BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
|
|
- Liana Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Negara Republik Indonesia No. 5 tahun 1984 pasal satu huruf dua menyatakan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang kegiatannya memproses barang mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Perusahaan manufaktur adalah suatu perusahaan yang mengaplikasikan manusia, mesin dan atau peralatan sehingga berfungsi sebagai media proses transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual (memiliki nilai tambah yang lebih besar). Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen semikonduktor dan baja juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor manufaktur sangat erat kaitannya dengan rekayasa atau teknik. Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output. Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang dalam lima tahun terakhir ( ) memiliki nilai investasi yang cenderung lebih besar dibanding dengan jenis perusahaan lainnya, baik yang bersumber dari investor baru yang sedang dan akan menanamkan modalnya maupun investor lama serta dari pemanfaatan net income. Investor asing juga semakin antusias berinvestasi di sektor manufaktur. Pada 2010, porsi investasi penanaman modal 1
2 asing (PMA) ke sektor ini baru sekitar 20,6% dari total realisasi PMA atau senilai US$3,3 miliar. Namun, tiga tahun kemudian sudah mencapai 55,4% atau senilai US$15,8 miliar. Sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), porsi sektor pengolahan relatif stabil dari 40,3% menjadi 40%. Namun, secara nilai tumbuh signifikan dari Rp 24,4 triliun menjadi Rp 51,2 triliun. Secara umum, realisasi investasi dari tahun terus tumbuh, yakni berturut-turut sebesar Rp 208,5 triliun, Rp 251,3 triliun, Rp 313,2 triliun, Rp 398,6 tiliun dan Rp 495,1 triliun. Totalnya mencapai Rp 1.666,7 triliun. (Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) melalui Berikut ini penulis sajikan Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Investasi Manufaktur ( ) : 600 Dalam Triliun Rupiah Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Investasi Manufaktur Tahun ( ) (Keterangan: Data yang telah diolah penulis melalui website ww.kemenperin.go.id) 2
3 Melalui data di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir tahun 2015 tercatat ada sebanyak 532 perusahaan yang terdiri dari beberapa sektor industri yaitu, pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, property dan real estate, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. Untuk jumlah perusahaan manufaktur sendiri berjumlah 143 emiten. Berikut ini penulis sajikan Tabel 1.1 Daftar Jumlah Perusahaan Manufaktur di BEI yang memberikan informasi jumlah perusahaan manufaktur di masingmasing sektor serta sub sektor sebagai perusahaan publik (emiten) sampai dengan akhir tahun 2015: Tabel 1.1 Daftar Jumlah Perusahaan Manufaktur di BEI Sektor Sub Sektor Jumlah Semen 5 Keramik, Porselen dan Kaca 6 Logam dan Sejenisnya 16 Industri Dasar Kimia 10 dan Kimia Plastik dan Kemasan 13 Pakan Ternak 4 Kayu dan Pengolahannya 2 Pulp dan Kertas 9 Mesin dan Alat Berat 2 Otomotif dan Komponen 13 Aneka Industri Tekstil dan Garment 17 Alas Kaki 2 Kabel 6 Elektronika 1 Bersambung 3
4 Sambungan Industri Barang Konsumsi Makanan dan Minuman 14 Rokok 4 Farmasi 10 Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga 6 Peralatan Rumah Tangga 3 Total Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses. Artinya, setiap kegiatan perusahaan harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah perusahaan di masa yang akan datang yang dinyatakan dalam visi dan misi perusahaan. Ukuran kinerja tersebut dapat berupa finansial maupun nonfinansial. Hasil pengukuran ini kemudian dapat menjadi suatu indikator penilaian terhadap perusahaan sehingga diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan kemampuan menggunakan sumber daya yang ada dalam melaksanakan tugas dan fungsi para manajer serta karyawan sesuai dengan kewenangannya masing-masing, serta dapat mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan. Secara finansial pengukuran kinerja dapat diukur dengan berbagai indikator. Indikator tersebut berguna untuk membangun peningkatan serta evaluasi kinerja perusahaan. Peningkatkan kinerja perusahaan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan para pemilik modal atau pemegang saham. Menurut Brigham (2010: 149), salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah profitabilitas yang diukur menggunakan perhitungan Return on Equity (ROE) atau pengembalian ekuitas biasa. Menggunakan rasio ini, perusahaan mampu menganalisis seberapa besar pengembalian (return) yang dapat diberikan 4
5 kepada pemegang saham atas jasa penanaman modal (dana) yang sudah dilaksanakan oleh para pemegang saham tersebut. Rasio ini menunjukkan seberapa besar nilai rasio tersebut dilihat dari kacamata akuntansi. Kemampuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri dalam menghasilkan laba tercermin dalam ROE. Mengukur profitabilitas modal sendiri (Return on Equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, ROE menunjukkan tingkat keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham yang sudah berinvestasi pada suatu perusahaan (Koewn, 2011: 84). Angka investasi pada perusahaan manufaktur yang cukup besar tentu saja tersebut bisa jadi merupakan first impression bahwa kinerja perusahaan manufaktur secara umum dapat disimpulkan cukup baik dari sisi pengelolaan investasi maupun pengelolaan modal yang melibatkan para pemegang saham baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka penanaman modal perusahaan manufaktur setiap tahun yang dapat dilihat melalui Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Investasi Manufaktur ( ) pada poin 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan yang sudah penulis sampaikan. Namun nyatanya, dalam rentang waktu tahun return atau tingkat keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham yang sudah berinvestasi, kemudian diukur melalui nilai rata-ratanya menggunakan analisis rasio return on equity mengalami fluktuasi atau tidak selaras dengan pertumbuhan invetasi yang meningkat signifikan pada perusahaan manufaktur. Nilai rata-rata return on equity perusahaan manufaktur secara berturut-turut untuk masing-masing tahun selama periode adalah -2.46%, 9%, 5.07%, 14.45%, dan 9.2%. Berikut ini penulis sajikan Gambar 1.2 Grafik Rata- Rata ROE Perusahaan Manufaktur ( ) : 5
6 Dalam Persentase (Rasio) 16.00% 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% -2.00% % Gambar 1.2 Grafik Rata-Rata ROE Perusahaan Manufaktur Tahun (Keterangan: Data yang telah diolah penulis melalui website Melalui gambar diatas, dapat dilihat bahwa dalam rentang waktu 5 tahun tersebut ROE mengalami kenaikan dan penurunan dalam tahun-tahun tertentu sehingga cenderung tidak stabil. Dalam rentang tahun tersebut pula ada sebanyak delapan perusahaan manufaktur di-delisting dari BEI dengan Kode Perusahaan berturut-turut AQUA, DINA, MBAI, SIMM, PAFI, SAIP, DAFO dan UNTX. Delisting ini terjadi karena berbagai macam sebab negatif dengan empat diantaranya disebabkan karena memburuknya kinerja saham perseroan, perusahaan tidak mampu untuk membayar kewajiban kepada bursa, serta tidak mampu going concern maupun mengalami kebangkrutan. Tercatat hanya ada satu perusahaan saja yang delisted disebabkan pengakuisisian oleh perusahaan lain yaitu PT. Multbreder Adirama Indonesia, Tbk ( 6
7 Keluarnya delapan perusahaan manufaktur dari list Bursa Efek Indonesia mengindikasikan ada suatu hal yang terjadi dalam pengelolaan modal perusahaan tersebut sehingga sedikit atau banyak akan sangat merugikan para pemegang saham yang sudah menginvestasikan sejumlah dananya. Hal ini akan sangat berpengaruh pada keputusan investor tersebut untuk tetap bertahan atau akan keluar dari daftar pemegang saham perusahaan delisted. No Tabel 1.2 Delisted Empat Perusahaan Manufaktur di BEI ( ) Tanggal Delisting Kode Emiten Nama Perusahaan 1 27/07/2011 DYNA PT. Dynaplast Tbk 2 14/03/2013 PAFI 3 31/10/2013 SAIP 4 21/01/2015 DAVO PT. Panasia Filamen Inti Tbk PT. Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk PT. Davomas Abadi Tbk Sumber: Penyebab Delisting Memburuknya kinerja saham perseroan, diperparah dengan investor yang tidak dapat menjual sahamnya Banyak kewajiban perusahaan kepada bursa yang tidak dipenuhi Perusahaan dinyatakan bangkrut Tidak memiliki keberlangsungan usaha (going concern) Pada Tabel 1.2 Delisted Empat Perusahaan Manufaktur di BEI ( ), sebanyak tiga perusahaan dengan kode emiten masing-masing yaitu DYNA, PAFI, SAIP dan DAVO mengalami delisting dengan alasan yang dapat mengindikasikan bahwa keempat perusahaan tersebut mengalami salah satu keadaan dimana perusahaan tidak mampu menggunakan sumber dana mereka 7
8 untuk memenuhi segala bentuk kewajiban yang harus dilaksanakan perusahaan. Akibatnya, perusahaan yang terus dituntut untuk segera menyelesaikan masalah utangnya, baik secara perlahan maupun tiba-tiba akan secara otomatis mengalami dampak buruk yaitu menurunnya angka net income (laba setelah pajak). Sehingga masalah lain yang ditimbulkan adalah perusahaan tidak mampu memberikan return dalam jumlah tertentu kepada para pemegang saham (analisis menggunakan ROE) yang sudah berinvestasi atau menanamkan modalnya sehinga hal tersebut tentu saja sangat merugikan para pemegang saham. Financial Leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2010: 263). Para pemegang saham dan kreditur seringkali tertarik melihat besarnya financial leverage suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mengembalikan modal yang