BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini tentang penyelesaian tugas pada mata pelajaran ekonomi di SMA Muhammadiyah Plus) Salatiga inidiperoleh data yang mencerminkan penyelesaian tugas Pekerjaan Rumah PR) dalam mata pelajaran ekonomi dikalangan siswa kelas X. Data ini dicoba dikaitkan dengan data tentang ketuntasan belajar para siswa. Pada penelitian ini variabel dependent adalah tugas Pekerjaan RumahPR), sedangkan variabel independent adalah prestasi yang tercantum dalam nilai rapor Ketuntasan Belajar Pada berbagai data yang telah diutarakan bahwa ketuntasan belajar dapat diamati dari prestasi mata pelajaran ekonomi. Prestasi dinyatakan dalam bentuk nilai raport. SMA Muhammadiyah Plus) Salatiga menetapkan batas nilai 73 sebagai batas bawah dalam ketuntasan belajar. Hal ini dimaksudkan untuk memacu siswa agar dapat rajin dalam belajar dan memacu dalam mencapai kelulusan di tingkat pendidikan SMA. Penentuan ketuntasan pada nilai raport dan hasil ujian selalu dipertimbangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Hal ini setidaknya dapat membantu siswa dalam mendorong kerajinan belajar siswa. 24

2 25 Tugas yang diberikan berupa Pekerjaan Rumah PR) dapat membantu siswa dalam menguasai standart kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini akan membantu para siswa untuk belajar secara bertahap mendalami standart kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun prestasi belajar mata pelajaran seperti tertera pada nilai raport semester satu tahun ajaran 2011/2012 disajikan pada tabel berikut ini. Tabel Distribusi Frekuensi Menurut Kadar Ketuntasan BelajarOleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Plus) Salatiga Tahun 2011/2012 Ketuntasan Kategori Nilai Jumlah Prosentase %) Tidak Tuntas <73 3 6% Tuntas % % Jumlah Pada tabel tersebut terlihat bahwa siswa yang tuntas belajarnya sangat banyak, yaitu sejumlah 49 siswa. Nilai yang dicantumkan dalam nilai raport adalah nilai gabungan dari nilai tugas, nilai ulangan harian dan nilai semester yang disebut Nilai Hasil Belajar NHB).Nilai Hasil Belajar NHB ) ini diperoleh dari Nilai Harian NH) dan Nilai Ulangan SemesterNUS) yang dapat dilihat sebagai berikut :

3 26 NH NUS NHB = 2xRUH) + RTU 3 = NUTS + NUAS 2 = 2xNH) + NUS 3 Keterangan : 1. NH = Nilai Harian 2. RUH = Rata-rata ulangan harian 3. RTU = Rata-rata tugas 4. NUS = Nilai ulangan semester 5. NUTS = Nilai ulangan tengah semester 6. NUAS = Nilai ulangan akhir semester 7. NHB = Nilai hasil belajar Nilai Harian NH) adalah nilai yang diperoleh dari nilai pembelajaran harian yaitu berupa nilai ulangan harian dan nilai tugas. Nilai harian diperoleh dari dua kali rata-rata ulangan harian RUH) ditambah dengan rata-rata tugas RTU) yang dibagi tiga. Rata-rata ulangan harian adalah jumlah seluruh nilai ulangan harian dibagi frekuensi ulangan harian yang telah diselenggarakan. Nilai harian yang diperoleh siswa dalam perhitungan nilai harian adalah hasil nilai yang sudah tuntas, untuk siswa

4 27 yang belum tuntas harus mengikuti program remedial. Sedangakan untuk rata-rata tugas RTU) merupakan hasil dari jumlah seluruh nilai tugas dibagi dengan frekuensi pemberian tugas yaitu lima kali. Apabila siswa mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah PR) dengan baik, maka proses belajar ketika mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah PR) sekaligus bisa membantu peningkatan kemampuan mengerjakan ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Nilai ulangan semester NUS ) adalah nilai yang berasal dari nilai ulangan tengah semester NUTS) maupun nilai ulangan akhir semester NUAS ) kemudian dibagi dua. Nilai ulangan tengah semester NUTS) merupakan nilai tes yang diadakan di tengah semester, sedangkan nilai ulangan akhir semester NUAS) diperoleh dari nilai hasil tes mata pelajaran ekonomi yang diadakan di akhir semester. Nilai hasil belajar NHB) adalah nilai yang diperoleh dari dua kali nilai ulangan harian NH) ditambah dengan nilai ulangan semester NUS) kemudian dibagi tiga. Nilai harian ini memiliki bobot nilai yang besar untuk nilai hasil belajar atau yang tercantum dalam nilai raport, karena nilai harian tersebut terdiri dari nilai ulangan harian dan nilai tugas sehingga nilai tugas berperan besar dalam perhitungan nilai rapor. Nilai raport merupakan perhitungan nilai harian NH) dan nilai ulangan semester NUS) seperti pada rumus yang telah diungkapkan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu memiliki ketuntasan belajar

5 28 dengan baik karena bobot nilai harian NH) yang besar dalam perhitungan nilai raport. Apabila siswa mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah PR) dengan baik maka akan mendapatkan nilai rata-rata tugas yang baik, sehingga dapat membantu siswa mengerjakan ulangan harian dengan mudah. Siswa yang mengerjakan ulangan harian dengan baik, maka dapat mengerjakan ulangan semester dengan baik sehingga nilai raportnya juga baik. Apabila siswa tidak mampu mengerjakan ulangan harian karena batas kecerdasannya cukup maka nilai hariannya dapat dibantu dengan nilai tugas, dimana nilai harian tersebut mempunyai bobot dua kali dalam perhitungan nilai raport. Berdasarkan hasil perhitungan data nilai raport, banyak siswa yang telah tuntas dalam belajarnya. Apabila nilai ulangan semester kurang memuaskan maka dapat dibantu dengan nilai dari pengerjaan tugas Pekerjaan Rumah PR) tersebut yang memiliki bobot yang besar dalam perhitungan nilai raport. Sebaliknya jika siswa mengalami nilai tugas Pekerjaan Rumah PR) yang kurang baik maka siswa harus mampu mengejar untuk meningkatkan nilai ulangan harian dan nilai ulangan semester Beban Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Tatap muka pada mata pelajaran ekonomi selama satu semester kali pertemuan pada minggu efektif. Didalam KTSP mata pelajaran

6 29 Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan 1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalahekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara, 2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, 3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara, 4) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Setiap guru memiliki beban kompetensi dasar dan standart kompetensi, untuk memahamkan kompetensi tersebut siswa diberikan tugas tersendiri atau biasa disebut dengan PR Pekerjaan Rumah). Tugas tersebut diberikan kepada siswa sebagai pengayaan dirumah untuk menjadikan siswa paham terhadap kompetensi yang telah disampaikan tersebut. Pada semester satu ini untuk materi pengayaan dan sebagai tugas mandiri siswa diberikan sebanyak lima kali tugas. Pemberian tugas Pekerjaan Rumah PR) pada siswa selain untuk pengayaan materi pelajaran dirumah juga menjadi sebuah pertimbangan nilai raport. Pada dasarnya tugas Pekerjaan Rumah PR) yang diberikan sebagai kegiatan mandiri siswa yang nantinya akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya. Mengingat materi pembahasan dan pengayaan yang cukup

7 30 banyak mengakibatkan beberapa materi tidak dibahas didalam jam tatap muka, namun materi tugas Pekerjaan Rumah PR) yang diberikan lebih banyak yang dibahas Penyelesaian Tugas Mata Pelajaran Ekonomi Tugas Pekerjaan Rumah PR) yang diberikan oleh guru selama semester satu tersebut diharapkan semua siswa mengerjakan tugas, tetapi terdapat juga siswa yang tidak mengerjakan atau hanya mengerjakan sebagian tugas Pekerjaan Rumah PR) tersebut. Hal ini juga nantinya akan mempengaruhi nilai rapor bagi siswa tersebut, karena nilai tugas memiliki bobot yang besar dalam perhitungan raport. Apabila siswa yang sering mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah PR) dengan baik, maka proses belajar ketika mengerjakan tugas sekaligus bisa membantu peningkatan kemampuan mengerjakan ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester Prosentase Pengerjaan Tugas Pekerjaan Rumah PR) Berdasarkan data dari lima kali pemberian tugas mata pelajaran Ekonomi dalam semester satu tahun 2011/2012 ternyata ada siswa yang jarang mengerjakan tugas Pekerjaan RumahPR). Selengkapnya distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel Kadar penyelesaian tugas diukur dari dua indikator, yaitu prosentase pengerjaan tugas dan prosentase keterselesaian pengerjaan tugas.

8 31 Adapun prosentase pengerjaan tugas dibedakan menjadi lima kategori yaitu sekali,jarang,sedang,agak sedang, dan sering yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Distribusi Frekuensi Prosentase Pengerjaan Tugas PR Oleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Plus) Salatiga Tahun 2011/2012 Kategori Pengerjaan Tugas Jumlah Prosentase %) Sekali 2 4% Jarang 0 0 Sedang 6 11% Agak sering 31 60% Sering 13 25% % Berdasarkan data tersebut ternyata sejumlah 52 siswa cenderung tergolong pada katergori agak sering yaitu sebanya 31 siswa dengan prosentase 60%. Hal ini berarti siswa cenderung sebanyak empat tugas yang diberikan oleh guru Prosentase Keterselaian Pengerjaan Tugas Pengerjaan tugas bisa saja dilakukan setiap ada tugas tetapi belum tentu semua tugas diselesaikan secara utuh sesuai yang diharapkan. Adapun keterselesaian tugas yang dikerjakan oleh siswa dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi prosentase keterselesaian pengerjaan tugas yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu tidak selesai, selesai tidak utuh dan selesai utuh.

9 32 Hal ini mencerminkan adanya perbedaan prosentase keterselesaian tugas PR oleh siswa yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Distribusi Frekuensi ProsentaseKeterselesaikan Tugas PR Oleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Plus) SalatigaTahun 2011/2012 No. Kategori Keterselesaian Pengerjaan Tugas Prosentase Jumlah Prosentase % ) 1 Tidak selesai 33% 3 5,76% 2 Selesai Tidak Utuh 66% 38 73,07% 3 Selesai Utuh 100% 11 21,15% Jumlah % Berdasarkan data tersebut ternyata siswa pada kategori keterselesaian pengerjaan tugas terdapat 3 siswa dalam kategori tidak selesai, 38 siswa masuk kategori selesai tidak utuh, dan 11 siswa dalam kategori selesai utuh. Pada kategori keterselesaian pengerjaan tugassiswa cenderung pada kategori selesai tidak utuh yakni sebanya 3 sisa dengan prosentase 73,07%. Hal ini berarti bahwa siswa mengerjakan tugas selesai tidak utuh yakni siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan usaha sendiri tetapi hanya sebagian saja. tetapi prosentaseketerselesaian pengerjaan tugas pada kategori tidak selesai sedikit sekali yaitu sebanyak 3 siswa dengan prosentase 5,76%, karena masih banyaksiswa yang pengerjaan tugasnya yang tergolong selesai tidak utuh.

10 33 4.2Analisis Pembahasan Prosentase Penyelesaian Tugas Selama satu semester terdapat minggu kegiatan belajar mengajar termasuk ulangan maupun tes. Untuk mengejar tercapainya penguasaan standart kompetensi dan kompetensi dasar maka guru memberi tugas Pekerjaaan Rumah PR) guna pendalaman penguasaan kompetensi. Terkait dengan itu guru mata pelajaran ekonomi di kelas X pada semester satu tahun ajaran 2011/2012 memberikan lima kali tugas tugas Pekerjaaan Rumah PR). Prosentase penyelesaian tugas X) diperoleh dari perhitungan prosentase pengerjaan tugas X 1 ) dan prosentase keterselesaian tugas X 2 ) yaitu dengan rumus X 1 +X 2 )/2). Berdasarkan sampel dari penelitian sejumlah 52 siswa memiliki jumlah 1694 dan prosentase rata-ratanya sebesar 74%. Hal ini berarti siswa kelas X di SMA Muhammadiyah Plus) Salatiga memiliki prosentase rata-rata penyelesaian tugas sebesar 74%. Pemberian tugas mandiri itu diberikan untuk mengisi kekurangan penguasaan materi pada jam tatap muka serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan dan pengetahuannya. Selain itu tugas disampaikan untuk mengembangkan cara belajar mandiri siswa denganmenemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari maupunpengertian

11 34 yangditemukan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari maupun pengertian yang ditemukan sendiri, pengertian tersebut merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan, maka hasil yang diperolehakan tahan lama dalam ingatan dandimaksudkan untuk mengatasi terjadinya lupa dalam proses belajar. MenurutMuvida 2011: dalam teori Thorndike yaknihukum belajar antara lain adalah The Law Exercise yang terbagi menjadi dua yaitu : 3. Koneksi antara stimulus dan respons menguat saat keduanya dipakai. Dengan kata lain melatih koneksi hubungan ) antara situasi yang menstimulasi dengan suatu respons akan memperkuat koneksi diantara keduanya. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of use hukum penggunaan ). 4. Koneksi antara stimulus dan respons akan melemah apabila praktik hubungan dihentikan atau jika ikatan neural tidak dipakai. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of disuse hukum ketidak gunaan ). Hal tersebut berarti makin sering diulangi materi pelajaran yang diterimanya akan semakin dikuasai dan bila materi pelajaran tidak diulangi atau tidak dipakai, maka informasi yang diterimanya akan mudah hilang.

12 Nilai Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar NHB) yaitu diperoleh dari nilai harian NH) dengan nilai ulangan akhir semester NUAS) yaitu dengan rumus ). Ketuntasan belajar yang disebut nilai hasil belajar terdiridua kategori, yaitu tidak tuntas dengan nilai <73dan tuntas dengan nilai 73. Nilai harian NH) itu diperoleh dari ) dimana RUH adalah rata-rata ulangan harian dan RTU merupakan rata-rata tugas.selanjutnya nilai ulangan semester diperoleh dari dimana NTS adalah nilai tengah semester sedangkan NUAS adalah nilai ulangan akhir semester. Nilai harian NH) ini memiliki bobot nilai yang besar untuk nilai hasil belajar seperti yang tercantum dalam nilai raport, karena nilai harian tersebut terdiri dari rata-rata nilai ulangan harian dan nilai tugas sehingga nilai tugas berperan besar dalam perhitungan nilai raport. Hal tersebut cukup wajar jikaterdapat siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas tetapi mengalami ketidaktuntasan dalam belajar, karena untuk menghitung tingkat ketuntasan bagi para siswa memperhatikan aspek yang lainnya juga, seperti tingkat kecerdasan, kondisi fisik/ psikis saat ulangan dan lain-lain. Dari rumus yang dipakai untuk menentukan nilai hasil belajar NHB) nampak sekali betapa besar kontribusi pengerjaan tugas terhadap nilai hasil belajar NHB) melalui nilai harian NH) dimana didalamnya

13 36 masuk rata-rata nilai tugas RTU). Seorang siswa akan berhasil belajar manakala bahan ajar yang diterima di sekolah selalu dipelajari ulang di rumah untuk mengeliminasi faktor lupa. Pemberian tugas PR antara lain dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau mengulangi pelajaran sekolah di luar jam sekolah melalui pemberian tugas PR. Makin sering diulangi materi pelajaran yang diterimanya akan semakin menguasai dan informasi yang diterimanya tidak akan mudah lupa, sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup dalam mempersiapkan diri saat ulangan harian maupun tes semester. Menurut Dimyati & Mudjior 2002: )Proses terjadinya gejala lupa dapat dilacak dan diperbaiki dalam proses belajar ulang. Proses lupaterjadi jika 1) Pebelajar melakukan konsentrasi terhadap bahan ajar. Pemusatan perhatian tersebut dapat menurun karena lelah atau memang lemah.akibatnya pada bahan ajar yang keluar dan tak terterima.2)pebelajar mengolah bahan ajar yang diterima. 3) Apa yang terolah akan disimpan, tetapi ada bagian yang keluar. Dengan demikian siswa menyimpan bagian bahan ajar yang terolah dengan baik. 4) Dalam menghadapi tugas-tugas belajar lanjut, maka siswa akan menggali pengetahuan dan pengalaman belajar yang tersimpan. Pebelajar memanggil pesan yang tersimpan. Ada pesan yang dilupakan, sehingga tidak dapat digunakan untuk mencapai prestasi yang diharapkan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menggali kembali materi yang telah diberikan adalah dengan pengayaan berupa pemberian tugas.5)pebelajar menggunakan pesan-pesan yang telah

14 37 dipelajari untuk berprestasi. Pada proses menggali dan berprestasi dapat terjadi gejala lupa, karena siswa lupa memanggil pesan yang tersimpan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa keluarnya pesan pada siswa terjadi saat konsentrasi dan mengolah pesan. Sedangkan gejala lupa terjadi pada siswa saat menggali dan berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa proses berkonsentrasi dan pengolahan pesan dapat dipertinggi mutunya. Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian yang kurang baik bisa memperbaiki dengan mengikuti remidi.apabila siswa yang telah mengikuti remidi masih belum mencapai batas ketuntasan, maka nilai yang diperhitungkan dalam nilai raport adalah nilai yang paling baik. Selain itu siswa juga dapat memperbaiki nilai ulangan semester dengan cara belajar dengan baik saat tes tengah semeseter dan tes semester untuk mendapatkan nilai raport yang baik.pada tes tengah semester maupun tes semester guru memberikan waktu yang lebih lama daripada ulangan harian, sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup banyak untuk belajar dan mempersiapkan diri.

15 Hubungan Prosentase Penyelesaian Tugas Dengan Ketuntasan Belajar Hubungan penyelesaian tugas Pekerjaan Rumah PR) dengan nilai hasil belajar didapatkan sebuah formulasi perhitungan dimana penyelesaian tugas X) dan nilai hasil belajar Y) dilakukan dengan menggunakan metode spearman yang hasilnya sebagai berikut Rs = 1 6ΣD2)/nn2-1)) Rs = )/ )) Rs = Rs = 0.96 Keterangan : Rs = Korelasi Spearman D = Different/ Perbedaan selisih n = Jumlah sampel Hal ini berarti bahwa angka 0,96 menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antara kadar penyelesaian tugas dengan nilai hasil belajar. Karena nilai tersebut diatas dari 0.5, jika perhitungan Rs kurang dari 0.5 maka menyatakan tidak adanya hubungan atau

16 39 korelasi antara variabel. Jika lebih dari 0.5 maka variabel saling berhubungan atau korelasi seperti pada penelitian ini. Penelitian ini juga didukung dengan analisis pearson product moment untuk menghubungkan korelasi penyelesaian tugas X) dan nilai hasil belajar Y) dilakukan dengan menggunakan metode spearman yang hasilnya sebagai berikut RX,Y) = Diketahui : n ) = 52 ) n = Jumlah populasi Ʃ X = 3852,5 X = Rata-rata tugas Ʃ Y = 4127 Y = Nilai hasil belajar Ʃ X.Y= Ʃ X² = ,3 Ʃ Y² = RX,Y) = RX,Y) = RX,Y) = ), ),,. ) ), ), )²), ) ) ), ) ) )

17 40 RX,Y) = RX,Y) = RX,Y) = 0,85,,, Nilai RX,Y) adalah nilai korelasi dari kedua variabel X dan Y, dimana hasilnya adalah 0,85. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungannya korelasi tingkat tinggi. Korelasi faktor X sebagai variabel tingkat rata-rata tugas berbanding lurus dengan faktor Y sebagai variabel nilai hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa bilai variabel X meningkat maka secara langsung variabel Y meningkat. Artinya semakin tinggi penyelesaian tugas maka nilai hasil belajar juga semakin tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lingkup bahan ajar ekonomi di SMA cukup luas, sehingga tidak bisa dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan Standart Nasional Pendidikan tahun

Lebih terperinci

BAB III (METODE PENELITIAN) dan analisis menggunakan statistik.

BAB III (METODE PENELITIAN) dan analisis menggunakan statistik. BAB III (METODE PENELITIAN) 3.1 Tipe Penelitian Menurut Burhan (2010:171), penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Secara Nasional semua lembaga formal yakni sekolah, dikelola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Secara Nasional semua lembaga formal yakni sekolah, dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara Nasional semua lembaga formal yakni sekolah, dikelola sesuai dengan kalender akademik dan standar minimum yang ditetapkan. Tetapi ketika semua sekolah

Lebih terperinci

PENYELESEIAN TUGAS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM KAITANNYA KETUNTASAN BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA SKRIPSI

PENYELESEIAN TUGAS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM KAITANNYA KETUNTASAN BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA SKRIPSI PENYELESEIAN TUGAS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM KAITANNYA KETUNTASAN BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak terjadi permasalahan pendidikan saat ini dan nampak seperti iceberg, yaitu nampak kecil di permukaan padahal di dasarnya masih banyak permasalahan. Maka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU RI no. 20 tahun 2003, pasal 1 : 1, Pendidikan adalah Usaha sadar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU RI no. 20 tahun 2003, pasal 1 : 1, Pendidikan adalah Usaha sadar yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Pendidikan ( formal ) adalah kegiatan yang disengaja oleh pendidik terhadap peserta didik. Menurut UU RI no. 20 tahun 2003, pasal 1 : 1, Pendidikan adalah Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dewasa ini pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor penting dalam menentukan masa depan dan kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Masalah pendidikan menjadi perhatian serius bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014. 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. 29 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:270). Metode korelasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Salatiga 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Salatiga diperoleh data sebagaimana di paparkan berikut ini : 4.1.1 Sekolah dan Keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang ditempuh. oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang ditempuh. oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Untuk melakukan penelitian ilmiah haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip metode ilmiah. Oleh karenanya, diperlukan adanya metodologi atau rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Tinjauan teori ini berisikan teori-teori yang melandasi kegiatan penelitian mengenai hubungan disiplinan belajar terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat stategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu pembelajaran,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar jalan A. Yani No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyna (2014: 3) berpikir diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyna (2014: 3) berpikir diakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang bermutu mampu membekali peserta didik dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Salah satu indikator pembelajaran bermutu adalah dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan mutlak harus dipenuhi dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan hanya dengan menempuh pendidikan tertentu maka manusia dapat menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan, di jenjang SLTA (SMA dan MA) ilmu ekonomi dipelajari sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan, di jenjang SLTA (SMA dan MA) ilmu ekonomi dipelajari sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang langka, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan cermin kesejahteraan kehidupan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rancangan dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian akan dapat memperoleh jawaban untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude di Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Sebagai negara berkembang, Indonesia dituntut untuk siap berkompetisi dengan negara-negara lain di dunia dalam segala aspek kehidupan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar (SD) yang merupakan ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu : Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar siswa pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mencari bukti ada tidaknya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Darmadi (2011: 165) penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kompetensi profesional

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kompetensi profesional BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 59 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, penulis menggunakan pendekatan ini karena penelitian ini hendak mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan antara tingkat dukungan social keluarga dengan prestasi siswa SMA Jendral Sudirman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali A. Arti Penilaian Istilah pengukuran, penilaian, dan evaluasi, seringkali digunakan dalam dunia pendidikan. Ketiga kata tersebut memiliki persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi dunia pendidikan yang terlihat dari fasilitas teknologi yang dapat memperluas pengetahuanpengetahuan siswa. Namun, penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analitis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analitis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analitis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi. Metode

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di kelas pada hakikatnya adalah proses komunikasi, baik komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

BAB II LANDASAN TEORITIK. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar 2.1.1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang berupa ilmu pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PERSEPSI TENTANG METODE MENGAJAR, PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PERSEPSI TENTANG METODE MENGAJAR, PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh (Sari Rumanti Palupi Moh. Djazari, M.Pd.) 1 PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PERSEPSI TENTANG METODE MENGAJAR, PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI THE OF INDEPENDENCE LEARNING,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna 1. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna mencapai tujuan. Dalam proses rekayasa ini, mengajar memegang peran penting, karena merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN CATATAN PERBAIKAN PADA LATIHAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA Ade Lukman Nulhakim Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting di dalam dunia kerja saat ini, yang berhubungan dengan perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 14/1 SUNGAI BAUNG SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 14/1 SUNGAI BAUNG SKRIPSI HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 14/1 SUNGAI BAUNG SKRIPSI Oleh: AGUS HARDIANSAH NIM A1D109038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III MTOD PNLITIAN 3. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Menurut Ruseffendi (005) penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dan bahagia. Orang tua adalah figur dalam proses pembentukan kepribadian anak, sehingga diharapkan akan memberi arah, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anaknya ke arah yang lebih baik. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan 80 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis dan emosinya dalam

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Marwan Hamid 1 dan Thaibah 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independent. 1) Variabel Terikat (Y) adalah loyalitas kerja ) Variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang siswa dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Biologi adalah salah satu ilmu sains yang mempelajari fakta-fakta,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Biologi adalah salah satu ilmu sains yang mempelajari fakta-fakta, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi adalah salah satu ilmu sains yang mempelajari fakta-fakta, konsep-konsep serta fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Dalam mempelajari biologi harus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI... DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research. 61 Artinya sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh sekelompok manusia atas sekelompok manusia lain, dengan tujuan untuk membebaskan manusia yang lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar memperoleh data yang valid dan sesuai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Deskripsi teori penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hakikat Kegiatan Pembelajaran Fisika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Deskripsi teori penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hakikat Kegiatan Pembelajaran Fisika BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Deskripsi teori penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hakikat Kegiatan Pembelajaran Fisika Proses belajar-mengajar fisika SMA menggabungkan dua hal penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, IV, dan V di SDN Getasan 01 yang desa Getasan, Kecamatan Getasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyuapi para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyuapi para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Sekarang ini sekolah merupakan wadah yang paling cocok untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang paling efisien. Guru atau sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan merupakan salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi Kelas X semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013. Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden 4.1.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Seluruh responden penelitian di Kantor Konsultan Pajak HB&P adalah laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dilingkungan tertentu dengan cara mendatangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 013 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian

Lebih terperinci

5. KETENTUAN UMUM 5.1 Ketentuan Ujian Harian Ujian harian dilakukan setelah berakhirnya satu atau beberapa pertemuan perkuliahan.

5. KETENTUAN UMUM 5.1 Ketentuan Ujian Harian Ujian harian dilakukan setelah berakhirnya satu atau beberapa pertemuan perkuliahan. Telp. (024) 8508081, 86458337, Fax. (024) 85081. http://www.unnes.ac.id 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini ditetapkan untuk mengatur pelaksanaan harian, tengah semester, akhir semester, dan susulan di Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL FISIKA TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA NEGERI 1 MAGETAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL FISIKA TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA NEGERI 1 MAGETAN ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL FISIKA TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA NEGERI 1 MAGETAN Suroso SMAN 1 MAGETAN, Dinas Pendidikan Kabupaten MAgetan E-mail: dhesuroso@gmail.com Abstrak Temuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang 50 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data

III. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Muhammad Ali (1985:120), adalah: Metode yang digunakan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya hambatan guru fisika dalam mengimplementasikan KTSP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan korelasi. Penelitian penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Dalam pembelajaran awal pada mata pelajaran PKn tentang globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5). BAB III METODE PENELITIAN H. Metode Penelitian yang Digunakan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif yang analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI SD

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi 22 III. METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu era yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya dalam aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korealasional kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena dengan pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu

Lebih terperinci