Pengaruh Asupan Ice Slurry Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas terhadap Respon Termoregulasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Asupan Ice Slurry Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas terhadap Respon Termoregulasi"

Transkripsi

1 Petunjuk Sitasi: Wijayanto, T., Bratadewi, V. K., Prakasa, H. S., & Rahman, G. F. (2017). Pengaruh Asupan Ice Slurry Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas terhadap Respon Termoregulasi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B ). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Pengaruh Asupan Ice Slurry Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas terhadap Respon Termoregulasi Titis Wijayanto (1), Valentina K. Bratadewi (2), Harendrasena S. Prakasa (3), Ghani F.A. Rahman (4) (1), (2), (3), (4) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Jl Grafika no 2 Yogyakarta (1) twijaya@ugm.ac.id ABSTRAK Aktivitas di lingkungan panas dengan kelembaban tinggi berisiko meningkatkan suhu inti tubuh selama beraktivitas. Hal ini tentunya akan menimbulkan terjadinya heat strain dan dapat menurunkan performansi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, teknik internal pre-cooling dapat diaplikasikan sebelum melakukan aktivitas fisik di lingkungan panas. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh asupan ice slurry yang terbuat dari air kelapa muda sebelum melakukan aktivitas fisik sebagai teknik internal pre-cooling terhadap respon termoregulasi tubuh di lingkungan panas. Sembilan orang mahasiswa laki-laki (usia: 22,1±0,9 tahun; tinggi 169,8±3,1 cm; berat badan 70,8±4,2 kg) melakukan aktivitas lari di atas treadmill dengan beban setara 65% HRmax selama 30 menit dan dilanjutkan dengan 30 menit recovery di ruang terkondisi yang diatur dengan temperature udara 36,6±0,8ºC dan kelembaban 72±6%. Eksperimen dilaksanakan pada dua kondisi, yaitu kondisi tanpa asupan cairan (KON), kondisi dengan asupan ice slurry berbahan air kelapa muda 30 menit sebelum melakukan aktivitas fisik. Asupan yang diberikan pada fase pre-cooling adalah air kelapa kemasan (Hydro Coco) dalam bentuk ice slurry (temperatur -1.4ºC) sebanyak 7,5mL per kg masa tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi ice slurry sebelum aktivitas fisik memberikan hasil yang signifikan dalam menurunkan temperatur timpani di akhir aktivitas fisik dibandingkan tanpa asupan minuman. Selain itu, pemberian ice slurry juga menunjukkan adanya efektivitas dalam menurunkan denyut jantung dan meningkatkan heat capacity pada fase pre-exercise sehingga dapat memberikan dampak positif dalam pengaturan termoregulasi di dalam tubuh. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ice slurry berbahan air kelapa muda dapat digunakan sebagai alternatif internal pre-cooling yang efektif dalam menurunkan heat strain ketika melakukan aktivitas fisik di lingkungan panas. Kata kunci Internal Pre-cooling, Ice Slurry, Respon Termoregulasi, Heat Strain I. PENDAHULUAN Aktivitas fisik di lingkungan panas, seperti aktivitas pemadam kebakaran, aktivitas di industri, operasi dan latihan militer, dan olahraga, dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat yang proporsional dengan kenaikan metabolic heat production. Ketika suhu ini meningkat pesat dan melebihi ambang batas yang diizinkan untuk bekerja di lingkungan yang panas, tubuh manusia akan mengalami heat strain yang dapat menyebabkan penurunan kinerja. Selain itu, peningkatan suhu inti dapat mengakibatkan pekerja mengalami risiko terjadinya heat related illness yang tentunya akan mengancam keselamatan pekerja. Salah satu cara yang efektif dalam menurunkan suhu inti tubuh adalah melalui evaporative heat loss di mana panas dari dalam tubuh dikeluarkan ke lingkungan melalui evaporasi keringat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, terutama dengan penggunaan pakaian kerja yang biasanya memiliki thermal resistant yang tinggi, permeabilitas uap air rendah, dan enkapsulasi tinggi, dapat menghalangi evaporasi keringat dalam melepaskan kalor ke lingkungan. Sejumlah penelitian telah banyak dilakukan untuk dengan memfokuskan pada pengurangan heat strain yang dialami ketika beraktivitas fisik di lingkungan panas dengan mengaplikasikan B-106

2 Pengaruh Asupan Ice Slurry Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas Terhadap Respon Termoregulasi teknik pendinginan tubuh (body cooling techniques), baik sebelum (precooling), sesudah (post cooling), ataupun ketika melakukan aktivitas (percooling). Teknik pendinginan tubuh sebelum aktivitas atau precooling terbagi menjadi dua, yakni teknik pendingan eksternal (external precooling) seperti whole body immersion (Barwood et al., 2009; Walker et al., 2014), hand and forearm immersion (Giesbrecht et al., 2007; Selkirk et al., 2004), dan pendinginan tubuh menggunakan cooling vest yang dipakai di bawah coverall kerja (Barr et al., 2010; Choi et al., 2008; Chou et al., 2008), dan teknik pendinginan internal (internal precooling) seperti pemberian konsumsi minuman dingin dalam bentuk cair ataupun dalam bentuk ice slurry (Daanen et al., 2015; Lee et al., 2008; Schulze et al., 2015). Beberapa tahun belakangan, internal precooling technique dengan menggunakan ice slurry banyak diteliti untuk melihat efektivitasnya dalam menurunkan heat strain ketika beraktivitas fisik di lingkungan panas. Banyak penelitian telah melaporkan bahwa teknik pendingin internal melalui pemberian konsumsi minuman sebelum aktivitas fisik cukup efektif dalam mencegah hipertermia dan mampu meningkatkan kinerja dan daya tahan dalam panas (Lee et al., 2008; Yeo et al., 2012). Penelitian Siegel et al. (2010) dan Yeo et al. (2012) menunjukkan bahwa asupan ice slurry sebelum aktivitas fisik mampu menurunkan temperatur inti tubuh sebesar 0,4-0,5ºC yang disertai dengan penurunan persepsi thermal sesaat sebelum memulai aktivitas fisik. Penelitian terkait pemberian asupan minuman dalam bentuk ice slurry sebagai teknik internal precooling banyak dilakukan dengan pemberian rasa dan aroma seperti menthol (Riera et al., 2014; Trong et al., 2015), sport drinks (Siegel et al., 2012; Yeo et al., 2012; Stevens et al., 2016) ataupun menggunakan minuman elektrolit (Maunder et al., 20 17). Ranchordas et al. (2017) menyebutkan bahwa sports drink yang mengandung karbohidrat dan nitrat bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuh ketika melakukan aktivitas di lingkungan panas, sehingga penggunaan minuman dengan rasa dalam bentuk ice slurry banyak digunakan dalam teknik precooling. Air kelapa muda merupakan alternatif sports drink berbahan alami yang banyak diminati ketika melakukan aktivitas fisik seperti olah raga (Kalman et al., 2012). Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa air kelapa murni dapat digunakan sebagai solusi rehidrasi tubuh setelah melakukan aktivitas fisik yang menyebabkan dehidrasi (Saat et al., 2002) dan memiliki tingkat rehidrasi yang sama seperti minuman isotonik (Kalman et al., 2012). Hal ini disebabkan oleh kandungan alami elektrolit seperti kalium, natrium, magnesium, dan kalsium yang terkandung dalam air kelapa muda (Yong et al., 2009). Penelitian terdahulu lebih banyak meneliti terkait pengaruh konsumsi air kelapa terhadap status hidrasi dan respon subjektif (Saat et al., 2002; Ismail et al., 2007). Meskipun demikian, belum banyak penelitian yang meneliti bagaimana efektivitas pemberian air kelapa ice slurry terhadap penurunan heat strain dalam teknik internal precooling sebelum melakukan aktivitas fisik di lingkungan panas. Dengan melihat ketersediaannya yang melimpah di Indonesia dan potensi dari air kelapa sebagai alternatif sport drink, maka penelitian lebih lanjut perlu dikembangkan di Indonesia terutama digunakan sebagai minuman untuk teknik precooling sebelum melakukan aktivitas fisik di lingkungan panas. Dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pengaruh asupan ice slurry yang terbuat dari air kelapa muda sebelum melakukan aktivitas fisik sebagai teknik internal precooling terhadap respon termoregulasi tubuh di lingkungan panas. II. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki yang aktif berolahraga sebanyak 10 orang dengan rata-rata usia 22.1 ± 0.9 tahun, tinggi badan 169,8 ± 3, 1 cm, berat badan 70,8 ± 4,2 kg, body surface area 1,8 ± 0,1 m2). Subjek memiliki aktivitas fisik dan tingkat aklimatisasi terhadap lingkungan panas yang sama, serta berada dalam kondisi sehat pada saat melakukan eksperimen. Sebelum mengikuti eksperimen, subjek diberikan penjelasan terkait detail eksperimen yang akan dilakukan dan mereka diminta untuk menandatangani informed consent sebagai syarat kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. B-107

