PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO (Studi Kasus: BNI Cabang Tangerang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO (Studi Kasus: BNI Cabang Tangerang)"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO (Studi Kasus: BNI Cabang Tangerang) Ismail H Asrul 1, Siska Trisnaeny 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila asrul@univpancasila.ac.id Abstrak Formless hadir untuk memudahkan nasabah dan memberikan layanan yang berbeda terhadap nasabah bank. Namun seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan formless di BNI masih terdapat beberapa masalah ditandai dengan adanya keluhan dari nasabah mengenai penggunaan sistem formless. Untuk memperbaiki sistem formless dikembangkan sebuah model proses dengan pendekatan manajemen risiko. Pendekatan risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen risiko ISO Penilitian ini meliputi tahapan menentukan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, sampai perancangan perlakuan risiko. Metode yang digunakan dalam identifikasi risiko penelitian ini adalah Risk Breakdown Structure (RBS). Respon perlakuan risiko pada penelitian ini adalah memperbaiki model proses sistem formless yang sudah ada. Salah satu hasil penelitian ini menghasilkan interface resi tanda terima yang baru disertai cekbox konfirmasi pada dokumen transaksi. Katakunci : ISO 31000, Formless, Model Proses, Risk Breakdown Structure, Manajemen Resiko 1. PENDAHULUAN Di era globalisasi sekarang perkembangan di segala bidang sedang mengalami pertumbuhan yang berkembang pesat. Hal tersebut pun terlihat di dalam industri perbankan. Hampir semua bank di Indonesia memliki produk tabungan dengan fitur yang sama, fasilitas e-chanel yang sama, suku bunga yang kompetitif, serta undian berhadiah yang ditawarkan kepada nasabahnya. Dengan semakin banyaknya bank yang berdiri maka akan mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat ketat dalam memperoleh nasabah baru maupun mempertahankan nasabah. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut maka pihak bank harus mengerti dan memahami apa yang menjadi keinginan dan harapan nasabah. Lingkungan yang selalu mengalami perubahan menjadi harapan nasabah terhadap kualitas jasa yang terus mengalami dinamika. Harapan dan keinginan nasabah akan menjadi umpan balik bagi bank dan hal tersebut dapat dilihat dari 99

2 tanggapan nasabah terhadap jasa pelayanan yang telah diberikan oleh pihak bank. Pelayanan adalah harapan yang terbesar yang di harapkan nasabah dalam bertransaksi di dalam bank. Jika nasabah dilayani dengan baik maka respon yang positif pun akan diterima oleh bank dan akan berdampak positif bagi penambahan dana pihak ketiga (DPK) dan berimbas kedalam image bank tersebut di masyarakat. Apabila bank tidak memperhatikan aspek-aspek pelayanan tersebut maka dapat mengakibatkan berpindahnya nasabah ke bank lain yang dianggap lebih dapat memenuhi keinginan dalam pelayanan. Hal ini tentu saja akan merugikan pihak bank yang bersangkutan. Maka dari itu dalam hal memberikan pelayanan yang cepat dan maksimal dalam melayani nasabahnya BNI menggunakan sistem formless dalam bertransaksi perbankan. Sistem formless digunakan untuk mempercerpat pelayanan dalam hal menabung dan transfer uang ke rekening BNI. Namun dalam kenyataannya implementasi sistem formless masih menimbulkan banyak masalah. Adanya keluhan nasabah atas transaksinya yang menggunakan sistem formless. Selain itu adanya risiko opersional yang dikarenakan kesalahan dalam menyebutkan nomer rekening oleh nasabah sehingga menimbulkan kesalahan dalam pendokumentasian transaksi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sistem formless yang dapat meminimalisasikan risiko yang akan terjadi. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengembangkan model sistem formless yang lebih baik dari sistem yang berjalan sekarang sehingga keluhan nasabah mengenai penggunaan formless dalam transaksi perbankan berkurang. 2. STUDI KEPUSTAKAAN 2.1. Teori tentang Formless Transaksi Formless adalah suatu cara bertransaksi yang dilakukan antara nasabah dengan Bank tanpa mempergunakan atau mengisi dokumen aplikasi/formulir transaksi yang disediakan Bank, namun permintaan transaksi dilakukan antara nasabah dengan Bank melalui komunikasi lisan/verbal, dan atas transaksi tersebut Bank menerbitkan resi sebagai bukti [2] Manajemen Risiko Berbasis ISO Proses manajemen risiko hendaknya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen umum. Proses manajemen risiko meliputi lima kegiatan, yaitu komunikasi dan konsultasi, menentukan konteks, asesmen risiko, perlakuan risiko, monitoring dan review [1]. Asesmen risiko terdiri dari identifikasi risiko,analasis risiko, dan evaluasi risiko. Metodologi manajemen risiko tidak hanya dikeluarkan oleh ISO saja, namun Project Management Institute juga mengeluarkan metodologi manajemen risiko. Namun metodologi manajemen risiko yang dikeluarkan oleh PMI fokus pada fase proyek saja [4]. Sedangkan ISO 31000:2009 walaupun terkesan lebih generik namun meliputi baik fase proyek maupun operasional. Tahapannya pun 100 PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO [Ismail H. Asrul]

