BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pada tahun 2012 dan 2013 total kerusakan rumah yang terjadi di Kabupaten

Transkripsi

1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis masalah penelitian tentang implementasi kebijakan pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat pasca bencana di Kabupaten Kebumen, maka diambil kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Pada tahun 2012 dan 2013 total kerusakan rumah yang terjadi di Kabupaten Kebumen sebanyak 956 unit, dengan total perkiraan kerugian sebesar Rp ,-. Apabila jumlah total selama 2 tahun dirata-rata per bulan, maka setiap bulan rumah yang rusak akibat bencana di Kabupaten Kebumen sebanyak 38 unit, dengan perkiraan kerugian setiap bulan sebesar Rp ,-. Hal tersebut berarti meskipun Kabupaten Kebumen memiliki karakter bencana lokal, tetapi potensi kerusakan rumah akibat bencana tinggi. 2. Pada tahun 2012 dan 2013 Pemerintah Kabupaten Kebumen hanya memberikan bantuan untuk perbaikan rumah sebanyak 160 unit, dengan dana sebesar Rp ,-. Hal ini menunjukan bahwa dalam pemberian bantuan perbaikan kerusakan rumah akibat bencana, Pemerintah Kabupaten Kebumen hanya membantu sebanyak 16,73 % dari total jumlah yang rusak, dan 2,91% dari total perkiraan kerugian. Tentunya angka tersebut menunjukan bahwa kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen dalam pemberian bantuan perbaikan kerusakan rumah masyarakat akibat bencana masih sangat rendah. 244

2 Pemberian bantuan perbaikan rumah pasca bencana di Kabupaten Kebumen tidak diatur tersendiri, tetapi digabung dengan bantuan sosial korban luka dan meninggal, bantuan kehilangan harta benda, dan bantuan relokasi tempat tinggal. Penggabungan tersebut dituangkan ke dalam Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Belanja Bantuan Sosial Masyarakat untuk Korban Bencana Alam. Peraturan ini mencangkup peruntukan dan besaran bantuan sosial, tata cara penyaluran, dan syarat penyaluran. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat diurusi oleh Tim Pelaksana Bantuan Sosial BPBD Kabupaten Kebumen. Berdasarkan fakta di lapangan bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah maksimal sebesar Rp ,-, karena dari dana bantuan sosial bersifat stimulan. Bantuan lain berupa bahan makanan pokok dan bahan bangunan sebagai pendukung kegiatan perbaikan rumah. Bahan makanan pokok dan bahan bangunan berasal dari BPBD Kabupaten Kebumen, BPBD Provinsi Jawa Tengah, dan BNPB. Bantuan yang diberikan belum sesuai dengan Peraturan Kepala BNPB Nomor 11 Tahun 2008, yaitu tidak diberikannya bantuan berupa pendampingan dan pengawasan dalam kegiatan perbaikan rumah. 4. Berbagai dampak muncul akibat pelaksanaan kebijakan pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat sesuai dengan Peraturan Bupati Kebumen Nomor 30 Tahun Dampak positif meliputi, a) terbangunnya kembali rumah korban bencana yang rusak akibat terkena bencana. Korban bencana yang dapat memperbaiki rumahnya kembali hanya menjadikan dana bantuan sebagai dana tambahan, sedangkan dana pokok berasal dari pribadi. b) Tumbuhnya

3 246 solidaritas masyarakat untuk membantu perbaikan rumah korban bencana. Sadar bahwa bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen jauh lebih sedikit dari perkiraan kerugian, masyarakat secara kelompok maupun individu berusaha membantu korban bencana. Dampak negatif meliputi, a) tidak terperbaikinya kembali rumah korban bencana pada kelas ekonomi bawah. Jumlah dana bantuan yang diberikan terlalu kecil sehingga tidak mampu merangsang korban bencana untuk mencari dana dari sumber lain untuk memperbaiki rumah kembali. b) Adanya kesenjangan sosial antar korban bencana penerima dana bantuan sosial, dan korban bencana yang menerima dana bantuan dengan korban bencana yang tidak menerima bantuan. 5. Berdasarkan berbagai indikator keberhasilan implementasi kebijakan yang telah ditetapkan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat pasca bencana di Kabupaten Kebumen dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan tersebut bukan berarti tanpa kekurangan yang perlu diperbaiki. Keberhasilan ini terindikasi dari pelaksanaan kebijakan yang efisien dan respon yang baik, meskipun kurang transparan serta tingkat efektivitas hanya menunjukan sebagian kecil penerima bantuan yang mampu memperbaiki rumahnya hal tersebut sematamata hanyalah sumber daya keuangan dan staff yang disediakan oleh pembuat kebijakan terbatas.

4 Keberhasilan pelaksanaan kebijakan pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat pasca bencana di Kabupaten Kebumen dipengaruhi oleh: a. Komunikasi, meliputi kejelasan isi kebijakan, transmisi kebijakan, dan konsistensi kebijakan. Tim Pelaksana Bantuan Sosial BPBD Kabupaten Kebumen secara umum mampu memahami apa yang diharapkan dari Peraturan Bupati Kebumen Nomor 30 Tahun 2011, tetapi masih terdapat kerancuan antara judul dan jenis bencana yang berhak dibantu. Permasalahan lain adalah tidak adanya indikator-indikator secara kuantitatif untuk menilai tingkat kerusakan. Tranmisi kebijakan mengalami keterlambatan, sehingga mengakibatkan miskomunikasi antara implementor maupun implementor dengan korban bencana. Peraturan Bupati Kebumen Nomor 30 Tahun 2011 sebagai bentuk kebijakan pemberian bantuan perbaikan rumah pasca bencana tidak bertentangan dengan peraturan manapun, tetapi belum sesuai dengan bantuan yang tercantum dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor 11 tahun b. Sumber daya, Tim Pelaksana Bantuan Sosial BPBD Kabupaten Kebumen masih kekurangan pegawai baik secara jumlah maupun kesesuaian ketrampilan. Ketersediaan informasi hanya didapatkan oleh Tim Pelaksana Bantuan Sosial BPBD Kabupaten Kebumen, sedangkan Camat dan Kepala Desa sebagai pendukung kinerjanya tidak mendapatkan berbagai regulasi yang dijadikan sumber informasi. Fasilitas yang diterima oleh implementator tidak berbeda dengan fasilitas PNS pada umumnya. Alokasi

5 248 dana bantuan sosial masih sangat sedikit yaitu 2,91 % dari total perkiraan kerugian. c. Disposisi, secara umum penerusan perintah untuk megurusi pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat berjalan sesuai dengan apa yang tercantum pada Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun Meski sudah sesuai bukan berarti tidak terdapat kesulitan, proses pencairan dana bantuan membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga timbul prasangka tidak baik dari korban bencana. Pada akhirnya Tim Pelaksana Bantuan Sosial BPBD Kabupaten Kebumen mencarikan dana talangan, agar dana bantuan segera dapat disalurkan. Sikap demokratis implementor yang menjadikan kritik sebagai perbaikan kinerja sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi. Keterbatasan sumber daya keuangan dan pegawai memotivasi implementor untuk mencari sumber dana lain dan memunculkan kreativitas manajerial demi tercapainya tujuan kebijakan. d. Struktur Birokrasi meliputi SOP dan fragmentasi. Tidak adanya SOP sebagai turunan dari regulasi yang dijadikan pedoman, mengakibatkan ketidakpahaman dan perbedaan interpretasi implementator. Fragmentasi terjadi dalam pelaksanaan pemberian bantuan perbaikan rumah, karena dari awal pembentukan Tim Pelaksana Bantuan Sosial BPBD Kabupaten Kebumen sudah terdapat unsur keterpaksaan.

6 Saran Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen a) Sebagai upaya pengurangan risiko bencana khususnya pada kerusakan rumah masyarakat, Pemerintah Daerah melalui BPBD Kabupaten Kebumen perlu melakukan sosialisasi tentang kawasan rawan bencana dan kontruksi bangunan tahan bencana secara terencana dan berkelanjutan. b) Perlu adanya penambahan alokasi dana bantuan sosial sebagai besaran bantuan dapat disesuaikan dengan perkiraan kerugian. Penambahan alokasi dana bantuan sosial yang bersumber dari APBD Kabupaten Kebumen, karena perkiraan kerugia kerusakan rumah akibat bencana setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. c) Sebagai upaya untuk ketepatan dalam pemberian besaran bantuan, diperlukan adanya indikator-indikator secara kuntitatif maupun kualitatif dalam penilaian tingkat kerusakan rumah. d) Diperlukan adanya penambahan anggota dan peningkatan keterampilan bidang kontruksi bangunan dalam Tim Pelaksana Bantuan Sosial BPBD Kabupaten Kebumen. Fasilitas khusus juga diperlukan agar Tim Pelaksana Bantuan Sosial termotivasi dalam melaksanakan kebijakan. e) Perlu adanya surat edaran tentang Peraturan Bupati Kebumen Nomor 30 Tahun 2011 yang ditujukan kepada seluruh Camat dan Kepala Desa Se- Kabupaten Kebumen. Hal ini dimaksudkan untuk memahamkan dan menyamakan interpretasi regulasi, sehingga tidak terjadi miskomunikasi

7 250 antar implementor. Adanya surat edaran juga diharapkan agar masingmasing Kepala Desa mensosialisasikan kepada seluruh warganya Masyarakat Kabupaten Kebumen a) Masyarakat harus berperan aktif dalam menjemput berbagai informasi tentang kebencanaan. b) Mengingat kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen dalam pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat masih rendah, masyarakat perlu memunculkan aksi solidaritas untuk menggalang bantuan. c) Masyarakat perlu menyiapkan tabungan khusus bencana, karena wilayah Kabupaten Kebumen memiliki risiko bencana yang tinggi. Hal ini dimaksudkan agar suatu saat terdampak bencana tidak terlalu menggantungkan nasibnya kepada Pemerintah. Penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab Pemerintah tetapi masyarakat dan swasta juga memiliki tanggung jawab dalam penanggulangan bencana.