BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat atau media yang dapat digunakan untuk menilai kinerja dan keadaan keuangan perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus menyajikan dengan baik dan benar laporan keuangannya agar setiap pemakai tidak mengambil keputusan yang salah. Menurut Kasmir (2008), perusahaan baik bank maupun non-bank pada suatu waktu atau periode tertentu akan melaporkan semua kegiatannya. Kasmir juga menjelaskan secara sederhana bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menjelaskan keadaan keuangan perusahaan pada saat sekarang ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan umumnya disusun dan disajikan setahun sekali atau dapat disajikan per triwulan untuk memenuhi semua kebutuhan para pemakai laporan keuangan. Para pemakai laporan keuangan sangat membutuhkan informasi tentang bagaimana keadaan atau kondisi sebuah perusahaan, apakah perusahaan tersebut termasuk perusahaan yang sehat keadaan keuangannya atau tidak. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK 2007 :1 ), laporan keuangan yang lengkap adalah : Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul 9

2 dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut., misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. II.1.1 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan dibuat dengan tujuan tertentu agar dapat bermanfaat bagi pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan serta para pemakainya dan pihak-pihak yang berkepentingan. Secara umum tujuan dari laporan keuangan perusahaan adalah untuk memberikan informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Mengacu pada penjelasan Kasmir (2008) berikut ini adalah beberapa tujuan pembuatan laporan keuangan perusahaan, yaitu : 1. Memberikan informasi kepada pemakai tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada saat itu. 2. Memberi informasi mengenai jumlah dan jenis kewajiban, modal, pendapatan yang diterima serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada suatu periode. 3. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan selama periode tersebut. 4. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan perusahaan serta memberikan informasi keuangan lainnya. Menurut PSAK (2007 :3), tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan adalah untuk : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta 10

3 perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain tujuan seperti yang telah diuraikan diatas, mengacu pada penjelasan Gibson (2009), pembuatan laporan keuangan akan lebih bermanfaat bagi para pengguna apabila memenuhi karakteristik dibawah ini, yaitu : 1. Dapat dipahami Kualitas paling penting yang harus dipenuhi dalam pembuatan laporan keuangan adalah merancangnya sedemikian rupa agar dapat dengan mudah dipahami oleh para penggunanya sehingga para pengguna mengerti bagaimana keadaan keuangan perusahaan pada periode tersebut. 2. Relevan Informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan haruslah berkualitas dan relevan sehingga pemakai dapat mengambil keputusan dengan tepat sesuai kebutuhannya. Informasi yang relevan adalah informasi yang dapat membantu para pemakai untuk mengevaluasi peristiwa atau kejadian masa lalu, masa sekarang dan perkiraan untuk dimasa depan, serta menegaskan atau memperbaiki evaluasi mereka dimasa lalu sehingga informasi tersebut dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh pemakai. 3. Dapat diandalkan Informasi yang bermanfaat adalah informasi yang dapat diandalkan oleh para pemakainya. Informasi tersebut harus bebas dari salah saji material dan juga 11

4 bebas dari kecurangan sehingga pemakai informasi dapat bergantung pada informasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan bisnisnya. 4. Dapat dibandingkan Pemakai laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja perusahaan sekarang bila dibandingkan dengan beberapa waktu lalu serta untuk mengetahui perubahaan apa yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Jadi dengan mendapatkan laporan keuangan perusahaan maka para pemakai dapat mengetahui seluruh kondisi keuangan perusahaan. Para pemakai tidak dapat hanya membaca laporan keuangan tetapi juga harus mengerti dan memahami posisi keuangan perusahaan saat ini, caranya yaitu dapat dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan melalui berbagai rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. II.1.2 Pengguna Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan sangat bermanfaat bagi banyak pihak, baik pihak dari dalam maupun luar perusahaan. Tujuan dari pembuatan laporan keuangan juga untuk memenuhi kepentingan perusahaan dan berbagai pihak yang membutuhkan. Masing-masing pihak tersebut baik internal maupun eksternal memiliki kepentingannya sendiri. Mengacu pada penjelasan Kasmir (2008), berikut adalah penjelasan masingmasing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, yaitu : 1. Para pemegang saham ( shareholders ) 12

5 Para pemegang saham yaitu mereka yang menanamkan modalnya pada perusahaan dan mereka memiliki saham perusahaan tersebut. Kepentingan dari para pemegang saham terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu untuk melihat kondisi dan posisi keuangan perusahaan saat itu, untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode yang dapat diukur dari kemampuan manajemen untuk menciptakan laba dan pengembangan aset perusahaan, untuk mengetahui pembagian keuntungan yang akan diperoleh, serta untuk mengetahui apakah ada penambahan modal untuk rencana bisnis selanjutnya. 2. Manajemen Bagi manajemen laporan keuangan adalah laporan yang mencerminkan kinerja mereka selama periode tersebut. Dengan menggunakan laporan keuangan tersebut manajemen perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan apakah sudah mencapai target dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen juga dapat mengevaluasi kinerja mereka dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, apakah usaha mereka tersebut sudah optimal atau belum. Dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan juga dapat menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan saat ini, dan oleh karenanya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dimasa depan. 3. Kreditor Kreditur merupakan pihak penyedia dana bagi perusahaan. Oleh karena itu kreditur menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui 13

