BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian mulai tanggal 1 Mei 2014 sampai 20 Juni

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian mulai tanggal 1 Mei 2014 sampai 20 Juni"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penulis melakukan penelitian mulai tanggal 1 Mei 2014 sampai 20 Juni 2014 di Kantor Biro Sekretariat Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas yang berlokasi di Jalan Mitra Sunter Boulevard, Ruko Sunter Permai Indah Blok A8 9 Lantai 4 Jakarta, dan obyek yang diteliti adalah anggota APJP. 3.2 Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel kualitas layanan (Y1) terhadap kepuasan (Y2), kepuasan (Y2) terhadap variabel terkait (Y3) yaitu loyalitas dan mengetahui pengaruh antara variabel kualitas layanan (Y1) terhadap loyalitas anggota (Y3) secara langsung. 3.3 Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel penelitian terdiri dari atas tiga macam, yaitu variabel eksogen (independent variable) atau variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), variabel endogen (dependent variable) atau variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat 37

2 38 karena adanya variabel bebas. Dan variabel mediasi (intervening variable) atau variabel antara yang menghubungkan sebuah variabel independen utama pada variabel dependen yang dianalisis (Ferdinand, 2006). Variabelvariabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel eksogen (independent variable), yaitu kualitas pelayanan (Y1) 2. Variabel mediasi (intervening),yaitu kepuasan konsumen (Y2) 3. Variabel endogen (dependent variable), yaitu : loyalitas konsumen (Y3) Pengukuran Pengukuran masingmasing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Definisi skala Likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang dan sekelompok orang tentang suatu fenomena. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator dijabarkan sebagai titik tolak dalam penyusunan pertanyaan yang kemudian masingmasing pernyataan diberi skor. Pemberian skor dari jawaban terhadap masingmasing variabel dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.1 Pernyataan Kode Skor Sangat Setuju SS 5 Setuju ST 4 Netral N 3 Tidak Setuju TS 2 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber : Sugiyono (2006)

3 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.2 Operasional Variabel Kualitas Layanan Variabel Dimensi Indikator Fasilitas Fisik (tangible) Memiliki kenyamanan kantor serta fasilitas yang memadai demi menunjang pelayanan yang maksimal Karyawan disiplin dalam menciptakan dan memberikan layanan Kehandalan (reliability) Pengurus memberikan layanan dengan keseriusan Masalah selesai diatasi sesuai pada waktu yang dijanjikan Kualitas Layanan (Y 1 ) Daya Tanggap (responsiveness) Informasi yang diberikan sesuai dengan prosedur yang jelas Pengurus memberikan layanan dengan cepat Jaminan (assurance) Pengurus memberikan layanan dengan terampil Pengurus memberikan layanan dengan ahli Empati (empathy) Pengurus memberikan layanan dengan usaha yang terbaik Pengurus memberikan layanan dengan keramahan Sumber : Tjiptono (2009)

4 40 Tabel 3.3 Operasional Variabel Kepuasan Anggota Variabel Dimensi Indikator Kualitas Jasa Penjelasan informasi mudah dimengerti oleh Anggota Mempunyai layanan kapan saja dibutuhkan Harga Besarnya iuran sesuai dengan kualitas yang sudah diberikan Biaya terjangkau dalam keanggotaan Kepuasan (Y 2 ) Customer Value Informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi saat ini (update) Pengurus dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Anggota Emotional Factor Bangga menjadi Anggota APJP Memiliki pengalaman baik selama menjadi Anggota APJP Kemudahan Mudah dalam mendapatkan informasi dan menyampaikan permasalahan Efektif dan Efisien dalam penyampaian informasi Sumber : Durianto (2005)

5 41 Tabel 3.4 Operasional Variabel Loyalitas Anggota Variabel Dimensi Indikator Melakukan pembelian secara teratur Tidak ingin keluar dari keanggotaan APJP Selalu memanfaatkan layanan jasa APJP di saat memerlukan informasi atau menyampaikan permasalahan. Loyalitas Anggota (Y3) Membeli antar lini produk jasa Mereferensikan kepada orang lain Informasi yang disampaikan oleh APJP, diterapkan di Perusahaan. APJP merupakan Asosiasi yang dapat mengakomodir kepentingan anggotanya Bersedia menginformasikan kepada Lembaga atau Instansi Pemerintah mengenai peran serta eksistensi APJP Bersedia mereferensikan kepada MITA Prioritas yang belum menjadi anggota APJP untuk bergabung dalam keanggotaan. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing Menjadi anggota APJP adalah pilihan terbaik Setia bergabung dengan APJP Sumber : Griffin (2005)

6 Metode Pengumpulan Data Untuk menunjang dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh data dan informasi dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan : 1. Kuesioner (angket) Metode kuesioner (angket), yaitu pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui penyebaran angket kepada seluruh anggota APJP yang menjadi sampel. Angket ini berisi pertanyaanpertanyaan tentang identitas responden dan variabelvariabel penelitian untuk mencari informasi yang lengkap dari permasalahan yang dibahas. 2. Wawancara Teknik ini merupakan pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui cara berkomunikasi secara langsung (tatap muka) dengan subyek penelitian (sumbernya). 3.6 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini (Umar, 2005:130) adalah Data Primer. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti: hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Jenis data ini diperoleh langsung dari wawancara atau pengisian kuesioner kepada para konsumen.

7 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:115). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 103 Perusahaan, yaitu seluruh Anggota APJP Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dapat disimpulkan sampel merupakan responden yang dipilih peneliti untuk memilih data penelitian (Sugiyono, 2009:116). Populasi yang dimaksud adalah seluruh anggota APJP. Mengutip pendapat Arikunto (2008), apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil sebesar 10% 15% atau 20% 25% atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh Anggota APJP, yaitu sebanyak 103 Perusahaan atau disebut sebagai sampel jenuh (sensus).

8 Uji Instrument Uji Validitas Instrumen Penelitian Uji validitas digunakan untuk mengetahui penafsiran responden terhadap setiap butir pernyataan yang terdapat dalam instrument penelitian, apakah penafsiran setiap responden sama atau beda sama sekali. Apabila penafsiran responden tersebut sama maka instrument penelitian tersebut dapat dikatakan valid. Namun apabila tidak sama maka instrument tersebut dapat dikatakan tidak valid, namun apabila tidak sama maka instrument tersebut dapat dikatakan tidak valid, sehingga perlu untuk dihapus. Torkzadeh dalam Wijanto (2008:75) menyatakan Muatan faktor standarnya (standardized loading factors) Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas dilakukan untuk menguji penafsiran responden mengenai butirbutir pertanyaan yang terdapat dalam instrument penelitian yang ditunjukkan dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan. Reliabilitas merupakan ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai di mana masingmasing indikator tersebut mengindikasikan sebuah konstruk/ faktor laten yang umum (Ferdinand, 2006). Nilai batas yang digunakan untuk menilai atau untuk menguji apakah setiap variabel dapat dipercaya, handal dan akurat dipergunakan formula Koefisien Alpha dari Cronbach. Variabel dapat dinyatakan reliable apabila Koefisien Alpha Cronbach 0.60, artinya tingkat reliabilitas sebesar 0.60 merupakan indikasi reliabelnya sebuah konstruk. Adapun rumus Alpha Cronbach (Riduwan, 2007:94) adalah :

9 45 = k. r 1 + (k 1) r dimana : a = koefisien alpha cronbach r = ratarata korelasi diantara butir pertanyaan k = jumlah butir pertanyaan dalam skala 3.9 Metode Analisis Data Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dalam model dan pengujian hipotesis. SEM atau model persamaan structural adalah sekumpulan teknikteknik statistical yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit, secara simultan (Ferdinand dalam Azazah, 2006: 67). Maksud dari rumit adalah modelmodel simultan yang dibentuk melalui lebih dari satu variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel independen bagi hubungan berjenjang lainnya. Dalam penelitian ini digunakan dua macam teknik analisis, yaitu : 1. Analisis konfirmatori (confirmatory factor analysis) pada SEM yang digunakan untuk mengkonfirmatori faktorfaktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel. 2. Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh antar variabelvariabel. Menurut Ferdinand dalam Azazah (2006:92) terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan apabila menggunakan permodelan Structural Equation Model