3 sangatlah mirip, dimana pada Project Management Body of Knowledge 4 th pada bagian Project Management Process dikenal terdapat 6 proses pada manajemen risiko, yaitu: Plan Risk Management, Identify Risk, Perform Qualitative Risk Analysis, Perform Quantitative Risk Analysis, Plan Risk Responses, dan Monitoring and Control Risk. 3. METEDOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahapan yang berlaku pada ISO 31000, sedangkan metode pemodelan proses menggunakan flow chart. Gambar 1. Metodologi Manajemen Risiko berdasarkan ISO 31000:2009 Dalam Penelitian ini, penulis melakukan studi kasus di Bank Negara Indonesia kantor cabang Tangerang. Studi kasus dilakukan di unit teller BNI kantor cabang Tangerang. Objek studi kasus adalah nasabah yang melakukan transaksi pengiriman dan penyimpanan uang di teller. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data keluhan, data waktu transaksi,dan tingkat akurasi. Data keluhan didapat dari keluhan-keluhan yang datang dari nasabah mengenai transaksi formless. Data ini berasal dari record keluhan yang di terima customer service setiap harinya Menentukan Konteks Menentukan batasan atau parameter internal dan eksternal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan risiko dalam kegiatan perbaikan sistem. Selain batasan internal dan eksternal, pendekatan-pendekatan manajemen risiko lainnya perlu didefinisikan pada tahap ini seperti: matrik risiko, selera risiko, definisi dampak, definisi kemungkinan, dan lain-lain. 101

4 3.2. Identifikasi Risiko Dalam penelitian ini metode identifikasi risiko yang digunakan adalah Risk Breakdown Structure (RBS). Namun sebelum risiko dapat diidentifikasi sebelumnya perlu dipetakan proses bisnis pada sistem yang diamati. Metode flow chart digunakan dalam memetakan proses bisnis pada penelitian ini Analisis Risiko Menganalisis dampak dan peluang risiko yang telah teridentifikasi ditahap identifikasi risiko. Kemudian risiko teridentifikasi tersebut diperingkatkan dengan cara menghitung risk event-nya (mengalikan nilai kemungkinan terhadap nilai dampaknya) Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko bertujuan untuk membantu dalam menentukan strategi perlakuan risiko dengan mengenali penyebab serta sumber risiko yang teridentifikasi Perlakuan Risiko Pada tahap ini diperlukan sebuah tindakan untuk memilih strategi perlakuan risiko dan mengimplementasikan perlakuan tersebut. Terdapat 4 respon utama dalam manajemen risiko yaitu avoid, transfer, mitigatio, dan accept Pemodelan Sistem Usulan Perlakuan risiko yang telah dirancang kemungkinan besar dapat mengubah proses bisnis saat ini. Sehingga proses bisnis baru yang diperoleh setelah risikorisiko teridentifikasi dikelola diyakini merupakan sistem yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga pada tahap ini dilakukan perancangan model proses usulan sistem formless baru yang memiliki proses-proses yang dapat mencegah dan atau mengurangi kemungkinan terjadinya risiko negatif serta dampak buruk pada sistem formless. Dan model usulan untuk perbaikan di masa yang akan datang mempertimbangkan kondisi di BNI KCU Tangerang. 4. PENGUMPULAN DATA Hasil survey tim diperoleh data transaksi pada bulan Mei s/d Juni 2007 dari seluruh transaksi, transaksi setoran tunai memiliki komposisi paling besar yakni 71,8% sedangkan sisanya 28,2% adalah pemindahbukuan, pemidahbukuan dengan passbook, pembayaran pinjaman dan pemimdahbukuan cek. Transaksitransaksi tersebut sebagaian besar dilakukan dengan menggunakan slip atau form yakni sebesar 98,36%, sedangkan sisanya sebesar 1,64% tanpa slip atau formless. Namun seiringnya perkembangan layanan jasa perbankan, maka prosentase layanan formless juga semakin meningkat mengingat sistem ini lebih efisien dan efektif dibandingkan sistem konvensional. Namun layanan formless ini ternyata masih jauh dari sempurna tergambar pada jumlah keluhan nasabah terhadap kesalahan transaksi pada sistem ini. Data keluhan dalam tiga bulan terakhir yaitu bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 adalah sebagai berikut : 102 PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO [Ismail H. Asrul]

5 Tabel 1. Data keluhan Oct-Des 2012 Bulan Jumlah Keluhan Jumlah Nominal Transaksi Oktober keluhan Rp November keluhan Rp Desember keluhan Rp Sumber: Data olahan Penelitian ini difokuskan pada proses transaksi pengiriman uang, dimana dari berbagai transaksi pada unit teller transaksi inilah yang mendapatkan keluhan terbanyak. Menurut dugaan sementara, hal ini disebabkan oleh transaksi ini yang tidak melibatkan penghitungan uang tunai (bandingkan dengan transaksi setor maupun tarik tunai) sehingga proses verifikasinya pun lebih sedikit. Pada Gambar 2 di bawah ini proses bisnis dipetakan dengan menggunakan flowchart. Sistem Informasi Teller Nasabah Gambar 2. model proses sistem formless saat ini di BNI Tangerang Flowchart di atas sudah dapat mewakili tiga transaksi utama pada teller (transfer, tarik, setor). Apabila nasabah ingin melakukan transaksi setor, maka pada proses interview teller melakukan proses tambahan yaitu menerima dan menghitung uang. Apabila transaksi tarik, maka proses tambahan teller adalah menghitung uang dan menyerahkan ke nasabah. 103