telah ditanamkan dalam perusahaan (investasi). Financial leverage tersebut sering diukur dengan rasio-rasio keuangan seperti Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), dan Degree of Financial Leverage (DFL). Ukuran untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibayai oleh kreditur adalah dengan menghitung Debt to Assets Ratio (Syamsudin, 2009:54). Pembiayaan oleh kreditur berupa utang ini akan menimbulkan efek yang disebut leverage. Leverage didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap (Riyanto, 2001:38). Semakin besar DR maka risiko kegagalan pembayaran kewajiban akan semakin besar, namun sebaliknya jika semakin kecil nilai DR, maka risiko kegagalan pembayaran utang akan semakin kecil. Dalam keuangan, leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Dengan memperbesar unsur-unsur leverage maka ketidakpastian return makin tinggi tapi juga memperbesar kemungkinan pertambahan return 8
9 yang diperoleh oleh para pemegang saham yang diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE). Berbeda dengan Debt to Assets Ratio, Debt Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh para pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (Darsono, 2005:54). Dengan kata lain, DER mengukur banyaknya hutang yang digunakan perusahaan dilihat dari sisi ekuitas (modal sendiri) (Alexandri, 2008:196). Semakin besar DER maka risiko kegagalan pembayaran kewajiban akan semakin besar, namun sebaliknya jika semakin kecil nilai DER, maka risiko kegagalan pembayaran utang akan semakin kecil. Konsep leverage pada DER juga sama seperti DR karena bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Dengan memperbesar unsurunsur leverage maka ketidakpastian return makin tinggi tapi juga memperbesar kemungkinan pertambahan return yang diperoleh oleh para pemegang saham yang diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE). Time Interest Earned (TIER) adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga (Joel, 2005:143). Rasio TIER mengukur seberapa besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan (Brigham dan Houston, 2001:87). Semakin besar rasio TIER maka akan semakin besar pula return yang akan diberikan kepada para pemegang saham, karena perusahaan mampu membayar kewajiban biaya bunga pinjamannya menggunakan laba operasi yang tersedia. Sebaliknya, semakin kecil rasio TIER maka akan semakin kecil pula return yang akan diberikan kepada para pemegang saham (Return on Equity), karena risiko kegagalan perusahaan untuk membayar biaya bunga menjadi lebih besar. Degree of Financial Leverage (DFL) adalah persentase perubahan laba per saham biasa atau earning per share (EPS) yang dipengaruhi adanya persentase perubahan laba operasi atau earning before interest and tax (Tampubulon, 2005:48). Perusahaan yang menggunakan financial leverage harus memperoleh EBIT yang maksimal. Hutang yang besar akan membuat beban bunga menjadi 9
10 besar pula. Dengan adanya EBIT yang maksimal maka perusahaan mampu melakukan pembayaran akan beban bunga dengan baik (Herdiani, 2013). Jika DFL menunjukkan nilai yang kecil maka kewajiban yang dilaksanakan perusahaan untuk membayar biaya bunga terlebih dahulu dibanding memperhitungkan laba per saham biasa telah dilaksanakan dengan baik, sehingga akan membuat return kepada para pemegang saham (Return on Equity) akan menjadi kecil. Sebaliknya jika DFL menunjukkan nilai yang besar, maka akan membuat ROE menjadi besar pula. Jika dilihat dari beberapa penelitian sebelumnya, terdapat beberapa hasil perbedaan penelitian pengaruh financial leverage pada tiga proxy yaitu Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Return on Equity (ROE). Bersadarkan penelitian Jannati (2013) menunjukkan bahwa DR berpengaruh negatif terhadap ROE, sedangkan menurut penelitian Ritonga (2014) menunjukkan bahwa DR berpengaruh positif terhadap ROE. Inkonsistensi hasil penelitian inipun kemudian berlanjut pada proxy DER, bahwa menurut penelitian Ritonga (2014) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap ROE, sedangkan menurut penelitian Kurniawati (2015) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROE. Kemudian hasil berbeda juga ditunjukkan pada penelitian proxy DFL, bahwa menurut penelitian Kurniawati (2015) menunjukkan bahwa DFL tidak berpengaruh terhadap ROE, sedangkan menurut penelitian Avistasari (2016) menunjukkan bahwa DFL berpengaruh negatif terhadap ROE. Berdasarkan fenomena delisted perusahaan manufaktur yang sudah dijelaskan serta inkonsistensi hasil penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap pengukuran kinerja perusahaan yang diukur menggunakan Return On Equity (ROE). Maka judul penelitian ini adalah Pengaruh Financial Leverage 10
