PENERAPAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

Transkripsi

1 PENERAPAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET I Kadek Untung Sudiatmaja, I Ketut Budaya Astra, I Made Satyawan Jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu guru sebagai peneliti yang dilaksanakan dalam dua siklus, terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani, sejumlah 36 orang, yaitu 24 orang perempuan dan 12 orang laki-laki. Data dianalisis menggunnakan statistik deskriptif. Hasil analisis data aktivitas belajar secara klasikal teknik dasar passing bola basket pada siklus I adalah 6,9 (cukup aktif), dan meningkat menjadi 8,5 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil belajar secara klasikal pada siklus I adalah 41,7% (cukup), dan meningkat menjadi 97,2% (sangat baik) pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru Penjasorkes agar menerapkan model pembelajaran ini karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket. Kata-kata kunci: TGT, bola basket, aktivitas, hasil belajar. Abstract This study aimed to improve students activity and its learning achievement of the basic passing technique (chest pass and bounce pass) in basketball. The technique used was an application of TGT cooperative learning method. This research is a class action research in which the teacher s role is as the researcher, and it was applied within two cycles, including action plan, performance, observation, evaluation and self-reflection. The subject of this research was 36 students of VII A class in SMP Negeri 1 Kintamani which consists of 24 girls and 12 boys. The data was analyzed using statistic descriptive method. The activity result using classical technique in the first cycle was 6.9 (enough) as it increased into 8.5 (active) in the second cycle. Meanwhile, the result of first cycle of learning showed that the percentage is 41,7% (enough). It increased into 97,2% (very good) in the second cycle. It can be concluded that the students ability in learning passing technique (chest pass and bounce pass) in basket ball was improved through the application of TGT cooperative learning method. It is suggested to the teacher to apply this method since it had been proven in improving students activity and learning result of passing technique basketball. Key words: TGT, basketball, activity, learning result.

2 PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang (Hamalik, 2008: 2). Dengan kata lain pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan. Dimana pendidikan akan menempa peserta didik kearah yang lebih baik. Begitu juga dengan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes), mempuyai cukup adil tinggi didalam peningkatan mutu pendidikan. Ini dikarenakan penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Syarifuddin, 1997: 2). Berdasarkan hal tersebut penjasorkes merupakan pendidikan yang diupayakan untuk mendorong pertumbuhan fisik, psikis, keterampilan jasmani dan keterampilan motorik yang lain dan sebagai media untuk menghasilkan holistik dalam individu. Dalam pendidikan penjasorkes dan pendidikan yang lainnya pasti terdapat proses pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan proses belajarnya. Pembelajaran memuat titik interaksi, antara pembelajar dan pelajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir dengan evaluasi (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 231). Pembelajaran juga merupakan usaha sadar guru dalam memberikan metode dan strategi sehingga pembelajaran berlangsung kondusif. Keberhasilan proses pembelajaran penjasorkes ditentukan oleh banyak faktor seperti guru sebagai fasilitator, model pembelajaran sebagai rancangan untuk melakukan pembelajaran, sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran dan situasi lingkungan sekitar tempat pembelajaran berlangsung yang dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Namun dalam kenyataan pada observasi awal yang peneliti lakukan di kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014 pada tanggal 2 Agustus 2013 menunjukan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket masih perlu ditingkatkan karena secara klasikal masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) di sekolah yang sebesar 70%. Pada data aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket, dari 36 siswa rata-rata aktivitas belajar passing bola basket secara klasikal sebesar 6,3 yang tergolong dalam kategori cukup aktif. Hal tersebut bermakna, siswa rata-rata mampu memenuhi 6 dari 12 deskriptor aktivitas belajar yang diamati, dengan persentase ketuntasan aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu 7 orang (19,4%) tuntas dan 29 orang (80,6%) tidak tuntas. Adapun rinciannya sebagai berikut, siswa yang berada pada kategori sangat aktif tidak ada (0%), siswa yang berada dalam kategori aktif 7 orang (19,4%), siswa berada dalam kategori cukup aktif 29 orang (80,6%), siswa yang berada pada kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada (0%). Pada data hasil belajar teknik dasar passing bola basket, dari 36 siswa rata-rata hasil belajar teknik dasar passing bola basket secara klasikal yaitu 67,3 dengan predikat cukup baik, dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 9 orang (25%) tuntas dan 27 orang (75%) tidak tuntas. Adapun rinciannya sebagai berikut, siswa dengan kategori sangat baik tidak ada (0%), siswa dalam kategori baik sebanyak 9 orang (25%), siswa dalam kategori cukup sebanyak 27 orang (75%), siswa dalam kategori kurang tidak ada (0%) dan kategori sangat kurang tidak ada (0%). Faktor-faktor yang dipandang oleh peneliti sebagai penyebab dari permasalahan tersebut antara lain: (1) masih terpusatnya pembelajaran pada guru yang menyebabkan rendahnya

3 aktivitas belajar siswa. (2) kurangnya penerapan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan siswa banyak diam dan kurang aktif sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. (3) kurangnya perhatian guru terhadap interaksi siswa dalam kelompok belajar, sehingga siswa terlalu banyak belajar mandiri hanya tergantung pada materi yang diajarkan oleh guru saja. (4) interaksi diantara siswa kurang, siswa yang memiliki kemampuan kurang, mereka tidak mau bertanya dan berlatih pada siswa yang lebih mampu sehingga kelas tampak pasif. (5) banyak siswa yang harus diajar. Agar masalah tersebut dapat diselesaikan maka peneliti memberikan altternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Materi pembelajaran yang diangkat dalam penelitian ini adalah materi teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masingmasing 5 orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukan bola ke dalam keranjang lawan (Kanca, I Nyoman, 2010: 1). Menurut Ahmadi (2007: 13) passing berarti mengoper. Operan merupakan teknik pertama. Dengan operan para pemain dapat melakukan gerakan mendekati ring basket untuk melakukan tembakan yang bertujuan untuk mencetak angka. Operan dapat dilakukan dengan cepat dan keras, yang terpenting bola dapat diterima dengan baik oleh penerima operan tersebut. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif. Dimana Model pembelajaran kooperatif menurut Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) pembelajaran kooperatif adalah sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Suprijono, (2009: 54) pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggungjawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Abdurrahman dan Bintoro (dalam Nurhadi, dkk, 2004: 61) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup didalam masyarakat nyata. Slavin (dalam Isjoni, 2009: 15) meyatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Dengan kata lain model pembelajaran kooperatif menekankan pada keaktifan masing-masing individu tanpa mengesampingkan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Kenapa model pembelajaran kooperatif peneliti pilih, ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif mencerminkan karakteristik siswa SMP yang berada pada rentangan tahun, ini berarti mereka berada pada masa pubertas atau usia remaja menurut teori pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti tinggi dan berat badan (Desmita, 2010: 10). Dan menurut Abin (dalam Husdarta dan Yudha, 2000: 59) profil prilaku dan pribadi remaja, sejak awal dan berakhirnya masa remaja dapat dilihat dari fase prilaku sosial moralitas dan religius menyatakan ketergantungan yang kuat dengan kelompok sebaya (peer group) dan fase prilaku afektif, kognitif dan kepribadian menyatakan lima kebutuhan siswa (fisik, rasa aman, afiliasi, penghargaan, dan perwujudan diri mulai nampak). melihat pernyataan di atas menekankan pada pembelajaran berkelompok untuk mencapai hasil belajar yang ingin dicapai. Dalam model pembelajaran kooperatif ini terdapat beberapa tipe, antara lain: a) Student Teams

4 Achievement Division (STAD), b) Teams Games Tournament (TGT), c) Jigsaw II, d) Team Assisted Individualization (TAI) dan e) cooperatif integrated reading and composition (CIRC. Dari lima tipe yang dipaparkan diatas dan juga disesuaikan dengan karakteristik siswa SMP akhiranya peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dimana menurut peneliti TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, dikarekan TGT mempunyai unsur kesenangan yang terdapat dalam permainan (games) dan unsur tidak ingin kalah yang terdapat dalam pertandingan (tournament), sehingga dengan diadakan pertandingan motivasi belajar siswa meningkat. Menurut Slavin (dalam Tukiran, dkk, 2011: 67) Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (Tournament), dan penghargaan kelompok (teams recognition). Dimana dalam tahap pertandingan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT akan menggunkan sistem skor kemajuan individu dimana siswa berlomba sebagai wakil dari tim mereka dengan anggota tim lain yang tingkat kemampuan setara, selanjutnya skor yang didapat akan memberikan kontribusi terhadap kelompoknya setelah dirata-ratakan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktikpraktik pembelajaran di kelas secara profesional (Kanca, I Nyoman, 2010: ). Menurut Oja SN (dalam Kanca, I Nyoman, 2010: 115), terdapat empat bentuk penelitian tindakan kelas antara lain, a) guru sebagai peneliti, b) penelitian tindakan kolaboratif, c) bentuk terintegrasi dan d) administrasi sosial eksperimental. Adapun prosedur yang harus dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) observasi awal, b) refleksi awal, c) identifikasi masalah, d) analisis masalah, e) perumusan masalah, f) perencanaan tindakan, g) pelaksanaan tindakan, h) observasi hasil tindakan dan i) refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang observer. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 3 orang evaluator. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berpikirnya. Kegiatan penelitian mengharuskan adanya rancangan penelitian, agar penelitian ini berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan, 1 pertemuan dialokasikan waktu sebanyak 3 x 40 menit sesuai dengan kurikulum yang terdapat disekolah tentang pembelajaran teknik dasar passing bola basket. dalam tiap siklus terdapat empat tahap yang harus dilewati, antara lain: a) Rencana tindakan, b) Pelaksanaan tindakan, c) observasi/evaluasi, dan d) refleksi (Kanca, I Nyoman, 2010: 139). Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014 yang dilaksanakan pada semester ganjil dengan materi pembelajaran teknik dasar passing bola basket. Tempat penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola basket SMP Negeri 1 Kintamani, pada jam ke 5, 6 dan 7 yaitu pukul wita.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada observasi awal yang dilakukan di kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014 ditemukan data aktivitas dan hasil belajar yang masih rendah. Hal ini terlihat secara klasikal siswa masih belum mampu memenuhi KKM di sekolah yang sebesar 70%. Pada data aktivitas belajar siswa secara klasikal baru mencapai 6,3. Hal tersebut bermakna, siswa rata-rata mampu memenuhi 6 dari 12 deskriptor aktivitas belajar yang diamati. Sedangkan pada data hasil belajar teknik dasar passing bola basket, dari 36 siswa ratarata hasil belajar teknik dasar passing bola basket secara klasikal yaitu 67,3 dengan predikat cukup baik, dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 9 orang (25%) tuntas dan 27 orang (75%) tidak tuntas. Adapun rinciannya sebagai berikut, siswa dengan kategori sangat baik tidak ada (0%), siswa dalam kategori baik sebanyak 9 orang (25%), siswa dalam kategori cukup sebanyak 27 orang (75%), siswa dalam kategori kurang tidak ada (0%) dan kategori sangat kurang tidak ada (0%). Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan mengelompokan siswa menjadi 6 kelompok berdasarkan kemampuan siswa. Dimana didalam tiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan, sangat baik, baik dan siswa berkemampuan cukup. Dan tiap kelompok diberikan tugas gerak untuk melatih teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Namun dalam penerapannya siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu: pada siswa dengan kategori sangat aktif sebanyak 0 orang (0%), siswa dengan kategori aktif sebanyak 27 orang (75%), siswa dengan kategori cukup aktif sebanyak 8 orang (22,2%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif 1 orang (2,8%). Rata-rata aktivitas belajar pada siklus 1 yaitu 6,9 yang berada pada katagori cukup aktif. Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Teknik dasar Passing Bola Basket pada siklus I No. Kriteria Persentase Kategori Keterangan 1 X 9 0 orang 0% Sangat 2 7 X < 9 27 orang 75% 27 orang (75%) Sudah 3 5 X < 7 8 orang 22,2% 4 3 X < 5 0 orang 0% 5 X < 3 1 orang 2,8% Cukup Kurang Sangat Kurang 9 orang (25%)Tidak Total 36 orang 100%

6 Pada data hasil belajar didapatkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 15 orang (41,7%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 21 orang (58,3%). Adapun rinciannya sebagai berikut : dengan kategori sangat aktif sebanyak 0 orang (0%), siswa dengan kategori aktif sebanyak 15 orang (41,7%), siswa dengan kategori cukup aktif sebanyak 20 orang (55,5%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif 1 orang (2,8%). Ketuntasan siswa keseluruhan mencapai 41,7%. Tabel 2. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket pada Siklus I. No. Rentangan Skor Persentase Kategori Keterangan orang 0% Sangat Baik 15 orang (41,7%) Sudah orang 41,7% Baik Tuntas orang 55,5% Cukup Baik orang 0% Kurang Baik orang 2,8% Sangat Kurang 21 orang (58,3%)Belum Tuntas Total 36 orang 100% Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari tindakan siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti sesuai data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data aktivitas belajar siswa dapat disampaikan siswa dengan kategori sangat aktif sebanyak 20 orang (55,5%), siswa dengan kategori aktif sebanyak 15 orang (41,7%), siswa dengan kategori cukup aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif sebanyak 1 orang (2,8%). Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar teknik passing secara klasikal yaitu 8,5 (aktif).

7 Tabel 3 Data Aktivitas Belajar Teknik dasar Passing Bola Basket pada Siklus II. No. Rentangan Skor Persentase Kategori Keterangan 1 X 9 20 orang 55,5% Sangat 35 orang 2 7 X < 9 15 orang 41,7% 3 5 X < 7 0 orang 0% Cukup (97,2%) Sudah Tuntas 4 3 X < 5 0 orang 0% Kurang 5 X < 3 1 orang 2,8% Sangat Kurang 1 orang (2,8%)Belum Tuntas Total 36 orang 100% Pada data hasil belajar siswa dapat disampaikan bahwa pembelajaran semua siswa tuntas. siswa yang tuntas sebanyak 35 orang (97,2%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 orang (2,8%). Adapun rinciannya sebagai berikut : siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 26 orang (72,2%), siswa dengan kategori baik sebanyak 9 orang (25%), siswa dengan kategori cukup aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif sebanyak 1 orang (2,8%). Tabel 4 Data Hasil Belajar Teknik dasar Passing Bola Basket pada Siklus II. No. Rentang Skor Persentase Kategori Keterangan orang 72% Sangat Baik orang 25% Baik orang 0% Cukup Baik orang 0% Kurang Baik orang 2,8% Sangat Kurang 35 orang (97,2%) Sudah Tuntas 1 orang (2,8%) Tidak Tuntas Total 36 orang 100% PEMBAHASAN Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada tabel 5 dan tabel 6.

8 Tabel 5 Peningkatan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket. No Tahapan Rata-Rata Aktivitas Belajar Keaktifan Awal ke Siklus I Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I ke Siklus II Awal ke Siklus II 1 Awal 6,3 7 orang aktif (19,4%) 0,6 2 Siklus I 6,9 27 orang aktif (75%) 2,2 1,6 3 Siklus II 8,5 35 orang aktif(97,2%) Dari data tabel diatas dapat disampaikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 0,6 dari observasi awal ke siklus I dan terjadi peningkatan sebesar 1,6 dari siklus I ke siklus II. Dan terjadi peningkatan sebesar 2,2 dari observasi awal ke siklus II. Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket. No Tahapan Persentase Hasil Belajar Ketuntasan Awal ke Siklus I Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Awal ke Siklus II 1 Awal 25% 2 Siklus I 41,7% 3 Siklus II 97,2% 9 orang sudah tuntas 15 orang sudah tuntas 35 orang sudah tuntas 6 orang (16,7%) 20 orang (55,6%) 26 orang (72,2%) Dari data diatas dapat disampaikan peningkatan dari observasi awal ke siklus I adalah 16,7%, sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 55,6%. Berdasarkan data penelitian di atas maka dapat yakini bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Keberhasilan dalam penelitian sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Selain itu hasil penelitian ini juga dikuatkan dari penelitipeneliti sebelumnya diantaranya: Susana, (2011) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bawah bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams

9 games tournament (TGT) pada siswa kelas XII IS SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2010/2011. Pribadi, (2012) menemukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar berguling (Roll) senam lantai pada siswa kelas XI-S2 SMA Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2011/2012. Antara, (2012) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar lari estafet meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2011/2012. Hasil belajar siswa teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Hal tersebut dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi yaitu hasil belajar teknik dasar passing bola basket mengalami peningkatan sebesar 16,7% dari observasi awal ke siklus I. Kemudian meningkat sebesar 55,6% dari siklus I ke siklus II. Dan meningkat sebesar 72,2% dari observasi awal ke siklus II. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan halhal sebagai berikut. Aktivitas belajar teknik dasar passing (ches pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamni tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket yang mengalami peningkatan sebesar 55,6% dari observasi awal ke siklus I. kemudian meningkat sebesar 22,2% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 77,2% dari observasi awal ke siklus II. Hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Hal tersebut dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi yaitu hasil belajar teknik dasar passing bola basket mengalami peningkatan sebesar 16,7% dari observasi awal ke siklus I. Kemudian meningkat sebesar 55,6% dari siklus I ke siklus II. Dan meningkat sebesar 72,2% dari observasi awal ke siklus II. Saran peneliti kepada guru penjasorkes yaitu agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket. DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Nuril Permainan Bola basket. Surakarta: Era Itermedia. Antara, I M D Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lari Estafet pada Kelas X1 SMA Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Husdarta dan Yudha Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud Isjoni Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Kanca, I Nyoman Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

10 Toeri dan Praktek Permainan Bola basket. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Nurhadi, dkk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Pribadi, I G G B Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Berguling (Roll) Senam Lantai pada Kelas XI-S2 SMA Negeri 2 Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Suprijono, Agus Cooperativ Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Syarifuddin, Aip Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2. Jakarta: PT Grasindo. Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.