10 46 (SEM). Sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau model pengukuran untuk mengkonfirmasi indikatorindikator dari sebuah variabel laten serta model structural yang menggambarkan hubungan kausalitas antar dua atau lebih variabel. Structural Model adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor. Perbedaan yang paling jelas nyata di antara SEM dan teknik multivariat lain adalah penggunaan dari hubungan terpisah untuk masingmasing perangkat variabel dependen. Dalam kondisi sederhana, SEM menaksir satu rangkaian terpisah yang saling bergantung. Perbedaan yang lain adalah teknik statistika yang lain biasanya hanya memperhitungkan variabel variabel yang dapat diukur secara langsung saja (manifest variable), padahal dalam ilmu sosial sering kali muncul variabel yang tidak dapat langsung diukur (latent variable). Pengukuran variabel laten tersebut perlu direpresentasikan dengan beberapa indikator. Munculnya variabel laten dikarenakan penelitian pada bidangbidang sosial tidak memiliki alat ukur khusus. Oleh karena alasan tersebut, SEM ditawarkan sebagai teknik statistika yang memperhitungkan variabel manifest dan variabel laten Penulisan dan Penggambaran Variabel Dalam SEM yang menjadi perhatian lebih adalah variabel laten yaitu konsep abstrak psikologi pelanggan. Peneliti harus mengamati hubungan variabel laten tersebut dengan variabel manifes. Berikut akan dijelaskan mengenai penulisan dan penggambaran variabel variabel yang terdapat pada SEM.

11 47 1. Variabel laten (variabel yang tidak dapat diukur secara langsung) Di dalam SEM, variabel laten digambarkan dengan bulat oval atau elips. Ada dua jenis variabel laten yaitu variabel laten endogen dan variabel laten eksogen. Variabel laten endogen adalah variabel laten yang bergantung, atau variabel laten yang tidak bebas. Variabel laten eksogen adalah variabel laten yang bebas. Dalam SEM variabel laten eksogen dilambangkan dengan karakter ksi ( ) dan variabel laten endogen dilambangkan dengan karakter eta ( ). Dalam bentuk grafis variabel laten endogen menjadi target dengan satu anak panah ( ) atau hubungan regresi. Gambar 3.1 Variabel Laten Berdasarkan gambar 3.1 terdapat 1 variabel laten eksogen yaitu kualitas layanan 1 Terdapat 2 variabel laten endogen yaitu kepuasan 1 dan Loyalitas Variabel manifest Variabel manifest adalah variabel yang langsung dapat diukur. Variabel manifest digunakan sebagai indikator pada konstruk laten. Variabel manifest digambarkan dengan kotak. Variabel manifest digunakan untuk membentuk konstruk laten. Variabel manifest ini diwujudkan dengan pertanyaan pertanyaan kepada responden dengan skala likert. Responden akan diberi pertanyaan dengan

12 48 5 ketegori jawaban yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju (Ghozali, 2008:11). Varibel manifest untuk membentuk konstruk laten eksogen diberi symbol X sedangkan varibel manifest untuk membentuk konstruk laten endogen diberi simbol Z. Gambar 3.2 Penggambaran Variabel Manifest Variabel laten layanan dipengaruhi oleh 5 indikator yang disebut variabel manifest X1 (Pengurus memberikan layanan dengan keseriusan), X 2 (Informasi yang diberikan sesuai dengan prosedur yang jelas), X 3 (Pengurus memberikan layanan dengan terampil), X 4 (Pengurus memberikan layanan dengan usaha yang terbaik), dan X 5 (Karyawan disiplin dalam menciptakan dan memberikan layanan). Variabel laten kepuasan pelanggan 5 indikator yang disebut variabel manifest Y 1 (Penjelasan informasi mudah dimengerti oleh Anggota), Y 2 (Besarnya iuran sesuai dengan kualitas yang sudah diberikan ), Y 3 Informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi saat ini (update) ), Y 4 (Memiliki pengalaman baik selama menjadi Anggota APJP) dan Y 5 (Efektif dan Efisien dalam penyampaian informasi). 3. Model Struktural Model struktural meliputi hubungan antar variabel laten dan hubungan ini dianggap linear. Parameter yang menggambarkan hubungan regresi antar variabel laten umumnya ditulis dengan lambang untuk regresi variabel laten eksogen ke

13 49 variabel endogen dan ditulis dengan lambing β untuk regresi satu variabel laten endogen ke variabel endogen yang lainnya. (Ghozali, 2005:11). 11 Β Gambar 3.3 Pemberian Lambang untuk Model Struktural Hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan ditulis dengan lambang ( 11 ). Hubungan antara kualitas layanan dan loyalitas ditulis dengan lambang ( 21). Hubungan antara kepuasan dan loyalitas ditulis dengan lambang (β 21 ). 4. Model Pengukuran (Measurement Model) Setiap variabel laten biasanya dihubungkan dengan multiple measure. Hubungan antar variabel laten dengan pengukurannya, dilakukan lewat factor analytic measurement model, yaitu setiap variabel laten dibuat model sebagai faktor umum dari pengukurannya. Nilai yang menghubungkan variabel laten dengan pengukurannya diberi simbol lamda ( ). Penjelasan mengenai measurement model dapat dilihat pada gambar Gambar 3.4 Pemberian Nilai pada Model Pengukuran

14 50 6. Kesalahan Pengukuran (Measurement Error) Kesalahan pengukuran yang berhubungan dengan pengukuran X diberi lambang delta ( ) sedangkan kesalahan pengukuran yang berhubungan dengan pengukuran Y diberi lambang epsilon ( ). Penjelasan mengenai measurement error dapat dilihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Notasi Kesalahan Pengukuran pada Model Tabel 3.5 Cara Penggambaran variabel dalam SEM Simbol Penjelasan X Z Y Kotak yang menggambarkan variabel manifes. Bulat atau oval yang menggambarkan variabel laten. Menggambarkan laten variabel yang dipengaruhi variabel laten yang lain dengan error laten. X Z Y Hubungan dua variabel manifes yang dipengaruhi variabel manifes yang lain dengan nilai error. Variabel laten yang dipengaruhi variabel manifes dengan nilai error yang independent. Sumber : Timm (2002:560)

15 Pendekatan Umum SEM Model persamaan structural dengan variabel laten dan manifest dengan menggunakan model Linear Structural Relationship (Timm, 2002:560) adalah : Model persamaan struktural Model persamaan pengukuran untuk y (3.1) Model persamaan pengukuran untuk x (3.2) dengan : (3.3) Keterangan : Y : X : : : : : Ζ : variabel manifest untuk variabel laten endogen variabel manifest untuk variabel laten eksogen (eta), variabel laten endogen (ksi), variabel laten eksogen (epsilon), kesalahan pengukuran (error) yang berhubungan dengan Y (delta), kesalahan pengukuran (error) yang berhubungan dengan X (zeta), kesalahan pengukuran (error) dalam persamaan structural

16 52 Γ : (gamma), matriks koefisien jalur untuk hubungan variabel laten endogen dan variabel laten eksogen Β : (beta), matriks koefisien jalur untuk hubungan antar variabel laten endogen Notasi pembentukan model structural dalam SEM dapat pula ditulis dalam bentuk matriks. Tabel di bawah ini menunjukkan penulisan notasi matriks pada SEM. Tabel 3.6 Notasi Matriks SEM dengan Model Lisrel Elemen Model Lisrel Model Struktural Beta Gamma Phi Keterangan Hubungan dari konstruk endogen ke konstruk eksogen Hubungan dari konstruk eksogen ke konstruk endogen Korelasi antara konstruk eksogen Notasi Matriks Element Psi Kesalahan pada persamaan struktural Model Pengukuran Korespondensi antar indikator LambdaX eksogen LambdaY Thetadelta Thetaepsilon Korespondensi antar indikator endogen Matriks untuk estimasi kesalahan pada indikator konstruk eksogen Matriks untuk estimasi kesalahan pada indikator konstruk endogen dengan : n : Banyaknya variabel laten eksogen m : Banyaknya variabel laten endogen p : q : Banyaknya variabel manifest untuk variabel laten endogen Banyaknya variabel manifest untuk variabel laten eksogen