6 Gambar 3. Resi atau form bukti transaksi saat ini Pada Transaksi formless nasabah akan mendapatkan sebuah dokumen bukti transaksi (dapat dilihat pada Gambar 3 di atas) yang tercetak langsung oleh sistem ketika teller sudah mengkonfirmasi transaksi. 5. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 3.1. Menetapkan Konteks Dengan ditetapkannya konteks berarti manajemen organisasi menentukan batasan atau parameter internal dan eksternal yang akan dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan risiko, menentukan lingkup kerja dan kriteria risiko untuk proses-proses selanjutnya. Konteks yang ditetapkan haruslah meliputi semua parameter internal dan eksternal yang relevan dan penting bagi organisasi. Konteks eksternal pada kasus ini meliputi regulasi Bank Indonesia, hubungan dengan bank lain, serta nilai kepuasan nasabah. Sedangkan konteks internal meliputi sistem yang akan diperbaiki hanya sistem formless BNI cabang Tangerang, visi misi BNI, kebijakan BNI, dan SOP sistem formless Menentukan Definisi Kemungkinan dan Dampak Kemungkinan sering dinyatakan dengan probabilitas yang diwakili skala 1 s/d 5, yaitu suatu angka diantara 1 dan 5. Angka 1 menyatakan bahwa kejadian yang dimaksud tidak mungkin terjadi. Sebaliknya,angka 5 menyatakan bahwa hal tersebut hampir pasti terjadi. Akan tetapi, untuk dapat menentukan beberapa angka probabilitas yang tepat tidaklah sederhana. Oleh sebab itu penggunaan subjective probability yang berarti angka kemungkinan yang diberikan oleh seorang ahli dengan melalui teknik expert interview dan hasilnya sering disebut expert judgement. Dibawah ini dibuatkan tabel kemungkinan yang terjadi di bagian formless, probabilitas ditentukan menurut selera penelitian ini. 104 PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO [Ismail H. Asrul]

7 Tabel 4. Definisi kemungkinan Kriteria Probabilitas Skala Uraian Frekwensi/ bulan Sangat kecil 1-19% 1 Hampir tidak mungkin terjadi 0-2 Kejadian Kecil 20-39% 2 Mungkin terjadi 2-5 Kejadian Sedang 40-59% 3 Mungkin terjadi,dapat juga tidak terjadi. 5-8 Kejadian Besar 60-79% 4 Besar terjadi 8-10 Kejadian Besar sekali 80-99% 5 Hampir pasti terjadi >10 Kejadian Perlu diingat bahwa risiko punya karakteristik yang berbeda, sehingga definisi kemungkinan berdasarkan frekwensi kejadian juga perlu didefinisikan. Hal yang sama dilakukan untuk mendefinisikan dampak. Besaran dampak yang akan digunakan dalam analisis risiko pada setiap transaksi formless dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Definisi dampak Sebutan Sangat ringan Nilai 1 Ringan 2 Sedang 3 Financial Biaya Kerugian Rp.1 Juta 5 juta Rp.6 Juta 10 juta Rp.11 Juta 25 juta Non Financial Reputasi eksternal dan internal Compliance Customer Servive Tidak berdampak Tidak berdampak Tidak berdampak Keluhan nasabah dimedia -Artikel kritis pada media utama. -Menurunnya pencapaian target > 5 % Ketidak patuhan pada kebijakan atau prosedur internal Ketidak patuhan terhadap prosedur internal dan eksternal Terjadi ganguan dan ketidaknyamanan namun dapat segera diatasi. Ketidak nyamanan pada 10% -20% nasabah. Berat 4 Ekstrem 5 Sumber: Data olahan Rp.25 Juta 50 juta Lebih dari Rp.50 Juta -Pemberitaan utama pada media -Menurunnya pencapaian target >10% -Menjadi sorotan utama media. -Hilangnya kepercayaan public. -Menurunnya pencapain target >20%. Ketidakpatuhan terhadap kebijakan internal dan eksternal Pelanggaran hokum dan Undang-undang, Peraturan BI yang kritikal. Ketidak nyamanan selama 24 jam Ketidak nyamanan pada > 20% nasabah. Masing-masing organisasi memiliki definisi dampak yang berbeda, maka definisi dampak ini diperoleh dari kebijakan risiko perbankan pada umumnya. Modifikasi dilakukan untuk menjaga kerahasiaan organisasi Menentukan Probability Impact Matrix Matriks kemungkinan dan dampak (probability impact matrix) adalah matriks yang memberikan besaran-besaran yang ditentukan untuk menentukan besarnya istilah kualitatif yang digunakan. 105

8 Tabel 6. Probability impact matrix Kemungkinan Dampak * 10** 15*** 20*** 25*** 4 4* 8** 12*** 16*** 20*** 3 3* 6** 9** 12*** 15*** 2 2* 4* 6** 8** 10** 1 1* 2* 3* 4* 5* Keterangan: - Low risk: kelompok risiko dimana aspek positif dan negatif risiko * tersebut terlalu kecil dan dapat diterima (nilai 1 5) - Medium risk: Kelompok risiko dimana perlu ada tindakan ** preventive action (nilai 6-10). - High risk: Kelompok risiko dimana perlu ada tindakan corrective *** dan preventive action (nilai 11 25). Tabel 7. Peta Selera Risiko Kemungkinan Dampak Accept Accept Mitigasi 4 Accept Accept Mitigasi transfer, mitigasi transfer, mitigasi Avoid transfer, mitigasi 3 Accept Accept Accept Mitigasi Mitigasi 2 Accept Accept Accept Accept Accept 1 Accept Accept Accept Accept Accept Strategi Accept perlu dilakukan jika range nilai kejadian risiko (risk event) antara Sehingga risiko yang muncul hanya diterima saja dan tidak melakukan perlakuan atas risiko tersebut. Hal ini disebabkan apabila risiko tersebut direspon kemungkinan biaya yang keluar atas risiko itu lebih besar. Risiko dengan risk event antara dirasa perlu untuk dilakukan Mitigasi. Karena risiko ini termasuk dalam kategori risiko yang sedang sehingga perlu ada tindakan preventive action atas risiko yang muncul. Transfer dan Mitigasi dilakukan jika hasil perkalian angka probabilitas antara kemungkinan dan dampak berada diangka nilainya. Kelompok risiko yang muncul pada angka ini perlu ada tindakan yang tidak hanya mengurangi timbulnya risiko, atau mengurangi dampak risiko bila terjadi, atau mengurangi keduanya namun apabila bisa di alihkan ke pihak ketiga. Avoid adalah Perlakuan terhadap risiko tersebut melakukan penundaan atau penggagalan terhadap aktivitas yang dapat menghasilkan risiko tersebut. 106 PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO [Ismail H. Asrul]

