Judul : Variabel Penentu Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Komang Uttami Ghita Dewi NIM :
|
|
- Susanti Veronika Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Judul : Variabel Penentu Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Komang Uttami Ghita Dewi NIM : Abstrak Global financial crisis yang terjadi di Amerika pada tahun 2008 telah memberikan dampak negatif terhadap perekonomian di Eropa, Asia hingga ke Indonesia. Di Indonesia, global financial crisis ini telah mengakibatkan perusahaan di Bursa Efek Indonesia terdelisting. Pada tahun 2009 hingga tahun 2016 perusahaan yang terdelisting mencapai 28 perusahaan. Perusahaan didelisting karena mengalami financial distress (kesulitan keuangan) atau perusahaan melakukan merger. Untuk itu, sangatlah penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sejak dini dan menghindari agar tidak terjadi kebangkrutan. Dengan melakukan analisis terhadap rasio keuangan, diharapkan dapat menanggulangi atau dapat memberi peringatan lebih awal untuk perusahaan agar menghindari risiko kesulitan keuangan. Tujuan penelitian ini antara lain untuk menganalisis signifikansi pengaruh current ratio, return on assets, debt to equity ratio dan total assets turnover terhadap financial distress perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2016 yang berjumlah 144 perusahaan, dengan menggunakan metode purposive sampling di dapatkan sampel sebanyak 90 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa (1) secara parsial current ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap financial distress (2) secara parsial return on assets berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. (3) secara parsial debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial distress. (4) secara parsial total assets turnover berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Kata Kunci: Current ratio, Return on assets, Debt to equity ratio, Total assets turnover, Financial distress vi
2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Financial Distress Analisis Rasio Keuangan Rasio Likuiditas Rasio Profitabilitas Rasio Leverage Rasio Aktivitas Rumusan Hipotesis Pengaruh Current Ratio terhadap Financial Distress Pengaruh Return On Assets terhadap Financial Distress Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Financial Distress Pengaruh Total Assets Turnover terhadap Financial Distress BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Financial Distress (Y) Current Ratio (X1) Return On Assets (X2) Debt to Equity Ratio (X3) Total Assets Turnover (X4) vii
3 3.6 Jenis dan Sumber Data Jenis data Sumber data Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Simultan (Uji F) Uji Koefisien Determinasi (Uji R 2 ) Uji Parsial (Uji t) BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian Statistik Deskriptif Penelitian Financial Distress Current Ratio Return On Assets Debt to Equity Ratio Total Assets Turnover Analisis Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi Uji Simultan (Uji F) Uji Koefisien Determinasi (Uji R 2 ) Uji Parsial (Uji t) Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Current Ratio terhadap Financial Distress Pengaruh Return On Assets terhadap Financial Distress Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Financial Distress Pengaruh Total Assets Turnover terhadap Financial Distress BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN viii
4 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Nama Perusahaan Yang Didelisting Periode Tahun 2009 Hingga Tahun Deskripsi Penentuan Sampel Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil Uji Autokorelasi ix
5 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian x
6 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Daftar Populasi Penelitian Daftar Sampel Penelitian Tabulasi ICR, CR. ROA. DER dan TATO Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Heterokedastisitas xi
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko merupakan kata yang mempunyai konotasi negatif, sesuatu yang tidak disukai, sesuatu yang ingin dihindari. Risiko adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Kepastian itu sendiri ada banyak tingkatannya. Pada tingkatan pertama, kondisi kepastian sangat tinggi (tidak ada atau pasti), kedua kepastian obyektif (hasil bisa diidentifikasi dan probabilitas diketahui), ketiga kepastian subyektif (hasil bisa diidentifikasi tetapi probabilitas tidak diketahui) dan keempat sangat tidak pasti. Kepastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi, semakin tinggi fluktuasi, maka semakin besar tingkat ketidakpastiannya (Hanafi, 2012:02). Globalisasi dunia membuat perekonomian dunia menjadi lebih erat kaitannya. Kejadian di suatu negara akan lebih cepat mempengaruhi keadaan di negara lain, dengan kondisi seperti itu fluktuasi akan cenderung meningkat (Hanafi, 2012:05). Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Persaingan perusahaan saat ini semakin ketat dan sengit, di kondisi seperti ini perusahaan dituntut untuk tetap konsisten menjaga kestabilan kinerja, mengembangkan inovasi dan memperluas cakupan usaha sehingga dapat terus 1
