PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit JULI to 2012 user i

2 ii

3 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit JULI to 2012 user iii

4 iv

5 v

6 ABSTRAK Laksmi Puspitasari. PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian ini menggunakan posttest only control group design dengan menerapkan model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen dan pendekatan konvensional dengan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab pada kelompok kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas X4 sebagai kelompok eksperimen dan X2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian, dokumentasi dan observasi. Uji hipotesis menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning berpengaruh nyata terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Berpikir Kreatif vi

7 ABSTRACT Laksmi Puspitasari. THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TOWARDS STUDENT S CREATIVE THINKING SKILL IN BIOLOGY GRADE X AT SMA NEGERI 2 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Surakarta: Biology Education, Faculty Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July This research aims to ascertain the application of Problem Based Learning model towards student s creative thinking skill in Biology at student of X grade of SMA Negeri 2 Surakarta in academic year 2011/2012. This research was considered as quasi experiment research. The research was designed using posttest only control group design using Problem Based Learning as model towards the experimental group, as compared to the conventional model. The conventional model was complemented with discussion, classical course and question-answer method. The population of this research was all of X degree students at SMA Negeri 2 Surakarta in academic year 2011/2012. The sample of this research was taken using cluster random sampling. The data was collected by using essays test, document and through observation. The stated hypotheses was tested using t-test. The conclusion of this research shows that the application of Problem Based Learning model has given significant effect towards student s creative thinking skill in Biology at student of X grade of SMA Negeri 2 Surakarta in academic year 2011/2012. Keywords: Problem Based Learning Model, Creative Thinking Skill vii

8 MOTTO Bersyukurlah dalam setiap keadaan yang kita alami, semua pasti mengandung hikmah dan pelajaran untuk menjadikan kita orang yang lebih baik. (Penulis) Berjuanglah untuk kehidupanmu, hari esok harus lebih baik dari hari ini. (Penulis) viii

9 PERSEMBAHAN Teriring rasa terima kasih dan syukurku pada-mu Ya Rabb, karya ini aku persembahkan untuk: Ayah dan Bunda yang selalu mendoakan, menyemangatiku, dan memberikan kasih sayang tiada batas untukku. Adik-adikku, Dewi Putri Lestari dan Agung Wicaksono yang mengisi hariku dengan tawa dan canda. Mbak Nani dan keluarga yang selalu mendukungku, mendoakanku dan tempatku berbagi cerita. Bapak Slamet Santosa yang sudah seperti ayah bagiku dan selalu membimbingku. Ibu Harlita, terima kasih atas ilmu dan bimbingan selama ini baik dalam kegiatan akademik perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Bapak Baskoro dan Bapak Puguh yang memberikan saran-saran membangun dalam penelitian Ibu MR. Muryani yang selalu membimbingku selama penelitian. Murid-muridku kelas X.2 dan X.4, kebersamaan kita tak kan pernah ku lupakan. Mas Ferry, terima kasih atas segala perhatian, dukungan, bantuan, doa dan semangat yang kau berikan untukku. Fais, Shinta, Amel, Ina, Vita, Winda, Desi, Ratih, Via, Afi, Annisa, Anggun, Novia,Feriana yang selalu memberikan semangat dalam kebersamaan ini. Tika, Melan, teman berbagi dan saling mengingatkan, terima kasih atas kebersamaan ini. Alan, Yuang, Evi Nq, Pak Eko, Anwary yang membawa keceriaan untuk sejenak melupakan kepenatan kuliah. Haris, Dyah, dan Ikha teman terbaik yang pernah kumiliki,terima kasih atas kasih sayang dan kepedulian yang kalian berikan. Atna, Dian, Ayudhia, Nurul,Eli, Dede, Momon, Yunita, Mamlu,Sari, Puput, Dilla, Mia, Mbak Indri, Mbak Ari, Mbak Lia,Mbak Ayu, terima kasih atas persaudaraan dan keceriaan di rumah kecil kita Tisanda 2 Teman-teman pendidikan Biologi UNS 2008, kebersamaan, suka duka yang kita lewati bersama tak kan ku lupakan, terima kasih atas persaudaraan ini Almamater. ix

10 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama penelitian dan pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 5. Harlita, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 6. Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si selaku Kepala SMA Negeri 2 Surakarta yang telah memberi ijin dalam penelitian. 7. Dra. MR. Muryani selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian. x

11 8. Para siswa SMA Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. 9. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan segalanya demi masa depan penulis. 10. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Surakarta, Juli 2012 Penulis xi

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v ABSTRAK... vi HALAMAN ABSTRAK... vii HALAMAN MOTTO... viii HALAMAN PERSEMBAHAN... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 7 A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan Kajian Teori a. Berpikir Kreatif... 7 b. Aspek-Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif... 8 c. Pembelajaran Problem Based Learning ) Teori Belajar yang Melandasi PBL ) Karakteristik Problem Based Learning ) Penerapan Problem Based Learning Penelitian yang Relevan B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis xii

13 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian B. Rancangan Penelitian C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Penelitian Sampel Penelitian D. Teknik Pengambilan Sampel E. Teknik Pengumpulan Data Variabel Penelitian Metode Pengumpulan Data Teknik Penyusunan Instrumen F. Analisis Instrumen Uji Validitas Uji Reliabilitas G. Teknik Analisis Data Uji Prasyarat a Uji Normalitas b Uji Homogenitas Uji Hipotesis H. Prosedur Penelitian BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran Biologi B. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Uji Homogenitas C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan Hasil Analisis Data BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif... 9 Tabel 2.2. Aspek dan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Tabel 2.3. Tahapan Problem Based Learning Tabel 3.1. Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Penerapan Model Problem Based Learning Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Group Design Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji t Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas Kontrol dan Eksperimen Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Tabel 3.8. Prosedur Penelitian Tabel 4.1. Distribusi Kemampuan Berpikir Kreatif Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Tabel 4.4. Hasil Uji Pengaruh PBL Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif. 37 xiv

15 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian Gambar 4.1 Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian a. Silabus (Kelas Kontrol) b. Silabus (Kelas Eksperimen) c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen e. Lembar Kerja Siswa (Kelas Kontrol) f. Lembar Kerja Siswa (Kelas Eksperimen) g. Aspek-aspek Kemampuan Berpikir Kreatif h. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif i. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif j. Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif k. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Konvensional l. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak Model PBL Lampiran 2. Analisis Instrumen a. Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian b. Surat Pernyataan Valid dari Ahli c. Uji Validitas, Reliabilitas, Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Try Out Pertama d. Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Lampiran 3. Data Hasil Penelitian a. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X b. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X-2(Kelas Kontrol) c. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X d. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X-4(Kelas Eksperimen) e. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X f. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X g. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X h. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X i. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X j. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas X k. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X-4 (Kelas Eksperimen) l. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X-2 (Kelas Kontrol) xvi