9 3.2. Identifikasi Risiko Metode RBS digunakan terutama dalam upaya melakukan ketegorisasi masingmasing risiko. RBS adalah pengelompokkan risiko dalam suatu komposisi hirarkis risiko organisasi yang logis, sistematis, dan terstruktur secara alami sesuai dengan proses bisnis. Maka sebelum RBS dibentuk perlu pemetaan proses bisnis terlebih dahulu (lihat Gambar 2). Berikut akan digambarkan RBS pada sistem formless. Gambar 4. Risk Breakdown Structure Formless 3.3. Analisis Risiko Memperingkatkan Risiko Setelah diidentifikasi, risiko-risiko tersebut kemudian diperingkatkan berdasarkan nilai kemungkinan dan nilai dampaknya. Setelah risk event-nya diperoleh, maka risiko-risiko itu digolongkan menjadi 3 (high, medium, low). Dari tabel peta selera risiko (Tabel 7) diperoleh 3 risiko yang tergolong high yang perlu direspon. Tabel 8. Risiko yang tergolong High Risk RISIKO KEMUNGKINAN DAMPAK RISK EVENT Kesalahan input nominal *** Kesalahan input no.rekening *** Terputusnya jaringan internet *** Tabel diatas berisi risiko yang tergolong high risk dari hasil analisis risiko yang telah dijelaskan sebelumnya. Risk event adalah angka yang didapat dari perkalian antara nilai kemungkinan dan dampak. Nilai dampak dijelaskan di tabel 5 yang berhubungan dengan dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut yang berdampak secara financial maupun non financial. sedangkan nilai kemungkinan menujukan angka probabilitas yang sesuai dengan kriteria risiko dan frekwensi terjadinya risiko yang dijelaskan di Tabel

10 Analisis Sebab Akibat Gambar 5. Fishbone Diagram Risiko kesalahan input nominal Gambar 6. Fishbone Diagram Risiko kesalahan no. rekening Gambar 7. Fishbone Diagram Risiko terputusnya jaringan internet Gambar gambar fishbone diatas menjelaskan penyebab dari risiko-risiko yang perlu direspon. Gambar fishbone menjelaskan apa yang menyebabkan risikorisko tersebut dapat terjadi dalam sistem formless Evaluasi Risiko Setelah dilakukannya analisis risiko kemudian evaluasi risiko-risiko tersebut dilakukan yang mana hasil evaluasi tersebut akan menjadi masukan bagi proses pengambilan keputusan perlakuan risiko. Dari tabel tabel dapat disusun tingkat risiko mana yang memerlukan penanganan jenis apa. Tabel 9. Evaluasi risiko RISIKO KEMUNGKINAN DAMPAK RISK EVENT KETERANGAN Kesalahan input nominal Transfer, mitigasi Kesalahan input no.rekening Transfer, mitigasi Terputusnya jaringan internet Transfer, mitigasi 108 PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO [Ismail H. Asrul]

11 Tabel 9 menjelaskan evaluasi risiko yang didapat sehingga mengetahui perlakuan atas risiko tersebut. Jika hasil risk event dari risiko tersebut bernilai 1-10 maka risiko yang muncul dapat di accept oleh manajemen, berbeda jika nilai yang didapat perlu adanya tindakan mitigasi untuk mengurangi kemungkinan timbulnya risiko tersebut. Dari hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa risiko-risiko yang bernilai 20, tindakan mitigasi dilakukan untuk risikorisiko tersebut dan tidak dilakukan tindakan transfer, karena tidak ada pihak ketiga yang diteruskan dari pihak manajemen guna mengatasi risiko-risiko tersebut Perlakuan Risiko Hasil dari evaluasi risiko adalah suatu daftar yang berisi peringkat risiko yang memerlukan perlakuan lebih lanjut seperti pada Tabel 10, perlakuan risiko. Tabel 10. Perlakuan risiko what source cause (why) How who Kesalahan input nominal Proses memasukkan data Teller tidak terampil mengetik Prev Nasabah salah sebut Prev Pelatihan mengetik yang cepat dan akurat, Pada saat penerimaan teller baru dipastikan bahwa seorang teller harus Penyelia teller memiliki hasil psikotes yang memiliki nilai tinggi di bidang ketelitian. Apabila kesalahan disadari sesaat setelah transaksi, maka dilakukan transaksi ulang Customer Service tanpa antrian (diutamakan). Apabila Corr (Call Center 021- kesalahan dilakukan pihak bank setelah ) nasabah meninggalkan bank, maka akan direvisi melalui Customer Service. Penambahan proses konfirmasi sebelum Business dan setelah teller memasukkan data Development Unit Nasabah tidak aware Sistem ataupun sistem pendukung tidak berfungsi sebagaimana Teller tidak teliti dan tidak terampil dibutuhkan sebuah dokumen tertulis Business Corr konfirmasi kesesuaian nasabah Development Unit Prev Perlu dijadwalkan perawatan berkala IT Unit Corr Prev Perlu adanya stock cadangan keyboard dan Customer Service mouse di setiap cabang Pada saat penerimaan teller baru dipastikan bahwa seorang teller harus memiliki hasil psikotes yang memiliki nilai tinggi di bidang ketelitian. Peningkatan skill Penyelia teller dan keterampilan dalam melayani nasabah dan pelatihan secara berkala. Pelatihan dan jika masih sering terjadi kesalahan, maka diperlukan pergantian posisi teller. Kesalahan input no.rekening Proses memasukkan data Nasabah salah sebut Prev Apabila kesalahan disadari sesaat setelah transaksi, maka dilakukan transaksi ulang tanpa antrian (diutamakan). Apabila Corr Customer Service kesalahan dilakukan pihak bank setelah nasabah meninggalkan bank, maka akan direvisi melalui Customer Service (Call: ) Penambahan proses konfirmasi sebelum Business dan setelah teller memasukkan data Development Unit Nasabah tidak aware Corr dibutuhkan sebuah dokumen tertulis Business konfirmasi kesesuaian nasabah Development Unit Terputusnya jaringan internet Sumber: Data Olahan Nasabah tidak ingat no rek yang dituju Penambahan proses konfirmasi keakuratan Business Prev rekening sebelum dan setelah teller Development Unit memasukkan data Corr Apabila Teller mengetahui nasabah lupa, Business maka transaksi wajib dibatalkan. Development Unit Merekam data Jaringan terputus Prev Pemilihan provider internet IT development 109

12 Perlakuan risiko ini menjelaskan respon yang akan diambil dari adanya risikorisiko yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, dalam menentukan perlakuyan risiko juga ditetapkan PIC yang bertanggung jawab untuk mengatasi risiko yang muncul. Pada Tabel di atas terdapat respon untuk membuat sebuah dokumen bukti dengan konfirmasi tertulis kesesuaian data, hal ini bertujuan agar secara hukum nasabah bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dilakukan nasabah sendiri Pemodelan Sistem Usulan Seperti yang telah disebutkan pada tabel perlakuan risiko di atas bahwa perlu adanya tindakan konfirmasi tambahan sebelum dan setelah proses memasukkan data serta diperlukan sebuah dokumen tertulis konfirmasi kesesuaian, maka dirancang sebuah model proses bisnis baru. Sistem Informasi Teller Nasabah Gambar 8. Usulan Pemodelan Sistem Telah dilakukan konfirmasi Gambar 9. Usulan resi tanda terima yang baru untuk system formless 110 PENGEMBANGAN MODEL PROSES SISTEM FORMLESS PADA TRANSAKSI PERBANKAN BERBASIS MANAJEMEN RESIKO [Ismail H. Asrul]

13 Dalam pemodelan system usulan ada proses baru yang ditambahkan yaitu konfirmasi hasil interview antara teller dengaan nasabah sebelum masuk ke dalam proses memasukkan data. Selain itu, ada penambahan checkbox pada resi tanda terima yang baru untuk konfirmasi dalam bertransaksi sebelum nasabah menandatangani resi tersebut, nasabah harus menceklis checkbox tersebut untuk memastikan bahwa teller telah melakukan konfirmasi guna mengurangi dampak dari risiko yang terjadi akibat kesalahan nasabah. 6. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Perlu dilakukan perubahan SOP formless dengan menambah sebuah aktivitas konfirmasi sebelum proses pencatatan data. 2) Penambahan checkbox pada bukti transaksi diharapkan dapat meningkatkan awareness nasabah pada proses konfirmasi karena semua bentuk kesalahan setelah checkbox tercentang menjadi tanggung jawab nasabah. 3) Pelatihan kepada petugas teller agar lebih trampil dan teliti dalam menjalankan transaksi dengan menggunakan formless. 4) Konfirmasi dalam bertransaksi dengan nasabah harus dilaksanakan semaksimal dan seefektif mungkin. Untuk penelitian lanjutan diperlukan studi yang mendalam di wilayah studi waktu sehingga sistem baru yang dihasilkan tidak saja akurat tapi juga efisien, serta dapat mengatasi masalah antrian pada sebuah sistem formless. DAFTAR PUSTAKA [1] Susilo Leo J.; Kaho Victor Riwu, Manajemen Resiko berbasis ISO 31000, Jakarta: PPM, 2011 [2] ; Standard Operating Procedure Setoran Tunai Formless Versi 1.0, Bank Nasional Indonesia, 2012 [3] ; Risk management Principle and Guidelines, ISO 31000:2009 (diunduh tanggal 27 September dari: [4] ; Project Management Body of Knowledge 4 th, Project Management Institute,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan beberapa hal pokok yang telah dibahas dalam bab - bab sebelumnya dan penelitian yang telah dilakukan pada Bank Jatim Cabang Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat dibuat berdasarkan dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/25/PBI/2011 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN UMUM Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis perhitungan..., Justina Susiloningsih, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis perhitungan..., Justina Susiloningsih, FE UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank, tidak bisa dipungkiri, merupakan industri atau bisnis service. Menyadari hal ini, memberikan pelayanan yang unggul merupakan satu keharusan untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 25 /PBI/2011 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PT. : : : ABSTRAK

PT. : : : ABSTRAK Judul : Prosedur Pembukaan dan Pencairan Deposito Rupiah pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Utama Denpasar Nama : Deya Rahmania Nim : 1406013044 ABSTRAK Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah dikemukakan dari hasil penelitian dibankbri Cabang Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Tabungan Junior adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan penelitian yang telah dilakukan penulis pada Bank BTN Cabang Pembantu Mojokerto, maka dapat memberikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Persaingan tersebut membuat bank harus merancang strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Persaingan tersebut membuat bank harus merancang strategi pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah bank yang semakin meningkat mengakibatkan persaingan antar bank semakin ketat. Persaingan tersebut membuat bank harus merancang strategi pemasaran yang inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan dalam memilih bank dan produk produk yang diberikan. bersaing, serta pelayanan yang memuaskan. Produk produk jasa

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan dalam memilih bank dan produk produk yang diberikan. bersaing, serta pelayanan yang memuaskan. Produk produk jasa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia begitu pesat, hal ini ditandai dengan adanya jumlah bank yang semakin banyak dan produk yang semakin variatif. Disamping itu

Lebih terperinci

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A Risk Management Framework ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM 5212100039 DIAN IS 5212100044 MRTI KELAS A Soal 1. What are activities in each process of risk management according to ISO 31000? List all

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini dengan semakin berkembangnya dunia perdagangan dan investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

Lebih terperinci

T R I Y O N O D

T R I Y O N O D TUGAS AKHIR ANALISIS PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN JASA BANK BERDASARKAN METODE WIPA-QFD (WEIGHTED IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS-QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus menerus untuk meningkatkan nilai dari produk dan jasa, perusahaan harus mengetahui tingkat kepuasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16

DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16 DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16 PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI Terima kasih telah menggunakan ATM Lestari. Untuk keamanan bertransaksi,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK 1 CONTOH PERHITUNGAN JASA GIRO Transaksi yang terjadi pada rekening giro Tn. Ray Ibrahim selama bulan Mei 2002 Nama nasabah : Tn. Ray Ibrahim Nomor Rekening : 10.04.2002.10

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pendahuluan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pendahuluan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pendahuluan sampai dengan pembahasan mengenai Pengaruh Atribut Produk Tabungan Tandamata Terhadap Keputusan Menabung Nasabah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era modernisasi saat ini pemanfaatan teknologi informasi sudah menjadi suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam mengoptimalisasikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pelaksanaan Deposito ib Mudharabah Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank Nagari Cabang Syariah Padang. 1. Prosedur Pembukaan Rekening a. Permohonan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET A. Definisi 1. Bank adalah PT Bank Mega, Tbk yang meliputi Kantor Pusat, Kantor Regional, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu serta kantor lainnya yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 3 METODE PENELITIAN Bab metodologi penelitian berisi penjelasan mengenai metode dan tahapan yang dilakukan penulis untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu perancangan skenario investasi terbaik

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel 1. Q: Apa itu Rekening Ponsel? A: Rekening Ponsel adalah layanan terbaru dari mobile banking CIMB Niaga (Go Mobile) yang memungkinkan penggunanya untuk

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN I MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 2 /PMK.09/2016 TENT ANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. nasabah di Bank BRI Unit Koba. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. nasabah di Bank BRI Unit Koba. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang yang menjadi fokus penulis adalah perhitungan pajak terhadap tabungan nasabah di Bank BRI Unit Koba. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang mempunyai kegiatan pokok menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang kemudian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukanpada Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukanpada Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada beberapa yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya dan hasil penelitian yang dilakukan pada dapat diberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut : 5.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : masyarakat dalam pemenuhan biaya menunaikan ibadah haji.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : masyarakat dalam pemenuhan biaya menunaikan ibadah haji. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan secara terperinci sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Bank Jatim Kantor Cabang Gresik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak bermunculan perusahaan yang bergerak di sektor jasa dan pelayanan, hal ini menjadi suatu bagian terpenting supaya perusahaan selalu dapat mempertahankan

Lebih terperinci

EDUKASI KEUANGAN UNTUK PELAJAR SMP DAN SMA DEPARTEMEN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM BANK INDONESIA 2014

EDUKASI KEUANGAN UNTUK PELAJAR SMP DAN SMA DEPARTEMEN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM BANK INDONESIA 2014 EDUKASI KEUANGAN UNTUK PELAJAR SMP DAN SMA DEPARTEMEN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM BANK INDONESIA 2014 T U J U A N Pengelolaan Keuangan Perencanaan keuangan adalah sebuah tindakan untuk mencapai

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG KEMITRAAN STOKIS

PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG KEMITRAAN STOKIS PERATURAN PERUSAHAAN NOMOR 001/TSI/LEGAL/ XI /2015 TENTANG KEMITRAAN STOKIS MENIMBANG DAN MENGINGAT : a. Bahwa diperlukannya sebuah aturan dalam menjalankan kemitraan di PT Tridaya Sinergi Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/ perusahaan penyusunan strategi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/ perusahaan penyusunan strategi sangat diperlukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Strategi merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Di dalam suatu organisasi/ perusahaan penyusunan strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dari organisasi/

Lebih terperinci

MAKIN MUDAH BAYAR ASURANSI ZURICH

MAKIN MUDAH BAYAR ASURANSI ZURICH MAKIN MUDAH BAYAR ASURANSI ZURICH Makin mudah bayar asuransi Zurich Semakin banyak pilihan cara untuk Anda menjadi sangat mudah membayar premi asuransi Zurich 1. Pembayaran BRIVA melalui ATM BRI Sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, tujuan pelayanan perbankan salah satunya mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Pihak bank berusaha meningkatkan jasa pelayanan guna mempertahankan

Lebih terperinci

Makin mudah bayar asuransi Zurich

Makin mudah bayar asuransi Zurich Makin mudah bayar asuransi Zurich Semakin banyak pilihan cara untuk Anda menjadi sangat mudah membayar premi asuransi Zurich 1. Pembayaran BRIVA melalui ATM BRI Sebelumnya masukkan ATM dan tekan 6 digit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai produk layanan perbankan yang ditawarkan kepada nasabah muncul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai produk layanan perbankan yang ditawarkan kepada nasabah muncul dengan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi perbankan yang ada dewasa ini berkembang secara pesat. Berbagai produk layanan perbankan yang ditawarkan kepada nasabah muncul dengan berbagai variasi,

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS LAYANAN ATM TERHADAP KEPUASAN NASABAH

ANALISIS KUALITAS LAYANAN ATM TERHADAP KEPUASAN NASABAH ANALISIS KUALITAS LAYANAN ATM TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada Bank BNI Unit ATM Regional Center Gemolong) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak adanya beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. SK Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis perbankan di Indonesia berkembang dengan pesat. Salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi bank dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke 21, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke 21, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke 21, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat besar dalam lingkungan bisnis. Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi global yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan antar bank semakin tinggi, baik dalam inovasi produk,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan antar bank semakin tinggi, baik dalam inovasi produk, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamisnya perkembangan bisnis perbankan di Indonesia memicu tingkat persaingan antar bank semakin tinggi, baik dalam inovasi produk, standar pelayanan, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan nasabah perbankan saat ini. Nasabah perbankan ibarat putri yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan nasabah perbankan saat ini. Nasabah perbankan ibarat putri yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Ungkapan pembeli adalah raja, mungkin tepat untuk menggambarkan keadaan nasabah perbankan saat ini. Nasabah perbankan ibarat putri yang sedang diperebutkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan, dapat ditarik simpulan bahwa sistem pengolahan data elektronik yang diterapkan oleh Bank BCA Cabang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dengan serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan di Bank JATIM Cabang Gresik, sebagai tempat mahasiswa melakukan penelitian tugas akhir dengan metode wawancana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Pada situasi persaingan perbankan, bank-bank membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Pada situasi persaingan perbankan, bank-bank membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan jasa produk perbankan semakin meningkat, seiring meningkatnya pengetahuan atau kemajuan. Pada situasi persaingan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Bank. Pihak Lain. Pelaksanaan Pekerjaan. Prinsip. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 21) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin berkembangnya perekonomian indonesia seperti sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan kesempatan untuk memilih jenis usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Loyalitas nasabah menjadi hal yang sangat diharapkan pelaku bisnis perbankan. Nasabah yang puas dan setia tidak akan ragu untuk menjadi penyebar kabar baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan dalam. peningkatan kinerja mereka. Perusahaan sering membuat suatu proyek untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan dalam. peningkatan kinerja mereka. Perusahaan sering membuat suatu proyek untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman perkembangan teknologi yang sangat pesat sekarang ini, informasi sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan dalam mendukung peningkatan kinerja mereka. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terbaik dan unggul bagi para pengguna jasanya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terbaik dan unggul bagi para pengguna jasanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan jasa di dunia sangatlah berpengaruh pada perkembangan dunia bisnis dimasa sekarang ini. Salah satunya dalam perusahaan jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENANGANAN KELUHAN ATM DALAM RANGKA PENINGKATAN KEPUASAN. A. Faktor-faktor Penyebab Nasabah di PT. Bank BNI Syariah Cabang

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENANGANAN KELUHAN ATM DALAM RANGKA PENINGKATAN KEPUASAN. A. Faktor-faktor Penyebab Nasabah di PT. Bank BNI Syariah Cabang BAB IV ANALISIS STRATEGI PENANGANAN KELUHAN ATM DALAM RANGKA PENINGKATAN KEPUASAN A. Faktor-faktor Penyebab Nasabah di PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Mengalami Keluhan ATM Keluhan pelanggan merupakan

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBAYARAN VIRTUAL ACCOUNT

PANDUAN PEMBAYARAN VIRTUAL ACCOUNT PEMBAYARAN MELALUI CHANNEL BNI A. Pembayaran melalui Kantor Cabang BNI Setoran tunai 1. Nasabah mengisi formulir setoran rekening : PANDUAN PEMBAYARAN VIRTUAL ACCOUNT Tata cara pengisian formulir Setoran

Lebih terperinci

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Table of Contents Rekening Ponsel... 2 PENDAFTARAN... 5 PENGGUNAAN... 6 Pengisian dana ke dalam Rekening Ponsel... 6 Pengisian pulsa (reload) prabayar dengan menggunakan Rekening Ponsel... 7 Pengiriman/penerimaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : penarikan tunai atau kliring penambahan jasa giro dan bunga.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : penarikan tunai atau kliring penambahan jasa giro dan bunga. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada Bank BRI cabang Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Giro adalah simpanan dari pihak

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong terpeliharanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis perbankan pada saat ini semakin ketat. Sehubungan dengan banyaknya jumlah bank di Indonesia, bisnis perbankan mengalami perkembangan yang pesat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa hal pokok yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan memalui penelitian yang telah dilakukan di Bank BJB Cabang Surabaya, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : ARIS WICAKSONO NIM : 2012110961 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan Syariah telah memasuki persaingan berskala

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan usaha yang terjadi di Indonesia pada era globalisasi saat ini semakin ketat, hal ini memacu setiap perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi spareparts. Perusahaan ini menghasilkan produk seperti dies, mould,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penulis, serta kegunaan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penulis, serta kegunaan penelitian yang akan dilakukan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, maksud dan tujuan penulis, serta kegunaan penelitian yang akan dilakukan. 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern baik dari segi ragam produk (misalnya produk kredit yang beragam, produk tabungan yang beragam, dll),

Lebih terperinci

DI BANK RAKYAT. Oleh: SHOFIAR

DI BANK RAKYAT. Oleh: SHOFIAR PELAKSANAANN SIMPANAN REKENING GIRO RUPIAH DI BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) KANTOR CABANG PEMBANTU KALIBUTUH SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh: SHOFIAR RI FALLYANDAH NIM : 2013111021 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

FAQ AKSES ADIRA FINANCE (Khusus Wilayah Jabodetabekser dan Jabar)

FAQ AKSES ADIRA FINANCE (Khusus Wilayah Jabodetabekser dan Jabar) FAQ AKSES ADIRA FINANCE (Khusus Wilayah Jabodetabekser dan Jabar) No Pertanyaan Jawaban 1 Apa yang dimaksud dengan Akses Adira Finance? - Akses Adira Finance merupakan aplikasi berbasis internet yang dimiliki

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN 7 Desember 206 3 Pada pertemuan ke-9 telah dibahas tentang kegiatan usaha simpan pinjam, kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan telah memasuki persaingan berskala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pada era globalisasi, teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangannya dapat dilihat pada berbagai bidang, seperti bidang usaha, komunikasi, industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi teknologi sudah semakin berkembang pesat. Setiap perusahaan dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam dunia perbankan mengakibatkan banyaknya perubahan untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam dunia perbankan mengakibatkan banyaknya perubahan untuk masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, pengaruh jasa dan informasi dikatakan sangat maju didunia perbankan. Kemajuan yang dicapai dalam

Lebih terperinci

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI Linda Hadi dan Achmad Holil Noor Ali Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Email: l1nd4083@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benefit yang menarik nasabah untuk memberikan kepercayaannya. Dahulu

BAB I PENDAHULUAN. benefit yang menarik nasabah untuk memberikan kepercayaannya. Dahulu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang baik dan peningkatan kelas sosial menengah di Negara Indonesia adalah angin segar bagi industri perbankan. Selain menjadi peluang,

Lebih terperinci

Bankers Update PERAN KONFIRMASI DAN VERIFIKASI DALAM MITIGASI RISIKO OPERASIONAL BULETIN IKATAN BANKIR INDONESIA. Vol. 09/2017 DI TERBITKAN OLEH:

Bankers Update PERAN KONFIRMASI DAN VERIFIKASI DALAM MITIGASI RISIKO OPERASIONAL BULETIN IKATAN BANKIR INDONESIA. Vol. 09/2017 DI TERBITKAN OLEH: DESIGN BY GAGAROOM.NET Bankers Update BULETIN IKATAN BANKIR INDONESIA Vol. 09/2017 PERAN KONFIRMASI DAN VERIFIKASI DALAM MITIGASI RISIKO OPERASIONAL DI TERBITKAN OLEH: PERAN KONFIRMASI DAN VERIFIKASI DALAM

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47 amanitanovi@uny.ac.id Makalah ini akan membahas tentang aktivitas-aktivitas dan produk-produk bank konvensional atau umum. Pertama akan dibahas mengenai aktivitas bank dan akan dilanjutkan dengan mengulas

Lebih terperinci

UNISKA TABUNGAN

UNISKA TABUNGAN UNISKA - 2016 TABUNGAN A. Pengertian Tabungan adalah simpanan dana masyarakat atau pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yang telah di sepakati antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia perbankan sebagai salah satu industri yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia perbankan sebagai salah satu industri yang mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia perbankan sebagai salah satu industri yang mengalami kemajuan secara signifikan di Indonesia, sehingga terjadi persaingan yang kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi market leader.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi market leader. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era globalisasi ini, Teknologi Informasi (TI) sangat diperlukan dan sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi market leader. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga BAB I PENDAHULUAN Selama beberapa dekade terakhir, studi empiris mengenai kualitas layanan menjadi hal yang menarik dalam dunia industri terutama industri jasa. Kunci sukses meraih kemenangan dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan beserta hasil-hasilnya, dan pertumbuhan stabilitas ekonomi nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan beserta hasil-hasilnya, dan pertumbuhan stabilitas ekonomi nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara umum bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi sudah berkembang dengan pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah memanfaatkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan saat ini sangatlah pesat. Banyaknya pesaing menyebabkan perusahaan sulit untuk mempertahankan nasabah agar tetap loyal. Banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Service Excellence oleh Teller Dari hasil pengamatan dan wawancara yang didapat oleh penulis, pelayanan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya mobilitas fasilitas elektronik dan on-line menyebabkan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya mobilitas fasilitas elektronik dan on-line menyebabkan setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan penggunaan teknologi informasi sekarang ini menuntut fasilitas yang serba elektronik dan on-line. Banyak hal yang ditawarkan dari fasilitas elektronik dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis dimasa sekarang sangat pesat. Perusahaan saling berlomba untuk memberikan kualitas yang terbaik, sehingga memungkinkan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan zaman saat ini telah banyak mengalami perubahan yang sangat pesat, dimana hal ini dapat di lihat dari meningkatnya perkenomian. Seiring

Lebih terperinci

PELAKSANAAN REKENING TABUNGAN SIMANJA PADA BANK PAPUA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN REKENING TABUNGAN SIMANJA PADA BANK PAPUA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR 1 PELAKSANAAN REKENING TABUNGAN SIMANJA PADA BANK PAPUA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : ZAKKY BAIHAQY NIM : 2013111037 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016 2 3 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting dalam masyarakat. Bank menjadi pilihan terbaik bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting dalam masyarakat. Bank menjadi pilihan terbaik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman, kebutuhan akan dunia perbankan menjadi semakin penting dalam masyarakat. Bank menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat dalam

Lebih terperinci