BAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.
|
|
- Hengki Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMP Negeri 2 Susukan merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Kabupaten Semarang. SMP Negeri 2 Susukan terletak di Dusun Wonosari, Desa Koripan, Kecamatan Susukan. SMP Negeri 2 Susukan terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. Tiap kelas di SMP Negeri 2 Susukan mempunyai susunan mata pelajaran yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat terencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 1 Kurikulum di SMP Negeri 2 Susukan berisi lima kelompok mata pelajaran yaitu, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, jasmani olahraga dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berfikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. 2 Salah satu mata pelajaran yang tergolong ke dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 1 Mimin Haryati, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta:Gaung Persada Press,2007), Hal Tim Penyusun Kurikulum SMP Negeri 2 Susukan Kabupaten Semarang, hal
2 Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meliputi sejarah, ekonomi, geografi dan sosiologi. Ekonomi merupakan salah satu kajian di dalam IPS yang menjadi fokus utama dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini. Tujuan dari ekonomi yang merupakan kajian dari mata pelajaran IPS adalah untuk memberikan pemahaman tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi. Selama ini proses pembelajaran ekonomi dilakukan dengan metode ceramah, artinya guru hanya memindahkan informasi yang diketahui oleh guru, siswa diminta mendengarkan atau mencatat. Metode ini membuat kegiatan belajar mengajar di kelas lebih didominasi dan terfokus pada guru, sehingga partisipasi siswa di dalam kelas menjadi berkurang dan siswa cenderung menjadi pasif. Ketepatan pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang dicapai siswa. Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. 3 Hasil belajar mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas di SMP Negeri 2 Susukan dinilai kurang memuaskan. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian siswa pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas yang nilainya sudah mencapai KKM sebanyak sembilan siswa dari 23 (dua puluh tiga) siswa yang mengikuti ulangan harian. 3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Bumi Aksara: Jakarta, 2006), hal.16. 2
3 Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, siswa dianggap kompeten jika nilai telah mencapai 71. Oleh karena itu, apabila ada siswa yang nilainya di bawah 71, maka hal itu menunjukkan bahwa siswa belum sepenuhnya memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok. Siswa belajar di dalam suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas atau menyelesaikan sesuatu untuk tujuan bersama. Model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting: prestasi akademis, toleransi, dan pengembangan keterampilan sosial. 4 Jenis pembelajaran kooperatif sangat bervariatif, salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah TAI (Team Assisted Individualization). TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. 5 Ciri khas dari pembelajaran ini adalah siswa belajar secara individual mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru. Hasil belajar individual akan 4 Richard I. Arends, Learning To Teach, atau Belajar Untuk Mengajar, terje. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), hal (diunduh tanggal 23 Oktober 2012Jam 16.35). 3
4 dibawa ke dalam kelompok masing masing untuk dibahas dan didiskusikan oleh anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban yang telah dikerjakan. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok. Siswa diajari bagaimana menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman kelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, dan menghargai pendapat teman yang lain. TAI juga melihat siswa untuk bersosialisasi dengan baik, adanya pengaruh positif hubungan dan sikap terhadap siswa yang terlambat akademisnya. Selain itu pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki beberapa pengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kususnya pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Model pembelajaran tipe TAI memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut:a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.b. Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.c. Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.f. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.g. Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.h. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh 4
5 guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah 6 Menurut Robert E. Slavin, TAI dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual: 1. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin. 2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil. 3. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa di kelas tiga ke atas dapat melakukannya. 4. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas. 5. Tersedianya banyak cara pengecekan penugasan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru. 6. Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang mengecek kemampuannya ada dibawah siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekanakan cukup sderhana dan tidak mengganggu sipengecek. 7. Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupunsiswa, idak mahal, fleksebel, dan tidak membutuhkanguru tambahan ataupun tim guru. 8. Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompokkelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap positif terhadap siswa-siswa mainstream yang cacat secara akademik dandi antara para siswa dari latar belakang ras atau etnik berbeda Permasalahan Seharusnya dalam proses pembelajaran guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong 6 Ibid. 7 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik (Bandung:NusaMedia,2005),hal
6 aktivitas belajar siswa dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Senyatanya metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas VIII E kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas adalah metode ceramah. Metode ini menyebabkan siswa masih tergantung pada penjelasan guru saja dalam proses belajar mengajar tanpa memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang disediakan di sekolah. Metode sering kali membuat siswa merasa bosan. Hal ini diperhatikan dari prilaku siswa selama di dalam kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar ada siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas, seperti berbicara sendiri dengan teman sebangku, mengganggu teman yang duduk di depannya, menyandarkan kepala di atas meja, bersiul, sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. 2. Ada siswa yang tidak berani maju ke depan kelas ketika ditunjuk untuk mengerjakan soal di depan kelas. 3. Ada siswa yang suka membentuk kelompoknya sendiri pada saat pelajaran berlangsung, anak perempuan duduk di depan, sedangkan anak laki laki duduk di belakang 4. Selain itu berdasarkan wawancara dengan guru IPS kelas VIII E SMP N 2 Susukan, nilai ulangan harian pada kompetensi dasar 6
7 mendiskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas kurang memuaskan. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian yang nilainya di atas KKM sejumlah sembilan siswa dari 23 (dua puluh tiga) yang ikut ulangan harian. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin membuktikan apakah dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Hubungan Antara Kelangkaan Sumber Daya Dengan Kebutuhan Manusia Yang Tidak Terbatas dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di Kelas VIII E Semester I Tahun Ajaran 2012 / 2013 di SMP Negeri 2 Susukan Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan penggunaan metode kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Hubungan Antara Kelangkaan Sumber Daya Dengan Kebutuhan Manusia Yang Tidak Terbatas di Kelas VIII-E Semester I Tahun Ajaran 2012 / 2013 di SMP Negeri 2 Susukan Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 1. Peserta didik 7
8 Penelitian ini sebagai masukan untuk meningkatkan keaktifan dan partisipasi peserta didik, mengembangkan kerja sama antar peserta didik, menghargai satu sama lain, membangun percaya diri dan kesiapan peserta didik, meningkatkan solidaritas antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai, serta sebagai metode yang dapat meningkatkan hasil belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2. Guru Penelitian ini sangat berguna bagi guru untuk mengetahui strategi pembelajaran selain ceramah bervariasi, khususnya metode pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dapat memadukan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Sekolah Penelitian ini memberikan masukan tentang metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di SMP Negeri 2 Susukan dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan pembelajaran di sekolah. 8
BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang SMA Negeri 1 Grobogan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten Grobogan. SMA Negeri 1 Grobogan berlokasi di jalan Pangeran Puger No.23 desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMK Kristen (BM) merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen yang berada di kota Salatiga. Awalnya SMK Kristen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pemahaman Konsep Matematika Salah satu tujuan mata pelajaran matematika dalam kurikulum 2006 yaitu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciKata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masih menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang tertentu. Menyadari hal tersebut,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SUB MATERI FUNGSI DAN KORESPONDENSI SATU-SATU DI KELAS VIII SMPIT AL-USWAH SURABAYA Anis Nuryani Matematika, FMIPA, Unesa ayat.arifin@yahoo.co.id
Lebih terperinci*
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 10 PEKANBARU Sulastri Sibarani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.
2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif
Lebih terperinciTiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Tiamsa Napitupulu Guru Mata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. SD ini adalah hasil penggabungan dari SD Negeri Tlahap 2 yang merupakan SD
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 mendefinisikan pembelajaran adalah proses interaksi siswa (peserta didik) dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS IV SD NEGRI NGROTO 02 GUBUG GROBOGAN
Lebih terperinciKata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman konsep matematika merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pembelajaran. Pemahaman konsep membuat siswa lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan( S.Pd ) Pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTEND INDIVIDUALIZATION TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS 5 SDN PELAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciSyahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas XI MA Madani Alauddin Pao-Pao Kabupaten Gowa Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional. Kurikulum Tingkat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan hasil belajar yang dilakukanya
Lebih terperinciMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Sidik Nuryanto 1), Kuswadi 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun peradaban bangsa. Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar guna menyiapkan sumber daya manusia dalam berbagai
Lebih terperinci4. Untuk mengetahui aplikasi model pembelajaran cooperative learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pesatnya perkembangan zaman dan era globalisasi menuntut setiap manusia untuk siap menghadapi persaingan. Untuk dapat bersaing dan dapat bertahan maka harus memiliki
Lebih terperincibelajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengaruh Pengertian pengaruh menurut WJS. Poerwadarminto (2002:349) yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pemecahan Masalah Masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Namun, tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 (Arifin, 2011 : 40), menjelaskan bahwa pendidikan
Lebih terperinciModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization, keaktifan, prestasi belajar matematika
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION KELAS VIIC SMP NEGERI 2 NANGGULAN Oleh: Sri Nuryani nuryaniupy@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran kunci dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Inti dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran dimana memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. Awal berdirinya sekolah ini hanya mempunyai
Lebih terperinciPENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD Suciono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine whether
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh sebagian besar siswa, baik siswa yang masih duduk dibangku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan masa depan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Masalah pendidikan menjadi perhatian serius bagi bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kegiatan observasi awal pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan diskusi kepada guru mata pelajaran IPS, kelas VII A menunjukkan beberapa permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SDN Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2011/2012 terdiri dari IVA,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat yang selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam IPA itu sendiri, tetapi pada dasarnya juga bertujuan untuk membantu
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 40 UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar SKI Antara Yang Menggunakan Model Pembelajaran. Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan
BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar SKI Antara Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Konvensional Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam lantai adalah salah satu jenis senam ketangkasan yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu bagaimana cara belajar. Bukan hanya memberi sebanyak mungkin informasi melainkan mencari cara
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3, November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION Meizha Istiqomah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum
I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Minyak Bumi
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Penerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Minyak Bumi Ainun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, kelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi guru dan siswa. Interaksi tersebut yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGRI MOJOSARI KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pendidik dituntut mampu menguasai berbagai metode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan orang dewasa (Pendidik) terhadap orang yang belum dewasa (Peserta Didik) untuk mencapai kedewasaannya. Dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMA NEGERI 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di Kabupaten Semarang. Setiap sekolah dan lembaga pendidikan memiliki program-program
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Rudi Yanto; Abu Syafik; Mujiyem Sapti Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB II. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif. menurut Majid (2013: 174) mengemukakan bahwa Pembelajaran
BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI LOGARITMA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA A. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai
Lebih terperinciPENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP Delvia Andriani, Budiyono, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: delviaandriani.da@gmail.com,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. undang-undang No.20 pasal 1 tahun 2003 tentang sisdiknas dikatakan bahwa. lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Dalam undang-undang No.20 pasal 1 tahun 2003 tentang sisdiknas dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS BANGUN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT SISWA KELAS VII D SMP
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MELATIH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 58-67 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MELATIH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
Lebih terperinciG. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model
1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. masalah matematika itu bisa merupakan kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemecahan Masalah Matematis Pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Aliffah Fajarwati
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja
Lebih terperinciModel pembelajaran matematika di sd
Model pembelajaran matematika di sd Tahapan Proses Belajar Mengajar Input Proses Output 1 Input kejadian pertama yang menggambarkan siswa yang memiliki sejumlah materi prasyarat dari konsep yang akan dipelajari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar dan penting bagi pembangunan suatu negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru adalah tenaga pendidik yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah, sesuai dengan standar pendidik guru harus memiliki kualifikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengolah, meyimpan, dan memproduksi bahan pelajaran. Salah satu strategi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran memang sebuah sistem. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih dan digunakan guru untuk menyampaikan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rangka mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan siswanya dan mengarahkan interaksi
Lebih terperinciEdu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.
Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak pernah dipisahkan dari aspek kehidupan suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak pernah dipisahkan dari aspek kehidupan suatu bangsa. Kebesaran suatu bangsa akan dinilai dari maju pesatnya dunia pendidikan di negara tersebut. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain pembelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial sebagai bagian dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. ditandai dengan adanya perubahan seperti di atas.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam membentuk peserta didik yang diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila pembelajaran melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter Menurut Kemendiknas (2011: 21) secara praktis pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang
Lebih terperinciEga Gradini 1. Abstrak
Ega Gradini, Penerapan Model Pembelajaran,... Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbantukan Worksheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Trigonometri Mahasiswa
Lebih terperinci