KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI TAMBAK PEMBESARAN CALON INDUK UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabr.)

Transkripsi

1 271 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI TAMBAK PEMBESARAN CALON INDUK UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabr.) ABSTRAK Machluddin Amin, Sahabuddin, dan Hidayat Suryanto Suwoyo Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi plankton pada pembesaran calon induk udang windu di tambak.penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Pembenihan Udang Windu (IPUW) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau yang berlokasi di Kabupaten Barru, Propinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan sepetak tambak dengan berukuran m 2 yang ditebari larva udang windu PL-22 dengan kepadatan 10 ekor/m 2 dengan masa pemeliharaan dua bulan. Pengamatan keanekaragaman plankton dilakukan di tambak pembesaran dan tandon (sumber air). Selain itu, penelitian ini juga mengobservasi plankton di tandon yang berfungsi sebagai sumber air bersih. Sebanyak 100 L sampel air disaring dengan menggunakan plankton net No.25. Kelimpahan plankton yang lebih tinggi terobservasi di tambak pembesaran calon induk dibandingkan dengan kelimpahan plankton di tandon. Hal ini menunjukkan bahwa tahap persiapan, khususnya perbaikan kualitas tanah, seperti pengeringan, pengapuran dan pemupukan dasar tambak dapat mendukung pertumbuhan plankton.kelimpahan zooplankton dalam tambak pemeliharaan calon induk 33 kali lebih besar(199 ind/l)dibanding dengan kelimpahan fitoplankton (6 ind/ L); sedangkan kelimpahan fitoplankton dalam tendon (42 ind/l) dua kali lebih besar dibandingkan dengan zooplankton (25 ind/l).bacillariophyceae merupakan jenis fitoplankton yang dominan (tiga jenis), sedangkan Crustacea merupakan jenis zooplankton yang memberikan kontribusi terbesar (sembilan jenis) terhadap komposisi jenis zooplankton di tambak pembesaran calon induk. Dari penelitian ini diketahui pula bahwa kelimpahan plankton baik di tambak pembesaran berada dalam kategori moderat dimana spesies plankton terdistribusi secara merata. Oleh karena itu, struktur komunitas plankton di tambak pembesaran calon induk dikategorikan sebagai komunitas yang stabil. KATA KUNCI: kenakekaragaman; plankton; tambak; udang windu PENDAHULUAN Udang windu merupakan udang asli Indonesia yang hingga tahun 2015 masih menjadi komoditas unggulan dalam rangka meningkatkan ekspor udang Indonesia (Anonim, 1987).Permasalahan budidaya udang saat ini adalah masih sering mengalami kematian massal pada saat pemeliharaan di tambak. Hal ini disebabkan satu diantaranya rendahnya mutu benih yang dihasilkan oleh panti benih. Permasalahan budidaya udang saat ini adalah masih sering mengalami kematian massal pada saat pemeliharaan di tambak. Hal ini disebabkan satu diantaranya rendahnya mutu benih yang dihasilkan oleh panti benih Produksi benih di Instalasi Pembenihan udang windu (IPUW Barru) hingga saat ini masih tergantung pada pasok induk matang gonad hasil tangkapan dari laut sehingga dikhawatirkan populasinya semakin berkurang. Keterbatasan jumlah induk yang berasal dari laut dapat diatasi dengan melakukan pemeliharaan calon induk udang windu di tambak. Tambak mempunyai potensi yang cukup besar dalam menyediakan calon induk. Upaya pemeliharaan calon induk di tambak perlu dilakukan agar tidak tergantung pada musim dan setiap saat dapat menjamin ketersediaan calon induk sesuai kebutuhan. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan bobot dan mortalitas udang budidaya di tambak, khususnya sistem tradisional atau semi-intensif adalah pakan buatan dan juga ketersediaan pakan alami yang sesuai dan mencukupi. Menurut Boyd (1979), salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi kolam budidaya adalah ketersediaan makanan alami. Keberadaan plankton di tambak di samping sebagai pakan udang dapat pula berperan sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat menggambarkan kondisi suatu perairan.menurut Dawes (1981) salah satu ciri khas

2 Keanekaragaman plankton di tambak pembesaran... (Machluddin Amin) 272 organisme fitoplankton yaitu merupakan dasar dari rantai makanan di perairan. Oleh karena itu, kehadiran plankton khususnya fitoplankton dapat menggambarkan karakteristik suatu perairan apakah dalam keadaan subur atau tidak subur. Kelimpahan fitoplankton disuatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan dan karasteristik fisiologinya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai lingkungan sebagai respon terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik maupun biologi (Reynolds et al., 1984). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi plankton pada pembesaran calon induk udang windu di tambak. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Tambak Instalasi Pembenihan Udang windu (IPUW Barru) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau. Wadah penelitian berupa dua petak tambak berukuran m 2 yang dilengkapi dengan tandon. Persiapan tambak meliputi pengolahan tanah, pengeringan, perendaman, pembilasan, dilanjutkan dengan pemberantasan hama dengan saponin dan pengapuran serta pemupukan menggunakan pupuk urea dan SP-36 pada pemupukan awal dan pemupukan susulan. Hewan uji yang digunakan adalah tokolan udang windu PL-22 dengan berat rata-rata 0,02 g/ekor, ditebar dengan kepadatan 10 ekor/m 2 ( ekor/petak). Peubah yang diamati adalah jenis dan kelimpahan plankton setiap dua minggu dengan menyaring dan memadatkan contoh air tambak yang diambil dari tiga titik dalam petak tambak sebanyak 100 L menjadi 100 ml dengan menggunakan plankton net ukuran mesh size 60 mikron (No.25). Identifikasi plankton dilakukan sampai tingkat genera dengan bantuan buku Newell & Newell (1977) dan Yamaji (1976). Kelimpahan plankton dalam contoh air selanjutnya dihitung di bawah mikroskop dengan menggunakan alat bantu SRC ( Sedgwick rafter counter cell) dengan modifikasi rumus APHA (2005). N T L x P p x V v x 1 W N = Kelimpahan fitoplankton (ind./l) T = Jumlah kotak dalam SRC (1000) L = Luas kotak dalam satu lapang pandang P = Jumlah fitoplankton yang teramati p = Jumlah kotak SRC yang diamati V = Volume air dalam botol sampel v = Volume air dalam kotak SRC W = Volume air tambak yang tersaring Indeks keragaman fitoplankton dihitung berdasarkan rumus Shannon-Wiever sebagai berikut (Wilhm & Dorris 1968 dalam Masson, 1981) : H = - pi Ln pi H = indeks keanekaragaman Shannon-Wiever pi = ni/n ni = jumlah individu jenis ke i N = jumlah seluruh individu Indeks Keseragaman dihitung sebagai berikut (Odum, 1971): H' E H' maks

3 273 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 E = indeks keseragaman H = indeks keragaman H maks = Ln S S = jumlah spesies Indeks dominasi dihitung berdasarkan Indeks Simpson in Legendre & Legendre (1983) sebagai berikut : C = indeks dominasi Simpson ni = jumlah individu jenis ke-1 N = jumlah total individu Pengamatan kualitas air dilakukan setiap dua minggu meliputi suhu, oksigen, salinitas, ph, Alkalinitas, NO3, PO4, NO2, Fe2, NH3 dan BOT. Data hasil pengamatan dan perhitungan plankton dan kualitas air disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN BAHASAN Jumlah Jenis dan Individu Plankton Hasil pengamatan jumlah jenis dan individu plankton selama penelitian tertera pada Tabel 1. Hasil pengamatan (Tabel 1) menunjukkan jumlah jenis dan individu plankton lebih banyak diperoleh pada petak tambak dibanding dengan petakan tandon. Tingginya pertumbuhan plankton pada petak tambak akibat dari rangsangan penambahan unsur hara dari proses persiapan awal pada perairan tambak seperti pemupukan dan pengapuran. Pada petak tambak jumlah jenis dan individu zooplankton lebih banyak diperoleh dari pada fitoplankton, sedangkan pada petakan tandon lebih banyak diperoleh fitoplankton dari pada zooplankton. Berkembangnya zooplankton pada petak tambak akibat terjadinya proses grazing terhadap fitoplankton sehingga jumlah jenis dan individunya lebih banyak (Tabel 1). Sedangkan pada petakan tandon jumlah individu fitoplankton lebih banyak di banding dengan zooplankton, namun jumlah jenisnya lebih banyak zooplankton. Indeks Biologi Plankton ni C N Indeks biologi plankton yang terdiri dari indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi tertera pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 diperoleh indeks keragaman petak tambak dan petak tendon masing-masing dengan nilai 1,0832 dan 0,6990.Berdasarkan nilai Stirn (1981) menunjukkan kondisi plankton pada petak tambak pembesaran udang dalam keadaan moderat atau sedang. Sedangkan kondisi plankton pada petak tandon dalam keadaan tidak stabil.menurut Basmi (2000) bahwa komunitas plankton sedang atau moderat adalah kondisi komunitas yang mudah berubah yakni hanya dengan mengalami pengaruh lingkungan, maka akan terjadi perubahan struktur komunitas plankton yang ekstrem yaitu mengarah kepada indeks keragaman yang tidak stabil.indeks keseragaman pada petak tambak dan tandon tertera pada Tabel 2 yakni masing-masing 0,7661 dan 0,7744. Berdasarkan nilai ini menunjukkan bahwa komunitas plankton pada petakantambak dan tandon dalam keadaan stabil, dimana jumlah individu antar genera relatif sama (Lind, 1979). Hal ini menujukkan bahwa kondisi habitat tambak pembesaran udang windudan tandon memiliki keseragaman yang relatif merata. Indeks dominansi plankton yang diperoleh pada petak tambak dan petak tandon masing-masing 0,4340 dan 0,5744 (Tabel 2). Berdasarkan data ini menunjukkan bahwa baik petakantambak maupun tandon tidak terdapat jenis yang memiliki individu secara ekstrim mendominasi yang lainnya dalam populasi. Hal ini menunjukkan bahwa kedua petakan tambak belum mengakibatkan terjadinya 2

4 Keanekaragaman plankton di tambak pembesaran... (Machluddin Amin) 274 Tabel 1. Jumlah jenis dan individu plankton selama penelitian Jenis plankton Kelimpahan (ind./l) setiap petak Tambak Tandon Fitoplankton Kelas Bacillariophyceae Chaetoceros - 2 Fragillaria 1 - Navicula 2 - Nitzschia 1 - Pleurosigma - 2 Kelas Cyanophyceae Oscillatoria 2 - Gleotrichia - 38 Zooplankton Kelas Krustacea Naupli Kopepoda Kopepoda 1 - Oithona sp. 9 3 Acartia 77 5 Apocyclops 65 - Echinocamptus 3 - Labidocera 8 - Tortanus 1 - Schmackeria 1 - Kelas Rotatoria Brachionus 3 5 Larva Molluska Polychaeta 2 - Tabel 2. Pertumbuhan jenis dan individu, serta indeks biologi plankton selama penelitian Jenis pengamatan Petak Pengamatan Tambak Tandon Jumlah jenis 15 7 Jumlah individu (ind/l) Fitoplankton Zooplankton 6 42 Indeks biologi Indeks Keragaman 1,0832 0,699 Indeks Keseragaman 0,7661 0,7744 Indeks Dominansi 0,434 0,5744

5 275 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 dominasi plankton (Basmi, 2000). Berdasarkan indeks biologi plankton untuk semua perlakuan menunjukkan komunitas plankton petakan tambak lebih stabil dari pada komunitas plankton di tandon, keseragaman genera relatif merata dan struktur komunitas plankton dalam keadaan stabil. Komposisi Jenis Plankton Kompoisi jenis (genera) plankton yang diperoleh pada kedua perlakuan selama penelitian tertera pada Tabel 1. Hasil pengamatan pada Tabel menunjukkan jumlah jenis (genera) plankton pada petakan tambakdan tandon terdiri atas fitoplankton dua kelas dan zooplankton tiga kelas. Komposisi dan jumlah jenis (genera) penyusun fitoplankton dan zooplankton pada kedua petakan menunjukkan jumlah genera dan individu fitoplankton pada petakan tambak tertinggi didapat dari Kelas Bacillariophyceae menyusul kelas Cyanophyceae. Sedangkan zooplankton pada kedua petakan tertinggi didapatkan dari Kelas Krustase kemudian menyusul masing-masing dari Kelas Rotatoria dan Larva Molluska. Jumlah genera plankton yang diperoleh pada kedua petakan (Tabel 1) menunjukkan fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae tertinggi dibanding dengan genera lainnya. Hal ini diduga genera fitoplankton ini memiliki kemampuan dan daya adaptasi yang lebih tinggi dibanding dengan jenis fitoplankton lainnya. Menurut Sachlan (1982) bahwa fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae ini bersifat kosmopolit dan cepat berkembang. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan Ray & Rao (1964) bahwa kelas Bacillariophyceae sering mendominasi suatu perairan, karena jenis fitoplankton ini mudah beradaptasi dengan lingkungannya, tahan terhadap kondisi yang ekstrem dan bersifat kosmopolit. Dominansi fitoplankton oleh kelas Bacillariophyceae di tambak polikultur udang dan rumput laut juga didapatkan oleh Amin & Suwoyo (2011). Indeks keragaman yang lebih tinggi mencerminkan kondisi kualitas air yang lebih baik sehingga cenderung memberikan pertumbuhan udang yang lebih bagus pula. Kualitas Air Hasil pengamatan kualitas air selama penelitian tertera pada Tabel 3. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air kedua petakan secara umum adalah relatif memiliki nilai kisaran parameter yang sama. Secara umum beberapa diantara parameter kualitas air pada kedua perlakuan masih layak untuk pertumbuhan plankton kecuali fosfat yang memiliki kandungan berbeda yakni kisaran 0,5831-2,5859 mg/l untuk petak tambak dan kisaran 0,0167 0,0594 mg/l untuk petak tandon. Menurut Bruno et al.(1979 dalam Widjaja et al., 1994) bahwa pertumbuhan optimal untuk fitoplankton dibutuhkan Tabel 3. Kualitas air media budidaya udang windu selama penelitian Parameter kualitas air Petak Pengamatan selama penelitian Tambak Tandon Salinitas (ppt) 27-34,7 28,03-34,55 Oksigen terlarut (mg/l) 4,18-10,85 4,35-9,73 ph 5,94-9,38 5,95-9,38 Suhu ( o C) 27,95-34,35 28,38-33,60 Alkalinitas (mg/l) 94,08-160,0 105, NH 3 (mg/l) 0,035-0,1077 0,0981-0,858 NO 3 (mg/l) 0,0912-1,5544 0,1818-0,8801 PO 4 (mg/l) 0,5831-2,5859 0,0167-0,0594 BOT (mg/l) 53,29-63,86 51,47-59,43 kandungan ortofosfat 0,27-5,51 mg/l. Berdasarkan kandungan fosfat pada petak tambak pembesaran udang diduga turut mendukung pertumbuhan plankton terutama fitoplankton di petakan tambak pembesaran udang. Rendahnya kandungan posfat pada petakan tandon menyebabkan pertumbuhan fitoplankton juga rendah.

6 Keanekaragaman plankton di tambak pembesaran... (Machluddin Amin) 276 KESIMPULAN 1. Jumlah jenis plankton yang diperoleh pada petakan tambak dan tandon masing-masing 15 dan 7 genera. Jumlah individu plankton yang diperoleh pada petakan tambak dan petakan tandon masingmasing 205 ind/l dan 65 ind/l. 2. Jenis fitoplankton yang diperoleh pada kedua petakan didominasi oleh genera dari Kelas Bacillariophyceae, sedangkan zooplankton oleh genera dari Kelas Krustase. 3. Berdasarkan indeks biologi plankton petakan tambak lebih stabil dari pada petakan tandon, keseragaman jenis plankton relatif merata dan tidak ada dominasi plankton dalam komunitas DAFTAR ACUAN Amin, M., & Suwoyo, H.S. (2011). Jenis dan Komposisi Plankton Pada Budidaya Polikultur Udang Windu, Udang Vaname, Ikan Bandeng dan Rumput Laut di Tambak.Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akakultur 2011 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Jakarta. Hlm: Anonim. (1987). Petunjuk teknis pengoperasian unit usaha pembenihan (Hatchery) udang windu. Direktorat Jenderal Perikanan. International Developments Research Centre dan Pengembangan Pertanian. INFIS Manual Seri No pp. APHA (AmericanPublic Health Association). (2005). Standard methods for Examination of water and waste water. Fourteenth Ed.APHA-AWWA-WPVC Published. American Public Health Association, 800 I Street, New York, p Basmi, H.J. (2000). Planktonologi : Plankton sebagai bioindikator kualitas perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 60 hal. Boyd, C.E. (1979). Water quality management for ponds fish culture.elsevier Scientific. Publishing Company, Amsterdam pp. Dawes, C.J. (1981). Marine Botani. A Wiley Interscience Publ., 628 pp. Lagendre, L., & Lagendre, P. (1983). Numerical Ecology. Elsiver Scientific Publ. Co. New York, 419 p. Lind, O.T. (1979). Handbook of Common Methods in Limnology. CV. Mosby Co. St. Lois. Masson, C.V. (1981). Biology of Water Pollution. Longman Scientific and Technica Longman Singapore Publisher Ptc. Ltd. Singapore. 351 p. Newell, G.E., & Newell, R.C. (1977). Marine Plankton a Practical Guide 5th. Edition. Hutchinson of London. 244p. Odum, E.P. (1971). Fundamenal Ecology. Third Edition. W.B. Saunders, Co. Philadelphia. London, 574 p. Raynolds, C.S., Tundisi, J.G., & Hino, K. (1984). Observation on a Metalimnetic Phytoplankton Population in A Stably Stratiffied Tropical Lake. Arch. Hydrobyol. Argentina, 97 : Ray, P., &. Rao, N.G.S. (1964). Density of Freshwater Diatom and relation to some Physico-Chemical condition of water. Jurnal Fish. India. Reid, G.K. (1961). Ecology inland water estuaria New York. Reinhold Published Co. Sachlan, M. (1982). Planktonologi.Correspondence Course Centre. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian, Jakarta. 57. Hal. Stirn, J. (1981). Manual Methods in Aquatic Environment Research. Part 8. Ecological Assessment of Pollution Effects. FAO, Rome. 70 p Syahid, M., Subhan, A., & Armando, R. (2006). Budidaya Udang Organik Secara Polikultur. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 p. Widjaya, F., Suwingyo, S., Yulianda, F., & Effendi, H. (1994).Komposisi jenis, kelimpahan dan penyebaran plankton laut. Di Teluk Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Laporan Penelitian Fak. Perikanan Institut Pertanian Bogor, 28 Hal. Yamaji, I. (1976). Illustration of the marine plankton of Japan. Hoikusha Publishing Co. Ltd., 369 p.