BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
|
|
- Liana Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Kondisi sistem yang terpasang. Batubara di pindahkan dari conveyor E4 & E5 menuju conveyor G1 & G2, Sistemnya seperti terlihat di bawah ini Material masuk Sudah terpasang sistem dust supression, tapi debu masih banyak yang keluar dari transfer point. 4.2 Survey. Dari hasil survey di temukan kondisi sebagai berikut : 1. Debu pekat terlihat di bagian belakang dan depan conveyor, sehingga dapat memenuhi ruangan tripper 2. Debu menyebar ke segala tempat 3. Sistem penyekat transfer point tidak berfungsi dengan baik/rusak 4. Sistem dust supression yang terpasang tidak optimal. Saat perpindahan, debu keluar dari bagian belakang, samping dan depan dari skirtboard 23
2 Volume debu yang tinggi keluar melalui tail box pada saat conveyor running Volume debu yang tinggi keluar dari skirt board pada saat conveyor running Akumulasi debu memenuhi ruang tripper pada saat conveyor running Kondisi pengarah material sebelum dilakukan pemasangan sensor dust suppression Rubber curtain yang sudah rusak, tidak dapat lagi berfungsi dengan baik Existing dust suppression system pada conveyor G1 & G2 Akumulasi debu pada walk way Akumulasi debu pada area sekitar conveyor 4.3 Analisa permasalahan Dari pengamatan dan ulasan sebelumnya, terdapat tiga hal yang mempengaruhi penyebaran debu di area ini yaitu : 1. Sistem penyekatan dari ruang transfer point tidak optimal, 2. Udara dari skirt board yang membawa debu keluar masih cepat.. 3. Sistem dust supression terpasang tidak optimal, tidak terlihat penangkapan debu yg signifikan. Pembahasannya adalah sebagai berikut : 24
3 4.3.1 Sistem penyekatan dari ruang transfer point tidak optimal, Dari temuan dilapangan terlihat bahwa terdapat celah sebesar ~5 cm antara pelat skirtboard dan belt, karet penyekat berfungsi ganda, yaitu sebagai alat untuk mencegah debu juga sebagai penutup celah yang ada, banyak material termasuk debu keluar melalui celah ini Jarak antara plate skirt board terhadap belt cukup tinggi, berkisar 5 cm. Penjelasannya sbb : Dengan jarak antara pelat skirtboard dan belt berkisar 5 cm, material batubara yg di tampung oleh belt memberikan dorongan ke samping yg cukup kuat, karena sifat karet yang elastis, karet penyekat yang terpasang tidak mampu menahannya, karet penyekat kemudian tidak menempel pada belt yang menyebabkan adanya celah, sehingga debu keluar. Secara ideal tentunya jarak antara pelat dan belt di buat seminim mungkin, akan tetapi dikhawatirkan jarak yang terlalu dekat akan membuat gesekan langsung antara belt dan pelat saat belt mengalami lendutan, ini bisa diatasi dengan menempelkan pada skirtboard bahan yang kaku tap tidak merusak belt seperti UHMW, nylon atau Teflon. Temuan lain adalah karet penyekat mengalami keausan, yang terjadi adalah saat pagi karet di tempelkan terhadap belt, sore hari sudah aus, hal ini karena saat belt berputar, pasti akan menggesek terhadap karet. Keausan ini menyebabkan adanya celah yang menyebabkab debu kelura. Karet harus di atur setiap hari, agar tetap menempel dengan belt dan tetap menyekat dengan baik. 25
4 Sebaiknya penyekatan dibagi dalam beberapa komponen sesuai fungsinya yaitu komponen yang berfungsi penahan dorongan juga menjadi elemen yang bergesekan langsung dengan material (batubara), lapisan ini dinamakan wear liner, kemudian dipasang sedekat mungkin dengan belt, dengan kondisi ini fungsi karet penyekat menjadi optimal yaitu sebagai alat penyekat debu saja. Ada baiknya karet penyekat di buat dua lapis agar penyekatan semakin sempurna Udara dari skirt board yang membawa debu keluar masih cepat. Indikasi cepatnya aliran udara terlihat secara kasat mata dan terlihat membawa debu. Debu akan terbawa seandainya kecepatan udara di atas 1 m/detik, dengan demikian bisa diperkirakan bahwa kecepatan udara keluar lebih dari 1 meter per detik. Ini menimbulkan penyebaran disekitar belt conveyor menjadi signifikan, terutama debu dibagian depan conveyor yang benar-benar mengganggu pekerja. Dibagian depan, karet penutup depan sudah rusak, karet ini berfungsi sebagai penahan laju aliran udara. Dengan rusaknya karet ini, maka kecepatan udara menjadi tidak terkendali dan melebihi batas 1 m/s kemudian mengangkat/memindahkan debu dari tumpukan material utamanya diatas belt conveyor. 26
5 Kecepatan udara dapat di kurangi/dikendalikan, salah satu caranya adalah menambah jumlah tirai karet atau rubber curtain di dalam ruang skirtboard, aliran udara menjadi bertabrakan kemudian melambat setelah menabrak tirai-tirai karet. Solusi lain juga dapat dilakukan dengan memperbesar ruang skirt board, cara lain mengurangi kecepatan adalah dengan memperbesar ruang skirtboard, dimana dengan debit yg sama kemudian volumenya diperbesar, maka kecepatan aliran udara akan berkurang. Modifikasi bisa dilakukan dengan menambah tinggi dan atau memperpanjang ruang skirtboard Sistem dust supression terpasang tidak optimal, tidak terlihat penangkapan debu yg signifikan. Dari temuan sebelum modifikasi, sistem dust supression sebelumnya menggunakan pipa yang di lubangi, dan tekanan air yang di gunakan juga rendah yaitu berkisar 3 bar. 27
6 Dengan kondisi tersebut, dapat di perkirakan bahwa butiran air yang dihasilkan akan lebih besar dari ukuran debunya. Butiran air yang besar akan membuat air lebih cepat jatuh sementara debu masih melayang. Untuk dapat menangkap debu yang keluar, di perlukan ukuran air yg sama dengan debu yang melayang, sehingga efektifitas Dust supression dapat tercapai. Sistem kontrol juga tidak memadai sehingga air tetap keluar saat conveyor di matikan, valve atau katup dust supression harus di matikan secara manual, dan sering kali lupa untuk di nyalakan kembali, sering ditemukan kondisi belt berputar tanpa isi, sementara air dust supression tetap berjalan, ini akan membuat belt menjadi licin kemudian keluar dari jalurnya atau disebut terjadi misstracking. Operator akan segera mematikan dust supression agar misstracking tidak mengganggu operasi conveyor seperti terjadi tumpahan yang lebih parah atau belt conveyor tiba-tiba mati. Kondisi ini membuat sistem dust supression sering di matikan, karena merepotkan pihak maintenance maupun team produksi. Dengan kondisi diatas, maka rencana modifikasi akan di bagi dalam tiga kelompok : Memperbaiki rancangan sistim penyekat untuk meningkatkan kualitas penyekatan, agar debu tidak keluar. Memperbesar ruang skirtboard dan menambah tirai karet (Rubber Curtain), agar menurunkan kecepatan udara keluar Memperbaiki sistem supression, disertai sistem kontrol yang terintegrasi agar penangkapan debu lebih optimal 28
7 Uraian lingkup pekerjaan dapat terlihat pada cuplikan kontrak sebagai berikut : 4.4 Data Perancangan Rencana pekerjaan - Untuk perbaikan sistem penyekatan, dapat dilakukan dengan memasang apron seal dimana kondisi karet akan selalu menekan ke belt, sehingga mengurangi kebocoran secara signifikan. - Untuk pembesaran ruang transfer point, perlu dilakukan perhitungan agar mendapat ukuran skirtboard yang sesuai. - Penambahan beberapa tirai-tirai karet agar aliran udara menabrak tirai tersebut kemudian terjadi perlambatan, ukuran tirai ditentukan setelah mendapat ukuran ruang transfer point - Untuk penentuan type nozle dan sistem pemipaan, perlu dilakukan perhitungan agar perbandingan air yang menjadi kabut (fog) dapat sebanding dengan perkiraan debu yang terjadi. 29
8 4.4.2 Data & Spesifikasi Data conveyor G1/G2 sebagai berikut : - Lebar Belt : 1400 mm - Kecepatan conveyor : 4 m/sec - Kapasitas conveyor : 2500 Tph - Panjang total skirtboard : 5200 mm - Panjang dari loading zone ke ujung skirtboard : 3300 mm - Jarak dari Top cover belt ke Top skirt board : 700 mm - Lebar skirt board : 1100 mm - Berat jenis batubara : 0,83 kg/dm3 Kecepatan udara yang keluar di ujung depan skirtboard tidak dapat diukur, selain tidak diijinkan mengukur saat conveyor berjalan karena kondisi yang tidak aman saat mengukur, juga banyaknya kebocoran di samping skirting. Banyaknya kebocoran akan mendapatkan kecepatan diujung skirtboard tidak pada kondisi maksimum Perlengkapan Penunjang Perlengkapan penunjang merupakan sarana agar sistem bisa berfungsi seperti jalur-jalur listrik dan terminal, jalur pipa, dll, didapat keterangan sebagai berikut : 30
9 4.5 Perhitungan Volume Debu Hal utama yang harus di tentukan adalah debit debu, atau seberapa banyak debu yang dihasilkan dan harus dikendalikan. Seperti dalam penjelasan Bab II, maka debit aliran debu seharusnya di perkirakan melalui rumusan sebagai berikut: Q = va x A Dimana, Q = Flow rate (m 3 /s) A = Luas penampang skirt board (m 2 ) va = Kecepatan angin (m/s) Karena kondisi kecepatan udara tidak dapat di ukur, maka debit debu diprediksi berdasarkan estimasi sebagai berikut : Berat material halus (Wf) = Kapasitas conveyor (C) x Prosentase material (%) = 2500 Tph x 2,45 % Wf = 61,25 Tph atau kgph Volume material halus (Vf) = Wf / Berat jenis = kgph / 0,83 kg/l = lph atau 20,5 liter per detik atau 0,02 m3/s Ruang Skirtboard Dari referensi buku Foundation Martin, untuk mendapatkan panjang skirtboard yang ideal dapat mengacu perhitungan dibawah ini : Maka berdasarkan tabel dibawah ini, jarak dari loading zone ke ujung skirtboard : Panjang Skirtboard (Lsb) = Kecepatan belt (vb) x Chute Factor (CF) Conversion factor (k) 31
10 Lsb = vb x CF / k = 4 x 0,6 / 0,5 = 4,8 m Jarak dari loading zone ke ujung skirtboard sebelumnya adalah 3,3 meter, sehingga penambahan panjang sebesar 4,8 3,3 = 1,5 meter. Bagian atas dari skirtboard terpasang jalur-jalur pipa, listrik juga ada beam penguat walkway diatas conveyor. Karena keterbasan ruang diatas skirtboard, maka penambahan tinggi hanya bisa mencapai 500 mm, menambah tinggi kurang lebih 70%, sehingga diharapkan terjadi penurunan kecepatan 70% dibanding sebelumnya. Setelah di perhatikan ulang kondisi di lokasi, ketinggian 500 mm tidak bisa sampai ujung, karena kondisi konstruksi, sehingga di bagian depan harus turun menjadi penambahan 200 mm. Ruang skirtboard yang diperbesar direncanakan dapat menampung debu sebanyak mungkin, kemudian dengan penyekatan yang baik membuat debu tidak keluar, sehingga ruang menjadi pekat kemudian jenuh dan karena adanya pembesaran ruang, juga membuat kecepatan udara diperlambat sehingga terjadi tumbukan antar debu yang memperlambat lagi pergerakan debu. 32
11 Formasi penyekatan di dalam ruang skirt board di buat bertahap agar terjadi aliran yang turbulence sehingga kecepatan semakin berkurang Perancangan Skirtboard Setelah mendapatkan ukuran skirtboard, kemudian di lanjutkan dengan membuat gambar rancangan skirtboard yang memasukan komponen karet penyekat dan tirai- tirai karet. Gambar kemudian di crosscheck dengan kondisi lapangan, agar tidak terjadi permasalahan saat pemasangan Berikut design skirtboard setelah dilakukan disesuaikan dengan kondisi lapangan Pemilihan nozle Berdasarkan uraian dalam Bab II, kebutuhan air untuk kapasitas 2500 Tph adalah : 2500 / 20 = 125 liter per jam. Setelah disesuaikan dengan kondisi skirtboard, maka jumlah nozzle yang terpasang sebanyak 15 ea untuk setiap skirtboard. Dalam penentuan type nozzle dapat terlihat pada tabel berikut : 33
12 Seperti yang dalam penjelasan sebelumnya, bahwa ukuran debu berkisar 4 sd 100 micron, karena diinginkan partikel air yang dibentuk sehalus mungkin, maka ukuran median diameter adalah sekecil mungkin = ( )/2 micron = 40 micron Tabel Pemilihan Nozzle Type Dari tabel di peroleh type nozzle : LN 0,6 dengan tekanan 30 bar. 34
13 Dari tabel terlihat bahwa kapasitas nozzle adalah 7,5 liter per jam atau 0,125 liter per menit, untuk 15 nozzle menjadi 112,5 liter per jam atau 1,875 lpm pada tekanan 30 bar, atau pada 40 bar menjadi 8,6 lph (0,143 lpm) x 15 = 2,145 lpm atau 128,7 lph Untuk dua sistem menjadi 3,75 lpm pada 30 bar atau 4,29 lpm pada 40 bar Penentuan Pompa Dari data nozzle diatas, direncanakan menggunakan satu pompa untuk dua conveyor, sehingga untuk maksimum 4,29 lpm atau 1,13 Gallon per menit (Gpm) Akan mengacu pada tabel berikut : Untuk menyesuaikan type yang standard, dipilih 3 HP (2,2 Kw), 1000 Rpm Accessories Kelengkapan seperti solenoid, regulator, hose, valve, dll dipilih dengan berdasarkan spesifikasi dari unit-unit utama diatas 35
14 4.6. Resume Suppression System : Spesifikasi - Kapasitas/ Flow rate: 0,125 lpm/ nozzle; Jumlah nozzle/ conveyor = 15 ea ; 1,875 lpm pada tekanan 30 bar, atau pada 40 bar menjadi 8,6 lph (0,143 lpm) x 15 = 2,145 lpm - Operating pressure : bar - Elektrikal power : 2,2 Kw, 3 HP, 220/ 380 Volt, 50 Hz Komponen A. Mekanikal : - Nozzle : 15 ea/ conveyor - High Pressure Pump : 2 unit (satu back up) - Water Filter : 2 unit - Strainer : 1 ea - High Pressure Solenoid Valve : 2 ea - High Pressure Check Valve : 2ea - High Pressure Hose : 2 unit - High Pressure Regulator : 1 ea - Piping System : 2 lot - Pump House : 1 unit B. Elektrikal: - Motor Electric (Explossion Proof) : 2 unit - Control Panel (Explossion Proof) : 2 unit - PLC : 1 ea - Photo Electric Sensor : 2 unit - Limit Switch Sensor : 4 ea - Installasi Kabel + Pipa Conduit : 1 lot Sistem Operasi Terlampir 36
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perpindahan debu dari transfer point Perpindahan debu di sekitar conveyor sangat di pengaruhi oleh tiga faktor, dengan hubungan sebagai berikut : 1. Perpindahan debu akan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 125 mg/m3 10 mg/m3(se Menaker no 1/1997) 1.2 Ruang Lingkup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang PT. IPMOMI-Paiton adalah unit pembangkit listrik di Jawa Timur yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Salah satu lokasi pengangkut batubara atau coal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 3.1. Perhitungan Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan Tabel 3.1 Jumlah hidran, sprinkler dan pemadam api ringan Indoor No Keterangan Luas Hydrant
Lebih terperinciFLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II
BAB II FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS 2.1 Tujuan Pengujian 1. Mengetahui pengaruh factor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada bilangan reynold tertentu. 2. Mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinciLANDASAN TEORI III.1.
I. LANDASAN TEORI III.1. Water Sprayer Truck Unit Water Sprayer Truck merupakan salah satu kendaraan pendukung aktivitas tambang yang digunakan dalam pengendalian emisi udara oleh partikel-partikel debu.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Kapasitas Pompa 3.1.1 Kebutuhan air water cooled packaged (WCP) Kapasitas pompa di tentukan kebutuhan air seluruh unit water cooled packaged (WCP)/penyegar udara model
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Bottle Filter yang berbasis mikrokontroler. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui apakah alat yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 Pengolahan Data Berdasarkan data yang sudah terkumpul seperti yang terangkum di atas, maka dilakukan perhitungan pengolahan data untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM
BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM API RINGAN. Tabel 3.1 Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan No Uraian Elevasi (m) Luas Bersih
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah
Lebih terperinciPENORMALAN DUST SUPRESSION COAL HANDLING SU #2 PT. PJB UP PAITON
TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 5 PENORMALAN DUST SUPRESSION COAL HANDLING SU #2 PT. PJB A. Latar Belakang Saat ini Dust Supression Coal Handling banyak yang malfunction baik sistem mekanik, control
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian
Lebih terperinciOleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito
Oleh : Endiarto Satriyo Laksono 2108039006 Maryanto Sasmito 2108039014 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Hadi, MT Instruktur Pembimbing Menot Suharsono, S.Pd ABSTRAK Dalam industri rumah untuk membuat peralatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. 3.2. Alat Penelitian Sling pump skala laboratorium terdiri dari motor listrik, reducer, rangka sling
Lebih terperinciGambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1
efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan
Lebih terperinciInstalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui
Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri
Lebih terperinciBAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:
BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciσa = Tegangan tarik ijin kg/cm 2
PELAKSANAAN TES DAN INSPEKSI INSTALANSI PENSTOCK 1. Uraian Dengan selesainya pekerjaan pemasangan, telah dilaksanakan tes dan inspeksi sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak dan Prosedur metode
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari
BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH 3.1 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBAHASAN
BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain, yaitu : 1. Metode Literatur Metode literature yaitu, metode dengan mengumpulkan,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN
BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR
BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Cooling tower yang dibuat dapat disirkulasikan dengan lancer dan layak untuk dilakukan pengujian
Lebih terperinciBAB III SET-UP ALAT UJI
BAB III SET-UP ALAT UJI Rangkaian alat penelitian MBG dibuat sebagai waterloop (siklus tertutup) dan menggunakan pompa sebagai penggerak fluida. Pengamatan pembentukan micro bubble yang terjadi di daerah
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,
Lebih terperinciPT. Starindo Cleaning Technologies PRODUCT CATALOG
PT. Starindo Cleaning Technologies PRODUCT CATALOG Dirancang dan diproduksi untuk mampu menghisap berbagai macam / jenis serbuk, tepung atau partikel dalam jumlah yang besar. Mesin bertenaga listrik atau
Lebih terperinciPENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Rancangan
25 PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Rancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototipe produk yang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.
BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciAsh/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator.
Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator. Komponen Utama Sootblower Tipe Fixed Rotary Motor Elektrik Berfungsi untuk menggerakkan gear yang terhubung dengan lance
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Pompa Reciprocating Pengujian kinerja pompa ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja pompa setelah proses modifikasi, yang meliputi ketangguhan sistem
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Evaluasi performansi efesiensi pompa dilakukan untuk mengetahui efisiensi sebuah sistim pemompaan sehingga bisa dilakukan penghematan energi. 4.2 Pemasangan
Lebih terperinciAnalisa Kebocoran Silinder Hidrolik pada Mesin Gravity Casting di Industri Manufaktur
Analisa Kebocoran Silinder Hidrolik pada Mesin Gravity Casting di Industri Manufaktur Syahril Ardi 1,a, Rudi Setiawan 1 1 Politeknik Manufaktur Astra, Komplek Astra International Jl. Gaya Motor Raya No.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM
37 BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM 3.1. Penjelasan dan Perencanaan Produk PT.CCCM Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang conveyor system dan
Lebih terperinciBAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK
BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK Perangkat elektro mekanik merupakan salah satu komponen utama yang diperlukan oleh suatu PLTMH untuk menghasilkan energi listrik Proses
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Standard Operational Procedure Flow chart proses honing tersebut disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Flow Chart SOP Proses Honing Teknik Industri
Lebih terperinciBAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK
BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA
BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN
BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1 Design Tabung (Menentukan tebal tabung) Tekanan yang dialami dinding, ΔP = 1 atm (luar) + 0 atm (dalam) = 10135 Pa F PxA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data gedung Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan Berikut data-data gedung tersebut: Tingkat : 6 lantai Tinggi bangunan :24 m Pada lantai pertama terdiri
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT
ASSALAMMUALAIKUM PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT.SCHERING-PLOUGH)) HANA FATMA WT LATAR BELAKANG
Lebih terperinciMOTOR BERKUALITAS, BANDEL DAN ANTI BAKAR
POMPA SUMUR DANGKAL Pengalaman Panasonic selama lebih dari 25 tahun di bidang pompa air, menghasilkan kepercayaan mutu dan kualitas pompa air yang handal dan tahan lama. Pompa Air Panasonic memberikan
Lebih terperinciBAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh
32 BAB III INSTALASI PERALATAN UJI 3.1 Tujuan Pengujian Pengujian dilakukan untuk memperoleh data-data kondisi refrigeran pada sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciBAB III. Analisa Dan Perhitungan
Laporan Tugas Akhir 60 BAB III Analisa Dan Perhitungan 3.1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 mei 014 di gedung tower universitas mercubuana dengan data sebagai berikut : Gambar
Lebih terperinciTeknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)
Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para
Lebih terperinciKomponen Sistem Pneumatik
Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk
Lebih terperinciKelompok 6. Pesawat Kerja. Belt Conveyor. Ahmad Fikri Muhamad Nashrulloh
Kelompok 6 Pesawat Kerja Belt Conveyor Ahmad Fikri 5315111767 Muhamad Nashrulloh 5315111769 http://www.automation.com/resources-tools/articles-white-papers/motion-control/selecting-the-optimal-conveyor-drive
Lebih terperinciCOOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )
COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan
Lebih terperinciTRANSPORTASI PADATAN
Materi transportasi padatan meliputi : 1. Alat pengangkut, 2. alat pengumpan, 3. alat penyimpan. PBP S1 Sperisa Distantina TRANSPORTASI PADATAN Pustaka : Brown, 1954, Unit Operations. Perry, 1997, Chemical
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance
Lebih terperinciBAB III PENGUJIAN DAN ANALISA POMPA VAKUM
BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA POMPA VAKUM 3.1 Prinsip Kerja Pompa Vacum Pada gambar 2-5 dijelaskan bahwa proses terjadinya hisapan adalah akibat adanya kehilangan tekanan pada aliran udara didalam pipa
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU Nama Disusun Oleh : : Jiwandana Nugraha Npm : 23411830 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )
PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN (6506 040 009) 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Metode Penelitian
Lebih terperinciLABORATORIUM SATUAN OPERASI
LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :
Lebih terperinciMENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT
MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT Pada budidaya tanaman untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman umumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dengan kapasitas terpasang 2 x 315 MW, tiap unit PLTU 1 Jawa Tengah Rembang memiliki satu buah boiler dengan 5 mill pulveriser yang mensuplai bahan bakar ke burner (ruang bakar).
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS. Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas
BAB IV HASIL ANALISIS 4.1 Perhitungan Ketinggian (head) Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas ketinggian yang merupakan awal dari jatuhnya air horizontal bagian yang
Lebih terperinciMEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK
BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUNG MBG
BAB III RANCANG BANGUNG MBG Peralatan uji MBG dibuat sebagai waterloop (siklus tertutup) dan menggunakan pompa sebagai penggerak fluida, dengan harapan meminimalisasi faktor udara luar yang masuk ke dalam
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi
5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK
BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya
Lebih terperinciGambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic
A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih
267 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.1 Kesimpulan Instalasi air Bersih Dari analisa Perencanaan instalasi air bersih pada gedung kantor Politekik Kediri diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
Lebih terperinciANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN B. RANCANGAN FUNGSIONAL
IV. ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN Alat pemerah susu sapi ini dibuat sesederhana mungkin dengan memperhitungkan kemudahan penggunaan dan perawatan. Prinsip pemerahan yang dilakukan adalah dengan
Lebih terperinciPEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT
MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER
BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH ANALISA PROSES KERJA SOOT BLOWER TIPE FIXED ROTARY PADA PROTOTYPE MINI STEAM POWER PLANT DI PT. NW INDUSTRIES Nama : Rachmat Shaleh NPM
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain :
BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS Dalam bab ini akan membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan pembuatan Mesin ECM single axis seperti alat dan bahan yang digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pembangunan sebuah PLTMH harus memenuhi beberapa kriteria seperti, kapasitas air yang cukup baik dan tempat yang memadai untuk
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinci