DECISION SUPPORT SYSTEM TOOL UNTUK FUZZY INFERENCE DENGAN METODE MAMDANI, SUGENO, DAN TSUKAMOTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DECISION SUPPORT SYSTEM TOOL UNTUK FUZZY INFERENCE DENGAN METODE MAMDANI, SUGENO, DAN TSUKAMOTO"

Transkripsi

1 DECISION SUPPORT SYSTEM TOOL UNTUK FUZZY INFERENCE DENGAN METODE MAMDANI, SUGENO, DAN TSUKAMOTO Gunawan 1), C. Pickerling 2) Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Jl. Ngagel Jaya Tengah Surabaya Telp : (031) , Fax : (031) gunawan@stts.edu 1), ling_pick@yahoo.com 2) Abstract This paper provides the development of a software for Decision Support System which uses fuzzy inference. The applied methods are: Mamdani, Sugeno, Tsukamoto. For gaining maximum functionality, the software which are developed can be of use for general purpose, so that user can use it for various cases from any disciplines, as long as the solution indeed requires fuzzy inference. The given input is the numeric limit for all linguistic variables for each label -- both the antecedent or consequent -- and the chosen membership function. The other input comes in the form of knowledge which are offered with a number of If-Then rules. The system output is the crisp value prediction for a label. Mostly, the system consists of three main processes, such as fuzzification, rule evaluation, defuzzification. The offered system has a number of additional features, such as saving all the complete input data: label, limits and the linguistic variables, each rule and the calculation result. Visualization in the forms of curves for membership function for each of the variable are also available. Other than being used for problem solving by directly giving the parameters, the system also allows user to change the parameters to the inference behaviors interactively. Thus the functionality of a decision support system in accommodating the what-if aspects should be fulfilled by using this tool. As for Mamdani and Tsukamoto methods, the available rules in the forms of labels pairing and linguistic variables, while for Sugeno method -- which can still be divided into Sugeno Orde-One and Sugeno Orde-Zero -- allows the extension of capabilities for expressing the knowledge in each of its rules for Sugeno Orde-Zero a constant value can be included in the rules, while for Sugeno Orde-One, the rules might include a number of simple arithmetic folmulas. Keywords: Decision Support System, Fuzzy, Mamdani, Sugeno, Tsukamoto. Abstrak Tulisan ini menyajikan salah satu pengembangan sebuah software untuk decision support system yang menggunakan fuzzy inference dimana terjadi proses perumusan dari sebuah input yang diberikan ke sebuah output dengan menggunakan logika fuzzy. Metode yang dapat diimplementasikan ke dalam logika fuzzy adalah: Mamdani, Sugeno, dan Tsukamoto. Untuk memperoleh fungsionalitas yang maksimal, software yang dikembangkan bersifat general purpose, sehingga user dapat memanfaatkannya untuk berbagai kasus dari disiplin apapun, selama penyelesaiannya memang membutuhkan inferensi fuzzy. Input yang diberikan adalah batasan numerik untuk semua variabel linguistik yang mewakili masing-masing label -- baik untuk antecedent ataupun consequent -- dan membership function yang dipilih. Input lainnya berupa pengetahuan yang disajikan dengan sejumlah rule If-Then. Output sistem adalah prediksi nilai crisp untuk sebuah label. Secara garis besar sistem terdiri atas tiga proses utama, yaitu: fuzzifikasi, evaluasi rule dan defuzzifikasi. Sistem yang ditawarkan memiliki sejumlah fitur tambahan seperti penyimpanan semua kelengkapan data input: label, batasan, dan variabel linguistiknya, setiap aturan, dan hasil perhitungan. Visualisasi berupa kurva untuk membership function setiap variabelnya juga disediakan. Selain dapat dipakai untuk memecahkan sebuah masalah dengan pemberian parameternya secara langsung, sistem juga memungkinkan user secara interaktif melakukan perubahan parameternya sampai perilaku inferensinya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian fungsionalitas sebuah decision support system dalam mengakomodasi aspek what-if diharapkan akan tercapai melalui tool ini. Untuk metode Mamdani dan Tsukamoto, aturan-aturan yang digunakan berupa pasangan label dan variabel linguistik yang diberikan sebelumnya, sedangkan metode Sugeno -- yang masih dibagi menjadi dua pendekatan: Sugeno Orde-Nol dan Sugeno Orde-Satu -- memungkinkan perluasan kapabilitas untuk mengekspresikan pengetahuan dalam rule-rulenya. Pada Sugeno Orde-Nol, ke dalam aturannya dapat dilibatkan sebuah konstanta untuk koefisien, sedangkan pada Sugeno Orde-Satu, aturan dapat melibatkan juga sejumlah formula aritmatika sederhana.

2 Keyword : Decision Support System, Fuzzification, Defuzzification, Mamdani, Sugeno, Tsukamoto. 1. PENDAHULUAN Decision Support System adalah sebuah proses yang membahas tentang teknologi untuk mempelajari dan mengembangkan aplikasi Sistem Penunjang Keputusan (SPK), dimana pengambilan keputusan tidak lagi ditunjang hanya oleh intuisi pimpinan (manager) melainkan ditunjang oleh hasil analisis dari kumpulan data yang ada. Beberapa keputusan managerial secara ilmiah merupakan keputusan kualitatif dan memerlukan pengetahuan untuk melakukan penilaian yang dimiliki pakar manusia. Jadi, perlu untuk menggabungkan pengetahuan ini dalam mengembangkan sistem pendukung keputusan. Sistem yang mengintegrasikan pengetahuan dari pakar disebut KBDSS (Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Pengetahuan) atau biasa disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan Cerdas (IDSS). Salah satu sistem pendukung keputusan berbasis pengetahuan yang ditawarkan kepada manager suatu perusahaan adalah menggunakan fuzzy inference. Fuzzy inference adalah proses perumusan dalam pemetaan dari sebuah input yang diberikan ke sebuah output dengan menggunakan logika fuzzy. Ada 3 tipe sistem fuzzy inference yang dapat diimplementasikan ke dalam logika fuzzy, yaitu: tipe Mamdani, tipe Sugeno, dan tipe Tsukamoto. Pada umumnya ke 3 tipe fuzzy inference ini outputnya ditentukan. Logika fuzzy dapat bermanfaat karena merupakan suatu cara yang efektif dan akurat untuk mendeskripsikan persepsi manusia terhadap persoalan pengambilan keputusan dan memiliki toleransi terhadap data-data yang ada. Adapun beberapa alasan mengapa orang menggunakan fuzzy inference, yaitu: 1. Konsep yang digunakan pada system fuzzy inference ini berupa logika fuzzy yang mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2. Logika fuzzy sangat fleksibel. 3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat atau ambigu. 4. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. 2. LANDASAN TEORI Terdapat dua teori yang mendukung pembuatan program ini. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai Decision Support System, Fuzzy Logic, Fuzzy Inference Decision Support System Decision Support System adalah sebuah proses memilih tindakan (diantara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. Menurut Simon (1977), pengambilan keputusan dengan adanya fungsi manajerial dalam hal perencanaan sangat berperan aktif. Perencanaan meliputi satu seri keputusan; apa yang harus dilakukan? kapan? dimana? mengapa? oleh siapa? dan bagaimana?. Seorang Manajer menentukan tujuan atau rencana. Karena itu, perencanaan dan kontrol, juga melibatkan pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan juga dibutuhkan sebuah sistem dalam pelaksanaannya. Sistem adalah sebuah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep, dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi atau untuk melayani suatu tujuan. Sebagai contoh: Sebuah universitas adalah suatu sistem yang terdiri atas mahasiswa, fakultas, staf, administrasi, gedung, perlengkapan, ide-ide, dan aturan yang bertujuan untuk mendidik mahasiswa, menghasilkan riset dan memberikan layanan kepada komunitas (sistem lain). Definisi yang jelas mengenai tujuan sistem merupakan pertimbangan kritis dalam mendisain sistem pendukung manajemen (MSS). Sistem dibagi menjadi tiga bagian berbeda: input, proses dan output Fuzzy Logic Pada Pertengahan tahun 1960, Profesor Lotfi Zadeh dari Universitas California di Barkelay memperkenalkan logika fuzzy sebagai suatu media untuk menangani dan memproses linguistic information. Zadeh menyimpulkan bahwa nilai true atau false pada logika ompute tidak memperhitungkan banyaknya perbedaan yang ada pada dunia nyata. Untuk menghitung gradasi yang tidak terhingga antara true dan false, Zadeh menggunakan gagasan dari himpunan klasik menjadi suatu hal yang dinamakan himpunan fuzzy. Tidak seperti halnya dengan logika ompute yang hanya mempunyai dua nilai (True dan False; 0 dan 1), logika fuzzy mempunyai banyak nilai. Logika Boolean Logika Fuzzy Gambar 1. Logika Boolean dan Logika Fuzzy

3 Dengan menggunakan logika fuzzy, pabrik, pembuat software dan pendesain aplikasi dapat menghasilkan mesin yang mampu memberikan respon yang lebih cerdas pada kondisi tertentu. Beberapa kesamaan antar kemampuan mesin akan mengurangi kebutuhan pada ompute eksternal yang komplek, dan membantu omputer berbaur dengan susunan kehidupan manusia sehari-hari. Penggunaan logika fuzzy untuk mendapatkan solusi yang tepat pada sebuah masalah yang spesifik biasanya melalui tiga langkah berikut, yaitu: 1. Proses fuzzifikasi, dimana pada tahap awal ini dilakukan proses penentuan label, domain, fungsi keanggotaan yang selanjutnya merupakan model dari fuzzy. 2. Proses evaluasi rule, dimana pada tahap yang kedua ini akan di bentuk suatu aturan rule yang didapatkan dari proses fuzzifikasi. 3. Proses defuzzifikasi, dimana dalam tahap akhir ini akan dihasilkan fuzzy output yang dimaksud Fuzzy Inference Sistem Fuzzy inference adalah sebuah model pola pada komputer berdasarkan teori fuzzy set, fuzzy dengan aturan If-Then, fuzzy reasoning (yang beralasan). Terdapat beberapa aplikasi yang menggunakan fuzzy inference system yaitu: data klasifikasi, analisis keputusan, expert system, suatu persoalan yang diprediksikan dengan waktu, pengenalan pola dan robotic. Dalam beberapa pembahasan, fuzzy inference sering disebut juga sebagai fuzzy rulebased system, fuzzy model, fuzzy associative memory, fuzzy logic controller and fuzzy system. Berikut ini merupakan struktur dari fuzzy inference: Rule base menggunakan aturan fuzzy set Dictionary menetapkan fungsi membership yang digunakan dalam aturan fuzzy. A reasoning mechanism melakukan procedure dari inference (mengambil sebuah kesimpulan dari fakta maupun aturan). Pada system fuzzy inference ini, dibagi menjadi beberapa metode dalam menyelesaikan permasalahan yaitu dengan cara menggunakan metode Mamdani, metode Sugeno, dan metode Tsukamoto. Ebrahim Mamdani pada tahun Pada metode Mamdani, baik input (anteseden) maupun output (konsekuen) sistem berupa himpunan fuzzy. Untuk mendapatkan output, diperlukan empat tahapan, yaitu: pembentukan himpunan fuzzy, aplikasi fungsi implikasi (aturan), komposisi aturan dan penegasan. Pada komposisi aturan ini, terdapat tiga metode yang digunakan untuk melakukan sistem fuzzy inferensi, yaitu max, additive, dan probabilistik OR (probor). Sedangkan pada penegasan atau defuzzy, terdapat empat metode, yaitu: centroid, mean of maximum, largest of maximum, dan smallest of maximum. Pada metode Max, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy, dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator OR (union). Jika semua proposisi telah di evaluasi, maka output akan berisi suatu himpunan fuzzzy yang merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara umum juga dapat dituliskan sebagai berikut : μ sf [x i ] = max( μ sf [x i ], μ kf [x i ] ) dengan: μ sf [x i ] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai μ kf [x i ] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy Pada metode additive, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan: μ sf [x i ] = min( 1, μ sf [x i ] + μ kf [x i ] ) dengan: μ sf [x i ] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai μ kf [x i ] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy Pada metode probabilistok OR ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan product terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan: μ sf [x i ] = ( μ sf [x i ] + μ kf [x i ] ) (μ sf [x i ] * μ kf [x i ]) dengan : μ sf [x i ] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai μ sf [x i ] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy Pada metode centroid, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat (z*) daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan oleh Bo Yuan: Metode Mamdani Metode Mamdani sering dikenal sebagai metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh

4 z * z z z ( z) dz z ( z) dz Sedangkan pada metode mean of maximum, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domian yang memiliki nilai keanggotaan maksimum. Pada metode largerst of maximum, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domian yang memiliki nilai keanggotaan maksimum. Dan pada metode smallest of maximum, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil domian yang memiliki nilai keanggotaan maksimum Metode Sugeno Penalaran dengan metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja outputnya (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun Pada metode ini terdapat dua model orde yaitu, ordenol dimana bentuk model fuzzy secara umumnya yaitu: IF (x 1 is A 1 ) o (x 2 is A 2 ) o (x 3 is A 3 ) o... o (x N is A N ) THEN z=k dan orde-satu dimana bentuk model fuzy secara umumnya yaitu: IF (x 1 is A 1 ) o... o (x N is A N ) THEN z=p 1 *x p N *x N + q Orde-nol digunakan ketika pengguna ingin menggunakan aturan berupa konstanta, sedangkan pada orde-satu digunakan jika pengguna ingin menggunakan aturan berupa formula ataupun rumusan Metode Tsukamoto Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk If-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiaptiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan ratarata terbobot. 3. ARSITEKTUR Program ini dibuat dengan tujuan agar dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan. Beberapa contoh permasalahan yang dapat diselesaikan dengan program ini adalah mengenai produksi barang, prediksi cuaca, hasil panen ikan, meningkatkan unjuk kerja suatu pabrik dalam melakukan produksi. Gambar 2. Arsitektur Penghasil Keputusan Desain arsitektur program ini berfungsi untuk mengetahui cara kerja pada sistem pengambilan keputusan melalui beberapa proses sebelum menghasilkan sebuah keputusan. Pada arsitektur program ini mempunyai beberapa proses, yaitu: proses fuzzifikasi, evaluasi rule dan proses perhitungan menggunakan metode fuzzy inference atau juga disebut sebagai defuzzifikasi. Pada gambar 2 ini ditunjukkan arsitektur sistem penghasil keputusan. 4. IMPLEMENTASI Pertama kali sistem menerima input berupa data-data seperti suatu ukuran yang ingin dibandingkan kemudian satuan dan batas nilai minimum dan maksimum, kemudian dari datadata tersebut akan diproses terlebih dahulu. Pengisian akan dilanjutkan dengan input ke dua, yaitu: input berupa fungsi keanggotaan tiap-tiap label input yang diinputkan pertama kali, kemudian penentuan kurva yang akan digunakan beserta pengisian parameter untuk masingmasing fungsi keanggotaan. Setelah itu, semua data-data tersebut akan diproses yang disebut juga proses fuzzifikasi.

5 Setelah pengisian semua data input dan data output, maka pengisian berikutnya adalah berupa data aturan. Data aturan ini dapat diinputkan sesuai dengan keinginan pengguna. Semua aturan-aturan itu akan diproses pada evaluasi rule, untuk menghitung semua derajat keanggotaan setiap aturan yang telah diinputkan. Setelah pengisian data-data dan aturanaturan yang akan digunakan itu maka langkah selanjutnya adalah menginputkan nilai-nilai dari setiap input yang diinginkan untuk mengetahui hasil dari outputnya. Pada proses inilah ke-tiga metode fuzzy inference akan bekerja, semua perhitungan tiap metode yang dipilih dan aturanaturan yang berlaku tersebut akan menghasilkan output. Proses ini disebut juga sebagai proses defuzzifikasi. Hasil dari output ini adalah berupa angka prediksi yang seharusnya dicapai. [R1]IF Permintaan TURUN And [R2]IF Permintaan TURUN And [R3]IF Permintaan NAIK And [R4]IF Permintaan NAIK And 5. UJICOBA Pada bagian ini akan dilakukan ujicoba untuk mengetahui cara kerja dari tiap-tiap metode. Hasil coba ini dilakukan dengan cara memberikan kasus yang dapat diselesaikan oleh setiap metode-metode tersebut. Pada metode Mamdani, Tsukamoto dan Sugeno orde-satu dapat diberikan contoh kasus yang sama tetapi untuk metode sugeno orde-satu ini aturan yang digunakan akan berbeda dengan ke-dua metode yang lainnya, kemudian pada metode Sugeno orde-nol akan diberikan kasus yang berbeda karena sifatnya yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kasus yang sama dengan metode yang lainnya karena sifat aturannya yang konstanta Studi Kasus Mamdani Suatu perusahaan makanan kaleng akan memproduksi makanan jenis ABC. Dari data 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000 kemasan/hari, dan permintaan terkecil mencapai 1000 kemasan/hari. Persediaan barang digudang terbanyak mencapai 600 kemasan/hari, dan terkecil pernah mencapai 100 kemasan/hari. Dengan segala keterbatasannya, sampai saat ini, perusahaan baru mampu memproduksi barang maksimum 7000 kemasan/hari, untuk efisiensi mesin dan SDM tiap hari diharapkan perusahaan memproduksi paling tidak 2000 kemasan. Berapa kemasan makanan jenis ABC yang harus diproduksi, jika jumlah permintaan sebanyak 4000 kemasan, dan persediaan di gudang masih 300 kemasan, apabila proses produksi perusahaan tersebut menggunakan empat aturan yaitu: Gambar 3. Tampilan Form Pada gambar 3 ini merupakan salah satu tampilan untuk menginputkan data yang diperlukan dalam melakukan proses yang dibutuhkan. Data yang telah diinputkan itu akan ditampilkan pada bagian kirinya dan untuk setiap membership function yang diinputkan akan dimunculkan juga kurvanya. Data-data yang dibutuhkan untuk pengisian variabel input adalah Nama, tipe, satuan, range minimum dan maksimum, kemudian jumlah fungsi keanggotaan yang diperlukan untuk setiap input. Pada studi kasus ini, data-data yang akan diisikan secara berurutan adalah sebagai berikut: 1. input1 = permintaan, input, kemasan/hari, 1000, 5000, input2 = persediaan, input, kemasan/hari, 100, 6000, Output = produksi, output, kemasan/hari, 2000, 7000,2. Dari hasil perhitungan tersebut, maka permintaan = 4000, persediaan = 300, maka jumlah makanan kaleng yang harus diproduksi adalah kemasan/hari Studi Kasus Sugeno Orde-Nol Seorang pengusaha ikan salmon ingin mengetahui hasil panen untuk tahun berikutnya dengan menggunakan data-data yang telah

6 dicatatnya selama 8 tahun sebelumnya. Data-data yang di inputkan ini adalah berupa data jumlah benih ikan dan suhu permukaan air untuk tambaknya. Berikut ini merupakan tabel mengenai hasil panen selama 8 tahun sebelumnya. Tabel 1. Jumlah Hasil Panen Ikan Salmon Tahun Jumlah Benih Ikan (Bibit) Suhu Permukaan Air (oc) Panen (Ekor) Beberapa data yang dibutuhkan untuk pengisian variabel input adalah Nama, tipe, satuan, range minimum dan maksimum, kemudian jumlah fungsi keanggotaan yang diperlukan untuk setiap input. Pada studi kasus ini, data-data yang akan diisikan secara berurutan adalah sebagai berikut: 1. Input1 = benih ikan, input, bibit, 1418, 4053, 2. Input2 = suhu, input, oc, 11, 13, Output = panen, output, ekor. Data-data yang akan dibutuhkan di bagian tab Membership Function ini adalah nama himpunan fuzzy, tipe, parameter. Data yang diperlukan untuk di masukkan sebagai input pada fungsi keanggotaan ini adalah sebagai berikut: 1. benih ikan = sedikit sedikit, Linear Turun, 1418, = banyak banyak, Linear Naik, 1418, suhu = turun turun, Linear Turun, 11.11, = naik naik, Linear Naik, 11.11, Dan pada kasus ini, aturan yang digunakan adalah seperti berikut ini: [R1] IF benih ikan IS sedikit AND suhu IS turun THEN panen IS 2446 [R2] IF benih ikan IS sedikit AND suhu IS naik THEN panen IS [R3] IF benih ikan IS banyak AND suhu IS turun THEN panen IS [R4] IF benih ikan IS banyak AND suhu IS naik THEN panen IS 6051 Dari hasil perhitungan tersebut, maka benih ikan = 3215 bibit, suhu = o C, maka hasil panen untuk tahun ini adalah ekor. 5.3 Studi Kasus Sugeno Orde-Satu Kasus yang digunakan adalah sama dengan kasus yang digunakan pada kasus Mamdani tetapi aturan yang digunakan agak sedikit berbeda, yaitu: [R1]IF Permintaan TURUN And Produksi Barang =Permintaan - Persediaan; [R2]IF Permintaan TURUN And Produksi Barang = Permintaan; [R3]IF Permintaan NAIK And Produksi Barang = Permintaan; [R4]IF Permintaan NAIK And Produksi Barang= 1,25 * Permintaan - Persediaan; Dengan menggunakaan formula tersebut, maka permintaan = 4000, persediaan = 300, maka jumlah makanan kaleng yang harus diproduksi adalah 4230 kemasan/hari. 5.4 Studi Kasus Tsukamoto Kasus yang digunakan adalah sama dengan kasus yang digunakan pada kasus Mamdani dan aturan yang digunakanpun sama, yaitu: [R1]IF Permintaan TURUN And [R2]IF Permintaan TURUN And [R3]IF Permintaan NAIK And [R4]IF Permintaan NAIK And Dari hasil perhitungan tersebut, maka permintaan = 4000, persediaan = 300, maka jumlah makanan kaleng yang harus diproduksi adalah kemasan/hari. 6. KESIMPULAN Sifat DSS dapat menentukan hasil keputusan dalam berbagai kasus dan dapat memberikan keuntungan tersendiri karena dapat mengelompokkan yang sejenis tetapi untuk permasalahannya masih belum diketahui, tetapi

7 tidak menutup kemungkinan untuk permasalahan yang lain untuk diselesaikan dengan DSS tool ini. Metode Mamdani dan Tsukamoto memiliki mekanisme yang sama. Namun demikian, berbeda dengan metode Tsukamoto yang lebih sederhana. Dalam perhitungan metode Mamdani dapat memilih beberapa komposisi aturan atau beberapa metode yang kurang dimengerti oleh kebanyakan orang, sedangkan pada metode Tsukamoto, komposisi atau beberapa metode tersebut telah ditentukan langsung sehingga user yang memakai hanya perlu memasukkan datadata yang diperlukan saja. Ketiga metode tersebut baik adanya dan tiap-tiap metode memiliki keunggulan masingmasing, dimana pada metode sugeno orde-nol digunakan untuk kasus yang mempunyai aturan berupa rumusan atau formula. Sedangkan pada metode sugeno orde-satu, aturan yang dibutuhkan dalam kasus tersebut haruslah berupa konstanta. Pada metode Mamdani, mempunyai kelebihan dimana pengguna dapat memilih metode untuk komposisi aturannya, tetapi itu juga merupakan kekurangan bagi metode ini karena tidak semua pengguna ingin disibukkan dengan metode-metode tersebut. Biasanya user yang memakai lebih menyukai untuk mengisikan datanya secara langsung tanpa harus berpikir panjang lagi untuk menentukan metode-metode lainnya. Sedangkan pada metode Tsukamoto, aturanaturan yang digunakan adalah berupa fungsi keanggotaan. Penggunaan aturan-aturan tersebut sama dengan metode Mamdani dan pada metode Tsukamoto ini lebih sederhana karena pengguna hanya perlu memasukkan data-data tersebut dan kemudian akan menghasilkan keputusan. Visualisasi berupa kurva sangat membantu pengguna DSS tool ini dalam hal melihat kondisi atau melihat data-data karena dengan menggunakan kurva tersebut, akan mempermudah pengguna dalam menganalisa dan lebih mudah dilihat daripada berupa tulisan ataupun data dalam bentuk tabel-tabel. Keadaan dimana DSS tool ini dapat menerima aturan-aturan baru dalam pengambilan keputusan, menjadikan DSS ini baik digunakan dalam pengambilan keputusan. 7. PUSTAKA A, Abraham. Adaptation Of Fuzzy Inference System Using Neural Learning. chapter.pdf Castellano, Giovanna; Fanelli, Anna; Men-car, Corrado; Design Of Transparent Mamdani Fuzzy Inference System Bouchaffra, Djamel. Fuzzy Inference System oftcomputing/b&w-ppt/ch4%rb5135d.pdf. Kusumadewi, Sri Analisis Desain Sistem Fuzzy mengguanakan Tool Box Matlab. Yogyakarta: Graha Ilmu Kusumadewi, Sri dan Purnomo, Hari Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu The Math Works, fuzzy Logic Toolbox 2 User s Guide, k/help/toolbox/fuzzy/index.html?/access/hel pdesk/help/toolbox/fuzzy/fp351dup8.html Turban, Efraim, dkk Decision Support System and Intelligent Systems. Yogyakarta: ANDI RIWAYAT PENULIS Gunawan, lahir di Gombong, Jawa Tengah pada 3 April Penulis menamatkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teknik Surabaya dalam bidang Manajemen Informatika (D3) pada 1988, Teknik Informatika (S1) pada 1991, dan Teknologi Informasi (S2) pada Saat ini bekerja sebagai dosen di Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. Penulis adalah Wakil Ketua Aptikom Wilayah VII (Jawa Timur). C. Pickerling, lahir di Surabaya pada 9 Oktober Penulis menamatkan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) dalam bidang Teknik Informatika pada 2008.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

Sistem Inferensi Fuzzy

Sistem Inferensi Fuzzy Sistem Inferensi Fuzzy METODE SUGENO 27 Sistem Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto Metode Sugeno! Diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno-Kang, tahun 1985.! Bagian output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Menurut Mahmudin (2008) Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB JURNAL MATRIX VOL. 3, NO. 1, MARET 2013 39 SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB I Ketut Suwintana Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran Bali Telp. +62 361 701981 Abstrak:.Logika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004)

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004) BAB IV METODOLOGI 4.1 Sistem Pengoperasian Waduk. Tujuan di bangun suatu sistem waduk sangat mempengaruhi strategi pengoperasian sistem waduk yang bersangkutan. Dalam mengembangkan model optimasi pengoperasian

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Dwi Rolliawati Fakultas Ilmu Komputer, Sistem Komputer, Universitas Narotama dwi.roliawati@narotama.ac.id Abstrak Dosen sebagai pendidik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game dan Video Game Menurut kamus Cambridge Advanced Learner Dictionary, game adalah sebuah aktivitas menghibur dan menyenangkan yang dimainkan oleh anak anak. Sedangkan video

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Intro Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 202 MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Ghofar Taufiq AMIK Bina Sarana Informatika Jakarta Jl. Kramat Raya

Lebih terperinci

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Logika Fuzzy Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Topik Bahasa Alami Crisp Logic VS Fuzzy Logic Fungsi Keanggotaan (Membership Function) Fuzzifikasi (Fuzzyfication) Inferensi (Inference) Komposisi (Composition)

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy

Penerapan Logika Fuzzy 1 Penerapan Logika Fuzzy M. Faisal Baehaki - 13506108 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 1 m_faisal_b@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno CARA KERJA LOGIKA FUZZY MELIPUTI BEBERAPA TAHAPAN BERIKUT : 1. Fuzzyfikasi 2. Pembentukan basis pengetahuan fuzzy (rule dalam bentuk if..then).

Lebih terperinci

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Seminar Nasional Informatika 23 (semnasif 23) ISSN: 979-2328 UPN Veteran Yogyakarta, 8 Mei 23 FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Sundari Retno Andani ) ) AMIK Tunas Bangsa

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU) STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU) Desi Vinsensia Program Studi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY FUZZY EXPERT SYSTEM FUZZY INFERENCE SYSTEM FUZZY REASONING Toto Haryanto MATA KULIAH SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY Domain Masalah Fuzzifikasi

Lebih terperinci

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY Digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan tunggal / crisp saat defuzzifikasi Penggunaan akan bergantung

Lebih terperinci

Himpunan Tegas (Crisp)

Himpunan Tegas (Crisp) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Suatu cara untuk merepresentasikan dan menangani masalah ketidakpastian (keraguan, ketidaktepatan, kekuranglengkapan informasi, dan kebenaran yang bersifat sebagian). Fuzzy System

