BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. untuk peduli terhadap permasalahan di sekitar dapat menguatkan masyarakat

Transkripsi

1 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Asosiasi sosial yang dibentuk masyarakat sipil adalah salah satu bentuk kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan publik. Kesadaran untuk peduli terhadap permasalahan di sekitar dapat menguatkan masyarakat untuk membentuk jaringan sebagai solusi problem-problem sosial. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar tahun 1945 Pasal 34, fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Namun, dalam pelaksanakannya tidak optimal menyasar pada yatim dan dhuafa. Solusi yang ditawarkan melalui kebijakan di setiap daerah belum mampu meng-cover kebutuhan hidup yatim dan dhuafa. Di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, lahir sebuah asosiasi masyarakat yang mengambil peran untuk mendampingi yatim dan dhuafa. Asosiasi ini lahir atas kesadaran masyarakat untuk menyelesaikan masalah publik yang terjadi di sekitarnya. Dari basis majelis taklim yang memiliki jamaah cukup banyak, Ustad Wawan dan Sudadi memberdayakan jamaahnya untuk melaksanakan pendampingan bagi yatim dan dhuafa. Sudadi, memahami bahwa Dinas Sosial yang diamanahi oleh pemerintah daerah untuk memberikan fasilitas bagi fakir miskin dan anak terlantar, di dalamnya termasuk yatim piatu, belum dapat melaksakannya dengan optimal. Oleh karena itu, ia perlu untuk membuat sesuatu yang dapat menyejahterakan yatim dan dhuafa. Ustad Wawan mematangkan konsep untuk membentuk asosiasi sosial yang lahir dari akar rumput dan tidak bergantung pada lembaga manapun agar dapat menjaga independensinya. 81

2 Pada Ramadhan tahun 2011, HIMMATU di Kecamatan Bambanglipuro terbentuk. HIMMATU hadir untuk pertama kalinya sebagai organisasi sosial yang mendampingi yatim dan dhuafa non panti. Pendampingan menyasar pada seluruh aspek kehidupan. Pendampingan ekonomi, akademik, psikologis dan spiritual dan pemberdayaan wali yatim dan dhuafa. Pada 23 Maret 2012, HIMMATU di Kecamatan Pleret pun diresmikan. Pada awal kelahirannya, sekitar 90 anak yatim bergabung di pendampingan. Namun, dengan kendala internal dan ekternal, HIMMATU Pleret ditinggalkan oleh beberapa pendamping dan dampingannya. Faktor eksternal, berita dan isu yang dihembuskan oleh orang-orang yang belum mengenal HIMMATU bahwa HIMMATU adalah gerakan sayap partai tertentu dan mendapat dana dari negara Timur Tengah sehingga mereka takut terbawa aliran ekstrim. Sedangkan secara internal kepengurusan, HIMMATU Pleret awalnya tidak memiliki struktur yang kuat. Dinamika yang terjadi di dalam kepengurusan berdampak pada proses pendampingan yang kurang bervariasi. Sehingga para dampingan pun merasakan kejenuhan. Dinas Sosial Kabupaten Bantul yang memiliki fokus kerja untuk menyelesaikan permasalahan kesejahteraan sosial, dalam Rencana Strategis (RENSTRA) tahun mencanangkan program fasilitasi anak yatim. Namun, pelaksanakannya yang tidak berkelanjutan dan tidak memberikan dampak jangka panjang menjadikan HIMMATU memiliki peran penting dalam mengatasi masalah sosial untuk yatim dan dhuafa. Selain itu, bidang lain yang merupakan wilayah garapan Dinas Sosial, yaitu peningkatan dan pendampingan keagamaan pun dilakukan HIMMATU terhadap dampingan non panti. 82

3 Dalam pelaksanakan pendampingan, HIMMATU melakukan fungsi komplementer, di mana HIMMATU mempunyai aktivitas memajukan kesejahteraan untuk melengkapi peran negara sebagai pemelihara dan pendamping yatim dan dhuafa. HIMMATU juga sekaligus sebagai subtitutor. Artinya, HIMMATU melakukan serangkaian aktivitas yang belum atau tidak dilakukan negara dalam kaitannya sebagai institusi yang melayani kepentingan masyarakat luas. Pemerintah daerah Kabupaten Bantul yang mencanangkan program santunan dan fasilitasi dilengkapi dengan hadirnya HIMMATU untuk menjadi pendamping rutin yatim dan dhuafa. Meski diresmikan langsung oleh camat pada saat itu, HIMMATU tidak menjalin komunikasi rutin dengan pemerintahan di Kecamatan Pleret. Komunikasi hanya dilakukan secara personal. Terlepas dari elemen pemerintahan, HIMMATU menjalin hubungan dengan organisasi lainnya yang memiliki visi misi yang sama. Misalnya, PKPU, Sie Kerohanian Islam di sekolah dan kampu sekitar dan organisasi sayap dari organisasi kemasyarakatan. Namun, HIMMATU tetap menjaga independensinya dengan tiudak menerima donasi dari organisasi potilik manapun. Saran HIMMATU Pleret yang yakin berjalan secara mandiri dan tidak menjalin hubungan resmi dengan pemerintah di Kecamatan Pleret harus waspada dengan tantangan yang hadir dari internal HIMMATU. HIMMATU Pleret harus mencari solusi untuk menguatkan ikatan anggota di dalamnya. Kurangnya komunikasi 83

4 antar anggota menjadikan sering muculnya kesalahpahaman dan konflik. Oleh karena itu, asosiasi sosial seperti HIMMATU Pleret harus membangun dan menjaga pola komunikasi antar anggota. Asosiasi masyarakat yang sudah membentuk sebuah yayasan resmi menuntut HIMMATU Pleret untuk memiliki skill organisasi, seperti leadership, manajemen organisasi (planning, organizing, action, controlling). HIMMATU Pleret dapat meningkatkan kemampuan tersebut dengan belajar dari organisasi yang sudah lebih dulu terbentuk atau study banding. Hal ini berkaitan erat dengan program pendampingan yang variatif sehingga akan menjaga anggotanya dari kejenuhan dan tetap produktif. Meski efek HIMMATU Pleret dapat dirasakan manfaatnya secara nyata, belum seluruh masyarakat mengenal HIMMATU Pleret. Oleh karena itu, perlu HIMMATU Pleret melakukan sosialisasi yang massif untuk mengenalkan ke seluruh elemen masyarakat. HIMMATU Pleret dapat membangun komunikasi dengan tokoh masyarakat dan organisasi sosial setempat untuk menyebarkan misi yang dibawanya. Salah satu hal yang menjadi catatan HIMMATU Pleret adalah tantangan eksternal yang berupa kabar negatif tentang pendanaan HIMMATU. Saran penulis adalah dengan melakukan laporan rutin keuangan kepada donatur. Dan hal ini bisa ditanggulangi dengan mendekatkan diri dengan tokoh masyarakat dan pemerintah di Kecamatan Pleret. Oleh karena itu, meski HIMMATU Pleret adalah asosiasi yang lahir di akar rumput dan melakukan pendanaan secara mandiri, tidak 84

5 ada salahnya untuk membangun komunikasi dengan pemerintah agar mendapat dukungan secara resmi. Jika HIMMATU Pleret berhasil membangun komunikasi yang baik dengan pemerintahan di Kecamatan Pleret, maka proses sosialisasi juga akan lebih mudah dilakukan dengan cara bekerja sama dengan lembaga pemerintahan. Tentunya dengan tetap menjaga independensi HIMMATU Pleret. HIMMATU yang telah membantu tugas negara seharusnya mendapat dukungan penuh dari pemerintah sampai tingkat paling bawah. Meski HIMMATU Kecamatan Pleret siap berdiri sendiri, namun hubungan dengan pemerintah Kecamatan Pleret diperlukan untuk menjadi payung legal keberadaan HIMMATU di Kecamatan Pleret. Hal ini diharapkan mampu mengurangi prasangka negatif masyarakat dan menjaga anggota yang telah bergabung di dalamnya. 85