena

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini yang ditandai dengan perdagangan bebas, mendorong perusahaan untuk semakin meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis sekarang ini dalam proses transaksi sangat diperlukan pengambilan keputusan yang tepat untuk mempertahankan daya saing terhadap perusahaan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci