PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA AKUAPONIK UNTUK PRODUKSI PAKAN ALAMI (Moina sp.)
|
|
- Bambang Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 675 Pemanfaatan limbah budidaya akuaponik... (Winarlin) PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA AKUAPONIK UNTUK PRODUKSI PAKAN ALAMI (Moina sp.) Winarlin, Ani Widiyati, Kusdiarti, dan Nuryadi ABSTRAK Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Raya Sempur No. 1, Bogor Keberadaan kandungan N dan P dalam limbah budidaya ikan dengan sistem akuaponik diduga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami bagi ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis limbah (sedimen) hasil budidaya ikan dengan sistem akuaponik untuk produksi pakan alami (Moina sp.). Wadah percobaan adalah fiber glass diameter 1 m dan tinggi 80 cm, volume air 500 liter. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan adalah pemupukan dengan perbandingan N, P, K = 16:20:0, setara dengan dosis pupuk sebagai berikut: 1). 500 g pupuk kandang/kotoran ayam + 40 g TSP, 2) g sedimen + 20 g TSP, dan 3). 250 g pupuk kandang/kotoran ayam g sedimen + 30 g TSP. Panen Moina sp. dilakukan pada hari ke-8 sejak dilakukannya penebaran. Parameter yang diamati adalah jenis dan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton, serta produksi Moina sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik kurang efektif untuk dijadikan pupuk pada budidaya Moina sp., sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik dapat digunakan sebagai pupuk untuk produksi Moina sp, dengan mencampur 950 g sedimen g pupuk kandang/kotoran ayam + 30 g TSP, dengan produksi Moina sp.9,96±1,16 g. KATA KUNCI: akuaponik, limbah/sedimen, pupuk organik, pakan alami PENDAHULUAN Budidaya ikan dengan sistem akuaponik merupakan salah satu sistem budidaya ikan yang ramah lingkungan. Limbah dari budidaya tersebut akan mengendap di dasar kolam, reservoir dan filter, sehingga apabila secara berkala tidak dibersihkan dapat mencemari lingkungannya. Menurut Mc. Donald et al. (1996), 30% dari jumlah pakan buatan yang diberikan tertinggal sebagai pakan yang tidak dikonsumsi dan 25% 30% pakan yang dikonsumsi akan diekskresikan. Ini berarti jumlah yang cukup besar masuk ke badan air. Beban limbah yang masuk ke perairan harus dikendalikan agar sesuai dengan daya dukung asimilasi perairan. Maka dari itu, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengurangi sedimen atau limbah sisa pakan dan hasil metabolisme ikan, yaitu pemanfaatan limbah budidaya untuk produksi pakan alami. Sehingga diharapkan air yang masuk ke kolam lebih baik dengan kualitas air yang lebih optimal untuk budidaya ikan sistem akuaponik. Limbah dari kegiatan budidaya ikan mengandung N dan P akibat ikan diberi pakan buatan (pelet) (http.// berita.com.). Adanya kandungan N dan P dalam limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami bagi ikan. Pemanfaatan pakan alami untuk benih ikan mempunyai beberapa kelebihan, ukurannya relatif kecil dan sesuai dengan bukaan mulut benih, mudah dicerna oleh benih ikan dan mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan tidak mencemari lingkungan perairan (http.// Moina sp. termasuk salah satu jenis zooplankton yang mempunyai kriteria seperti tersebut di atas, sehingga baik untuk pakan benih ikan. Selanjutnya dikatakan bahwa Moina sp. mudah dikultur dengan penggunaan medium atau pemupukan organik. Hasil riset Azwar et al. (2005), memperlihatkan substitusi Moina sp. sebanyak 50% telah menstimulasi pertumbuhan benih ikan betutu yang lebih baik. Penyediaan pakan alami secara berkesinambungan dan peruntukannya yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan dan sintasan larva dan benih ikan. Fitoplankton merupakan pakan alami yang memerlukan bahan organik untuk sintasannya. Bahan-bahan itu antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan silikat (Si). Untuk menumbuhkan pakan alami diperlukan pemupukan berimbang, jenis, dan dosis pupuk yang tepat. Menurut Djajasewaka (2008), penggunaan pupuk dengan komposisi N:P:K = 16:20:0 menghasilkan kelimpahan fitoplankton dan produksi benih ikan nilem tertinggi.
2 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dosis limbah (sedimen) hasil budidaya ikan dengan sistem akuaponik untuk produksi pakan alami Moina sp. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya Air Tawar dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Wadah percobaan yang digunakan adalah fiber glass ukuran diameter 1 m dan tinggi 80 cm. Penelitian ini memanfaatkan sedimen yang diperoleh dari limbah budidaya ikan sistem akuaponik. Pengambilan sedimen dari dasar kolam dengan cara penyedotan menggunakan pompa. Sedimen yang telah dikumpulkan dikeringkan dan sebagian di-oven selanjutnya dianalisis kadar N dan P, serta unsur mikronya (mikro nutrien). Sebagai wadah percobaan fiberglass dibersihkan/dicuci, diisi air, dan diaerasi, selanjutnya air (media pemeliharaan pakan alami/moina sp.) dipupuk dengan dosis yang sudah ditetapkan. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah pemupukan dengan perbandingan N : P : K sama pada semua perlakuan yaitu 16:20:0, dengan dosis pupuk berbeda yaitu: 1). 500 g pupuk kandang/kotoran ayam + 40 g TSP (Perlakuan A), 2) g sedimen + 20 g TSP (Perlakuan B), dan 3). 250 g pupuk kandang/kotoran ayam g sedimen + 30 g TSP (Perlakuan C). Dua hari setelah pemupukan dilakukan penebaran Moina sp. sebanyak 2 g/fiber glass. Pemupukan ulang dilakukan pada hari ke-4 setelah pemupukan awal dengan dosis 0,2 dosis pemupukan awal. Panen Moina sp. dilakukan pada hari ke-8 sejak dilakukannya penebaran, hasil produksi disajikan pada Tabel 4. Pengambilan contoh plankton dilakukan setiap hari dimulai dari satu hari setelah pemupukan dengan menggunakan planktonnet mikron, selanjutnya diamati jenis plankton dan dihitung jumlah/kelimpahannya dengan menggunakan rumus dalam APHA (1989) sebagai berikut: Oi Vr 1 n N = x x x Op Vo Vs p dimana: N = jumlah individ/l Oi = luas gelas penutup preparat (mm 2 ) Op= luas satu lapang pandang (mm 2 ) Vr = volume air tersaring (ml) Vo = volume air yang diamati (ml) Vs = volume air yang disaring (L) n = jumlah plankton yang ditemukan pada seluruh lapang pandang (ind.) P = jumlah lapang pandang yang diamati Analisis Data Analisis data menggunakan uji statistik ANOVA dengan uji lanjutan tukey Parameter percobaan yang diamati: Parameter yang diamati adalah: jenis dan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton serta produksi Moina sp. sebagai parameter penunjang diukur kualitas air pada awal, tengah, dan akhir penelitian, parameter yang diamati meliputi: suhu air, DO, ph, CO 2, alkalinitas, kesadahan, bahan organik, amonia, nitrit, nitrat, fosfat, dan BOD. HASIL DAN BAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kelimpahan plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton (Moina sp.) sejak satu hari setelah penebaran sampai dengan akhir penelitian cenderung meningkat. Perkembangan kelimpahan plankton tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 3
3 677 Pemanfaatan limbah budidaya akuaponik... (Winarlin) Tabel 1. Hasil produksi Moina sp. Perlakuan Ulangan Produksi (g) A 1 13, , ,83 Rataan 22,75±8,33 a B 1 2, ,84 3 5,64 Rataan 6,61±4,83 b C 1 9, ,26 3 9,61 Rataan 9,96±1,16 b Tabel 2. Hasil analisis kandungan unsur hara makro dan mikro (%) pupuk kandang/kotoran ayam dan limbah budidaya akuaponik (sedimen) Unsur hara (%) Pupuk kandang/ kotoran ayam Limbah/sedimen Unsur hara makro: N 1,63 0,79 P 0,54 0,64 K2O 1,34 0,06 CaO 1,18 4,57 MgO 0,42 0,49 S 0,2 0,19 Unsur hara mikro: Cl 0,44 0,01 Silikat kasar 5 30 Fe Mn B Mo 4 2 Kadar air 10,08 8,05 C organik 30,98 10,45 C/N rasio 19,006 13,227 dan Gambar 1 3. Penggunaan pupuk kandang/kotoran ayam menghasilkan pertumbuhan zooplankton lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan fitoplankton (Gambar 2). Penggunaan pupuk dari sedimen limbah budidaya ikan akuaponik memberikan hasil pertumbuhan fitoplankton lebih cepat dibanding zooplankton (Gambar 1). Hasil ini diduga karena kandungan unsur hara makro dan mikro sesuai dengan kebutuhan unsur hara untuk perkembangan fitoplankton. Hal ini terlihat dari hasil analisis kandungan unsur hara dalam pupuk terlihat kandungan silikat (Si) dan Fe lebih besar dibandingkan pupuk kandang (Tabel 2). Menurut Anonimus (2009a), fitoplankton merupakan pakan alami yang memerlukan bahan organik untuk sintasannya, bahan-bahan itu antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan silikat (Si).
4 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Tabel 3. Hasil analisis kualitas air selama penelitian Parameter Perlakuan A B C Suhu ( C) 25,9?28,6 25,6?27,5 25,9?27,1 DO (mg/l) 4,04?5,36 4,32?6,89 3,17?4,40 ph 7,13?8,08 7,31?8,93 7,32?8,99 CO 2 bebas (mg/l) 2,53 0?2,53 2,53 Alkalinitas (mg/l) 136? ? ?176 Kesadahan (mg/l) 64,12?75,44 52,81?82,98 79,21?82,98 Bahan Organik (mg/l) 52,71?55,80 27,93?40,32 52,71?96,06 Amonia (mg/l) 0,445?2,695 0,154?0,380 2,656?4,945 Nitrit (mg/l) 0,008?0,020 0,007?0,017 0,004?0,022 Nitrat (mg/l) 0,8?3,6 0,7?1,8 0,9?5,4 Fosfat (mg/l) 8,12?12,51 0,48?4,20 12,14?20,19 BOD (mg/l) 5,55?7,25 2,28?4,60 5,62?8,33 Gambar 1. Grafik perkembangan kelimpahan fitoplankton Pada Gambar 3 memperlihatkan pertumbuhan Moina sp. paling cepat dengan menggunakan 500 g pupuk kandang/kotoran ayam + 40 g TSP (Perlakuan A), kemudian 250 g pupuk kandang/kotoran ayam g sedimen + 30 g TSP (Perlakuan C), dan paling lambat pertumbuhanya jika hanya menggunakan pupuk g sedimen + 20 g TSP (Perlakuan B). Hal ini diduga karena pupuk kandang mengandung bahan organik yang paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel 5). Bahan organik yang banyak mengandung mikroorganisme/bakteri dapat langsung dimanfaatkan oleh zooplankton. Puncak kelimpahan Moina sp. dicapai pada hari ke-6 sejak penebaran dan pada hari ke-7 kelimpahannya mulai menurun (pada Perlakuan A), sedangkan pada Perlakuan C perkembangannya lebih lambat, dan kelimpahan Moina sp. mencapai puncaknya pada hari ke-7. Pada hari ke-8 sejak penebaran dapat dilihat pada Tabel 1. produksi Moina sp. dari pemupukan dengan kotoran ayam + TSP (perlakuan A), berbeda (p<0,01) dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena komposisi kandungan unsur hara makro maupun mikro lebih besar dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel 2), sehingga kandungan unsur hara pada kotoran ayam dapat memenuhi kebutuhan unsur hara untuk perkembangan Moina sp. lebih optimal. Menurut Sarief (1985), pupuk kandang termasuk kotoran ayam mempunyai beberapa sifat yang lebih baik dari pupuk alami lainnya maupun pupuk buatan, yaitu sebagai sumber hara makro dan mikro, serta banyak mengandung
5 679 Pemanfaatan limbah budidaya akuaponik... (Winarlin) Gambar 2. Grafik perkembangan kelimpahan zooplankton Gambar 3. Grafik perkembangan kelimpahan dan hasil produksi Moina sp. mikroorganisme. Dalam produksi zooplankton mikroorganisme/bakteri merupakan pakan dari zooplankton. Kandungan unsur hara makro N dari pupuk kotoran ayam lebih besar dibandingkan dengan sedimen akuaponik. Fungsi N pada tanaman merupakan unsur hara esensial pembentuk sel tanaman, berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, protein, dan senyawa lainnya, selain itu, nitrogen diperlukan untuk sintesa klorofil dan berhubungan dalam proses fotosintesis (Anonimus, 2009b). Unsur hara silikat dari sedimen akuaponik lebih besar dibandingkan dengan kotoran ayam. Secara fisiologis, silikat berperan dalam stimulasi fotosintesis, agregasi dalam dinding sel, menekan laju transpirasi, interaksi antar hara enzimatis (Anonimus, 2009c). Sehubungan dengan fungsi fisiologis silikat, maka hasil kelimpahan fitoplakton paling tinggi diperoleh dari hasil pemupukan dengan sedimen akuaponik. Fitoplankton ini merupakan pakan dari Moina sp. Selanjutnya kandungan C organik perlakuan A dan C lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan B. Kandungan C-organik merupakan indikator mutu tanah. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan dan keseimbangan hara, lengas tanah, dan biodiversitas dalam tanah (Yuwono, 2009).
6 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur KESIMPULAN 1. Sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik kurang efektif untuk dijadikan pupuk pada budidaya Moina sp., sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik dapat digunakan sebagai pupuk untuk produksi Moina sp., dengan mencampur 950 g sedimen g pupuk kandang/ kotoran ayam + 30 g TSP, dengan produksi Moina sp. 9,96±1,16 g. 2. Produksi Moina sp. tertinggi diperoleh dari pemupukan kotoran ayam 500 g pupuk kandang/ kotoran ayam + 40 g TSP pada wadah berukuran 500 liter air. DAFTAR ACUAN APHA (American Public Public Health Association) Standard method for the examination of water and wastewater. 17 th ed. APHA. AWWA (American Water Works Asociation) and WCPF (Water Pollution Control Federation). Washington D.C., 1527 pp. Anonimus. 2009a. Pakan alami. Akses kamis, 5 Februari Anonimus. 2009b. Pupuk majemuk. Akses 13 Desember Anonimus. 2009c. Segala informasi tentang SiPlusHS. Akses 17 April Azwar, Z.I., Priyadi, A., & Sutrisno Pengaruh Pemberian Pakan Alami Moina sp. sebagai Substitusi Artemia dalam Produksi Massal benih Ikan Betutu Ukuran Fry. Laporan hasil Riset Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, hlm Djajasewaka, H., Winarlin, Zafril, I.A., & Reza, S Pemanfaatan pupuk organik dan anorganik terhadap kelimpahan pakan alami untuk peningkatan produksi benih ikan nilem (Osteochillus hasselti). BRPBAT. Belum dipublikasi. McDonald, M.E., Tikkanen, C.A., Axler, R.P., Larsen, C.P., & Host, G Fish Simulation Culture Model (FI-C): A Bionergetics Based Model for Aquacultural Wasteload Application. Aquacultural Engineering, 15(4): Sarief, E.S Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Yuwono, N.W Mengelola C-organik tanah untuk menghasilkan pangan lebih banyak. Akses 13 Desember 2009.
EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)
697 Evaluasi penggunaan pakan dengan kadar protein berbeda... (Reza Samsudin) EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) ABSTRAK
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nilem yang digunakan berasal dari Cijeruk. Pada penelitian ini digunakan ikan nilem berumur 4 minggu sebanyak 3.150 ekor dengan ukuran panjang 5,65 ± 0,62
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp. dengan pemberian pupuk kandang, jerami padi dan daun kol dengan padat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya memegang peranan penting untuk lestarinya sumber daya ikan. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis unggulan. Pembenihan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2009 bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha budidaya ikan pada dewasa ini nampak semakin giat dilaksanakan baik secara intensif maupun ekstensif. Usaha budidaya tersebut dilakukan di perairan tawar, payau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan di suatu perairan. Uji hayati (bio assay) adalah suatu metode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini beberapa metode uji hayati dilakukan untuk menguji toksisitas lingkungan di suatu perairan. Uji hayati (bio assay) adalah suatu metode untuk menguji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi
Lebih terperinciModul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD
2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang mendiami kolam-kolam, sawah,
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE
BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Metode Penelitian Penelitian: Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F Muller Dengan Penambahan Vitamin C Pada Media CAKAP dilaksanakan pada bulan Mei 2010 di Laboratorium
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)
759 Penggunaan kombinasi beragam pakan hijauan... (M. Sulhi) PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.) ABSTRAK Muhammad
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas
16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, Pada bulan Desember 2014. B.
Lebih terperinciProduksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar
Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE
BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2007 di Laboratorium Ekologi Hewan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Chaetoceros sp. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi parameter kualitas air terkontrol (Lampiran 4). Selama kultur berlangsung suhu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen melalui beberapa variasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar diagram alir penelitian. Gambar 3.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan menyebabkan sumber air bersih berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Saat ini air bersih menjadi barang yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering
Lebih terperinciTARIF LINGKUP AKREDITASI
TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciAPLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)
APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.
Lebih terperinciGROUPER FAPERIK ISSN
STUDI TENTANG PERBEDAAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILA (OREOCHOMIS NILOTICUS) YANG MENGGUNAKAN DAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR ENDAH SIH PRIHATINI Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tujuan Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah mengetahui teknik kultur Chaetoceros sp. dan Skeletonema sp. skala laboratorium dan skala massal serta mengetahui permasalahan yang
Lebih terperinci3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.
17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Analisis kualitas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciPENGARUH SPECIES Clorella DALAM MENETRALISIR LIMBAH CAIR KARET
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 4-426 PENGARUH SPECIES Clorella DALAM MENETRALISIR LIMBAH CAIR KARET Oleh : Sriharti UPT Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Jl.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Sayur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Laju Pertumbuhan Spesifik (Specific Growth Rate) Selama 40 hari masa pemeliharaan nilem terjadi peningkatan bobot dari 2,24 ± 0,65 g menjadi 6,31 ± 3,23 g. Laju
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinci515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)
515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini) KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH Cherax quadricarinatus DARI BERBAGAI LOKASI UNTUK MENCAPAI UKURAN 5 6 INCI ABSTRAK Irin Iriana Kusmini dan Gleni
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memerlukan area yang luas untuk kegiatan produksi. Ketersediaan mikroalga
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perairan laut Indonesia memiliki keunggulan dalam keragaman hayati seperti ketersediaan mikroalga. Mikroalga merupakan tumbuhan air berukuran mikroskopik yang memiliki
Lebih terperinciPENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU
PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU Oleh : Sri Utami Lestari dan Azwin ABSTRAK Pemilihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciKebiasaan makanan benih ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878)
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Kebiasaan makanan benih ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) Jadmiko Darmawan*, Evi Tahapari Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, UPT Badan Penelitian
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem
LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem Sumber Keragaman JK DB KT F-hit Sig. Perlakuan 5,662 2 2,831 1,469 0,302
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2
11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah mikroalga dari golongan Cyanobacteria yang dimanfaatkan sebagai pakan alami dalam budidaya perikanan khususnya pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciPola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Hamli (2015) salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009 bertempat di Laboratorium Sistem Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke
1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan. Hal ini terjadi karena tingginya tingkat kematian dari larva
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan. Peningkatan benih berkualitas mampu didapatkan dengan pengontrolan panti benih dan pakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS
31 JTM Vol. 05, No. 1, Juni 2016 PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS Dicky Cahyadhi Progam Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas
BB III METODOLOGI PENELITIN. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan (bulan Juni 2012) yang meliputi persiapan alat dan bahan sampai pada pemanenan hasil akhir, yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Potensi lahan kering di Bali masih cukup luas. Usahatani lahan kering sering kali mendapat berbagai kendala terutama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah satu unsur yang dapat mempengaruhi kualitas air yakni unsur karbon (Benefield et al., 1982).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinci@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki
@BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan makro dan mikro nutrien sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)
Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 2, Juni 2015 Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA
Lebih terperinciOPTIMASI BUDIDAYA SUPER INTENSIF IKAN NILA RAMAH LINGKUNGAN:
OPTIMASI BUDIDAYA SUPER INTENSIF IKAN NILA RAMAH LINGKUNGAN: DINAMIKA MIKROBA BIOFLOK Widanarni Dinamella Wahjuningrum Mia Setiawati INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 BUDIDAYA INTENSIF SUPLAI PAKAN (PROTEIN)
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai biomassa panen, kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik (LPS), waktu penggandaan (G), kandungan nutrisi,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan alami memiliki peran penting dalam usaha akuakultur, terutama pada proses pembenihan. Peran pakan alami hingga saat ini belum dapat tergantikan secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman
Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian teknologi budidaya sepenuhnya meggunakan pakan komersil pada kolam air tenang (teknologi 1) dan teknlogi budidaya menggunakan pakan pengganti berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai sumber protein nabati untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat, sedangkan produksi dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi dan Kelimpahan Plankton Hasil identifikasi plankton sampai tingkat genus pada tambak udang Cibalong disajikankan pada Tabel 1. Hasil identifikasi komunitas plankton
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan merupakan kebutuhan penting dan berpengaruh besar dalam kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya usaha budidaya perikanan. Pakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian
Lebih terperinciBUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI
(Tema: 8 (Pengabdian Kepada Masyarakat) BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI Oleh Nuning Setyaningrum, Sugiharto, dan Sri Sukmaningrum
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN
PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN SAHABUDDIN PenelitiPada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan Dipresentasikan pada Kuliah umum Praktik Lapang Terpadu mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali
Lebih terperinciNur Rahmah Fithriyah
Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat
Lebih terperinciPendahuluan. Pada umumnya budidaya dilakukan di kolam tanah, dan sebagian di kolam semen.
OLEH : Ir. SUPRATO Pendahuluan Budidaya lele telah berkembang sejak lama. Awalnya jenis ikan lele yang dibudidayakan adalah lele lokal (Clarias batrachus L.) dengan waktu pemeliharaan 6 8 bulan, dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2
Lampiran 1. Layout penelitian LAMPIRAN-LAMPIRAN Nutrisi anorganik komersial ul 1 Nutrisi anorganik komersial ul Nutrisi anorganik komersial ul Vermikompos + ZA ul 1 Vermikompos + ZA ul Vermikompos + ZA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Sawi mengandung kalori sebesar 22,0 kalori selain itu juga mengandung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
Lebih terperinciOleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.
SIDANG SKRIPSI Peran Mikroorganisme Azotobacter chroococcum, Pseudomonas putida, dan Aspergillus niger pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Cair Industri Pengolahan Susu Oleh: Fitrilia Hajar Pambudi Khalimatus
Lebih terperinci