17 m. Distribusi Kemampuan Berpikir Kreatif dan Deskripsi Data n. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Konvensional (Pertemuan I) o. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Konvensional (Pertemuan II) p. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Konvensional (Pertemuan III) q. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintak Model Problem Based Learning Konvensional (Pertemuan I) r. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintak Model Problem Based Learning Konvensional (Pertemuan II) s. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintak Model Problem Based Learning Konvensional (Pertemuan III) t. Sampel Hasil Tes KBK (Kelas Kontrol) u. Sampel Hasil Tes KBK (Kelas Eksperimen) Lampiran 4. Analisis Data a. Uji Homogenitas dan Normalitas Data Dokumen dalam Populasi b. Uji Keseimbangan Kelas Kontrol dan Eksperimen c. Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kreatif d. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kreatif dan Uji Hipotesis Penelitian Lampiran 5. Perijinan a. Surat Permohonan Izin Penelitian b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian a. Dokumentasi Kelas Kontrol b. Dokumentasi Kelas Eksperimen Lampiran 7. Tabel Distribusi F,t dan Liliefors xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki pemikiran kreatif dalam menjawab segala tantangan dan permasalahan yang ada. Pendidikan sebagai salah satu sistem yang menjawab tuntutan ini juga mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman, perubahan ini terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Proses pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik diperlukan dalam era yang terus berkembang saat ini. Pembelajaran sains sebagai bagian dari proses pendidikan memiliki peran besar dalam upaya pengembangan individu di era global. Tuntutan pembelajaran sains pada era global menurut National Science Teachers Association (2006) yaitu untuk menyiapkan peserta didik dengan berbagai keterampilan dan kecakapan seperti berpikir kreatif, inovatif, kritis, pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, ICT Literacy dan kepemimpinan. Pembelajaran sains juga harus mempersiapkan peserta didik yang berkualitas yaitu peserta didik yang sadar sains (scientific literacy), memiliki nilai, sikap dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) sehingga akan muncul sumber daya manusia yang dapat berpikir kritis, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah (Liliasari, 2011). Kemampuan berpikir kreatif sangat penting untuk dikembangkan melalui pembelajaran sains khususnya biologi sebagai bekal peserta didik untuk menghadapi tantangan dan rintangan di masa mendatang. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu modal dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menghadapi persaingan di era global. Pentingnya kemampuan berpikir kreatif untuk dikembangkan juga tercermin pada tujuan pendidikan nasional UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia commit yang to beriman user dan bertakwa kepada Tuhan 1

19 2 Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir untuk menemukan atau menghasilkan atau mengembangkan gagasan atau hasil yang asli (orisinal), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir. Berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan orisinal. Aktivitas berpikir kreatif memungkinkan lebih dari satu jawaban untuk menjawab berbagai permasalahan. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan menghadapi era globalisasi. Kemampuan berpikir kreatif membentuk peserta didik yang mampu mengungkapkan dan mengelaborasi gagasan orisinal untuk pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam pembelajaran meliputi aspek keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality), dan keterampilan memerinci (elaboration) (Hawadi,dkk,2001). Siswa memenuhi aspek keterampilan berpikir lancar (fluency) apabila mampu mengungkapkan banyak gagasan dengan lancar dalam proses pemecahan masalah. Aspek keterampilan berpikir luwes (flexibility) mencakup keluwesan siswa didalam menginterpretasikan permasalahan dalam wujud gambar atau cerita dan menggolongkan hal-hal berdasarkan kategori tertentu. Aspek keterampilan berpikir orisinal (originality) meliputi keaslian dalam menemukan solusi permasalahan yang baru artinya solusi yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran sendiri. Aspek keterampilan memerinci (elaboration) mencakup kegiatan siswa dalam mengembangkan dan mengelaborasi gagasan pemecahan masalah kedalam langkah-langkah terperinci serta merancang suatu rancangan kerja dari gagasan yang tercetus. Kemampuan berpikir kreatif akan memunculkan kreativitas sebagai hasilnya. Kreativitas adalah kemampuan commit seseorang to user untuk melahirkan sesuatu yang

20 3 baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Ambarjaya, 2008). Kreativitas diartikan sebagai kemampuan yang dirancang untuk menstimulasikan imajinasi berdasarkan data dan informasi yang tersedia, untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban, dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas sangat penting dikembangkan khususnya bagi peserta didik untuk menghadapi persaingan di era global. Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran yang mengakomodasi proses berpikir kreatif siswa perlu dikembangkan sehingga dapat menciptakan kreativitas khususnya dalam pembelajaran biologi. Pembelajaran biologi hendaknya diterapkan sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains meliputi minds on (kognitif), hearts on (afektif) dan hands on (psikomotor) (Rustaman, 2011). Namun, penerapan pembelajaran biologi sesuai hakikatnya sebagai sains belum dapat sepenuhnya diterapkan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara-negara Asia Tenggara masih banyak yang menggunakan paradigma teacher-centered dengan menggunakan pendekatan ceramah deduktif dan masih jarang yang menerapkan paradigma students-centered atau berorientasi pada proses (process-oriented approach) (Noor, 2007). Sebagian besar siswa menganggap pelajaran biologi sebagai pelajaran hafalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru. Pemilihan model atau strategi pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas siswa di dalam kelas. Aktivitas siswa yang hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir siswa seperti kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir sangat penting untuk dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk membekali siswa dalam mengatasi masalah di tengah persaingan era globalisasi seperti sekarang ini. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk bisa menemukan dan membangun commit konsep to user sendiri dan dapat mengembangkan

21 4 kemampuan berpikir siswa. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Problem Based Learning (PBL). Model Problem Based Learning merupakan kolaborasi antara problem solving dan penemuan konsep secara mandiri. Model pembelajaran ini menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan. Model ini dirasakan tepat karena kemampuan berpikir kreatif akan muncul apabila didukung oleh suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered), sehingga siswa bebas mengemukakan gagasan-gagasan yang timbul dari dalam dirinya serta lingkungan belajar yang mendukung peran aktif siswa pada pembelajaran tersebut. Tahap-tahap PBL sangat mendukung untuk pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa karena fase-fase dalam sintak PBL mengakomodasi siswa dalam mengembangkan proses berpikir kreatif meliputi fluency, flexibility, originality dan elaboration serta telah teruji di banyak negara, karena menurut Tan (2009) program pendidikan yang kreatif dalam pemecahan masalah sebagai orientasinya akan menstimulasi kemampuan berpikir kreatif siswa. Prinsip PBL ditekankan pada peningkatan dan perbaikan cara belajar dengan tujuan untuk menguatkan konsep dalam situasi nyata, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar siswa, mengembangkan keterampilan membuat keputusan, menggali informasi, meningkatkan percaya diri, tanggung jawab, kerjasama dan komunikasi. Menurut Tan (2009), proses PBL sangat menunjang pembangunan keterampilan dalam mengatur diri sendiri (self directed), kolaboratif, keterampilan berpikir tingkat tinggi yang didalamnya termasuk berpikir kreatif, cakap menggali informasi yang semuanya diperlukan di dunia kerja. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

22 5 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya: 1. Bagi Siswa a. Memberikan suatu pengalaman belajar yang baru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. b. Memberikan suasana pembelajaran yang variatif sehingga pembelajaran biologi menjadi menarik. c. Mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan permasalahan lingkungan khususnya pada mata pelajaran biologi. 2. Bagi Guru a. Memberikan alternatif pilihan pembelajaran inovatif berbasis masalah melalui penerapan Problem Based Learning. b. Memberikan solusi terhadap hambatan dalam pembelajaran biologi, khususnya terkait dengan pengembangan kemampuan berpikir kreatif. c. Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning.

23 6 3. Bagi Institusi Memberikan masukan dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga dapat meningkatkan sumber daya pendidikan dan mencetak generasi dengan pemikiran-pemikiran kreatif.

24 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori a. Berpikir Kreatif Menurut Arnyana (2006), berpikir kreatif adalah penggunaan dasar proses berpikir untuk mengembangkan atau menemukan gagasan atau ide atau hasil yang asli (orisinil), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk menjelaskan sesuai pandangan asli pemikir. Kemampuan berpikir kreatif menurut Liliawati dan Puspita (2010) adalah kemampuan kognitif untuk memunculkan dan mengembangkan gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang telah lahir sebelumnya dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara divergen. Masek dan Yamin (2012) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan kognitif tingkat tinggi dimana didalamnya juga termasuk berpikir kritis (critical thinking), pemecahan masalah (problem solving), dan pembuatan keputusan (decision making). Berpikir kreatif adalah sebuah kemampuan otak pada level tertinggi yang dimiliki seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah (Sumalee, et al., 2012). Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah penggunaan kemampuan kognitif untuk menciptakan ide-ide baru maupun mengembangkan gagasan-gagasan baru yang orisinal sesuai dengan pandangan pemikir. Sitompul dan Fahmy (2007) mengemukakan bahwa berpikir kreatif berarti gagasan-gagasan baru, alternatif baru, solusi baru, dan penemuan baru. Penekanan pada kemampuan berpikir kreatif ini adalah 7

25 8 kebaruan (novelty) atau keaslian (originality). Berpikir kreatif sama dengan berpikir konstruktif, artinya memunculkan atau membuat sesuatu. Arnyana (2006) menambahkan, berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir divergen. Berpikir divergen merupakan cara berpikir menyebar dari satu titik ke segala arah. Berpikir divergen merupakan lawan dari berpikir konvergen yang menuju ke satu titik. Aktivitas berpikir kreatif memungkinkan lebih dari satu jawaban untuk menjawab permasalahan. Hasil dari kemampuan berpikir kreatif diwujudkan dalam bentuk kreativitas. Kreativitas siswa dikembangkan melalui gagasan-gagasan dan diwujudkan dalam produk atau hasil karya yang orisinal dan baru yang berbeda dengan yang lain. b. Aspek-Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Menurut Arnyana (2006), terdapat empat aspek kemampuan berpikir kreatif dari Baer yaitu fluence, flexibility, orginality dan elaboration. Fluence merupakan kemampuan menghasilkan banyak ide, flexibility merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi, originality merupakan kemampuan menghasilkan ide baru atau ide yang sebelumnya tidak ada dan elaboration merupakan kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide yang rinci atau detail. Hawadi, dkk. (2001) mengemukakan ada lima ciri yang menjadi sifat kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan penilaian (evaluation). Ambarjaya (2008) mengemukakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan ciri-ciri aptitude atau kemampuan berpikir kreatif yaitu keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir fleksibel (flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality), keterampilan memerinci (elaboration), dan keterampilan menilai (evaluation). Kemampuan berpikir kreatif merupakan bagian dari kreativitas, dimana kemampuan berpikir commit kreatif to user adalah aspek kognitif dari kreativitas

26 (Ambarjaya, 2008). Munandar (2009) mengemukakan pengertian kreativitas dilihat dari beberapa dimensi yaitu dimensi pribadi (person), proses (process), produk (product), dan dorongan (press). Kreativitas menurut dimensi pribadi merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi. Menurut dimensi proses, kreativitas merupakan proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Definisi produk menekankan pada produk kreatif yang mengedepankan orisinalitas atau keaslian. Kreativitas menekankan faktor dorongan atau press, baik dorongan internal (dari diri sendiri berupa hasrat untuk bersibuk diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Hawadi, dkk. (2001) mengemukakan bahwa kreativitas memiliki tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasi, kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan operasional anak kreatif. Ciri-ciri atau aspekaspek kemampuan berpikir kreatif menurut Hawadi, dkk. (2001) dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif No. Ciri-ciri atau Aspek-aspek Definisi 1. Keterampilan berpikir lancar (fluency) 2. Keterampilan berpikir luwes (flexibility) 3. Keterampilan berpikir orisinal (originality) 4. Keterampilan memerinci atau mengelaborasi (elaboration) a. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. b. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. a. Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. b. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. a. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. b. Mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. a. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. b. Memperinci suatu objek atau gagasan secara detail sehingga lebih menarik 9

27 Berdasarkan definisi dari setiap aspek kemampuan berpikir kreatif pada Tabel 2.1. maka setiap aspek dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator. Penjabaran aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif menjadi beberapa indikator tertentu dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Aspek dan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif No. Aspek KBK Indikator KBK 1. Keterampilan berpikir lancar (Fluency) a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. b. Mempunyai banyak gagasan 2. Keterampilan berpikir luwes (Flexibility) 3. Keterampilan berpikir orisinal (Originality) 4. Keterampilan merinci atau mengelaborasi (Elaboration) 10 mengenai suatu masalah. a. Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah. b. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbedabeda. a. Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru. a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkahlangkah terperinci. b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain. c. Pembelajaran Problem Based Learning Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah permasalahan yang mengantarkan mereka pada pengetahuan dan konsep baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Menurut Arends (1997) pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada situasi permasalahan otentik dan bermakna yang dapat memfasilitasi siswa

28 11 menyusun pengetahuan sendiri, mengembangkan inkuiri dan kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Problem Based Learning adalah sebuah pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa dimana permasalahan tidak terstruktur atau mengambang (ill structured) digunakan sebagai titik awal memandu siswa berinkuiri dalam proses pembelajaran. PBL tidak hanya sebatas proses pemecahan masalah, tetapi juga merupakan pembelajaran konstruktivis yang mengangkat permasalahan dalam kehidupan seharihari yang didalamnya terdapat aspek kegiatan inkuiri, self-directed learning, pertukaran informasi, dialog interaktif, dan kolaborasi pemecahan masalah (Tan, 2005). PBL mengkolaborasikan pengembangan inkuiri dan keterampilan memecahkan masalah yang menjadikan siswa mandiri dan bertanggung jawab dalam membangun pengetahuan mereka yang baru. 1). Teori Belajar yang Melandasi PBL Nur (2011) mengemukakan bahwa teori Dewey merupakan salah satu teori yang melandasi PBL bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas seharusnya menjadi laboratorium untuk penyelidikan kehidupan nyata dan pemecahan masalah. Pedagogi Dewey mendorong guru untuk melibatkan siswa dalam proyek-proyek berorientasi masalah dan membantu siswa menyelidiki masalah-masalah sosial dan ilmu pengetahuan. Pembelajaran bermakna dan otentik siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan masalah sangat bermanfaat dalam rangka mengeksplorasi pengetahuan mereka. Pandangan Dewey ini merupakan landasan filosofis PBL. Menurut konsep konstruktivisme Piaget, anak-anak membawa potensi rasa ingin tahu sejak lahir dan berusaha keras memahami dunia di sekitar mereka secara terus menerus (Nur, 2011). Rasa ingin tahu ini memotivasi anak-anak untuk aktif membangun gambaran-gambaran lingkungan yang mereka lihat di dalam pikiran.

29 12 Seiring pertambahan usia, maka gambaran-gambaran mental anakanak mengenai lingkungan semakin luas dan abstrak. Pertambahan usia anak diiringi dengan perkembangan mental anak tersebut. Perkembangan mental diikuti dengan peningkatan kebutuhan anak untuk memahami lingkungan sekitar. Perkembangan mental ini akan semakin memotivasi anak untuk menyelidiki dan membangun teori-teori yang menjelaskan perkembangan tersebut (Arends, 1997). Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan siswa secara tidak langsung melibatkan siswa secara aktif dalam proses pengumpulan informasi dan pengkonstruksian pengetahuan siswa itu sendiri. Konsep konstruktivisme Vygotsky, intelektual berkembang ketika seseorang menghadapi pengalaman baru dan rasa ingin tahu yang tinggi dan pada saat seseorang bekerja keras dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman ini (Nur, 2011). Upaya yang dilakukan dalam rangka memahami pengalaman tersebut akan melatih individu untuk mengkaitkan pengetahuan baru yang diperoleh dengan pengetahuan awal yang dimiliki untuk membangun makna baru. Arends (2001) menambahkan, teori pembelajaran konstruktivisme ini menekankan siswa untuk menginvestigasi lingkungan sekitar dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Teori konstruktivisme ini menjadi dasar teori PBL. Nur (2011) mengemukakan pembelajaran penemuan atau discovery learning Bruner merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa dalam memahami struktur atau ide-ide pokok disiplin ilmu, kebutuhan untuk keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan keyakinan bahwa pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan individu. Pembelajaran yang menitikberatkan pada pengalaman dan berpusat pada siswa ini akan mendorong siswa untuk menemukan ide-ide sendiri dan memperoleh commit makna to oleh user siswa itu sendiri.

30 13 2). Karakteristik Problem Based Learning Problem Based Learning memiliki beberapa karakteristik di dalam proses pembelajarannya yaitu pembelajaran diawali dengan pengajuan masalah-masalah kontekstual yang penting dan bermakna, berfokus pada interdisiplin, penyelidikan otentik, menghasilkan karya dan pembelajaran kolaborasi dalam kelompok kecil (Nur, 2011). Penyelesaian masalah dalam proses pembelajaran ini hendaknya melibatkan berbagai macam aspek dari banyak mata pelajaran (disiplin ilmu) tidak hanya ditinjau dari satu aspek saja. Penyelidikan otentik yang dilakukan meliputi menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen (bila diperlukan), membuat inferensi, dan membuat simpulan. Tan (2005) mengemukakan karakteristik PBL antara lain pengajuan masalah yang konstektual dan disajikan secara tidak terstruktur (ill structured) digunakan sebagai titik awal (starting point) di dalam pembelajaran, masalah menantang siswa untuk belajar pengetahuan baru, pembelajaran mandiri (self directed learning), pemanfaatan sumber pengetahuan yang bervariasi, penggunaan dan evaluasi sumber informasi, pengembangan inquiry dan keterampilan pemecahan masalah (problem solving skill), sintesis dan integrasi dan evaluasi serta review dari pengalaman pebelajar di dalam proses pembelajaran sebagai penutup dari PBL. Karakteristik PBL terletak pada masalah yang diajukan yaitu masalah nyata kehidupan sehari-hari yang disajikan secara mengambang atau tidak terstruktur (ill structured). Widjajanti (2011) menyatakan bahwa masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran pada PBL adalah masalah open-ended. Masalah yang open-ended adalah masalah yang memiliki lebih dari satu cara untuk menyelesaikannya, atau commit memiliki to user lebih dari satu jawaban yang benar.

31 14 Yee (2002) menyebutkan beberapa ciri-ciri masalah open-ended antara lain metode penyelesaian tidak ditentukan, memiliki banyak alternatif jawaban, dapat diselesaikan dengan cara yang berbeda, memberi ruang pada siswa untuk membuat keputusan sendiri, mengembangkan penalaran dan komunikasi, dan terbuka untuk kreativitas serta imaginasi siswa. Arends (2001) mengemukakan bahwa situasi permasalahan yang baik untuk pembelajaran model PBL adalah masalah yang nyata, membingungkan, terbuka untuk berkolaborasi, bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran guru. 3). Penerapan Problem Based Learning Problem Based Learning merupakan model pembelajaran berbasis masalah yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan Problem Based Learning memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan sintak pembelajarannya. PBL memiliki banyak model dalam cara penerapannya di kelas. Pengorientasian masalah ada yang diberikan oleh guru dan adapula yang dicari dan dibangun oleh siswa. Hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran masing-masing. Model PBL yang diterapkan pada pembelajaran kali ini merupakan model PBL yang pengorientasian masalahnya dibimbing oleh guru. Guru memberikan permasalahan-permasalahan kontekstual yang terkait dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Model PBL ini memiliki beberapa tahapan atau fase dalam penerapannya di kelas. Nur (2011) menyatakan bahwa PBL memiliki lima fase dalam tahapan proses pembelajarannya. Tahapan PBL dapat dilihat pada Tabel 2.3.

32 Tabel 2.3. Tahapan Problem Based Learning Fase atau Tahap Fase 1: Mengorientasikan siswa kepada masalah. Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya. Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 15 Perilaku Guru Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri. Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu. Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka. Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan prosesproses yang mereka gunakan. Fase pertama dalam PBL yaitu mengorientasikan siswa pada masalah. Perilaku guru pada fase ini adalah mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, menumbuhkan sikap positif terhadap materi yang akan disampaikan dan mendeskripsikan apa yang diharapkan dilakukan siswa selama pelajaran (Nur, 2011). Guru menyajikan suatu masalah dengan seksama dan memiliki prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam mengidentifikasi masalah yang akan dilanjutkan dengan penyelidikan terhadap masalah tersebut dalam rangka mencari solusi dari permasalahan. Masalah yang disampaikan dapat berupa gambar, video, ataupun cerita tentang sebuah realita yang menjadi permasalahan yang diikuti dengan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada siswa. Pada tahap ini siswa akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyampaikan gagasan-gagasannya terhadap suatu pemecahan commit masalah to user dan bagian ini dapat melatih

33 16 mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang meliputi keterampilan berpikir lancar (fluency) dan keterampilan berpikir luwes (flexibility). Fase kedua dalam Problem Based Learning adalah mengorganisasikan siswa untuk belajar (Nur, 2011). Tahap ini merupakan pengorganisasian siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar untuk melakukan penyelidikan, merancang eksperimen dan melaporkan tugas-tugas siswa. Pembagian kelompok disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh guru melalui proyek-proyek tertentu. Fase ketiga adalah membantu penyelidikan mandiri dan kelompok (Nur, 2011). Penyelidikan yang dilakukan secara mandiri dalam kelompok-kelompok kecil dalam rangka untuk menemukan solusi pemecahan masalah. Kegiatan penyelidikan dalam tahap ini meliputi proses pengumpulan data, perumusan hipotesis dan pengujian serta memberikan solusi. Guru membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat siswa berpikir tentang masalah dan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada solusi pemecahan masalah. Penyelidikan dalam rangka menemukan solusi permasalahan juga didukung dengan pertukaran ide-ide secara bebas antar anggota dalam kelompok. Tahap ini mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang meliputi fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Fase keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya sastra serta memamerkannya. Fase penyelidikan diikuti dengan penciptaan hasil karya dan memamerkannya (Nur, 2011). Hasil karya tidak hanya berbentuk laporan tertulis, tetapi juga dapat berbentuk video, poster maupun presentasi multimedia. Hasil karya disajikan semenarik mungkin sesuai dengan kreativitas kelompok masingmasing. Kreativitas ini commit merupakan to user hasil dari berpikir kreatif siswa

34 17 dalam proses pemecahan masalah. Hasil kreativitas siswa yang orisinal dan berbeda ini kemudian dipamerkan. Fase kelima adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2011). Kegiatan pada fase ini ditujukan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses-proses berpikir mereka dari penyelidikan sampai dengan penemuan solusi dan mewujudkannya dalam hasil karya. 2. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Arnyana (2006) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran inovatif yang diterapkan yaitu salah satunya adalah PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa berada pada kategori baik setelah penerapan PBL. Penelitian lain dilakukan oleh Liliawati dan Puspita (2010) yang menunjukkan bahwa penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penyelidikanpenyelidikan dalam rangka membangun pengetahuan mereka sendiri sehingga dapat melatih kemampuan berpikir mereka khususnya kemampuan berpikir kreatif. Hasil penelitian Awang dan Ramly (2008) menunjukkan bahwa Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Problem Based Learning memberikan kesempatan bagi siswa untuk memecahkan masalah secara berkelompok dengan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Hasil pemecahan masalah diwujudkan dalam produk kreatif dan dipamerkan. 3. Kerangka Berpikir Pembelajaran merupakan sebuah proses belajar yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang tidak dapat lepas satu sama lain. Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran. Proses pembelajaran biologi yang berlangsung di sekolah selama ini masih belum menerapkan pembelajaran commit biologi to user yang sesuai dengan hakikat sains

35 18 sepenuhnya, siswa masih cenderung mendengarkan penjelasan dari guru dan kurang mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi bingung ketika menghadapi suatu kasus atau permasalahan di kehidupannya. Kemampuan berpikir sangat perlu dikembangkan dan dilatihkan kepada siswa untuk mempersiapkan siswa agar mampu mengatasi masalah-masalah di kehidupan mendatang. Salah satu kemampuan berpikir yang perlu dilatihkan adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif yang perlu dilatihkan kepada siswa mencakup kelancaran siswa didalam mencetuskan gagasan-gagasan atau ideide yang bervariasi untuk mengatasi permasalahan, keluwesan siswa didalam menginterpretasikan permasalahan dalam wujud gambar atau cerita dan menggolongkan hal-hal berdasarkan kategori tertentu, keaslian dalam menemukan solusi permasalahan yang baru, mengembangkan dan mengelaborasi gagasan pemecahan masalah kedalam langkah-langkah terperinci. Kemampuan berpikir kreatif kurang dapat dikembangkan pada proses pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan menerapkan pembelajaran yang mengakomodasi peran aktif siswa dalam membangun konsep pengetahuannya sendiri. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning. Problem Based Learning menggunakan permasalahan sebagai titik awal proses pembelajaran. Masalah digunakan sebagai hal yang harus dicari solusinya untuk dipecahkan. Problem Based Learning memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam rangka mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada commit Gambar to user 2.1.

36 19 Keadaan siswa - Siswa kurang lancar mengungkapkan gagasangagasan yang dimiliki. - Siswa kurang mengungkapkan gagasan yang bervariasi. - Siswa kurang mampu menjelaskan pemecahan masalah dalam langkahlangkah terperinci. - Siswa kurang mampu menciptakan ide-ide yang baru atau orisinal. Permasalahan dalam Pembelajaran Biologi - Pembelajaran masih belum diterapkan sesuai hakikat biologi sebagai sains yaitu minds on, hearts on dan hands on. - Pembelajaran belum mengakomodasi siswa untuk berpikir karena hanya mendengarkan penjelasan langsung dari guru. Kemampuan berpikir kreatif siswa kurang atau rendah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Prosedur Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning menurut Nur (2011) Manfaat 1. Melatih siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. 2. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah. 3. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kreativitas siswa dalam menghasilkan karya-karya dan memamerkannya. Pengaruh Kemampuan berpikir kreatif meningkat Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

37 20 4. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan dan hasil penelitian yang relevan maka peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian yaitu model Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta yang beralamat di Jalan Monginsidi No.40 Surakarta kelas X semester II. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam secara bertahap, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian berupa silabus, RPP, tes dan lembar observasi, seminar proposal dan perijinan penelitian. Perincian tahap persiapan dapat dilihat pada Tabel 3.1. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi seluruh kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu uji coba instrumen penelitian, menganalisis hasil uji coba dan merevisi instrumen penelitian, penerapan model pembelajaran, pengambilan data dan analisis data. Perincian tahap pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.1. c. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian meliputi kegiatan penyusunan skripsi dan ujian skripsi. Perincian tahap penyelesaian dapat dilihat pada Tabel

39 Tabel 3.1. Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Penerapan Model Problem Based Learning. Kegiatan Penelitian Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Tahap Persiapan a. Pengajuan judul skripsi b. Penyusunan proposal c. Penyusunan instrumen penelitian d. Seminar proposal e. Perijinan penelitian dan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Tahap Pelaksanaan a. Uji coba instrumen penelitian. b. Menganalisis hasil uji coba dan merevisi instrumen penelitian. c. Penerapan model pembelajaran d. Pengambilan data e. Analisis data Tahap Penyelesaian a. Penyusunan skripsi b. Ujian skripsi 22 B. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, dimana salah satu kelompok diberi perlakuan atau treatment sedangkan kelompok lainnya tidak. Dua kelompok subjek penelitian dipilih secara acak atau random (Setyosari, 2010). Kelas pertama yang terpilih adalah sebagai kelas kontrol dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan commit perlakuan to user pembelajaran dengan model PBL

40 dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut diberi posttest di akhir pembelajaran (Sugiyono, 2011). Hasil posttest 23 kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Group Design menurut Sugiyono (2011) Kelompok Treatment Posttest Eksperimen (R) X 1 O 1 Kontrol (R) X 2 O 2 Keterangan: X 1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Problem Based Learning. X 2 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah disertai diskusi dan tanya jawab. O 1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen. O 2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol. (R): Random assigment (pemilihan kelompok secara random) Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa model pembelajaran Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional terhadap variabel terikat yang berupa kemampuan berpikir kreatif siswa tertuang dalam paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. X 0 Y X 0 Y X Keterangan: X X 0 X 1 Y X 0 Y X 1 Y X 1 Y X 1 Y : Pembelajaran : Pembelajaran konvensional (kontrol) : Pembelajaran Problem Based Learning (eksperimen) : Kemampuan berpikir kreatif : Kemampuan berpikir kreatif kelompok kontrol : Kemampuan berpikir kreatif kelompok eksperimen Gambar 3.1. Skema Paradigma Penelitian

41 24 C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Populasi dikelompokan ke dalam sepuluh kelompok yang dikelompokkan secara acak tanpa dasar apapun. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Pengambilan sampel dilakukan karena keterbatasan peneliti dalam penelitian yang tidak mampu memberi perlakuan terhadap seluruh populasi, sehingga hanya mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel yang dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono (2011) menambahkan bahwa sampel yang diambil dari populasi tersebut harus bersifat representatif agar penarikan kesimpulan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelompok atau kelas yang ada di kelas X SMA Negeri 2 Surakarta yaitu kelas X2 sebagai kelas kontrol sebanyak 32 siswa dan kelas X4 sebagai kelas eksperimen sebanyak 33 siswa. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling dimana sampel yang dipilih secara random bukan secara individual, tetapi kelompok-kelompok yang anggotanya memiliki karakteristik sama (Darmadi, 2011). Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari sepuluh kelas pada kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas yang akan diperlakukan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki karakteristik yang sama. Data sekunder berupa dokumen hasil belajar commit ranah to user kognitif dari nilai asli Ujian Akhir

42 Semester Ganjil sebagai bahan acuan menunjukan bahwa dalam tiap kelompok dalam populasi tersebut memiliki distribusi yang normal setelah diuji dengan uji Liliefors (α=0,05). Kelompok-kelompok dalam populasi juga diuji dengan uji Levene s (α=0,05) untuk mengetahui apakah populasi bersifat homogen. Hasil dari uji Levene s menunjukan bahwa kelompok-kelompok dalam populasi memiliki varians yang tidak berbeda nyata sehingga populasi bersifat homogen. Hasil pengujian normalitas dan homogenitas kelompok-kelompok dalam populasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 (halaman 243). Penelitian ini mengambil kelas X2 sebagai kelas kontrol dan X4 sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol dan eksperimen kemudian diuji keseimbangan dengan menggunakan uji t. Syarat dari uji t adalah data berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas telah dilakukan pada kelompok-kelompok dalam populasi dengan menggunakan uji Liliefors. H 0 dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H 1 dinyatakan bahwa sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 0 diterima jika nilai L hitung lebih kecil daripada L tabel (L hit < L tab ) dan nilai Sig. > 0,050 dan H 0 ditolak jika L hit > L tab dan nilai Sig. < 0,050 (Sudarmanto, 2005). Hasil uji normalitas untuk kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen 25 Uji Normalitas Kelas N L hitung Sig L tabel (α=0,05) Sig. Keterangan Keputusan Uji H 0 Hasil belajar ranah kognitif Kontrol 32 0,142 0,102 0,157 >0,050 L hit < L tab Diterima Eksperimen 33 0,148 0,063 0,154 >0,050 L hit < L tab Diterima Pengujian data tersebut menunjukan bahwa nilai L hitung lebih kecil daripada L tabel (L hit < L tab ) dan nilai Sig. > 0,050 pada setiap kelas kontrol dan eksperimen sehingga dapat diambil keputusan H 0 diterima dan dapat dinyatakan bahwa data dokumen tersebut berdistribusi normal. Data kemudian diuji kembali homogenitasnya dengan uji Levene s. commit H 0 to dinyatakan user bahwa semua sampel berasal

43 dari populasi yang variansinya homogen. H 1 dinyatakan bahwa semua sampel tidak berasal dari populasi yang variansinya homogen. Rangkuman hasil uji homogenitas (Uji Levene s) dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen Uji Homogenitas N F hitung Sig F tabel(0,05) (1)(63) Sig. Keterangan 26 Keputusan Uji H 0 Hasil Belajar Ranah Kognitif 65 0,720 0,399 3,99 >0,050 F hitung < F tabel Diterima Tabel 3.4. menunjukkan bahwa harga F hitung kurang dari F tabel(0,05)(1)(63) dan nilai Sig. > 0,050 maka dapat diambil keputusan bahwa H 0 diterima (Sudarmanto, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel berasal dari populasi yang variansinya homogen. Pengujian prasyarat data normal dan homogen telah terpenuhi maka dapat dilanjutkan uji t untuk mengetahui keseimbangan kedua kelas dengan H 0 dinyatakan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama. H 1 dinyatakan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang berbeda. Rangkuman hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji t Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas Kontrol dan Eksperimen Variabel N df t hitung Sig t tabel(0,05:63) Sig. Keterangan Keputusan Uji H 0 Hasil Belajar Ranah Kognitif ,901 0,371 1,99834 >0,050 t hitung < t tabel(0,05:63) Diterima Tabel 3.5. menunjukkan bahwa harga t hitung kurang dari t tabel(0,05:63) dan nilai Sig. > 0,050 maka dapat diambil keputusan bahwa H 0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.

44 27 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian (Setyosari, 2010). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu: a. Variabel bebas Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang dipilih oleh peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent variable). Variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran meliputi Problem Based Learning dan konvensional. b. Variabel terikat Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang meliputi aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration. 2. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik tes, teknik dokumentasi dan teknik observasi. a. Teknik Tes Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2004). Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes uraian. b. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek penelitian (Riduwan, 2004). Data yang dikumpulkan melalui teknik ini adalah data nilai Ujian Semester Ganjil kelas X tahun

45 28 pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi sebagai data awal yang digunakan untuk uji keseimbangan. c. Teknik Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004). Lembar observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan model PBL yang diterapkan di kelas yang diawasi oleh seorang observer. Objek pengamatan mencakup seluruh proses kegiatan belajar mengajar di kelas meliputi kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran. 3. Teknik Penyusunan Instrumen Menurut Borich (2006) pengukuran kemampuan berpikir siswa dapat dilakukan dengan menggunakan tes berupa soal essay atau uraian. Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa dalam penelitian ini diukur melalui tes berupa soal uraian. Langkah yang dilakukan untuk menyusun instrumen tes kemampuan berpikir kreatif yaitu membuat kiki-kisi tes kemampuan berpikir kreatif yang dilengkapi dengan komponen-komponen Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran pada mata pelajaran Biologi dengan materi pelajaran pencemaran lingkungan Soal-soal yang disusun mencakup empat aspek dalam kemampuan berpikir kreatif menurut Hawadi, dkk. (2001) yaitu keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality) dan keterampilan mengelaborasi (elaboration). Langkah selanjutnya yaitu menyusun item soal kemampuan berpikir kreatif. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif ini diuji kesahihan itemnya melalui uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang sudah melalui uji validitas dan reliabilitas siap digunakan sebagai postes. F. Analisis Instrumen Pengukuran kemampuan berpikir kreatif menggunakan bentuk tes uraian. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana populasi diambil (Sugiyono, 2011). Instrument tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas

46 29 soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji sebagai berikut: 1. Uji validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk pada suatu keadaan bahwa instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi (Arikunto, 2010). Pengujian validitas isi untuk instrumen berbentuk test uraian pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Instrumen yang telah disusun sesuai kurikulum (materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi, dapat dimintakan bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memenuhi atau tidak sebagai sampel tes (Sudjana, 2010). Validitas konstruk sebuah instrumen menunjuk pada suatu kondisi dimana instrumen disusun berdasarkan konstruk atau aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi (Arikunto, 2010). Pengujian validitas konstruk instrumen test pada penelitian ini menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur (Sugiyono, 2011). Setelah dilakukan pengujian validitas isi dan konstruk oleh ahli, maka dilanjutkan dengan uji coba instrumen. Uji coba (try out) dilakukan pada sampel dari populasi penelitian. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Uji coba instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur validitas instrumen yang berbentuk tes kemampuan berpikir kreatif. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian validitas instrumen penelitian tes kemampuan berpikir kreatif dengan rumus Alpha Cronbach dibantu dengan program SPSS 16. Butir soal dikatakan valid apabila angka yang tertera pada Corrected Item- Total Correlation > 0,2 (Nisfiannoor, 2009). Hasil rangkuman uji coba (try

47 out) pertama uji validitas tes kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Valid Invalid Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas tes kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa dari 7 item soal yang diberikan terdapat 3 item yang valid dan 4 item invalid. Soal-soal invalid kemudian di tes ulang (retest) setelah melalui peninjauan ulang dari ahli. Hasil dari tes ulang menunjukan bahwa 4 soal valid. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian merupakan ketetapan atau keajegan suatu alat dalam menilai apa yang dinilainya. Hal ini memiliki makna bahwa kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2010). Analisis uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach pada penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 16. Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item dilihat dari nilai r menurut Riduwan (2004) adalah: 0,8 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,6 0,799 : Tinggi (T) 0,4 0,599 : Cukup (C) 0,2 0,399 : Rendah (R) 0,00 0,199 : Sangat Rendah (SR) Hasil uji reliabilitas tes kemampuan berpikir kreatif pada try out pertama dapat dilihat pada Tabel 3.7.

48 Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Instrumen Penelitian Jumlah Item Nilai r Alpha Cronbach Kriteria Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah 31 Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kemampuan berpikir kreatif menggunakan rumus Alpha Cronbach diperoleh r = 0,216 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kemampuan berpikir kreatif memiliki kriteria rendah. Sudjana (2010) menyatakan bahwa salah satu kelemahan dari soal uraian adalah soal tes uraian biasanya kurang reliabel atau reliabilitasnya rendah. G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih menggunakan teknik statistik parametris dan nonparametris bergantung pada macam data. Syarat untuk statistik parametris salah satunya adalah berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Berdasarkan pernyataan tersebut maka sebelum menguji hipotesis, harus dilakukan uji prasyarat untuk menentukan statistik uji hipotesis yang akan kita gunakan. Umumnya uji prasyarat yang digunakan untuk uji komparasi dua sampel adalah uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Budiyono, 2009). Uji normalitas data kemampuan berpikir kreatif untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan α = 0,050 dan dibantu program SPSS 16. H 0 dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 dinyatakan bahwa sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai L hitung < L tabel dan nilai Sig. > 0,050 maka H 0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal commit (Sudarmanto, user 2005).

49 32 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi antar kelompok dari data yang diperoleh antar kelompok yang diuji berbeda atau tidak (Budiyono, 2009). Homogenitas data kemampuan berpikir kreatif menggunakan uji Levene s dengan α = 0,050 dan dibantu program SPSS 16. H 0 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi yang sama (homogen). H 1 dinyatakan bahwa tiap kelas tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (F hitung < F tabel ) dan nilai Sig. > 0,050 maka H 0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen (Sudarmanto, 2005). Data yang diharapkan adalah data dengan variansi homogen. 2. Uji Hipotesis Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara penerapan model Problem Based Learning dengan penerapan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan H 1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penerapan model Problem Based Learning dengan penerapan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif dua sampel yang independen dengan uji-t yang dibantu dengan program SPSS 16. Uji hipotesis ini adalah uji generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak berkorelasi berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel yang independen atau perbandingan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara random atau acak (Sugiyono, 2011). Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikansi (α): 0,05. H 0 ditolak jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel ) dan nilai Sig. < 0,050 maka hipotesis nihil (H 0 ) ditolak dan sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung < t tabel ) dan nilai Sig. > 0,050 maka hipotesis nihil (H 0 ) diterima (Budiyono, 2009).

50 H. Prosedur Penelitian Merujuk pada Suwarto dan Slamet (2007) tentang rancangan penelitian Posttest Only Control Design, dapat disusun prosedur operasional penelitian, yaitu perencanaan, perlakuan, dan analisis data. Secara terperinci prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Prosedur Penelitian Tahap Langkah-langkah Prosedur operasional Perencanaan Penyusunan proposal Tahap ini dilakukan penyusunan perangkat ajar yang digunakan dalam Pembuatan RPP tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi penyusunan proposal penelitian, Penyusunan instrument dan validasinya mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan LKS yang mengimplementasikan pembelajaran PBL, serta mempersiapkan instrumen berupa perangkat pengumpulan data. 33 Perlakuan Analisis Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning posttest Tahap perlakuan merupakan tahap pemberian perlakuan (treatment) terhadap subjek penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanya-banyaknya dari subjek penelitian. Tahap ini meliputi pengadaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas eksperimen (X4) dengan menerapkan pembelajaran PBL dan penerapan pembelajaran konvensional dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab pada kelas kontrol (X2). Pada saat pembelajaran berlangsung, terdapat dua orang observer dalam kelas, dua orang observer melakukan observasi keterlaksanaan langkah pembelajaran PBL dan satu orang observer mengambil dokumentasi penelitian. Setelah itu diadakan postes untuk mendapatkan nilai postes yang digunakan dalam analisis data. Organisasi data Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data. Analisis dilakukan Analisis data dengan menggunakan program SPSS 16. Tahap ini dilakukan sampai dengan Kesimpulan dan penyusunan laporan. pelaporan

51 34

52 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran Biologi Data kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh dari nilai tes tertulis yang berupa tes uraian. Data kemampuan berpikir kreatif siswa diambil dari 2 kelas yaitu 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1 kelas sebagai kelas eksperimen dengan jumlah sampel 65 siswa dari kelas X.2 dan kelas X.4 SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Kelas X.2 sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional berjumlah 32 siswa dan kelas X.4 sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berjumlah 33 siswa. Data kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pencemaran lingkungan dari kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi Kemampuan Berpikir Kreatif Nilai Frekuensi Kelas Kontrol Frekuensi Kelas Eksperimen Jumlah Rata-rata 66,07 72,19 Standar deviasi 11,22 10,74 Variansi 125,91 115,39 Minimum 50 53,57 Maksimum 92,86 96,43 Median 66,08 71,43 34

53 35 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Standar deviasi dan variansi kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol, kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat keragaman nilai pada kelas eksperimen lebih kecil atau lebih homogen dibandingkan dengan kelas kontrol (Sudijono, 2006). Nilai maksimum dan minimum pada kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Median atau nilai tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut maka secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dibuat diagram batang perbandingan rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelompok kontrol (pembelajaran konvensional) dan kelompok eksperimen (pembelajaran Problem Based Learning) seperti ditunjukan pada Gambar 4.1. Rata-rata niai kemampuan berpikir kreatif ,07 Kontrol 72,19 Eksperimen Gambar 4.1. Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : LATIF SOFIANA NUGRAHENI K4308096 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K4308091 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SRI WULANNINGSIH K4308057 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : VITA ANGGUN CAHYANI K4308059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai bagian dari kecakapan hidup (life skills) yang menjadi salah satu tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : ABDI PRASETYO K4309001 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DISERTAI MIND MAP SKRIPSI Oleh : MARINDA MEGA

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTAD (INQUIRY- STAD)

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTAD (INQUIRY- STAD) STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTAD (INQUIRY- STAD) DAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : DESY FAJAR PRIYAYI K4308031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : FAISAL IMAM PRASETYO K4308035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF DAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WINDA MARTYAS MARA DEWI K4308062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DIANA FATIHATUL ULUMI K4310020 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : VERA IRAWAN WINDIATMOJO NIM K4308058

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN

PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN RETENSI MENGGUNAKAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN CERAMAH BERVARIASI PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 2 SURAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ANDI WAHYUDI K4310005 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Pembelajaran menurut Siregar dan Nara (2010) merupakan interaksi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DIPADU KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DIPADU KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DIPADU KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SKRIPSI Oleh : SITI ROKHMATIKA K4308056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: DISKA ASANI K4308016 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DIMENSI

PERBEDAAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DIMENSI PERBEDAAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DIMENSI KOMPETENSI ILMIAH ANTARA PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBASIS POTENSI LOKAL DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CEPOGO SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DIPADU DIAGRAM ROUNDHOUSE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SISKA RAHMAWATI K4310078 FAKULTAS

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR FORMAL DAN LITERASI SAINS PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : DYAH PUSPITARINI K4310023

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY BERBASIS MEDIA REALITA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS R.A KARTINI KEMUSU, BOYOLALI, TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh: ZAINAL ARIFIN

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA Skripsi Oleh: Triliana Nurprikawati K4306012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

: RISNA DIANTI K

: RISNA DIANTI K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS- METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI MIPA SMAN 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH BIOLOGICAL SCIENCE INQUIRY MODEL TERHADAP KEMAMPUAN SCIENTIFIC EXPLANATION SISWA

PENGARUH BIOLOGICAL SCIENCE INQUIRY MODEL TERHADAP KEMAMPUAN SCIENTIFIC EXPLANATION SISWA PENGARUH BIOLOGICAL SCIENCE INQUIRY MODEL TERHADAP KEMAMPUAN SCIENTIFIC EXPLANATION SISWA SKRIPSI Oleh : VITA YULIANA SUDIARTI K4312068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia adalah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: SISWANTO K4308054 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING

IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING DISERTAI PROJECT JOURNAL NOTES PAGES TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA KELAS X MATA PELAJARAN BIOLOGI KD 4.2. KURIKULUM KTSP SKRIPSI Oleh : HELMI MUKTI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENG

PEMBELAJARAN FISIKA DENG PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : Emilia Nur

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WAHYU

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE JIGSAW SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 7 SURAKARTA

KOMPARASI METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE JIGSAW SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 7 SURAKARTA KOMPARASI METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE JIGSAW SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: MAHARANI INDAH

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK) PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: YUNITA RAHMAWATI K

SKRIPSI. Oleh: YUNITA RAHMAWATI K STUDI KOMPARASI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TIPE NOVICK DAN KONSTRUKTIVIS-KOLABORATIF SKRIPSI Oleh: YUNITA RAHMAWATI K4309092 PROGRAM

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DISERTAI TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI LIMBAH DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MAKE A MATCH DAN CARD SORT SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : NURUL

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 SKRIPSI Oleh : FUAD HARIS K4310032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DIPADU DENGAN EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: AGASTA IKA WULANSARI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen KD Sebaran Flora Dan Fauna Kelas XI IPS SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DISERTAI JURNAL BELAJAR REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : SINJU KUBIKAZARI

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA DI PURWODADI GROBOGAN Tesis Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : RIZA RIZANDO K2510056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: ANGGRAENI ROSITA DAMAYANTI K4311009

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA Skripsi Oleh : Anantyas Kusuma D K2311006 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT SKRIPSI Oleh: IVA YUNI LISTIANI NIM K4308094 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

: RANI PURWATI K

: RANI PURWATI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DIAN PURNAMASARI K

SKRIPSI. Oleh: DIAN PURNAMASARI K PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUGMENTED REALITY BERBASIS DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI DARAH SKRIPSI Oleh: DIAN PURNAMASARI K4310019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ISSN: Volume5, Nomor. Februari 2012 Halaman 61-72

ISSN: Volume5, Nomor. Februari 2012 Halaman 61-72 BIOEDUKASI ISSN:1693-2654 BIOEDUKASI Volume5, Nomor Vol. 2 5, No.2, hal. 61-72 Februari 2012 62 Halaman 61-72 THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TOWARDS STUDENT S CREATIVE THINKING SKILL IN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

: LUSIA WAHYU PURBOWATI A

: LUSIA WAHYU PURBOWATI A PERBEDAAN PEMBELAJARAN JIGSAW DAN DISKUSI PRESENTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA TENTANG MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA Oleh : DANIK WAHYUNINGSIH X 4307023 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2013 STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED-GROUP INVESTIGATION DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki individu di era globalisasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Munandar (2009: 7) bahwa kemajuan teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) agar memiliki kualitas yang baik, mempertinggi budi pekerti, meningkatkan harkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan dan persaingan global tersebut. Adanya sumber daya. masyarakat luas, khususnya di dunia pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan dan persaingan global tersebut. Adanya sumber daya. masyarakat luas, khususnya di dunia pekerjaan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan IPTEK pada abad 21 berimbas pada tantangan dan persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya Indonesia. Terciptanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Skripsi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 PIYUNGAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

: AGUSNITA RAHAYU K

: AGUSNITA RAHAYU K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (7E) DISERTAI MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : AGUSNITA RAHAYU K4309006 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHDANIA NURIS SABILA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2015 HALAMAN JUDUL

SKRIPSI. Oleh: WAHDANIA NURIS SABILA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2015 HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PERTANYAAN PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X IIS 4 SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: WAHDANIA NURIS SABILA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN PERSEPSI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FKIP UNS TAHUN 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN PROYEK DAN EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN KIMIA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS MAHASISWA Pembelajaran Kimia pada Materi Termokimia Mahasiswa

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI INSTAD DIPADU PETA KONSEP DENGAN

STUDI KOMPARASI INSTAD DIPADU PETA KONSEP DENGAN STUDI KOMPARASI INSTAD DIPADU PETA KONSEP DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: NUR EKA KUSUMA HINDRASTI K4307041 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN DAN DAUR ULANG LIMBAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IPS 1 SMA N 2 BOYOLALI SKRIPSI Oleh : GILANG AKBAR NUGROHO K4313034

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RINA PUTRI UTAMI K4310070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 NGADIROJO

PENGARUH METODE INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 NGADIROJO PENGARUH METODE INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 NGADIROJO Oleh: Fendy Ardianto NIM 11321450 Skripsi ini ditulis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA

Lebih terperinci

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI TEKNIK FISHBONE DIAGRAM DAN CONCEPT MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (Carin dan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING LEARNING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING LEARNING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING LEARNING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA SKRIPSI Oleh: ESTI YULIAWANTI K4312023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP CRITICAL THINKING PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS 2 DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO SKRIPSI Oleh: YASYFA NAFI ROSYIDA K5410065

Lebih terperinci

Skripsi Oleh: Gina Puri Utari K

Skripsi Oleh: Gina Puri Utari K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATERI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN KELAS X DI SMA BATIK 2 SURAKARTA Skripsi Oleh: Gina Puri Utari

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN SAVI

PENGARUH PENDEKATAN SAVI PENGARUH PENDEKATAN SAVI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: FATKHU ROKHMA DIANA K4308088 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITIONTERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-DABIN II PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: GALIH UTAMI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TERAS, BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TERAS, BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TERAS, BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ADNAN HUSADA PUTRA NIM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.

SKRIPSI. Oleh: ADNAN HUSADA PUTRA NIM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN CIRC DAN METODE PEMBELAJARAN PBL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GONDANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: ADNAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Risa Meidawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Risa Meidawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Peranan pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik dari generasi sekarang. Harus disadari bersama, bahwa kita saat ini berada di era globalisasi,

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) SKRIPSI Oleh : ZAFIRAH FARIS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: YUNIAR PRASASTI

Lebih terperinci

DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh : Rizki Kusumaning Rahayu K4312057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 PADA SUB BAB HIDROSFER

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 PADA SUB BAB HIDROSFER PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 PADA SUB BAB HIDROSFER DI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : KARTIKA

Lebih terperinci