5/1/2017 Marlan Hutahaean 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5/1/2017 Marlan Hutahaean 1"

Transkripsi

1 5/1/2017 Marlan Hutahaean 1

2 Definisi Indikator Indikator adalah alat ukur untuk membantu kita mengetahui berbagai macam fenomena (alam, sosial ekonomi, politik, dsb.), sehingga kita memperoleh informasi yang akurat tentang fenomena tersebut, seperti : Panas/dingin (termometer) Kecepatan (speedometer) Arah (kompas)dsb. Indikator digunakan untuk menilai bagaimana keberhasilan implementasi suatu kebijakan, program atau proyek: Indikator untuk monitoring Indikator untuk evaluasi 5/1/2017 Marlan Hutahaean 2

3 Definisi Indikator Indicators provide the quantitative and qualitative details to a set of objectives. They are statements about the situation that will exist when an objective is reached, therefore, they are measures used to demonstrate changes in certain conditions or results of an activity, a project or a program. In addition, they provide evidence of the progress of program or project activities in the attainment of development objectives. Indicators should be preestablished, i.e. during the project design phase. When a direct measure is not feasible, indirect or proxy indicators may be used. Source: ITAD, Monitoring and the Use of Indicators, consultancy report to DG VIII, European Commission, Brussels, /1/2017 Marlan Hutahaean 3

4 Definisi Indikator Dalam hal ini indikator akan membantu kita untuk memahami dimana kita sekarang, kemana arah yang akan kita tuju, sejauhmana jarak yang akan kita tempuh dalam mencapai tujuan dimaksud. Indikator yang baik akan memberi peringatan kepada kita tentang adanya persoalan yang harus kita hadapi sebelum persoalan tersebut menjadi memburuk dan kita memiliki peluang untuk memperbaikinya. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 4

5 Karakteristik Indikator yang Baik Relevan dengan program yang akan diukur; Relevan dengan standar nasional yang ada; Memungkinkan datanya diperoleh di lapangan; Mudah untuk diinterpretasikan; dan Dapat ditelusuri jika ada perubahan dari waktu ke waktu 5/1/2017 Marlan Hutahaean 5

6 Mengukur Kualitas Indikator (1) Direct: mampu mengukur perubahan yang terjadi Objective: tidak meragukan Practical: tidak memerlukan biaya mahal untuk mengumpulkannya Adequate: memenuhi kriteria dilihat dari segi jumlah sehingga mampu menangkap perkembangan yang ingin diamati. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 6

7 Mengukur Kualitas Indikator (2) Spesific = khusus Measurable = terukur Agreed upon and achievable = disetujui & dpt dicapai Realistic = realistik Time and cost bound = ada batasan waktu dan biaya 5/1/2017 Marlan Hutahaean 7

8 Mengukur Kualitas Indikator (3) Performance (Sciavo-Campo, Indicators(KPI) 1999) utk Key Clear: jelas dan tidak bermakna ganda Relevant: tujuan sesuai dan mencukupi utk pencapaian Economic: data/info yg dibutuhkan, diolah dianalisis memenuhi kriteria biaya yg efisien. dan Adequate: Tepat sasaran Monitorable: dpt diterima, evaluator independen. dinilai bahkan oleh 5/1/2017 Marlan Hutahaean 8

9 Jenis-Jenis Indikator Kuantitatif : - Jumlah - Persen - Rata-rata - Rasio Kualitatif : - Sesuai dengan - Kualitas - Sejauhmana perubahan - Tingkatan Efisiensi - Biaya per unit, dsb. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 9

10 Proses Indentifikasi Penyusunan Indikator Merumuskan indikator untuk mengukur keberhasilan suatu program tidak selalu mudah untuk dilakukan hal ini karena beberapa alasan: 1. Kompleksitas berbagai dimensi kehidupan masyarakat. a. Siapa yang memperoleh manfaat dari program b. Siapa yang mungkin dirugikan oleh kegiatan program? (Hal ini mungkin juga membantu identifikasi dampak negatif penting yang harus diketahui dalam pernyataan tujuan program) 5/1/2017 Marlan Hutahaean 10

11 Proses Indentifikasi Penyusunan Indikator c. Siapa yang secara tidak langsung menjadi sasaran, tetapi secara signifikan dipengaruhi oleh program. d. Wilayah atau kelompok penting manakah yang secara parsial dipengaruhi oleh program? 2. Jenis Evaluasi yang akan dilakukan: a. Ex-ante: untuk perencanaan b. On-going: saat implementasi, biasanya disebut monitoring, untuk mengetahui output (keluaran) program c. Ex-post: untuk mengetahui outcome/hasil dan dampak program d. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 11

12 Indikator Program Pembangunan Indikator untuk mengukur keberhasilan satu kebijakan atau program/proyek pembangunan tidak akan seragam, karena sangat beragam, seperti : Kebijakan/program pembangunan lingkungan; Kebijakan/program pembangunan kesehatan; Kebijakan/program pembangunan pendidikan; Kebijakan/program pembangunan ekonomi; Kebijakan/program pembangunan pertanian; Kebijakan/program pembangunan social; dan Kebijakan/program pembangunan politik. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 12

13 Hasil Kebijakan (Policy Result) Outputs/Keluaran Barang Layanan Sumber daya yang diterima kelompok sasaran (beneficiaries) Hasil Kebijakan Outcomes/Dampak Perubahan nyata pada tingkah laku atau sikap yang dihasilkan oleh output kebijakan tersebut 5/1/2017 Marlan Hutahaean 13

14 Perbedaan Output (Keluaran) dan Outcomes (Hasil/Dampak) No. Output (Keluaran) No. Outcomes (Hasil/Dampak) 1. Jumlah kasus pembakaran hutan yang diselidiki 1. Tingkat keberhasilan pembuktian kesalahan kasus pembakaran hutan yang disengaja 2. Tingkat polusi udara 2. Jumlah masyarakat yang mengalami penyakit akibat polusi udara 3. Jumlah pelatihan yang diberikan 3. Jumlah tenaga kerja yang terbantu oleh pelatihan yang diberikan 4. Jumlah pasien yang dilayani 4. Jumlah pasien yang keadaannya membaik 5. Luas area yang dihutankan kembali 5. % area lahan yang dihutankan 5/1/2017 Marlan Hutahaean kembali 14

15 Tautan Sasaran, Output dan Outcomes Sasaran Output Outcomes Permintaan pelayanan KTP dapat diselesaikan dalam waktu maksimal 3 hari Jumlah hari rata- rata yang diperlukan untuk mengurus KTP Warga kecamatan yang puas dengan pelayanan KTP Pada akhir tahun anggaran, seluruh penduduk kecamatan sudah memiliki KTP yang sah Jumlah penduduk kecamatan yang memiliki KTP yang sah Warga kecamatan yang sah menurut hukum 5/1/2017 Marlan Hutahaean 15

16 Tautan Input-Output-Outcomes Input Output Outcomes Sumberdaya yang dibutuhkan agar pelaksanaan kebijakan/program/proyek /kegiatan berjalan, sehingga menghasilkan Output (keluaran) Segala sesuatu berupa produk sebagai hasil langsung dari pelaksanaan satu kebijakan/program/proyek /kegiatan berdasarkan masukan yang digunakan Sesutau yang mencerminkan berfungsinya keluaran kebijakan/program/proyek /kegiatan pada jangka menengah. Merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat meemnuhi kebutuhan dan harapan masyarakat 5/1/2017 Marlan Hutahaean 16

17 Indikator Untuk Mengukur Hasil Kebijakan (Policy Results) Policy Effect (efek kebijakan), yaitu konsekuensi langsung dari policy output. Policy impact (dampak kebijakan), yaitu dampak yang muncul setelah ada policy outcomes. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 17

18 Indikator Effect/Policy Outputs Indikator effect berupa : - Akses - Cakupan - Frekuensi - Bias - Service delivery (ketepatan layanan) - Akuntabilitas 5/1/2017 Marlan Hutahaean 18

19 Akses Pertanyaan yang diajukan: Apakah kelompok sasaran yang terdiri dari berbagai etnis mempunyai akses yang sama terhadap program atau tidak. Pertanyaan yg sama juga dikembangkan untuk menjawab pertanyaan ttg aksesibilitas dari sisi: strata sosial, ekonomi, pendidikan dll. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 19

20 Cakupan Cakupan adalah seberapa besar kelompok sasaran yang sudah dapat dijangkau oleh kebijakan publik. Prosedur yang dipakai untuk mengukur: Tetapkan siapa kelompok target Buat proporsi jmlh kelompok target yang sudah dapat layanan: total kelompok target. Contoh: Aseptor PUS Prosedur yang lain dapat juga dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi 5/1/2017 Marlan Hutahaean 20

21 Frekuensi Pertanyaan: Seberapa banyak target group dapat memperoleh layanan yang dijanjikan oleh suatu program. Semakin tinggi frekuensi layanan maka akan semakin baik. Contoh: program kesehatan, raskin, pemberian makanan tambahan untu anak-anak dll. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 21

22 Bias Apakah pelayanan yang diberikan bias kepada masyarakat/kelompok yang bukan menjadi kelompok sasaran atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan kelompok sasaran. Contoh: Apakah program Jaring Pengaman Sosial (JPS) diberikan kepada keluarga pra-sejahtera atau kelompok yang lain. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 22

23 Service Delivery (Ketepatan Layanan) Apakah pelayanan yang diberikan dilakukan tepat waktu atau tidak. Contoh: Program pembelian gabah untuk menjaga tingkat harga gabah dilakukan pada musim panen atau tidak. Suply pupuk dan pestisida kepada petani diberikan pada waktu musim tanam atau tidak Program pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah (DBD). 5/1/2017 Marlan Hutahaean 23

24 Akuntabilitas Apakah layanan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Apakah terjadi kebocoran atau penyelewengan. Contoh: Apakah raskin diberikan 20 kg/kk. Kalau terjadi kekurangan apakah dapat dipertanggungjawabkan. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 24

25 Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Mengukur apakah program atau keluaran kebijakan yang diterima kelompok sasaran sesuai dengan kebutuhan mereka atau tidak. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kementerian sosial yang memberikan mesin jahid high speed kepada pelaku UKM di sektor konfeksi yang akhirnya hanya dipajangkan di ruang tamu. Hal ini terjadi, karena yang mereka butuhkan hanya mesin jahit kecil saja. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 25

26 Contoh Indikator Monitoring : Compliance (Tingkat Kepatuhan) Untuk dapat membuat indikator compliance sangat tergantung pada policy guideline yang ada. Ada satu kebijakan/program yang mengatur secara rinci bagaimana implementasi satu kebijakan/program dilaksanakan. Ada satu kebijakan/program yang hanya mengatur garis besar bagaimana implementasi dilaksanakan. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 26

27 Indikator Monitoring : Compliance (Tingkat Kepatuhan) Ragam Pertanyaan Kapan implementasi dilaksanakan? Siapa target group? Bagaimana mekanisme/prosedur untuk menentukan target group? Indikator - Time schedule dari kebijakan/program/proyek/kegiatan dimaksud - Geografis - Sosial Ekonomi - Gender - Kelompok umur - Survei - Wawancara - FGD - Mekanisme Verifikasi 5/1/2017 Marlan Hutahaean 27

28 Indikator Monitoring : Compliance (Tingkat Kepatuhan) Ragam Pertanyaan Apa policy output yang harus disampaikan kepada kelompok sasaran? Berapa banyak/besar policy output yang harus diterima oleh target group? Berapa besar target yang harus dicapai? - Transfer dana - Hibah barang - Pelayanan Indikator - Besaran - Frekuensi - Kualitas - Kecocokan dengan kebutuhan - % jumlah target yang menerima hibah atau pelayanan 5/1/2017 Marlan Hutahaean 28

29 Terimakasih 5/1/2017 Marlan Hutahaean 29

Mengukur Kinerja Implementasi Kebijakan

Mengukur Kinerja Implementasi Kebijakan Kuliah 5 Mengukur Kinerja Implementasi Kebijakan 1 Tujuan Implementasi Kebijakan Untuk mewujudkan policy goals Policy goals dicapai melewati suatu proses (delivery mechanism) untuk menghasilkan policy

Lebih terperinci

5/1/2017 Marlan Hutahaean 1

5/1/2017 Marlan Hutahaean 1 5/1/2017 Marlan Hutahaean 1 Indikator Evaluasi/Outcomes Indikator evaluasi harus ditentukan terlebih dahulu untuk memudahkan melakukan evaluasi Indikator harus disepakati bersama antara pimpinan dan administrator

Lebih terperinci

Monitoring & Evaluation Dasar. Oleh Erwien Temasmico Djayoesman M&E Coordinator - AIPJ

Monitoring & Evaluation Dasar. Oleh Erwien Temasmico Djayoesman M&E Coordinator - AIPJ Monitoring & Evaluation Dasar Oleh Erwien Temasmico Djayoesman M&E Coordinator - AIPJ Apakah Monitoring & Evaluasi Monitoring program atau intervensi dalam pelibatan pengumpulan data rutin yang mengukur

Lebih terperinci

Studi Implementasi. Dimaksudkan untuk menjawab : Mengapa suatu kebijakan berhasil di suatu tempat dan gagal di tempat lain.

Studi Implementasi. Dimaksudkan untuk menjawab : Mengapa suatu kebijakan berhasil di suatu tempat dan gagal di tempat lain. Studi Implementasi Dimaksudkan untuk menjawab : Mengapa suatu kebijakan berhasil di suatu tempat dan gagal di tempat lain. Kompensasirakyat.com Mengapa suatu jenis kebijakan lebih berhasil diimplementasikan

Lebih terperinci

Kuliah 3-4 KONSEP DAN PRINSIP DASAR MONITORING DAN EVALUASI. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 1

Kuliah 3-4 KONSEP DAN PRINSIP DASAR MONITORING DAN EVALUASI. 5/1/2017 Marlan Hutahaean 1 Kuliah 3-4 KONSEP DAN PRINSIP DASAR MONITORING DAN EVALUASI 5/1/2017 Marlan Hutahaean 1 Pendahuluan 5/1/2017 Marlan Hutahaean 2 Pendahuluan 5/1/2017 Marlan Hutahaean 3 Pendahuluan AGENDA SETTING POLICY

Lebih terperinci

Kuliah 13. Marlan Hutahaean 1

Kuliah 13. Marlan Hutahaean 1 Kuliah 13 Evaluasi Kebijakan Marlan Hutahaean 1 Agenda Pengertian dan Kriteria Evaluasi Indikator Evaluasi Kendala dalam Evaluasi Marlan Hutahaean 2 Pengertian dan Kriteria Evaluasi Marlan Hutahaean 3

Lebih terperinci

ULASAN TENTANG MONITORING DAN EVALUASI

ULASAN TENTANG MONITORING DAN EVALUASI ULASAN TENTANG MONITORING DAN EVALUASI UNTUK DISAMPAIKAN DALAM LOKAKARYA PENULISAN CONCEPT NOTE PADANG, 9 OKTOBER 2015 PENDAHULUAN CBNRM mensyaratkan pengusul fasilitas hibah CBNRM untuk memenuhi standar

Lebih terperinci

Kuliah 12 EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

Kuliah 12 EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK Kuliah 12 EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK Agenda PENGERTIAN DAN KRITERIA EVALUASI INDIKATOR EVALUASI KENDALA DALAM EVALUASI I. Pengertian dan Kriteria Evaluasi EVALUASI KEBIJAKAN MERUPAKAN TAHAPAN PROSES PEMBUATAN

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

Kerangka Logis untuk Merancang Proyek & Menulis Proposal

Kerangka Logis untuk Merancang Proyek & Menulis Proposal Kerangka Logis untuk Merancang Proyek & Menulis Proposal Apakah Kerangka Logis (logical framework) itu? Alat perencanaan proyek berupa matriks yang sederhana untuk menggambarkan kerangka pemikiran rancangan

Lebih terperinci

Pentingnya implementasi What is implementation? Proses Implementasi

Pentingnya implementasi What is implementation? Proses Implementasi Pentingnya implementasi What is implementation? Proses Implementasi 1. Pentingnya Implementasi Riant Nugroho : Rencana memberi kontribusi 20% bg keberhasilan, implementasi adalah 60%, 20 % sisanya adalah

Lebih terperinci

Telah diterbitkan dalam Manajemen Pembangunan No. 57/I/Tahun XVI, 2007

Telah diterbitkan dalam Manajemen Pembangunan No. 57/I/Tahun XVI, 2007 Membangun Key Performance Indicator Lembaga Pelayanan Publik (Asropi, SIP, MSi) I. Latar Belakang Dalam konsep New Public Management (NPM), birokrasi pemerintah sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Biaya per unit: arti penting dan cara menghitung (contd.) UNIT COST: Definition

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH OLEH: WIGIT JATMIKO KEPALA SUBBAGIAN AKUNTABILITAS DAN PELAPORAN I

PERJANJIAN KINERJA DAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH OLEH: WIGIT JATMIKO KEPALA SUBBAGIAN AKUNTABILITAS DAN PELAPORAN I PERJANJIAN KINERJA DAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH OLEH: WIGIT JATMIKO KEPALA SUBBAGIAN AKUNTABILITAS DAN PELAPORAN I BAGIAN AKUNTABILITAS DAN PELAPORAN, BIRO PERENCANAAN 29 JUNI 2016 1 PERPRES

Lebih terperinci

Kuliah 6. Marlan Hutahaean 1

Kuliah 6. Marlan Hutahaean 1 Kuliah 6 Evaluasi Kebijakan Marlan Hutahaean 1 Agenda Pengertian dan Kriteria Evaluasi Kendala dalam Evaluasi Marlan Hutahaean 2 Pengertian dan Kriteria Evaluasi Marlan Hutahaean 3 Pengertian dan Kriteria

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PENGKAJIAN TIM PENGKAJI (RPTP)

PENYUSUNAN RENCANA PENGKAJIAN TIM PENGKAJI (RPTP) PENYUSUNAN RENCANA PENGKAJIAN TIM PENGKAJI (RPTP) Rachmat Hendayana dan Saeful Bahrein BP2TP, Bogor 4/24/2018 1 Format RPTP 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.7. Judul Latar Belakang Dasar Pertimbangan Tujuan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SYSTEM

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SYSTEM SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SYSTEM Siklus hidup pengembangan sistem ( development life cycle / SDLC ) adalah tahapan aktivitas yang harus dikerjakan oleh pengembang sistem untuk menghasilkan sebuah sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Kualitas Data Spasial. Arif Basofi PENS 2017

Kualitas Data Spasial. Arif Basofi PENS 2017 Kualitas Data Spasial Arif Basofi PENS 2017 Referensi Dr. Indarto, S.T.P., DEA, Sistem Informasi Geografis, Graha Ilmu, 2013 Muhamad Jafar Elly, Sistem Informasi Geografi, Teknosain, 2016 Pembahasan 1.

Lebih terperinci

Distinctive Strategic Management

Distinctive Strategic Management Modul ke: Distinctive Strategic Management Nature of Strategic Management Fakultas FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi S2 Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id RENCANA STRATEJIK Rencana stratejik

Lebih terperinci

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAB 1 PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION

ANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION ANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION ABSTRAK Analisis Pelaksanaan Tuntutan pada Proyek Pembangunan Jalan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm

Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Visi: Menjadi IFRS terkemuka di Asia yang memberikan pelayanan bermutu tinggi Misi: Memberikan pelayanan bermutu tinggi kepada setiap pasien melalui pelayanan kefarmasian

Lebih terperinci

Pengendalian. Pengendalian juga membantu memelihara kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan organisasi.

Pengendalian. Pengendalian juga membantu memelihara kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan organisasi. BAB 13 PENGENDALIAN Pengendalian Pengendalian adalah proses untuk mengukur kinerja dan memastikan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengendalian membantu memastikan

Lebih terperinci

VISI: Taman ITS. (Ilmu pengetahuan, Teknologi & Seni) Visi. Misi. Tujuan. Pendekatan. Sistem LBE. Proses Pendidikan.

VISI: Taman ITS. (Ilmu pengetahuan, Teknologi & Seni) Visi. Misi. Tujuan. Pendekatan. Sistem LBE. Proses Pendidikan. Yusuf Bilfaqih VISI: Taman ITS (Ilmu pengetahuan, Teknologi & Seni) Pohon Pendidikan Pohon Penelitian Pohon Pengabdian Intelligent System Sistem Pemeliharaan Network Optimization Analisis & Desain Sistem

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian didalam penelitian ini adalah sistem Just In Time sebagai variabel bebas (Independent Variable), sedangkan untuk variabel terikatnya

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Akuntabilitas Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi

Lebih terperinci

Pendekatan Kebijakan Publik

Pendekatan Kebijakan Publik Kuliah 5 Pendekatan Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 1. Pendekatan Kebijakan Diadopsi dari kombinasi pandangan Wibawa (1994). Dye (1978) dan Wahab (1990) menyebutnya dgn istilah model. Dua pendekatan

Lebih terperinci

PENYIAPAN REGULASI: DISTRIBUSI TANGGUNGJAWAB DAN INSENTIF REDD+

PENYIAPAN REGULASI: DISTRIBUSI TANGGUNGJAWAB DAN INSENTIF REDD+ PENYIAPAN REGULASI: DISTRIBUSI TANGGUNGJAWAB DAN INSENTIF REDD+ Prof. Dr. Singgih Riphat Ketua Tim Manajemen Iklim Kementerian Keuangan Jakarta, 28 April 2011 APA ITU REDD+? Mekanismepenurunanemisisektorkehutanan,

Lebih terperinci

Sasaran Reformasi Birokrasi

Sasaran Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN AKUNTABILITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI EDDY SURYANTO ASISTEN DEPUTI PEMANTAUAN DAN EVALUASI AKUNTABILITAS APARATUR

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI ISNA ARDILA (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) AYU ANINDYA PUTRI (Alumni Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian survai dan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dijadikan instrumen pengambilan data primer yang berisi

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam 10 BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengarusutamaan Gender (PUG) 1. Kebijakan Pengarusutamaan Gender Terkait dengan Pengarusutamaan Gender (PUG), terdapat beberapa isitilah yang dapat kita temukan, antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Anggaran Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagalnya sebuah organisasi dalam melayani masyarakat?. Berikutnya, bagiamana standar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. gagalnya sebuah organisasi dalam melayani masyarakat?. Berikutnya, bagiamana standar dan proses BAB I PENDAHULUAN Sering kita dengar seorang pimpinan di suatu instansi pemerintah mengatakan; kita berhasil meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, ataupun kita sukses meningkatkan kinerja organisasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan sistem usahatani yang selama ini dilakukan pada umumnya belum sepenuhnya menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dibebankan kepada suatu organisasi.

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dibebankan kepada suatu organisasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan analisis teori, pengertian akuntabilitas kinerja adalah merupakan instrumen pertanggungjawaban yang meliputi berbagai indikator dan mekanisme

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teroretis 2.1.1 Organisasi sektor publik Organisasi sering dipahami sebagai kelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai

Lebih terperinci

Administrasi bagi Pembangunan: Manajemen Pembangunan

Administrasi bagi Pembangunan: Manajemen Pembangunan Administrasi bagi Pembangunan: Manajemen Pembangunan Titik Djumiarti Pengantar Administrasi Pembangunan memiliki 2 sisi yaitu: q Pembangunan Administrasi (Penyempurnaan Administrasi) q Administrasi Pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006

Lebih terperinci

PENGENALAN KONSEP ANALISIS BIAYA-MANFAAT DAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 5 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGUNGAN 2011/2012

PENGENALAN KONSEP ANALISIS BIAYA-MANFAAT DAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 5 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGUNGAN 2011/2012 PENGENALAN KONSEP ANALISIS BIAYA-MANFAAT DAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 5 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGUNGAN 2011/2012 Cost Benefit Analysis (CBA) THE BASIC IDEA (1) Analisis biaya-manfaat lingkungan

Lebih terperinci

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Model-model Kebijakan Publik

Model-model Kebijakan Publik Kuliah 6 Model-model Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Model-model Kebijakan Publik Model Umum Model Perceptual-Process Model Struktural Model Elite Model Kelompok Model Rasional Model Inkremental Marlan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka Belitung yang terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Gantung, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Anggaran Organisasi Sektor Publik Bahtiar, Muchlis dan Iskandar (2009) mendefinisikan anggaran adalah satu rencana kegiatan

Lebih terperinci

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN ABSTRAK SRI SUGIARSI. xv tabel + 37 gambar

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN ABSTRAK SRI SUGIARSI. xv tabel + 37 gambar N I M : E4A002042 Nama Mahasiswa : Sri Sugiarsi PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN 2005 ABSTRAK SRI SUGIARSI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP. Bogor / Medan Juni 2014

PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP. Bogor / Medan Juni 2014 PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP Bogor / Medan Juni 2014 1 WORKPLAN AND PMP DESIGNING Hari 1 Diskusi Umum Ulasan Logframe Hari 2 Ulasan Workplan & PMP Timeline, Deliverables, Pelaksana Budget Hari 3 Menyusun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

MEMPEROLEH HASIL MELALUI RESULT CASCADE

MEMPEROLEH HASIL MELALUI RESULT CASCADE MEMPEROLEH HASIL MELALUI RESULT CASCADE Result Cascade merupakan alat monitoring dan evaluasi atas proses dan kegiatan advokasi yang dilakukan. Result Cascade ini memudahkan dalam mendokumentasikan hasil-hasil

Lebih terperinci

Manajemen Program Kesehatan Berbasis Kebutuhan Lokal. *) Bahan untuk manajemen program pelayanan kesehatan

Manajemen Program Kesehatan Berbasis Kebutuhan Lokal. *) Bahan untuk manajemen program pelayanan kesehatan Manajemen Program Kesehatan Berbasis Kebutuhan Lokal *) Bahan untuk manajemen program pelayanan kesehatan Manajemen : Segenap Perbuatan Menggerakkan Sumberdaya Untuk Mencapai Tujuan melalui dan dengan

Lebih terperinci

KATALOG PELAYANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI

KATALOG PELAYANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI KATALOG PELAYANAN PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PENYUSUNAN ROADMAP REFORMASI BIROKRASI 1PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan perekonomian nasional pada era globaliasasi saat ini diarahkan dan diharuskan dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

Paradigma Kesejahteraan

Paradigma Kesejahteraan Kuliah 9 Paradigma Kesejahteraan 5/16/2016 Marlan Hutahaean 1 Pendahuluan Paradigma Pertumbuhan fokus pada pertumbuhan ekonomi yang bersifat agregat. Paradigma Kesejahteraan fokus pada peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

MATERI KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK 1. KONSEP DAN APLIKASI MANAJEMEN STRATEJIK 2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN NILAI 3. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK 4.

MATERI KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK 1. KONSEP DAN APLIKASI MANAJEMEN STRATEJIK 2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN NILAI 3. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK 4. Kuliah 01 1 MATERI KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK 1. KONSEP DAN APLIKASI MANAJEMEN STRATEJIK 2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN NILAI 3. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK 4. ANALISIS STRATEJIK DAN FAKTOR - FAKTOR KUNCI

Lebih terperinci

METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK

METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK Pertemuan ke-3 METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK Project Planning (Fase Definisi) Tujuan Fase Definisi Tujuan fase definisi adalah memahami dengan baik masalah-masalah yang dihadapi oleh user dalam memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam proses pembangunan ekonomi. Permasalahan kemiskinan dialami oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) 1 ANGGARAN BERBASIS KINERJA Metode Penganggaran bagi Manajemen yang mengaitkan setiap biaya yang dibebankan dalam kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Dalam UUD 1945 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan,

