PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMAN 3 LENGAYANG ARTIKEL

Transkripsi

1 0 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMAN 3 LENGAYANG ARTIKEL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu Oleh: WIDA OKTAMI NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2 1

3 1 INFLUENCE OF MEDIA IMAGES SOCIOLOGY STUDENTS AGAINST CONCEPT TRAINING CLASS XI IPS SMAN 3 LENGAYANG Wida Oktami 1 Zafri, M. Pd 2 Marleni, M. Pd 3 SOCIOLOGY OF EDUCATION STUDIES PROGRAM STKIP PGRI PADANG, WEST SUMATERA ABSTRACT The low of students' understanding of the concepts of sociology has been in SMAN 3 Lengayang, showed the need for improvements in the system of learning that teachers do. In keeping with the times nowadays it is to achieve the learning objectives, researchers interested in examining the effect of the use of the media Fig. This study aims to look at the effect of media usage Figure towards understanding the concept of sociology students. This experimental study was conducted in the first half at SMA N 3 Lengayang 2013/2014 school year. The study population are all students of class XI IPS consists of two classes, and a sampling technique is total sampling because there are only two classes. Class XI IPS 1 as the control class in learning to use the lecture method, and the class as a class XI IPS 2 experiment in learning using Interactive CD media. Data were collected by providing objective shaped test to both groups. To test the hypothesis using t-test.based on the hypothesis testing results are obtained t count> t table or 1.999> the significant level of 0.05, H0 is rejected and H1 accepted meaning by using the media Fig students' understanding of the concept of sociology increased both overall and per indicator material concept. This is because in the process of learning the interaction between stimulus and response, in which the stimulus of media images displayed by the teacher, and the students respond to the changes in behavior that students watch and observe the learning materials through the medium of pictures, so that students in the learning process involved mentally. Based on the above results it can be concluded that the media image can enhance the students' understanding of the concept of sociology. Keywords: transport, illegal, payments. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan Pembimbing I Dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat. 3 Pembimbing II Dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat. 1

4 2 PENDAHULUAN Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal (1) : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Tujuan pembelajaran sosiologi mencakup dua aspek yaitu: pertama secara kognitif, pengajaran sosiologi dimaksud untuk memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional dari komponenkomponen individu, kebudayaan, dan masyarakat sebagai suatu sistem. Kedua secara praktis, untuk mengembangkan keterampilan sikap dan prilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat (Depdiknas 2000: 2). Di dalam peningkatan kegiatan pembelajaran pencapaian standar kompetensi yang terencana sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, agar siswa dapat mengembangkan kompetensi ranah kognitif, afektif maupun psikomotor dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kompetensi dasar diikuti dengan materi pokok dan standar kompetensi. Agar kualitas pendidikan dapat berjalan dengan baik diharapkan kegiatan pembelajaran yang diterapkan disekolah tersebut seharusnya dapat mencapai suatu standar nasional dan kemudian dapat menjadi standar internasional, maka sekolah membuat suatu standar acuan dan kriteria ketuntusan minimal yang sesuai dengan keadaan siswa dan sekolah. Untuk mata pelajaran sosiologi di SMAN 3 Lengayang kriterian ketuntasan minimalnya adalah 75, siswa dikatatan tuntas apabila hasil belajarnya mencapai angka 75. Tabel 1: Hasil Ulangan Harian Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA N 3 Lengayang Tahun 2013/2014. N Nama Siswa Nilai Keterangan o 1 Aldi Pradona 40 Tidak tuntas 2 Elza Alaina Hizani 75 Tuntas 3 Muhammad Fajri 25 Tidak tuntas 4 Niko Zainal Hamzani 40 Tidak tuntas 5 Zefni Wandi 50 Tidak tuntas 6 Witravi Tetri 35 Tidak tuntas 7 Febri Iksandra 20 Tidak tuntas 8 Reski 45 Tidak tuntas 9 Yoga Pratama 55 Tidak tuntas 10 Jol Musliadi 75 Tuntas 11 Asriman 30 Tidak tuntas 12 Yefrizal 45 Tidak tuntas 13 Martavio Pratama 25 Tidak tuntas 14 Randi Azmi 35 Tidak tuntas 15 Weweng Okrizal H. 75 Tuntas 16 Riri Mai Putri 30 Tidak tuntas 17 Muhammad Azmi 50 Tidak tuntas 18 Nova Dwi Avrina 75 Tuntas 19 Eldo Rahmanando 50 Tidak tuntas 20 Benny Wijaya 75 Tuntas 21 Wina Fitria Aptiska 30 Tidak tuntas 22 Suci Pratama Putri 40 Tidak tuntas 23 Niko Gusrianto 30 Tidak tuntas 24 Yerma Guspita 40 Tidak tuntas 25 M. Kulaifi 30 Tidak tuntas 26 Habil Pratama 50 Tidak tuntas 27 Ira Afrianti 30 Tidak tuntas 28 Alif Foaladi Assalam 30 Tidak tuntas 29 Depira Indra 45 Tidak tuntas 30 Alimam Sri Marta 35 Tidak tuntas 31 Maresta Pendra 40 Tidak tuntas 32 Leta Junita Jusman 55 Tidak tuntas

5 3 Sumber: Guru Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI IPS Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA N 3 Lengayang di kelas XI IPS pada tanggal 8 september 2014, berkaitan dengan faktor eksternal banyak masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran. Materi pelajaran yang terlalu padat menyebabkan proses pembelajaran tidak terlaksana secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang dilaksanakan masih berorientasi pada pencapaian target kurikulum bukan pada pemahaman konsep, hal ini terbukti ketika guru bertanya siapa yang bisa menyebutkan satu contoh ciri-ciri masalah sosial selain yang terdapat didalam buku teks sebagai salah satu bentuk masalah sosial. Dari 32 orang siswa yang bisa menjawab dengan benar hanya 5 orang. Siswa dapat mengetahui konsep dengan membaca buku tertapi tidak dapat menggunakan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti jika siswa disuruh menunjukkan contoh selain yang ada di buku, siswa tidak bisa memberikan contohnya. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siswa belum paham dengan apa yang mereka baca atau tidak dapat memahami konsep yang terkandung dalam bacaan tersebut. Upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep maka penulis mencoba dengan menggunakan media gambar. Menurut Arsyad ( 2005: 3) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga kegiatan belajar mengajar terjadi. Media gambar merupakan salah satu media dalam kegiatan pembelajaran karena sebagai sarana untuk mendukung kegiatan guru dan siswa dalam kelas, jika guru menerapkan media yang kurang tepat dalam kegiatan pembelajaran maka hasil yang dicapai kurang memuaskan dan sebaliknya jika guru menerapkan media yang tepat. Pemakaian media gambar dalam kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa serta pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan prilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang dialami sebelumnya ( Hamalik, 2005 :15). SMAN 3 Lengayang merupakan salah satu sekolah yang sarana dan prasarananya masih rendah atau kurang serta fasilitas yang dimiliki masih rendah, karena guru yang mengajar di sekolah tersebut hanya menggunakan metode ceramah selama kegiatan pembelajaran, sebab guru tersebut jarang menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran, karena gambar yang menyangkut materi tersebut jarang yang ada disekolah. Hal ini disebabkan karena membuat media gambar tersebut membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, dengan adanya media gambar lebih mempermudah dalam mengajarkan materi khususnya dalam pelajaran sosiologi, sebab konsep-konsep yang akan diajarkan sudah disajikan dalam bentuk media visual (media gambar) ini lebih mudah untuk memancing pikiran siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Gaya belajar siswa di SMAN 3 Lengayang adalah 60% siswa memiliki gaya belajar media visual. Hal tersebut terbukti berdasarkan wawancara dengan guru yang bersangkutan, bahwa pada umumnya siswa di SMAN 3 Lengayang memilki gaya belajar media visual, hal tersebut dibuktikan ketika guru pada mata pelajaran tersebut menggunakan media visual siswa lebih betah di dalam kelas, siswa tidak sering keluar masuk kelas, dan siswa lebih memperhatikan pelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka media gambar ini bisa digunakan dalam proses pembelajaran di SMAN 3 Lengayang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa khususnya pada mata pelajaran sosiologi siswa. Berdasarkan permasalahan yang telah diungkap, penulis tertarik meneliti pembelajaran sosiologi dengan menggunakans media gambar. Pembelajaran menggunakan media gambar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa

6 4 terhadap konsep-konsep sosiologi. Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Maka yang dimaksud dengan stimulus dalam penelitian ini adalah media gambar yang ditampilkan oleh guru kepada siswa, dan siswa merespon dengan perubahan tingkah laku yaitu siswa menyaksikan, dan mengamati materi pembelajaran melalui media gambar yang ditampilkan oleh guru METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif tipe semi. Menurut Arikunto (2010:207) penelitian semi eksperimen adalah untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan kepada peserta didik, sedangkan, jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiono (2012: 303) adalah untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Menurut Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 IPS SMA N 3 Lengayang pada tahun ajaran 2013/2014. Terdapat 2 kelas dengan jumlah keseluruhan 64 orang siswa, berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari guru sosiologi kelas XI IPS SMA N 3 Lengayang tahun ajaran 2013/2014. Menurut Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini haruslah mengambarkan karakteristik dari suatu populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling karena adanya kelas XI IPS 1 yang sengaja diberi perlakuan seperti penerapan media gambar melalui pendekatan pemahaman konsep, dan ada pula kelas XI IPS 2 yang dilakukan tidak menggunakan media gambar. Lufri dkk (2005: 98) data adalah informasi yang akan diolah yang diperlakukan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Arikunto (2010: 161) Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat di jadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Jenis data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer yaitu data yang diambil dari sampel yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer yaitu data hasil belajar sosiologi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari orang lain. Dalam hal ini data sekunder adalah nilai hasil belajar siswa siswa kelas XI IPS SMA 3 Lengayang. Menurut Arikunto (2010: 172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Jadi sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer bersumberdarikelassampel. 2. Data sekunderbersumberdariwakildan guru sosiologidalamkelas XI IPS SMA N 3 Lengayang. Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, perlu disusun prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahap: 1. Tahap Persiapan Sebelum kegiatan penelitian berlangsung maka terlebih dahulu penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian yaitu: a. Meninjau sekolah tempat penelitian yang akan diadakan. b. Mengajukan surat permohonan penelitian kepada ketua Prodi. c. Mengajukan surat permohonan penelitian ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan. d. Konsultasi dengan guru bidang studi sosiologi di SMA N 3 Lengayang. e. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai pokok bahasan yang akan menjadi bahan penelitian.

7 5 f. Mempersiapkan soal-soal untuk bahan evaluasi bagi siswa. g. Membuat kisi-kisi. h. Mempersiapkan tes akhir. i. Menetapkan jadwal penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini peneliti melaksanakan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap Akhir Pada tahap ini dilakukan evaluasi hasil belajar. Evaluasi untuk aspek kognitif berupa tes pilihan ganda yang dikerjakan siswa secara individu dalam waktu yang telah direncanakan bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan selama penelitian dan hasilnya digunakan untuk data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan di penelitian ini adalah pemberian tes. Tes diberikan diawal dan diakhir proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk mengukur pemahaman siswa maka tes dibuat berbentuk objektif, menurut Arikunto (2009: 198) untuk mengukur pemahaman siswa, mendaftarkan setiap konsep (pengertian) yang tercakup dalam seluruh materi, Konsep ini diukur penguasaannya berdasarkan aspek pemahaman siswa. Konsep-konsep yang berupa pengertian, faktor, dan upaya penanggulangan, merupakan bahan yang dapat diuji dengan bentuk soal benar salah, pilihan ganda atapun hubungan antar hal. Tes diberikan diawal dan diakhir pembelajaran. Fungsi pemberian tes untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa. Soal dibuat sebanyak 34 buah yang terdiri dari 24 buah soal pemahaman konsep, 2 buah soal fakta, 8 soal sebab akibat. Alat pengumpulan data untuk penilaian aspek kognitif adalah tes hasil belajar yang dibuat berdasarkan aplikasi pemahaman konsep yang diajarkan, agar diperoleh soal yang baik maka pembuatan soal mengikuti langkah-langkah berikut: 2) Menyusun soal tes sesuai dengan kisi-kisi ( lampiran 2 halaman 59) Berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat, disusunlah soal pilihan ganda sebayak 34 item. 3) Analisis soal tes Sebelum t diberikan dilakukan uji coba tes, untuk mengetahui apakah suatu tes layak digunakan atau belum Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji-t. Berdasarkan analisis terdapat delapan soal yang dijadikan instrumen dalam penelitian ini. Langkah pertama yang dilakukan adalah uji pre test dengan uji-t bertujuan untuk menentukan data yang akan diolah untuk uji hipotesis. Berdasarkan analisis terhadap data pre test ternyata t hitung < t tabel yaitu t hitung = 0,196 dan t tabel = 1,645. Berdasarkan temuan ini ternyata kemampuan awal kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol, artinya untuk menguji hipotesis data yang akan diolah adalah data post test, perhitungan data pre test dapat dilihat pada (lampiran 8-10 halaman ). PEMBAHASAN Berikut ini disajikan perolehan hasil pre test dan hasil post test siswa kelas eksperimen dan kontrol. Deskripsi data sebagai berikut: Rata-rata nilai kelas kontrol lebih baik dari pada kelas eksperimen sedangkan varians kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol, berarti kelas eksperien homogen. Hasil data pretest untuk kelas eksperimen pada lampiran 8 halaman 117, sedangkan pretest kelas kontrol pada lampiran 9 halaman 118. Hasil perhitungan pre test dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini. 1) Membuat kisi-kisi soal (lampiran 1 halaman 58). Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum dan indikator yang sesuai dengan sub kompetensi Masalah Sosial.

8 6 Tabel 6. Deskripsi Data Hasil PengetahuanAwal Data Kelas eksperimen Kelas kontrol X 1,3125 1,7188 S 1,0439 1,0675 N Rata-rata nilai post test kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol sedangkan varians kelas kontrol lebih baik dari pada kelas eksperimen, berarti kelas kontrol homogen. Hasil data pretest kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 120, sedangkan hasil data kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 121. Hasil perhitungan pre test dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini. Tabel7.Analisis Hasil PemahamanKonsep Siswa Data Kelaseksperimen Kelaskontrol X 66,70 50,43 S 22, ,5161 N Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis uji-t. Berdasarkan analisis data diperoleh t hitung = 1,999 dan t tabel = 1,645. Karena hasil perhitungan menunjukan t hitung > t tabel yaitu 1,999 > 1,645, pada taraf signifikan 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya dengan menggunakan media gambar berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap konsep sosiologi. Dengan demikian hipotesis teruji kebenaranya. Perhitungan uji-t dapat dilihat pada (lampiran 14 halaman 123). Penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan media gambar terhadap pemahaman konsep sosiologi siswa. Berdasarkan analisis data secara keseluruhan diperoleh hasil bahwa menggunakan media gambar berpengaruh terhadap pemahaman siswa. Berdasarkan analisis data pada indikator pemahaman konsep dengan menggunakan rumus uji-t, dalam penelitian ini ada dua indikator yang tergolong pada konsep, yang pertama indikator jenis-jenis masalah sosial, berdasarkan analisis diperoleh rata-rata kelas eksperimen 3,5 rata-rata kelas kontrol 2,81. Standar deviasi kelas eksperimen 2,2218 standar deviasi kelas kontrol 1,5433. Sedangkan untuk uji-t diperoleh t hitung > t tabel atau 1,464 > 1,282 pada taraf signifikan 0,10. Artinya untuk indikator jenis-jenis masalah sosial dengan menggunakan media gambar pemahaman siswa terhadap konsep sosiologi meningkat. Perhitungan indikator jenis-jenis masalah sosial dapat dilihat pada (lampiran15-17 halaman ). Berdasarkan analisis terhadap indikator yang kedua yaitu cara penanggulangan masalah sosial, maka diperoleh rata kelas eksperimen 1,8 kelas kontrol 1,53. Standar deviasi kelas eksperimen 0,9498 untuk kelas kontrol standar deviasinya 1,0453. Sedangkan untuk uji-t diperoleh t hitung > t tabel atau 1,233 > 1,282 pada taraf signifikan 0,10. Artinya untuk indikator cara-cara penanggulangan masalah sosial dengan menggunakan media gambar pemahaman sosiologi siswa meningkat. Perhitungan indikator cara-cara penanggulangan masalah sosial dapat dilihat pada (lampiran18-20 halaman ). Hal ini terjadi karena adanya pengaruh yang signifikan antara penggunaan media gambar terhadap pemahaman konsep sosiologi siswa, sebab dalam pembelajaran menggunakan media gambar siswa dituntut untuk terlibat secara mental. Adanya interaksi yang baik antara siswa dengan media yang disajikan, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Dalam media gambar terdapat beberapa gambar mengenai masalah sosial yang ada dalam masyarakat, melalui tampilan yang disajikan dalam media gambar siswa dapat menyaksikan dan mengamati materi pembelajaran, sehingga pemahaman siswa terhadap konsep akan lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Daryanto (2010: 10) yang mengatakan bahwa media yang baik itu apabila memiliki fungsi: (1) menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media lain. (2) mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi. (3) memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati secara langsung. Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan interaksi antara stimulus

9 7 dan respon. Maka yang dimaksud dengan stimulus dalam penelitian ini adalah media gambar yang ditampilkan oleh guru kepada siswa, dan siswa merespon dengan perubahan tingkah laku yaitu siswa menyaksikan, dan mengamati materi pembelajaran melalui media gambar yang ditampilkan oleh guru. Melalui perubahan tingkah laku siswa tersebut maka pemahaman siswa terhadap konsep meningkat yang dibuktikan dengan siswa bisa memberikan contoh dari sebuah konsep. Hal tersebut sesuai dengan pedapat Nana Sudjana (1992: 24) yang menyatakan bahwa untuk materi konsep tanda orang paham itu adalah dapat memberikan contoh baru tentang materi yang dipelajarinya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar berpengaruh terhadap pemahaman konsep sosiologi siswa kelas XI IPS SMA N 3 Lengayang meningkat, peningkatan siswa tersebut dapat dilihat dari siswa paham dengan konsep sosiologi sehingga siswa tersebut dapat mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan siswa bisa memberikan contoh dari sebuah konsep yang sedang dipelajari. Hasil analisis terhadap dua indikator pemahaman konsep dapat ditarik kesimpulan bahwa tiap-tiap indikator dengan menggunakan media gambar pemahaman siswa terhadap konsep sosiologi meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran sosiologi. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Satuan pendekatan Praktik. Jakarta: Renika Cipta Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto Media Pembelajaran Peranan Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Hamalik, Oemar Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta: PT Bumi Aksara. Lufri Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP press. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana Metoda Statiska. Bandung: Tarsito. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, Cv. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri M Asnawir, dkk Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pres. Arsyad, Azhar Media Pengajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.