8 bertahan dan mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan (Simamora dan Haerudin, 2014). Globalisasi di dalam perkembangannya tidak hanya berdampak baik bagi perusahaan tetapi ada pula globalisasi yang berdampak buruk, salah satunya adalah global financial crisis yang terjadi pada tahun 2008 (Hidayat dan Merianto, 2014). Guncangan ekonomi Amerika yang dimulai pada pertengahan tahun 2007 sebagai akibat krisis kredit perumahan bermutu rendah atau yang lebih dikenal dengan kasus subprime mortgage ternyata berimbas ke krisis sektor finansial yang lebih dalam. Kondisi ini ternyata semakin memburuk, meluas dan berkepanjangan sehingga menyebabkan tumbangnya harga-harga saham hampir di seluruh belahan dunia serta kebangkrutan lembaga keuangan maupun perusahaan baik di Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan negara-negara lainnya. Krisis keuangan di Amerika ini pada akhirnya dirasakan pula oleh Indonesia, dampak yang dirasakan Indonesia pada saat itu yaitu menurunnya kinerja neraca pembayaran, tekanan pada nilai rupiah, dan dorongan pada laju inflasi. Krisis ini menyebabkan beberapa perusahaan di delisting dari Bursa Efek Indonesia (Sugema, 2012). Perusahaan bisa di delisting dari Bursa Efek Indonesia karena perusahaan tersebut berada pada kondisi financial distress atau sedang mengalami kesulitan keuangan (Pranowo 2010). Suatu perusahaan dapat dikategorikan sedang mengalami financial distress dimana jika perusahaan tersebut memiliki kinerja yang menunjukkan laba operasi negatif, laba bersih negatif, nilai buku ekuitas negatif, dan perusahaan melakukan merger (Brahmana, 2007). Fenomena lain dari financial distress adalah banyaknya perusahaan yang cenderung mengalami 2
9 kesulitan likuiditas, dimana ditunjukkan dengan semakin turunnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur (Hanifah, 2013). Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-308/BEJ/ , mendefinisikan penghapusan pencatatan (delisting) merupakan penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di Bursa, sehingga efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di Bursa (Safitri dan Fitantina, 2016). Perusahaan di Bursa Efek terdiri dari tiga sektor yaitu sektor utama atau industri pengelola sumber daya alam, sektor manufaktur dan sektor jasa. Periode tahun 2009 hingga tahun 2016 terdapat 28 perusahaan yang di delisting dari Bursa Efek Indonesia. Berikut tabel 1.1 Tabel 1.1 Nama Perusahaan Yang Didelisting Periode Tahun 2009 Hingga Tahun 2016 TAHUN KODE NAMA EMITEN SUB SEKTOR 2009 SING Singer Indonesia Tbk. Perdagangan Besar MACO Courts Indonesia Tbk. Perdagangan Retail JASS Jasa Angkasa Semesta Transportasi Tbk. PROD Sara Lee Body Care Indonesia Tbk. Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga TALF Tunas Alfin Tbk. Plastik dan Kemasan BUKK Bukaka Teknik Utama Kontruksi Tbk. SKBM Sekar Bumi Tbk. Makanan dan Minuman IATG Infoasia Teknologi Global Tbk. Telekomunikasi 2010 Tidak Ada Perusahaan yang Delisting 2011 PTRA New Century Property and Realestate Development Tbk. AQUA Aqua Golden Mississippi Makanan dan Minuman Tbk. DYNA Dynaplast Tbk. Plastik dan Kemasan ANTA Anta Express Tour and Hotel dan Pariwisata Travel Service Tbk. ALFA Alfa Retailindo Tbk. Perdagangan Eceran 3
10 2012 MBAI Multibreeder Adirama Pakan Ternak Indonesia Tbk. RINA Katarina Utama Tbk. Kontruksi Non Bangunan SIIP Suryainti Permata Tbk. Property and Realestate SIMM Surya Intrindo Makmur Alas Kaki Tbk CPDW Indo Setu Bara Resources Tbk. Tambang Batu Bara IDKM Indosiar Karya Media Tbk. Advertising, Printing and Media INCF Amstelco Indonesia Tbk. Lembaga Pembiayaan KARK Dayaindo Resources Internasional Tbk. Perdagangan Besar Barang Produksi PAFI Panasia Filamen Inti Tbk. Tekstil dan Garmen PWSI Panca Wirasakti Tbk. Property and Realestate SAIP Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Pulp dan Kertas Tbk ASIA Asia Natural Resources Tbk. PT Perdagangan Besar Barang Produksi 2015 DAVO Davomas Abadi Tbk. Makanan dan Minuman BAEK Bank Ekonomi Raharja Bank Tbk. UNTX Unitex Tbk. Tekstil dan Garmen 2016 Tidak Ada Perusahaan yang Delisting Sumber : Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2009 hingga tahun 2016 jumlah perusahaan yang didelisting mengalami fluktuasi. Tahun 2009 merupakan tahun dengan perusahaan terbanyak yang didelisting yaitu sebanyak delapan perusahaan dari total dua puluh delapan perusahaan yang terdelisting. Periode 2009 hingga 2016 perusahaan di sektor utama yang didelisting sebanyak dua perusahaan atau sebesar 7%, di sektor manufaktur terdapat sepuluh perusahaan yang didelisting atau sebesar 36% dan di sektor jasa terdapat enam belas perusahaan yang didelisting atau sebesar 57%. Kebangkrutan merupakan salah satu penyebab perusahaan di Indonesia terdelisting di Bursa Efek Indonesia (Safitri dan Fitantina, 2016). 4
