BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
|
|
- Verawati Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan melibatkan banyak hal seperti peserta didik, guru, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, dan lingkungan pendidikan. Guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang sangat penting dalam terselenggaranya pendidikan di masyarakat. Guru yang menentukan apa yang harus diketahui oleh siswa (learning to know), apa yang harus dilakukan oleh siswa (learning to do), akan menjadi apakah siswa nantinya melalui mata pelajaran yang diajarkan (learning to be), dan mengajarkan siswanya untuk hidup di masyarakat melalui mata pelajaran tersebut (learning to live together). Semua hal tersebut, yang dikenal sebagai empat pilar pendidikan yang dicetuskan oleh UNESCO, akan kembali kepada guru selaku orang yang membimbing siswa. Para calon guru idealnya menempuh pendidikannya di Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Salah satu FKIP di Indonesia ialah FKIP Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Adapun visi dan misi FKIP Universitas Lambung Mangkurat ialah; (1) Visi FKIP adalah menjadikan FKIP Universitas Lambung Mangkurat sebagai LPTK yang berkualitas dan mampu menghasilkan tenaga kependidikan yang bertaqwa, mempunyai kompetensi akademik tinggi, profesional, inovatif, serta adaptif terhadap perkembangan dunia pendidikan atau pembangunan umumnya; (2) Misi FKIP salah satunya adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang dilandasi oleh profesionalitas, etika akademik, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, diharapkan lulusan atau keluaran FKIP Universitas Lambung Mangkurat adalah tenaga kependidikan yang profesional, memiliki kompetensi akademik tinggi, etika akademik dan mengikuti 1
2 2 perkembangan pendidikan dan teknologi (Borang Akreditasi Prodi Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, 2011:6). Salah satu Program Studi FKIP Universitas Lambung Mangkurat yaitu Program Studi Pendidikan Sejarah. Lulusan Program Studi Pendidikan Sejarah diharapkan dapat menjadi lulusan yang memiliki kemampuan mempraktikkan konsep-konsep pembelajaran sejarah/ips dan konsep-konsep ilmu sejarah. Lebih lanjut mampu melakukan penelitian di lapangan dalam bidang sejarah dan pendidikan sejarah (Evaluasi Diri Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, 2011: 5). Sebagian lulusan Prodi Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat mengajar di SMA, SMP, dan SD. Bahkan adapula yang bekerja dipemerintahan seperti Dinas Balitbangda, LPPM, dan museum daerah. Adapula yang bekerja di media massa cetak dan elektronik, berwirausaha seperti menjadi agen travel, menjadi pegawai bank, bekerja di perusahaan swasta, dan sebagainya. Para lulusan baik yang menjadi tenaga pendidik maupun tidak, semuanya berusaha untuk menjaga eksistensi dalam dunia pekerjaan. Meskipun disayangkan jika lulusan tidak menjadi seperti yang diharapkan. Kesulitan yang dihadapi ialah kurang dapat bersaing dalam dunia pekerjaan, khususnya dunia pendidikan. Lulusan FKIP Universitas Lambung Mangkurat, khususnya Prodi Sejarah harus bersaing dengan lulusan LPTK lainnya yang berstatus swasta. Melihat keadaan alumni di lapangan, maka diperlukan sebuah persiapan bagi para calon guru agar memiliki kompetensi dalam mempraktikkan konsepkonsep pembelajaran sejarah/ips dan konsep-konsep ilmu sejarah. Guna mempersiapkan para calon guru tersebut, maka dibutuhkanlah serangkaian upaya berupa pengembangan dan penggunaan sumber pembelajaran, alat bantu pembelajaran, media pembelajaran yang kreatif, metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dan model pembelajaran yang beragam pada perkulihan. Menurut Minandar (2014:74) yang melakukan penelitian pada mahasiswa STKIP-PGRI Pontianak, Kalimantan Barat bahwa selama ini proses
3 3 perkuliahan yang dilakukan dosen di kelas cenderung menggunakan teachercenter yaitu perkulihan yang berpusat pada dosen. Metode yang digunakan seperti ceramah, presentasi media powerpoint, tanya jawab, diskusi adalah metode yang dilaksanakan dalam perkuliahan. Gambaran metode yang digunakan adalah brain stroming (curah pendapat) dan diskusi. Sebagian besar mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik saat perkulihan berlangsung. Sebagian besar mahasiswa pasif, dan berbicara ketika ditunjuk untuk mengungkapkan pendapatnya. Keadaan seperti ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan mahasiswa dalam menguasai materi yang diberikan. Keterbatasan sumber belajar seperti buku dan lain-lain juga menjadi masalah bagi mahasiswa (Minandar, 2014:74-75). Penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dapat menjadi salah satu solusi guna menarik minat mahasiswa terhadap pembelajaran sejarah. Menurut Joyce, Weil & Calhoun (2011:31), model-model pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yang memiliki orientasi pada sikap manusia dan bagaimana mereka belajar. Pertama, kelompok model pengajaran memproses informasi (the information-processing family). Kedua, kelompok model pengajaran sosial (the sosial family). Ketiga, kelompok model pengajaran person (the person family). Keempat, kelompok model pengajaran sistem perilaku (the behavioral systems familly). Selain model-model tersebut adapula jenis model-model lain seperti model kooperatif, inkuiri, CTL, PBL, dan lainnya. Dengan demikian, dosen harus mampu menyesuaikan materi ajar dengan model-model pembelajaran tersebut agar dapat dicapainya tujuan dan makna pembelajaran sejarah. Salah satu tujuan penting pembelajaran sejarah ialah cara berpikir historis (historical thinking). Hal ini dikarenakan adanya kesinambungan pada masa lalu yang membentuk masa kini, dan adanya perubahan unsur-unsur, nilai dan tatanan masyarakat sebagai bentuk reinterpretasi terhadap perubahan zaman (Susanto: 24-59). Beberapa negara di Barat, juga berpandangan bahwa berpikir historis (historical thinking) sebagai tujuan yang penting dalam pembelajaran sejarah. Di Kanada, para peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan berpikir historis
4 4 (historical thinking) yang disebutkan dengan Proyek Benchmark. Para peneliti telah mengidentifikasi struktural konsep sejarah yang menjadi dasar berpikir historis (historical thinking). Menurut Seixas (2006: 1-2), terdapat enam konsep berpikir historis yang berbeda tetapi saling berkaitan erat, dimana siswa dituntut dapat; (1) membangun makna sejarah (historical significance); (2) menggunakan bukti sumber utama (primary sources); (3) mengidentifikasi kesinambungan dan perubahan (continuity and change); (4) menganalisis penyebab dan konsekuensi (cause and consequence); (5) mengambil perspektif sejarah (historical perspective); dan (6) memahami dimensi moral dari interpretasi sejarah (moral or ethical dimension). Berdasarkan struktural berpikir historis (historical thinking) tersebut, maka dengan berpikir historis (historical thinking); (1) pembelajaran sejarah dapat lebih bermakna dan tidak sekedar hapalan; (2) melatih mahasiswa menggunakan bukti dari sumber utama; (3) dapat memahami perubahan dari waktu ke waktu; (4) mampu menganalisis penyebab dan konsekuensi; (5) memiliki perspektif sejarah; dan (6) memiliki dimensi moral dari interpretasi sejarah. Berpikir historis (historical thinking) dapat dilatih dengan model pembelajaran yang berbasis pada masalah seperti inkuiri (penelitian ilmiah dan latihan penelitian) dan PBL (Problem Based Learning). Model pembelajaran tersebut dapat berbasis pada arsip koran sebagai sumber belajar alternatif. Pemilihan koran dikarenakan terbit beriringan dengan revolusi, tekanan dan kondisi politik yang berbeda-beda. Sehingga sejarah koran dapat diartikan sebagai sketsa dari kisah bangsa Indonesia (Smith, 1983: 61). Koran terus terbit sejak 1651 hingga sekarang sebagi media komunikasi massa yang memuat beragam berita sesuai masanya (Smith, 1983: 61). Koran dapat membantu mahasiswa untuk berpikir historis dengan memilah-milah berita yang ada, baik dari hardcopy atau softcopy dengan menggunakan metode sejarah. Artikel-artikel pada arsip koran akan digunakan untuk membangun peristiwaperistiwa yang merangsang berpikir mahasiswa. Peristiwa-peristiwa tersebut akan dijadikan sebagai situasi permasalahan yang dapat berupa pernyataan
5 5 permasalahan (problem statement) atau lembaran fakta/bukti (fact sheet) (Joyce, dkk, 2011:210). Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka dibutuhkanlah model pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa dengan menggunakan koran sebagai sumber belajar. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis (Historical Thinking) (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat). Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, dkk. Model ini dipilih karena kepraktisan dan kedetailan langkah pengembangan yang dikemukakan dan sangat cocok untuk digunakan dalam pengembangan model pembelajaran dalam sampel kelas yang terbatas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat? a. Bagaimana pembelajaran sejarah lokal selama ini? b. Bagaimana penggunaan model pembelajaran sejarah lokal? c. Bagaimana penggunaan koran sebagai sumber pembelajaran dan sejarah? d. Bagaimana pemahaman tentang berpikir historis mahasiswa? 2. Bagaimana desain hasil pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking)? a. Bagaimana hasil uji validasi model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran oleh tim ahli? b. Bagaimana uji coba model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran dilaksanakan? 3. Bagaimana efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking)?
6 6 a. Bagaimana efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran (historical thinking) dilaksanaan? b. Bagaimana draf akhir model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking)? C. Tujuan Penelitian Pengembangan Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat. 2. Mendeskripsikan desain hasil pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). 3. Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). D. Manfaat Penelitian Pengembangan Penelitian pengembangan (Reserch and Development) ini memiliki manfaat yang besar baik secara teoritis maupun praktis, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran berguna membantu mahasiswa berpikir historis (historical thinking) agar pembelajaran sejarah lebih bermakna dan tidak sebatas hapalan saja. Selain itu, mahasiswa juga menambah sumber pembelajaran yang berupa arsip koran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi dosen Penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran, sehingga diharapkan dosen dapat mengajarkan berpikir historis (historical thinking) kepada mahasiswa. Dosen juga dapat memanfaatkan koran sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sejarah sehingga tidak hanya terpaku pada buku-buku babon yang ada.
7 7 b. Bagi mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat berpikir historis (historical thinking) dengan menggunakan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran, sehingga pembelajaran sejarah tidak sekedar hapalan saja. Selain itu juga memberikan pengetahuan bahwa arsip koran dapat menjadi sumber sejarah pada pembelajaran sejarah. c. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menjadi bahan yang relevan bagi penelitian pengembangan (Reserch and Development) selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan model pembelajaran sejarah pada tingkat Perguruan Tinggi. E. Spesifik Produk yang Diharapkan Produk yang dikembangankan dalam penelitian pengembangan ini ialah model pembelajaran sejarah. Model yang dikembangakan tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Berpusat kepada siswa. 2. Berbasis arsip koran sebagai sumber pembelajaran dan sejarah. 3. Menggunakan model latihan penelitian (inquiry training model). 4. Sasaran yang dicapai adalah untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). Model pembelajaran yang dihasilkan merupakan perpaduan antara model latihan penelitian yang berbasis arsip koran. Materi yang diajarkan ialah proses Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 yaitu arsip koran pada tahun Artikel pada arsip koran akan digunakan untuk membangun peristiwaperistiwa yang merangsang berpikir mahasiswa. Peristiwa-peristiwa tersebut akan dijadikan sebagai situasi permasalahan yang dapat berupa pernyataan permasalahan (problem statement) atau lembaran fakta/bukti (fact sheet). F. Definisi Istilah Pada penelitian dan pengembangan model pembelajaran sejarah ini, terdapat beberapa definisi istilah, antara lain:
8 8 1. Model pembelajaran sejarah lokal, adalah perencanaan dari mata kuliah atau ilmu yang mempelajari kejadian masa lampau manusia maupun kelompok masyarakat yang berada lokalitas tertentu, serta memiliki prosedur sistematik antara lain sintak, sistem sosial, tugas atau peran guru, sistem dukungan, dan pengaruh yang berupa intruksional dan pengiring yang diiukuti pada kegiatan pembelajaran. 2. Arsip koran, dapat diartikan sebagai dokumen tertulis berupa surat kabar harian yang digunakan sebagai referensi. Arsip koran berisikan pandangan-pandangan politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya, serta dapat disebut sebagai kronik dari kejadian-kejadian terakhir yang terbit setiap hari. 3. Berpikir historis (historical thinking), adalah cara berpikir untuk memahami tentang perubahan dari waktu ke waktu yang berupa konsep perubahan dan kontinuitas atau kesinambungan pada masa lalu yang membentuk masa kini.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan pembahasan, diperolehlah jawaban rumusan permasalahan yang merupakan kesimpulan penelitian dan pengembangan model
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian dan pengembangan (research and development) ini adalah Program Studi Pendidikan Sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik mampu mendukung pembangunan di masa mendatang, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan IPA peserta didik Indonesia dapat dilihat secara Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (Carin dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,
Lebih terperinciBelajar dan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Oleh Saluky, M.Kom
Belajar dan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Saluky, M.Kom Pendahuluan Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (sudjana(1989:28)) Bahan belajar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang sedang coba diterapkan oleh pemerintah ke beberapa sekolah sasaran saat ini yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak adanya manusia di muka bumi ini dengan peradabannya maka sejak itu pula pada hakikatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Dalam situasi masyarakat
Lebih terperinciSPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS
SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SF 1 1 Revisi : IV Tanggal : 18 Agustus 2012 Dikaji ulang oleh : Pembantu
Lebih terperinci2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa sebagai insan akademis yang memiliki potensi, talenta dari berbagai macam bidang ilmu keahlian dan pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses pembelajaran merupakan proses yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) dalam mempelajari materi kuliah pemrograman komputer adalah mampu memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk sekolah dasar merupakan tujuan utama pembangunan pendidikan pada saat ini dan pada waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi utama guru adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang. Kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model atau strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk menjamin kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu berubahnya sistem pembelajaran dari teacher centered menjadi
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran pada abad 21 merupakan pembelajaran yang menekankan peserta didik harus aktif. Perubahan dari abad 19 ke abad 21 yaitu berubahnya sistem pembelajaran
Lebih terperinciPergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi. PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008
Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008 Learning is a treasure that will follow its owner everywhere.. (chinese proverb) Our Motto Pergeseran Paradigma Pendidikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik. Hal ini disebabkan, karena pendidikan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia yang berkualitas tersebut dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan abad 21 menuntut siswa untuk memiliki kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan yaitu: (1) belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA
PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd. Dosen PGSD FKIP Universitas Jember Abstrak Latar belakang dilakukan penelitian
Lebih terperinciPERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA
PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA Eka Trisianawati 1, Handy Darmawan 2 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak
Lebih terperinciINOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT
INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DI SMA MUHAMMADIYAH PURWODADI TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu unsur kehidupan berperan penting dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk mengembangkan potensi diri dan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013 pengembangan kurikulum kembali terjadi untuk SD, SMP, SMA dan SMK. Pihak pemerintah menyebutnya sebagai pengembangan kurikulum bukan perubahan kurikulum.
Lebih terperinciPROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN AKADEMI SEKRETARI DAN MANAJEMEN DON BOSCO Jln. Pulomas Barat V Jakarta Timur COMPANY PROFILE Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Akademi Sekretari dan Manajemen (Asekma)
Lebih terperinci2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan telah berlangsung di segala ruang waktu dan tempat, sehingga pendidikan dapat dikatakan bersifat fundamental, universal dan fenomenal. Fundamental artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan oleh Conant (Pusat Kurikulum, 2007: 8) sebagai serangkaian konsep yang saling berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal terpenting bagi semua manusia. Pendidikan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia mulai dari lahir hingga ke liang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu perubahan yang terjadi di dunia pendidikan dewasa ini yaitu dibentuknya kurikulum baru yang sering disebut dengan Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, termasuk dosen yang merupakan agen sentral pendidikan di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka misi pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciOrientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sarana yang paling penting dan efektif untuk membekali siswa dalam menghadapi masa depan. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang bermakna sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berorientasi pada terbentuknya individu yang mampu memahami realitas dirinya dan masyarakat serta bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di masa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum, jumlah siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dalam zaman yang semakin modern ini, pendidikan merupakan modal yang harus
Lebih terperinciManual Mutu Akademik
Manual Mutu Akademik MM 01 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Manual Mutu Akademik ini berisi tentang kebijakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan wajib bagi setiap orang. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu pemerintah
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL BERBASIS ARSIP KORAN UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR HISTORIS (HISTORICAL THINKING)
MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL BERBASIS ARSIP KORAN UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR HISTORIS (HISTORICAL THINKING) (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat)
Lebih terperinciSTANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,
Lebih terperincidapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjalin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan melalui metode ilmiah. Fisika merupakan salah satu dari
Lebih terperinciSEKILAS MENGENAI.. 1 PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN
SEKILAS MENGENAI.. 1 PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN Oleh: Santoso Tri Raharjo 2 UMUM Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya dan usaha untuk menjadikan masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan hendaknya mampu mendukung pembangunan di masa mendatang. Pembangunan melalui pendidikan dapat disalurkan pada pengembangan potensi peserta didik.
Lebih terperinciBimafika, 2010, 3, TANTANGAN DAN UPAYA MASA DEPAN GURU DI PROVINSI MALUKU (KAJIAN PENGUNAAN ICT DALAM PEMBALAJARAN BIOLOGI) Hasan Tuaputty *
Bimafika, 00,, 65-7 xxx TANTANGAN DAN UPAYA MASA DEPAN GURU DI PROVINSI MALUKU (KAJIAN PENGUNAAN ICT DALAM PEMBALAJARAN BIOLOGI) Hasan Tuaputty * Jurusan Biologi FKIP Unversitas Pattimura ABSTRACT Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan perlu diorganisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat belajar untuk mengembangkan dirinya
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009
50 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap dunia pendidikan. Salah satunya adalah proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan dapat menjamin perkembangan dan keberlangsungan hidup suatu bangsa, oleh karena itu peningkatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan pembelajaran yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata. Di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTS (Madrasah Tsanawiyah). SMK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah sekolah formal yang dibentuk dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang setara dengan sekolah menangah. SMK (Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang dengan sengaja diciptakan (Dimyati dan Mudjiono 2006). Seorang pengajar harus mampu menciptakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pendidikan di sekolah,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pendidikan di sekolah, di dalamnya harus ada subyek didik dan siswa yang belajar. Keberhasilan suatu pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik
Lebih terperinciPENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO
ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala E-ISSN: 2477-8214 Vol 3 No.1 Tahun 2017 PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO Eva Dina Chairunisa, M.Pd eva_dinach@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendididikan dasar dan menengah, Geografi merupakan cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011).
Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap peduli lingkungan merupakan kesediaan yang muncul dari dorongan internal untuk menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian tujuan pendidikan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SITUS SEJARAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH. FKIP, Universitas PGRI Madiun
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SITUS SEJARAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH Yudi Hartono 1, Anjar Mukti Wibowo 2 1,2) FKIP, Universitas PGRI Madiun Email: 1 cahya_nadwa@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut dalam menghafal rumus rumus fisika dan menyelesaiakan soal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelajaran fisika, yang sering menjadi permasalahan adalah lemahnya proses pembelajaran di kelas. Dimana dalam pembelajaran siswa lebih banyak dituntut dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan martabat dalam kehidupan. Manusia
Lebih terperinciSTRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Anissatul Mufarokah, S.Ag, M.Pd STAIN Tulungagung Press STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis: Anissatul Mufarokah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru berperan penting dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembelajaran. Pada dasarnya setiap guru harus memiliki kemampuan dalam merancang program pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai pelaksana pendidikan guru memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami banyak perkembangan dan ini merupakan hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan informasi.
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY Berlinda Agustina AS, Muhammad Arifuddin Jamal, Sarah Miriam Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciRasional. Visi, Misi, dan Tujuan
Rasional Program Magister Pendidikan Fisika Pascasarjana UM diselenggarakan dengan beberapa dasar pemikiran. Di antara pemikiran tersebut adalah untuk 1) memenuhi minat dan memfasilitasi peningkatan karir
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA oleh Ida Zulaeha dan Deby Luriawati Fakultas Bahasa dan Seni UNNES ABSTRAK Micro teaching
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya meningkatkan kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Sedangkan pendidikan
Lebih terperinciMANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2010 MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Kode
Lebih terperinci