Lebih terperinci

Penerapan Fuzzy Mamdani Pada Penilaian Kinerja Dosen (Studi Kasus STMIK Kaputama Binjai)

Penerapan Fuzzy Mamdani Pada Penilaian Kinerja Dosen (Studi Kasus STMIK Kaputama Binjai) Penerapan Fuzzy Mamdani Pada Penilaian Kinerja Dosen (Studi Kasus STMIK Kaputama Binjai) Magdalena Simanjuntak 1), Achmad Fauzi 2) Program Studi Teknik Informatika STMIK Kaputama 1) Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA Subhan Hartanto Sistem Informatika, Universitas Pembangunan Panca Budi Jl. Jend Gatot Subroto, Simpang Tj., Medan Sunggal, Kota Medan,

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

PEMODELAN SISTEM FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB PEMODELAN SISTEM FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Afan Galih Salman Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 asalman@binus.edu

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN: 2460-6464 Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum 1 Fitria Tri Suwarmi, 2 M. Yusuf Fajar,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan)

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan) PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan) Komang Wahyudi Suardika 1, G.K. Gandhiadi 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Program

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY Hafsah, Heru Cahya Rustamaji, Yulia Inayati Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari No 2 Tambakbayan Yogyakarta

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC)

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) 2. Himpunan Samar 2.. Himpunan Klasik dan Himpunan Samar Himpunan klasik merupakan himpunan dengan batasan yang tegas (crisp) (Jang, Sun, dan Mizutani, 24). Sebagai contoh :

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI Ahmad Mufid Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Implikasi Max-Min dan Max-Prod Dalam Pengambilan Keputusan

Analisis Fungsi Implikasi Max-Min dan Max-Prod Dalam Pengambilan Keputusan 128 ISSN: 2354-5771 Analisis Fungsi Implikasi Max-Min dan Max-Prod Dalam Pengambilan Keputusan Raheliya Br Ginting STT Poliprofesi Meda E-mail: itink_ribu@yahoo.com Abstrak Pengambilan keputusan harus

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO Magdalena Simanjuntak Program Studi Teknik Informatika, STMIK Kaputama E-mail : magdalena.simanjuntak84@gmail.com ABSTRACT This study aimed to analyze

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Mobil Mesin terdiri atas beberapa bagian yang memiliki fungsinya masingmaning. Bagian-bagian atau komponen-komponen tersebut bekerja bersama-sama untuk menghasilkan

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Jenis Budidaya Ikan Dengan Mengukur Kualitas Air Menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus : Balai Benih Ikan di Pengujan Kabupaten Bintan) Rima Ayuningtyas

Lebih terperinci

Elin Haerani. Kata Kunci : Defuzzifikasi, COA (center of area), bisektor, MOM (mean of maximum) LOM

Elin Haerani. Kata Kunci : Defuzzifikasi, COA (center of area), bisektor, MOM (mean of maximum) LOM ANALISA KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODE DEFUZZIFIKASI COA (CENTER OF AREA), BISEKTOR, MOM (MEAN OF MAXIMUM), LOM (LARGEST OF MAXIMUM), DAN SOM (SMALLEST OF MAXIMUM) Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic JTRISTE, Vol.2, No.2, Oktober 2015, pp. 18~28 ISSN: 2355-3677 Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic Junaedy 1, Abdul Munir 2 STMIK KHARISMA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) Andrian Juliansyah ( 1011287) Mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian

Lebih terperinci

Penerapan Fuzzy Logic Sebagai Pendukung Keputusan Dalam Upaya Optimasi Penjualan Barang

Penerapan Fuzzy Logic Sebagai Pendukung Keputusan Dalam Upaya Optimasi Penjualan Barang Penerapan Fuy Logic Sebagai Pendukung Keputusan Dalam Upaya Optimasi Penjualan Barang Thomson Mary Program Studi Pendidikan Informatika, STKIP PGRI Sumatera Barat Kampus II, Gunung Pangilun, Padang Email:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani BINA INSANI ICT JOURNAL, Vol.3, No. 2, Desember 2016, 279-290 ISSN: 2355-3421 (Print) ISSN: 2527-9777 (Online) 279 Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani Ghofar Taufik 1,*

Lebih terperinci

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS 4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS Shofwatul Uyun Mekanisme FIS Fuzzy Inference Systems (FIS) INPUT (CRISP) FUZZYFIKASI RULES AGREGASI DEFUZZY OUTPUT (CRISP) 2 Metode Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto Metode Mamdani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D- BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kualifikasi Akademik Ditjendikti - kemendiknas, (2010) menyatakan bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan

Lebih terperinci

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan Scientific Journal of Informatics Vol., No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/inde.php/sji e-issn 2460-0040 Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam memecahkan masalah

Lebih terperinci

Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani

Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 27, ISBN : 978-62-56--7 Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani Sepri Yanti

Lebih terperinci

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Anisa Citra Mutia, Aria Fajar Sundoro,

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI BERBASIS WEB DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA SMA INSTITUT INDONESIA Eko Purwanto Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertiaan Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk digunakan memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan dalam situasi tertentu. Sistem

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aplikasi sistem cerdas yang paling sukses dan masih berkembang saat ini yaitu peramalan beban listrik. Peramalan beban listrik adalah suatu ilmu

Lebih terperinci

Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh

Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh T - 42 Yudha Al Afis, Agus Maman Abadi Prodi Matematika,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DALAM PEMILIHAN PEKERJAAN BAGI LULUSAN IBI DARMAJAYA

IMPLEMENTASI METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DALAM PEMILIHAN PEKERJAAN BAGI LULUSAN IBI DARMAJAYA IMPLEMENTASI METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DALAM PEMILIHAN PEKERJAAN BAGI LULUSAN IBI DARMAJAYA Asri Bunga Renjani* 1, Yulmaini 2 Bandar Lampung, Telp. 0721-787214, Fax. 0721-700261 1,2 Teknik

Lebih terperinci

Contoh Kasus. Bagus Ilhami HIdayat

Contoh Kasus. Bagus Ilhami HIdayat Contoh Kasus Suatu perusahaan tekstil akan memproduksi pakaian dengan jenis XYZ. Dari 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000 potong per hari, dan permintaan terkecil mencapai 1000 potong per

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB Sri Kusumadewi Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab Oleh: Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ Muhammad Reza Budiman 5209100075 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC ( STUDY KASUS : KARANG TARUNA DESA PUHJARAK ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Lebih terperinci

Analisis Komparasi Metode Tsukamoto dan Sugeno dalam Prediksi Jumlah Siswa Baru

Analisis Komparasi Metode Tsukamoto dan Sugeno dalam Prediksi Jumlah Siswa Baru Analisis Komparasi Metode Tsukamoto dan Sugeno dalam Prediksi Siswa Baru Siti Abidah STMIK Banjarbaru abi.bjb@gmail.com Abstract The number of new students in the admission of students the new school year

Lebih terperinci

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 13 Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani Ghulam Abdul Malik, Agus Maman Abadi Prodi Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah suatu kumpulan atau koleksi objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Objek ini disebut elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan (Frans

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses Manado Menggunakan Fuzzy Inference System

Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses Manado Menggunakan Fuzzy Inference System Jurnal Matematika dan Aplikasi decartesian ISSN:2302-4224 J o u r n a l h o m e p a g e: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/decartesian decartesian Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) Alfa Saleh Teknik Informatika STMIK Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A,

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY (Lanjutan)

LOGIKA FUZZY (Lanjutan) Metode Mamdani Metode mamdani sering dikenal sebagai metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Menurut metode ini, ada empat tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah Konsumsi Dengan Metode Penalaran Fuzzy Mamdani ( Studi Kasus Prediksi Konsumsi Susu Untuk Balita ) Agus Purwo Handoko 1)

Penentuan Jumlah Konsumsi Dengan Metode Penalaran Fuzzy Mamdani ( Studi Kasus Prediksi Konsumsi Susu Untuk Balita ) Agus Purwo Handoko 1) ISSN : 1693 1173 Penentuan Jumlah Konsumsi Dengan Metode Penalaran Fuzzy Mamdani ( Studi Kasus Prediksi Konsumsi Susu Untuk Balita ) Agus Purwo Handoko 1) Abstract This paper is an explanation on fuzzy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar Contoh forward chaining & backward chaining Ketidakpastian dalam Sistem Pakar Teori Peluang Teori Bayes Jaringan Bayes Faktor Kepastian Kecerdasan Buatan Pertemuan

Lebih terperinci

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN: PENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MENENTUKAN MAHASISWA BERPRESTASI DI STMIK CIKARANG MENGGUNAKAN JAVA NETBEANS DAN MYSQL Ema Dili Giyanti 1), Ali Mulyanto 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, STMIK Cikarang

Lebih terperinci

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO Ahmad Bahroini 1, Andi Farmadi 2, Radityo Adi Nugroho 3 1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan

Lebih terperinci

Logika Himpunan Fuzzy

Logika Himpunan Fuzzy Logika Himpunan Fuzzy 1 Fungsi Keanggotaan untuk crisp logic True False 1 0 80F Panas Temperature f temperature >= 25C, Panas (1 atau Benar); f temperature < 25C, tidak Panas (0 atau Salah). Fungsi keanggotaan

Lebih terperinci

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar Contoh forward chaining & backward chaining Ketidakpastian dalam Sistem Pakar Teori Peluang Teori Bayes Jaringan Bayes Faktor Kepastian Kecerdasan Buatan Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah cabang dari sistem kecerdasan buatan (Artificial Inteligent) yang mengemulasi kemampuan manusia dalam berfikir ke dalam bentuk algoritma yang

Lebih terperinci