BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan salah satu upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan yang semakin pesat pada era globalisasi ini diiringi pula dengan peningkatan persaingan pada berbagai bidang termasuk dalam hal pencarian kerja. Bekerja merupakan salah satu upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Gilarso (2008) manusia membutuhkan pekerjaan (employment) untuk bisa hidup dan mengembangkan diri, melalui pekerjaannya tersebut, sesorang mendapat penghasilan sebagai balas karya. Seorang manusia pada akhirnya harus menempatkan diri dalam lingkaran kehidupan ekonomi sesuai dengan pekerjaan yang digelutinya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2016 pada bulan Februari terdapat 127,7 juta orang angkatan kerja, 120,7 juta orang penduduk yang bekerja dan 7,0 juta orang penganggur. Angka tersebut dibandingkan dengan Februari 2015, jumlah penduduk bekerja turun sebesar 200 ribu orang dan jumlah penganggur turun sebesar 430 ribu orang, sehingga jumlah angkatan kerja berkurang sebanyak 630 ribu orang (Berita Resmi Statistik, 4 Mei 2016). Angka pengangguran sebesar 7,0 juta orang tersebut, lulusan universitas menyumbang angka 695,304 orang yang menganggur dan 249,362 orang lulusan akademi/diploma. Angka tersebut dinilai cukup tinggi mengingat lulusan universitas dan akademi/diploma merupakan lulusan yang lebih profesional pada bidangnya masing-masing dibandingkan lulusan Sekolah Menengah. 1

2 Dunia kerja tidak hanya memilih calon pekerja yang cakap dalam kemampuan akademik saja (hard skills), tetapi juga sangat memperhatikan nilai-nilai kecakapan lainnya diantaranya nilai kejujuran, tanggung jawab, sopan santun, disiplin, komitmen, rasa percaya diri, etika, kerjasama, kreativitas, komunikasi, dan kepemimpinan (soft skills). Memiliki kemampuan hard skills yang tinggi tetapi tidak disertai dengan soft skills yang baik, akan menghasilkan sumber daya manusia dengan keterampilan kurang maksimal (Dinata, 2014). Namun demikian, masih banyak pula yang mengesampingkan kemampuan soft skills dibandingkan dengan kemampuan hard skills sehingga banyak lulusan yang kurang memenuhi kualilifikasi yang diinginkan oleh para pencari kerja. Akuntansi, sebagai jurusan yang lulusannya banyak diperlukan berbagai bidang pekerjaan, sudah sewajarnya untuk mempersiapkan diri sejak dini untuk memasuki dunia kerja. Persiapan yang dilakukan tidak hanya dalam bidang akademik namun juga dalam peningkatan kecakapan atau soft skill. Abayadeera dan Watty (2014) mengatakan bahwa mahasiswa akuntansi tingkat akhir memprioritaskan kemampuan generik diatas kemampuan teknis untuk kesuksesan berkarir. Kemampuan generik yang dimaksud adalah kerjasama tim, kemampuan interpersonal dan komunikasi yang mana penting untuk kelayakan dalam bekerja dan kesuksesan berkarir (Albin and Crockett, 1991; Kavanagh and Drennan, 2008; Jackling and De Lange, 2009; Wells et al., 2009; Tempone et al., 2012 dalam Abayadeera dan Watty, 2014). Low, Botes, Dela Rue, dan Allen (2016) mengatakan bahwa keterampilan non-teknis yang lebih dicari 2

3 (oleh pemberi kerja), keterampilan yang paling dibutuhkan dari keterampilan interpersonal calon karyawan, kemampuan untuk bekerja dengan kultur organisasi perusahaan serta keterampilan komunikasi lisan. Lebih spesifiknya, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan akuntansi yang diungkapkan oleh Low, Botes, Dela Rue & Allen (2016) adalah kemampuan mendengarkan (listening), kerjasama tim (teamwork), komunikasi lisan (oral communication), ambisi/motivasi (ambition/motivation), kemampuan interpersonal serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah (interpersonal and problem solving skills). Selain soft skill yang harus dimiliki mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja, kecerdasan emosional juga harus dimiliki oleh mahasiswa. Goleman (2005 : 512) dalam Yuniani (2010) mendefinisikan kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain. Dalam dunia kerja tidak selamanya hanya bekerja sendiri menyelesaikan pekerjaan secara individu, namun juga bekerjasama secara tim dan menghadapi banyak orang dengan banyak karakter sehingga kita dituntut untuk memahami masing-masing karakter orang agar kerjasama tim berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman yang mengakibatkan pekerjaan tertunda bahkan terhenti. Menurut Goleman (2009 : 57-59) yang mengadaptasi gaya Salovey Gradner membagi kecerdasan emosional ke dalam 5 wilayah utama yaitu : 3

4 1. Mengenali emosi diri. 2. Mengelola emosi. 3. Memotivasi diri sendiri. 4. Mengenali emosi orang lain (Empati) 5. Kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Sesorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan mudah mengenali dan beradaptasi dengan lingkungannya. Selain itu, sesorang yang memiliki EQ yang baik akan dengan mudah menyampaikan pendapatnya dan mudah diterima oleh orang lain Karena dia mampu mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. Sesorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik lebih matang dalam berpikir serta menentukan suatu keputusan. Tetapi demikian, hal-hal seperti soft skill tidak terlalu diperhatikan bahkan tidak diajarkan pada kurikulum perkuliahan. Mahasiswa dituntut untuk menggali dan memperdalam soft skill yang dimiliki serta mengasah kecerdasan emosionalnya masing-masing yang terkadang tanpa bimbingan maupun arahan yang pasti. Botes (2009); Jackling & De Lange (2009); Low et al (2013); Marshall et al (2010) dalam Low, Botes, Dela Rue, dan Allen (2016) dalam penelitian mereka bahwa kesenjangan yang diharapkan terjadi dimana lulusan yang telah meninggalkan universitas tanpa kemampuan dan ciri yang diharapkan para pemberi kerja. Hal tersebut dapat terjadi karena pendidik tidak menanamkan kemampuan-kemampuan yang diharapkan para pencari kerja tersebut sehingga banyak 4

5 lulusan yang tidak siap kerja karena tidak memenuhi kualifikasi harapan yang diinginkan para pemberi kerja. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada latar belakang untuk mengetahui adanya pengaruh soft skill dan kecerdasan emosional terhadap kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja khususnya mahasiswa akuntansi diploma tiga Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada yang dipersiapkan untuk menjadi lulusan akuntansi yang siap kerja sehingga peniliti melakukan penelitian yang mengambil judul Pengaruh Soft Skill dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kesiapan Mahasiswa Akuntansi Menghadapi Dunia Kerja 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dimana adanya kesenjangan yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kemampuan yang dimiliki oleh lulusan serta kecerdasan emosional yang dimiliki oleh para lulusan yang berpengaruh dengan kesiapannya dalam memasuki dunia kerja, maka dirumuskan pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah soft skill mempengaruhi kesiapan mahasiswa akuntansi dalam memasuki dunia kerja? 2. Apakah kecerdasan emosional mempengaruhi kesiapan mahasiswa akuntansi dalam memasuki dunia kerja? 5

6 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh soft skill terhadap kesiapan mahasiswa akuntansi menghadapi dunia kerja. 2. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kesiapan mahasiswa akuntansi menghadapi dunia kerja Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh soft skill dan kecerdasan emosional terhadap kesiapan mahasiswa akuntansi menghadapi dunia kerja. 2. Bagi Mahasiswa Akuntansi Bagi mahasiswa akuntansi, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh soft skill dan kecerdasan emosional terhadap kesiapan mahasiswa akuntansi menghadapi dunia kerja sehingga sebagai mahasiswa lulusan akuntansi dapat mempersiapkan diri sejak awal untuk memasuki dunia kerja dan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kualifikasi pemberi kerja. 3. Bagi Perguruan Tinggi 6

7 Bagi perguruan tinggi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menyusun sistem dan kurikulum sehingga menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja serta memenuhi kualifikasi para pemberi kerja Kerangka Penulisan Kerangka penulisan pada penelitian ini digambarkan pada gambar berikut ini: Lulusan diploma tiga yang dipersiapkan untuk bekerja setelah lulus Pemberi Kerja lebih menekankan lulusan yang memiliki soft skills disamping pengetahuan akademik Mahasiswa akuntansi lulusan D3 DEB SV UGM yang kurang percaya diri dengan keahlian yang dimiliki Menganalisis adanya pengaruh soft skills dan kecerdasan emosional terhadap kesiapan kerja lulusan D3 Akuntnsi DEB SV UGM dengan menyebarkan kuesioner Hasil dan Kesimpulan Gambar 1.1. Gambar Kerangka Penulisan 7