17 53 Contoh diagram jalur pada SEM yang mengandung variabel laten dan manifest adalah sebagai berikut : Gambar 3.6 Contoh diagram Model struktural 1. Terdapat 1 variabel eksogen yaitu, variabel diukur dengan variabel manifest yang dilambangkan dengan X. Untuk nilai eror yang berhubungan dengan X dilambangkan dengan. 2. Terdapat 2 variabel laten endogen yaitu 1 dan 2, masingmasing variabel diukur dengan variabel manifest yang dilambangkan dengan Z dan Y. Untuk nilai eror yang berhubungan dengan Z dan Y dilambangkan dengan. 3. Koefisien regresi antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen diberi lambang. 4. Hubungan antar 2 variabel endogen dilambangkan dengan β.

18 54 5. Model untuk pengukuran untuk X adalah : X 1 = X 2 = X 3 = X 4 = X 5 = Model pengukuran untuk Z dan Y a. Variabel laten endogen 1 Z 1 = Z 2 = Z 3 = Z 4 = Z 5 = b. Variabel laten endogen 2 Y 1 = Y 2 = Y 3 = Y 4 = Model persamaan structural adalah hubungan antar variabel laten yang dapat ditulis sebagai persamaan berikut ini : 1 = ζ 1 (3.4) 2 = β ζ 2 (3.5)

19 55 Atau bila ditulis dalam bentuk matriks Matriks Kovariansi SEM Berdasarkan asumsiasumsi dasar SEM, didapat matriks kovarians dari variabel observasi sebagai berikut (Timm, 2002:559) : Matriks kovariansi dapat ditulis sebagai berikut : (3.6) Pertama anggap yy ( ) sebagai matriks kovariansi y, (3.7) (3.8) E( ) dapat diperoleh dengan terlebih dahulu mengubah dalam bentuk tereduksi. Bentuk terduksi dari persamaan simultan/ structural adalah bentuk di mana variabel endogen dinyatakan sebagai fungsi dari variabel eksogen dan variabel kesalahan saja. Bentuk terduksi dari (3.1) adalah sebagai berikut :

20 56 (3.9) Persamaan (3.9) inilah yang dinamakan sebagai bentuk persamaan terduksi dari (3.1). Dengan demikian, didapatkan : Dengan mensubstitusikan (3.10) ke (3.8), diperoleh : (3.10) Matriks kovariansi x, (3.11) (3.12) Komponen terakhir dari matriks kovariansi adalah matriks kovariansi X dan Y, (3.13)

21 57 Kembali dengan terlebih dahulu mengubah dalam bentuk tereduksi, E( ) dapat diperoleh sebagai berikut : (3.14) Dengan mensubstitusikan persamaan (3.14) dank e (3.13), didapatkan : (3.15) (3.16) Dengan mensubstitusikan (3.11), (3.12), (3.13) dan (3.14) ke matriks paling kanan pada (3.7), diperoleh matriks kovariansi sebagai berikut : Dengan demikian matriks kovariansi telah dibuktikan. (3.17)

22 Tahapan SEM dilakukan : Untuk membuat permodelan yang lengkap beberapa langkah berikut ini 1. Pengembangan Model Teoritis Langkah pertama dalam model pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Setelah itu, model tersebut di validasi secara empiris melalui komputasi program SEM. Oleh karena itu dalam pengembangan model teoritis seorang peneliti harus menggunakan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkannya. Dengan perkataan lain, tanpa dasar teoritis yang kuat, SEM tidak dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena SEM tidak digunakan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasikan model teoritis tersebut, melalui data empiris. 2. Pengembangan diagram alur (Path diagram) Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Path diagram tersebut akan mempermudah peneliti melihat hubunganhubungan kausalitas yang ingin diujinya. Sedemikian jauh diketahui bahwa hubunganhubungan kausal biasanya dinyatakan dalam bentuk persamaan. Tetapi dalam SEM hubungan kausalitas itu cukup digambarkan dalam sebuah path diagram dan selanjutnya bahasa program akan mengkonversi gambar menjadi persamaan, dan persamaan menjadi estimasi.