3 Wijayanto, Bratadewi, Prakasa, Rahman B. Prosedur Penelitian Tahapan awal penelitian ini adalah pengukuran beban kerja maksimum dengan berlari di treadmill menggunakan metode Bruce (Haff and Dumke, 2012). Pada tahapan ini, subjek diminta melakukan aktivitas fisik menggunakan treadmill dengan kecepatan awal 2,7 km/jam dan kemiringan 0% selama 3 menit, kemudian kecepatan dan kemiringan akan dinaikan setiap 3 menit hingga subjek merasa lelah atau mencapai kemampuan maksimal (denyut jantung maksimal (HR max ) yang akan ditetapkan sebagai beban kerja maksimal. Kecepatan dan kemiringan lari masing-masing subjek pada eksperimen utama ditentukan berdasarkan kemampuan setara dengan 65% HR max yang diukur pada tahapan pertama. Tahapan selanjutnya adalah aktivitas fisik menggunakan beban kerja 65% HR max. Aktivitas fisik dilakukan di ruang terkondisi. Eksperimen dibagi menjadi 3 tahapan, yakni tahapan penyesuaian ruang terkondisi (baseline) selama 30 menit di ruang terkondisi yang diatur dengan temperatur udara 36,6±0,8ºC dan kelembaban relatif 72±6%, tahapan aktivitas berjalan di atas treadmill (aktivitas fisik) selama 30 menit dan diakhiri dengan tahapan recovery selama 30 menit di ruang terkondisi dengan temperatur udara 36,6±0,8ºC dan kelembaban relatif 72±6%. Setiap subjek menerima dua perlakuan di hari yang berbeda, yakni perlakuan tanpa asupan air kelapa muda (kondisi Kontrol) dan perlakuan dengan pemberian asupan air kelapa muda berbentuk ice slurry (suhu -1,4ºC) sebanyak 7,5 ml per kg masa tubuh sebagai precooling yang diberikan pada 30 menit awal sebelum tahapan aktivitas fisik (kondisi ICE). Selama eksperimen berlangsung, tympanic temperature (T ty ) sebagai representasi temperatur inti tubuh diukur menggunakan sensor timpani (CE Thermo, Nipro Corporation, JAPAN) yang dipasangkan pada lubang telinga bagian kanan dan direkam setiap detik menggunakan PC. Temperatur kulit diukur menggunakan sensor temperatur yang dipasangkan pada 10 titik pengukuran (kepala, dada, perut, punggung atas, punggung bawah, lengan bawah, punggung tangan, paha, betis, dan punggung kaki) dan direkam setiap 2 detik menggunakan data logger (LT-8A; Gram Corporation, Japan). Data dari temperatur kulit kemudian dirata-rata menggunakan persamaan Hardy dubois untuk memperoleh rata-rata tempertur kulit (T sk ). Denyut jantung (HR) diukur dan direkam setiap detik menggunakan heart rate monitor (RS800, Polar Electro, Finland) yang dipasangkan pada dada. C. Margin Halaman Data T ty dan T sk diolah lebih lanjut untuk menentukan temperatur rata-rata tubuh (T b ) dengan menggunakan Persamaan (1). Body heat storage ( S) yang menunjukkan banyaknya panas yang tersimpan di dalam tubuh dihitung dari hasil perkalian masa tubuh (m body ), specific heat untuk tubuh manusia (c body =3480 JºC-1kg-1) dan kenaikan suhu tubuh dari baseline hingga akhir recovery seperti ditunjukkan pada Persamaan (2). (1) (2) Data yang diperoleh, baik dari hasil pengukuran ataupun perhitungan, dianalisis dengan menggunakan Repeated Measure ANOVA (RM ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji post hoc dengan Bonferroni correction ketika diperoleh adanya signifikansi (P<0,05). Data disajikan dalam bentuk rata-rata ± standar deviasi (SD). III. HASIL DAN PEMBAHASAN T ty pada kondisi Kontrol relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi precooling dengan pemberian air kelapa muda dalam bentuk ice slurry (ICE) mulai baseline hingga akhir fase recovery (Gambar 1(A)). Uji RM-ANOVA pada Tty menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar waktu (P<0,01), antar kondisi (P<0,05), serta interaksi waktu dan kondisi (P<0,01). Uji post-hoc menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara KON dan ICE terdapat perbedaan signifikan mulai dari menit ke-20 sampai dengan menit ke-60. Nilai tertinggi Tty terjadi pada menit ke-40 atau menit ke-10 setelah fase physical activity selesai untuk kedua kondisi, yaitu KON (37,78 ± 0,14ºC) dan ICE (37,46± 0,13ºC). Hasil ini sejalan dengan penelitian Yeo et al. (2012) yang menggunakan temperatur gastrointestinal sebagai representasi dari temperatur inti B-108

4 Tty (ºC) HR (bpm) Pengaruh Asupan Ice Slurry Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas Terhadap Respon Termoregulasi tubuh. Temperatur gastrointestinal menunjukkan nilai lebih rendah sesaat setelah fase asupan ice slurry dibandingkan dengan asupan minum temperatur ruang baseline physical activity Waktu (menit) recovery Kontrol ICE (a) (b) Gambar 1 Perubahan (a) T ty dan (b) HR pada saat Baseline, Physical Activity, dan Recovery Setiap kondisi mengalami perubahan HR yang relatif sama, yaitu mengalami peningkatan pada saat physical activity selama tiga puluh menit, kemudian menurun pada fase recovery (Gambar 1(B)). HR mengalami peningkatan terbesar dibandingkan dengan kondisi dengan asupan ice slurry. Uji RM-ANOVA menunjukkan ada perbedaan signifikan antar waktu (P<0,01) dan antar kondisi (P<0,05), namun tidak ada perbedaan signifikan untuk interaksi antara waktu dan kondisi (P>0,05). Uji post-hoc menunjukkan ada perbedaan signifikan antara kondisi KON dan kondisi ICE pada 10 menit awal asupan air kelapa dalam bentuk ice slurry, menit ke-5 sampai dengan menit ke-10, menit ke-20 sampai dengan menit ke-35 dari physical activity, serta menit ke-50 pada saat recovery. Nilai HR tertinggi terjadi di akhir physical activity pada kondisi KON (130±4bpm) dan kondisi ICE (119±4bpm) dengan uji statistika menunjukkan adanya signifikansi antara kedua kondisi. Panas yang tersimpan di dalam tubuh ditunjukkan dengan nilai body heat storage ( S). Semakin tinggi nilai S, maka semakin tinggi panas yang tersimpan dalam tubuh. Kondisi kontrol mengalami peningkatan mulai pada fase baseline hingga physical activity, kemudian menurun pada fase recovery. Sementara itu pada kondisi ICE menunjukkan adanya penurunan S pada fase baseline kemudian mengalami peningkatan pada saat aktivitas fisik dan menurun perlahan saat recovery. Nilai S terendah pada saat baseline terjadi ketika asupan air kelapa dalam bentuk ice slurry diberikan. S pada kondisi ICE lebih rendah dibandingkan dengan kondisi control sejak menit ke-15 physical activity hingga akhir fase recovery. Uji RM ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar waktu (P<0,01), antar kondisi (P<0,01), maupun interaksi antar waktu dan kondisi (P<0,01). Kondisi KON dan kondisi ICE berbeda signifikan pada 5 menit setelah asupan hingga menit ke-5 fase physical activity (P<0,05). Nilai S tertinggi terjadi pada kondisi KON (60,24±4,96W/m2), secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi ice slurry (47,53±3,15W/m2) yang terjadi saat menit ke-35 (P<0,05). Ice slurry terbuat dari jutaan partikel es yang ukurannya sangat kecil, sehingga memberikan area permukaan yang lebih luas untuk kapasitas penyimpanan panas. Transfer panas terjadi melalui konduksi ketika partikel es bersentuhan dengan jaringan tubuh sesaat setelah ice slurry memasuki tubuh. Adanya asupan ice slurry ini memungkinkan terjadinya penyerapan panas yang dibutuhkan dalam proses perubahan fase es dalam bentuk padat ke dalam bentuk cair (Tan and Lee, 2015). Proses ini terjadi dengan cepat setelah asupan ice slurry diberikan, sehingga efeknya langsung tampak pada saat fluid ingestion pada fase baseline hingga menit ke-5 ketika melakukan aktivitas fisik baseline physical activity Waktu (menit) recovery Kontrol ICE IV. PENUTUP Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian asupan air kelapa dalam bentuk ice slurry sebagai precooling atau sebelum melakukan aktivitas fisik di lingkungan panas memiliki pengaruh signifikan terhadap respon fisiologis, terutama pada penurunan temperatur timpani, temperatur tubuh, dan denyut jantung. Selain itu, pemberian ice slurry sebelum aktivitas B-109

5 Wijayanto, Bratadewi, Prakasa, Rahman fisik juga menunjukkan adanya efektivitas dalam meningkatkan heat capacity pada fase preexercise sehingga dapat memberikan dampak positif dalam pengaturan termoregulasi di dalam tubuh. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ice slurry berbahan air kelapa muda dapat digunakan sebagai alternatif internal precooling yang efektif dalam menurunkan heat strain ketika melakukan aktivitas fisik di lingkungan panas. DAFTAR PUSTAKA Barwood, M.J., Davey, S., House, J.R. and Tipton, M.J., Post-exercise cooling techniques in hot, humid conditions. European Journal of Applied Physiology, 107(4): 385. Choi, J.W., Kim, M.J. and Lee, J.Y., Alleviation of heat strain by cooling different body areas during red pepper harvest work at WBGT 33ºC. Industrial Health, 46: Chou, C., Tochihara, Y., Kim, T. and Physiological and subjective responses to cooling devices on firefighting protective clothing. European Journal of Applied Physiology, 104: Daanen, H.A., Peerbooms, M., van den Hurk, C.J., van Os, B., Levels, K., Teunissen, L.P. and Breed, W.P., Core temperature affects scalp skin temperature during scalp cooling. International Journal of Dermatology, 54(8): Giesbrecht, G.G., Jamieson, C. and Cahill, F., Cooling hyperthermic firefighters by immersing forearms and hands in 10 ºC and 20º C water. Aviation Space Environment Medicine 78: 7. Haff, G. G. and Dumke, C., 2012, Laboratory Manual for Exercise Physiology, Human Kinetics, 1st ed., Human Kinetics, United States of America. Ismail, I., Singh, R., and Sirisinghe, R.G., 2007, Rehydration with Sodium- Enriched Coconut Water After Exercise-Induced Dehydration, The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine Public Health, Vol.38, pp Kalman, D.S., Feldman, S., Krieger, D.R. and Bloomer, R.J., Comparison of coconut water and a carbohydrate-electrolyte sport drink on measures of hydration and physical performance in exercisetrained men. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 9(1): 1. Lee, J.K.W., Shirreffs, S.M. and Maughan, R.J., Cold drink ingestion improves exercise endurance capacity in the heat. Med Sci Sports Exer, 40: 8. Ranchordas, M.K., Hudson, S. and Thompson, S.W., Nutrition for Extreme Sports. In: F. Feletti (Editor), Extreme Sports Medicine. Springer International Publishing, Cham, pp Riera, F., Trong, T.T., Sinnapah, S. and Hue, O., Physical and perceptual cooling with beverages to increase cycle performance in a tropical climate. PloS one, 9(8): e Saat, M., Singh, R., Sirisinghe, R.G. and Nawawi, M., Rehydration after exercise with fresh young coconut water, carbohydrate-electrolyte beverage and plain water. Journal of physiological anthropology and applied human science, 21(2): Schulze, E., Daanen, H.A., Levels, K., Casadio, J.R., Plews, D.J., Kilding, A.E., Siegel, R. and Laursen, P.B., Effect of thermal state and thermal comfort on cycling performance in the heat. Int J Sports Physiol Perform, 10(5): Selkirk, G.A., McLellan, T.M. and Wong, J., Active versus passive cooling during work in warm environments while wearing firefighting protective clothing. Journal of occupational and environmental hygiene, 1(8): Siegel, R., Mate, J., Watson, G., Nosaka, K., and Laursen, P.B., 2012, Pre-cooling with Ice Slurry Ingestion Leads to Similar Run Times to Exhaustion in the Heat as Cold Water Immersion, Journal of Sports Sciences, Vol.30, pp Stevens, C.J., Thoseby, B., Sculley, D. V., Callister, R., Taylor, L., and Dacombe, B.J., 2016, Running Performance and Thermal Sensation in the Heat are Improved with Menthol Mouth Rinse but not Ice Slurry Ingestion, Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, Vol.26, pp Trong, T.T., Riera, F., Rinaldi, K., Briki, W. and Hue, O., Ingestion of a cold temperature/menthol beverage increases outdoor exercise performance in a hot, humid environment. PloS one, 10(4): e Tan, P. M. S. and Lee, J. K. W., 2015, The Role of Fluid Temperature and Form on Endurance Performance in The Heat, Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, Vol.25, pp Walker, A., Driller, M., Brearley, M., Argus, C. and Rattray, B., Cold-water immersion and icedslush ingestion are effective at cooling firefighters following a simulated search and rescue task in a hot environment. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, 39(10): Yeo, Z., Fan, P., Nio, A., Byrne, C. and Lee, J., Ice slurry on outdoor running performance in heat. International journal of sports medicine, 33(11): B-110

6 Pengaruh Asupan Ice Slurry Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik di Lingkungan Panas Terhadap Respon Termoregulasi Yong, J., Ge, L., Fei, Y., and Tan, S., 2009, The Chemical Composition and Biological Properties of Coconut (Cocos nucifera L.) Water, Molecules, Vol. 14, pp B-111

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang berkaitan dengan termoregulasi dan keseimbangan cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang melakukan latihan saat suhu udara panas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki suhu inti tubuh normal sekitar 36-37 C. Suhu tubuh tersebut dapat berubah naik atau turun tergantung dari aktivitas pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia membutuhkan suhu tubuh inti (core body temperature) yang relatif stabil untuk berfungsi secara efektif. Untuk menjaga kestabilan suhu tubuh, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suhu tubuh didefinisikan sebagai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas dari tubuh (Ganong, 2008). Manusia memilki batas toleransi suhu tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi.

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atensi merupakan salah satu aspek dari fungsi kognitif yang mempunyai peran penting. Atensi adalah usaha pemusatan pikiran secara jelas dan sadar pada suatu objek untuk

Lebih terperinci

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA dr. Sri Murni Proboprastowo, Sp Gz dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS Pendahuluan Tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air (60%). Asupan cairan yang adekuat

Lebih terperinci

Online di :

Online di : 8 Journal Journal of Nutrition of Nutrition College, College, Volume Volume 5, Nomor 5, Nomor 1, Tahun 1, 2016 Tahun 2016, Halaman 8-13 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc PENGARUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia ketika mengalami kondisi yang mengalami paparan panas, tubuh akan berusaha mempertahankan suhu tubuh pada kondisi normal (sekitar 36-37 o C) melalui beberapa

Lebih terperinci

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C HYDRATION & EXERCISE 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C 2 Status Hidrasi Meningkatkan Exercise Performance Status hidrasi yang baik meningkatkan daya tahan/endurance pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecukupan air dan homeostasis elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan fungsi fisiologis. Hal ini juga tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit.

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PENILAIAN POTENSI PERSONAL PROTECTIVE CLOTHING (PPC) DALAM MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN PANAS

PERANCANGAN MODEL PENILAIAN POTENSI PERSONAL PROTECTIVE CLOTHING (PPC) DALAM MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN PANAS PERANCANGAN MODEL PENILAIAN POTENSI PERSONAL PROTECTIVE CLOTHING (PPC) DALAM MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN PANAS Irma Nur Afiah, Sritomo Wignjosoebroto, dan Arief Rahman Program Pasca Sarjana

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH KONSUMSI AIR KELAPA MUDA TERHADAP WAKTU REAKSI SETELAH MELAKUKAN INTERVAL TRAINING.

ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH KONSUMSI AIR KELAPA MUDA TERHADAP WAKTU REAKSI SETELAH MELAKUKAN INTERVAL TRAINING. ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH KONSUMSI AIR KELAPA MUDA TERHADAP WAKTU REAKSI SETELAH MELAKUKAN INTERVAL TRAINING Eko Andi Susilo Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP KETAHANAN OTOT LAKI-LAKI DEWASA MUDA NON-ATLET PADA LATIHAN LARI JARAK JAUH Ersalina Tresnawati Naryanto, 2015. Pembimbing I Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan

BAB I PENDAHULUAN. dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan air tubuh relatif berbeda

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT George Hagi, 2011 Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

TEKANAN PANAS DAN METODE PENGUKURANNYA DI TEMPAT KERJA

TEKANAN PANAS DAN METODE PENGUKURANNYA DI TEMPAT KERJA TEKANAN PANAS DAN METODE PENGUKURANNYA DI TEMPAT KERJA HENDRA DISAMPAIKAN PADA SEMILOKA KETERAMPILAN PENGUKURAN BAHAYA FISIK dan KIMIA di TEMPAT KERJA RUANG PROMOSI DOKTOR, GEDUNG G FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan ketahanan dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI didapatkan hasil bahwa atlet sepak

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arisman (2004) mengungkapkan bahwa secara umum lanjut usia atau lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo dalam Azizah (2011), lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik dapat dibagi dalam berbagai macam bentuk.

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK DAN JUS PISANG TERHADAP DAYA TAHAN OTOT SELAMA AKTIVITAS LARI 30 MENIT

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK DAN JUS PISANG TERHADAP DAYA TAHAN OTOT SELAMA AKTIVITAS LARI 30 MENIT PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK DAN JUS PISANG TERHADAP DAYA TAHAN OTOT SELAMA AKTIVITAS LARI 30 MENIT Fadli Mardian 1, Marijo 2, Darmawati Ayu Indraswari 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH REHIDRASI MENGGUNAKAN AIR KELAPA (Cocos Nucifera L) TERHADAP STAMINA ATLET DAYUNG

PENGARUH REHIDRASI MENGGUNAKAN AIR KELAPA (Cocos Nucifera L) TERHADAP STAMINA ATLET DAYUNG PENGARUH REHIDRASI MENGGUNAKAN AIR KELAPA (Cocos Nucifera L) TERHADAP STAMINA ATLET DAYUNG Rehydration Effect Coconut Water (Cocos nucifera L.) Using on Rower Athletes stamina Lusi Putri Dwita 1, Lia Amalia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran terutama bidang fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE SELAMA MELAKUKAN AKTIVITAS LARI JARAK JAUH PADA PRIA DEWASA NON ATLET Albertus Gani Haryono Pembimbing I : Harijadi Pramono,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA HIBRIDA TERHADAP STATUS HIDRASI ATLET SEPAKBOLA

PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA HIBRIDA TERHADAP STATUS HIDRASI ATLET SEPAKBOLA REVISI PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA HIBRIDA TERHADAP STATUS HIDRASI ATLET SEPAKBOLA Artikel Penelitian Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas

Lebih terperinci

Efek Konsumsi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Ketahanan Berolahraga Selama Latihan Lari pada Laki-laki Dewasa Bukan Atlet

Efek Konsumsi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Ketahanan Berolahraga Selama Latihan Lari pada Laki-laki Dewasa Bukan Atlet ARTIKEL PENELITIAN Efek Konsumsi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Ketahanan Berolahraga Selama Latihan Lari pada Laki-laki Dewasa Bukan Atlet Fen Tih, Harijadi Pramono, Stella Tinia Hasianna, Ersalina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2012, penjualan pakaian olah raga di pasar global melebihi $244 milyar (Sishoo, 2015). Penjualan tersebut mencakup 46 negara di seluruh dunia yang memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir semua reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra sel) dan di luar

Lebih terperinci

Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan

Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 2. Desember 2011. ISSN: 20886802 Artikel Penelitian http://journal.unnes.ac.id/index.php/miki Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga dehidrasi, serta dapat menjaga performa atlet. Hasil penelitian Immawati

kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga dehidrasi, serta dapat menjaga performa atlet. Hasil penelitian Immawati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa dan keterampilan atlet merupakan dua faktor penentu kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga status hidrasi selama pertandingan

Lebih terperinci

II.Masalah Penelitian. III.Tinjauan Pustaka III.1. Kebutuhan Tubuh Akan Cairan

II.Masalah Penelitian. III.Tinjauan Pustaka III.1. Kebutuhan Tubuh Akan Cairan PENGARUH PERKULIAHAN ATLETIK MAHASISWA FPOK UPI TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN PENGARUH REHIDRASI MENGGUNAKAN AIR PUTIH (BIASA) DAN CAIRAN ELEKTROLIT DAN SUMBER ENERGI TERHADAP PEMULIHAN KEMAMPUAN

Lebih terperinci

Penanganan Rehidrasi Setelah Olahraga dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L.), Air Kelapa ditambah Gula Putih, Minuman Suplemen, dan Air Putih

Penanganan Rehidrasi Setelah Olahraga dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L.), Air Kelapa ditambah Gula Putih, Minuman Suplemen, dan Air Putih Jurnal Matematika & Sains, April 2012, Vol. 17 Nomor 1 Penanganan Rehidrasi Setelah Olahraga dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L.), Air Kelapa Gula Putih, Suplemen, dan Air Putih Samsul Bahri 1), Joseph

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL Bagian I

FISIKA TERMAL Bagian I FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.

Lebih terperinci

KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting

KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting Helper, Vol 34 No 2 (2017) - 47 KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH Alin Anggreni Ginting Abstrak Energi merupakan syarat utama untuk melakukan kerja,

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Jl.Dr.Sutomo No.14, Semarang, Telp (024) ,

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Jl.Dr.Sutomo No.14, Semarang, Telp (024) , Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 337-343 Journal of Online Nutrition di : College, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata 1 Kedokteran Umum

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata 1 Kedokteran Umum PENGARUH AKUT SUSU COKELAT DAN MINUMAN OLAHRAGA KOMERSIAL SEBAGAI MINUMAN PEMULIHAN PASCA LATIHAN PADA PROGRAM INTERVAL TRAINING (Studi Pada Sekolah Sepak Bola Universitas Diponegoro) LAPORAN HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Faktor temperatur pada suatu lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja, bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air memenuhi sekitar 60-65% berat badan orang dewasa. Kandungan air tubuh (body water) berbeda antar manusia tergantung proporsi jaringan otot dan jaringan lemak

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah

PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu faktor pendukung yang penting dalam suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah ke daerah lainnya menjadi

Lebih terperinci

PENGUJIAN DIRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI VERTIKAL DENGAN ALIRAN SEARAH

PENGUJIAN DIRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI VERTIKAL DENGAN ALIRAN SEARAH PENGUJIAN DIRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI VERTIKAL DENGAN ALIRAN SEARAH *Feliks Lou Meno Sitopu 1, Bambang Yunianto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen

Lebih terperinci

UJI PRESTASI PENDINGINAN EVAPORASI KONTAK TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVAPORATIVE COOLING) DENGAN VARIASI TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN AIR

UJI PRESTASI PENDINGINAN EVAPORASI KONTAK TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVAPORATIVE COOLING) DENGAN VARIASI TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN AIR Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 3, No. 3, Tahun 2015 UJI PRESTASI PENDINGINAN EVAPORASI KONTAK TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVAPORATIVE COOLING) DENGAN VARIASI TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN AIR *Cahyo Hardanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Aulia Ganes Pramudita R0210004 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan

Lebih terperinci

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013 ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013 Tiara Ratnaning Pamungkas 1, Zulkifli Djunaidi 2 1 Mahasiswa Peminatan Keselamatan

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 11 LINGKUNGAN KERJA FISIK 2 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja

Lebih terperinci

COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND ISOTONIC ON ENDURANCE DURING LONG DISTANCE RUNNING ACTIVITY IN 30 MINUTE ON ADULT NON ATHELETE MALE

COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND ISOTONIC ON ENDURANCE DURING LONG DISTANCE RUNNING ACTIVITY IN 30 MINUTE ON ADULT NON ATHELETE MALE PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE SELAMA MELAKUKAN AKTIVITAS LARI JARAK JAUH SELAMA 30 MENIT PADA PRIA DEWASA NON ATLET COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill (The Effect of Black Tea on VO 2 max and Heart Rate Recovery Time after Treadmill Exercise) Yedi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW Ahmad Syauqy 1, Cicip Rozana Rianti 1, Siti Kumairoh 1 1) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

NUTRITION, EXERCISE AND HEALTHY

NUTRITION, EXERCISE AND HEALTHY NUTRITION, EXERCISE AND HEALTHY Nugroho Agung S. STKIP PGRI Sumenep Introduction Apa yang orang makan tidak hanya untuk kesehatannya saja akan tetapi juga untuk performa pada atlet olahraga. Tubuh manusia

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

THE EFFECT OF COCONUT GENJAH SALAK (COCOS NUCIFERA L) WATER AND ISOTONIC DRINKS ON BLOOD GLUCOSE LEVELS

THE EFFECT OF COCONUT GENJAH SALAK (COCOS NUCIFERA L) WATER AND ISOTONIC DRINKS ON BLOOD GLUCOSE LEVELS THE EFFECT OF COCONUT GENJAH SALAK (COCOS NUCIFERA L) WATER AND ISOTONIC DRINKS ON BLOOD GLUCOSE LEVELS Rini Syafriani, Elin Yulinah Sukandar, TommyApriantono, Joseph I Sigit School of Pharmacy, Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

NI MADE AYU SRI HARTATIK

NI MADE AYU SRI HARTATIK SKRIPSI PEMBERIAN CAIRAN ELEKTROLIT SEBELUM LATIHAN FISIK SELAMA 30 MENIT MENURUNKAN TEKANAN DARAH, FREKUENSI DENYUT NADI, DAN SUHU TUBUH LATIHAN PADA SISWA SMK PGRI-5 DENPASAR NI MADE AYU SRI HARTATIK

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE 2.1. Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan : a. Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia

Lebih terperinci

Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand

Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand Iwan Budiman Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstract The study of fitness test had been done to 46

Lebih terperinci

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

12/3/2013 FISIKA THERMAL I FISIKA THERMAL I 1 Temperature Our senses, however, are unreliable and often mislead us Jika keduanya sama-sama diambil dari freezer, apakah suhu keduanya sama? Mengapa metal ice tray terasa lebih dingin?

Lebih terperinci

EFISIENSI PROSES BASAH DAN KERING PADA PEMBUATAN MINYAK DAN TEPUNG KELAPA DARI BUAH KELAPA SEGAR

EFISIENSI PROSES BASAH DAN KERING PADA PEMBUATAN MINYAK DAN TEPUNG KELAPA DARI BUAH KELAPA SEGAR EFISIENSI PROSES BASAH DAN KERING PADA PEMBUATAN MINYAK DAN TEPUNG KELAPA DARI BUAH KELAPA SEGAR Endah Sulistiawati 1*, Imam Santosa 2 1,2 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kandungan senyawa di dalamnya, kopi dapat di golongkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kandungan senyawa di dalamnya, kopi dapat di golongkan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kopi ketiga terbesar di dunia, hal ini disebabkan letak geografis Indonesia yang ideal untuk pertumbuhan dan produksi kopi. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Exercise (latihan fisik) merupakan gerakan yang dilakukan dengan struktur tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memelihara

Lebih terperinci

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN TINGKAT KELUHAN SUBJEKTIF PADA PEKERJA DI AREA PRODUKSI PELUMAS JAKARTA PT PERTAMINA (PERSERO) TAHUN 2012 SKRIPSI

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN TINGKAT KELUHAN SUBJEKTIF PADA PEKERJA DI AREA PRODUKSI PELUMAS JAKARTA PT PERTAMINA (PERSERO) TAHUN 2012 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEKANAN PANAS DAN TINGKAT KELUHAN SUBJEKTIF PADA PEKERJA DI AREA PRODUKSI PELUMAS JAKARTA PT PERTAMINA (PERSERO) TAHUN 2012 SKRIPSI AGIL HELIEN PUSPITA 0806457975 FAKULTAS

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Minuman Berkarbohidrat Berelektrolit Dapat Memperlambat Kelelahan Selama Berolahraga

Pengaruh Pemberian Minuman Berkarbohidrat Berelektrolit Dapat Memperlambat Kelelahan Selama Berolahraga Pengaruh Pemberian Minuman Berkarbohidrat Berelektrolit Dapat Memperlambat Kelelahan Selama Berolahraga Gusbakti Rusip Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, Medan Abstrak:

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: INVESTIGASI HEAT STRESS PADA PEKERJA WIRING HARNESS BERDASARKAN PREDICTED MEAN VOTE (PMV) INDEX MENGGUNAKAN CFD SIMULATION Sugiono 1*), Dwi H. Sulistyarini 2), Suluh E. Swara 3), Khairan A. Mahadika 4)

Lebih terperinci

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR- UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN Eko Prasetyo 1, Azridjal Aziz, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium Rekayasa

Lebih terperinci

IV-138 DAFTAR ISTILAH

IV-138 DAFTAR ISTILAH IV-138 DAFTAR ISTILAH Evaporasi; (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58

Lebih terperinci

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE *Eflita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa mengandung air. Air memiliki beberapa

Lebih terperinci

Dr. Hamidie Ronald M.Pd

Dr. Hamidie Ronald M.Pd Pengaruh Rehidrasi Menggunakan Air Putih (Biasa) dan Cairan Elektrolit Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional (Studi Eksperimen Pada Perkuliahan Atletik Mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah salah satu dari tumbuhan yang paling banyak manfaatnya di dunia, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain mudah ditemukan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN QUESTION???? STRES BIOKIMIA NUTRISI PENDAHULUAN STRES : perubahan keseimbangan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual di pasaran. Menurut Badan Standar Nasional (1998), minuman isotonik merupakan salah satu produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Bangsa sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Zebu dan Banteng. Tubuh dan tanduknya relatif kecil, warna bulu pada jantan dan betina sama seperti

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3837 RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES DESIGN AND CONSTRUCTION OF TEMPORARY AIR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di lahan kering Leuwikopo, Bogor. Pengambilan data penelitian dimulai tanggal 29 April 2009 sampai 10 Juni 2009. B. Peralatan

Lebih terperinci

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Kalor dan Hukum Termodinamika

Kalor dan Hukum Termodinamika Kalor dan Hukum Termodinamika 1 Sensor suhu dengan menggunakan tangan tidak akurat 2 A. SUHU / TEMPERATUR Suhu benda menunjukkan derajat panas suatu Benda. Suhu suatu benda juga merupakan berapa besarnya

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik Purnami1 *, Widya Wijayanti1 dan Sidiq Darmawan1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah keadaan sekitar baik secara fisik dan non fisik yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi keadaan lingkungan kerja

Lebih terperinci

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat yang Dipanaskan pada Rejim Nucleat Boiling dan Temperatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut biasanya ditandai dengan adanya berbagai masalah kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi perubahan fisiologi yang menurunkan kemampuan

Lebih terperinci

TEMPERATUR EKSTRIM. Heat transfer. Pendahuluan

TEMPERATUR EKSTRIM. Heat transfer. Pendahuluan Pendahuluan TEMPERATUR EKSTRIM Tubuh manusia mengeluarkan panas sebagai hasil metabolisme dari makanan yang masuk Transfer panas antara tubuh manusia dan lingkungan sekitarnya tergantung dari panas di

Lebih terperinci

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret-Agustus 2015 41 OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL Zuhdi Ma sum dan Wahyu Diah Proborini PS. Teknik Kimia, Fak. Teknik. Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Lebih terperinci