11 Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi (Platt and Platt, 2006). Financial distress adalah kegagalan pada perusahaan yang berisiko terhadap operasi di dalam dan di luar suatu perusahaan (Lee et al, 2011). Kesulitan keuangan terjadi atas serangkaian kesalahan, pengambilan keputusan yang kurang tepat dan kelemahan-kelemahan yang saling berhubungan yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap manajemen serta kurangnya upaya pengawasan kondisi keuangan perusahaan sehingga dalam penggunaannya kurang sesuai dengan apa yang dibutuhkan (Brigham and Daves, 2003:692). Kesulitan keuangan yang dialami perusahaan disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu ada faktor internal dan juga ada faktor eksternal. Faktor internal diantaranya karena faktor financial yaitu kondisi keuangan perusahaan dan faktor non-financial yaitu manajemen atau visi dan misi perusahaan, sedangkan faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi suatu negara tersebut atau keadaan ekonomi global (Thobarry, 2009). Kesalahan di dalam memprediksi ataupun salah mengambil keputusan terhadap kelangsungan operasi suatu perusahaan di masa yang akan datang dapat berakibat fatal, yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan pada suatu perusahaan (Mas ud dan Srengga, 2011). Kondisi keuangan perusahaan perlu di analisis agar tidak sampai terjadi kepailitan, analisis ini tidak hanya penting bagi perusahaan tetapi juga bagi pemegang saham, investor, bank (sebagai pemberi kredit), pemerintah, karyawan, masyarakat dan manajemen (Zhou et al, 2012). Penelitian mengenai kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress, karena dengan menganalisis kondisi keuangan sejak 5
12 dini, perusahaan dapat mengantisipasi bahkan memperbaiki sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan (Fitriandini, 2012). Kebangkrutan, kegagalan maupun financial distress dapat di analisis menggunakan indikator kinerja keuangan perusahaan di dalam memprediksi kondisi perusahaan pada masa yang akan datang (Iramani, 2007). Rasio menggambarkan hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain. Analisa rasio keuangan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya kondisi atau posisi keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2010:64). Hasil analisa laporan keuangan selanjutnya akan digunakan untuk mengambil keputusan bagi manajer, semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut ditemukan maka semakin baik pula bagi pihak manajemen, karena dapat melakukan perbaikan dengan adanya pencegahan sejak dini (Yuliastary dan Wirakusuma, 2014). Hal ini diperkuat dengan hasil dari penelitian Altman pada tahun 1968 yang menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat bermanfaat untuk memprediksi kegagalan atau kebangkrutan suatu perusahaan dengan tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94 persen dan 95 persen benar dalam penelitiannya (Hanifah, 2013). Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya (Sartono, 2012:114). Rasio likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio. Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang segera jatuh tempo (Wiagustini, 2014:87). Variabel current ratio di pilih dalam penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar 6
13 pengaruh ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancar sebagai penentu risiko terjadinya financial distress. Penelitian dari Damayanti dkk (2017) menunjukkan current ratio memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress, karena apabila kondisi perusahaan likuid maka perusahaan mampu untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya sehingga terhindar dari kondisi financial distress. Penelitian tersebut didukung hasil penelitian dari Putri dan Merkusiwati (2014), Ellen dan Juniarti (2013), Fitriyah dan Hariyati (2013) dan Atika dkk (2012). Kasmir (2012:197) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, karena menunjukkan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan return on total assets (ROA). ROA adalah rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva (Sartono, 2012:65). Variabel ROA di pilih dalam penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat pengembalian atas aktiva perusahaan sebagai penentu risiko terjadinya financial distress. Andari dan Wiksuana (2017), menyatakan bahwa return on assets berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan, karena semakin tinggi rasio ROA maka semakin rendah kemungkinan terjadinya financial distress. Penjelasan tersebut didukung hasil penelitian dari Kusumawardana dan Aisjah (2013), Arasy dan Harlendro (2013), Hepsari (2015), dan Adi (2014). Rasio leverage mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang (Kasmir, 2012:113). Rasio leverage dalam penelitian ini di proksikan 7
14 dengan debt to equity ratio. DER membandingkan hutang jangka panjang dengan modal sendiri untuk mengetahui besarnya penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan modal sendiri (Wiagustini, 2013:88). Variabel DER di pilih dalam penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh total hutang terhadap ekuitas perusahaan sebagi penentu risiko terjadinya financial distress Penelitian yang dilakukan oleh Ardian dkk (2017) memberikan hasil bahwa debt equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap kondisi financial distress, sehingga semakin tinggi tingkat hutang perusahaan yang dibiayai oleh modal sendiri, maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya financial distress. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Widati dan Pratama (2015), Al-Khatib and Al-Horani (2012), Ahmad (2013), dan Nella (2010). Rasio aktivitas menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan (Sartono, 2012:114. Rasio aktivitas dalam penelitian ini menggunakan total assets turnover (TATO). TATO mengukur penggunaan dana pada total aktiva dalam rangka mencapai penjualan (Wiagustini, 2014:89). Variabel TATO di pilih dalam penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva sebagai penentu risiko terjadinya financial distress. Penelitian yang telah dilakukan oleh Yudiawati dan Indriani (2016) menyebutkan bahwa total asset turnover berpengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko terjadinya financial distress di suatu perusahaan, dimana semakin tinggi TATO perusahaan maka semakin rendah risiko perusahaan mengalami financial distress. Pernyataan tersebut didukung hasil penelitian yang 8
