BAB II TINJAUAN PUSTAKA. madu, mengandung resin dan lilin lebah, bersifat lengket yang dikumpulkan
|
|
- Ade Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propolis Komposisi propolis Propolis atau lem lebah adalah suatu zat yang dihasilkan oleh lebah madu, mengandung resin dan lilin lebah, bersifat lengket yang dikumpulkan dari sumber tanaman, terutama dari bunga dan pucuk daun, untuk kemudian dicampur dengan air liur lebah (Nakajima, et al., 2009). Asal tanaman penghasil propolis belum dapat diketahui semuanya, yang saat ini diketahui adalah berasal dari getah resin tanaman kelompok pinus dan akasia. Propolis digunakan untuk menutup sel-sel atau ruang heksagonal pada sarang lebah. Biasanya, propolis menutup celah kecil berukuran 4-6 mm, sedangkan celah yang lebih besar diisi oleh lilin lebah (Salatino, et al., 2005). Salah satu jenis lebah yang mampu menghasilkan propolis dalam jumlah banyak yaitu jenis Trigona sp (Sabir, 2009). Warna propolis cukup bervariasi, mulai dari hitam hingga merah kekuningan. Oleh karena itu, bagi yang belum terbiasa mengenali propolis berdasarkan warna terasa menyulitkan karena terdapat bahan lain yang berwarna mirip. Cara paling mudah untuk mengenali, yaitu dengan mengenali karakteristik fisik padatannya. Karakteristik padatan propolis yaitu plastis, liat dan lengket. Sifat padatannya mirip lilin, keduanya lembek jika ditekan. Perbedaannya lilin tidak plastis, liat dan lengket. Warna dan keragaman fisik propolis Trigona sangat beragam. Keragaman ini dipengaruhi oleh jenis getah
2 pohon yang diambilnya. Perbedaan warna propolis juga dimungkinkan karena perbedaan varietas Trigona (Mahani, dkk., 2011). Propolis dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan obat-obatan. Menurut Wade (2005), propolis mengandung senyawa kompleks, vitamin, mineral, enzim, senyawa fenolik dan flavonoid. Tabel 2.1 di bawah ini menjelaskan mengenai komposisi kimia propolis. Tabel 2.1 Komposisi kimia propolis (Krell, 1996) Komponen Konsentrasi Grup komponen Resin 45-55% Flavonoid, asam fenolat dan esternya Lilin dan asam lemak 25-53% Sebagian besar dari lilin lebah Minyak esensial 10% Senyawa volatile Protein 5% Protein kemungkinan berasal dari pollen dan amino bebas Senyawa organik lain dan mineral 5% 14 macam mineral yang paling terkenal adalah Fe dan Zn, sisanya seperti Au, Ag, Hg. Senyawa organic lain seperti keton, kuinon, asam benzoat, dan esternya, gula, vitamin. Komposisi propolis dapat berfungsi untuk memperbaiki kondisi patologi dari bagian tubuh yang sakit, bekerja sebagai antioksidan dan antibiotik serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh baik humoral maupun seluler karena mengandung flavonoid sekitar 15% (Krell, 1996). Flavonoid merupakan antioksidan dan antibiotik yang berfungsi menguatkan dan mengantisipasi kerusakan pada pembuluh darah serta bahan aktif yang berfungsi sebagai antiperadangan dan antivirus (Wade, 2005).
3 Kemampuan propolis sebagai antioksidan dapat menangkap radikal hidroksi dan superoksida kemudian menetralkan radikal bebas sehingga melindungi sel dan mempertahankan keutuhan struktur sel dan jaringan serta dapat melindungi membran lipid terhadap reaksi yang merusak. Bankova (2005), menambahkan bahwa ekstrak propolis berperan sebagai antioksidan karena mengandung asam kafeat dan asam fenolat beserta esternya. Menurut Masaharu dan Yong (1998), aktivitas antioksidan tertinggi dihasilkan dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol. Flavonoid yang terekstrak adalah kaemferida (flavonol), aksetin (flavon) dan isoramnetin. Biasanya untuk memanen propolis Trigona dilakukan dengan cara mengambil sarangnya. Sarang pembungkus madu yang kaya propolis, dipotong menjadi beberapa bagian kecil. Selanjutnya, masing-masing potongan diperas hati-hati agar madunya keluar. Madunya ditampung, sementara sarangnya (propolis) dikumpulkan. Propolis ini disebut dengan propolis mentah (raw propolis). Propolis yang diperoleh dengan cara ini memang tidak murni, masih tercampur dengan bahan lain, seperti sarang lebah, roti lebah, madu, royal jelly, dan polen. Pemurnian dengan cara dilarutkan menggunakan air panas dan disaring kain tidak dianjurkan. Cara ini dapat merusak komponen aktif propolis karena propolis rusak pada suhu 70 o C atau lebih (Mahani, dkk., 2011) Kriteria mutu propolis mentah Hingga kini, Standar Nasional Indonesia (SNI) belum mengeluarkan standar mutu propolis mentah yang diperdagangkan di Indonesia. Namun berdasarkan transaksi di lapangan, kriteria mutu propolis mentah sangat
4 sederhana, itupun belum ada kesepakatan tingkatan mutunya. Biasanya, penampung atau perusahaan pembeli propolis mentah memiliki kriteria tersendiri dalam penentuan mutu propolis. Termasuk soal harganya. Namun, untuk memperoleh propolis mentah yang murni dari Trigona sangat sulit. Pasti tercampur dengan bahan lainnya (Mahani, dkk., 2011) Teknologi ekstraksi Propolis dalam bentuk mentah (raw propolis) belum bisa dimanfaatkan khasiatnya karena masih terselimuti dengan berbagai bahan. Komponen aktifnya harus dipisahkan dan dikeluarkan dengan cara ekstraksi. Hingga kini belum ada standarisasi tentang konsentrasi, metode ekstraksi, dan jenis pelarut yang akan dipakai. Cara ekstraksi yang paling umum adalah menggunakan pelarut organik. Berikut ini jenis pelarut organik yang biasa digunakan untuk mengekstrak propolis (Mahani, dkk., 2011). Proses ekstraksi yang baik adalah polaritas pelarut sesuai dengan polaritas propolis, pelarut mudah diuapkan/dipisahkan, suhu penguapan/pemisahan tidak merusak propolis dan kedap udara untuk menghindari kerusakan akibat oksidasi. 1. Pelarut polar Pelarut polar yang melimpah di alam adalah air. Jika pelarut jenis ini digunakan, komponen aktif yang terekstrak juga bersifat polar. Namun ekstraksi menggunakan air membutuhkan suhu tinggi karena propolis tidak larut air pada suhu kamar. Suhu ekstraksi menggunakan air sekitar o C.
