II.Masalah Penelitian. III.Tinjauan Pustaka III.1. Kebutuhan Tubuh Akan Cairan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II.Masalah Penelitian. III.Tinjauan Pustaka III.1. Kebutuhan Tubuh Akan Cairan"

Transkripsi

1 PENGARUH PERKULIAHAN ATLETIK MAHASISWA FPOK UPI TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN PENGARUH REHIDRASI MENGGUNAKAN AIR PUTIH (BIASA) DAN CAIRAN ELEKTROLIT DAN SUMBER ENERGI TERHADAP PEMULIHAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL (Studi Eksperimen Pada Perkuliahan Atletik Mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan ) Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO I.PENDAHULUAN Pengeluaran keringat yang berlebihan pada kelembaban dan suhu lingkungan yang tinggi selama berolahraga, pada dasarnya untuk tujuan mempertahankan suhu tubuh yang berarti mempertahankan hidup. Akan tetapi pengeluaran keringat yang berlimpah dapat menganggu keseimbangan elektrolit (garam-garam) dan cairan tubuh (dehidrasi). Hal ini dapat menganggu penampilan olahraga, karena akan mengakibatkan terjadinya kelemahan, kelelahan, kejang-kejang, bahkan halusinasi (Costill dan Miller 1980) Kelelahan dalam olahraga perlu dicegah dan atau segera dipulihkan sehingga atlet pada keesokan harinya telah siap untuk bertanding kembali. Menurut Santosa (2006 ): Kelelahan adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga yang disebabkan oleh karena (akibat dari ) melakukan kerja atau olahraga tertentu. Penurunan kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga itu disebabkan terjadinya gangguan homeostasis. Oleh karena itulah maka kelelahan adalah citra subjektif dari adanya gangguan homeostasis yang berdampak pada menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau penampilan seseorang dalam olahraga kesehatan atau olahraga prestasi. Pemulihan kelelahan ini pada hakekatnya adalah pengembalian kondisi homeostasis kepada kondisi yang normal. Indikator yang sederhana dan mudah untuk mengetahui apakah kita masih dalam kecukupan air adalah : a. Berat badan stabil b. Masih dapat buang air kecil mencapai jumlah 1-1,5 l/ 24 jam ( 5 6 kali buang air kecil selama 24 jam). Untuk mencegah dehidrasi dan memelihara penampilan yang optimal selama melakukan olahraga, penggantian jumlah air yang hilang melalui keringat, minimal harus mencapai 40-50%. Untuk itu pelari jarak jauh khususnya marathon, minum harus diprogram yaitu setiap menit perlu diberi minum yang mengandung garam misalnya oralit (satu bungkus untuk 2 gelas). Suhu air minum harus lebih dingin dari pada suhu tubuh (yaitu C ). Diatas telah disebutkan bahwa kecepatan seseorang mencapai rehidrasi tergantung dari komposisi cairan, volume dan temperatur cairan pengganti. Panduan cairan pengganti dapat

2 dimanipulasi dengan merubah beberapa hal yaitu: (1). Konsentrasi Karbohidrat : Konsentrasi karbohidrat dari cairan merupakan faktor utama yang menentukan pengosongan lambung. Apabila konsentrasi karbohidrat tinggi maka pengosongan lambung melambat. Kecepatan pengosongan lambung pada minuman dengan konsentrasi glukosa kurang dari 10% sama seperti air putih dan sebaliknya apabila konsentrasi lebih dari 10% akan menghambat pengosongan lambung dan cairan menjadi hipertonik sehingga terjadi sekresi cairan di usus kecil yang kemudian akan memperberat dehidrasi. Konsentrasi karbohidrat yang ideal adalah 4-8% (Didit Damayanti, Pedoman pelatihan Gizi Olahraga untuk Prestasi (2000). (2). Jenis karbohidrat. Kebanyakan kandungan karbohidrat pada minuman olahraga berupa glukosa, fruktosa atau glukosa polimer. Fruktosa hilang dari lambung relatif dengan cepat, tetapi tidak mengalami absorbsi di usus halus secepat glukosa. Penyerapan fruktosa di usus halus akan melambat terutama bila diberikan tanpa glukosa atau sukrosa. Fruktosa dalam konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan gangguan pada gastrointestinal dan menimbulkan diare osmotik. Terdapat kecenderungan bahwa jenis polimer glukosa kecepatan pengosongan lambung lebih cepat dari glukosa bebas (Elizabeth Quin, Water Vs Sport Drinks, 2006) II.Masalah Penelitian. Masalah penelitian yang dirumuskan di sini merupakan batas wilayah penelitian yang akan dilakukan. Masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terjadi penurunan berat badan yang signifikan selama mahasiswa FPOK melakukan pembelajaran atletik? 2. Apakah pemberian air saja efektif untuk memulihkan kemampuan fungsional? 3. Apakah penggantian cairan dengan elektrolit dan sumber energi (karbohidrat) dapat lebih mempercepat pemulihan kemampuan fungsional? 4. Manakah yang lebih efektif memulihkan kemampuan fungsional antara penggantian air biasa dan cairan elektrolit? III.Tinjauan Pustaka III.1. Kebutuhan Tubuh Akan Cairan Tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air (60%), oleh karena itu maka asupan cairan yang adekuat melalui air minum sangat penting agar performance atlet dapat optimal. Air mempunyai fungsi penting, yaitu: (1) Untuk menjaga volume darah serta regulasi fungsi kardiovaskular (2) Untuk regulasi suhu tubuh, karena pada saat latihan diproduksi panas yang harus dikeluarkan dari tubuh maka panas akan dikeluarkan dengan cara konveksi, radiasi dan

3 evaporasi melalui keringat serta pernafasan dan (3) Merupakan media pengangkut O2, CO2 dan nutrien. Asupan air yang adekuat berfungsi menggantikan cairan yang hilang melalui keringat, urin dan feses untuk mencegah dehidrasi. Dadang (2003) juga mengemukakan bahwa : Hal lain yang sangat penting selama melakukan olahraga adalah mempertahankan atau memelihara suhu tubuh. Oleh karena, kontraksi otot menghasilkan energi. Energi yang terbentuk dari kontraksi otot sebagian besar berupa energi panas yaitu sebanyak 75% dan sisanya 25% berupa energi gerak. Kontraksi otot selama berolahraga menghasilkan peningkatan produksi energi panas. Panas yang terbentuk dialirkan secara cepat dari otot melalui darah ke permukaan tubuh. Panas tubuh kemudian dibebaskan ke atmosfer lewat keringat yang keluar dari tubuh. Panas tubuh yang terjadi pada saat berolahraga akan sangat berbahaya apabila tidak ada upaya proses pendinginan tubuh. Banyak usaha tubuh untuk melakukan proses pendinginan tubuh, salah satunya adalah berkeringat. Pembuangan panas tubuh merupakan masalah keselamatan bagi semua orang khususnya olahragawan. Bloomfield (2000) menjelaskan bahwa : Kegagalan membuang panas pada orang dalam keadaan istirahat akan menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 6 jam, sedangkan dalam dalam olahraga dapat terjadi dalam waktu dari 30 menit. III.2. Dampak pengeluaran Keringat Pengeluaran keringat yang berlebihan pada kelembaban yang tinggi selama berolahraga, pada dasarnya untuk tujuan memeprtahankan suhu tubuh yang berarti mempertahankan hidup. Akan tetapi pengeluaran keringat yang berlimpah dapat menganggu keseimbangan elektrolit (garam-garam) dan cairan tubuh (dehidrasi). Keluarnya cairan tubuh yang berlebihan disebut dehidrasi dan merupakan salah satu penyebab fatique. Tanpa latihan, seseorang akan menghasilkan keringat ml/hari, sedangkan bila seseorang melakukan latihan lama, keringat yang dihasilkan dapat meningkat sampai 8-12 l/hari. Hilangnya cairan tubuh sebesar 1-2% dari berat badan, akan menimbulkan rasa haus, tidak nyaman, hilangnya nafsu makan dan gangguan endurance performance. Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3-4% dari berat badan maka terjadi penurunan gangguan performance, produksi urin menurun, mulut kering, kulit memerah, mual dan lethargy. Kehilangan cairan 5-6% dari berat badan akan meningkatkan frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, mempengaruhi konsentrasi dan terjadi penurunan kapasitas kerja sebesar 30%. Telinga berdenging, lemah dan kondisi mental yang bingung berhubungan dengan hilangnya cairan sebesar 8% dari berat badan (Wendy 2006). Kehilangan cairan melalui keringat juga

4 diikuti kehilangan elektrolit. Komposisi elektrolit di keringat, plasma dan intraselular dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Konsentrasi (dalam nmol/l) eletrolit utama dalam keringat, plasma dan cairan intraselular. Elektrolit Keringat Plasma Intraseluler Natrium Kalium Kalsium Magnesium < Klorida Bikarbonat Phosphate Sulphate Sumber: Maughan, III.3. Penggantian Cairan Tubuh (rehidrasi) Air tidak mengandung energi, tetapi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan tubuh manusia akan air dalam sehari sesuai dengan banyaknya air yang keluar atau yang hilang dari tubuh. Pada keadaan normal dan ideal yaitu diet rendah cairan, aktifitas fisik minimal serta tidak ada keringat yang keluar, orang dewasa membutuhkan air sebanyak ml sehari.. Saat berolahraga kebutuhan air tentu akan lebih banyak dibanding dalam keadaan istirahat. Oleh karena saat berolahraga suhu tubuh meningkat dan tubuh menjadi panas. Tubuh yang panas berusaha untuk menjadi dingin dengan cara berkeringat. Keringat yang keluar saat olahraga sebagian besar terdiri atas air, namun keringat juga mengandung elektrolit. Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga disebabkan oleh

5 peningkatan produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh yang sedikit. Defisit air sebanyak 1% dari berat badan yang keluar dalam bentuk keringat saat berolahraga terbukti mengurangi toleransi tubuh terhadap olahraga. Sedangkan, defisit air 3% sampai dengan 10% dari berat badan selama mengikuti olahraga menyebabkan penurunan prestasi olahraga, meningkatkan risiko cedera, serta berbahaya untuk atlet. III.3.1.Kebutuhan Elektrolit dan Sumber Energi Cairan tubuh selain mengandung air juga mengandung bahan lain yang diperlukan oleh tubuh seperti elektrolit. Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari kation dan anion. Katiaon utama dalam cairan tubuh adalah sodium (Na + ) dan potasium (K + ), sedangkan anion utama adalah klorida (Cl - ). Sodium merupakan kation yang terbanyak di dalam cairan ekstra sel dan bertanggung jawab untuk mempertahankan osmolalitas cairan ekstra sel. Asupan sodium berkisar antara 3 8 gram ( meq) per hari. Makanan sumber utama sodium adalah garam dapur. Selain itu sodium banyak didapat pada keju dan makanan olahan lainnya. Potasium merupakan kation terpenting di dalam cairan intra sel. Asupan potasium berkisar antara 2 6 gram ( meq) per hari. Makanan sumber utama potasium adalah daging, buah-buahan. Secara umum potasium banyak terdapat pada pisang, orange juice. Keringat merupakan cairan hipotonik dibanding dengan plasma. Konsentrasi elektrolit dalam keringat juga lebih rendah dibanding dengan cairan tubuh lainnya. Sodium dan klorida merupakan elektrolit yang paling banyak ditemukan dalam keringat, namun jumlahnya hanya sepertiga dari yang ditemukan di plasma. Sedangkan potasium dan magnesium dalam keringat jumlahnya sangat kecil. Sodium hilang terutama melalui keringat yang berlebihan. Oleh karena itu atlet yang mengalami pengeluaran keringat yang sangat banyak harus diperhatikan penggantian sodium. Hiponatremi yang terjadi pada atlet dapat mengakibatkan penurunan efisiensi kerja otot sehingga berpengaruh terhadap prestasi olahraga. Potasium yang hilang melalui keringat jumlahnya sangat sedikit. Potasium yang disimpan di dalam sel tubuh jumlahnya sangat banyak dan tidak terpangaruh oleh hilangnya potasium melalui keringat. Beberapa ahli percaya bahwa kehilangan potasium dalam keringat akan mempengaruhi prestasi olahraga. Konsentrasi sodium dan potasium pada keringat dipengaruhi oleh jumlah keringat yang keluar. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, jumlah keringat sebanyak 200 ml per jam menyebabkan kehilangan cairan yang mengandung 12 mmol sodium dan 4 sampai dengan 5 mmol potasium. Sedangkan keringat sebanyak 1000 ml per jam mengakibatkan kehilangan cairan yang mengandung 40 mmol sodium dan 4 sampai dengan 5 mmol potasium. Penelitian menunjukkan bahwa suplemen sodium dan potasium tidak diperlukan selama olahraga yang berlangsung simgkat (1 jam atau kurang). Garam yang

6 tersedia pada makanan sehari-hari sudah cukup mempertahankan keseimbangan sodium dan potasium selama bertanding pada olahraga tingkat sedang. III.3.2.Cairan dan Elektrolit dan Sumber Energi pada Olahraga Endurance Olahraga endurance yang berlangsung lama di tempat yang panas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Keseimbangan air dan elektrolit sangat penting pada atlet cabang olahraga endurance. Oleh karena akan mengganggu produksi energi dan pengaturan suhu tubuh. Cairan sangat penting untuk mengalirkan zat gizi dan oksigen ke dalam otot skelet untuk tujuan berkontraksi. Hasil penelitian menunjukkan, lari marathon mengeluarkan keringat sebanyak 1 liter per jam. Sedangkan lari marathon dalam cuaca panas dan kelembaban tinggi dapat kehilangan keringat sebanyak 2,8 liter per jam. Pelari ultramaraton sejauh 50 mil yang ditempuh selama lebih dari 8 jam, selain kehilangan air yang banyak juga kehilangan elektrolit. Penggantian cairan pada atlet endurance apabila hanya minum air tawar dapat menyebabkan hiponatremi. Oleh karena dalam tubuh jumlah air dan sodium tidak seimbang. Untuk itu, pemberian cairan harus mengandung karbohidrat dan elektrolit. Hal ini dimaksudkan selain untuk mencegah terjadinya hiponatremi, juga untuk mencegah hipoglikemik. Beberapa penelitian melaporkan bahwa cairan yang mengandung karbohidrat 5-10% tidak mengganggu atlet. Sedangkan pemberian karbohidrat melebihi 10 % dapat menimbulkan peningkatan gula darah yang akan merangsang produksi hormon insulin. Peningkatan hormon insulin dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Sedangkan minuman atlet (sports drinks) yang mengandung suplemen sodium dan potasium yang berlebihan akan mengganggu kontraksi otot yaitu akan terjadi cramp otot. Selain itu intake sodium yang berlebihan mempunyai risiko tinggi terjadinya hipertensi pada atlet. Spors drinks umumnya mengandung karbohidrat 5-7%. Konsentrasi karbohidrat dalam cairan ini secara ilmiah tidak mengganggu proses pengosongan lambung. Sedangkan, sodium biasanya mmol/l dan dapat membantu keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Diatas telah disebutkan bahwa kecepatan seseorang mencapai rehidrasi tergantung dari komposisi cairan, volume dan temperatur cairan pengganti. Panduan cairan pengganti dapat dimanipulasi dengan merubah beberapa hal yaitu: (1). Konsentrasi Karbohidrat. Konsentrasi karbohidrat dari cairan merupakan faktor utama yang menentukan pengosongan lambung. Apabila konsentrasi karbohidrat tinggi maka pengosongan lambung melambat. Kecepatan pengosongan lambung pada minuman dengan konsentrasi glukosa kurang dari 10% sama

7 seperti air putih dan sebaliknya apabila konsentrasi lebih dari 10% akan menghambat pengosongan lambung dan cairan menjadi hipertonik sehingga terjadi sekresi cairan di usus kecil yang kemudian akan memperberat dehidrasi. Konsentrasi karbohidrat yang ideal adalah 4-8% (2). Jenis karbohidrat. Kebanyakan kandungan karbohidrat pada minuman olah raga berupa glukosa, fruktosa atau glukosa polimer. Fruktosa hilang dari lambung relatif dengan cepat, tetapi tidak mengalami absorbsi di usus halus secepat glukosa. Penyerapan fruktosa di usus halus akan melambat terutama bila diberikan tanpa glukosa atau sukrosa. Fruktosa dalam konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan gangguan pada gastrointestinal dan menimbulkan diare osmotik. Terdapat kecenderungan bahwa jenis polimer glukosa kecepatan pengosongan lambung lebih cepat dari glukosa bebas. (3).Osmolaritas. Osmolaritas cairan perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi laju pengosongan lambung dan absorbsi di intestinal. Dua hal tersebut merupakan faktor yang menentukan saat rehidrasi. Meskipun minuman olah raga dibuat mendekati komposisi cairan dalam tubuh atau yang lebih dikenal sebagai larutan isotonik tetapi pada kondisi yang memerlukan rehidrasi cepat, cairan hipotonik lebih efektif karena penyerapannya di intestinal lebih cepat. (4) Komposisi dan konsentrasi elektrolit.selain karbohidrat, beberapa minuman olahraga mengandung mineral seperti natrium, kalium, klorida dan magnesium. Perlunya penggantian elektrolit setelah latihan berkaitan dengan hilangnya elektrolit dalam keringat. Konsumsi air putih dalam volume yang besar setelah latihan akan menurunkan osmolaritas plasma dan konsentrasi natrium dalam plasma dengan cepat. Natrium bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan air dan glukosa serta membantu mempertahankan volume cairan tubuh. Penambahan natrium dalam minuman akan menjaga kadar vasopresin dan aldosteron dalam darah sehingga produksi urin yang berlebihan dapat dicegah. Minuman olah raga biasanya mengandung natrium sebanyak mmol/l. Konsentrasi yang terlalu tinggi meskipun dapat menstimulasi absorpsi glukosa dan air, tetapi membuat cairan mempunyai rasa yang tidak enak. Walaupun volume cairan yang dikonsumsi besar tetapi bila kandungan natrium rendah, maka rehidrasi tidak akan tercapai. Atlet yang berolahraga pada intensitas rendah selama menit, akan menginduksi dehidrasi dengan hilangnya cairan 2,3% berat badan dan volume plasma tidak kembali pada nilai semula setelah 60 menit dengan mengkonsumsi air putih biasa. Sedangkan bila diberikan larutan natrium dengan konsentrasi 0,45%, volume plasma akan membaik setelah 20 menit, sehingga penambahan elektrolit diperlukan pada rehidrasi setelah berolahraga. (5). Rasa. Penambahan rasa pada cairan pengganti perlu karena dapat lebih meningkatkan asupan cairan dibandingkan air tanpa rasa. Air yang dingin lebih terasa menyegarkan dan dapat

8 membantu menurunkan suhu tubuh. Air yang hangat dapat digunakan pada kondisi lingkungan yang dingin. IV.Metode dan Desain Penelitian IV.1. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara proses dan hasil pengaruh perkuliahan atletik terhadap penurunan berat badan dan pengaruh rehidrasi cairan biasa dan cairan elektrolit terhadap pemulihan kemampuan fungsional. Berdasarkan tujuan dan permasalahan diatas, maka metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu suatu metode yang memberikan manipulasi serta kontrol terhadap variabel-variabel yang diteliti, maksudnya adalah untuk memperoleh bukti-bukti yang meyakinkan dari variabel-variabel tersebut. IV.2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pre-test dan post-test design (Suryabrata 1995:45). Penelitian ini terdiri dua tahap, tahap satu yaitu menghubungkan variabel perkuliahan atletik intensitas berat dengan variabel terikat penurunan berat badan. Pada penelitian tahap dua yaitu menghubungkan variabel rehidrasi dengan cairan air putih biasa dan cairan elektrolit dan sumber energi dengan variabel terikat pemulihan kemampuan fungsional. Bentuk desain penelitian lebih jelas terlihat di gambar Tahap I : Berat Badan Asal (Pre-test) Perkuliahan Atletik dengan Intensitas Berat Penurunan Berat Badan (Post-test) Tahap II: Kemampuan Fungsional Awal(Pretest) Perkuliahan Atletik dengan Intensitas Berat Rehidrasi Cairan Putih biasa Rehidrasi Cairan Elektrolit dan sumber energi Pemulihan Kemampuan Fungsional (Posttest)

9 IV.3. Subjek Penelitian IV.3.1. Populasi Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Kepelatihan semester IV yang mengambil mata kuliah Atletik yang berjumlah 48 orang. Semua mahasiswa yang mengambil mata kuliah atletik ini mempunyai berbagai tingkat usia. IV.3.2. Sampel Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perkuliahan atletik terhadap penurunan berat badan dan pengaruh pemberian rehidrasi dengan air biasa (putih) dan rehidrasi dengan menggunakan cairan elektrolit dan sumber energi terhadap pemulihan kemampuan fungsional, maka untuk menghindari adanya distorsi hasil penelitian, pengambilan sampel akan dilaksanakan memakai tehnik probability sampling. Sedangkan teknik probability sampling yang dipakai adalah simpel random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2004:58). Dari jumlah populasi yang ada, peneliti mengambil sampel sebanyak 20 mahasiwa. IV.4. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan di kampus FPOK UPI, tanggal 4 Desember tepatnya ketika perkuliahan atletik praktek berlangsung. Pengambilan data aktual dilakukan dengan cara: a. Penimbangan berat badan I b. Tes lari 12 menit pertama (Pre test) c. Pelaksanaan perkuliahan atletik (praktek) dengan intensitas berat selama dua kali 60 menit (120 menit) d. Penimbangan berat badan II e. Istirahat kurang lebih 1 jam, pada saat istirahat ini sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : Kelompok yang minum air putih biasa Kelompok yang minum air yang mengandung elektrolit dan sumber energi Istirahat dilakukan dengan mahasiswa diperkenankan untuk duduk-duduk di sekitar lapangan.

10 Jumlah air yang diminum adalah sejumlah kekurangan berat badan yang hilang selama aktivitas (berat badan sebelum pretest dikurangi berat badan setelah praktek perkuliahan atletik). f. 30 menit sebelum post test kembali dilakukan penimbangan berat badan III dan setelah itu mahasiswa tidak diperkenankan untuk minum lagi. g. Post test yaitu tes 12 menit kedua Pengambilan data didampingi oleh satu orang dokter dan tiga orang petugas lapang V.Hasil Penelitian V.1.Pengaruh Perkuliahan Atletik Terhadap Penurunan Berat Badan Tabel 5.1 Hasil Uji t Penurunan Berat Badan (Setelah Perkuliahan Atletik (Intensitas Berat) Dibandingkan dengan Sebelum Pre Test) Masing-masing Kelompok Kelompok t- hit t- tab Kesimpulan Kelompok Cairan Air Putih Biasa 4,10-2,10 <t< 2,10 Signifikan Kelompok Cairan Elektrolit dan Sumber Energi 5,15-2,10<t<2,10 Signifikan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari penurunan berat badan akibat perkuliahan atletik pada masing-masing kelompok. Hasil Uji t penurunan berat badan setelah perkuliahan dapat dilihat pada tabel 4.13 V.2.Pengaruh Penggantian Cairan (Rehidrasi) dengan Air Putih (Biasa) Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Tabel 5.2 Hasil Uji t Kemampuan Fungsional Kelompok Rehidrasi Air Putih (Biasa) pada Tes 12 menit Pertama (Pre Test) dibandingkan dengan Tes 12 menit Kedua (Post Test) Kelompok t- hit t- tab Kesimpulan Cairan Air Putih Biasa 3,59-2,10 <t< 2,10 Signifikan

11 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kemampuan fungsional pre test dibandingkan post test pada kelompok rehidrasi cairan air putih biasa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pada kelompok rehidrasi cairan air putih biasa, kemampuan fungsional post-test mengalami penurunan prestasi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan fungsional pre-test. V.3. Pengaruh Penggantian Cairan (Rehidrasi) dengan Elektrolit dan Sumber Energi Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Tabel 5.3 Hasil Uji t Kemampuan Fungsional Kelompok Cairan Elektrolit dan Sumber Energi pada Tes 12 menit Pertama (Pre Test) dibandingkan dengan Tes 12 menit Kedua (Post Test) Kelompok t- hit t- tab Kesimpulan Cairan Elektrolit dan sumber Energi 1,54-2,10 <t< 2,10 Tidak Signifikan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kemampuan fungsional pre test dibandingkan post test. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kemampuan fungsional post-test kelompok cairan elektrolit dan sumber energi tidak mengalami penurunan prestasi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan fungsional post-testnya. V.4. Perbedaan Pengaruh Kedua Macam Rehidrasi Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional. Tabel 5.4 Hasil Uji t Kemampuan Fungsional pada Tes 12 menit Kedua (Post test) antara Masing masing Kelompok Rehidrasi. Kelompok t- hit t- tab Kesimpulan Cairan Air Putih Biasa dan Cairan Elektrolit dan Sumber Energi - 2,29-2,10 <t< 2,10 Signifikan

12 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari pemulihan kemampuan fungsional kelompok cairan air putih biasa dibandingkan dengan kelompok cairan elektrolit dan sumber energi. VI.KESIMPULAN DAN SARAN VI.1.Kesimpulan 1. Perkuliahan atletik mahasiswa FPOK UPI menyebabkan penurunan berat badan. 2. Rehidrasi dengan cairan air putih biasa tidak memulihkan kemampuan fungsional. 3. Rehidrasi dengan cairan elektrolit dan sumber energi memulihkan kemampuan fungsional. 4. Rehidrasi dengan menggunakan cairan elektrolit dan sumber energi lebih efektif untuk memulihkan kemampuan fungsional dibandingkan dengan rehidrasi dengan memakai air putih (biasa) saja. VI.2.Saran-saran Jenis pemulihan yang tepat pada olahraga dengan aktivitas berat dengan durasi lebih dari 120 menit berperan penting untuk mempercepat pemulihan kemampuan fungsional mahasiswa dalam melakukan aktifitas perkulihan praktek atletik yang termasuk ke dalam olahraga dengan intensitas berat. Atas dasar itu penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pelaku Olahraga dibiasakan untuk mengganti kehilangan keringat dengan melakukan rehidrasi dengan minum cairan sebanyak penurunan berat badan yang terjadi. 2. Untuk para dosen FPOK yang mengajar pada perkuliahan praktek olahraga agar selalu mengingatkan mahasiswa untuk segera mengganti keringat yang keluar dengan cairan elektrolit agar pemulihan fungsional lebih baik dan mahasiswa sudah siap kembali melakukan aktivitas fisik pada keesokan harinya. DAFTAR PUSTAKA Astrand, P.O. & Rodahl, K. (2001). Textbook of Work Physiology, Physiological Bases of Exercise. 3 nd Ed: Mc Graw Hill Int. Ed. Bloomfield, J. Fickers, P.A and Fitch, K.D. (1992). Textbook of Science and Medicine in Sport. Blackwell Scientific Publication. Carbon, R.J. (1992). The Female Athlete, dalam Texbook of Science an Medicine in Sport. Edited By J. Bloomfield, P.A. Fricker, K.D. Fitch. Blackwell Scientific Publication. Dadang, Primana (2000). Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga untuk Olahraga Prestasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI.

13 Didit, Damayanti. (2000). Pelatihan Gizi Olahraga untuk Olahraga Prestasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI. Fox, E. L, Bowers, R.W and Foss, M.L. (1988). The Physiological Basis of Physical Education and Athletics, 4 th ED: W.B Saunders Co. Fransisca A.T. (2004). Komposisi Cairan Rehidrasi Pada Olahraga. Yogyakarta: C.V. Rineka Cipta. Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga Untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi Olahraga. Bandung: FPOK- Universitas Pendidikan Indonesia. Giriwijoyo, S. (2005). Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga Bandung: FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia. Irawan. (2007). Konsumsi Cairan dan Olahraga. Jakarta: C.V. Mawar Gempita Mahan LK, Escott-Stump S. Krause s. (1996). Food, Nutrition, and Diet Theraphy. 4 th Ed: Philadephia.W. B. Saunders Company. Maughan, R.(2002). Fluid and carbohydrate intake during exercise. Dalam Burke L. dan Deakin V. editor. Clinical Sports Nutrition. 2 nd Ed: Mc Graw-Hill Mohamad, Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Gahlian Indonesia Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Riduwan (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sri, Murni. (2004). Komposisi Cairan Rehidrasi Pada Olahraga. Yogyakarta: C.V. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi (1988). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ke-8. Yogyakarta: C.V. Rineka Cipta. Nana, Sudjana (1987). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA dr. Sri Murni Proboprastowo, Sp Gz dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS Pendahuluan Tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air (60%). Asupan cairan yang adekuat

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan METODA REHIDRASI USATF SEBAGAI METODE ALTERNATIF PEMULIHAN CAIRAN TUBUH. Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO.

Lembar Pengesahan METODA REHIDRASI USATF SEBAGAI METODE ALTERNATIF PEMULIHAN CAIRAN TUBUH. Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Lembar Pengesahan METODA REHIDRASI USATF SEBAGAI METODE ALTERNATIF PEMULIHAN CAIRAN TUBUH Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Disampaikan Pada: Seminar Nasional 2 Revitalisasi Penjas Melalui Pembenahan

Lebih terperinci

Dr. Hamidie Ronald M.Pd

Dr. Hamidie Ronald M.Pd Pengaruh Rehidrasi Menggunakan Air Putih (Biasa) dan Cairan Elektrolit Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional (Studi Eksperimen Pada Perkuliahan Atletik Mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang berkaitan dengan termoregulasi dan keseimbangan cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang melakukan latihan saat suhu udara panas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN A. Pendahuluan Pemberian makanan yang tepat dilihat dari kuantitas dan kualitas dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal, serta memberikan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C HYDRATION & EXERCISE 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C 2 Status Hidrasi Meningkatkan Exercise Performance Status hidrasi yang baik meningkatkan daya tahan/endurance pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo, 2000). Lari sprint 100 meter merupakan nomor lari jarak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi menjadi dua tingkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan ketahanan dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI didapatkan hasil bahwa atlet sepak

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU

HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU Azizah. dkk. Hubungan Minuman Isotonik dengan HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU Azizah 1, Agung Biworo 2, Asnawati 3 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arisman (2004) mengungkapkan bahwa secara umum lanjut usia atau lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo dalam Azizah (2011), lanjut

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN BEBERAPA JENIS CAIRAN REHIDRASI TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH SETELAH OLAHRAGA PADA KLUB SEPAKBOLA PERSIK KENDAL

EFEK PEMBERIAN BEBERAPA JENIS CAIRAN REHIDRASI TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH SETELAH OLAHRAGA PADA KLUB SEPAKBOLA PERSIK KENDAL EFEK PEMBERIAN BEBERAPA JENIS CAIRAN REHIDRASI TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH SETELAH OLAHRAGA PADA KLUB SEPAKBOLA PERSIK KENDAL S K R I P S I diajukan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI KARTASURA 1 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Olahraga 2.1.1. Definisi Olahraga Olahraga ialah tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau memperbaiki deformitas fisik (Dorland s 2004). Sedangkan menurut Gale Encyclopedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual di pasaran. Menurut Badan Standar Nasional (1998), minuman isotonik merupakan salah satu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut biasanya ditandai dengan adanya berbagai masalah kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi perubahan fisiologi yang menurunkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval training dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval training dapat 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interval Training 2.1.1 Definisi Interval Training Interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh,

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW Ahmad Syauqy 1, Cicip Rozana Rianti 1, Siti Kumairoh 1 1) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa mengandung air. Air memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Exercise (latihan fisik) merupakan gerakan yang dilakukan dengan struktur tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk memelihara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Minum 2.1.1. Definisi Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)

Lebih terperinci

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Pokok Bahasan : PENDAHULUAN - Fungsi Air Dalam Tubuh Manusia - Homeostasis cairan Tubuh - Pengukuran Volume Cairan Tubuh - Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi Cairan

Lebih terperinci

Pengaruh Natrium Bikarbonat Per Oral terhadap Penampilan-Sprint pada Tes Ergometer Sepeda

Pengaruh Natrium Bikarbonat Per Oral terhadap Penampilan-Sprint pada Tes Ergometer Sepeda ARTIKEL PENELITIAN Pengaruh Natrium Bikarbonat Per Oral terhadap Penampilan-Sprint pada Tes Ergometer Sepeda Iwan Budiman Bagian Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Lebih terperinci

KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting

KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting Helper, Vol 34 No 2 (2017) - 47 KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH Alin Anggreni Ginting Abstrak Energi merupakan syarat utama untuk melakukan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya. Minuman isotonik adalah minuman yang dilengkapi vitamin

Lebih terperinci

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP : Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik Oleh : Arif Hartoyo HP : 08128814781 Pengetahuan tentang Indek Glikemik sekarang telah berkembang dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Awalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Batmanghelidj (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan 25% bahan padat. Air

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Olahraga 2.1.1. Fisiologi Olahraga Fisiologi olahraga merupakan satu disiplin yang secara tradisonal, memfokuskan terhadap studi mengenai bagaimana olahraga mengubah struktur

Lebih terperinci

Gizi Olahraga. Badraningsih L./UNY

Gizi Olahraga. Badraningsih L./UNY Gizi Olahraga Badraningsih L./UNY PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecukupan air dan homeostasis elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan fungsi fisiologis. Hal ini juga tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurangnya konsumsi cairan merupakan masalah penting di bidang kesehatan karena sel tubuh manusia memerlukan air dalam proses metabolisme. Air sebagai zat gizi tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah salah satu dari tumbuhan yang paling banyak manfaatnya di dunia, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain mudah ditemukan,

Lebih terperinci

GIZI OLAHRAGA (KARBOHIDRAT DAN OLAHRAGA)

GIZI OLAHRAGA (KARBOHIDRAT DAN OLAHRAGA) 0 GIZI OLAHRAGA (KARBOHIDRAT DAN OLAHRAGA) UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN GIZI 2014 1 KARBOHIDRAT DAN OLAHRAGA 1. Pendahuluan Di dalam dunia olahraga, tidak hanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup tidak hanya bergantung pada makanan tetapi juga minuman, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup beminggu minggu tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi.

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atensi merupakan salah satu aspek dari fungsi kognitif yang mempunyai peran penting. Atensi adalah usaha pemusatan pikiran secara jelas dan sadar pada suatu objek untuk

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER Nama Mata Kuliah : Fisiologi Olahraga Sks : 2 Program Studi : Porkes/Kepelatihan Kode : KEP237 Fakultas : Ilmu Kean Universitas : Universitas Jambi Tim Dosen Pengampu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut data WHO tahun 2011, jumlah perokok Indonesia mencapai 33% dari total jumlah penduduk

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter

Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter Oleh: dr. Bambang Djarwoto, SpPD-KGH Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM FK UGM/RSUP Dr. Sardjito 4 Kelompok

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK DAN JUS PISANG TERHADAP DAYA TAHAN OTOT SELAMA AKTIVITAS LARI 30 MENIT

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK DAN JUS PISANG TERHADAP DAYA TAHAN OTOT SELAMA AKTIVITAS LARI 30 MENIT PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK DAN JUS PISANG TERHADAP DAYA TAHAN OTOT SELAMA AKTIVITAS LARI 30 MENIT Fadli Mardian 1, Marijo 2, Darmawati Ayu Indraswari 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi dan tidak ada satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Karakteristik subyek dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kelompok remaja dan kelompok dewasa. Karakteristik subyek terdiri dari umur, wilayah ekologi, jenis

Lebih terperinci

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga Pemanfaatan Energi dalam Olahraga MIRZA HAPSARI SAKTI TP, S.GZ. RD., MPH BLOK KESEHATAN OLAHRAGA FK UII Rabu, 16 September 2015 Jenis Sistem Energi dalam Olahraga 1. Sistem energi Aerobik : butuh oksigen

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata : KBK703E Dosen Pengembang RPS

Lebih terperinci

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri) Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga (Nurkadri) Abstrak Olahraga adalah aktiftas jasmani yang membutuhkan energy dalam melakukannya. Kadar energy yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat atau ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental

Lebih terperinci

kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga dehidrasi, serta dapat menjaga performa atlet. Hasil penelitian Immawati

kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga dehidrasi, serta dapat menjaga performa atlet. Hasil penelitian Immawati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa dan keterampilan atlet merupakan dua faktor penentu kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga status hidrasi selama pertandingan

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen terbesar tubuh kita, yaitu sekitar 60% berat badan. Komposisi cairan tubuh terdiri dari cairan intraseluler 65% dan cairan ekstraseluler

Lebih terperinci

b. Sebagai bahan bakar dimana panas yang terjadi diubah menjadi tenaga.

b. Sebagai bahan bakar dimana panas yang terjadi diubah menjadi tenaga. UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2009/2010 FPOK UPI MATA KULIAH DOSEN : Ilmu Gizi Olahraga : Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan member tanda silang (X) pada lembar jawaban!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah kegiatan yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga. Atlet yang

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

SILABUS MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI SILABUS MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI Mata Kuliah ( MK ) : Ilmu Faal Dasar Kode MK : FOK 504 SKS : 3 sks Penanggung Jawab MK : Drs Tcetcep Habibudin,M.Pd Kedudukan MK :

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik dapat dibagi dalam berbagai macam bentuk.

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE SELAMA MELAKUKAN AKTIVITAS LARI JARAK JAUH PADA PRIA DEWASA NON ATLET Albertus Gani Haryono Pembimbing I : Harijadi Pramono,

Lebih terperinci

BAB II Pembahasan Kajian teoritis

BAB II Pembahasan Kajian teoritis BAB II Pembahasan Kajian teoritis Kebutuhan energi merupakan prioritas yang utama bagi atlet. Keseimbangan energi untuk menjaga masa jaringan-jaringan, imun dan fungsi-fungsi reproduksi, dan penampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan kapasitas perfoma tubuh saat beraktivitas fisik seperti berolahraga selain karena berkurangnya jumlah cairan

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN STUDI LAPANGAN. (Proses Pembuatan Pocari Sweat) MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas

LAPORAN KUNJUNGAN STUDI LAPANGAN. (Proses Pembuatan Pocari Sweat) MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas LAPORAN KUNJUNGAN STUDI LAPANGAN (Proses Pembuatan Pocari Sweat) MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Oleh : TEDY TARUDIN 1000684 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY A. Volume Cairan Tubuh Dengan berbagai alasan seperi terasa berat diperut, terasa kenyang ataupun takut sering ke kamar

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton

Lebih terperinci

COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND ISOTONIC ON ENDURANCE DURING LONG DISTANCE RUNNING ACTIVITY IN 30 MINUTE ON ADULT NON ATHELETE MALE

COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND ISOTONIC ON ENDURANCE DURING LONG DISTANCE RUNNING ACTIVITY IN 30 MINUTE ON ADULT NON ATHELETE MALE PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE SELAMA MELAKUKAN AKTIVITAS LARI JARAK JAUH SELAMA 30 MENIT PADA PRIA DEWASA NON ATLET COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air sebagai Zat Gizi Esensial Air merupakan komponen yang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Asupan air yang kurang ataupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Buah kelapa

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Buah kelapa TINJAUAN PUSTAKA Kelapa (Cocos nucifera L.) Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah dan air kelapa. Kulit luar merupakan lapisan tipis (0.14 mm) yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan kekuatan, daya ledak otot, kecepatan, kelincahan, serta daya tahan jantung dan paru (Depkes, 2002).Sepak bola adalah

Lebih terperinci

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BUAH PISANG

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BUAH PISANG ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BUAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP ENDURANCE TUBUH SELAMA MELAKUKAN OLAHRAGA LARI JARAK JAUH PADA PRIA DEWASA NON-ATLET Mindaha Gracia Wungo, 2012 Pembimbing I : Fentih.,dr.,M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief

KARBOHIDRAT. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief KARBOHIDRAT M. Anwari Irawan Sports Science Brief www.pssplab.com KARBOHIDRAT M. Anwari Irawan Volume 01 (2007) No. 03 1. Pendahuluan Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen

Lebih terperinci