BAB VII PENUTUP. Temuan penelitian tentang hasil implementasi kebijakan dapat. digambarkan dalam tabel berikut ini:

Transkripsi

1 BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Temuan penelitian tentang hasil implementasi kebijakan dapat digambarkan dalam tabel berikut ini: Tabel 7.1 Hasil Implementasi Kebijakan Policy Output Indikator Akses Frekuensi Bias Ketepatan Layanan Akuntabilitas Kesesuaian Kebijakan dengan Kebutuhan Efektif Keterangan Tidak Efektif Indikator Tercapai Belum Tercapai Policy Outcomes Initial Outcome Intermediate Outcome Long- term Outcome Berdasarkan indikator policy output yang berada di tabel 7.1, dapat disimpulkan bahwa implementasi jaminan persalinan di Puskesmas Depok 3 belum berjalan efektif karena dari 6 indikator policy output, masih terdapat 3 indikator yang belum efektif. Penggunaan kesimpulan ini berdasarkan pada penggunaan cara penyimpulan dengan perbandingan lurus, dimana semakin banyak indikator policy output yang efektif maka semakin baik implementasi Kebijakan tersebut, dan hal itu pun berlaku sebaliknya. 163

2 Long- term outcome, sebagai tujuan utama dari implementasi Jaminan Persalinan yaitu terjadi pegembangan human capital di Indonesia dilihat dari sisi kesehatan, sudah tercapai hal ini dilihat dari angka kematian ibu dan bayi yang sangat rendah di area kerja Puskesmas Depok 3. Kasus yang unik terjadi, karena initial outcome belum tercapai tetapi intermediate outcome dan long- term outcome dapat tercapai. Potensi dan kesadaran masyarakat di Area Kerja Puskesmas Depok 3 sendiri yang mendukung tercapainya pegembangan human capital dari sisi kesehatan di daerah ini. Melihat kondisi ini maka bisa disimpulkan meskipun implementasi kebijakan tidak berjalan secara efektif tetapi, tujuan dari implementasi kebijakan ini tetap tercapai karena potensi yang dimiliki daerah ini sudah cukup tinggi. Proses implementasi yang belum berjalan secara efektif di Puskesmas Depok 3 ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan jampersal di Puskesmas Depok 3 secara sederhana dapat digambarkan dalam tabel berikut ini: Tabel 7.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Faktor- Faktor Efektif Pelaksanaan Tidak Efektif Komunikasi Ketersediaan Sumberdaya Transmisi Kejelasan Konsistensi Ketersediaan dan Kompetensi Implementor Ketersediaan Sarana dan Prasarana 164

3 Disposisi Faktor- Faktor Ketersediaan Dana Pelaksanaan Efektif Tidak Efektif Struktur Birokrasi Koordinasi Berjenjang SOP Kebijakan Lingkungan Implementasi Dilihat dari tabel 7.1, meskipun jaminan persalinan mencapai tujuan dari kebijakan tersebut tetapi berdasarkan faktor- faktor mempengaruhi dapat disimpulkan bahwa implementasi Kebijakan Jaminan Persalinan di Puskesmas Depok 3 tidak berjalan dengan baik karena tidak semua faktor berjalan dengan efektif. Faktor- faktor yang sifatnya menghambat implementasi Jaminan Persalinan adalah: (1) komunikasi, tidak adanya konsistensi rumusan tujuan Implementasi dengan instrumen kebijakan jaminan persalinan, tidak fokusnya kelompok sasaran, tarif lebih rendah daripada tarif rill yang berlaku di lapangan serta tindak lanjut dari pemerintah kurang mengakomodasi kondisi tersebut; (2) anggaran belum semua diberikan dan penetapan kondisi tarif yang kurang dari tarif rill yang berlaku di lapangan; dan (3) faktor struktur birokrasi, jenjang hierarki birokrasi yang cukup panjang dan SOP yang ada belum sepenuhya bisa dijalankan terutama dalam pemberian pelayanan KB pasca persalinan. 165

4 7.2. Rekomendasi Kebijakan Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran dalam rangka untuk meningkatkan implementasi jaminan persalinan di Puskesmas Depok 3 agar ke depannya dapat optimal adalah sebagai berikut: Memodifikasi Kebijakan Tidak adanya konsistensi antara rumusan tujuan Implementasi dengan instrumen kebijakan jaminan persalinan membuat kebijakan ini tidak berjalan secara maksimal. Pemerintah perlu mengakomodasi hal ini, supaya instrumen kebijakan yang dapat mendukung jalannya implementasi kebijakan di lapangan Menentukan Tarif yang Sesuai Dengan Kondisi Lapangan Tarif yang tidak sesuai dengan kondisi rill di lapangan membuat beberapa pihak sebagai implementor akhirnya tidak menjalankan kebijakan ini dengan baik agar tidak mengalami kerugian akibat perbedaan selisih tarif yang ditentukan. Penentuan tarif yang lebih rendah daripada tarif rill yang berlaku di lapangan jelas membuat kinerja implementor berjalan maksimal Reformasi Struktur Brokrasi Jenjang hierarki birokrasi yang cukup panjang dan SOP yang berbelit ternyata menghambat pelaksanaan Jaminan Persalinan secara maksimal. Hal ini sangat dirasakan terutama dalam pemberian pelayanan KB pasca persalinan. Pemeriksaan sudah mengalami perubahan dengan memberikan pelayanan pemeriksaan Jampersal Gotong Royong. Melihat banyak 166

5 permasalahan yang terjadi di lapangan maka perlu banyak penyesuaian yang dilakukan oleh implementor dengan persetujuan pelaksana kebijakan di atasnya tanpa harus melalui proses pelaporan dan birokrasi yang berbelit. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi implementor untuk mencapai tujuan dari kebijakan yang dijalankan. 167