BAB I PENDAHULUAN. Internet yang merupakan singkatan dari interconnection-networking, dapat
|
|
- Susanto Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Internet yang merupakan singkatan dari interconnection-networking, dapat diartikan sebagai jaringan kerja yang saling terhubung. Stevenson (2010) mendefinisikan internet sebagai jaringan komputer global yang menyediakan fasilitas informasi dan komunikasi, serta terdiri dari jaringan kerja yang berkaitan menggunakan protokol komunikasi yang terstandarisasi. Internet, dengan perantara komputer, memungkinkan interaksi antar individu di seluruh dunia tanpa batasan ruang dan waktu. Berdasarkan pemaparan Kementerian Komunikasi dan Informatika (dalam Amarullah, 2014), saat ini terdapat 82 juta pengguna internet di Indonesia. Artinya, sekitar 30% dari total 253,609,643 jiwa penduduk Indonesia telah memanfaatkan fasilitas internet (Purnomo, 2014). Terjadi peningkatan sebanyak 5% dari tahun sebelumnya, dengan 63 juta pengguna internet dari total 251,160,124 jiwa penduduk Indonesia. Angka tersebut juga diperkirakan akan terus bertambah tiap tahunnya. Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan salah satunya adalah fasilitas wi-fi (wireless fidelity). Fasilitas tersebut memungkinkan beberapa komputer dalam jarak tertentu untuk mengakses internet tanpa menggunakan kabel (BBC, 2012). Pihak-pihak seperti restoran, penyelenggara pendidikan, perkantoran, bahkan pemerintah berlomba 12
2 2 menyediakan wi-fi gratis (Ningtyas, 2014). Program Internet Masuk Desa turut mendorong penggunaan internet oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia (Aditya, 2012). Faktor krusial lain yang mampu meningkatkan angka pengguna internet secara global adalah semakin bervariasinya media yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Selain komputer, saat ini ponsel biasa, smartphone, tablet, hingga TV digital dapat juga digunakan (Galih & Pratomo, 2011; Masyitoh, 2013). Smartphone menempati posisi teratas sebagai media yang paling banyak digunakan dalam mengakses internet di Indonesia (APJII, 2012). Variasi juga ditemukan dalam profil pengguna internet. Berdasarkan data APJII (2012), pengguna internet tertinggi berasal dari kelompok usia tahun dan disusul oleh kelompok usia tahun, yaitu sebanyak 37,6% dan 20,8% pengguna internet. Sedangkan pengguna internet terendah diduduki oleh kelompok usia tahun, yaitu sebanyak 5,6%. Sejalan dengan data tersebut, APJII (2012) menyatakan bahwa sekitar 63,4% pengguna internet di Indonesia berasal dari kelompok pekerja white collar. Kalangan white collar mengacu pada pekerja sektor formal, yang meliputi tenaga profesional, tenaga kepemimpinan, ketatalaksanaan, tenaga tata usaha, dan sejenisnya. Pada studi tersebut juga dinyatakan bahwa karyawan mengakses internet di tempat kerja tidak hanya untuk urusan pekerjaan, namun juga untuk kepentingan pribadi. Hal ini merupakan fenomena yang sedang marak terjadi di lingkungan kerja dan tengah mendapatkan perhatian dari para peneliti, yaitu cyberloafing (Garrett & Danziger, 2008; Liberman, 2011).
3 3 Maxwell (2013) menjelaskan bahwa istilah tersebut pertama kali muncul pada pertengahan tahun sembilan puluhan. Dimana awalan kata cyber digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan komputer dan internet, digabungkan dengan kata loaf, yang mana mengacu pada aksi menggunakan waktu untuk menghindari pekerjaan. Cyberloafing didefinisikan sebagai kegiatan penyalahgunaan akses internet yang disediakan oleh perusahaan selama jam kerja berlangsung, untuk menjelajahi situs-situs yang tidak berkaitan dengan pekerjaan demi keuntungan pribadi, dan untuk memeriksa (termasuk menerima dan mengirim) pesan elektronik pribadi yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan (Lim, 2002). Umumnya, karyawan menggunakan fasilitas internet perusahaan untuk mengunjungi situs yang tidak berkaitan dengan pekerjaan seperti, situs berita, situs hiburan, dan juga situs olahraga (Blanchard & Henle, 2008; Prasad, Lim, & Chen, 2010). Penggunaan internet perusahaan untuk mengunjungi situs dewasa dan berbelanja merupakan aktivitas cyberloafing yang paling jarang terjadi (Lim & Teo, 2005). Walau demikian, salah satu contoh nyata cyberloafing adalah ketika salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia tertangkap kamera jurnalis sedang mengakses video porno menggunakan tablet pada saat rapat paripurna DPR berlangsung (Simanjuntak, 2011). Cyberloafing dapat memberikan efek negatif kepada perusahaan maupun karyawan yang melakukannya (Young & Case, 2004). Terbaginya konsentrasi karyawan dari pekerjaan saat melakukan cyberloafing dapat mengganggu produktivitas, yang mana dapat berimbas pada hasil kerja dan keuntungan
4 4 perusahaan (Beugré & Kim, 2006; Malachowski, 2005). Bahkan, Zyga (2013) menjelaskan hanya dengan godaan yang ditimbulkan internet, produktifitas karyawan dapat menurun. Karyawan mengolah informasi pengalih perhatian di tempat kerja melalui aktivitas menjelajah berbagai situs di internet, mengirim dan menerima pesan elektronik pribadi, yang mana mengurangi sumber daya kognitif untuk mengerjakan kewajibannya (Greenfield, 2009). Cyberloafing juga dapat membahayakan perusahaan dalam beberapa hal seperti: gangguan keamanan sistem perusahaan, virus, hacking, dan juga tanggung jawab hukum dalam bentuk fitnah (contoh: menyebarkan kebohongan tentang rekan kerja pada akun media sosial), pelecehan (contoh: menyebarkan lelucon berbau rasis), pelanggaran hak (contoh: mengunduh dokumen yang melanggar hak cipta), serta mempekerjakan lalai (contoh: karyawan yang meretas akun rekan kerja) (Bortolani & Favretto, 2009; Henle & Kedharnath, 2012). Selain itu, ketika karyawan dipecat karena kedapatan menggunakan internet untuk mengunjungi situs dewasa ataupun berjudi, perusahaan juga dapat dirugikan dalam bentuk biaya dan usaha untuk merekrut karyawan baru (Weatherbee, 2010). Oleh Blanchard dan Henle (2008) sejumlah aktivitas penyalahgunaan internet yang dapat menyebabkan masalah-masalah seperti diatas, dinyatakan sebagai serious cyberloafing. Dengan kata lain, serious cyberloafing merupakan bentuk yang lebih serius dari cyberloafing, yang mana beberapa aktivitas didalamnya dinilai berbahaya dan mungkin ilegal (Henle & Kedharnath, 2012; Lim, 2002). Adapun aktivitas serious cyberloafing meliputi berinteraksi menggunakan chat rooms, mengunjungi situs dewasa, memperbaharui situs
5 5 ataupun akun pribadi, judi dan permainan online, serta mengunduh musik atau dokumen dari internet (Blanchard & Henle, 2008). Berkaitan dengan pemaparan tersebut, serious cyberloafing dalam penelitian ini digolongkan kepada deviant behavior atau perilaku menyimpang (Norsilan, Omar, & Ahmad, 2014). Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Robinson dan Bennett (1995), telah mengembangkan tipe perilaku menyimpang pada lingkungan kerja, salah satunya adalah production deviance. Askew (2012) menjelaskan istilah tersebut sebagai perilaku karyawan yang secara sengaja melalaikan, menghindari, dan menelantarkan tugas, atau secara sengaja bekerja dalam kualitas yang rendah. Perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, begitupula serious cyberloafing (Lim & Teo, 2005; Schultz & Schultz, 1993). Dengan memahami faktor pemicu serious cyberloafing, maka perusahaan dapat membuat kebijakan atau peraturan yang tepat sasaran (Askew, 2012; Blanchard & Henle, 2008). Blanchard dan Henle (2008) mencoba melihat peranan norma terhadap seirous cyberloafing. Melalui penelitiannya ditemukan bahwa para pelaku serious cyberloafing sesungguhnya mengetahui bahwa apa yang dilakukan salah dan sulit untuk ditoleransi, namun hal tersebut tidak menghentikan mereka untuk melakukannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa serious cyberloafing lebih dipengaruhi oleh faktor internal dibandingkan eksternal. Adapun faktor internal yang dimaksud adalah faktor kepribadian. Penelitian berikut menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi serious cyberloafing pada karyawan, seperti external locus of control yang tinggi, kontrol
6 6 diri (self-control) yang rendah, dan kegagalan dalam melakukan regulasi diri (selfregulation) (Blanchard & Henle, 2008; Prasad dkk., 2012; Ugrin, Pearson, & Odom, 2008). Prasad dkk. (2012) yang melakukan penelitian terkait regulasi diri terhadap cyberloafing, menemukan bahwa karakteristik individual seperti achievement orientation (orientasi berprestasi) merupakan variabel moderator signifikan yang menjembatani hubungan antara regulasi diri dengan cyberloafing. Individu yang tinggi orientasi keberhasilannya memiliki tekad untuk mengejar tujuan mereka, merasakan urgensi yang lebih besar dalam mengejar tujuan mereka dan bersedia untuk menginvestasikan waktu dan usaha untuk mengejar tujuan mereka (Diehl, Semegon, & Schwarzer, 2006). Individu dengan karakteristik tersebut juga merupakan seseorang yang memiliki regulasi diri yang tinggi, dimana fokus yang mereka miliki dapat mengarahkan usaha mereka terhadap pemenuhan tujuan atau tuntutan, dan pada akhirnya melakukan lebih sedikit cyberloafing dibandingkan dengan yang memiliki regulasi diri yang rendah (Prasad dkk., 2012). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Malhotra (2013) yang mana individu dengan achievement orientation yang tinggi sangat berfokus untuk mencapai tujuannya, sehingga tidak memanjakan diri dengan cyberloafing. Bentuk achievement orientation sendiri mencerminkan proses motivasi berprestasi yang mempengaruhi pemilihan tugas oleh individu, penetapan tujuan pribadi, dan mekanisme usaha dalam konteks pembelajaran dan kinerja (Higgins, Friedman, Harlow, Idson, Ayduk, & Taylor, 2001; VandeWalle & Cummings, 1997). Orientasi berprestasi, yang memiliki hubungan langsung dengan
7 7 cyberloafing, merupakan perkembangan dari motivasi berpestasi (Kozlowski & Bell, 2006; Rozhkova, 2011). Motivasi berprestasi selama beberapa dekade telah menjadi primadona dalam penelitian-penelitian, baik yang menyangkut dunia pekerjaan, edukasi, maupun perkembangan (Kenny, Walsh-Blair, Blustein, Bempechat, & Seltzer, 2010; Wigfield & Eccles, 2000; Zenzen, 2002). Motivasi berprestasi merupakan salah satu jenis motivasi utama yang relevan dengan dunia pekerjaan (Lahey, 2005; McClelland, 1987; Robbins, 2002). Motivasi berprestasi mengacu kepada kebutuhan atau dorongan dalam diri individu untuk dapat bersaing ataupun melampaui standar pribadi (McClelland, 1987). Dalam bidang pekerjaan, karyawan yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan merasakan kebutuhan untuk sukses dan berprestasi, karena mereka menganggap identitas mereka berasal dari kedua hal tersebut (Osland, Kolb, & Rubin, 2011). Setiap karyawan memiliki kebutuhan tersebut dalam tingkatan yang berbeda (Aamodt, 2007). Mc.Clelland (dalam Luthans, 2005) memaparkan ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu: (1) memilih untuk mengerjakan tugas dengan tingkat kesulitan moderat, (2) membutuhkan umpan balik terkait performa, (3) merasakan kepuasan dalam pencapaian, dan (4) bertanggung jawab terhadap tugas. Berbagai penelitian telah menemukan hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan komitmen karir dan organisasi, performa kerja, effort, dan juga produktivitas (Hart, Karau, Stasson, & Kerr, 2004; Ohizu & Okoiye, 2014; Steer & Porter, 1991; Suar, 2010).
8 8 McClelland (1987) menggambarkan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi memilih untuk bertanggung jawab secara personal terhadap performanya. Hal tersebut mendorong individu untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas, dan selalu ingat akan tugas-tugasnya yang belum terselesaikan. Penyelesaian tugas merupakan prioritas utama yang membuat mereka sulit untuk menunda-nunda perkerjaan dengan melakukan halhal yang tidak berkaitan dengan usaha penyelesaian tugas. Penelitian akan dilakukan pada PT. Pos Indonesia (Persero) atau yang biasa dikenal sebagai PT. Pos. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bisnis komunikasi, logistik, keuangan, keagenan, serta filateli. PT. Pos melayani jutaan masyarakat Indonesia dari dalam maupun luar negeri. Pelayanan pos ditunjang dengan hadirnya kantor-kantor cabang yang dapat dijangkau masyarakat di setiap daerah di Indonesia. Kantor Pos Regional I Medan yang terletak di Jalan Prof. H. M. Yamin, S.H. No. 44, Medan membawahi 19 kantor cabang yang tersebar dari Provinsi Aceh hingga Sumatera Utara. Hal tersebut memberikan beban kerja lebih bagi perusahaan untuk mampu memberikan pengawasan dan berkoordinasi dengan setiap kantor cabang. Setiap karyawan memiliki target kerja yang harus dicapai. PT. Pos kini menggunakan sistem daring (online) dalam berbagai kegiatan operasional. Setiap karyawan oleh PT. Pos disediakan komputer dengan akses intranet dengan homepage website PT. Pos karena karyawan setiap paginya diwajibkan melakukan log in pada sistem pos untuk mengetahui kabar terkini. PT.
9 9 Pos hanya memberikan akses internet bebas terhadap beberapa karyawan yang dalam tugasnya membutuhkan fasilitas internet. Walau begitu, PT. Pos tidak membuat larangan ataupun himbauan tertulis mengenai gadget ataupun fasilitas internet yang dibawa oleh karyawan ke kantor. Bergerak dari fenomena yang terjadi terkait peyalahgunaan internet pada saat jam kerja berlangsung, maka akan diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh motivasi berprestasi mengenai serious cyberloafing. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti adalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh motivasi berprestasi terhadap serious cyberloafing pada karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional I Medan? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari motivasi berprestasi terhadap serious cyberloafing pada karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional I Medan. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu:
10 10 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian empiris dan memperkaya temuan pada bidang Psikologi Industri Organisasi mengenai serious cyberloafing di Indonesia dan kaitannya dengan motivasi berprestasi. Hal ini terkait dengan keterbatasan dalam menemukan referensi maupun literatur ilmiah yang membahas topik serious cyberloafing di Indonesia. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada perusahaan mengenai tingkat serious cyberloafing yang terjadi di tempat kerja, tingkat motivasi berprestasi karyawan, serta kontribusi motivasi berprestasi terhadap serious cyberloafing. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: Bab I - Pendahuluan Pada bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan juga sistematika penulisan. Bab II - Tinjauan Pustaka Bab ini akan dimulai dari pemaparan berbagai teori terkait kedua variabel yang digunakan dalam penelitian, yakni motivasi berprestasi dan juga serious cyberloafing. Bab ini akan ditutup dengan pemaparan dinamika pengaruh motivasi berprestasi terhadap serious cyberloafing.
11 11 Bab III - Metode Penelitian Bab ini terdiri dari identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, alat ukur yang digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data. Bab IV - Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisikan mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian yang merupakan perbandingan hipotesis dengan teori-teori atau hasil penelitian terdahulu. Bab V - Kesimpulan dan Saran Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari peneliti. Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan, baik untuk penyempurnaan penelitian ini, penelitian yang berhubungan dengan variabel yang diteliti di masa mendatang, serta saran untuk instansi terkait.
BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan internet saat ini semakin pesat. Sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini pengguna internet terus meningkat. Pada tahun 1997 pengguna internet diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era teknologi saat ini, penggunaan internet telah menyebar di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014), hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai berbagai macam teknologi yang dapat membantu manusia dalam membuat, menyusun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan internet telah memberi berbagai keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak perusahaan yang menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam ekonomi dunia semakin lama, berlangsung semakin cepat sejalan dengan semakin lajunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan internet merupakan perubahan paling signifikan yang membuka jalan bagi manusia untuk mendapatkan berbagai keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan. Dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian, yaitu landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya internet. Internet (interconnection networking) adalah seluruh jaringan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini teknologi informasi mengalami perkembangan yang pesat, khususnya internet. Internet (interconnection networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, 2008). Melalui internet, orang-orang dapat mengakses informasi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dibidang teknologi dan informasi memberikan kemudahan bagi manusia untuk melakukan aktivitas seharihari. Salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan komunikasi dan akses informasi dan distribusi. Lebih lanjut internet digunakan organisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, aktivitas, dan faktor-faktor
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini mencakup landasan teori yang mendasari penelitian, yaitu landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, aktivitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi cyberloafing, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial sehingga komunikasi merupakan hal yang pasti dilakukan setiap harinya. Menurut Edwin Emery dkk., (1965, dalam Muis, 2001: 3)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai cyberlaofing meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai teori yang mendasari masalah objek penelitian, yaitu teori mengenai cyberlaofing meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor yang mempengaruhi cyberloafing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara cepat dan mempermudah masyarakat dalam mencari informasi. Terlebih
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Internet sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena hampir semua masyarakat sudah mengenal dan mengetahui internet. Hal ini dikarenakan internet mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda mengenai cyberloafing (Weatherbee, 2010). Selain cyberloafing ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CYBERLOAFING 1. Pengertian Cyberloafing Banyak pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan dalam organisasi. Perbedaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang dewasa ini. Dengan memanfaatkan IPTEK yang semakin maju, manusia mulai membuat inovasi-inovasi baru yang bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya jaman, semakin meningkat pula perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Hal ini merupakan awal perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi internet pada saat ini dapat membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet pada saat ini dapat membantu keefektifan dan keefisienan operasional perusahaan. Penggunaan internet dalam perusahaan berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya. Dalam perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya. Dalam perusahaan maupun dalam organisasi lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menyebabkan begitu banyak perubahan dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Globalisasi telah menyebabkan begitu banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang teknologi. Perkembangan teknologi mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih efisien dan efektif melalui tindakan individu-individu atau kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Aspek yang paling penting dalam setiap organisasi atau perusahaan adalah Sumber Daya Manusia, dimana aspek ini dapat membawa dampak yang paling signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan teknologi berperan dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis pada berbagai skala usaha dan jenis industri. Kecakapan dalam pemanfaatan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, komputer memegang peranan yang sangat penting. Dengan komputer kita dapat mengatur segala sesuatu yang kita perlukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet adalah sesuatu yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat modern di indonesia. Di era informasi seperti saat ini internet memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Internet Internet dapat diartikan sebagai kumpulan komputer besar di dunia yang saling terhubung satu sama lain. Jika komputer terhubung ke Internet maka berarti terhubung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN SELF CONTROL DAN PERILAKU CYBERLOAFING PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
HUBUNGAN SELF CONTROL DAN PERILAKU CYBERLOAFING PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Noratika Ardilasari, Ari Firmanto Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang noratikaardilasa@gmail.com Terbaginya konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri (Sunarto, 2004). Hal ini disebabkan karena dunia kerja sekarang telah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini makin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri (Sunarto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dan media sosial, pemanfaatan media sosial sebagai sarana untuk memasarkan produk riteler kepada konsumen pun terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, penggunaan komputer memegang peranan penting diberbagai bidang yang saling mendukung dalam aspek kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari berbagai aspek kehidupannya. Kemajuan teknologi seperti televisi, ponsel,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern saat ini, perubahan tren gaya hidup khususnya dalam bidang teknologi yang terjadi di lingkungan membuat masyarakat mempunyai kehidupan yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk penerimanya sehingga dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Informasi sendiri merupakan data yang sudah diolah/diproses ke dalam bentuk yang sangat berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan di Indonesia merupakan suatu jenis kepemimpinan yang dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis kepemimpinan tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penyimpangan perilaku remaja merupakan bagian dari masalah sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian yang terdiri dari permasalahan serta variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam perusahaan yang menjadi salah satu penentu berkembangnya suatu perusahaan. Masalah-masalah yang menyangkut sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Sumber Daya Manusia sangat penting bagi setiap perusahaan, karena manusia merupakan perencana, pelaku, dan penentu didalam mencapai tujuan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah surat kabar Harian Jogja Express tertanggal 13 September 2012 menulis sebuah artikel yang sangat menarik. Dalam tulisannya, diinformasikan bahwa batas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi informasi dan komunikasi kian banyak digunakan orang untuk berbagai manfaat salah satunya internet. Internet (Interconnected
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan pesat. Berbagai fasilitas untuk mendapatkan informasi secara cepat pada media cetak meliputi surat kabar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari modernisasi yang memposisikan pencitraannya sebagai suatu bentuk globalisasi yang terus bergulir. Selaras
Lebih terperinciPengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Globalisasi dan Kemajuan Teknologi Pada era globalisasi saat ini transaksi barang dan jasa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Mobilitas masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciLOMBA. Pedoman. Pendidikan Keluarga. TEMA: Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PAUD DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA Pedoman LOMBA BL G Pendidikan Keluarga TEMA: Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan swasta maupun pemerintah berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang masyarakatnya sangat terbuka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, yang masyarakatnya sangat terbuka dengan berbagai kemunculan teknologi baru. Hadirnya produk-produk berteknologi baru di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dewasa ini. Istilah internet sudah bukan sesuatu yang asing di tengah-tengah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan tugas kelompok semakin populer dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan tugas kelompok semakin populer dalam dunia perkuliahan. Tugas kelompok telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, baik untuk dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern seperti sekarang, teknologi berkembang dengan pesat. Manusia sangat dimanjakan dengan berbagai alat yang semakin canggih dan mudah untuk dioperasikan.
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi sangatlah besar. Informasi secara tidak langsung harus didapatkan dengan cepat dan tepat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk di dapatkan terutama di kota - kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu gaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dimana perkembangan teknologi yang semakin canggih dan didukungnya infrastruktur yang memadai, koneksi internet bukanlah hal yang sulit untuk di dapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang dipekerjakan dalam suatu badan tertentu, baik pada lembaga pemerintah maupun badan usaha merupakan seorang pegawai (A.W. Widjaja, 2006). Pegawai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh perubahan lingkungan yang drastis dan cepat. Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak lepas dari komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
113 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan di lapangan, diperkuat dengan teori serta wawancara mengenai penggunaan akun anonim dan identitas samaran pada jejaring sosial Twitter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah negara di dunia internasional. Hal ini dimaksudkan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) di Dunia sangat dirasakan manfaatnya dalam berbagai sektor Industri, Perbankan maupun Usaha Kecil-Menengah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku melecehkan, menghina, mengintimidasi, memfitnah, mengucilkan, berselisih, dan bahkan menipu. Pada mulanya bullying hanya terjadi melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet pada abad 21 telah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat di seluruh dunia. internet telah merambah ke hampir semua aspek kehidupan, dari sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Internet sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan pengguna internet di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Game online adalah jenis permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain yang dihubungkan dengan jaringan internet. Menurut Adams dan Rollings (2006), game
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut sumber dari PT. Pikiran Rakyat Bandung Pikiran Rakyat adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis media massa. Perusahaan ini didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan era modern ini, pemandangan wanita bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari budaya Timur yang pada umumnya peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan maupun organisasi, karena dianggap sebagai outcome yang positif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komitmen karyawan bagi sebuah perusahaan sangat penting baik bagi karyawan maupun organisasi, karena dianggap sebagai outcome yang positif. Sebab komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan media baru sebagai perkembangan teknologi media, menandakan bahwa media sendiri berubah, seiring dengan perkembangan teknologi dan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi dalam satu dekade ini berjalan dengan sangat cepat. Hal tersebut terjadi pada semua bidang termasuk pada bidang komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor belakangan ini telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet, jaringan komputer terbesar di dunia pada saat ini digunakan oleh berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu mereka sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mingkin, karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi anak maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus digalakkan. Salah satu wadah dari pembinaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurbaiti Rahmah, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Tiga komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya menyadari satu hal bahwa, kepuasan kerja merupakan faktor yang vital dalam manajemen sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak negara ini didirikan, bangsa Indonesia telah menyadari bahwa pekerjaan merupakan kebutuhan asasi warga negara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 27
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi informasi kini menjadi suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari sendi-sendi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi yang pesat membuat pola hidup orang berubah. Kebutuhan komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan bahkan sudah menjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...
9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada orang yang tidak terpapar oleh media massa saat ini, mengapa bisa dikatakan seperti itu apapun profesi pekerjaan dan umur, setidaknya ia pernah mendengarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Oleh : Widy Rentina Putri F 100 040 185 FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida
HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida 15010113140128 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alkhaseipida@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan globalisasi berjalan dengan sangat pesat dan seiring dengan berjalannya waktu, manusia dituntut lebih aktif baik dalam kehidupan pribadi dan profesional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan Indonesia. Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan salah satu komponen pembelajaran terpenting. Motivasi merupakan penyebab utama siswa melibatkan diri atau tidak dalam aktifitas belajar (Melnic
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x
Lebih terperinciBAB I KEBIJAKAN PENGGUNAAN JARINGAN
BAB I KEBIJAKAN PENGGUNAAN JARINGAN A. Kebijakan IT Seiring dengan pengembangan fasilitas TIK dan pemanfaatannya oleh komunitas, kebijakan maupun etika pemanfaatan TIK dirasa perlu dirumuskan. Adapun tujuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut, dimana dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciSyarat Dan Ketentuan
Syarat Dan Ketentuan I. Istilah 1. Situs Daya.id adalah website yang pengelolaan konten serta pengkiniannya dilakukan oleh divisi Daya, dan ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pengguna website dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dua dekade belakangan ini, dunia perdagangan di Indonesia sedang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dua dekade belakangan ini, dunia perdagangan di Indonesia sedang dibanjiri kehadiran perusahaan dagang elektronik atau yang sering disebut dengan perusahaan e-commerce.munculnya
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan
1 `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia organisasi di Indonesia yang berkembang semakin pesat, banyak menarik perhatian para ahli dari berbagai bidang untuk turut serta dalam perkembangan
Lebih terperinci