BAB I PENDAHULUAN. Public Relations atau yang biasa disebut dalam perusahaan adalah Corporate

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Public Relations atau yang biasa disebut dalam perusahaan adalah Corporate"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan dunia industri, ekonomi dan teknologi saat ini telah banyak melahirkan dan diterimanya eksistensi sebuah profesi yang dinamakan Public Relations atau yang biasa disebut dalam perusahaan adalah Corporate Secretary. Dinamika perkembangan fungsi dan kedudukkan Public Relations telah menempatkan fungsi Public Relations bukan hanya sebagai fungsi teknis, namun sudah berkembang menjadi fungsi strategis yang bertanggung jawab terhadap hubungan organisasi dengan stakeholdernya. Konsekuensinya Public relations harus ditempatkan dalam posisi Top Management. Transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan tahun 2014 akan menimbulkan berbagai opini baik dalam internal maupun eksternal publiknya. Keterangan informasi yang diharapkan dapat memberikan penjelasan terkait kebijakan dan hasil keputusan yang ditentukan oleh perusahaan. Berdasarkan informasi dari Kepala Urusan Komunikasi Internal Bapak Harry Kuswanda, mengatakan bahwa : Pegambilan Keputusan di Biro Sekretaris Perusahaan dilakukan oleh Kepala Biro. Dalam kesehariannya, Biro Sekretaris Perusahaan terdapat dua urusan besar yaitu Hubungan Masyarakat yang dibagi menjadi tiga urusan 1

2 2 Komunikasi Internal, Eksternal, Urusan CSR dan Urusan Kesekretariatan Perusahaan itu dibagi menjadi dua urusan yaitu Kesekretariatan Perusahaan dan Kesekretariatan Protokol (kesekretariatan Pimpinan dan Perusahaan). Sedangkan yang berhubungan kehumasan tugas fungsi kehumasan pengambilan keputusan bisa dilakukan oleh wakil sekretaris perusahaan tapi secara organisasi, keputusan tertinggi tetap kepada kepala biro, misalnya menyangkut anggaran, hubungan dengan unit lain, dan hubungan dengan masyarakat. 1 Perubahan PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan akan memunculkan perubahan pada ruang lingkup internal dan eksternal, yang mengharuskan mampu dalam beradaptasi sesuai dengan perubahan yang ada. Perubahan dalam bentuk logo, visi misi perusahaan, hingga pada perubahan program yang akan dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan nantinya. Tidak dipungkiri bahwa saat ini masih banyak tenaga kerja formal maupun informal di Indonesia yang belum menjadi peserta Jamsostek. Dengan disahkannya UU BPJS Nomor 24 Tahun 2011, arah implementasi SJSN semakin jelas dan tentunya sudah menjadi tanggung jawab seluruh pihak khususnya PT. Jamsostek (Persero) untuk melindungi seluruh pekerja formal dan informal di Indonesia. PT. Jamsostek dituntut untuk pro-aktif menyampaikan informasi teraktual mengenai program perlindungan untuk tenaga kerja pada masa transformasi PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Seorang 1 Hasil Wawancara kepada Bapak Harri Kuswanda, selaku Kepala Urusan Komunikasi Internal, Jum at, 27 Desember 2013, Pukul , bertempat di ruang kerja.

3 3 public relations dalam hal ini memegang peranan penting dalam proses transformasi untuk menyampaikan informasi terkait kebijakan perusahaan. Hal ini diutarakan oleh Bapak Harri Kuswanda, mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan oleh top level management dalam kebijakan baru khusunya dalam mendistribusikan informasi atau hasil-hasil keputusan. Bapak Harri Kuswanda mengatakan bahwa : Sebenarnya ada yang agak berbeda skala signifikan dari sisi komunikasi yang dilakukan sejak kepimpinan pak Elvyn G Massasya sebagai direktur utama, berbedaan terbesar adalah bahwa sosialisasi tidak dilakukan dengan cara-cara yang tradisional, sehingga banyak sekarang kalau dilihat acara di televisi seperti Jamsession, kegiatan Goes to Campus, Goes To Society, yang intinya lebih agresif untuk mendekati peserta, jadi tidak menunngu peserta memerlukan informasi apa, tapi bagaimana itu disampikan kepada peserta tanpa menunggu pertanyaan ataupun keinginan peserta. Selain itu dalam penyampaian kebijakan internal, PT Jamsostek (Persero) menggunakan surat, dan kebijaka ekternal dapat disampaiakan melalui banyak media seperti televisi, website, dan sosial media. 2 Bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka sasaran komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesan 2 Ibid

4 4 demi terciptanya tujuan dan pengertian bersama dengan publik/khalayak sasarannya. Disamping itu, peranan komunikasi dua arah (two ways communications) dalam manajemen perusahaan dewasa ini adalah hal yang nomor satu. Komunikasi tersebut diperlukan untuk melaksanakan komunikasi organisasi antara manajemen dan para karyawannya, jajaran pimpinan manajemen dengan pemilik perusahaan, serta termasuk komunikasi timbal balik antara perusahaan/organisasi dengan publik atau khalayak yang menjadi sasaran (target audience) dan sebaliknya. Sebagai Perusahaan yang menyediakan pelayanan kepada publik, PT Jamsostek (Persero) memberikan kemudahan bagi publik untuk mengakses informasi dan data-data perusahaan yang patut diketahui oleh publik/stakeholdersnya. Terlebih lagi yang ditetapkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik yang menyatakan bahwa Keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan Negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik. Hal tersebut membuat PT Jamsostek (Persero) semakin terpanggil untuk membuka akses terhadap informasi dan data perusahaan. Kebijakan mengenai akses informasi dan pengelolaan informasi telah diatur dalam Pedoman Pengendalian Informasi yang telah diperbaharui dan ditetapkan dalam keputusan direksi No. KEP/488/ Berdasarkan informasi mengenai stakeholder mapping PT Jamsostek (Persero), Bapak Harri Kuswanda mengatakan bahwa : 3 Laporan Kegiatan Biro Humas Tahun 2012

5 5 Stakeholder mapping Eksternal PT Jamsostek (Persero) adalah Negara, Pengusahaa, dan Tenaga Kerja. Pemerintah terkait karena sebagai Badan Usaha Milik Negara secara khusus, secara umum harus memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat/pekerja Indonesia. Pengusaha membantu perusahaan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerjanya dan juga membantu kesejahteraan pekerjanya. Dari sisi tenaga kerja, karena memberi perlindungan berarti dia memberikan keamanan, membantu tenaga kerja menjadi mandiri sesuai dengan filosofi Jamostek. Stakeholder internalnya adalah karyawan, yaitu mewujudkan kesejahteraan untuk karyawan dan keluarganya. 4 Sedangkan Menurut bapak Antoni Sugiarto, selaku Analis GCG menyatakan bahwa : untuk stakeholder mapping dari BPJS Ketenagakerjaan, sama saja. Hanya yang membedakan adalah kita sudah tidak bertanggung jawab lagi kepada BUMN, melainkan langsung kepada Presiden. Jadi secara keseluruhan sama saja, hanya itu perbedaannya. 5 Kelembagaan Corporate Secretary dalam sebuah perusahaan publik yang bersifat terbuka (emiten telah go public dipasar bursa) berfungsi sebagai 4 Opcit 5 Hasil Wawancara kepada bapak Antoni Sugiarto, selaku Analis GCG, Senin, 20 Januari 2014,, Pukul , bertempat di ruang kerja.

6 6 communicator atau mediator, pengatur arus informasi antara perusahaan/emiten dan investor/nasabahnya. 6 Di beberapa perusahaan lembaga tersebut, disebut pula dengan corporate communication yang apabila disandingkan dengan Corporate Secretary maka aktivitas keduanya pada sebuah instansi/organisasi berkaitan dengan fungsi-fungsi kehumasan (Public Relations Function). Yang membedakan antara fungsi Public Relations biasa dengan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) adalah siapa yang menjadi publik sasarannya. Publik atau sasaran sekretaris perusahaan (target audience) bersifat lebih khusus, misalnya para investor, nasabah, kreditor dan lain sebagainya 7. Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti menyimuplkan bahwa suatu Perusahaan merupakan syarat wajib pada struktur organisasi terdapat seorang Public Relations atau Corporate Secretary didalam suatu organisasi/perusahaan. Pengembanan Tugas Corporate Secretary dalam pihak internal yang mencakup ( Komisaris, Direksi, Pemegang Saham, Pekerja, Investor, dan Keluarga Pekerja), sedangkan untuk pihak eksternal (Pemerintah, Masyarakat Sekitar, Media Massa, Konsumen, Pesaing, Para Pembentuk opini, dan Komunitas). Setiap organisasi mempunyai tujuan yang dapat berubah sesuai dengan perubahan situasi lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan suatu organisasi. Menurut Penning dan Goodman seperti dikutip oleh Grunig dan Hunt (1984) setiap organisasi memiliki konstituen, baik di dalam maupun di luar 6 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, Hal Ibid, Hal

7 7 organisasi. Konstituen atau yang lebih dipopulerkan dengan istilah Publik ini ada yang memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada yang lain. Mereka yang berkuasa inilah yang kemudian membentuk koalisi yang dominan dari organisasi. Koalisi ini akan menentukan kemana arah organisasi, bagaimana strukturnya, berapa departemen yang akan dibuat dan dalam kaitan dengan topik. 8 Melihat dari visi dan misi PT Jamsostek (Persero) yang akan menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang siap bertransformasi pada tahun 2014, maka pada biro sekretaris perusahaan yang menangani bidang kehumasan mulai untuk melakukan berbagai keputusan dan kebijakan untuk menentukan strategi, tujuan, tugas, dan berbagai aktivitas kegiatan yang akan dilakukan dalam program kehumasan. Keputusan dan kebijakan yang dilakukan demi terwujudnya target perusahaan dan sesuai dengan moto perusahaan Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja. Keberadaan Biro Sekretaris Perusahaan PT Jamsostek (Persero) dalam Koalisi Dominan dianggap sangat penting, karena jika koalisi dominan menganggap keberadaan Biro Sekretaris Perusahaan didalam Perusahaan diperhitungkan, maka Biro Sekretaris Perusahaan akan dapat direkomendasikan masuk dalam jajaran Top Management di dalam sebuah Perusahaan. Koalisi Dominan sebagai kelompok yang dapat menentukan kemana arah Perusahaan dari hasil kebijakan dalam keputusan bersama. 8 RidwanNyak Baik, dan Irmulan Sati T,, Koalisi Dominan Refleksi kritis atas peran dan fungsi PR dalam manajemen, Jakarta, BPP PERHUMAS, 2004, hal. 2

8 8 Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui bapak Harri Kuswanda menyatakan bahwa : Sebenarnya fungsinya sama saja, PR secara organisasi tidak ada dalam struktur organisasi, namum secara fungsi dan kegiatan sehari-harinya tetap dilakukan dalam koordinasi wakil sekretaris perusahaan. Tiga urusan yang menyangkut kehumasan adanya di wakil sekretaris perusahaan. 9 Menurut Grunig, praktisi PR biasanya tidak mempunyai kebebasan untuk bertindak sebagai profesional, kecuali jika duduk sebagai bagian dari koalisi yang dominan, mereka mempunyai wewenang untuk memasukkan unsur tanggung jawab sosial, pemahaman publik atau komunikasi dua arah. Hanya dengan cara ini akan lebih mudah dapat dilihat kontribusi PR terhadap efektivitas organisasi. Lebih jauh lagi, jika tujuan PR dimasukkan menjadi tujuan organisasi, eksekutif PR duduk sebagai koalisi yang dominan. Sasaran program PR akan lebih dapat diadaptasikan jika eksekutif PR merupakan koalisi yang dominan dalam organisasi. Dia juga memahammi model komunikasi dua arah. Sebaliknya, jika eksekutif PR tidak duduk dalam koalisi yang dominan, akan sulit untuk menentukan Fungsi PR, betapapun pelaksanaan untuk memenuhi tujuan komunikasinya. 10 Hasil wawancara peneliti mengatakn koalisi dominan seperti apa yang ada pada BPJS Ketegakerjaan oleh Bapak Harri Kuswanda yang mengatakan bahwa : 9 Hasil Wawancara kepada Bapak Harri Kuswanda, selaku Kepala Urusan Komunikasi Internal, Jum at, 27 Desember 2013, Pukul , bertempat di ruang kerja. 10 L.Grunig, J.Grunig & Dozier, 2002:Taylor, 2000: Wakefield 1997, Hal.3

9 9 Secara Organisasi BPJS Ketenagakerjaan akan di pimpin oleh Dewan Direksi, dewan direksi yang menjadi nahkoda untuk masing-masing terutama direktur-direktur teknis khususnya nahkoda direktoratnya. Direktur Utama menjadi pemimpin tertinggi dalam menentapkan kebijakan, langkah2 startegis yang dirasa penting oleh BPJS ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan kepada seluruh tenaga kerja di Indonesia sesuai dengan tagline barunya untuk menjadi jembatan menuju kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia. Arahnya Dewan Direksi menentukan langkah-langkah itu, untuk persiapan transformasi sudah dilakukan tahun 2012, Direksi Jamsostek sudah menetapkan bahwa tahun 2012 tahapan rekonsolidasi dan sosialisasi masif, kemudian tahun 2013 tahapan fit and infrastructure, dan tahun 2014 secara berkelanjutan istilah tahapannya sistenability berkelanjutan (Pelayanan dan pemanfaatan yang berkelanjutan). Biro Sekretaris Perusahaan tentunya merupakan biro yang dalam proses transformasi ini bertanggung jawab pada penyampaian pesan-pesan yang terkait dengan komunikasi terkait pada perubahan-perubahan yang dilakukan oleh PT Jamsostek, terutama menyampaikan pesan-pesan, strategis, kebijakan, operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Contonya biro sekretaris perusahan menyiapkan rebranding PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan Opcit

10 10 Realisasinya saat ini, PT Jamsostek (Persero) Kantor Pusat memiliki fungsi dan peran kehumasan yang berada pada Biro Sekretaris Perusahaan yang melakukan peranan Public Relations, Biro Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) PT Jamsostek (Persero) berada dibawah Direktur Utama. Biro Sekretaris Perusahaan memiliki bagian dalam menentukan dan menetapkan kegiatan Sekretaris Perusahaan yang meliputi Sekretaris, Wakil Sekretaris Perusahaan, Urusan Kesekretariatan Perusahan, Penata Utama Kesekretariatan Perusahaan, Urusan Sekretariat Pimpinan BOC/BOD, Seksi Protokoler, Penata Madya Protokoler, Sekretaris BOC/BOD, Penata Madya Rumah Tangga Direksi, Analisis GCG, Urusan CSR, Penata Utama CSR, Urusan Komunikasi Internal, Penata Muda Dokumentasi, Urusan Komunikassi Ekternal, Penata Utama Komunikasi Corporate, dan Penata Madya Hubungan Lembaga. Biro Sekretaris Perusahaan mempunyai fungsi perencanaan, pengoordinasian, pengarahan, pengendalian, dan memfasilitasi hubungan korespondensi antar unit kerja serta komunikasi korporat guna mencapai keteraturan tata naskah dalam menunjang kelancaran hubungan kerja di lingkungan internal perusahaan maupun eksternal. Pelaksanaan tugas Komunikasi Perusahaan (Corporate Communication) dilakukan oleh Wakil Sekretaris Perusahaan. Wakil Sekretaris Perusahaan mempunyai fungsi kehumasan yaitu melakukan pengoordinasian, pengarahan dan pengendalian kegiatan komunikasi eksternal dan internal termasuk implementasi corporate identity guna membentuk citra positif perusahaan, keseragaman identitas perusahaan dan keselarasan kerja internal. Guna melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Tim Komunikasi

11 11 Perusahaan, Wakil Sekretaris Perusahaan dibantu 3 (tiga) orang Kepala Urusan sebagai berikut, Urusan Corporate Social Responsibility, Urusan Komunikasi Eksternal, dan Urusan Komunikasi Internal yang bertanggung jawab langsung kepada manajemen dalam pengendalian informasi yang berhubungan dengan PT Jamsostek (Persero) di bidang apapun kepada publik internal dan eksternal. Maka sebagai melengkapi informasi tersebut, peneliti memaparkan Struktur Organisasi PT Jamsostek (Pesero) Kantor Pusat adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT Jamsostek (Persero) Kantor Pusat Sumber : Period 2013

12 12 Selain itu Struktur Organisasi Biro Sekretaris Perusahaan PT Jamsostek (Persero) Kantor Pusat adalah : Gambar 1.2 Struktur Organisasi Biro Sekretaris Perusahaan Kantor Pusat Biro Sekretaris Perusahaan Sekretaris Wakil Sekretaris Perusahaan Urusan 4 Kesekretariatan Perusahaan 5 Urusan Sekretariat Pimpinan BOC/BOD Analisis GCG Urusan CSR Urusan Komunikasi Internal Urusan Komunikasi Eksternal Penata Utama Kesekretariatan Perusahaan Seksi Protokoler Penata Utama CSR Penata Utama Komunikasi Internal Penata Utama Komunikasi Korporat Penata Madya Protokoler Sekretaris BOC/BOD Penata Madya Rumah Tangga Direksi Penata Muda Dokumentasi Penata Madya Hubungan Lembaga

13 13 Berdasarkan struktur organisasi perusahaan diatas, maka dapat di tarik garis besarnya bahwa koalisi dominan dalam menyampaikan informasi terkait transformasi BPJS Ketenagakerjaan berada pada masing masing kepala urusan yang meliputi urusab kesekretariatan perusahaan, urusan sekretariat pimpinan BOD/BOC, Analisis GCG, urusan CSR, urusan komunikasi internal, dan urusan komunikasi eksternal, serta hasilnya akan diputuskan bersama oleh kepala biro dan wakil sekretaris perusahaan. Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah bagian yang paling penting dalam sebuah Perusahaan dan tidak dapat dipisahkan dari gerak dan dinamika Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sekretaris Perusahaan merupakan instrumen strategis, yang memiliki andil besar dalam keseluruhan aktivitas Corporate untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Untuk membantu dan menerapkan kebijaksanaan, praktisi hubungan masyarakat memanfaatkan berbagai keterampilan komunikasi profesional, dan memainkan perannya didalam organisasi maupun diantara organisasi dan lingkungan luar. Saat ini PT Jamsostek (Persero) dalam proses kesiapan bertransformasi menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan pada 1 Januari Berdaasarkan informasi dari hasil wawancara oleh bapak Ariyanto selaku Penata Muda Dokumentasi yang mengatakan apa alasan PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS : Sebelumnya PT Jamsostek itu adalah PT, diaman PT itu adalah lebih fokus pada pengembangan profit oriented. Kemudian disaat PT Jamsostek (Persero) cakupan kepersertaan wajib itu hanya pada pekerja

14 14 formal,sedangkan pekerja informal itu sukarela. Dengan alasan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya para pekerja bagi formal maupun informasi. Maka dengan ini pemerintah dengan legislatifnya membuat UU BPJS yaitu UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS, maka didirikanlah dua BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Keuntungan dan Kelebihan yang diberikan adalah BPJS harus Services Oriented, harus bertumpu pada pelayanan, harus fokus pada pelayanan, berbeda dengan PT yaitu profit oriented. Cakupannya adalah dari pekerja formal sampai pekerja non formal. 12 Berbagai kegiatan dan aktivitas yang dilaksanakan sedikit bertambah dari kegiatan sebelumnya. Kesiapan PT Jamsostek (Persero) dalam transformasi memerlukan andil besar peran dan fungsi Biro Sekretaris Perusahaan yang menjalankan kehumasannya. Mulai dari kegiatan yang bersifat internal, ekternal dan Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu publikasi yang dilaksanakan pun sedang dalam penetapan Biro Sekretaris Perusahaan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada publiknya yang menyatakan bahwa PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2014 siap untuk bertransformasi. Hal tersebut mendukung Peran dan Fungsi Sekretaris Perusahaan PT Jamsostek (Pesero) Kantor Pusat dalam menjalankan program yang ditentukan oleh kebijakan manajemen yang merupakan koalisi dominan dalam perusahaan. Artinya makin tinggi kebijakan manajemen tentang peran dan fungsi Sekretaris Perusahaan, makin tinggi Sekretaris Perusahaan diposisikan sebagai koalisi yang 12 Hasil Wawancara kepada Ariyanto, selaku Penata Muda Dokumentasi, Kamis, 29 Januari 2014, Pukul , bertempat di ruang kerja.

15 15 dominan. Dalam hal ini apabila Sekretaris Perusahaan berada pada posisi Perencanaan Korporat, maka Sekretaris Perusahaan berpartisipasi dalam perencanaan yang stategis yang dianggap akan memberikan kontribusi yang bermanfaat kepada manajemen. Harapan para pemangku kepentingan kepada perusahaan ini semakin tinggi, mulai penerapan Good Corporate Governance (GCG) PT Jamsostek (Persero) Kantor Pusat perlu melaksanakan bisnis yang transparansi dan bersih. Pedoman Good Corporate Governance (GCG) sudah menjadi ruh bagi korporasi dewasa ini. Pelaksanaan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) di Perusahaan terus mengalami kemajuan yang berarti. Komitmen Perusahaan dalam melaksanakan upaya-upaya peningkatan tata kelola perusahaan dengan menetapkan dua sasaran sesuai dengan roadmap Tata Kelola Perusahaan yakni penyempurnaan infrastruktur dan pemenuhan tindak lanjut berbagai peraturan-peraturan dan ketentuan terkini yang mengatur tentang penerapan tata kelola perusahaan khususnya di Badan Usaha Milik Negara. Perusahaan berkomitmen untuk menerapkan prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG) pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran. Prinsip dasar Tata Kelola Perusahaan yaitu Keterbukaan (transparency) dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan informasi perusahaan, akuntabilitas (accountability) kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban organ perusahaan, tanggung jawab (responsibility) kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan dan prinsip korporasi yang

16 16 sehat, kemandirian (independency) perusahaan dikelola profesional tanpa benturan kepentingan dan tekanan/ pengaruh, serta kewajaran dan kesetaraan (fairness) keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders. 13 Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan melalui wawancara kepada bapak Antoni Sugiarto, selaku Analis GCG yang mengatakan bahwa dengan adanya prinsip GCG ini terdapat beberapa item yang meliputi Keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, dan kewajaran dan kesetaraan, maka dapat dikatakan bahwa implementasi dari keterbukaan khususnya dalam keterbukaan informasi menyatakan bahwa : Keterbukaan informasi kepada stakeholder yang sudah dipublikasikan melalui web. Implementasinya dari keterbukaan Informasi yang berkaitan dengan hak stakeholder, mereka (stakeholder) berhak atas informasi yang berkaitan dengan haknya stakeholder atas pengelolaan perusahaan, misalnya bagaimana Jaminan Hari Tua dikelola, berapa tingkat pengembalian dana JHT kepada mereka, termasuk dalam hal ini gaji direksi juga dapat diaskese melalui annual report. Hak-hak mereka kami sampaikan dan dapat diakses melalui media yang dapat diakses seperti koran atau pun program jamsostek seperti jamsession salah satu keterbukaan informasi pengelolaan dana kepada peserta. Sedangkan keterbukaan informasi mengenai kebijakan atau hasil keputusan biasanya dibagi menjadi dua, yaitu internal atau ekternal. Jika keputusan internal yang berkaitan dengan pengelolaan didalam itu tidak disampaikan keluar, 13

17 17 karena domainnya direksi internal, tetapi jika itu berkaitan dengan bagaimana dana itu dikelola, bagaimana penanganan peserta, layanan bagaimana, itu baru disampaikan keluar. Indikatornya menjadi dua internal dan ekternal. Akuntabilitas, semua yang dilakukan bisa dipertanggung jawabkan, intinya dari GCG itu kita lakukan, sampai tahun ini penilaian GCG kita mendapatkan nilai sangat baik. Responsibility, bagaimana pelaksanaan dan tugas sesuai dengan Undang-undang. Dari sisi kemandiriannya adalah sesuai aturan, dan dari kesetaraanya yaitu perlakuan yang sama antara perusahaan besar dan kecil diperlakukan sama 14 Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam mendukung proses transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, maka masing-masing Urusan Komunikasi yang meliputi Urusan Komunikasi Internal, Urusan Komunikasi Eksternal dan Urusan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki berbagai program dan kegiatan yang khusus sesuai dengan peran dan fungsinya. Urusan Komunikasi Internal melakukan kegiatan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan website, annual report & company profile, dokumentasi kegiatan, mengelola perlengkapan kehumasan, pedoman & tata laksanan kehumasan, menerbitkan majalah ekternal corporate, berlangganan majalah dan surat kabar, memproduksi kliping, pengadaan sovenir, menangani keluhan, mengikuti kompetisi atau award. Urusan Komunikasi Ekternal 14 Hasil Wawancara kepada bapak Antoni Sugiarto, selaku Analis GCG, Senin, 20 Januari 2014,, Pukul , bertempat di ruang kerja.

18 18 kegiatannya meliputi, tanggapan keluhan & press release, buka puasa bersama, advertorial, media relations konferensi pers, psa film-tv filler, gathering, sistem & prosedur kegiatan unsur komunikasi eksternal, kegiatan komunikasi kelembagaan info jamsostek, sistem & prosedur pameran, sistem & prosedur program khusu/reguler, sistem & prosedur promo, dan sistem & prosedur sponsorship. Dalam Urusan Corporate Social Responsibility (CSR) melaksanakan ibah CSR, dan Perbaikan data Sistem Informasi Program Kemitraan. Penjabaran singkat diatas, menyatakan bahwa fungsi dan peran Sekretaris Perusahaan menjadi begitu Penting pada Perusahaan, maka tidak diherankan bahwa saat ini hampir seluruh perusahaan memiliki Biro Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Terlebih untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Jamsostek (Persero) yang bergerak di bidang Jaminan Sosial Tenaga Kerja untuk seluruh pekerja di Seluruh Indonesia. Lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat

19 19 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. Maka peneliti tertarik untuk meneliti koalisi dominan pada biro sekretaris perusahaan PT Jamsostek (Persero) kantor pusat dalam mendukung proses transformasi menuju badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) ketenagakerjaan. Dimana dalam pengambilan keputusan memiliki nilai penting dalam penetapan berbagai strategi, aktivtas, program, kegiatan, kebijakan, yang ditetapkan bersama sesuai dengan visi misi perusahaan dan dapat dijalankan bersama. 1.2 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah Bagaimana Koalisi Dominan Pada Biro Sekretaris Perusahaan dalam Mendukung Proses Transformasi Menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

20 20 Ketenagakerjaan Periode 2013?. Menurut Grunig koalisi dominan ada 3 dimensi yaitu sebagai berikut: 1. Public Relations sebagai pembuatan Keputusan Strategis 2. Public Relations sebagai Boundary Spanner 3. Manajemen Strategik 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Koalisi Dominan Pada Biro Sekretaris Perusahaan PT Jamsostek (Persero) Kantor Pusat dalam Mendukung Proses Transformasi Menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Periode Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang Koalisi Dominan, yang diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan komunikasi khususnya dalam bidang Public Relations, yaitu mengenai Koalisi Dominan Pada Biro Sekretaris Perusahaan PT Jamsostek (Persero), yang salah satunya dalam keikutansertaan jajaran top management pada keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan menentukan kebijakan perusahaan yang sebagai mana mestinya dilaksanakan oleh Koalisi Dominan.

21 21 b. Manfaat Praktisi Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi bagi Univeritas Mercu Buana dan berguna bagi praktisi Public Relations di Biro Sekretaris Perusahaan PT Jamsostek (Persero) Kantor Pusat tentang Koalisi Dominan yang berkaitan dengan Public Relations di Perusahaan. c. Manfaat Sosial Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada praktisi public relations dalam dunia industri, terkait pada kedudukkan seorang public relations dalam koalisi dominan yang dianggap sebagai jajaran top manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu profesi yang dinamakan Public Relations atau yang dialihbahasakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu profesi yang dinamakan Public Relations atau yang dialihbahasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat pada bidang bidang ekonomi, industri dan teknologi pada zaman sekarang ini telah melahirkan dan diterimanya eksistensi suatu profesi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajemen PR

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Good Governance is Commitment and Integrity Definisi Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Sistem Proses Struktur

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

2 Salah satu pemanfaatan teknologi internet sebagai media penyampaian informasi adalah dengan memanfaatkan Situs Web (website). Hal ini mengingat Situ

2 Salah satu pemanfaatan teknologi internet sebagai media penyampaian informasi adalah dengan memanfaatkan Situs Web (website). Hal ini mengingat Situ TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Informatika. Situs Web. Emiten. Perusahaan Publik. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 150). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengatur mengenai keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 DEFINISI TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Sistem Proses Struktur ORGAN BPJS Ketenagakerjaan Mewujudkan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 A. Latar Belakang... 2 B. Maksud Dan Tujuan... 2 C. Acuan Pedoman... 3 D. Ruang Lingkup... 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang

Lebih terperinci

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Kami memiliki komitmen untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) sebagai pedoman dalam pengelolaan Perseroan pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, dimana arus informasi begitu deras dan kegiatan komunikasi sangat sering dilakukan dalam segala bentuk kegiatan dalam kehidupan, hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance BAB 5 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders 1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PKL. Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1

BAB II PELAKSANAAN PKL. Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1 BAB II PELAKSANAAN PKL 2.1. Kegiatan selama PKL Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1 No Hari/Tgl Jam Datang 1 Senin, 09-08- 2 Selasa, 10-09- 3 Rabu, 11-08- 4 Kamis, 12-08-

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian populer. Good Corporate Governance merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan atau organisasi dibentuk berdasarkan tujuan tertentu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan atau organisasi dibentuk berdasarkan tujuan tertentu yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan atau organisasi dibentuk berdasarkan tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Kegiatan yang berlangsung didalam perusahaan melibatkan banyak unsur,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. C. Rangkap Jabatan... 16

DAFTAR ISI. C. Rangkap Jabatan... 16 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 2 A. Maksud dan Tujuan penyusunan Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 B. Ruang lingkup Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 C. Landasan Hukum... 3 D. Definisi...

Lebih terperinci

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS presented by : B.Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi, M.Si Exclusive for YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL KARANGTURI SEMARANG 2015 KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Sejak krisis ekonomi tahun 1997 pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG) DI LINGKUNGAN INTERNAL PT. PGN (Persero) Tbk DISTRIBUSI WILAYAH III SUMATERA UTARA SKRIPSI

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG) DI LINGKUNGAN INTERNAL PT. PGN (Persero) Tbk DISTRIBUSI WILAYAH III SUMATERA UTARA SKRIPSI IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG) DI LINGKUNGAN INTERNAL PT. PGN (Persero) Tbk DISTRIBUSI WILAYAH III SUMATERA UTARA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang semakin pesat. Tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis pun semakin beragam, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan bagi perekonomian bangsa. Kontribusinya bagi penerimaan pajak

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG

BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG 4.1 Analisis Penelitian Dalam bab ini, akan dilakukan evaluasi atas penerapan prinsip Good Corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan bisnis yang sangat pesat akhir-akhir ini membuat banyak perubahan pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan identitas pada suatu perusahaan atau organisasi seringkali memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat kepedulian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate Governance in IndonesialFCGl

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20... OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap praktek Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN Informasi BPJS Ketenagakerjaan Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun

Lebih terperinci

Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2017 Page 0 PENDAHULUAN Mengingat komunikasi dengan pemegang saham dan komunitas pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya sekarang ini. Melalui komunikasi sejumlah individu mengadakan interaksi antara satu dengan

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang diperkuat

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang diperkuat BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan Astra pertama kali didirikan sebagai perusahaan perdagangan di sebuah ruang kecil di Jakarta pada tahun 1957. Di usia yang ke-55 tahun, Astra

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ( PIAGAM KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 D A F T A R I S I Halaman BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 2 3. Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 1. Informasi Umum 4 2.Informasi Penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

Lebih terperinci

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris I. Landasan Hukum - Undang undang No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan - Undang Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal - Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas - Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai pelaku dalam kehidupan bermasyarakat menuntut ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang untuk mempelajari lebih jauh tentang manusia yang bukan

Lebih terperinci

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia Restrukturisasi dan privatisasi BUMN Sistem Ekonomi Indonesia Pelopor atau perintis karena swasta tidak tertarik untuk menggelutinya Pengelola bidang-bidang usaha yang strategis dan pelaksana pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG A. Pemahaman karyawan terhadap system manajemen syari ah KJKS BMT Walisongo Semarang adalah sebuah Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT ) 1 dari 9 1. LATAR BELAKANG Perseroan menyadari pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) atau GCG sebagai salah satu acuan bagi Perseroan untuk meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relations saat ini sudah semakin maju, keberadaannya bagi sebuah perusahaan sangat diperlukan dalam menjalankan program-program perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM 3.1.1 KEDUDUKAN HUMAS DAN FUNGSI DALAM STRUKTUR ORGANISASI (FUNGSIONAL) Gambar 2.6 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id

Lebih terperinci

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO 071116 PIAGAM UNIT MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber eksternal maupun internal sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak ada yang mampu menyangkal pentingnya suatu kemampuan komunikasi, baik antara individu dengan individu, maupun antara suatu instansi dengan publik dan sebaliknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al (2003:9) Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi

Lebih terperinci

PIAGAM SEKRETARIS PERUSAHAAN

PIAGAM SEKRETARIS PERUSAHAAN PIAGAM SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I KETENTUAN UMUM A. Definisi 1) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalah adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau

Lebih terperinci