15 dilakukan oleh Sun and Li (2011), Saleh dan Sudiyatno (2013), Hidayat dan Meiranto (2014), dan Jiming and Weiwei (2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress yang di proksikan dengan interest coverage ratio (ICR). ICR merupakan bagian dari rasio leverage, yang mengukur pengaruh adanya modal luar bagi perusahaan (Wiagustini, 2014:88). Variabel ICR di pilih dalam penelitian ini untuk mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami financial distress karena tidak mampu membayar beban bunga. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dimana variabel dependen terdiri dari satu variabel, yaitu financial distress dan variabel independen lebih dari satu yaitu current ratio, return on assets, debt to equity ratio dan total assets turnover. Debt to equity ratio yang tinggi mengindikasikan perusahaan akan mengalami financial distress. Current ratio, return on assets dan total assets turnover yang rendah akan mengindikasikan perusahaan mengalami financial distress. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat. Perusahaan manufaktur dipilih dalam penelitian ini karena sektor manufaktur merupakan sektor dengan perusahaan terbesar karena aktivitas efeknya yang tinggi serta perusahaan manufaktur merupakan perusahaan terbanyak yang mengalami delisting pada tahun 2015, yaitu sebanyak dua perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memprediksi kegagalan keuangan atau financial distress 9
16 perusahaan sejak awal untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan atau likuidasi pada perusahaan yang selanjutnya akan mengakibatkan perusahaan didelisting dari Bursa Efek Indonesia. Fenomena financial distress yang menyebabkan perusahaan di delisting yang terjadi di perusahaan manufaktur serta adanya hasil penelitian-penelitian terdahulu yang membahas dan menunjukkan pengaruh rasio keuangan terhadap financial distress, maka peneliti mengkaji kembali penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel current ratio, return on assets, debt to equity ratio dan total assets turnover terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode Rumusan Masalah Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah. 1) Apakah current ratio berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2) Apakah return on assets berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 3) Apakah debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 4) Apakah total assets turnover berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 10
17 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh current ratio terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh return on assets terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh debt to equity ratio terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh total assets turnover terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini bagi pihak-pihak terkait adalah sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu manajemen keuangan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi financial distress. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi peneliti lain, yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai subjek atau objek yang terkait di dalam 11
18 penelitian ini serta mampu menjadi refrensi tambahan bagi pengembangan penelitian kedepannya. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan, masukan dan pengambil keputusan bagi manajer perusahaan untuk mengetahui rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan dan dianalisis untuk memprediksi kegagalan keuangan sebelum financial distress terjadi. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dimana kelima bab tersebut saling berkaitan. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka dan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini serta hipotesis penelitian. 12
19 Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, obyek penelitian, lokasi penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, sumber data, populasi, metode pengumpulan data, metode pengukuran data, pengujian instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum tentang perusahaan, hasil dari pengolahan data penelitian, serta menguraikan mengenai pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penelitian yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian. 13
BAB 1 PENDAHULUAN. terus mengalami pertumbuhan. Seiring meningkatnya pertumbuhan jumlah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor industri Food and Beverage merupakan salah satu sektor usaha yang terus mengalami pertumbuhan. Seiring meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan devaluasi Renminbi sebesar 3%, krisis yang dialami Eropa dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan karena berbagai dampak terutama faktor eksternal atau luar negeri. Faktor eksternal dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar. Di mana Subprime Mortage yang terjadi di Amerika Serikat memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 membuat dampak yang begitu besar. Di mana Subprime Mortage yang terjadi di Amerika Serikat memberikan efek negatif bagi Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang bermula dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang bermula dari krisis keuangan di Amerika Serikat, sehingga ini berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dunia termasuk
Lebih terperinciDaftar populasi dan sampel penelitian
Daftar populasi dan sampel penelitian Lampiran 1 No Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4 Sampel 1 Singer Indonesia Tbk - 2 Courts Indonesia Tbk - - 3 Jasa Angkasa Semesta Tbk Sempel 1 4 Sara Lee Body
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang menggabungkan pemakaian mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu proses untuk mengubah bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi liabilitasnya terhadap bank, supplier, tenaga kerja, pajak, dan
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan adalah situasi dimana perusahaan dianggap tidak mampu untuk memenuhi liabilitasnya terhadap bank, supplier, tenaga kerja, pajak,
Lebih terperinciE-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 11, 2017: 5834-5858 ISSN : 2302-8912 VARIABEL PENENTU FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Komang Uttami Ghita Dewi 1 Made Dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Negara Republik Indonesia No. 5 tahun 1984 pasal satu huruf dua menyatakan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangatlah pesat. Ini ditandai dengan semakin meningkatnya pembangunan pembangunan pada sektor industri properti. Bisnis properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Perusahaan yang mampu bersaing akan bertahan hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini persaingan dunia usaha semakin kuat, ditambah dengan diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (AFTA). Hal ini dapat berpengaruh dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Transaksi jualbeli yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia. Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber: www.idx.co.id Bursa Efek Indonesia atau yang biasa disingkat BEI, atau Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada sampel penelitian yang digunakan yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode
Lebih terperinci: Fernando Saroinsong NPM : : Bambang Darmadi, SE., MM
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO (CR), INVENTORY TURNOVER, DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama NPM : 22210747 Pembimbing :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor industri di suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tesebut, sehingga secara langsung maupun tidak langung perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, sehingga banyak perusahaan yang bangkrut terutama beberapa perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan, sehingga banyak sekali model financial distress perlu dikembangkan karena dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, menuntut setiap perusahaan untuk memproduksi barang-barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan kinerja perusahaan.seperti yang telah diketahui sebelumnya, krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil telah mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan.seperti yang telah diketahui sebelumnya, krisis perekonomian global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ade Arthesa dan Edia Handiman, 2006:57 dalam Novita dkk, 2014). Besarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam krisis ekonomi yang diawali dengan dilikuidasinya 16 bank pada bulan November 1997, telah menyebabkan bangsa Indonesia terjerumus dalam tingkat kemiskinan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat memiliki kebutuhan pokok harian yang harus dipenuhi, yakni berupa konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non makanan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan, sedangkan perusahaan yang baru berdiri atau berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia pada masa kini berkembang secara global dengan pesat. Hal ini didukung dengan meluasnya era globalisasi. Perusahaan yang kuat akan semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Menurut Hanafi, (2016:81) Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang pesat. Salah satunya ditandai dengan kebijakan pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di dunia saat ini semakin menunjukkan kemajuan yang pesat, ditandai dengan banyaknya aktifitas ekonomi dalam skala internasional.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang selalu berubah akhir-akhir ini telah mempengaruhi kegiatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global mempengaruhi perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya. Kondisi ekonomi yang selalu berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini perkembangan teknologi terus meningkat dengan pesat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan teknologi terus meningkat dengan pesat, menyebabkan semakin diperlukannya keahlian dalam menganalisis laporan keuangan. Dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi ini, setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar saling bersaing dengan tujuan untuk mempertahankan dan memajukan kehidupan
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Leverage, Earnings Volatility
Judul : Pengaruh Leverage, Earnings Volatility dan Pajak Penghasilan pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 Nama : A. A. Istri Mega Cahyani NIM : 1215351167
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Mendapatkan laba yang maksimal, pertumbuhan usaha dan kelangsungan hidup usaha merupakan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Oleh karena itu, perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang sudah semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Financial Distress merupakan suatu keadaan dimana perusahaan mengalami masalah kesulitan keuangan, banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami Financial Distress
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara efisien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dampaknya adalah perusahaan yang berskala kecil akan mengalami. krisis keuangan dalam perusahaan mereka.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan yang sangat pesat ini disebabkan oleh semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri tekstil dan garmen di Indonesia menjadi salah satu tulang punggung industri manufaktur dan merupakan industri prioritas nasional yang masih prospektif untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. leverage, dan pertumbuhan perusahaan dalam memprediksi financial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian untuk memprediksi kegagalan perusahaan telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Mesisti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengelola manajemen perusahaannya dengan profesional dan mengantisipasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Distress Kegagalan keuangan (Financial Distress) mempunyai makna kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam berinvestasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin kompetitifnya perkembangan dunia usaha di indonesia menuntut setiap perusahaan dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan dengan lebih profesional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat.hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan harga. (KDPPLK-PSAK paragraf 07 tahun 2009). Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 Tahun 2009 Tujuan laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan bagian yang penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan seperti penetapan strategi, ide-ide baru, kepercayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan bisnis di era globalisasi membuat para manajer perusahaan harus selalu bersikap waspada serta efektif dan efisien dalam mengambil keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai penulisan dalam penelitian ini. Berikut adalah uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya perusahaan di dunia yang sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan semakin ketat. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARNI / 20208189 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Salah satu faktor
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional. Saat ini, Indonesia, menurut
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan yang sangat pesat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan yang sangat pesat ini disebabkan oleh semakin kuat dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Jika tingkat ekonomi suatu negara tersebut baik maka tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak berdiri berbagai bentuk perusahaan baik yang bergerak dibidang perdagangan, jasa maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan dalam sektor industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis pengaruh kredit bermasalah (NPF), faktor ekonomi makro (INF, INT, Nilai Tukar), likuiditas (CR) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya, bangsa Indonesia mengalami banyak masalah yang disebabkan oleh berbagai macam krisis yang terjadi di dalam maupun dari luar negeri. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada tahun 2013. Ancaman krisis tersebut masih membayangi perkembangan Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan mernenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Sebuah perusahaan yang didirikan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan
1 BAB I PENDAHULUAN Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dari penulisan penelitian ini. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai berikut : Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian
Lebih terperinciHARGA SAHAM DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENJELANG KEPUTUSAN DELISTING BEI TAHUN
HARGA SAHAM DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENJELANG KEPUTUSAN DELISTING BEI TAHUN 2009-2016 BATTI HUSAIN iii HARGA ADALAH APA YANG ANDA BAYARKAN, NILAI ADALAH APA YANG ANDA TERIMA (WARREN BUFFET) PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para manager perusahaan Indonesia diharuskan untuk memberikan laporan. perusahaan-perusahaan Indonesia semakin terpuruk.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian indonesia telah banyak dipenuhi oleh para investor dari luar negeri yang banyak menanamkan modalnya di indonesia, sehingga para manager perusahaan
Lebih terperinci