5 Keuntungan ekstraksi ini murah dan bisa menggunakan peralatan sederhana. Namun, memiliki beberapa kelemahan, antara lain komponen aktif yang terlarut bersifat polar. Padahal komponen polar pada propolis relatif memiliki aktivitas/khasiat lebih rendah. Selain itu suhu tinggi melebihi 70 o C akan merusak propolis. Cara ekstraksi: Bongkahan propolis mentah dipotong-potong menjadi ukuran kecil. Masukkan potongan propolis kedalam air mendidih, aduk-aduk hingga larut. Biarkan hingga dingin (suhu ruang). Akan terbentuk cairan berwarna coklat di atas, dan endapan di bawah. Cairan disaring menggunakan kertas saring, lalu ditampung dalam wadah steril, kedap udara dan kedap cahaya. Cairan yang tertampung merupakan fraksi propolis larut air (senyawa polar). Cairan ini dipekatkan menggunakan rotary evaporator, sehingga memungkinkan menguapkan air di bawah suhu titik didih air dan kedap udara. Proses ini akan menghasilkan propolis kental berbentuk pasta. Jika ingin dibuat propolis cair, pasta propolis diencerkan dengan cairan glikol sesuai konsentrasi yang diinginkan. Jika ingin dibuat tepung (selanjutnya dibuat menjadi kapsul, tablet, kaplet), pasta propolis yang masih encer ditambahkan bahan pengisi,
6 misalnya pati, dekstrin, dan maltodekstrin. Jumlah pengisi yang ditambahkan sesuai konsentrasi yang diinginkan. 2. Pelarut non polar Pelarut yang bersifat non polar biasanya dari golongan minyak. Tergolong katergori ini, yaitu minyak zaitun, VCO, minyak kelapa, minyak sawit, dan glikol. Ekstraksi menggunakan pelarut non polar bisa dilakukan pada suhu kamar. Komponen aktif yang terbawa berupa senyawa non polar. Komponen aktif dari golongan ini memiliki aktivitas/khasiat yang lebih tinggi dibandingkan komponen polar. Kelemahan menggunakan pelarut minyak adalah titik uap minyak yang tinggi, sehingga proses penguapan pelarut dari propolis relatif sulit. Cara ekstraksi: Bongkahan propolis mentah dipotong-potong menjadi ukuran kecil. Masukkan potongan propolis kedalam tabung erlenmeyer, lalu tambahkan minyak hingga terendam. Rendam dan kocoklah hingga larut. Proses perendaman sekitar 7 hari, setiap hari dikocok sekitar 30 menit. Akan terbentuk cairan berwarna coklat di atas, dan endapan ampas di bawah. Cairan disaring menggunakan kertas saring, lalu ditampung dalam wadah steril, kedap udara dan kedap cahaya. Cairan yang tertampung merupakan fraksi propolis larut minyak (senyawa non polar).
7 Cairan ini dipekatkan menggunakan rotary evaporator, sehingga memungkinkan menguap minyak di bawah suhu titik didih air dan kedap udara. Proses ini akan menghasilkan propolis kental berbentuk pasta. Proses penguapan minyak ini akan relatif sulit karena titik uap minyak di atas 150 o C. Jika ingin dibuat propolis cair, pasta propolis diencerkan dengan cairan glikol sesuai konsentrasi yang diinginkan. Jika ingin dibuat tepung (selanjutnya dibuat menjadi kapsul, tablet, kaplet), pasta propolis yang masih encer ditambah bahan pengisi misalnya pati, dekstrin, dan maltodekstrin. Jumlah pengisi yang ditambahkan sesuai konsentrasi yang diinginkan. 3. Pelarut semi polar Pelarut yang bersifat semi polar yang populer adalah etanol. Pelarut ini paling umum digunakan untuk mengekstrak komponen aktif dari bahan alam, termasuk untuk mengekstrak propolis. Pelarut ini memiliki sejumlah kelebihan yaitu komponen yang terbawa berasal dari golongan polar dan non polar sekaligus sehingga komponen yang terbawa lebih banyak dan beragam. Selain itu, potensi khasiat propolis yang dihasilkan lebih baik. Pelarut ini juga mudah diuapkan sehingga kemungkinan masih tertinggal sangat kecil. Artinya, propolis yang dihasilkan benar-benar bebas pelarut. Cara ekstraksi: Bongkahan propolis mentah dipotong-potong menjadi ukuran kecil.
8 Masukkan potongan propolis kedalam tabung erlenmeyer, lalu tambahkan etanol hingga terendam. Rendam dan kocoklah hingga larut. Proses perendaman sekitar 7 hari, setiap hari dikocok sekitar 30 menit. Akan terbentuk cairan warna coklat di atas dan endapan ampas di bawah. Cairan disaring menggunakan kertas saring, lalu ditampung dalam wadah steril, kedap udara dan kedap cahaya. Cairan yang tertampung merupakan fraksi propolis larut minyak dan larut air sekaligus (senyawa polar dan non polar). Cairan ini dipekatkan menggunakan rotary evaporator, sehingga memungkinkan menguapkan etanol pada suhu rendah (sekitar 50 o C) dan kedap udara. Propolis yang dihasilkan bermutu lebih baik (rendah resiko propolis rusak akibat suhu panas). Proses ini menghasilkan propolis kental berbentuk pasta. Proses penguapan etanol relatif mudah dan singkat karena pada suhu 50 o C dan kondisi vakum, etanol sangat mudah menguap. 2.2 Uraian Gel Gel adalah sistem semi padat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu matriks polimer tiga dimensi (terdiri dari gom alam atau gom sintetis). Polimer-polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputi gom alam tragacanth, pectin, carrageen, agar, asam alginate, serta bahan-bahan sintetis dan semisintetis seperti metil selulosa, hidroksimetilselulosa, karboksimetilselulosa, dan carbopol yang merupakan
9 polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang terionisasi (Lachman, et al., 2008). Gel umumnya merupakan suatu sediaan semi padat yang jernih dan tembus cahaya yang mengandung zat-zat aktif dalam keadaan terlarut. Carbomer 940 akan mengembang jika didispersikan dalam air dengan adanya zat-zat alkali seperti trietanolamin atau diisopropanolamin untuk membentuk suatu sediaan semi padat. Dasar gel yang umum digunakan adalah gel hidrofobik dan gel hidrofilik. 1. Dasar gel hidrofobik Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila ditambahkan kedalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan menyebar (Ansel, 1989). 2. Dasar gel hidrofilik Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendisfersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar. Gel hidrofilik umumnya mengandung komponen bahan pengembang, air, humektan dan bahan pengawet (Ansel, 1989). Keuntungan sediaan gel: Beberapa keuntungan sediaan gel (Voigt, 1994) adalah sebagai berikut:
10 Memiliki kemampuan penyebarannya baik pada kulit Memberikan efek dingin, yang dijelaskan melalui penguapan lambat dari kulit Kemudahan pencuciannya dengan air yang baik Jumlah air yang banyak dalam gel akan menghidrasi stratum corneum sehingga terjadi perubahan permeabilitas stratum corneum menjadi lebih permeable terhadap zat aktif yang dapat meningkatkan berpenetrasinya zat aktif. 2.3 Penuaan Defenisi Menua (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk melakukan regenerasi dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo, 1999). Gejala dan tanda penuaan dapat terjadi di semua organ tubuh manusia, terutama pada kulit. Tanda-tanda penuaan yang dapat terlihat pada kulit tersebut antara lain kerut, sagging dan hiperpigmentasi (Bogadenta, 2012) Penyebab penuaan Proses penuaan pada kulit dibedakan atas 2, yaitu (Ardhie, 2011): 1. Proses menua intrinsik Proses menua intrinsik adalah proses menua yang terjadi sejalan dengan waktu. Proses biologi yang berperan dalam menentukan jumlah multiplikasi pada setiap sel sampai sel berhenti membelah diri dan
11 kemudian mati. Penuaan ini ditunjukkan dari adanya perubahan struktur dan fungsi, serta metabolik kulit seiring dengan bertambahnya usia. Perubahan karakteristik dalam photoaging dan intrinsic aging yang timbul pada epidermis dan dermis dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3. Tabel 2.2 Perbedaan anatomi pada epidermis Bagian Kulit Akibat photoaging Akibat intrinsic aging Lapisan Dermis Tebal Tipis Sel-sel epidermis (keratinosit) Stratum korneum Melanosit Sel-sel langerhans Sel-sel tidak seragam Sel-sel terdistribusi tidak merata Pembesaran berkala Peningkatan lapisan sel Ukuran serta bentuk korneosit bervariasi Peningkatan jumlah sel Sel-sel bervariasi Peningkatan produksi melanosom Pengurangan sel dalam jumlah yang besar Sel-sel bervariasi Sel-sel beragam Sel-sel terdistribusi secara merata Pembesaran sel mendadak Lapisan sel normal Ukuran dan bentuk korneosit seragam Pengurangan jumlah sel Sel-sel seragam Penurunan produksi melanosom Pengurangan sel dalam jumlah yang kecil Sel-sel seragam Tabel 2.3 Perbedaan anatomi pada dermis Bagian Kulit Akibat photoaging Akibat intrinsic aging Jaringan elastic Meningkat secara drastis Berubah menjadi massa yang tidak berbentuk Meningkat tetapi masih dalam keadaan normal Kolagen Serat kolagen dan jaringan ikat menurun jumlahnya Retikular dermis: Fibroblast Sel mast Sel inflamasi Semakin tebal Meningkat dan aktif Meningkat Berperan Pembuluh kapiler Abnormal Normal Serat kolagen tidak beraturan, jaringan ikat menebal Semakin tipis Menurun dan tidak aktif Menurun Tidak berperan
12 2. Proses menua ekstrinsik Proses menua ekstrinsik adalah proses menua yang dipengaruhi oleh perubahan eksternal yaitu pajanan matahari berlebihan (photoaging), polusi, kebiasaan merokok dan nutrisi tidak berimbang. Pada penuaan ekstrinsik gambaran akan lebih jelas terlihat pada area banyak terpajan matahari. Selain perubahan yang tidak langsung tampak terdapaat beberapa perubahan yang jelas dipermukaan kulit (perubahan eksternal) yang meliputi: 1. Keriput Keriput dapat timbul pada seluruh bagian tubuh seperti pada wajah, terutama pada bagian dahi, area disekitar mata serta mulut dan dapat juga timbul pada bagian leher, siku, ketiak, tangan serta kaki. Keriput akan mulai timbul pada usia 30 tahun keatas dan akan semakin dalam dan lebar dengan terjadinya penuaan. Menurut Barel, dkk., (2009), keriput yang timbul dapat diklasifikasi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Keriput linear (berupa garis-garis yang umumnya timbul diarea sekitar mata). b. Keriput glyphic (saling menyilang membentuk suatu segitiga ataupun persegi yang umumnya timbul diarea pipi dan leher). c. Keriput umum (keriput halus yang umumnya timbul pada kulit orang tua dan bukan akibat pemaparan terhadap sinar matahari). Kelompok keriput a dan b merupakan keriput yang timbul akibat proses photoaging. Kelompok c merupakan keriput akibat intrinsic aging.
13 Pembentukan keriput disebabkan oleh berbagai faktor eksternal maupun internal. Sinar UV merupakan penyumbang terbesar untuk pembentukan keriput. Timbulnya keriput merupakan hasil dari menurunnya kekuatan dan elastisitas kulit yang disebabkan oleh berkurangnya kandungan air dan penebalan pada stratum korneum, epidermis yang membesar dan perubahan jumlah dan kualitas dari kolagen dermis serta serat elastis kolagen, perubahan struktur tiga dimensi dari dermis dan perubahan lainnya yang disebabkan dari pengaruh faktor eksternal. 2. Lipatan Lipatan pada kulit umumnya mulai timbul ketika usia sekitar 40 tahun. Area yang paling sering terjadi lipatan adalah pada dagu,kelopak mata, pipi, bagian samping perut. Penyebab dari lipatan ini juga sama dengan penyebab timbulnya keripu yaitu adanya penurunan elastisitas dari dermis dan penuruna kerja dari jaringan adipose subkutan. Pengurangan kekuatan dari otot-otot yang menopang kulit juga menyebabkan terjadinya keriput dan lipatan (Barel, dkk., 2009). 3. Pigmentasi dan perubahan warna kulit Terbentuknya pigmen pada kulit umumnya meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Secara visual, perubahan warna kulit yang menua adalah cenderung berubah dari kemerahan hingga kekuningan. Akibat perubahan ini, warna kulit akan menjadi semakin gelap. Perubahan ini dikaitkan hubungannya dengan pengurangan ketransparanan akibat meningkatnya pigmentasi,
14 pengurangan sekresi sebum dan penebalan serta penurunan kadar air pada lapisan stratum korneum kulit. 4. Konfigurasi permukaan kulit Dengan terjadinya penuaan, permukaan kulit akan berubah karena sebagian sei-sei telah lambat bekerja. Kulit akan membentuk garis-garis yang halus, lengkungan menyambung yang kemudian akan bertambah dalam. Garisgaris dalam tersebut akan timbul kesembarang arah secara tidak beraturan dan menyebabkan terjadinya pembesaran pori-pori kulit (Barel, dkk., 2009). 2.4 Anti Penuaan atau Anti-aging Anti-aging atau anti penuaan adalah sediaan untuk mencegah proses degeneratif. Dalam hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti timbulnya keriput, kelembutan kulit berkurang, menurunnya elastisitas kulit, tekstur kulit menjadi kasar, hiperpigmentasi, serta kulit berwarna gelap. Keriput yang timbul dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab menurunnya jumlah kolagen dermis (Jaelani, 2009). Perawatan anti penuaan dini pada kulit merupakan segmen besar dari pasar produk kosmetik. Ketika terpajan radiasi UV, kulit mengalami perubahan yang mengakibatkan inflamasi, penuaan kulit dan berbagai gangguan kulit, seperti kulit menua disertai dengan kerutan, penurunan elastisitas, peningkatan kerapuhan kulit dan penyembuhan luka lebih lambat (Pouillot, et al., 2011) Antioksidan dalam sediaan anti-aging Dalam mengatasi bahaya yang timbul akibat radikal bebas, tubuh mengembangkan mekanisme perlindungan untuk mencegah pembentukan
15 radikal bebas dan peroksida lipid maupun memperbaiki kerusakan yang terjadi, termasuk pada kulit. Kulit secara alamiah menggunakan antioksidan untuk melindungi dari efek kerusakan oleh sinar matahari. Sistem perlindungan ini terdiri dari antioksidan endogen yaitu enzim-enzim berbagai senyawa yang disintesis oleh tubuh dan antioksidan eksogen yang diperoleh dari bahan makanan seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid dan lain sebagainya. Antioksidan bekerja melindungi kulit baik intraseluler maupun ekstraseluler (Deny, dkk., 2011) Propolis sebagai salah satu sumber antioksidan Propolis merupakan salah satu sumber antioksidan alami yang terdapat di Indonesia. Propolis atau lem lebah merupakan produk alami yang mempunyai potensi antioksidan yang tinggi (Gheldoft, et al., 2002). Propolis mempunyai aktivitas antioksidan yang paling kuat dalam melawan radikal bebas (radikal H 2 O 2, O - 2,OH ) dibandingkan dengan hasil produk lebah lainnya (Nakajima, et al., 2009). Kandungan flavonoid didalamnya dapat meredam efek buruk radikal bebas, dengan menghambat peroksida lipid melalui aktivasi peroksidase terhadap hemoglobin, yang merupakan antioksidan endogen (Mot, et al., 2009). Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa kandungan Caffeic acid yang ada didalam propolis mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi, yang dapat meningkatkan ekspresi glucose-6-phospate dehydrogenase (G6PD) yang didapat dari ekspresi gen antioksidan, lebih kuat dibandingkan vitamin E. Caffeic acid mempunyai aktivitas antioksidan 4-6 kali lebih kuat terhadap
16 oksidan dan H 2 O 2 dan radikal bebas O - 2 dibandingkan vitamin C dan N-acetylcystein (NAC) (Nakajima, et al., 2009). 2.5 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewas sekitar 1,5 m 2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis, dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokasi tubuh (Wasitaatmaja, 1997). Sebagai bagian tubuh paling luar, kulit menjalankan fungsi perlindungan, yaitu melindungi tubuh dari berbagai pengaruh buruk yang datang dari luar (Achroni, 2012). Dengan peran yang begitu penting, sudah selayaknya kulit senantiasa dijaga dan dipelihara kesehatannya. Bukan hanya kulit wajah atau bagian yang terbuka, melainkan kulit diseluruh tubuh harus mendapatkan perhatian dan perawatan yang optimal agar selalu sehat dan tampil indah. Memahami struktur dan fungsi kulit dapat menjadi langkah awal dalam keseluruhan rangkaian upaya untuk merawat dan menjaga kesehatan kulit (Achroni, 2012) Struktur kulit Menurut Achroni (2012), kulit terdiri atas dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. 1. Lapisan Epidermis merupakan lapisan kulit sebelah luar. Lapisan epidermis terdiri atas lima lapisan, yaitu stratum corneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
17 a. Stratum korneum Stratum korneum merupakan lapisan paling luar dipermukaan kulit yang sel-selnya sudah mati (tidak memiliki pembuluh darah dan saraf). Lapisan tanduk ini mudah terkelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. b. Stratum lucidum (lapisan jernih) Berada tepat dibawah stratum corneum. Merupakan lapisan yang tipis, jernih. Lapisan ini tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. c. Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir) Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut. d. Stratum spinosum (lapisan malphigi) Sel berbentuk kubus dan seperti berduri, intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. e. Stratum germinativum (lapisan basal) Adalah lapisan terbawah epidermis. Dilapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin. 2. Lapisan Dermis merupakan lapisan kulit yang terletak dibawah lapisan epidermis. Didalam lapisan dermis, terdapat pembuluh darah, jaringan otot, kelenjar keringat, rambut, folikel rambut, kelenjar minyak, dan serabut saraf. Dibawah lapisan dermis terdapat lapisan hipodermis atau jaringan subkutis. Lapisan hipodermis terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan serabut saraf. Fungsi dari jaringan subkutis
18 adalah untuk penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi Jenis kulit Menurut Wasitaatmaja (1997), ditinjau dari sudut pandang perawatan kulit terbagi atas tiga bagian: 1. Kulit normal Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak kusam dan mengkilat, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup. 2. Kulit berminyak Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak dipermukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya poripori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket. 3. Kulit kering Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang ataupun sedikit lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan terlihat kerutan Fungsi kulit Kulit memiliki sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari kulit. 1. Fungsi perlindungan atau proteksi, yaitu kulit berfungsi melindungi bagian dalam tubuh dari kontak langsung lingkungan luar, misalnya paparan bahan-bahan kimia, paparan sinar matahari, polusi, bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi, serta kerusakan akibat gesekan, tekanan dan tarikan.
19 2. Mengeluarkan zat-zat tidak berguna sisa metabolisme dari dalam tubuh. 3. Mengatur suhu tubuh. 4. Menyimpan kelebihan lemak. 5. Sebagai indra peraba yang memungkinkan otak merasakan sejumlah rasa, seperti panas, dingin, sakit dan beragam tekstur. 6. Tempat pembuatan vitamin D dengan bantuan sinar matahari. 7. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial (Achroni, 2012). 2.6 Sinar Ultraviolet Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian energi yang berasal dari matahari. Ultraviolet merupakan salah satu jenis radiasi sinar matahari. Sedangkan jenis radiasi lainnya adalah inframerah (yang memberikan panas) dan cahaya yang terlihat. Panjang gelombang yang dimiliki sinar ultraviolet akan mempengaruhi terhadap kerusakan kulit. Semakin panjang gelombang sinar UV, semakin besar dampak kerusakan yang ditimbulkannya pada kulit. Berdasarkan panjang gelombang, ada tiga jenis radiasi ultraviolet, yaitu: 1. Sinar UV-A Sinar UV-A dengan panjang gelombang nm, adalah sinar yang paling banyak mencapai bumi dengan perbandingan 100 kali UV- B. segmen sinar ini akan masuk kedalam dermis sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dermis dan terjadinya reaksi fotosensitivitas. Sinar ini meliputi 95% radiasi mencapai permukaan
20 bumi. UV-A merupakan penyumbang utama kerusakan kulit dan kerutan. UV-A menembus kulit lebih dalam dari UV-B dan bekerja lebih efisien. Radiasi UV-A menembus sampai dermis dan merusak serat-serat yang berada didalamnya. Kulit menjadi kehilangan elastisitas dan berkerut. Sinar ini juga dapat menembus kaca (Darmawan, 2013). 2. Sinar UV-B Sinar UV-B dengan panjang gelombang nm, merupakan sinar matahari yang terkuat mencapai bumi. Kerusakan kulit yang ditimbulkan berada dibawah epidermis berupa luka bakar, kelainan prakanker dan keganasan lainnya. Jadi baik sinar UV-A maupun UV-B sama-sama memiliki dampak negatif bagi kulit manusia jika terpapar dalam waktu relatif lama (Bogadenta, 2012). Sinar UV-B tidak dapat menembus kaca (Darmawan, 2013). 3. Sinar UV-C Memiliki panjang gelombang paling panjang, yaitu sekitar nm. Menurut Darmawan (2013), radiasi sinar ini menimbulkan bahaya terbesar dan menyebabkan kerusakan terbanyak. Namun, mayoritas sinar ini diserap dilapisan ozon diatmosfer. 2.7 Skin Analyzer Pada analisis konvensional, diagnosis dilakukan dengan mengandalkan kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat dijadikan diagnosis yang bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi para dokter. Pemeriksaan
21 seperti ini memiliki kekurangan pada sisi analisis secara klinis-instrumental dan tidak adanya rekaman hasil pemeriksaan yang mudah dipahami pasien (Aramo, 2012). Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai system terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada Skin analyzer menampilkan hasil dengan cepat dan akurat (Aramo, 2012) Pengukuran kondisi kulit dengan skin analyzer Menurut Aramo (2012), beberapa pengukuran yang dapat dilakukan denangan menggunakan Skin analyzer, yaitu: 1. Moisture (Kadar air) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam Skin analyzer Aramo. Caranya dengan menekan tombol power dan diletakkan pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar air dalam kulit yang diukur. 2. Sebum (Kadar minyak) Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan menggunakan alat oil checker yang terdapat dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya dengan menempelkan bagian sensor yang telah terpasang spons pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar minyak dalam kulit yang diukur.
22 3. Evenness (Kehalusan) Pengukuran kehalusan kulit dilakukan dengan perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru (normal). Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. 4. Pore (Pori) Pengukuran besarnya pori pada kulit secara otomatis akan keluar pada saat melakukan pengukuran pada kehalusan kulit. Gambar yang telah terfoto pada pengukuran kehalusan kulit juga akan keluar pada kotak bagian pori-pori kulit. Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori secara otomatis akan keluar pada layar komputer. 5. Spot (Noda) Pengukuran banyaknya noda yang dilakukan dengan perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor jingga (Terpolarisasi). Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan penentu banyaknya noda yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. 6. Wrinkle (Keriput) Pengukuran keriput dilakukan dengan perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran 10x dan menggunakan lampu sensor biru (Normal). Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol
23 capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. Pada pengukuran ini, tidak hanya jumlah keriput yang dapat diukur, akan tetapi kedalaman keriput juga dapat terdeteksi dengan alat Skin analyzer Parameter pengukuran Hasil pengukuran kulit dengan menggunakan skin analyzer dapat dilihat kriterianya pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer Pengukuran Parameter Moisture (Kelembaban) Dehidrasi Normal Hidrasi 0-29 % % % Evenness (Kehalusan) Halus Normal Kasar Pore (Pori) Kecil Sedang Besar Spot (Noda) Sedikit Sedang Banyak Wrinkle (Keriput) Tidak berkeriput Berkeriput Berkeriput parah Wrinkle s depth Garis halus Kerutan (Kedalaman keriput) < 0,1 mm 01-0,4 mm
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciBerdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini. a. Minyak almond dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: a. Minyak almond dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah. b. Perbedaan konsentrasi minyak almond dalam sediaan
Lebih terperinciANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit
ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi
Lebih terperinciStruktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis
KULIT MANUSIA FUNGSI KULIT Membantu mengontrol temperatur tubuh Melindungi tubuh dari kuman Melindungi struktur dan organ vital dari perlukaan Terlibat dalam proses pembuangan sampah sisa metabolisme tubuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Buah Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) 2.1.1 Asal usul buah pisang ambon Pisang pertama kali ditemukan tumbuh di daerah tropis di negara berkembang seperti Indochina
Lebih terperinciBAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang
BAB II Penuaan Dini pada Wanita Jepang 2.1 Penuan Dini Banyak orang berfikir bahwa penuaan merupakan hal yang sangat biasa, bahkan bagi sebagian orang penuaan dianggap tidak terlalu penting untuk kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan batang menggantung dan kayu berbintik-bintik coklat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Benalu Kopi MenurutBPOM, RI (2010), tanaman benalu berupa terna, parasit obligat dengan batang menggantung dan kayu berbintik-bintik coklat. Akarmenempelpada pohon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Wasitaatmadja, 1997). Ketebalan kulit berbeda-beda untuk tiap individu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciProses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik
Perbedaan gel dan emulgel? Emulgel merupakan terdiri dari 2 fase yang dimana gabungan antara fase emulsi dan fase gel.sedangkan gel merupakan terdiri dari satu fase saja yaitu terdiri dari basis gel dan
Lebih terperinciMenjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri
Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Buah Anggur Buah merupakan salah satu jenis makanan yang banyak mengandung vitamin serta mineral yang sangat dibutuhkan oleh manusia, buah anggur merah merupakan salah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Baumann Metode Baumann adalah sebuah metode untuk menentukan tipe wajah berdasarkan kadar kandungan minyak pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan jika banyak pasien
Lebih terperinciLuka dan Proses Penyembuhannya
Luka dan Proses Penyembuhannya Anatomi Kulit Epidermis Dermis Subkutan 1 Epidermis Merupakan lapisan kulit terluar, tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh darah Berupa sel-sel berlapis gepeng yang
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2
1. Berikut ini merupakan kandungan keringat, kecuali?? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 Air NaCl Urea Glukosa Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Kulit mengeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Anggur (Vitis vinifera) 2.1.1 Asal usul tanaman anggur Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman Miosen yaitu 23 juta tahun yang lalu. Dugaan ini
Lebih terperinciKulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
Histologi kulit Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m 2 dan beratnya sekitar 15% dari berat badan secara
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal dengan kekayaan alamnya. Berbagai macam flora dan fauna dapat ditemui serta dapat dimanfaatkan, salah satunya
Lebih terperinciKulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.
WIJUMA wt Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Kulit memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh, diantaranya:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. luas. Ketebalan kulit bervariasi di berbagai bagian tubuh. Sel-sel kulit yang paling
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ terbesar dari tubuh dan meliputi wilayah yang sangat luas. Ketebalan kulit bervariasi di berbagai bagian tubuh. Sel-sel kulit yang paling tipis pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumit pecah adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan terdapatnya fisura pada tumit. Fisura yang terjadi pada tumit pecah akibat dari kulit kering atau xerosis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Buah Labu Kuning Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima, Cucurbita ficifolia, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata, dan Cucurbita pipo L (Anonim,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. massa tubuh dan yang memungkinkan tubuh untuk berinteraksi dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ terbesar dari tubuh, memiliki massa lebih dari 10% massa tubuh dan yang memungkinkan tubuh untuk berinteraksi dengan lingkungannya (Walters, 2007).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit secara keseluruhan adalah antara lain kemampuannya sebagai penghadang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Lobak Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering disebut dengan lobak cina/lobak oriental. Tanaman lobak memiliki akar tunggang dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi (Materia Medika Indonesia, 1989)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Delima 2.1.1 Klasifikasi (Materia Medika Indonesia, 1989) Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Famili Marga Jenis : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Buah Jambu Biji Tanaman jambu biji bukan merupakan tanaman asli indonesia. Dari berbagai sumber pustaka menyebutkan bahwa tanaman jambu biji diduga berasal dari Meksiko
Lebih terperinciPerawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne)
Modul Hybrid Learning PPG Tata Rias Dalam Jabatan Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne) DISUSUN OLEH : Nurul Hidayah, M.Pd 1 A. PENDAHULUAN Modul ini akan menjelaskan suatu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlakukan penuaan seperti penyakit sehingga dapat dicegah, dihindari dan
2 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penuaan kini telah mendapat perhatian khusus di ilmu Kedokteran. Konsep Anti Aging Medicine yang dicetuskan pada tahun 1993, mengganggap dan memperlakukan
Lebih terperinciRINGKASAN. SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING Titik Taufikurohmah
RINGKASAN SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING Titik Taufikurohmah Kebutuhan kosmetik saat ini tidak terbatas pada kosmetik
Lebih terperinci1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan
PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor
1 2 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal)
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: YUSTINI MARIS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Hal ini didukung oleh keadaan geografis Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama kulit. Seiring bertambahnya usia, fungsi kulit ikut menurun. Sel kulit yang mati melekat lebih lama
Lebih terperinci14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh
14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persea america sinonim dengan P.gratissima Gaertin atau P.drymifolia Schlect
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Alpukat (Persea americana Mill) 2.1.1 Asal usul tanaman alpukat Alpukat berasal dari kawasan Amerika Tengah, buah ini ditaman dikawasan tropis dan subtropis, termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Canola Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan semakin meningkat penggunaan serta pengolahannya pada tahun 1960 (Rieger, dkk., 2002).Canola
Lebih terperinci2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :
1. PENGERTIAN RAMBUT Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH MADU ALAMI SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KESEHATAN KULIT
ABSTRAK PENGARUH MADU ALAMI SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KESEHATAN KULIT Ananda Ulli W, 2006. Pembimbing Savitri R. Wardhani, dr., SpKK dan Slamet Santosa, dr., MKes Penyakit kulit di Indonesia dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan kulit merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua makhluk hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti kulit menjadi
Lebih terperinciSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu
Lebih terperinciStruktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.
Struktur Anatmi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatmi Kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit terluar biasa disebut lapisan ari atau epidermis, di bawah lapisan ari adalah lapisan jangat
Lebih terperinciKESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU
KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Makalah ini Disusun Oleh Sri Hastuti (10604227400) Siti Khotijah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penuaan atau aging menjadi salah satu masalah pada setiap orang, terutama pada mereka yang sudah memasuki usia menengah atas. Paparan sinar matahari, polusi udara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Kacang Hijau 2.1.1 Tanaman kacang hijau Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh
Lebih terperinciKULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.
KULIT KULIT Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh. Kulit terdiri dari tiga lapisan : 1. Lapisan Epidermis 2. Lapisan
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber protein dan mengandung asam amino esensial yang tidak disuplai dari bahan pangan lain, sehingga sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang
Lebih terperinciManfaat dari penelitian ini adalah memformulasi sediaan gel yang. memiliki efek sebagai anti-aging dari ekstrak bunga kamboja sehingga dapat
Manfaat dari penelitian ini adalah memformulasi sediaan gel yang memiliki efek sebagai anti-aging dari ekstrak bunga kamboja sehingga dapat digunakan sebagai bahan alami dalam sediaan kosmetika. BAB II
Lebih terperinciSistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru
Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut
Lebih terperinciHidrokinon dalam Kosmetik
Hidrokinon dalam Kosmetik Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik tersebut, yang sering menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus bearti baru saja dilahirkan. Dalam dunia kedokteran, neonatus didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 hari atau 4 minggu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian kulit yang kelihatan dari luar yang disebut epidermis beratnya 0,05-0,5 kg
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh dan merupakan organ yang terluas, yaitu antara 1,5-2,0 m 2 dengan berat kurang lebih 20 kg, sedangkan bagian kulit yang kelihatan
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya kulit dibagi menjadi tiga lapis jaringan yaitu epidermis, dermis dan lapis lemak di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan kosmetika. Peranan gizi dan
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penampilan kulit adalah indikator utama dari usia. Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia.
Lebih terperinciPRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN
PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN MADU MADU ADALAH SUBSTANSI PEMANIS BUATAN ALAMI YANG DIPRODUKSI OLEH LEBAH MADU YANG BERASAL DARI BEBERAPA BUNGA ATAU SEKRESI TUMBUHAN. Kandungan Madu Gula
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi jernih yang terbentuk dari fasa lipofilik, surfaktan, kosurfaktan dan air. Dispersi mikroemulsi ke dalam air bersuhu rendah akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan
Lebih terperinciMadu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan
Bab I Pendahuluan Sejak zaman dahulu, madu telah menjadi produk penting yang digunakan oleh berbagai suku bangsa sebagai bagian dari bahan makanan dan minuman [1]. Madu merupakan suatu cairan manis dan
Lebih terperinciputri Anjarsari, S.Si., M.Pd
NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata
Lebih terperinciPERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR
Tinjauan Kepustakaan I 5 th August 2016 PERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR Neidya Karla Pembimbing : dr. Tertianto Prabowo, SpKFR Penguji : dr. Marietta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertukaran gas, perlindungan terhadap patogen, dan memiliki fungsi barrier untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cerminan kesehatan. Kulit terletak paling luar dan membatasi dengan lingkungan hidup manusia. 1 Kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan seluruh organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan
4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan minuman serbuk instan campuran sari buah jambu biji merah dan wortel dengan menggunakan alat pengering semprot/ spary dryer. Komponen-komponen nutrisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Indonesia. Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Anggur Anggur diduga berasal dari sekitar Laut Hitam dan Laut Kaspi. Kemudian, menyebar ke amerika utara, amerika selatan, dan eropa, selanjutnya ke Asia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki dapat jatuh dan bertekuk lutut di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecantikan adalah anugerah terindah bagi wanita. Kecantikan memiliki kemampuan magnetik luar biasa yang mampu meruntuhkan dunia laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kita berharap dapat melewati penuaan dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan penyakit. Penuaan sebenarnya
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISASI AWAL BAHAN Karakterisistik bahan baku daun gambir kering yang dilakukan meliputi pengujian terhadap proksimat bahan dan kadar katekin dalam daun gambir kering.
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat
Lebih terperinciTriple Stemcell kombinasi stemcell tanaman yang berasal dari : 1. Sel induk apel (apple stemcell), 2. Sel induk anggur (grape stemcell) dan 3.
TRIPPLE STEMCELL Triple Stemcell kombinasi stemcell tanaman yang berasal dari : 1. Sel induk apel (apple stemcell), 2. Sel induk anggur (grape stemcell) dan 3. Sel induk argan ( Argan stemcell ) Serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciHubungi Kami: LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7
Hubungi Kami: Email : order@brtc.co.id LINE : brtcofficial SMS Pin BB : 0858 5273 5934 : 2AF92EE7 AQUA RUSH PEEL GEL AQUA RUSH SERUM AQUA RUSH LINE Gel peeling yang hipoalergenik untuk mengangkat sel kulit
Lebih terperinciProses Pembuatan Madu
MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4
1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam. Mayoritas dari luka bakar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Radiasi elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Setelah energi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling
Lebih terperinciKULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK
Modul KJP KULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK Dr. Sri Linuwih Menaldi, Sp.KK(K) PENDAHULUAN kulit merupakan organ tubuh terluar berhubungan dengan lingkungan perubahan lingkungan berdampak pada kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat sediaan topikal selain mengandung bahan berkhasiat juga bahan tambahan (pembawa) yang berfungsi sebagai pelunak kulit, pembalut pelindung, maupun pembalut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat
Lebih terperinci