Lebih terperinci

Metode Perencanaan Program dan Proyek Kesehatan

Metode Perencanaan Program dan Proyek Kesehatan Metode Perencanaan Program dan Proyek Kesehatan dr. Nandy Wilasto, MScIH 16.10.2017 Siklus Program Penilaian Evaluasi Pengembang -an Imple mentasi Proses Manajemen Proyek Inisiasi Perencanaan Implementasi

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negar No.430,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Monitoring. Evaluasi. Pelaporan Minapolitan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis mengenai Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Lokasi Gedung Perpustakaan Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Perpustakaan Umum Kabupaten Gianyar Tahun 2016

Lokasi Gedung Perpustakaan Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Perpustakaan Umum Kabupaten Gianyar Tahun 2016 Lokasi Gedung Perpustakaan Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Perpustakaan Umum Kabupaten Gianyar Tahun Yan Robeth Kamajaya 1, Richard Togaranta Ginting 2, Made Kastawa 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang selama ini menganut sistem sentralistik berubah menjadi sistem desentralistik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi Sektor Publik Dalam era sekarang ini, keberadaan organisasi sektor publik dapat dilihat di sekitar kita. Institusi pemerintahan, organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan barang

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU Gusneli Yanti Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning Jalan Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru E-mail

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar AKUNTABILITAS PENDIDIKAN As ari Djohar A. Pengertian Akuntabilitas: Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan

Lebih terperinci

KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP. Darmawijaya. 1. Pendahuluan 44 E D I S I 0 1 / T A H U N X V I I /

KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP. Darmawijaya. 1. Pendahuluan 44 E D I S I 0 1 / T A H U N X V I I / KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP Darmawijaya 1. Pendahuluan Ilustrasi by Riduan Tulisan ini bermaksud membahas lebih rinci kontekstualisasi Evaluasi Kinerja Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian telah berperan dalam pembangunan melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Akuntansi Sektor Publik, Khususnya di Negara Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) 295 EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) Khairul Amri Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

DIMENSI PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

DIMENSI PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti.   Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang DIMENSI PEMBANGUNAN Anie Eka Kusumastuti e-mail: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Konsep Pembangunan No society can surely be flourishing and happy of which the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah).

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENERAPAN AUDIT LINGKUNGAN

KEBIJAKAN PENERAPAN AUDIT LINGKUNGAN Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM

Lebih terperinci

Pengertian Audit. ( Pertemuan ke-2) Antariksa Budileksmana Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 2-1

Pengertian Audit. ( Pertemuan ke-2) Antariksa Budileksmana Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 2-1 Pengertian Audit ( Pertemuan ke-2) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com 2010 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 2-1 Bidang Akuntansi Akuntansi keuangan untuk pihak ekstern. Akuntansi manajemen

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG PENETAPAN UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB V SASARAN DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI. Bab V. Sasaran dan efektivitas Organisasi 1

BAB V SASARAN DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI. Bab V. Sasaran dan efektivitas Organisasi 1 BAB V SASARAN DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI Bab V. Sasaran dan efektivitas Organisasi 1 SASARAN ORGANISASI Etzioni (1985:8) Sasaran atau tujuan organisasi ialah keadaan yg dikehendaki pada masa yang akan

Lebih terperinci

DODDY AFIANTO. Disampaikan dalam acara: Bimtek Perencanaan Pembangunan Daerah

DODDY AFIANTO. Disampaikan dalam acara: Bimtek Perencanaan Pembangunan Daerah DODDY AFIANTO Tenaga Ahli Penyusunan Permendagri Nomor 54/2010 dan 86/2017 Disampaikan dalam acara: Bimtek Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek

Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek Project Phases 1. Initiation Tahap pertama adalah tahap inisiasi, di mana proyek dipilih dan ditetapkan. 2. Planning Pada tahap perencanaan, keputusan dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia, KATA PENGANTAR Dengan niat yang tulus, segala bentuk kebijakan, program dan kegiatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dengan harapan semoga gerak langkah kita selalu diberkahi

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci