TUGAS AKHIR RP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR RP"

Transkripsi

1 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Eko Budi Santoso Lic.Rer.Reg TUGAS AKHIR RP PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER S U R A B A Y A 2013

2 Disparitas Pulau Jawa bagian utara dan selatan Penyusunan Penataan Ruang Wilayah untuk Percepatan Pembangunan Koridor Pansela Jawa Konsep Regional Management (pembentukan Kerja Sama Operasional Pembentukan Kawasan Strategis Ekonomi Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek memiliki kesamaan potensi ekonomi yang disatukan menjadi satu segmen dalam perencanaan Koridor Pansela Jawa dan JLS Jatim Dalam strategi percepatan pembangunan ekonomi koridor Pansela Jatim membutuhkan sistem koordinasi dan kerjasama antarwilayah Faktanya : Inefisiensi dalam pengelolaan potensi ekonomi di kedua kabupaten dan konflik pembangunan JLS

3 PERTANYAAN PENELITIAN Bagaimana bentuk arahan pengembangan yang optimal untuk mengelola komoditas unggulan pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di KabupatenPembentukan Tulungagung- Trenggalek melalui pendekatan regional management? Kawasan Strategis Ekonomi Mengidentifikasi potensi dan dominasi komoditas SDA lokal unggulan dari kedua kabupaten yang terdapat pada 7 kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan regional management dalam mengelola komoditas unggulan di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim. Menentukan arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim dengan konsep regional management.

4 Ruang Lingkup Wilayah SUBSTANSI : komoditas unggulan : Sumber Daya Alam (SDA) lokal yang menghasilkan barang mentah yang nantinya dianalisis dalam nilai produksi per komoditas (barang mentah) Regional management : kerjasama dalam mengelola komoditas unggulan dengan menentukan bentuk inisiatif kerjasama dari segi ekonomi berdasarkan faktor-faktor pembentuk regional management (kekuatan endogen)

5 TINJAUAN PUSTAKA Teori Pengembangan Wilayah Teori komoditas unggulan Konsep Regional Management diwujudkan dalam inisiatif kerjasama Barlingmascakeb Pawonsari Pemanfaatan Potensi Endogen (Abdurahman, 2008) (Tarigan, 2007) Pemberian alam (SDA) Teknologi Ketrampilan khusus Dekat dengan pasar Aksesibilitas tinggi Aglomerasi Kualitas SDM yang memadai Mentalitas masyarakat yang mendukung pembangunan Kebijakan pemerintah (Adisasmita, 2005) SDA (Sumber Daya Alam) Pemanfaatan teknologi dalam industri Kedekatan dengan pasar Letak strategis (jalur perdagangan) Infrastruktur Aksesibilitas Transportasi BAGIAN POTENSI Potensi Penawaran Potensi Permintaan Potensi Lingkungan Sosial Politik Regional FAKTOR POTENSI Tenaga Kerja Modal Infrastruktur Potensi Pasar SDA Ruang dan Lokasi Keindahan Alam Budaya Politik Kepastian Hukum Otonomi Daerah

6 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme yang bersumber pada teori dan kebenaran empirik dan etik. Pendekatan ini menggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu peristiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

7 TAHAPAN PENELITIAN Identifikasi potensi dan dominasi komoditas unggulan berupa komoditas SDA lokal dari kedua kabupaten yang terdapat pada 7 kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim Komoditas Basis Daya Saing Tingkat Pertumbuhan Progesivitas/ Kemajuan LQ dan SSA Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan regional management dalam mengelola komoditas unggulan di wilayah penelitian SDA SDM Modal/ Investasi Ketersediaan Infrastruktur Potensi Pasar Sosial dan Politik Regional Delphi Perumusan arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di Kabupaten Tulungagung- Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim dengan konsep regional management. Prioritas Kebutuhan Kerjasama Kondisi Empiri di Wilayah Penelitian Pendapat Pakar yang Kompeten Studi penerapan Regional Management di wilayah lain dan Literatur yang relevan Triangulasi

8 GAMBARAN UMUM 12, , , , Penggunaan Lahan (Ha) 4, , Hutan Permukiman Sawah Tanah Terbuka Tegalan

9 800 Kependudukan 709 org/km org/km Kondisi Tenaga Kerja Pucanglaban Kalidawir Tanggunggunung Kepadatan BesukiPenduduk Panggul Munjungan Watulimo 94 org 192 org TK-SD SMP-SMA/ SMK D3/S1/S2

10 Struktur Ekonomi Keuangan, Perse waan, & Jasa Perusahaan 3.69 % Pengangkutan dan Komunikasi 3.21 % Jasa-jasa 15.3 % Perdagangan, Hotel, & Restoran % Kabupaten Trenggalek Kontruksi 2.66 % Kontribusi PDRB ADHB Tahun 2011 Pertanian % Listrik, Gas, & Air Bersih 0.56 % Pertambangan & Penggalian 1.98 % Industri Pengolahan 5.23 % Laju Pertumbuhan Ekonomi Keuangan, Perse waan, & Jasa Perusahaan 8.95% Pengangkutan dan Komunikasi 7.31% Jasa-jasa 11.79% Pertanian 16.2% Pertambangan & Penggalian 2.37% Industri Pengolahan 19.57% Kab. Trenggalek Kab. Tulungagung Perdagangan, H otel, & Restoran 30.92% Listrik, Gas, & Air Bersih 1.05% Kabupaten Tulungagung Kontruksi 1.84%

11 Penentuan Dominasi Komoditas Unggulan Komoditas Kabupaten Tulungagung Kabupaten Trenggalek Pucanglaban Kalidawir Tanggunggunung Besuki Panggul Munjungan Watulimo Padi Sawah V V V Padi Gogo V V Jagung V V V Kacang Tanah V V V Kedelai V V V Jambu Mente V V V V Kelapa V V V V V V V Kapuk Randu V V V Cengkeh V V V V V Sengon V V V V Acasia V V V Perikanan Tangkap V V V V Sapi Potong V V V V V V Kambing V V V V Besi V V V Marmer V V

12 Penentuan Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pembentukan Regional Management di Wilayah Penelitian SDA SDM/ tenaga kerja Modal/ investasi Ketersediaan infrastruktur Potensi pasar Sosial dan Politik Regional Potensi komoditas unggulan Ruang dan lokasi strategis Ketersediaan tenaga kerja/ SDM Kualitas tenaga kerja/sdm Ketersediaan permodalan pemerintah Keinginan investasi pihak swasta Aksesibilitas Ketersediaan fasilitas umum Ketersediaan utilitas Ketersediaan pasar dan lokasi potensial untuk pemasaran Kebijakan pemerintah Keinginan dan pelaku/aktor terkait regional management Tahap Eksplorasi Iterasi Kemauan untuk bekerja Lebih dan etos penting bekerja jika SDM berkuantitas termasuk ke dalam banyak dan berkemauan kualifikasi kualitas untuksdm bekerja Selain untuk memenuhi kebutuhan seharihari, juga sebagai Fasilitas umum tidak penarik investor swasta terlalu berpengaruh untuk dapat masuk ke terhadap kegiatan wilayah penelitian untuk ekonomi bekerjasama Pasar tidak perlu dilokasikan Pasar yang dilokasikan akan tetapi bisa akanberbentuk mempermudah kegiatan yang distribusi dinamis barang antara dan penjual memudahkan dan pembeli di berbagai perencanaan lokasi

13 SDA Kondisi Empiri : Memiliki unggulan untuk komoditas kelapa (seluruh kecamatan), sengon (Kec. Munjungan, Watulimo, Tanggung gunung, dan Kalidawir), perikanan tangkap (Kec. Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir), dan marmer (Kec. Panggul dan Besuki) Beberapa kecamatan seperti Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir memiliki lokasi yang strategis untuk pemasaran dikarenakan ciri geografisnya dan perkembangan perkotaannya. Pendapat Pakar : Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan pengadaan balai benih serta sharing bibit unggul Peningkatan dan perlindungan komoditas sengon dan hasil hutan lainnya dengan pengadaan sistem tebang pilih tanam untuk hutan rakyat maupun hutan negara dan penyediaan bibit pohon untuk reboisasi Sharing produksi marmer mentah sebagai bahan baku kerajinan marmer Eksplorasi keanekaragaman sumberdaya ikan di pesisir selatan wilayah penelitian Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : Adanya program intensifikasi pertanian dengan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPL) (RM di Pawonsari) Pelestarian sumberdaya ikan di pantai Selatan Pawonsari (RM di Pawonsari)

14 Peningkatan produktivitas dan perlindungan komoditas sengon serta hasil hutan lainnya dengan pengadaan sistem tebang pilih tanam untuk hutan rakyat maupun hutan negara di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, serta penyediaan bibit pohon untuk reboisasi. Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan intensifikasi pertanian dan pengadaan balai benih, serta sharing bibit unggul di seluruh kecamatan. Sharing produksi marmer mentah sebagai bahan baku sentra kerajinan marmer di Kecamatan Besuki terutama dari Kecamatan Panggul sebagai penghasil marmer yang cukup potensial. Eksplorasi keanekaragaman/ variasi sumberdaya ikan di pesisir selatan terutama Prigi dan Popoh serta pelestarian sumberdaya ikan yang telah ada dengan menghindari alat tangkap yang dapat merusak habitat ikan.

15 Modal / Investasi Kondisi Empiri : Partisipasi pemerintah : pembangunan sarana prasarana, seperti memasok listrik dan air bersih, serta pembuatan jalan usaha tani, jaringan irigasi, penyediaan alat-alat pertanian dan pupuk organik, serta pemberian permodalan (hibah) untuk gabungan kelompok petani. Selain itu, di PPI Popoh, Kecamatan Besuki pemerintah juga menambah jumlah kapal nelayan. Investasi pihak swasta : bankbank swasta sebagai pemberi modal seperti di Kecamatan Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. Pengadaan bibit pohon sengon dari perusahaan kayu besar di Kecamatan Panggul dan Munjungan, industri besar kerajinan marmer milik swasta (PT IMIT) di Kecamatan Besuki. Pendapat Pakar : Menambah nilai jual kelapa dengan pengadaan industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa Untuk mendukung produktivitas komoditas kelapa, dilakukan penyediaan pasokan pupuk berbahan baku kotoran ayam dari Kec. Kalidawir, Kab. Tulungagung Pengadaan industri pengolahan ikan di PPI Prigi atau PPI Popoh Memperluas industri kerajinan marmer di Kec. Besuki dan Kec. Panggul Bantuan pengadaan peralatan modern dari pemerintah Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : Standarisasi mutu produk unggulan dengan kegiatan menghadirkan sarjana pendamping sebagai tenaga ahli (misal dari pemerintah daerah/pusat), bantuan pengadaan peralatan dari pemerintah (RM di Barlingmascakeb) Pengembangan sentra industri kelapa di Kec. Tanggunggunung, Kalidawir, da n Pucanglaban Pengembangan industri pengolahan ikan di kawasan Minapolitan Kec. Besuki dan Tanggunggunung, serta pengembangan cold store dan pabrik es di Kec. Panggul, Munjungan dan Watulimo. Pengembangan pertambangan marmer dan industri marmer/ onix berskala nasional di Kec. Besuki.(RTRW )

16 Memperluas cakupan industri kerajinan marmer/ onix di Kecamatan Besuki dengan menjadikan Kec. Panggul sebagai pemasok bahan baku marmer dan juga perluasan sentra industri marmer untuk menjangkau wilayah Jawa Tengah. Meningkatkan produktivitas komoditas kelapa, dilakukan penyediaan pasokan pupuk berbahan baku kotoran ayam dari Kec. Kalidawir, Kab. Tulungagung yang dapat diakses oleh seluruh pekerja perkebunan di wilayah penelitian sehingga seluruh kecamatan menjadi pemasok bahan baku untuk pengolahan kelapa tersebut. Pengadaan industri pengolahan ikan di PPI Prigi atau PPI Popoh yang didukung dengan pengembangan cold store, pabrik es, serta packaging di Kecamatan Panggul, Munjungan dan Watulimo. Industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa sebagai langkah pengembangan sentra industri kelapa di Kecamatan Tanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglaban untuk meningkatkan nilai jual dari hasil produksi kelapa yang sangat dominan dan terkenal kualitasnya secara regional.

17 Ketersediaan Infrastruktur Kondisi Empiri : Kualitas jalan kurang memadai terutama untuk jalan dengan aksesibilitas cukup tinggi di Kecamatan Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. Kuantitas dan kualitas fasilitas umum di wilayah penelitian cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat lokal. Ketersediaan utilitas berupa air bersih,jaringan listrik, dan telekomunikasi cukup melayani kebutuhan masyarakat terutama di ibukota kecamatan dan di beberapa kecamatan seperti Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. Beberapa kecamatan yang kesulitan air bersih maupun listrik adalah Kecamatan Munjungan, Tanggunggunung dan Pucanglaban dan daerah pesisir Pendapat Pakar : Perbanyakan kapal nelayan dan penyediaan alat tangkap yang lebih modern Perbaikan kualitas jalan serta pemerataan jaringan listrik, air bersih dan komunikasi Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : Pengadaan Pos keamanan bersama dengan pelengkapnya Pengadaan alat komunikasi Penambahan personil untuk penjagaan Pemanfaatan prasarana pendaratan kapal/perahu dan tempat Pelelangan Ikan pantai Selatan Pawonsari; (RM di Pawonsari) Pengembangan jaringan listrik berupa PLTA Niyama di Kec. Besuki, PLTS di Kec. Panggul, Munjungan, Tanggungg unung, dan Pucanglaban Pengembangan Terminal Tipe C di Kec. Besuki, Pucanglaban, Watulimo Pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kec. Panggul dan Watulimo untuk mendukung kegiatan industri. (RTRW Kab. Tulungagung dan Kab. Trenggalek )

18 Untuk program pengawasan dan pembatasan areal hutan produksi yang mendukung keseimbangan ekologi dibutuhkan kerjasama dalam pengadaan pos keamanan bersama dengan pelengkapnya (alat komunikasi) dan penambahan personil untuk penjagaan. Peningkatan jaringan listrik di sepanjang pesisir dan JLS dengan pengembangan PLTA Niyama di Kec. Besuki, PLTS di Kecamatan Panggul, Munjungan, Tanggunggunung, dan Pucanglaban sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik di sekitarnya. Peningkatan aksesibilitas kawasan dengan adanya program pengembangan Terminal Tipe C di Kec. Besuki, Pucanglaban, Watulimo yang dapat menjadi penghubung arus pergerakan barang dan orang untuk kegiatan perekonomian. Perbanyakan kapal nelayan dan penyediaan alat tangkap yang lebih modern, serta pemanfaatan PPI dan TPI yang telah ada di Kecamatan Watulimo dan Besuki. Pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kecamatan Panggul dan Watulimo untuk mendukung kegiatan industri secara bersama, terutama industri marmer di Kecamatan Besuki yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Watulimo.

19 Potensi Pasar Kondisi Empiri : Beberapa kecamatan memiliki TPI besar, seperti TPI Prigi dan TPI Popoh. Beberapa kecamatan merupakan lokasi yang potensial untuk pemasaran regional karena berbatasan langsung dengan kabupaten lainnya, seperti Kec. Panggul-Kab. Pacitan dan Kec. Pucanglaban-Kab. Blitar. Beberapa kecamatan yang memiliki karakter perkotaan yang sudah cukup besar seperti Kecamatan Kalidawir, ada pula lokasi didukung dengan kegiatan pertambangan galian dan perikanan seperti Kecamatan Besuki dan Watulimo. Beberapa kecamatan merupakan lokasi yang tidak potensial untuk pemasaran karena memiliki ciri geografis pegunungan yang terjal dan sulit dijangkau seperti Kecamatan Munjungan dan Tanggunggunung. Pendapat Pakar : Pengumpulan hasil dan pemasaran bersama komoditas kelapa Pengumpulan hasil dan pemasaran bersama kayu mentah untuk ekspor keluar daerah terutama Jawa Tengah Pengumpulan hasil tangkapan dan sentra pemasaran bersama ikan segar dan olahan di PPI Prigi dan Popoh Perluasan sentra kerajinan marmer dari Kec. Besuki ke Kec. Panggul untuk memperluas pemasaran ke Jawa Tengah Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : Promosi/ pemasaran produk tingkat regional dan nasional dengan kegiatan pembuatan leaflet serta berbagai jenis media informasi lainnya Standarisasi mutu produk unggulan Pemberdayaan SDM generasi muda Diversifikasi kreasi produk sesuai permintaan pasar; (RM di Barlingmascakeb) Pemanfaatan tempat pelelangan ikan Pengawasan tata niaga hasil kelautan dan perikanan, (RM di Pawonsari)

20 Efisiensi dan perluasan pemasaran komoditas sengon dengan pengumpulan hasil dan pemasaran bersama kayu mentah untuk ekspor keluar daerah terutama Jawa Tengah yang dapat dilakukan di Kecamatan Panggul Efisiensi dan perluasan pemasaran komoditas kelapa dengan pengumpulan hasil produksi komoditas kelapa dari seluruh kecamatan dan pemasaran bersama yang dapat dilakukan di Kecamatan Kalidawir Perluasan sentra kerajinan marmer dari Kec. Besuki ke Kec. Panggul untuk memperluas pemasaran ke Jawa Tengah Pemanfaatan tempat pelelangan ikan untuk pengumpulan hasil tangkapan serta sentra pemasaran bersama ikan segar dan olahan di TPI Prigi dan Popoh

21 SDM Penguatan kualitas SDM dengan pengadaan kegiatan pelatihan kelompok masyarakat yang bekerja di bidangnya, seperti buruh pekerja perkebunan, kelompok nelayan, dan pengrajin marmer yang difasilitasi oleh dinas-dinas yang terkait dengan cara saling mendatangkan tenaga ahli dari kedua kabuputen secara bergantian. Selain memberikan bimbingan peningkatan skill dalam berkebun, para pekerja juga diberikan peningkatan diri untuk berkomunikasi, mengetahui seluk beluk produksi, pengolahan, dan juga pemasaran agar dapat berwirausaha dan tidak berorientasi untuk bekerja di luar wilayah. Sosial dan Politik Regional Peningkatan koordinasi antarkelembagaan dalam menjalankan program-program sesuai dengan RTR yang berlaku terutama untuk memprakarsai kegiatan kerjasama dengan cara penciptaan forum komunikasi yang mengadakan pertemuan rutin antarmasyarakat, swasta dan pemerintah Peningkatan koordinasi untuk mengembangkan pesisir wilayah penelitian dengan konsep minapolitan di Prigi dan Popoh sehingga dapat menyerap lebih banyak SDM Penetapan kebijakan pembatasan areal hutan produksi untuk keseimbangan ekologi dengan pengamanan dan rehabilitasi yang dilaksanakan secara bersama

22 KESIMPULAN Potensi dan dominasi komoditas unggulan dari kedua kabupaten yang terdapat pada 7 kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim tidak mencakup semua komoditas. Subsektor tanaman pangan : Padi Sawah,Padi Gogo,Jagung, Ketela Pohon, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedelai, dan Kacang Hijau Subsektor perkebunan : jambu mente, kelapa, kapuk randu, cengkeh, kopi, dan vanili. Subsektor kehutanan : sengon, acasia, jati, dan sono. Subsektor perikanan : perikanan tangkap dan budidaya Padi Sawah, Padi Gogo, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai Jambu Mente, Kelapa, Kapuk Randu, Cengkeh Sengon, Acasia Perikanan Tangkap Subsektor peternakan : sapi potong, kambing, domba, ayam kampung,ayam ras, ayam broiler,mentok, dan kuda. Subsektor penggalian : Andesit Diorit, Kalsit, Pasir besi, Batu Bara, Marmer, dan Tembaga. Sapi Potong, Kambing Marmer, Pasir Besi

23 KESIMPULAN Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan regional management dalam mengelola komoditas unggulan di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim adalah : Sumber Daya Alam yang berupa Potensi komoditas unggulan serta Ruang dan lokasi strategis SDM/ Tenaga Kerja berupa Ketersediaan tenaga kerja/sdm dan Kualitas tenaga kerja/sdm Modal/ Investasi yang berupa Ketersediaan permodalan pemerintah dan Keinginan investasi pihak swasta Potensi Pasar yang berupa Ketersediaan pasar dan lokasi potensial untuk pemasaran Sosial dan Politik Regional yang berupa Kebijakan pemerintah, dan Keinginan dan pelaku/aktor terkait regional management Setiap kecamatan memiliki potensi untuk pembentukan regional management dengan peran yang berbeda tetapi memiiki kedudukan yang sama. Kecamatan yang memiliki faktor pembentukan regional management dominan adalah Kecamatan Watullimo, Besuki, dan Kalidawir (kecamatan lainnya sebagai pendukung)

24 KESIMPULAN Arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim dengan konsep regional management berupa pembentukan inisiatif kerjasama dengan prioritas pengembangan komoditas kelapa, sengon, perikanan tangkap, dan marmer, yang diwujudkan dalam beberapa kegiatan, yaitu : Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan intensivikasi pertanian, sengon dengan pemeliharaan dan reboisasi, perikanan tangkap dengan eksploragi keanekaragaman sumberdaya ikan, dan marmer dengan sharing produksi. Peningkatan kualitas SDM dengan penyuluhan yang difasilitasi oleh dinas-dinas terkait dengan koordinasi antarkabupaten Penguatan modal/investasi swasta dalam menyediakan industri pengolahan bahan baku. Pengadaan infrastruktur pendukung kegiatan perekonomian dari masing-masing kabupaten yang dapat dimanfaatkan pula oleh wilayah sekitarnya Efisiensi dan perluasan pemasaran komoditas secara bersama untuk ekspor keluar daerah Peningkatan koordinasi antarkelembagaan untuk memprakarsai kegiatan kerjasama dengan cara penciptaan forum komunikasi yang mengadakan pertemuan rutin antarmasyarakat, swasta dan pemerintah.

25 SARAN Perlu adanya studi lanjutan mengenai analisis penentuan aktor-aktor atau pelaku regional management di wilayah penelitian dengan struktu organisasi kolektif yang berbentuk Government Oriented, Quasi Government and Privat, atau Privat Oriented. Hasil arahan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai saran dan acuan dalam pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yang aksesnya akan terbuka lebar setelah dilalui JLS Jatim atau sebagai pendukung RM Golekpawon maupun Selingkar Wilis. Perlu adanya koordinasi dari aktor pembangunan dan perencanaan daerah berupa dinas-dinas terkait untuk membentuk Badan Kerjasama Antar Daerah terutama di wilayah pesisir selatan agar dapat lebih dekat dengan masyarakat dan dapat mengimplementasikan kebijkan dengan lebih mudah. Perlu adanya studi lanjutan yang membahas secara spesifik impact dari pembangunan JLS Jatim terhadap perkembangan kegiatan di sekitarnya.

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek 1 Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek Dwi Puspita Yulianto 1, Eko Budi Santoso 2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek JURNAL TEKNIK POMITS ol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-118 Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek Dwi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN (Lanjutan..)

PEMBAHASAN (Lanjutan..) PEMBAHASAN (Lanjutan..) Analisis Komoditas Potensial Unggulan di Kabupaten Trenggalek Analisis Kriteria Penentu Pengembangan Agroindustri g di Kabupaten Trenggalek Analisis Perumusan Arahan Pengembangan

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan

Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-255 Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Hesty Ristiani Putri dan Sardjito

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN

ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN Variabel bahan baku Variabel lsdm/tenaga kerja Variabel ketersediaan Infrastruktur Pendukung Variabel kelembagaan Analisis Triangulasi ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

Lebih terperinci

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b. 30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas unggulan di Kabupaten Bekasi, pembangunan pertanian berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah

Lebih terperinci

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Pertanian Dalam Angka Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek ini telah tersusun sebagai

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI, 2005. Strategi Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Daerah Kota Bogor. Di bawah bimbingan SETIADI DJOHAR dan IDQAN FAHMI. Sektor pertanian bukan merupakan sektor

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan serangkaian tahapan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Faktor - faktor penentu dalam pengembangan wilayah berbasis

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG Tugas Akhir RP091333 ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG Oleh: Azza Auliyatul Faizah 3609 100 009 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg. Page 1

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN NO 1. Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil di luar minyak gas bumi Penerbitan izin pemanfaatan ruang laut di bawah 12 mil

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL : STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PENDIDIKAN TK DAN SD PENDIDIKAN SMP DAN SM TENAGA PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PENGAJARAN TK DAN SD PENGAJARAN SMP DAN SM TENAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komoditas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komoditas adalah: 1. Barang dagangan utama, benda niaga, hasil bumi dan kerajinan setempat dapat dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebijakan pembangunan yang dipandang tepat dan strategis dalam rangka pembangunan wilayah di Indonesia sekaligus mengantisipasi dimulainya era perdagangan

Lebih terperinci

PERTANIAN.

PERTANIAN. PERTANIAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN Menyediakan kebutuhan pangan penduduk Menyerap tenaga kerja Pemasok bahan baku industri Sumber penghasil devisa SUBSEKTOR PERTANIAN Subsektor tanaman pangan

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPET DAS KAKAB DI KABUPATEN BARITO SELATAN

PENGEMBANGAN KAPET DAS KAKAB DI KABUPATEN BARITO SELATAN PENGEMBANGAN KAPET DAS KAKAB DI KABUPATEN BARITO SELATAN Andrea Yuandiney 3609 100 002 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja merupakan tekad atau janji rencana kinerja yang akan dicapai berdasarkan sasaran, tujuan dan kegiatan yang telah ditetapkan, baik dalam tahap

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL.. INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN (KONSEPSI) ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAPET SERAM

LAMPIRAN III PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL.. INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN (KONSEPSI) ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAPET SERAM LAMPIRAN III PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL.. LIMA TAHUNAN (KONSEPSI) ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAPET SERAM - 1 - LIMA TAHUNAN (KONSEPSI) ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAPET SERAM

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

Kawasan Cepat Tumbuh

Kawasan Cepat Tumbuh Terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Terjadi dorongan kerjasama pembangunan antar wilayah secara fungsional Kawasan Cepat Tumbuh Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk unggulan Tercipta keterpaduan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012 Halaman : i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan kewenangan atau mandat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN 1. Nama : KECAMATAN PAHUNGA LODU 2. Ibu Kota Kecamatan : TANDENING 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : UTARA=KEC, RINDI, SELATAN=KEC, WULA WAIJELU,TIMUR=LAUT SABU,BARAT

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KABUPATEN TRENGGALEK. Ratih Putri Andriansari. Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc. Sidang Umum, 08 Juli 2010

ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KABUPATEN TRENGGALEK. Ratih Putri Andriansari. Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc. Sidang Umum, 08 Juli 2010 ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS POTENSI SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN TRENGGALEK Tugas Akhir PW09-1333 Sidang Umum, 08 Juli 2010 Ratih Putri Andriansari 3606 100 036 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Putu

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. [Type text] [Type text] [Type tex[type text] [T KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Studi Penerapan Mekanisme Insentif

Lebih terperinci

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH ADINDA PUTRI SIAGIAN / NRP. 3609100701 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu Sedang dalam pengembangan :) PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PANDAWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KAWANGU 3. Tahun Berdiri : 20 Agustus 1992 4. Batas Wilayah : Timur=Kecamatan Kanatang,Barat= Kec. Umbu

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan lintas sumatera. Kecamatan Menggala merupakan pertemuan antara jalan lintas timur sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dalam perannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat diwujudkan dalam bentuk kebijakan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1 BOX 1 LAPORAN HASIL PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 (BASELINE ECONOMIC SURVEY

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI Jawa Barat Bagian Utara memiliki banyak potensi baik dari aspek spasial maupun non-spasialnya. Beberapa potensi wilayah Jawa Barat bagian utara yang berhasil diidentifikasi

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim ABSTRAK Pembangunan Wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi,

Lebih terperinci

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU 1 : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU PAUD dan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Non

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN A. KONDISI UMUM Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mahulu

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH NUSA TENGGARA 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah daerah

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan disahkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004

Lebih terperinci