23 59 Konstrukkonstruk yang dibangun dalam diagram alur di atas, dapat dibedakan dalam dua kelompok konstruk yaitu : a. Konstruk Eksogen (Exogenus Constructs) Konstruk eksogen dikenal juga sebagai source variables atau independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. b. Konstruk Endogen (Endogenous Constructs) Merupakan konstruk yang dapat diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen ditandai dengan didatangi anak panah saja atau didatangi dan ditinggalkan anak panah. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa faktor. 3. Konversi diagram alur ke dalam persamaan Setelah teori atau model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang akan dibangun akan terdiri dari : a. Persamaanpersamaan structural (structrural equations) Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. b. Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model) Dimana harus ditentukan variabel yang mengukur konstruk dan menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau varibel.

24 60 4. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model Kovarians atau korelasi Perbedaan SEM dengan teknikteknik multivariate lainnya adalah dalam input data yang digunakan dalam permodelan dan estimasinya. SEM hanya menggunakan matriks Varians/ Kovarians atau matriks korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya. 5. Menilai Problem Identifikasi Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkannya untuk menghasilkan estimasi yang unik. Bila setiap kali estimasi dilakukan muncul problem identifikasi, maka sebaiknya model dipertimbangkan ulang dan mengembangkan lebih banyak konstuk. 6. Evaluasi Kinerja GoodnessOffit Kesesuaian model dievaluasi melalui telaah terhadap beberapa kriteria GoodnessOffit. Tindakan pertama adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsiasumsi SEM yaitu : ukuran sampel, normalitas, linearitas, outliers dan multikolinearity dan similarity. Setelah itu melakukan uji kesesuaian dan cut off value yang digunakan untuk menguji apakah sebuah model diterima atau tidak. a. 2 Chi Square Statistik Model yang diuji dipandang baik atau memuaskan bila nilah Chi Square nya rendah. Semakin kecil nilai 2 semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p> 0.05 (Haier et all dalam Ferdinand, 2006:57).

25 61 b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation) menunjukkan nilai GoodnessOffit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Haier et all dalam Ferdinand, 2006:59). Nilai RMSEA yang kecil atau = 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close vit dari model tersebut berdasarkan degress of feedom. c. GFI (Goodness OfFit Index) merupakan ukuran non statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) hingga 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit (Ferdinand, 2006:60). d. AGFI (Adjusted Goodness OfFit Index), tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI memiliki nilai yang sama atau lebih besar dari 0.09 (Hulland dalam Ferdinand, 2006:61). e. CMIN/DF adalah The minimum sample discrepancy function yang dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DIF merupakan statistik chi square dibagi dfnya sehingga disebut 2 relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data (Arbuckle dalam Ferdinand, 2006:63). f. TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang membandingkan sebuah model yang diuji dengan sebuah base line model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan diterimanya sebuah model adalah 0.95 (Haier et all dalam

26 62 Ferdinand, 2006:66) dan nilai yang mendekati satu menunjukkan a very good fit (Arbuckle dalam Ferdinand, 2006: 66). g. CFI (Comparative Fit Index), rentang sebesar 01 dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat a very good fit yang tinggi (Arbuckle dalam Ferdinand, 2006:67). Tabel 3.7 Indeks Pengujian Kelayakan Model Goodness of Fit Index Cutoff Value 2 Chi Square Statistik Diharapkan kecil Significant Probability 0.05 RMSEA 0.08 GFI 0.90 AGFI 0.90 CMIN / DF 2.00 TLI 0.90 CFI 0.90 Sumber: SEM dalam Penelitian Manajemen (Ferdinand, 2006) 7. Interpretasi dan Modifikasi Model Setelah model diestimasi, residualnya haruslah tetap kecil atau mendekati nol dan distribusi frekuensi dari kovarian residual harus bersikap simetris. Model yang baik memiliki standardized residual variance yang kecil. Angka 1,96 merupakan batas nilai yang diperkenankan yang diinterpretasikan sebagai signifikan secara statistik pada tingkat 5% dan menunjukkan adanya prediction error yang substansial untuk sepasang indikator. Untuk mempermudah dalam melakukan modifikasi dapat digunakan indeks modifikasi yang dikalkulasi oleh program untuk tiap hubungan antar variabel yang diestimasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek & Subyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan subyeknya ialah para Mahasiswa Magister UMY. Alasan mengapa peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh kualitas layanan, komitmen, dan kepercayaan terhadap loyalitas. Sebagai variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini BMT Marhamah dan subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di BMT Marhamah. B. Jenis Data Jenis data yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian kali ini dilakukan di hotel kategori bintang 3 di Yogyakarta. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh kepuasan, kualitas layanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer. Menurut Azwar (2009) data primer adalah data yang di peroleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman pada bulan Januari 2016, dengan subjek penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu: 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di Waroeng Spesial Sambal (SS) kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu: 1. Waroeng SS Kusumanegara. Alamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek dan subyek penelitian Obyek penelitian adalah di kantor UPT Kementerian Sosial di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berada di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah PT. Mega Andalan Komponen Logam yang beralamat di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dan subyek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan metode-metode penelitian yang akan digunakan, yang meliputi sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah, objek penelitian yang akan dilakukan menjadi sasaran dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian yang akan kami ambil adalah mahasiswa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menggambarkan lapangan atau objek penelitian yang diarahkan untuk menganalisis suatu model mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Repetitive Buying di Alex

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, jenis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 hingga Juni 2014 di PT Asuransi AXA Indonesia dan VFS Global

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian konklusif yang bertujuan untuk memverifikasi hipotesis yang diajukan dan untuk menguji beberapa korelasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah Yogyakarata. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah para

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah Yogyakarata. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah para BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah beberapa pusat kebugaran yang ada di wilayah Yogyakarata. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah para anggota pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai paradigma penelitian, objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Disain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatif kuantitatif, dimana data yang akan digunakan adalah data kuantitatif yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliian ini adalah pendekatan kuantitatif dan disajikan dalam bentuk angka-angka yang akan diolah dengan metode statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Pendahuluan Studi Literatur 2. Tahap Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana suatu variabel diukur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan SMA Negeri 1 Maronge NTB. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM

A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG II. ISI A.Sejarah SEM dan Pengertian B.Model SEM C.Persamaan Matematis dalam SEM D.Konsep dan Istilah E. Asumsi F. Bagian SEM G.Proses Analisis SEM III. IV. KESIMPULAN JURNAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalan penelitian ini adalah Balai Metrologi DIY. Sebagai subyek penelitiannya adalah pegawai organik kantor Balai Metrologi DIY. Pegawai yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III akan memaparkan jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, pengukuran konsep, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian.

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. BAB II LAPORAN PENELITIAN Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,

BAB III METODE PENELITIAN. berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2007:01), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/ Subjek penelitian Objek penelitian yang akan digunakan penulis yaitu produk makanan organik, yang bertujuan untuk mengetahui perilaku pembelian produk ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Provinsi D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang pribadi, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi Obyek penelitian adalah PT. Astra International Motor-HSO

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi Obyek penelitian adalah PT. Astra International Motor-HSO BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek /Subyek Penelitian Menurut Husein Umar (2005) pengertian obyek penelitian adalah sebagai berikut : Obyek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan variabel yang akan diteliti serta hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jasa Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible ( tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate, dengan alamat di desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuesioner sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen, karena tidak memberi perlakuan (kontrol) terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen, karena tidak memberi perlakuan (kontrol) terhadap BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan Penelitian Berdasarkan timbulnya variabel, jenis penelitian dapat dibedakan atas penelitian non-eksperimen dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembedanya tersebut. Dimana variabel penilitian terdiri dari variabel retikat (dependent

BAB III METODE PENELITIAN. pembedanya tersebut. Dimana variabel penilitian terdiri dari variabel retikat (dependent BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dapat dipengaruhi maupun variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian: Obyek penelitian ini adalah Polresta Yogyakarta Polda DIY, dengan alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. commerce Shopee. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa.

BAB III METODE PENELITIAN. commerce Shopee. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Unit yang akan dijadikan sebagai objek penelitian adalah vendor e- commerce Shopee. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Princess Syahrini F-KTV yang bertempat di Jogja City Mall, Yogyakarta. Jadi, subyek penelitian dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci