BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Hadi Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter Menurut Kemendiknas (2011: 21) secara praktis pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemakmuran, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri siswa, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Menurut Wibowo (2012: 36) pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Dengan demikian, pendidikan karakter juga bisa dimaknai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan dilandasi dengan karakter. 8
2 9 Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. 2. Sikap Bersahabat a. Definisi Sikap Bersahabat Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 585&997) bersahabat adalah berteman/berkawan yang menyenangkan dalam pergaulan. Menurut Wibowo (2012: 102) menyatakan bahwa sikap bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. b. Indikator Sikap Bersahabat Indikator keberhasilan sekolah dalam pendidikan karakter untuk sikap bersahabat menurut Wibowo (2012: 102) antar lain: a. Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah. b. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa santun. c. Saling menghargai dan menjaga kehormatan. d. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. e. Tidak menjaga jarak atau tidak membeda-bedakan dalam berkomunikasi.
3 10 3. Prestasi Belajar a. Prestasi Belajar Indikator dalam melihat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas tentunya bisa diukur dari prestasi belajar siswa. Prestasi belajar lebih menekankan pada aspek kognitif siswa dalam mengikuti setiap materi pelajar yang diberikan. Menurut Hamdani (2010: ) prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar sesuai sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas yang telah dikuasi siswa. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Selain itu prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan usaha-usaha belajar. Usaha-usaha tersebut berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah
4 11 dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses belajar mengajar. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Hamdani (2010: ) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut: a) Kecerdasan (Intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuankemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
5 12 b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. c) Sikap Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap sesorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya. Sikap posistif ini akan menggerakan untuk belajar. Siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar. d) Minat Minat menurut ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan senang. Minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki pengaruh besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai sesuatu pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa beban.
6 13 e) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki sesorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat itu sendiri sangat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar pada bidangbidang studi tertentu. f) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknyadalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapai untuk mencapai cita-cita. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah cara mengatur agar motivasi dapat ditingaktkan. Demikain pula, dalam kegaitan belajar
7 14 mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Faktor internal tersebut sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang akan peneliti lakukan. Peningkatan prestasi belajar siswa tidak luput dari faktor kecerdasan siswa untuk menyerap/menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Faktor jasmaniah tentu juga berpengaruh sebab belajar dengan keadaan sakit/ kuarang fit tentunya anak tidak akan optimal dalam belajar. Faktor minat juga dapat meningkatakan prestasi belajar sebab apa yang dipelajari akan mudah didapat apabila ada keinginan dalam belajar. Terakhir motivasi, dimana siswa harus memotivasi diri agar prestasi belajar meningkat. Jadi penggunaan model kooperatif tipe TAI tidak akan berhasil tanpa faktor tersebut. 2) Faktor Eksternal a) Keadaan keluarga Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
8 15 b) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pembelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang baik akan mempngaruhi hasil-hasil belajarnya. c) Lingkungan masyarakat Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi. Lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan seharihari, seorang anak selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Jadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian. Kedua faktor tersebut sudah semestinya untuk diperhatikan, sebab salah satu faktor saja yang tidak terpenuhi maka prestasi belajar akan terhambat. Guru harus jeli dalam menyikapi hal tersebut agar nantinya anak dapat belajar dengan baik.
9 16 4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. IPS dianggap perlu diberikan kepada anak SD karena IPS merupakan ilmu yang didalamnya mempelajari tentang cara untuk melakukan interaksi sosial. Pengetahuan untuk berinteraksi perlu dibekalkan kepada siswa agar nantinya bisa membaur di dalam masyarakat. Menurut Sapriya (2011: 7) IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial dan kewarganegaraan. Menurut Trianto (2011: 171) IPS merupakan interaksi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang ilmu sosial. Sapriya, dkk (2007: 171) istilah Ilmu Pengetahuan Sosial disingkat IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu pengetahuan sosial, humaniora sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS di sekolah dasar tidak terlihat
10 17 aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir siswa yang bersifat holistik. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan kumpulan dari satu kesatuan ilmu-ilmu sosial yang diolah berdasarkan prinsip pendidikan dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan antar manusia dalam bermasyarakat. b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut (Permendiknas No. 22 Tahun 2006: 18) Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
11 18 5. Materi Koperasi di SD Materi yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian yaitu tercantum pada kurikulum KTSP mata pelajaran IPS SD Kelas IV Semester II. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas IV semester II dapat di sajikan dalam tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari tabel 2.1 di atas, materi difokuskan pada Mengenal Pentingnya Koperasi dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Pada materi ini diharapkan dapat meningkatkan sikap bersahabat karena siswa dapat memahami lambang-lambang koperasi sehingga siswa dapat mengambil makna positif yang terkandung pada lambanglambang tersebut. Selain itu siswa diharapkan dapat mengetahui kegiatan-kegiatan dalam berkoperasi yang erat kaitannya dengan kerjasama dengan orang lain, gotong royong, dan lain sebagainya sehingga siswa dapat meningkatkan sikap bersahabat. Materi ini dalam Tantya Hisnu (2008: ), meliputi: 1) Pengertian koperasi dan makna simbol-simbol lambang koperasi. 2) Tujuan adanya koperasi serta manfaatnya bagi masyarakat.
12 19 3) Macam-macam koperasi berdasarkan jenis usaha dan macammacam koperasi berdasarkan anggota. 4) Pentingnya usaha bersama melalui koperasi yang di dalanya juga membahas tentang koperasi sekolah. 6. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) a. Definisi Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011: 202) adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada berbagai macam model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dari definisi di atas pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
13 20 terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok tersebut. b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011: 211) langkah/sintaks model pembelajaran kooperatif teridiri dari 6 (enam) fase yaitu: Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tahap Tahap 1 Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa Tahap 2 Menyajikan Informasi Tahap 3 Mengorganisasikan Siswa ke dalam Kelompok-kelompok Belajar Tahap 4 Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar Tahap 5 Memberikan Penghargaan Tahap 6 Evaluasi Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membantu kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisisen. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
14 21 7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indiviualitation (TAI) dikembangkan oleh Slavin (1986: 186). Tipe ini mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. TAI dirancang untuk sebuah pembelajaran kelompok dengan cara mengatur para siswa belajar dalam kelompokkelompok dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin. TAI juga melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk saling berprestasi. Pembelajaran tipe TAI mengajak siswa untuk berkembang pada individu atau kelompok pengajaran dalam kelompok kecil. Dalam hal ini guru guru hanya memberi penjelasan secara singkat dari materi selama guru memberikan pengajaran secara langsung. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk memcahkan masalah. Ciri khas pada tipe TAI adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual didiskusikan di kelompoknya masing-masing dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
15 22 Model kooperatif tipe TAI menurut Slavin (2005: ) memiliki 8 (delapan) komponen yaitu sebagai berikut: a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5 orang siswa. b. Placement test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. c. Curiculum materials yaitu siswa bekerja secara individual tentang materi kurikulum. d. Team study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan kelompok pada siswa yang membutuhkan bantuan. e. Team scored and teams recognition yaitu pemberian skor atau penghargaan terhadap hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas. f. Teaching group yaitu pemberian materi secara singkat oleh guru sebelum pemberian tugas. g. Fact test yaitu pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa. h. Whole-class units yaitu pemberian materi guru diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
16 23 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI menurut Daryanto (2012: 247) sebagai berikut: a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan guru. b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender. d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan kedalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kusi berikutnya (terkini). g. Guru memberikan evaluasi kepada siswa secara individual.
17 24 8. Permainan Monopoli Menurut Wicaksana (2011: 101) Permaianan monopoli merupakan salah satu jenis metode permainan yang bertujuan agar anak didik dapat bersikap kompetitif, kedisiplinan dalam proses bermain (karena bermain secara bergilir sesuai urutan), kritis terhadap situasi. Permainan ini, berlomba untuk mengumpulkan kekayaan melalui pelaksanan satu sistem ekonomi permainan yang melibatkan pembelian, penyewaan dan pertukaran tanah dengan menggunakan uang mainan. Permainan mengambil giliran untuk melempar dadu, bergerak di sekeliling papan permainan mengikut bilangan yang diperoleh dengan lempar dadu tadi. Ternyata sekarang ini media permainan seperti monopoli sudah banyak digunkan sebagai media pembelajaran di sekolah-sekolah. namun tentu saja dengan berbagai modifikasi baik dari sistem permainannya maupun dari bentuk media permainan yang digunakan. Media permainan monopoli dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa media monopolipun memiliki kelebihan diantaranya: a. Permainan ini memiliki banyak komponen seshingga dapat melatih ketelitian dan kesabaran siswa untuk merapikan kembali setelah menggunakan. b. Perawatan dan pemeliharaan relatif mudah. c. Dibuat dengan penuh warna sehingga tidak membosankan. d. Permainan dapat merangsang rasa senang, dan rasa ingin tahu.
18 25 Permainan monopoli ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap bersahabat siswa karena di dalam permainan ini mengandung unsur kerjasama, kekompakan tim dalam menyelesaikan soal-soal yang di dapat. Selain itu siswa menjadi saling menghargai teman jika tim lain memenangkan permainan. 9. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Media Monopoli pada Kompetensi Dasar Mengenal Pentingnya Koperasi Bagi Kesejahteraan Masyarakat Pada kegiatan ini memuat beberapa tahapan yang harus dilakukan pada saat pembelajaran IPS Kompetensi Dasar Mengenal Pentingnya Koperasi Bagi Kesejahteraan Masyarakat. Tahapan tersebut diantaranya: 1) Siswa diberikan tugas untuk mempelajari materi yang telah dipersiapkan guru secara individu. Pada tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan dipelajari sehingga siswa mempunyai pengetahuan tentang materi tersebut tanpa bantuan orang lain. 2) Guru memberikan soal pre-test pada tiap-tiap siswa untuk mendapatkan skor awal. Pada tahapan ini guru akan mengetahui siswa mana saja yang dikategorikan siswa dengan kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah agar guru dapat menentukan kelompok.
19 26 3) Siswa dibuat beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 anak dengan kemampuan yang berbeda-beda. Pada tahap ini bertujuan unuk menumbuhkan sikap saling interaksi satu sama lain sehingga terjalin sikap bersahabat antar siswa. 4) Hasil belajar didiskusikan dalam kelompok dengan memeriksa jawaban satu-sama lain. Pada tahap ini siswa yang berkemampuan rendah akan terbantu oleh siswa yang berkemampuan tinggi sehingga siswa yang berkemampuan rendah akan terabantu sedangkan yang berkemampuan tinggi dapat melatih menyampaikan gagasannya ke teman lainnya dalam kelompok. 5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi. Pada tahap ini guru memberikan rangkuman terhadap materi yang dipelajari pada saat itu serta memberikan penegasan materi agar siswa lebih paham. 6) Bermain monopoli secara beregu membahas materi yang telah diajarkan sebelumnya. Pada tahap ini bertujuan untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari dan juga memotivasi siswa untuk semnagat belajar. 7) Guru memberikan penghargaan berdasarkan hasil belajar. Pada tahap ini bertujuan untuk memberikan semangat pada siswa
20 27 yang dapat memperoleh nilai yang lebih baik dari pada nilai awal. 8) Memberikan soal evaluasi. Tujuannya agar mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari bersama. B. Penelitian Yang Relevan Berdasarkan penelitian Afriana Eka Vianata pada bulan Juli 2010, Program Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dengan judul penelitian Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Kelas VIII SMP Muhammadiyah Banjarnegara menyimpulkan bahwa, dapat dilihat dari hasil penilaian individu siswa, dapat dilihat dari niali evaluasi pada setiap akhir siklus. Dari hasil evaluasi siklus I diperoleh rata-rata kelas 61,09. Dalam hal ini, rata-rata kelas belum tercapai karena rata-rata kelas pada siklus I masih di bawah KKM yaitu 65. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada sisklus I sebanyak 59,37% termasuk dalam kriteria baik. Pada evaluasi siklus II diperoleh niali rata-rata kelas 76,40. Rata-rata keals pada siklus II sudah mencapai batas KKM yang ditentukan oleh sekolah. Hal ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebanyak 87,5% termasuk dalam kriteria yang sanngat baik.
21 28 Penelitian kedua yang dilakukan oleh Umtikah Nurul Hijriyah pada tahun 2013 yang berjudul keaktifan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar Kelas IV pada Materi Globalisasi di SD Negeri 2 Tinggarjaya Banyumas, jenis penelitian eksperimen. Hasil yang diperoleh dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran PKn Materi Globalisasi ternyata berpengaruh atau efektif terhadap hasil belajar siswa dan ada perubahan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Tinggarjaya. Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang akan kami lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Sikap Bersahabat dan Prestasi Belajar IPS kelas IV di SD Negeri 1 Karanggude dengan Model Kooperatif tipe TAI dan Media Monopoli. Walaupun model yang digunakan sama, tetapi ada perbedaan dengan penelitian yang akan kami laksanakan. Perbedaanya diantaranya adalah variabel yang kami gunakan adalah sikap bersahabat dan prestasi belajar, mata pelajaran IPS materi koperasi, serta ada penambahan media monopoli.
22 29 C. Kerangka Berfikir Dalam pembelajaran IPS perkembangan karakter siswa mempengaruhi prestasi belajarnya. Hal ini dapat terlihat kurangnya sikap bersahabat siswa dan juga karena pada materi IPS yang banyak serta menuntut siswa untuk menghafal dan mencermati materi sehingga menjadi penghambat pemahaman siswa dalam mendalami materi. Peningkatan sikap bersahabat sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan diharapkan dengan adanya peningkatkan karakter dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa. Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran yang konfensional dan tanpa menggunakan media. Model seperti ini banyak sekali diterapkan dalam proses pembelajaran, dengan model ceramah seperti ini siswa seringkali cenderung pasif, tidak berani menyampaikan pendapat, sehingga interaksi antara siswa dan guru kurang masksimal, dengan adanya hal seperti ini maka diperlukan adanya pemilihan model dan media pembelajaran yang tepat sehingga akan terdapat interaksi antara guru dan siswa. Pembelajaran kooperatif tipe TAI memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi dengan teman sejawat dan saling menguntungkan satu sama lain, dampak dari model pembelajaran tipe ini sangat menguntungkan untuk siswa yang pandai dan kurang pandai, karena dari situlah akan terjadi diskusi antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai, yang dapat meningkatkan prestasi siswa.
23 30 Berikut ini merupakan gambar 2.1 kerangka berfikir mengenai keadaan siswa dari sebelum pelaksanaan penelitian (input) sampai sesudah pelaksanaan penelitian (output). Kondisi awal siswa Desain Pembelajaran Kondisi akhir siswa Input Tindakan kelas TAI siklus 1,2 Output Suasana belajar: - Guru mengajar konvensional - Siswa kurang bersahabat/komunikatif - Prestasi belajar siswa rendah Pada materi: Penggunaan model TAI : - Diskusi kelompok - Bermain monopoli Sikap: - bersahabat/kom unikatif meningkat - Prestasi belajar meningkat Gambar 2.1 Kerangka Berfikir D. Hipotesis Berdasarkan kerangka permasalahan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannnya model pembelajaran tipe TAI dan media monopoli ini diharapkan dapat meningkatkan sikap bersahabat dan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada kelas IV di SD Negeri 1 Karanggude.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMP Negeri 2 Susukan merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Kabupaten Semarang. SMP Negeri 2 Susukan terletak di Dusun Wonosari, Desa Koripan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kegiatan observasi awal pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan diskusi kepada guru mata pelajaran IPS, kelas VII A menunjukkan beberapa permasalahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.
2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masih menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang tertentu. Menyadari hal tersebut,
Lebih terperinciKata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerja sama antara kedua pihak diharapkan dapat menciptakan atau mewujudkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciSyahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas XI MA Madani Alauddin Pao-Pao Kabupaten Gowa Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab itu sangat penting untuk memperhatikan kemajuan pendidikan yang ada di negara kita. Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Tanggung Jawab a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab Rasa tanggung jawab merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sifatnya terpadu dari sejumlah mata pelajaran. Menurut menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun peradaban bangsa. Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar guna menyiapkan sumber daya manusia dalam berbagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran kunci dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Inti dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran dimana memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pemahaman Konsep Matematika Salah satu tujuan mata pelajaran matematika dalam kurikulum 2006 yaitu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,
I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Untuk memberikan arah pembahasan yang lebih
Lebih terperinciCharlina Ribut Dwi Anggraini
METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam membentuk peserta didik yang diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum SMP/ MTs. Ilmu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan hasil belajar yang dilakukanya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Kegiatan pembelajaran meliputi belajar dan mengajar yang keduanya saling berhubungan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang baik dan bertanggung jawab (Gunawan, 2013: 48). Berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dasar (SD). Melalui pelajaran IPS siswa mempelajari berbagai macam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka, peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama pebangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Arifin (2013:12)
Lebih terperinciII. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi
Lebih terperinciSri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 40 UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:
II. KAJIAN PUSTAKAN 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan bagian dari tingkat pendidikan dasar memiliki tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis (Zamroni dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciA. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkembang akan dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang memegang peran signifikan untuk mengembangkan kebudayaan adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan
Lebih terperinci2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD 1. Pengertian IPS Ilmu pengetahuan sosial (IPS) secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 merupakan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam (http://gurulia.wordpress.com). memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cooperative Learning Learning (Pembelajaran) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman sendiri. Dengan belajar seseorang akan mengalami
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan penting dan sebagai fundamental bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinci4. Untuk mengetahui aplikasi model pembelajaran cooperative learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pesatnya perkembangan zaman dan era globalisasi menuntut setiap manusia untuk siap menghadapi persaingan. Untuk dapat bersaing dan dapat bertahan maka harus memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam kajian teori akan disajikan teori tentang variable X yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think pair square dan teori tentang variable Y yaitu hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS masih dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang akademik maupun non
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif
Lebih terperinciILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1
Lebih terperinci