BAB VI PENUTUP. penelitian dilapangan yakni penulis menemukan bahwa praktek prostitusi memberi
|
|
- Veronika Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisa pada bab-bab sebelumnya, maka ada beberapa hal pokok yang dapat disimpulkan oleh penulis dengan berdasarkan pada temuan-temuan penelitian dilapangan yakni penulis menemukan bahwa praktek prostitusi memberi dampak sebagai berikut : 1. Dampak Negatif Dampak negatife merupakan pengaruh buruk dari berdirinya tempat prostitusi Sabar Menanti, terhadap masyarakat sekitar. Berdasarkan penelitian di lapangan penulis menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan dampak negatif, berdirinya tempat prostitusi Sabar Menanti bagi masyarakat kampung Pada, Kota Lewoleba, yakni : a. Terjadi Perpecahan/Disintegrasi Kehidupan Rumah Tangga. Salah satu dampak dari berdirinya tempat prostitusi Sabar Menanti adalah dampaknya terhadap rumah tangga suami isteri, yang dipengaruhi oleh suami kerap mencari kepuasan di tempat prostitusi.persoalannya adalah keretakan rumah tangga yang beruntun pada perceraian dan pisah ranjang. b. Kerusakan Moral, Akhlak Manusia, dan Mentalitas Khususnya Pelajar, Anak/Remaja. Berdirinya tempat prostitusi Sabar Menanti, dapat berpengaruh terhadap pelajar, anak-anak usia sekolah. Salah satu kondisi yang membuktikan mengapa anak mudah terpengaruh, yaitu tempat prostitusi tersebut berdampingan langsung dengan pemukiman penduduk dan kompleks pendidikan.
2 2. Dampak Positif. Dampak positif merupakan, pengaruh baik tambahan dari berdirinya tempat prostitusi Sabar Menanti. Berdasarkan penelitian di lapangan, penulis menemukan beberapa kondisi posirif, yakni : a. Meningkatnya Keuntungan Ekonomi Bagi Masyarakat Lokal dan Pendatang. Dampaknya terhadap pendapatan ekonomi masyarakat merupakan dampak yang dominan di sekitar wilayah prostitusi Sabar Menanti.Berdasarkan penelitian di lapangan penulis menemukan 3 (tiga) kegiatan ekonomi produktif diantaranya, rumah makan, kegiatan jasa ojek, penjual minuman keras lokal. b. Sebagai Mata Pencaharian Pekerja Seks Komersial. Dampaknya terhadap pekerja seks komersial juga merupakan dampak yang besar.pekerja seks komersial berani mengambil keputusan untuk melakukan pekerjaan tersebut, karna lewat pekerjaan tersebut pekerja mudah meraut keuntungan yang besar dan gampang. c. Pemenuhan Kebutuhan Biologis Bagi Pengunjung. Dampak terhadap pengunjung juga merupakan salah satu faktor dominan.berdasarkan hasil penelitian di lapangan penulis menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi pengunjung kerap datang di tempat prostitusi, penulis mendefenisikan tujuannya adalah sebagai pemenuhan kebutuhan biologis karna kebutuhan biologisnya tidak tersalur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dampak sosial keberadaan Prostitusi PUB Sabar Menanti bagi masyarakat Desa Pada maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah :
3 1. Respon masyarakat Kampung Pada tentang prostitusi kebanyakan mereka tidak setuju atau menolak adanya praktik prostitusi karena berbagai alasan sepertimenjadikan Desa Pada tercemar dan bisa memengaruhi perkembangan anak karena lokasinya dekat dengan lingkungan pendidikan tetapi ada juga masyarakat yang beranggapan positif dengan adanya praktik prostitusi di kalangan pedagang karena menjadi PSK dijadikan sebagai mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan prostitusi di Kampung Pada adalah faktor penegak hukum yang tidak maksimal dan budaya hukum masyarakat yang masih memandang sebelah mata terhadap perempuan. 3. Kejahatan prostitusi merupakan gejala masyarakat atau penyakit yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang sangat dikutuk dan dianggap perbuatan yang paling hina dan dilarang oleh semua ajaran agama apapun di dunia ini. 6.2 Saran. Berdasarkan penelitian di lapangan penulis menemukan dampak yang paling besar adalah dampak negative di bandingkan dampak positif, karna itu penulis perlu menyarankan beberapa hal penting yang perlu di perhatikan, yakni : 1. Setiap orangtua hendaknya memperhatikan dengan seksama pergaulan anakanaknya, tidak membiarkan anak bergaul dengan sembarang orang dan memberikan bimbingan serta arahan agar anak tidak terjerumus ke dalam perbuatan terlarang, seperti pergaulan bebas atau seks bebas. Bagi orang tua, memberikan bimbingan-
4 bimbingan yang bijaksana dengan memandang permasalahan ini. Dan juga bisa mengarahkan putra-putrinya terhadap kegiatan-kegiatan positif. Yang terpenting adalah kontrol orang tua harus selalu aktif ketika anak melakukan aktifitas di luar rumah. 2. Diharapkan Pemerintah sedini mungkin membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah prostitusi, mengingat selama ini tidak ada aturan yang jelas mengatur masalah prostitusi sehingga para PSK dengan sesuka hati melakukan profesinya tanpa memperdulikan aturan-aturan dan hokum yang berlaku di tengahtengah masyarakat. Pemerintah juga, sebaiknya para PSK ini harus segera dilokalisasikan di tempat yang jauh dari pemukiman sehingga tidak memberi dampak yang negative bagi masyarakat, jika tidak dilokalisasikan jauh dari permukiman penduduk maka sebaiknya lokasi tersebut segera ditutup. 3. Diharapkan bagi penjaga keamanan agar lebih meningkatkan kewaspadaan pada saat-saat banyaknya pelanggan yang datang dikarenakan disaat ramai pengunjung di saat itu juga sering terjadi perkelahian antar pengunjung yang sedang mabuk. 4. Sebaiknya bagi para PSK yang berhasil dijaring dan dirazia, dijatuhkan hukuman yang sepantasnya yang memenuhi nilai-nilai keadilan dan sesuai dengan kepentingan masyarakat serta diberikan pembinaan yang maksimal agar mereka tidak mengulangi profesinya lagi, dan bagi para PSK yang telah berhasil dibina diharapkan dapat menjadi masyarakat yang baik dan masyarakat dapat menerimanya kembali sebagai bagian dari masyarakat tanpa ada pembedaan. Bagi Dinas Kesehatan setempat agar selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan PSK terkait masalah penyebaran penyakit HIV/AIDS.
5 DAFTAR PUSTAKA Kartono, Kartini Patologi Sosial,PT Raja Gravindo Persada.Jakarta Kartono, Kartini Patologi Sosial 2 dan Kenakalan Remaja,PT Raja Gravindo Persada.Jakarta Sudarsono, 2014.Kenakalan Remaja,PT Rineka Cipta. Jakarta. Tameon, Elia Dampak Prostitusi Terhadap Masyarakat Lokal Desa Mandale, Skripsi tidak diterbitkan Supardi Studi Kasus Analisa Faktor Penyebab Prostituusi Warung Remang- Remang Desa Pondok Udik Parung Bogor,Skripsi tidak diterbitkan Hermanto, 2012.Studi Kasus Sederhana Gang Dolly Surabaya Bagi Masyarakat Sekitar, Skripsi tidak diterbitkan Mulyana, Deddy Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya. Bandung Ratuarat, Libby Selamatkan Perempuan dan Anak Dari Kekerasan Seksual,PT Rumah Perempuan Kupang. Kupang Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya. Bandung Faisal, Sanapiah Format format Penelitian Sosial, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sugono, Dendy Kamus Pelajar,Pusat Bahasa. Jakarta Alam Pelacuran dan Pemerasan,sinar grafika. Bandung Lambertus Hurek, Pelacuran Merusak Lembata, (Lewoleba : Blog Hurek, 2012)
6 L A M P I R A N
7 CURICULUM VITAE DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Identitas Penulis Nama : Fransiskus Beda Taum TTL : Bunga Muda, 07 July 1992 Agama : Katolik No. Registrasi : Prodi : Ilmu Pemerintahan No. Hp : II.Riwayat Pendidikan SD :SDK Lewotolok II Bunga MudaTahun SMP : SMPS Ile Lewotolok Tahun SMA : SMAN I Nubatukan Tahun Perguruan Tinggi : Universitas Katholik Widya Mandira Kupang Tahun
8 PEDOMAN WAWANCARA 1. Identitas Responden. Nama Umur Jenis Kelamin Jabatan/Pekerjaan Pendidikan Alamat II. Daftar Pertanyaan. A. Dampak Positif. 1. Apakah keberadaan praktik prostitusi di daerah ini dapat berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi masyarkat sekitar lokasi? 2. Apakah kebutuhan anda terpenuhi ketika anda mengambil profesi sebagai PSK? 3. Apakah dengan berdirinya tempat prostitusi tersebut pemerintah terkait mudah mengontrol keberadaan PSK? 4. Apakah dengan berdirinya tempat prostitusi tersebut banyak PSK yang dilokalisasikan? 5. Apakah kebutuhan keuangan keluarga sehari-hari dapat teratasi ketika anda mengambil profesi sebagai PSK?
9 B. Dampak Negatif. 1. Apa pengaruh dari praktik prostitusi di daerah ini terhadap para remaja dan anak muda? 2. Bagaimana sikap anda sebagai penduduk dan tokoh masyarakat terhadap adanya kegiatan prostitusi di daerah ini? 3. Bagaimana sikap anda sebagai orang tua dalam menyikapi masalah tersebut? 4. Apa pengaruh keberadaan praktik prostitusi di daerah ini terhadap keharmonisan rumah tangga?
10 Lampian Gambar Lokasi Penelitian Gambar 01 Wawancara dengan Ibu Umi Natu selaku Pemilik PUB (Mucikari) Gambar 02 Wawancara dengan Bapak Paulus Beni selaku Kades Pada Gambar 03 Wawancara dengan Bapak Lorensius Dore selaku selaku Satpol PP Gambar 04 Wawancara dengan Bapak Yohanes Kewasa selaku Penjual Miras yang menerima dampak dari kehadiran Prostitusi.
11 LAMPIRAN GAMBAR LOKASI PENELITIAN GAMBAR 5 EKONOMI PRODUKTIF GAMBAR 6 TEMPAT KARAOKE YANG ADA DI LOKASI GAMBAR 7 PANGKALAN OJEK YANG ADA DI SEKITAR LOKASI PROTITUSI GAMBAR 8 KANTOR DESA PADA
12 GAMBAR 9 KAMAR UKURAN 2X2 YANG DISEDIAKAN GAMBAR 10 RUMAH MAKAN DI SEKITAR LOKASI PROSTITUSI
13 JADWAL DAN PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN A. Jadwal Penelitian 1. Tahap Penelitian : 1 minggu 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian : 2 minggu 3. Tahap Pengolahan Data : 1 minggu 4. Tahap Penulisan Laporan : 2 minggu Jumlah : 6 minggu B. Biaya Penelitian 1. Persiapan : Rp ,- 2. Transportasi : Rp ,- 3. Pengumpulan Data : Rp ,- 4. Pengolahan Data : Rp ,- 5. Pengetikan : Rp ,- 6. Penggandaan : Rp ,- 7. Tak Terduga : Rp ,- Total : Rp ,-
14
15
16
17
18
19
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Prostitusi di Indonesia bermula sejak zaman kerajaan-kerajaan jawa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prostitusi merupakan fenomena didunia, tidak terkecuali di Indonesia.Prostitusi di Indonesia bermula sejak zaman kerajaan-kerajaan jawa yang menggunakan wanita
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN MENGGUNAKAN BANGUNAN ATAU TEMPAT UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN ASUSILA DI KOTA SURABAYA
BAB III DESKRIPSI PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN MENGGUNAKAN BANGUNAN ATAU TEMPAT UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN ASUSILA DI KOTA SURABAYA A. Gambaran Umum Lokalisasi Dolly 1. Letak Geografis Kompleks
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN 4.1. Sejarah Berdirinya Berdirinya lokalisasi karaoke Sukosari, di Kec.Bawen, Kab. Semarang. Semula daerah yang dahulunya adalah persawahan dan perkebunan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dengan data sekunder dari internet dan buku, diketahui bahwa persepsi. keputusan rasional yang terdiri dari enam langkah.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pengambilan keputusan penutupan Gang Dolly sebagai kebijakan yang dipilih oleh Risma dapat diterima oleh masyarakat Surabaya sebagai orang-orang yang terkena dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah mahkluk sosial, di manapun berada selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggotanya, baik yang dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prostitusi merupakan persoalan klasik dan kuno tetapi karena kebutuhan untuk menyelesaikannya, maka selalu menjadi relevan dengan setiap perkembangan manusia dimanapun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern seperti saat ini membawa masyarakat harus bisa beradaptasi dalam segala aspek kehidupan. Modernisasi pada dasarnya dapat membawa dampak positif dan negatif
Lebih terperinciJika menertibkan monyet sudah, ditunggu aksi Gubernur Jokowi untuk menertibkan yang haram-haram
Jika menertibkan monyet sudah, ditunggu aksi Gubernur Jokowi untuk menertibkan yang haram-haram. Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan para monyet di Jakarta yang tak bisa beraksi lagi. Sedih atau justru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelacuran adalah salah satu penyakit masyarakat yang sudah ada sejak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelacuran adalah salah satu penyakit masyarakat yang sudah ada sejak lama. Pelacuran selain sebagai perbuatan melanggar hukum, penyakit masyarakat, juga merupakan
Lebih terperinciS K R I P S I. Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan OLEH : FRANSISKUS BEDA TAUM ( )
DAMPAK SOSIAL KEBERADAAN PROSTITUSI PUB SABAR MENANTI BAGI MASYARAKAT DESA PADA KECAMATAN NUBATUKAN KABUPATEN LEMBATA S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang meliputi
Lebih terperinciPERMASALAHAN REMAJA YANG TINGGAL DI AREA LOKALISASI GAMBILANGU SEMARANG
PERMASALAHAN REMAJA YANG TINGGAL DI AREA LOKALISASI GAMBILANGU SEMARANG Puteh Noer Mahlawi 1 Nurullya Rachma 1 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan tuntunan yang didapatkan anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri, serta mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang handal guna mendukung pembangunan.
A. PENDAHULUAN a. Latar Balakang Pelaksanaan pembangunan di Indonesia sangat diperlukan dari semua pihak, tidak juga dalam investasi yang berjumlah besar tapi juga di perlukan ketersediaan sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV merupakan famili retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia terutama limfosit (sel darah putih) dan penyakit AIDS adalah penyakit yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan individu untuk mencapai dewasa. Selama masa remaja ini individu mengalami proses dalam kematangan mental, emosional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya. dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat kompleks, baik dari segi sebab-sebabnya, prosesnya maupun implikasi sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. 1 Pengertian tersebut dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Undang-undang (UU) Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan arti kesehatan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
Lebih terperinciPOLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO
POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO Sri Sudarsih Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan tetapi merupakan masalah lama yang baru banyak muncul pada saat sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi terus berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Pola kehidupan pun semakin universal. Suatu permasalahan yang sering muncul di masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komersial) merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan wanita tuna susila atau sering disebut PSK (Pekerja Seks Komersial) merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial budaya, yang berjalan antara umur 12
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memanfaatkan teori-teori ataupun juga dalil-dalil yang ada sebagai bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Empiris. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang dampak penutupan lokalisasi pekerja seks
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. rumusan masalah yakni sebagai berikut :
39 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang dilakukan oleh penulis didalam Bab II maka dapat disimpulkan sebagaimana menjadi jawaban dalam rumusan masalah yakni sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial terdiri dari laki-laki dan perempuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial terdiri dari laki-laki dan perempuan yang hidup bersama-sama di masyarakat dan berinteraksi satu sama lain karena kepentingan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pekerja Seks Komersial Kaum perempuan sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi (Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Penyimpangan dari norma norma
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemenuhan kebutuhan seks di luar lembaga perkawinan dianggap sebagai sebuah tindakan yang menyimpang dari nilai, aturan, dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Lebih terperinciBAB I. merupakan jenis pekerjaan yang setua umur manusia itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membicarakan pelacuran sama artinya membicarakan persoalan klasik dan kuno tetapi karena kebutuhan untuk menyelesaikannya maka selalu menjadi relevan dengan setiap
Lebih terperinciC. Wawancara dengan tokoh masyarakat 1. Bagaimana Anda memahami nikah sirri di desa ini? 3. Apa saja faktor-faktor terjadinya nikah sirri?
PEDOMAN WAWANCARA A. Wawancara dengan pelaku nikah sirri 2. Faktor apa yang mendorong Anda untuk melakukan nikah sirri? 3. Apa yang Anda rasakan setelah menikah sirri? 4. Bagaimana kehidupan rumah tangga
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prostitusi merupakan suatu permasalahan sosial yang sampai saat ini keberadaannya semakin terus berkembang. Praktik prositusi bukanlah menjadi hal yang baru
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSTITUSI LIAR DI KELURAHAN SEMPAJA UTARA SAMARINDA. Oleh: MARIYADI
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROSTITUSI LIAR DI KELURAHAN SEMPAJA UTARA SAMARINDA Oleh: MARIYADI Email: djavadhie@gmail.com Abstrak Dalam kehidupan bermasyarakat ini memang selalu terjadi masalah-masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini merupakan era globalisasi dimana sering terjadi perdagangan manusia, budaya luar dengan mudahnya masuk dan diadopsi oleh masyarakat sehingga memunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur, tempat
BAB I PENGANTAR. Latar Belakang Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur, tempat berpusatnya pemerintahan daerah, politik, perdagangan, industri, pendidikan, dan kebudayaan sehingga tidak mengherankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era globalisasi ini membawa Indonesia dalam tantangan yang berat, khususnya dalam sektor tenaga kerja. Sebab pada era globalisasi ini tenaga kerja asing bisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prostitusi merupakan fenomena yang tiada habisnya. Meskipun telah dilakukan upaya untuk memberantasnya dengan menutup lokalisasi, seperti yang terjadi di lokalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat, di manapun berada, selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggotanya, baik yang dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi di masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa pendidikan seks perlu
Lebih terperinciKarakteristik Pekerja Seksual Komersial dan Kejadian Penyakit Menular Sesual
ISSN : 2339131 Karakteristik Pekerja Seksual Komersial dan Kejadian Penyakit Menular Sesual Christina Manurung 1, Martha Korompis 2, Iyam Manueke 3 1. Puskesmass Kota Bitung 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka
67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian tentang Faktor dan Dampak Maraknya Fenomena Hamil di Luar Nikah pada Masyarakat Desa wonokromo Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen ini menunjukan bahwa: 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan dunia. Remaja dan berbagai permasalahannya menjadi perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan mengaktualisasikan dirinya. Kesehatan juga berarti keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun masyarakat yang belum maju. Hal ini
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Mutia Sari NIM : 101101127 No. HP : 087763529321 Alamat : Fak. Keperawatan USU Medan Adalah mahasiswa tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman keras akhir-akhir ini telah menimbulkan masalah yang menganggu kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari akan bahaya pengaruh
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses
BAB IV ANALISA DATA Manusia hidup di dunia tentunya tidak dapat hidup sendiri tanpa ada hubungan dengan manusia lain yang saling terkait satu sama lain. Hidup yang saling berkaitan akan menumbuhkan saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di tengah-tengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar di sekolah dimaksudkan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang serta menemukan pribadinya menuju kedewasaan. Tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontra dalam masyarakat. Prostitusi di sini bukanlah semata-mata merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sekarang ini keberadaan wanita tuna susila atau sering disebut PSK merupakan fenomena yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, akan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. pengawasan/pengontrolan, masing -masing aspek terdiri dari beberapa indikator
BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Ada 3 aspek yang dikaji, berkaitan dengan variable pengelolaan sumbersumber Pendapatan Asli Desa, yaiu perencanaan, penggerakan, dan pengawasan/pengontrolan, masing -masing
Lebih terperinciFENOMENA KUPU-KUPU ABU-ABU SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI CIANJUR
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cianjur merupakan daerah bagian Jawa Barat yang terkenal dengan beras Cianjurnya dan panganan khasnya yaitu manisan dan tauco. Pencurian dan pelacuran
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN Ida Safitri * Sulistiyowati **.......ABSTRAK....... Konsep diri merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciSKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan Pada Program Ekstensi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciDAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA
DAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :... 3. Status :... 4. Alamat : RT /RW..Desa Truko Kangkung. B. IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI PEMBIMBING DENGAN KLIEN DALAM PROSES REHABILITASI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL KARYA WANITA KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON
POLA KOMUNIKASI PEMBIMBING DENGAN KLIEN DALAM PROSES REHABILITASI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL KARYA WANITA KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tegal adalah suatu kota di daerah Pantai Utara Jawa Tengah yang pemerintahannya berbentuk Kabupaten. Kabupaten Tegal ini tidak terlalu kecil dan besar. Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perilaku seksual pada remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih menganggap tabu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah pelacuran di Indonesia merupakan salah satu masalah sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah pelacuran di Indonesia merupakan salah satu masalah sosial yang semakin kompleks. Sebagaimana pelacuran semakin berkembang dan semakin bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Miras merupakan zat adiktif yang perlu untuk dikaji dan memerlukan perhatian secara mendalam. Berdasarkan laporan Badan Narkotika Nasional (2003) miras merupakan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan peruntukannya, demikian juga halnya dengan daerah Kota Batam. Berdasarkan Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehubungan dengan pemberlakuan otonomi daerah saat ini, maka di berbagai daerah diberi kesempatan untuk melakukan pemekaran dan perluasan wilayah sesuai dengan
Lebih terperinciLembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. ( Informed Concent ) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Skabies pada Santri di
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ( Informed Concent ) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Skabies pada Santri di Pondok Pesantren Saya yang bernama Saipul Bahri Tanjung /
Lebih terperinciLampiran 1 LEMBAR PENJELASAN TENTANG PENELITIAN. (Otania Hosianna S)
98 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian Peneliti : Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan. : Otania Hosianna S Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Kinerja Guru dan Peran Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Nirva Diana
Abstrak Pengaruh Kinerja Guru dan Peran Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Nirva Diana Banyaknya upaya yang dilakukan guru, orang tua maupun para siswa itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ` Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena dengan pendidikan akan mencapai kemajuan baik dalam pengembangan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian dan saran untuk penelitian sejenisnya. maka dapat ditariklah suatu kesimpulan, yaitu :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian sejenisnya. 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciKARAKTERISTIK REMAJA NIKAH MUDA DI DESA BRENGGOLO JATIROTO WONOGIRI
KARAKTERISTIK REMAJA NIKAH MUDA DI DESA BRENGGOLO JATIROTO WONOGIRI Oleh: Sulistyorini, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta E-mail: indwati@yahoo.co.id ABSTRAK Latar belakang: Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mendorong dirinya untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa ini banyak kita lihat dan kita nilai kurangnya perilaku atau bisa disebut dengan zamannya krisis akidah yang baik. Banyak kita lihat baik itu di lingkungan sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak mampu bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan perkembangan biologis, psikologis, moral, dan agama, kognitif dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prilaku remaja pada hakekatnya adalah suatu aktivitas pada remaja itu sendiri, prilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang selalu membawa pengaruh positif dan negatif. Dampak perkembangan yang bersifat positif selalu dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN. gambaran pengalaman psikososial remaja yang tinggal di panti asuhan.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menjelaskan simpulan dan saran yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagamaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan agama dan juga suatu unsur kesatuan yang komprehensif, yang menjadikan seseorang disebut sebagai orang beragama
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Peneliti dengan judul Jaringan prostotusi di desa gempol. kualitatif yang menjadikan para pekerja seks komersial sebagai
118 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Peneliti dengan judul Jaringan prostotusi di desa gempol kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan adalah jenis penelitian kualitatif yang menjadikan para pekerja seks komersial
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. aspek, yaitu aspek kualitas kerja, aspek kuantitas kerja dan aspek disiplin kerja.
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pembahasan tentang Kinerja Pejabat Struktural pada Bab V, dengan tiga (3) aspek, yaitu aspek kualitas kerja, aspek kuantitas kerja dan aspek disiplin kerja. Untuk maksud
Lebih terperinciFaktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual
Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual a. Penyebab penyakit (agent) Penyakit menular seksual sangat bervariasi dapat berupa virus, parasit, bakteri, protozoa (Widyastuti, 2009).
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Surabaya, kegiatan prostitusi di lokalisasi prostitusi Dolly merupakan kegiatan
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masyarakat Surabaya menolak atau tidak mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KENAKALAN REMAJA DI DESA DUSUNAN KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG DITINJAU DARI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)
1 STUDI TENTANG KENAKALAN REMAJA DI DESA DUSUNAN KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG DITINJAU DARI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) Mohammad Taufik 1 Moh. Ali Jennah 2 Imran 3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciFormulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga. Oleh : Jemprianto Nababan
Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga Oleh : Jemprianto Nababan Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia masalah pelacuran sudah ada sebelum Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia masalah pelacuran sudah ada sebelum Indonesia terbentuk menjadi sebuah negara. Pada zaman Hindia Belanda, praktik pelacuran di jalanan, terutama bagi mereka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang
1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup dengan baik tanpa berhubungan dengan orang lain, karena hampir setiap hari
Lebih terperinciPERSEPSI DAN RESPON WANITA TERHADAP PERKEMBANGAN PELACURAN DI KOTA DENPASAR Oleh : Ni Gst. Ag. Gde Eka Martiningsih
PERSEPSI DAN RESPON WANITA TERHADAP PERKEMBANGAN PELACURAN DI KOTA DENPASAR Oleh : Ni Gst. Ag. Gde Eka Martiningsih ABSTRACT The prostitution constitute threat toward sex morality, households life, health,
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik?
PEDOMAN WAWANCARA 1. Peran Orang Tua a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik? c. Apa bentuk-bentuk kenakalan remaja yang sering
Lebih terperinciBAB III PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 1999 SERTA LOKALISASI DOLLY
BAB III PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 1999 SERTA LOKALISASI DOLLY A. Perda Nomor 7 Tahun 1999 Prostitusi adalah suatu masalah sosial yang sulit untuk diatasi sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan salah satu komponen pembelajaran terpenting. Motivasi merupakan penyebab utama siswa melibatkan diri atau tidak dalam aktifitas belajar (Melnic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Permasalahan remaja sekarang ini cukup kompleks. Salah satu yang paling peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual remaja. Hal
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK
PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *E-mail : Citramustika28@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu, sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau keinginan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kurang terpuji siswa faktor interen
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. bermanfaat bagi mosalaki dalam hal ini sebagai pihak ketiga atau mediator, ketua suku,
BAB VI PENUTUP Dalam bab penutup ini dari rangkaian penulisan skripsi ini, penulis merumuskan beberapa pokok pemikiran sebagai suatu kesimpulan serta saran yang kiranaya bermanfaat bagi mosalaki dalam
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Berbagai ulasan di media massa menceritakan kisah hidup seseorang yang
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai ulasan di media massa menceritakan kisah hidup seseorang yang sebenamya mencerminkan kepribadian antisosial. Istilah "kepribadian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menyediakan tempat atau memudahkan terjadinya praktek prostitusi. Dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Praktek prostitusi merupakan perbuatan yang merusak moral dan mental dan dapat menghancurkan keutuhan keluarga, namun dalam hukum positif sendiri tidak melarang pelaku
Lebih terperinciBAB III EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK DI INDONESIA. dan di empat kota yang merupakan wilayah target Save the Children dalam
BAB III EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK DI INDONESIA Secara umum dalam bab III ini akan membahas dan menjelaskan tentang gambaran umum Eksploitasi Seksual Komersial Anak di Indonesia yang penulis mulai
Lebih terperinci