11 terhadap Return On Equity (ROE) (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Rumusan Masalah Persentase perusahaan manufaktur pada akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 26,87% dari total seluruh jenis perusahaan yang terdaftar dalam BEI, data tersebut merupakan angka yang sangat signifikan dalam menambah PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia jika dikelola dengan baik. Pengelolaan dana investasi yang benar dan tepat sasaran akan sangat mempengaruhi keputusan investor baik dalam negeri maupun luar negeri dalam menanamkan modalnya pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Pengukuran kinerja merupakan salah satu cara yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan baik dari sisi pengambilan keputusan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Indikator profitabilitas dapat dijadikan instrumen pengukuran kinerja perusahaan dari sisi finansial. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang dibandingkan antara satu dengan lainnya. Melalui profitabilitas pula dapat diketahui bagaimana kesanggupan atau kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba secara efektif dan efisien. Namun terdapat beberapa faktor yang menjadi tolak ukur dan layak diperhatikan sebagai acuan perusahaan dalam memperoleh laba perusahaan yang melibatkan penanaman modal yang dilakukan oleh para pemegang saham yaitu financial leverage Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), dan Degree of Financial Leverage (DFL) dan Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
12 2. Apakah ada pengaruh secara simultan Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Apakah ada pengaruh secara parsial Debt to Assets Ratio (DR) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Apakah ada pengaruh secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Apakah ada pengaruh secara parsial Time Interest Earned (TIER) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Apakah ada pengaruh secara parsial Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menjelaskan Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), dan Degree of Financial Leverage (DFL) dan Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara simultan Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
13 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial Debt to Assets Ratio (DR) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial Time Interest Earned (TIER), terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak berkepentingan yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: Aspek Teoritis Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai pengaruh Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan pembelajaran untuk disempurnakan. 13
14 1.6.2 Aspek Praktis Kegunaan praktis yang diharapkan dalam penerapan pengetahuan sebagai hasil dari penelitian ini adalah bagi manajemen perusahaan manufaktur dan bagi investor (pemegang saham). Manajemen perusahaan manufaktur dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu sumber referensi dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penerimaan investasi dan pengelolaan utang perusahaan. Sedangkan bagi investor, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam keputusan penanaman modal ke suatu perusahaan tertentu terutama yang bergerak pada sektor manufaktur, karena membantu memberikan informasi mengenai analisis kinerja keuangan suatu perusahaan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi yang dipilih adalah website resmi Bursa Efek Indonesia ( dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Data penelitian ini diambil dari laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari website resmi masing-masing perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia ( Waktu dan Periode Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai bulan Desember Periode penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar sistematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 14
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini menjelaskan secara padat, jelas, dan rinci landasan teori-teori Debt to Assets Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIER), Degree of Financial Leverage (DFL) dan variabel Return on Equity (ROE). Bab ini juga menguraikan penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini, memuat perbedaan dan persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini, serta kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, identifikasi variabel dependen dan independen, definisi operasional variabel, tahap penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel), serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan pembahasan hasil dari analisis penelitian, serta pengujian dan analisis hipotesis. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab yang menjelaskan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, berisi kesimpulan sebagai jawaban dari masalah yang diangkat dalam penelitian, serta saran untuk langkah kedepan dalam menindak lanjuti dari jawaban masalah yang ada. 15
16 Halaman ini sengaja dikosongkan 16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan melihat tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Transaksi jualbeli yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang menggabungkan pemakaian mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu proses untuk mengubah bahan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan diatur dalam Undang Undang No.8 Tahun 1995, dimana mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang terdapat pada situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Earning Per Share (EPS) a. Pengertian Earning Per Share (EPS) Laba per lembar saham akan diikuti secara erat oleh peserta saham, karena besarnya laba per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhnya perekonomian di dari tahun ke tahun membuat para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Maharani Ritonga, Kertahadi dan Sri Mangesti Rahayu (2014)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Maharani Ritonga, Kertahadi dan Sri Mangesti Rahayu (2014) Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi ini, setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar saling bersaing dengan tujuan untuk mempertahankan dan memajukan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Barang Konsumsi merupakan salah satu bagian dari Perusahaan Manufaktur yang ada di Indonesia. Industri Barang Konsumsi masih menjadi pilihan utama para investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pasar modal di Indonesia yang merupakan bursa hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kata manufacturing muncul tahun Manufaktur, dalam arti yang paling luas,
58 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Definisi Perusahaan Manufaktur Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada dasarnya, pasar modal hampir sama dengan pasar lainnya, yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan aktivitas pendanaan merupakan bagian paling penting untuk kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting dengan banyak pihak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana.tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya memerlukan dana yang cukup agar setiap kegiatan operasional perusahaan bisa terpenuhi dan dapat berjalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan bagian yang penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Amerika Serikat tampaknya telah menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis finansial di Amerika Serikat tampaknya telah menjadi masalah global, bahkan dampak dari krisis finansial tersebut terjadi pada negara Indonesia. Dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan berbagai kegiatan baik yang bersifat operasional maupun
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat terutama perusahaan go public yang menghadapi persaingan tidak hanya dalam satu sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aset-aset financial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (riel assets).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Menurut Halim (2005:4)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak perusahaan yang telah berdiri baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor manufaktur. Perkembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. lainnya. Dengan mendapatkan laba maksimal seperti yang telah. bukan hanya sekedar mendapat keuntungan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Profitabilitas Tujuan utama yang penting untuk dicapai suatu perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan atau laba yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya jaman, teknologi informasi, dan komunikasi suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk mendapatkan keuntungan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya adalah untuk mendapatkan keuntungan, maka dalam kegiatannya perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang pasti membutuhkan dana yang besar untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini menyebabkan industri- industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
46 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Garis Besar Perusahaan Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya industri di Indonesia membuat setiap perusahaan yang ada bersaing untuk memajukan perusahaannya. Setiap perusahaan yang dimiliki yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) yang disingkat BEI merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profitabilitas digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya dituntut untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya seiring dengan berkembangnya ekonomi.selain itu karena persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi banyak perusahaan-perusahaan industri, dagang maupun jasa yang ada bersaing dalam mendapatkan konsumen maupun investor dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1_Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk dapat menarik kesimpulan kondisi suatu perusahaan atas dasar laporan keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sebuah industri yang sangat strategis di indonesia, ada dua alasan yang mendasarinya: pertama, jumlah penduduk indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup penting karena dapat dijadikan sumber dana alternatif bagi perusahaan. Pasar modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan umumnya didirikan untuk memperoleh kemampuan laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan dan berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk bersaing dalam dunia usaha secara kompetitif. Perusahaan harus mampu berupaya bagaimana mempertahankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan informasi mendorong pertumbuhan dan persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaanperusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang sudah semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, lembaga yang terlibat di pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990, tentang bursa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO) yang berperan sebagai fasilitator dalam perkembangan pasar modal di Indonesia. Menurut Husnan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat
Bab Pendahuluan BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat pada dewasa ini, maka setiap perusahaan membutuhkan laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang jelas. Ada beberapa yang mengemukakan tujuan dari berdirinya suatu perusahaan dengan tujuan pertamanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat, mengakibatkan persaingan juga sangat sengit, memaksa banyak perusahaan melakukan manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimumkan Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saham merupakan komoditi investasi yang tergolong berisiko tinggi, karena sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara berkembang, yang sekarang sedang mengalami perkembangan ekonomi dan industri yang cukup pesat. 1 Begitu banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal Indonesia. Menurut Sari dan Kaluge (2013) Pasar modal merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia dapat dicerminkan melalui indeks harga saham di pasar modal Indonesia. Menurut Sari dan Kaluge (2013) Pasar modal merupakan lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, saham preferen dan saham biasa. Sedangkan Husnan (2000) struktur modal adalah perimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Manutu (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Financial
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Manutu (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Financial Leverage melalui pendekatan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana penundaan konsumsi masa sekarang dimaksudkan untuk konsumsi dimasa yang akan datang dan menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian dasar pasar modal sama seperti pasar pada umumya, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha, semakin banyak pula perusahaan yang bermunculan sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Pemerintah Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang maupun di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan begitu ketat dalam situasi perekonomian global saat ini, sehingga setiap negara saling berlomba untuk membangun perekonomian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan nilai, atau harga saham perusahaan. Keberhasilan atau kegagalan keputusan manajemen hanya dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aset, ekuitas, maupun hutang. Kinerja perusahaan akan mencerminkan prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua perusahaan selalu memperhatikan profitabilitas dari perusahaannya. Hal ini disebabkan oleh profitabilitas menggambarkan prestasi suatu perusahaan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial harus diikutsertakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profitabilitas cukup berpengaruh terhadap tingkat utang perusahaan. Perusahaan yang sebagian besar dananya berasal dari utang, maka laba akan dibagi antara pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal a. Pengertian Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, menuntut setiap perusahaan untuk memproduksi barang-barang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai
Lebih terperinci