6 apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjaman beserta bunga atas pinjaman tersebut dengan tepat waktu atau tidak dan juga untuk memutuskan apakah mereka akan memberikan pinjaman dana kepada perusahaan atau tidak. 4. Investor Investor memerlukan laporan keuangan untuk melihat keadaan keuangan perusahaan dan menilai kinerja perusahaan. Informasi yang didapat dari laporan keuangan perusahaan dapat menjadi bahan pendukung pengambilan keputusan bisnis yaitu untuk menentukan apakah ia akan membeli, menahan ataukah akan menjual investasinya. Laporan keuangan ini juga dapat memberikan informasi kepada investor tentang kemampuan perusahaan dalam membayar dividen serta bagaimana perkembangan harga sahamnya dibanding periode sebelumnya. 5. Pemerintah Kepentingan pemerintah dalam menggunakan laporan keuangan perusahaan adalah untuk melakukan penilaian terhadap informasi keuangan perusahaan apakah pelaporan laba perusahaan sudah dilakukan secara jujur dan adil atau belum, yang dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah melakukan kewajibannya dengan benar atau belum yaitu melaporkan dan membayarkan pajaknya secara jujur dan benar kepada pemerintah. 6. Pemasok Pemasok (supplier) adalah orang yang menjual produknya kepada perusahaan yang biasanya transaksi jual beli tersebut dilakukan secara kredit. 14

7 Kepentingan pemasok menggunakan laporan keuangan perusahaan adalah untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar hutangnya pada saat jatuh tempo dan juga untuk memutuskan apakah mereka akan bekerja sama dengan perusahaan atau tidak. 7. Pelanggan Pelanggan dapat menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui informasi tentang kelangsungan hidup perusahaan terutama bila mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan sehingga mereka akan sangat bergantung pada perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat memahami kondisi keuangan serta informasi lainnya sebelum melakukan kerja sama bisnis dalam jangka panjang dengan perusahaan. 8. Masyarakat Perusahaan dapat mempengaruhi masyarakat dengan berbagai macam cara, seperti memberikan berbagai macam kontribusi pada perekonomian, termasuk jumlah pekerja dalam perusahaan dan perlindungan kepada penanam modal. Laporan keuangan dapat digunakan oleh masyarakat untuk melihat informasi kecenderungan atau trend serta perkembangan terakhir keadaan perusahaan dan juga berbagai aktivitas yang telah dilakukan oleh perusahaan. II.1.3 Komponen Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan digunakan oleh berbagai pihak untuk kepentingan masing-masing pihak tersebut. Dalam 15

8 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK (2007 : 9) unsur laporan keuangan yang lengkap adalah laporan keuangan yang terdiri dari: II Neraca Laporan neraca adalah laporan yang menjukkan posisi aset atau harta perusahaan serta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK 2007 : 9), neraca adalah unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan. Komponen aset pada neraca terdiri dari : - Aset lancar Menurut Munawir (2007: 14) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva tetap lainnya yang diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya paling lama lima tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Jadi, aset lancar adalah kas dan sumber-sumber ekonomis lainnya yang dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau habis dipakai dalam rentang waktu satu tahun. Akun- akun yang masuk dalam aset lancar yaitu surat-surat berharga, piutang dagang, piutang wesel / wesel tagih, persediaan, dan perlengkapan. - Aset tidak lancar Menurut Munawir (2007 : 16) aktiva tidak lancar adalah aktiva yang memiliki umur keguanan atau relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun dan tidak akan habis 16

9 dalam satu kali perputaran operasi perusahaan.). Yang termasuk dalam aset tidak lancar diantaranya adalah investasi jangka panjang, aset tetap, beban yang ditangguhkan, dan aktiva lainnya. - Investasi jangka panjang merupakan bentuk penyertaan modal di perusahaan lain dalam jangka panjang baik untuk memperoleh pendapatan tetap yaitu berupa bunga maupun pendapatan tidak tetap yang berupa dividen. Investasi jangka panjang merupakan sumber ekonomis yang dapat direalisasi menjadi kas tetapi pengubahannya menjadi kas diharapkan tidak dalam satu tahun. Bentuk dari investasi jangka panjang misalnya dapat berupa penyertaan modal dalam bentuk saham atau obligasi. - Aset tetap yaitu aset berwujud dan tahan lama milik perusahaan atau dibawah kendali perusahaan yang digunakan dalam kegiatan usaha utama perusahaan. Aset tetap digunakan oleh perusahaan untuk menunjang secara aktif kegiatan operasional perusahaan dan bukan untuk dijual kembali untuk mendapatkan keuntungan. Yang termasuk dalam aset tetap antara lain adalah tanah, gedung, kendaraan, peralatan. Aset tetap memiliki umur ekonomis yaitu lamanya masa pakai aset dalam kurun waktu tertentu. Oleh Karena adanya keterbatasan dalam pemakaian aset tetap tersebut maka perusahaan harus menghitung berapa nilai buku dari aset tersebut setiap akhir tahun yaitu dengan cara mengurangi nilai aset dengan depresiasi aset tersebut. - Aset tidak berwujud merupakan hak istimewa atau keadaan keuangan yang menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan. Menurut PSAK 19 tentang aset tak berwujud, definisi dari aset tak berwujud adalah aset non- 17

10 moneter yang dapat diidentifikasi tanpa adaanya wujud fisik dari aset tersebut, misalnya hak paten / hak cipta, hak cetak / copyright serta Goodwill. - Aset lain-lain yaitu merupakan aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar, maupun aset tidak lancar. Contohnya adalah gedung yang masih dalam proses pembangunan, dan mesin pabrik yang sudah tidak digunakan lagi oleh perusahaan karena alasan tertentu tetapi mesin tersebut masih memiliki nilai buku. Komponen kewajiban dalam neraca terdiri dari : - Kewajiban lancar atau jangka pendek Mengacu kepada penjelasan Joe.G.Siegel (2005), kewajiban atau hutang adalah jumlah yang terutang yang masih harus dibayarkan perusahaan kepada pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban atau hutang yang harus dibayarkan atau dilunasi kepada pihak lain oleh perusahaan dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi dengan menggunakan sumber dari aset lancar atau dari kewajiban lancar lainnya yang ada pada perusahaan, misalnya yaitu kas atau hutang wesel. Kewajiban yang termasuk dalam kewajiban lancar yaitu hutang dagang, hutang wesel / wesel bayar, biaya yang masih harus dibayar, hutang gaji, dan hutang pajak. - Kewajiban jangka panjang Menurut Joe.G,Siegel (2005), kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan dilunasi atau dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun 18

11 atau satu siklus operasi dengan atau tanpa jaminan aset tetap atau aset tak bergerak. Kewajiban yang termasuk dalam kewajiban jangka panjang adalah hutang obligasi dan hutang hipotik. Hutang obligasi merupakan janji tertulis untuk membayar pokok pinjaman pada saat jatuh tempo beserta bunga yang dibayar dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan perjanjian tersebut. Hutang hipotik adalah pinjaman jangka panjang dengan jaminan aset tetap seperti tanah, rumah, dan sebagainya. - Modal Selain aset dan kewajiban, dalam neraca juga terdapat unsur modal. Mengacu pada penjelasan Joe.G.Siegel (2005), modal yaitu hak para pemilik terhadap aktiva perusahaan. Modal merupakan selisih dari aset dan kewajiban. Dalam perusahaan perseorangan modal merupakan kekayaan pribadi pemilik perusahaan sedangkan dalam perseroan terbatas modal merupakan kekayaan pemegang saham. II Laporan laba-rugi Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( PSAK 2007 : 13), laporan laba rugi yaitu unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran penghasilan bersih atau laba. Mengacu kepada penjelasan James C. Van Horne ( 2007 ), laporan laba-rugi adalah ringkasan yang menyajikan semua penerimaan dan semua pengeluaran perusahaan dalam suatu periode tertentu yang diakhiri oleh adanya keuntungan atau kerugian. Unsur yang terdapat dalam laporan laba rugi yaitu unsur penghasilan dan beban. Komponen penghasilan dalam laporan laba rugi yaitu : 19

12 - Pendapatan usaha / Revenue, yaitu penghasilan yang didapat dari hasil aktivitas operasional perusahaan, misalnya penjualan barang atau jasa, pendapatan bunga, pendapatan dividen, serta pendapatan sewa. - Keuntungan (Gain) yaitu selisih dari penghasilan dan beban yang merupakan penambah kekayaan perusahaan. Komponen beban dalam laporan laba-rugi yaitu : - Beban, yaitu merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus kas keluar, atau penurunan aktiva yang disebabkan oleh adanya kewajiban yang harus dibayarkan atau dilunasi oleh perusahaan kepada pihak lain. Beban dapat berupa harga pokok penjualan, biaya operasional, pembayaran gaji, pembayaran pajak, biaya non operasional, serta depresiasi. - Kerugian (Loss) yaitu selisih antara penghasilan dan pengeluaran dimana pengeluaran perusahaan dalam suatu periode tertentu lebih besar bila dibandingkan dengan pemasukan yang dapat dihasilkannya. Menurut Munawir ( 2007), laporan laba rugi memiliki 2 bentuk yaitu : - Single Step Bentuk ini menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga menghitung laba atau rugi hanya memerlukan satu langkah yaitu dengan mengurangi total pendapatan dengan total biaya. - Multiple Step 20

13 Bentuk multiple step ini dilakukan dengan cara mengelompokkan secara lebih teliti sesuai dengan prisip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (memerlukan klasifikasi ganda dan perbedaan perantara ganda). II Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Kasmir (2008), laporan perubahan ekuitas ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan yang dilihat dari hak kepemilikan (modal) selama satu periode akuntansi. Jadi laporan perubahan ekuitas (modal) yaitu laporan yang disusun untuk mengetahui perubahan modal yang dimiliki atau untuk mengetahui modal akhir pada satu periode. Unsur-unsur laporan perubahan ekuitas, yaitu: - Modal awal tahun dan tambahan modal (investasi) - Saldo Laba/Rugi - Prive (pengambilan pemilik untuk keperluan pribadi) II Laporan arus kas Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK 2007 : 2.1), laporan arus kas merupakan laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang arus kas suatu perusahaan yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Mengacu pada penjelasan Kasmir (2008), laporan arus kas merupakan ringkasan dari aliran kas yang masuk dan kas yang keluar dari perusahaan pada suatu periode tertentu yang dapat diukur melalui kegiatan operasional, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari kegiatan operasi adalah aliran kas masuk dan keluar yang terjadi 21

14 pada kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Ini dapat dilihat dari laporan laba rugi perusahaan. Laporan arus kas dari kegiatan investasi adalah aliran kas masuk dan keluar karena kegiatan investasi perusahaan pada aset tetap maupun surat-surat berharga. Sedangkan laporan arus kas dari kegiatan pendanaan adalah aliran arus kas masuk dan keluar dari perusahaan karena kegiatan mendanai kegiatan-kegiatannya. II Catatan atas laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI 2007 : 1.17) catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang harus mengungkapkan : - Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan yang diterapkan terhadap peristiwa penting. - Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal. - Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. II.1.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dan dibuat untuk memenuhi kepentingan para pemakai laporan tersebut, Oleh karena itu laporan yang harus dibuat sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku. Menurut Kasmir ( 2008), sifat dan keterbatasan dari laporan keuangan yaitu : - Laporan keuangan bersifat historis, hal ini dikarenakan penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan didasarkan pada data historis atau sudah lewat 22

15 waktunya oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dijadikan satusatunya sumber dalam mengambil keputusan ekonomi. - Laporan keuangan bersifat umum dan menyeluruh, yang artinya laporan keuangan harus dibuat secara lengkap dan sesuai dengan standar yang berlaku sehingga pemakainya dapat memperoleh informasi yang diperlukan, dan laporan keuangan tersebut bukan dibuat untuk kepentingan pihak-pihak tertentu saja. - Dalam proses penyusunan laporan keuangan, informasi yang disajikan tidak luput dari penggunaa estimasi dan pertimbangan. - Akuntansi hanya melaporkan jumlah material sedangkan yang dibutuhkan dalam keputusan ekonomi tidak hanya jumlah material tetapi juga kondisi non material perusahaan. - Laporan keuangan bersifat konservatif bila menghadapi ketidakpastian, jadi bila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti maka biasanya dipilih alternative yang menyajikan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. - Adanya berbagai alternatif dari metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menciptakan perbedaan dalam pengukuran sumber ekonomis satu perusahaan dengan yang lainnya. II.2 Penilaian Strategi Bisnis Perusahaan Dalam melakukan penilaian atas kinerja perusahaan selain dengan menggunakan analisis dari segi keuangan yang cukup penting untuk menilai keadaan keuangan perusahaan maka dapat juga dilakukan analisis dari segi non-keuangan yang juga penting untuk menunjang penilaian atas kinerja perusahaan yang membantu dalam 23

16 mengambil keputusan bisnis. Analisis dari segi non-keuangan sangat membantu para pengguna untuk mengukur atau mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan dalam menghasilkan laba dan juga untuk menilai bagaimana faktor internal perusahaan seperti kekuatan dan kelemahan perusahaan serta faktor eksternal perusahaan perusahaan seperti apa saja peluang dan ancaman yang ada dalam kondisi lingkungan perusahaan. Dan juga analisis atas segi non-keuangan ini membantu untuk melihat bagaimana strategi yang diterapkan perusahaan sejauh ini apakah sudah dapat untuk mengatasi masalah yang ada serta mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan atau belum. Mengacu kepada menjelasan Kotler dan Keller (2008), salah satu metode analisis terhadap segi non-keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kekuatan kelemehan peluang dan ancaman (SWOT) dan analisis lima kekuatan pesaing PORTER. II.2.1 Analisis SWOT Menurut Kotler dan Keller (2008), analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, atau konsep bisnis itu sendiri. 24

17 2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi atau konsep bisnis itu sendiri. 3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. 4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. II.2.2 Analisis PORTER Mengacu kepada penjelasan David (2006), Michael Porter adalah pakar manajemen dan Profesor dari Harvard Business School dan juga pemilik Mark Kramer Foundation Strategy Group. Pria kelahiran tahun 1947 merupakan alumni Program Doktor dari Harvard Business School. Menurut Porter (1985) ada 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri yaitu : - Ancaman produk pengganti, dimana ancaman yang harus di waspadai atau diantisipasi oleh setiap perusahaan. Adanya produk pengganti, sering dapat mengurangi keinginan konsumen untuk membeli produk perusahaan dan berusaha membeli produk pengganti tersebut, terutama apabila produk pengganti tersebut di sediakan dengan manfaat yang minimal sama atau lebih 25

18 baik, harga lebih terjangkau, produk ada dan tersedia serta pelayanan yang lebih baik.. - Ancaman pendatang baru, dimana kedatangannya kadangkala membuat perusahaan yang bagus penjualan dan pemasarannya bisa jatuh. Pendatang baru ini tidak boleh dianggap remeh karena kadangkala pendatang baru lebih innovatif daripada pemimpin pasar. - Ancaman dari pesaing, dimana pesaing dengan industri yang sama akan sangat ditakuti oleh pemimpin pasar, oleh karena itu perlu dilakukan riset secara menyeluruh baik itu harga, produk, strategi dan pangsa pasar pesaing. - Kekuatan dalam tawar menawar dengan pemasok, dimana pemasok atau supplier yang memberikan harga dan mutu yang terbaik, akan membuat perusahaan dapat lebih baik dan bertahan, serta dapat bersaing. - Kekuatan dalam tawar menawar dengan pembeli ( konsumen ), dimana kekuatan yang paling baik untuk mengetahui keinginan dari konsumen. Untuk itu perlu di lakukan riset perilaku konsumen, agar dapat diketahui produk seperti apa yang diinginkan konsumen dan seberapa besar kemampuan konsumen dapat membeli atau menginginkan produk tersebut II.3 Analisis Laporan Keuangan Pihak eksternal perusahaan membutuhkan informasi yang cukup untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum membuat keputusan ekonomi yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun dan dibuat oleh suatu perusahaan diperlukan sebagai media dalam pengambilan keputusan ekonomi bagi para penggunanya. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap laporan keuangan yang 26

19 disajikan oleh perusahaan tersebut sehingga para pihak yang menggunakan laporan keuangan tersebut dapat mengukur bagaimana kinerja perusahaan pada periode tersebut dan dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat. Menurut Joe.G.Siegel (2005 : 185), analisis laporan keuangan adalah Metode yang dipakai oleh pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditor, dan manajemen untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi masa datang serta kinerja perusahaan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk mengevaluasi informasi dalam laporan keuangan dengan menggunakan teknik-teknik yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan didalam laporan tersebut. II.3.1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analsis laporan keuangan suatu perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk menambah informasi yang ada pada laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menunjang pengambilan keputusan bisnis oleh pihak yang memakai laporan keuangan. Mengacu kepada penjelasan Harahap (2007), tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: - Dapat memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam dari pada yang terdapat dalam laporan keuangan. - Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan. - Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 27

20 - Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik yang dikaitkan dengan komponen internal laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. - Mengetahui sifat-sifat dari hubungan yang dapat melahirkan model dan teori yang terdapat di lapangan. - Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil keputusan, yaitu misalnya untuk menilai prestasi perusahaan, memproyeksi keuangan perusahaan, dan menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang. - Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang telah dikenal dalam dunia bisnis. - Dapat memperbandingkan situasi perusahaan dengan situasi perusahaan lain - Dapat memprediksi potensi apa yang mungkin dialami oleh perusahaan diwaktu yang akan datang. II.3.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan II Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio merupakan bentuk yang paling sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Analisis rasio biasanya digunakan untuk menganalisis neraca perusahaan. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil perhitungan rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Walaupun menurut Lukman (2001) 28

21 dalam penelitian Keni & Dewi (2008) ada beberapa keterbatasan dalam penggunaan rasio keuangan diantaranya yaitu laporan keuangan dibuat dengan aturan yang berbedabeda di masing-masing perusahaan atau negara tertentu dan setiap industri memiliki standar rasio tersendiri untuk rasio keuangannya. Menurut Kasmir (2008), rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut : - Rasio likuiditas - Rasio solvabilitas - Rasio aktivitas - Rasio profitabilitas - Rasio pertumbuhan - Rasio Penilaian II Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan apakah cukup likuid atau lancar untuk menyelesaikan atau membayar kewajiban atau hutang jangka pendeknya, terutama hutang yang sudah jatuh tempo baik kewajiban terhadap pihak luar maupun pihak dalam perusahaan. Mengacu kepada penjelasan Gibson (2009), jenis-jenis rasio likuiditas yaitu : 1. Rasio lancar ( Current Ratio ) Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran atas kewajiban jangka pendek atau hutang yang sudah atau akan jatuh tempo pada saat 29

22 ditagih dengan menggunakan aset lancarnya, untuk melihat apakah jumlah aset lancar perusahaan dapat digunakan untuk membayar semua hutang jangka pendeknya bila ditagih. Rasio lancar dapat dihitung dengan rumus : Current Ratio = Current Assets Current Liabilities 2. Rasio cepat (Quick Ratio / Acid Test Ratio) Rasio cepat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan atau membayar kewajibannya dengan menggunakan aktiva lancarnya tanpa memperhitungkan nilai persediaan atau inventory, karena persediaan memerlukan waktu yang lebih lama untuk diubah menjadi kas apabila perusahaan membutuhkan waktu yang cepat untuk membayar kewajibannya bila dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rasio cepat ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Acid test ratio = (Current Assets Inventory) Current Liabilities 3. Rasio kas ( Cash Ratio ) Rasio kas digunakan untuk mengetahui berapa banyak ketersediaan uang yang dimiliki oleh perusahaan untuk benar-benar menyelesaikan atau membayar kewajiban jangka pendeknya tanpa harus menagih atau menjual hutang lainnya. 30

23 Rasio kas ini dapat dhitung dengan cara : Cash Ratio = Cash + Cash Equivalents Current Liabilities 4. Rasio perputaran kas ( Cash Turnover Rasio ) Rasio perputaran kas ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang digunakan untuk membayar tagihan atau membiayai penjualan atau dengan kata lain rasio ini adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas yang dapat digunakan untuk membayar tagihan atau membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan penjualan. Rasio perputaran kas dapat dihitung dengan cara : Cash Turnover Ratio = Net sales Net Equity 5. Cash Conversion Cycle ( CCC ) Rasio siklus konversi kas ini adalah sebuah ukuran yang menunjukkan lamanya waktu dalam hitungan hari yang digunakan oleh perusahaan untuk mengubah input sumber dayanya menjadi arus kas. Rasio ini mencoba mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menjual persediaan, mengumpulkan piutang dan berapa lama perusahaan membayar hutangnya tanpa terkena denda. Rumus untuk menghitung nilai rasio ini adalah : CCC = DIO + DSO DPO Dimana : DIO = Days of Inventory Outstanding 31

24 DSO = Days of Sales Outstanding DPO = Days of Payable Outstanding 6. Rasio persediaan terhadap modal kerja bersih ( Inventory to Net Working Capital ) Rasio ini digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara ketersediaan persediaan terhadap modal kerja perusahaan dimana modal kerja perusahaan diukur dari aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Inventory to NWC = Inventory Working Capital II Rasio Solvabilitas Mengacu kepada penjelasan Kasmir (2008), rasio solvabilitas adalah rasio yang dgunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam arti luas dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan rasio solvabilitas ini, kita dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Mengacu kepada penjelasan Kasmir (2008), jenis jenis dari rasio solvabilitas adalah sebagai berikut : 1. Rasio hutang ( Debt Ratio ) Rasio hutang ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat membayar hutang-hutangnya dengan menggunakan modal sendiri atau menunjukkan margin of safety bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini 32

25 semakin tidak baik bagi pihak luar karena total hutang yang dimiliki perusahaan melebihi total aset yang ada, sehingga terdapat kemungkinan bahwa perusahaan tidak mampu untuk membayar hutang mereka. Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus: Debt Ratio = Total Liabilities Total Assets 2. Rasio hutang terhadap ekuitas ( Debt to Equity Ratio ) Rasio ini digunakan untuk menilai jumlah hutang perusahaan terhadap modal atau ekuitas perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengetahui setiap Rupiah jumlah modal atau ekuitas perusahaan yang dijadikan sebagai jaminan terhadap hutang-hutang perusahaan. Semakin kecil rasio ini semakin baik dan lebih aman bagi pihak luar dikarenakan jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat menutup hutang-hutangnya dengan menggunakan modal tersebut. Rasio ini dihitung dengan rumus: Debt / Equity Ratio = Total Liabilities Stockholder s Equity 3. Long Term Debt to Equity Ratio ( LTDtER) Tujuan dari penggunaan rasio ini adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri perusahaan yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. 33

26 Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri milik perusahaan, yaitu : LTDtER = Long Term Debt Equity 4. Times Interest Earned (TIE) Rasio ini digunakan untuk mencari jumlah kali perolehan bunga atau berapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : TIE = EBIT (Earning Before Interest and Tax) Interest II Rasio Aktivitas Mengacu kepada penjelasan Kasmir (2008), Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau unutuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan. Penggunaan rasio aktivitas ini dilakukan dengan cara menggunakan perbandingan antara tingkat penjualan dengan investasi perusahaan atas aktiva dalam suatu periode. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengoptimalkan penggunaan aktiva perusahaan. Menurut Gibson (2009), rasio aktivitas ini terdiri dari : 1. Perputaran piutang ( Receivable Turnover ) Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang dalam satu periode. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa modal kerja 34

27 yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah, dan hal ini semakin baik bagi perusahaan. Cara mencari rasio ini adalah dengan menmbandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata piutang, yaitu: Receivable Turnover = Credit sales Average account receivable 2. Hari rata-rata penagihan piutang ( Days of Receivable ) Tujuan dari penggunaan rasio ini adalah untuk mengetahui berapa lama hari perputaran piutang yang artinya berapa lama perusahaan harus menunggu untuk mendapatkan pembayaran atas piutangnya. Rasio ini dapat dicari dengan cara : Days of receivable = Average receivable X 360 days Credit Sales 3. Perputaran persediaan ( Inventory Turnover ) Untuk mengetahui berapa kali dalam setahun perusahaan mengganti persediaannya merupakan tujuan dari penghitungan rasio ini. Semakin kecil hasil dari penghitungan rasio ini berarti semakin tidak baik bagi perusahaan, karena perusahaan akan dianggap tidak mampu menjual persediaanya sehingga dapat menyebabkan kerugian karena meningkatnya persediaan usang bila perusahaan menaruh persediaannya dalam waktu lama di tempat penyimpanan persediaan. Untuk menghitung perputaran persediaan, dapat digunakan rumus : Inventory Turnover = COGS Inventory 35

28 4. Hari rata-rata perputaran persediaan ( Inventory Turnover in Days ) Rasio ini digunakan untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual persediaannya. Semakin lama hari perputaran persediaan ini semakin tidak baik bagi perusahaan karena persediaan berada lama dalam tempat penyimpanan dan dapat meningkatkan risiko persediaan usang. Rumus untuk menghitung hari rata-rata perputaran persediaan ini yaitu : InventoryTurnover in Days = Inventory Cost of Goods Sold / Perputaran Hutang ( Account Payable TurnOver ) Rasio perputaran hutang ini menunjukkan berapa kali dalam setahun atau periode perusahaan dapat membayarkan hutangnya. Untuk menghitung rasio ini dapat digunakan rumus : Account Payable Turnover = Cost of Goods Sold Average Account Payable 6. Hari perputaran hutang ( Days of Account Payable ) Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkna perusahaan dalam melakukan pembayaran hutangnya kepada kreditur. Untuk menghitung lamanya hari perputaran hutang ini maka dapat digunakan rumusan : Days of account payable = Average Account Payable Cost of Goods Sold /360 36

29 7. Rasio penjualan terhadap aset ( Sales to Assets Ratio ) Rasio ini menunjukkan seberapa efisien manajemen investasi menggunakan aktiva yang dimiliki untuk meningkatkan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. Rasio ini dapat dicari dengan membandingkan antara penjualan selama periode tertentu dengan total aset rata-rata periode tersebut, yaitu : Sales to Assets Ratio = Sales Average Total Assets 8. Perputaran modal kerja ( Working Capital Turnover ) Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan modal kerja pada suatu periode tertentu, yaitu seberapa banyak modal perusahaan berputar selama satu periode atau untuk mengukur keefektifan penggunaan modal kerja perusahaan dalam menciptakan penjualan. Rendahnya nilai dari rasio ini mengindikasikan bahwa perusahaan kurang mampu menggunakan modal kerjanya dengan baik untuk menciptakan penjualan. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rumusan : Working Capital Turnover = Net Sales Average Equity 9. Perputaran aktiva tetap ( Fixed Asset Turnover ) Perputaran aktiva tetap adalah rasio yang digunakan untuk berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam suatu periode tertentu yang dimana rasio ini juga digunakan untuk menilai apakah perusahaan telah menggunakan aktiva tetapnya pada kapasitas penuh atau belum. Rasio ini dapat dihitung dengan cara : 37

30 Fixed Asset Turnover = Sales Total fixed assets III Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mencapai laba tersebut dan mengukur efisiensi perusahaan dalam suatu periode, atau dapat pula dibandingkan dengan periode sebelumnya. Menurut Kasmir (2008), rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah: 1. Gross Profit Margin Rasio profit margin dihitung untuk menunjukkan atau mengukur margin laba atas penjualan. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah : Profit margin = Net Sales Cost of Goods Sold Sales 2. Operating Profit Margin Rasio ini digunakan untuk mengukur margin laba usaha terhadap penjualan. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah : Operating profit margin = OperatingProfit Sales 3. Return On Investment (ROI) Rasio ini menggambarkan hasil / Return yang didapat atas jumlah aktiva yang digunakan oleh perusahaan. ROI juga dapat mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola investasi. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Return On Investment = Earning after interest and tax Total Assets 38

31 4. Return On Equity (ROE) Tujuan dari penggunaan rasio ini adalah untuk mengukur hasil pengembalian atas investasi modal pemilik. Semakin tinggi hasil dari rasio ini semakin baik karena modal perusahaan semakin kuat. Untuk menghitung rasio ini dapat digunakan rumus : Return On Equity = Earning after interest and Tax Equity III Rasio Penilaian Rasio penilaian adalah rasio yang menunjukkan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya terutama kepada investor. Mengacu kepada penjelasan Gibson (2009), jenis-jenis dari rasio penilaian ini adalah : 1. Laba per saham ( Earning per Share / EPS ) Laba per lembar saham atau rasio nilai buku yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham atau untuk menilai berapa laba yang didapat kan dari setiap lembar saham yang dimiliki. Rumus untuk menghitung EPS yaitu : Earning per Share = Common stock income Outstanding of common stock shares 2. Price / Earning Ratio Rasio ini digunakan untuk melihat bagaimana hubungan antara harga pasar saham perusahaan bila dibandingkan dengan keuntungan atau laba per lembar sahamnya. Rumus dalam menghitung rasio harga pasar terhadap laba saham ini yaitu : 39

32 Price / Earning Ratio = Market Price per Share Earning per Share 3. Rasio pembayaran dividen ( Dividend Payout Ratio ) Rasio pembayaran dividen ini digunakan untuk melihat ukuran atau porsi dari keuntungan per saham yang didapat oleh perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Rumus untuk menghitung rasio pembayaran dividen ini yaitu : 4. Dividend Yield Dividend Payout = Dividends per Common Share Earning per Share Rasio ini digunakan untuk melihat hubungan antara ukuran atau porsi pembayaran dividen bila dibandingkan dengan harga pasar per saham perusahaan. Rumus untuk melakukan perhitungan dividend yield ini adalah: Dividend Yield = Dividend per Common Share Market Price per Common Share II Analisis Horizontal Menurut Munawir (2007), metode analisis horizontal adalah metode yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Teknik analisis horizontal disebut juga teknik yang dinamis karena membandingkan laporan keuangan dari tahun ke tahun. 40

33 II Analisis Vertikal Mengacu kepada penjelasan Munawir (2007), metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain pada laporan keuangan yang sama dan periode yang sama. Analisis vertikal disebut juga analisis statis karena hanya membandingkan pos-pos yang terdapat pada laporan keuangan pada periode yang sama. II Analisis Laba Kotor Mengacu kepada penjelasan Kasmir (2008), laba kotor adalah laba sebelum dikurangi oleh beban beban tertentu perusahaan dalam satu periode termasuk beban pajak, yang artinya laba kotor adalah laba keseluruhan yang diperoleh oleh perusahaan secara utuh. Banyak hal yang mempengaruhi besarnya laba kotor yang didapat oleh perusahaan, seperti harga jual, harga pokok penjualan, dan hal lainnya. Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar jumlah laba utuh yang didapat oleh perusahaan. Manfaat dari analisis ini yaitu untuk : - Melihat penyebab meningkat atau menurunnya harga jual - Melihat penyebab meningkat atau menurunnya harga pokok penjualan - Bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan sebagai akibat naik atau turunnya harga jual - Bentuk pertanggungjawaban bagian produksi sebagai akibat naik atau turunnya harga pokok penjualan - Sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen 41

34 - Sebagai bahan untuk menentukan kebijakan manajemen ke depannya. II Analisis Prospektif Analisis prospektif dapat dilakukan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan. Dengan melakukan proyeksi terhadap laporan keuangan perusahaan, kita dapat memperkirakan bagaimana keadaaan keuangan perusahaan dalam beberapa tahun kedepan. Mengacu kepada penjelasan Subramanyam (2008), analisis ini juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan, apakah perusahaan memiliki arus kas yang cukup untuk membiayai pertumbuhan yang diharapkan atau perusahaan membutuhkan pendanaan modal dan utang dimasa mendatang. Analisis ini bermanfaat bagi manajemen untuk melihat apakah rencana strategisnya dapat bermanfaat seperti yang telah diperkirakan, serta bagi kreditor analisis ini berguna untuk membantu melihat apakah perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dimasa mendatang. II Analisa Kebangkrutan Mengacu kepada penjelasan Brigham dan Houston yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto (2009), untuk menilai potensi kebangkrutan yang mungkin akan terjadi atas suatu perusahaan, maka metode Z score dapat digunakan. Metode ini diciptakan oleh Edward.I.Altman pada tahun 1968 dengan menggunakan teknik statistik Multiple Discriminant Analysis (MDA). Analisis diskriminan ini merupakan suatu teknik yang mengidentifikasi berbagai rasio yang dianggap paling penting dan paling mempengaruhi terjadinya suatu kejadian, lalu mengembangkannya menjadi suatu model sehingga mempermudah penarikan kesimpulan. Metode ini digunakan untuk mencari nilai z-score yang merupakan nilai yang menunjukkan apakah perusahaan berada dalam kondisi yang 42

35 sehat atau tidak, serta juga menunjukkan kinerja perusahaan yang sekaligus juga merefleksikan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Altman menggunakan 5 rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Mengacu kepada penjelasan Gibson (2009), formula dari model z-score ini yaitu : Keterangan : Zi =.717(X1)+.847(X2)+3.11(X3)+.420(X4)+.998(X5) Zi = Prediktor peluang kebangkrutan X1= Modal kerja bersih / total aktiva X2= Laba ditahan / total aktiva X3= Pendapatan sebelum pajak / total aktiva X4= Ekuitas pemegang saham / total kewajiban X5= Penjualan / total aktiva Indikator hasil dari perhitungan metode Z-Score ini adalah sebagai berikut : Hasil < 1,20 = Perusahaan berada dalam area tidak aman, yaitu bahwa kemungkinan perusahaan akan bangkrut sangatlah tinggi. 1,20 < Hasil < 2,90 = Perusahaan berada dalam area abu-abu, yaitu bahwa ada kemungkinan bahwa perusahaan akan bangkrut namun kemungkinan tersebut tidaklah terlalu tinggi sehingga masih kurang jelas atau meragukan. 43

36 Hasil > 2,90 = Perusahaan berada dalam area aman dan sehat, yaitu bahwa tidak ada atau hanya ada sedikit sekali kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan. II.4 Metodologi Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik penelitian studi komparatif dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode pengumpulan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dan melakukan pengujian dan analisis pada data sehingga dapat memberikan perbandingan yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan PT. Yanaprima Hastapersada Tbk dan laporan keuangan perusahaan lain dalam industri sejenis yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan data didapat dari website Bursa Efek Indonesia yaitu dan data lain berupa sejarah singkat perusahaan dan data lain terkait PT.Yanaprima Hastapersada dengan menggunakan data dari website perusahaan yaitu Data penelitian ini menggunakan data kombinasi yaitu gabungan dari deret waktu / time series dan satu waktu untuk satu fenomena / cross sectional dalam kurun waktu 3 tahun yaitu dari tahun Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang jelas. Dalam studi kepustakaan ini, penulis membaca buku-buku, literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas oleh penulis. 44

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 27 Bab 3 Analisis Rasio Keuangan Mahasiswa memahami mengenai jenis laporan keuangan dan mengerti tentang rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai kebijaksanaan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli : BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.1.1 Hendry (2013) Penelitian ini bertujuan untuk megetahui kinerja keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk periode 2009-2012 yang di tinjau dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Di dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah Bidang Keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan atau Financial Statement adalah merupakan ikhtisar yang menggambarkan suatu keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Informasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Nurochman, SST,.Akt,.MT Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1 paragraf 07 dinyatakan ada lima komponen lengkap dari laporan keuangan: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai alat yang cukup penting untuk memperoleh informasi sehubungan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGAN Sebuah perusahaan yang baik sudah seharusnya membuat laporan keuangan setiap periode untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk.

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk. PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk. Eldoris Cho doris_cry@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma ABSTRAKSI Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi

BAB IV PEMBAHASAN. Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Bisnis Perusahaan IV.1.1 Analisis SWOT Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau Strength, Weakness, Opportunity and Threats (SWOT) digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2010) paragraf 2, adalah beberapa informasi mengenai entitas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan berikut: Menurut Gitman (2012:4), pengertian keuangan adalah sebagai Finance can be defined as the science and art of

Lebih terperinci