IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diberikan pembahasan dari metode penelitian di bab tiga. 4.1 Studi Literatur Awal Informasi yang digunakan dalam karya ilmiah ini diambil dari berbagai media cetak seperti koran, buku, majalah dan karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Informasi yang diambil berupa definisidefinisi dan contoh kalimat yang terdapat di media cetak tersebut. Contoh kalimat tersebut diubah menjadi kalimat efektif dan direpresentasikan dalam bentuk graf. 4.2 Perancangan Algoritme Kalimat Efektif Pertama-tama, diberikan satu set kalimat berbahasa Indonesia. Satu set kalimat berbahasa Indonesia terdiri dari tiga contoh yaitu: 1. Pada saat itu, Milan sedang mengikuti piala dunia klub di Jepang. 2. Pada babak kedua, Cristiano Ronaldo terus mengukuhkan diri sebagai gelandang produktif. 3. Pada tahun yang sama, Nadal mengalahkan Federer di semifinal. (Darojatun, 2008) Hasil analisis dari satu set kalimat berbahasa Indonesia di atas adalah terdapat kata kata yang tidak perlu. Kata tersebut adalah kata pada sehingga kata pada dimasukkan ke dalam daftar kata buang. Setelah kata pada dimasukkan ke dalam daftar kata buang, maka hasilnya menjadi: 1. Saat itu, Milan sedang mengikuti piala dunia klub di Jepang. 2. Babak kedua, Cristiano Ronaldo terus mengukuhkan diri sebagai gelandang produktif. 3. Tahun yang sama, Nadal mengalahkan Federer di semifinal. Penghilangan kata pada tidak mengubah arti kalimat yang sebenarnya. Dengan demikian, diperoleh satu aturan kalimat efektif yaitu penggunaan kata depan pada di awal kalimat dihilangkan. Untuk menguji aturan kalimat efektif tersebut sudah berlaku umum atau tidak, maka diberikan satu set contoh kalimat berbahasa Indonesia yang lain dan berbeda tipe dari kalimat sebelumnya. Satu set kalimat berbahasa Indonesia tersebut yaitu: 1. Tetapi, The Lobster tetap mengisyaratkan bakal merombak sebagian besar komposisi pemain asingnya. 2. Tapi, Rijkaard dihadapkan pada masalah menurunnya kualitas kerja dua striker muda. 3. Tetapi saya membuat keputusan untuk masa depan saya dan itu untuk beberapa tahun ke depan. (Darojatun, 2008) Hasil analisis dari ketiga contoh di atas adalah terdapat kata kata yang tidak perlu. Kata tersebut adalah kata tetapi sehingga kata tetapi dimasukkan ke dalam daftar kata buang. Setelah kata-kata tersebut dimasukkan ke dalam daftar kata buang, maka hasilnya menjadi: 1. The Lobster tetap mengisyaratkan bakal merombak sebagian besar komposisi pemain asingnya. 2. Rijkaard dihadapkan pada masalah menurunnya kualitas kerja dua striker muda. 3. Saya membuat keputusan untuk masa depan saya dan itu untuk beberapa tahun ke depan. Penghilangan kata tetapi tidak mengubah arti kalimat yang sebenarnya. Setelah dilakukan pengujian contoh kalimat berbahasa Indonesia secara berulang-ulang dengan menggunakan kata penghubung di awal kalimat maka diperoleh aturan yang baru yaitu penggunaan kata penghubung yang menyatakan hubungan penambahan, perlawanan, dan sebab di awal kalimat dihilangkan. Dengan demikian, diperoleh dua aturan kalimat efektif yaitu penggunaan kata depan pada dan penggunaan kata penghubung yang menyatakan hubungan penambahan,

2 perlawanan, dan sebab di awal kalimat dihilangkan. Aturan yang sudah dibuat akan diuji kembali dengan satu set contoh kalimat berbahasa Indonesia yang lain. Satu set contoh kalimat tersebut yaitu: 1. Tifosi juga menuntut penampilan konsisten dari Pato. 2. Fergie mengakui bahwa piala Afrika memberi efek lebih besar terhadap Pompey dibanding Setan Merah. 3. Keegan pun tidak bakal mau comebacknya ke Tyneside ternoda dengan kekalahan di liga. (Darojatun, 2008) Hasil analisis dari ketiga contoh di atas menunjukkan bahwa terdapat kata-kata yang tidak perlu. Kata tersebut adalah kata bahkan, malah, juga, dan bahwa sehingga kata bahkan, malah, juga, dan bahwa dimasukkan ke dalam daftar kata buang. Setelah kata-kata tersebut dimasukkan ke dalam daftar kata buang, maka hasilnya menjadi: 1. Tifosi menuntut penampilan konsisten dari Pato. 2. Fergie mengakui Piala Afrika memberi efek lebih besar terhadap Pompey dibanding Setan Merah. 3. Keegan tidak bakal mau comeback-nya ke Tyneside ternoda dengan kekalahan di liga. Penghilangan kata juga, bahwa dan pun tidak mengubah arti kalimat yang sebenarnya. Dengan demikian, diperoleh satu aturan baru yaitu penggunaan kata pelengkap di setiap kalimat dihilangkan. Apabila aturan-aturan yang dibuat sudah benar, uji kembali aturan tersebut dengan kata benda dan kata kerja pada kalimat berbahasa Indonesia. Dalam hal ini, corpus digunakan untuk menemukan kata benda dan kata kerja yang terdapat dalam kalimat berbahasa Indonesia. Jika pada kalimat berbahasa Indonesia terdapat kata benda dan kata kerja, maka aturan tersebut berlaku umum. Dengan demikian, dari hasil analisis di atas dibuat aturan kalimat efektif yaitu: 1. penggunaan kata depan pada di awal kalimat dihilangkan, 2. penggunaan kata penghubung yang menyatakan hubungan penambahan, perlawanan, dan sebab di awal kalimat dihilangkan, 3. penggunaan kata pelengkap di setiap kalimat dihilangkan, 4. penggunaan kata benda dan kata kerja di setiap kalimat. Berdasarkan aturan kalimat efektif yang dibuat, maka algoritmenya adalah: 1. Buat: a. Daftar kata depan. b. Daftar kata penghubung. c. Daftar kata pelengkap. d. Daftar kata benda dan kata kerja. 2. Untuk setiap kata dalam kalimat: a. Jika terdapat kata depan pada di awal kalimat, maka hilangkan. Jika tidak ada, maka pertahankan. b. Jika terdapat kata penghubung yang menyatakan hubungan perlawanan, penambahan, dan sebab di awal kalimat, maka hilangkan. Jika tidak ada, maka pertahankan. c. Jika terdapat kata pelengkap di setiap kalimat, maka hilangkan. Jika tidak ada, maka pertahankan. d. Jika tidak terdapat kata benda dan kata kerja, maka kalimat tersebut bukan kalimat efektif. Setelah aturan kalimat efektif yang dibuat berlaku umum, maka akan di uji keakuaratan kalimat efektif tersebut. untuk mengetahui keakuratan aturan kalimat efektif di atas, maka akan diuji aturan tersebut dengan contoh-contoh kalimat berbahasa Indonesia. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan pengujian kalimat efektif dengan cara manual dan pengujian kalimat efektif dengan cara menggunakan aturan kalimat efektif yang sudah dibuat. Dari hasil pengujian didapat keakuratan yang cukup tinggi oleh karena dari 100 contoh kalimat, 90 di antaranya memberikan hasil yang sama. Dengan demikian, aturan kalimat efektif yang sudah dibuat tersebut dapat dianggap

3 cukup akurat. Untuk melihat hasil pengujian kalimat efektif dapat dilihat pada Lampiran 5. Langkah-langkah dalam algoritme pembentukan kalimat efektif tersebut dapat di gambarkan dengan menggunakan flowchart yang akan ditunjukkan pada Gambar 3. kata baru. Kata baru adalah kata yang tidak terdapat dalam daftar jenis kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata penghubung. Untuk mengetahui jenis kata benda, kata sifat, dan kata kerja dapat dilihat pada Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3. Setelah jenis kata yang terdapat pada kalimat efektif dianalisis, kemudian ditentukan jenis relasi yang akan digunakan di antara jenis kata yang sudah dianalisis. Relasi yang digunakan pada penelitian ini hanya empat relasi yaitu cau, ali, sub, dan par karena hanya keempat relasi tersebut yang ditemukan pada penelitian ini. Relasi par, cau, dan sub ditandai dengan, sedangkan relasi ali ditandai dengan. Untuk mengetahui keempat jenis relasi secara lengkap, dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4. Langkah-langkah dalam membuat suatu word graph di atas akan diterapkan pada contoh-contoh kalimat efektif di bawah ini. Contoh 1. Dua kata dihubungkan dengan dua konsep yaitu pria dan wanita. Analisis kalimat dari Contoh 1 adalah sebagai berikut: Gambar 3 Flowchart algoritme pembentukan kalimat efektif. 4.3 Perancangan Algoritme Word Graph Kalimat Efektif dan Analisis Kalimat Efektif Langkah awal yang dilakukan dalam merancang algoritme word graph adalah mengambil contoh kalimat efektif. Kedua, menganalisis contoh kalimat efektif tersebut. Ketiga, menentukan jenis kata yang terdapat dalam kalimat efektif seperti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata penghubung, atau Kata pertama adalah dua. Kata dua termasuk ke dalam jenis kata benda. Dengan demikian, kata tersebut dipertahankan. Kata kedua adalah kata. Kata kata termasuk ke dalam jenis kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara kata pertama dan kata kedua karena apabila disisipkan relasi di antara kedua kata tersebut maka dapat mengubah arti kalimat yang sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah dua kata. Kata ketiga adalah dihubungkan. Kata dihubungkan termasuk ke dalam jenis kata kerja. Jenis relasi yang menghubungkan antara kata benda dan kata kerja adalah cau karena terjadi hubungan sebab akibat di antara kata kedua dan kata ketiga. Hasil dari analisis di atas adalah kata dihubungkan. Kata keempat adalah dengan. Kata dengan termasuk ke dalam jenis relasi par sehingga

4 kata dengan diganti dengan relasi par. Relasi ini digunakan karena terdapat kaitan antara kata yang satu dengan kata lainnya. Hasil dari analisis di atas adalah dihubungkan. Kata kelima adalah dua. Kata dua termasuk ke dalam jenis kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara jenis relasi dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut maka dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah dua. Kata keenam adalah konsep. Kata konsep termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara kata benda dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut maka dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah dua konsep. Kata ketujuh adalah yaitu. Kata yaitu terdapat dalam jenis relasi ali sehingga kata tersebut diganti dengan relasi ali. Hasil dari analisis di atas adalah konsep dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah pria. Kata kesembilan adalah dan. Kata dan termasuk ke dalam jenis relasi par sehingga kata dan diganti dengan relasi par. Relasi ini digunakan karena terdapat kaitan antara kata yang satu dengan kata lainnya. Hasil dari analisis di atas adalah pria. Kata kesepuluh adalah wanita. Kata wanita termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara jenis relasi dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah wanita. Dengan demikian, hasil analisis kalimat efektif pada Contoh 1 akan membentuk suatu word graph yang dapat ditunjukkan pada Gambar 4.. Kata kedelapan adalah pria. Kata pria termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara jenis relasi dua kata dihubungkan dua konsep pria wanita Gambar 4 Hasil analisis word graph Contoh 1. Dari hasil analisis di atas dapat dibuat aturan word graph yaitu: 1. Sisipkan relasi cau di antara kata benda dan kata kerja atau kata kerja dan kata benda. 2. Jika sebelum atau sesudah kata benda adalah kata benda, maka tidak ada relasi di antara kata tersebut. 3. Jika kata dalam kalimat efektif terdapat dalam tabel relasi, maka ganti kata dengan jenis relasi. 4. Jika sebelum kata benda adalah jenis relasi, maka tidak ada relasi di antara kata tersebut. Untuk menguji aturan word graph sudah berlaku umum atau tidak, maka diberikan contoh kalimat efektif yang lain. Contoh 2. Informasi diambil dari artikel Parto Hardjono. Analisis kalimat dari Contoh 2 adalah sebagai berikut: Kata pertama adalah informasi. Kata informasi termasuk kata benda sehingga pertahankan kata tersebut. Kata kedua adalah diambil. Kata diambil termasuk kata kerja. Jenis relasi yang menghubungkan antara kata benda dan kata kerja adalah cau karena terjadi hubungan sebab akibat di antara kata pertama dan kata kedua. Hasil dari analisis di atas adalah informasi diambil.

5 Kata ketiga adalah dari. Kata dari termasuk ke dalam jenis relasi par sehingga kata dari diganti dengan relasi par. Relasi ini digunakan karena terdapat kaitan antara kata yang satu dengan kata lainnya. Hasil dari analisis di atas adalah diambil. Kata keempat adalah artikel. Kata artikel termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara jenis relasi dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut maka dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis maka dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah artikel Parto. Kata keenam adalah Hardjono. Kata Hardjono termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara kata benda dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut maka dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah Parto Hardjono. Dengan demikian, hasil analisis kalimat efektif pada Contoh 2 akan membentuk suatu word graph yang dapat ditunjukkan pada Gambar 5. di atas adalah artikel. Kata kelima adalah Parto. Kata Parto termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara kata benda dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut informasi diambil artikel Parto Hardjono Gambar 5 Hasil analisis word graph Contoh 2. Apabila diberikan contoh kalimat efektif yang lain seperti: Contoh 3. Gula dimakan rasanya manis. Analisis kalimat dari Contoh 3 adalah sebagai berikut: Kata pertama adalah gula. Kata gula termasuk kata benda, maka pertahankan kata tersebut. Kata kedua adalah dimakan. Kata dimakan termasuk kata kerja. Jenis relasi yang menghubungkan antara kata benda dan kata kerja adalah cau karena terjadi hubungan sebab akibat di antara kata pertama dan kata kedua. Hasil dari analisis di atas adalah gula dimakan. Kata ketiga adalah rasanya. Kata rasanya termasuk kata benda. Jenis relasi yang menghubungkan kata kerja dan kata benda adalah cau. Hasil dari analisis di atas adalah dimakan rasanya. Kata keempat adalah manis. Kata manis termasuk kata sifat. Jenis relasi yang menghubungkan kata benda dan kata sifat adalah sub karena manis merupakan bagian dari rasa. Hasil dari analisis di atas adalah rasanya manis.

6 Dengan demikian, hasil analisis kalimat efektif pada Contoh 3 akan membentuk suatu word graph yang dapat akan ditunjukkan pada Gambar 6. gula dimakan rasanya manis Gambar 6 Hasil analisis word graph Contoh 3. Dari hasil analisis contoh kalimat efektif yang ketiga, terdapat perbaikan aturan word graph dari aturan yang pertama yaitu jika sebelum kata sifat adalah kata benda, maka disisipkan relasi sub di antara kata tersebut. Apabila diberikan satu set kalimat efektif yang lain seperti: Contoh 4. Kebutuhan dasar yang bersifat mendasar meliputi sandang dan perumahan dan pendidikan dan kesehatan. Analisis kalimat dari Contoh 4 adalah sebagai berikut: Kata pertama adalah kebutuhan. Kata kebutuhan termasuk kata benda sehingga kata tersebut dipertahankan. Kata kedua adalah dasar. Kata dasar termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara kata benda dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut maka dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah kebutuhan dasar. Kata ketiga adalah yang. Kata yang termasuk ke dalam jenis relasi par sehingga kata yang diganti dengan relasi par. Relasi ini digunakan karena terdapat kaitan antara kata yang satu dengan kata lainnya. Hasil dari analisis di atas adalah dasar. Kata keempat adalah bersifat. Kata bersifat termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara jenis relasi dan kata benda karena apabila diberikan relasi di antara kedua kata tersebut maka dapat mengubah arti pada kalimat sebenarnya. Hasil dari analisis di atas adalah bersifat. Kata kelima adalah mendasar. Kata mendasar termasuk kata kerja. Jenis relasi yang menghubungkan kata benda dan kata kerja adalah cau. Hasil dari analisis di atas adalah mendasar. Kata keenam adalah meliputi. Kata meliputi termasuk ke dalam jenis relasi ali sehingga ganti kata meliputi dengan relasi ali. Hasil dari analisis di atas adalah mendasar. Kata ketujuh adalah sandang. Kata sandang termasuk kata benda. Jenis relasi yang menghubungkan jenis relasi dan kata benda adalah tidak ada. Hasil dari analisis di atas adalah sandang. Kata delapan adalah dan. Kata dan termasuk ke dalam jenis relasi par sehingga kata dan diganti dengan relasi par. Relasi ini digunakan karena terdapat kaitan antara kata yang satu dengan kata lainnya. Hasil dari analisis di atas adalah pendidikan. Kata kesembilan adalah perumahan. Kata perumahan termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan antara jenis relasi dan kata benda. Hasil dari analisis di atas adalah perumahan. Kata kesepuluh adalah dan. Kata dan termasuk ke dalam jenis relasi par sehingga kata dan diganti dengan relasi par. Relasi ini digunakan karena terdapat kaitan antara kata yang satu dengan kata lainnya. Hasil dari analisis di atas adalah pendidikan. Kata kesebelas adalah perumahan. Kata perumahan termasuk kata benda. Tidak ada

7 relasi yang menghubungkan antara jenis relasi dan kata benda. Hasil dari analisis di atas adalah perumahan. Kata keduabelas adalah dan. Kata dan termasuk ke dalam jenis relasi par sehingga kata dan diganti dengan relasi par. Relasi ini digunakan karena terdapat kaitan antara kata yang satu dengan kata lainnya. Hasil dari analisis Kata ketigabelas adalah kesehatan. Kata kesehatan termasuk kata benda. Tidak ada relasi yang menghubungkan jenis relasi dan kata benda. Hasil dari analisis di atas adalah kesehatan. Dengan demikian, hasil analisis kalimat efektif pada Contoh 4 akan membentuk suatu word graph yang dapat ditunjukkan pada Gambar 7. di atas adalah pendidikan. kebutuhan dasar bersifat mendasar sandang perumahan pendidikan kesehatan Gambar 7 Hasil analisis word graph Contoh 4. Lebih lanjut, dilakukan uji hasil analisis di atas dengan kalimat efektif yang lain secara berulang-ulang sehingga diperoleh aturan yang berlaku umum. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka diperoleh aturan pembentukan word graph sebagai berikut: 1. Sisipkan relasi cau di antara kata benda dan kata kerja atau kata kerja dan kata benda. 2. Jika sebelum atau sesudah kata benda adalah kata benda, maka tidak ada relasi di antara kata tersebut. 3. Jika kata dalam kalimat efektif terdapat dalam tabel relasi maka ganti kata tersebut dengan jenis relasi. 4. Jika sebelum kata benda adalah jenis relasi, maka tidak ada relasi di antara kata tersebut. 5. Jika sebelum kata sifat adalah kata benda, maka sisipkan relasi sub di antara kata tersebut. 6. Jika kata yang terdapat dalam kalimat efektif tidak ada dalam semua daftar jenis kata, maka pertahankan kata dan tidak ada relasi di antara kata tersebut. Berdasarkan aturan word graph di atas maka dapat dibuat algoritmenya sebagai berikut: Nama : Algoritme yang mengambil input sebuah kalimat efektif dan mengubahnya menjadi suatu word graph Input : Sebuah kalimat efektif Output : Sebuah word graph Begin Masukkan kalimat efektif Untuk setiap kata dalam kalimat i := 1,...,n

8 baca kata (i) i=2 while i n {n=banyaknya kata} if kata (i) daftar kata benda hasil := hasil kata (i) {jika terdapat kata benda maka pertahankan} if kata (i - 1) := kata kerja sisipkan di antara kata (i 1) dan kata (i) {jika sebelum kata benda adalah kata kerja maka sisipkan di antara kata (i 1) dan kata (i)} else if kata (i - 1) := kata benda tidak ada relasi {jika sebelum kata benda adalah kata benda maka tidak ada relasi} else tidak ada relasi {selain yang di atas maka tidak ada relasi} if kata (i) daftar tabel relasi hasil := hasil kata (i) {jika kata (i) terdapat pada tabel relasi maka pertahankan} if kata (i) jenis relasi 1 ganti kata (i) dengan {ganti kata (i) dengan apabila terdapat dalam jenis relasi cau} else if kata (i) jenis relasi 2 ganti kata (i) dengan {ganti kata (i) dengan apabila terdapat dalam jenis relasi sub} else if kata (i) jenis relasi 3 ganti kata (i) dengan {ganti kata (i) dengan apabila terdapat dalam jenis relasi ali} else if kata (i) jenis relasi 4 ganti kata (i) dengan {ganti kata (i) dengan apabila terdapat dalam jenis relasi par} if kata (i) daftar kata kerja hasil := hasil kata (i) {jika terdapat kata kerja maka pertahankan} if kata (i - 1) := kata benda sisipkan di antara kata (i 1) dan kata (i)

9 {jika sebelum kata kerja adalah kata benda maka sisipkan di antara kata (i 1) dan kata (i)} else tidak ada relasi {selain yang di atas maka tidak ada relasi} if kata (i) daftar kata sifat hasil := hasil kata (i) {jika terdapat kata sifat maka pertahankan} if kata (i - 1) := kata benda sisipkan di antara kata (i 1) dan kata (i) {jika sebelum kata sifat adalah kata benda maka sisipkan di antara kata (i 1) dan kata (i) } else tidak ada relasi if kata (i) kata baru hasil := hasil kata (i) {jika terdapat kata baru maka pertahankan} i++ end while end

10 Secara ringkas langkah-langkah dalam algoritme pembentukan word graph digambarkan dengan menggunakan flowchart sebagai berikut:

11 Gambar 8 Flowchart algoritme pembentukan word graph. V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kalimat efektif adalah kalimat yang ditulis secara singkat, padat, dan jelas tanpa menghilangkan arti kalimat yang sebenarnya. Proses yang dilakukan dalam membuat kalimat efektif adalah menganalisis kata demi kata yang terdapat pada kalimat berbahasa Indonesia untuk dipertahankan atau tidak kata tersebut. Word graph adalah konsep dan relasi yang direpresentasikan dalam bentuk graf. Proses yang dilakukan dalam membuat word graph adalah menentukan jenis relasi yang digunakan di antara konsep-konsep yang terdapat pada kalimat efektif. Konsep ini berupa kata benda dan kata kerja. Relasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cau, sub, ali, dan par. 5.2 Saran Penelitian ini masih dapat dilanjutkan kembali. Bagi mahasiswa yang berminat lebih dalam mempelajari penelitian ini dapat melanjutkannya dengan membuat penggabungan word graph menjadi combined graph dan simplified graph yang merupakan bagian dari knowledge graph.

ALGORITME PEMBENTUKAN WORD GRAPH DARI DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA NABIH BERRI G

ALGORITME PEMBENTUKAN WORD GRAPH DARI DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA NABIH BERRI G ALGORITME PEMBENTUKAN WORD GRAPH DARI DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA NABIH BERRI G54103031 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ABSTRAK NABIH

Lebih terperinci

Daftar Kata Benda. undang-undang bergabung faktor masalah infrastruktur tahapan

Daftar Kata Benda. undang-undang bergabung faktor masalah infrastruktur tahapan LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar kata benda Daftar Kata Benda buruh muatan bersama tepat informasi tampak faktor pihak warga komponen posisi berbeda bencana pemkot saya strategi sumber pengertian alam madya

Lebih terperinci

Bagian 12. Seksi 1 Catatan untuk Jadwal Jepang

Bagian 12. Seksi 1 Catatan untuk Jadwal Jepang Bagian 12 Seksi 1 Catatan untuk Jadwal Jepang 1. Untuk maksud-maksud Pasal 16, kategori-kategori berikut yang ditunjukkan pada Kolom 4 di dalam Jadwal Jepang, pada Seksi 2 Bagian ini, wajib berlaku: (a)

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM. perancangan dan pembuatan program ini meliputi : dengan konversi notasi infix, prefix, dan postfix.

BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM. perancangan dan pembuatan program ini meliputi : dengan konversi notasi infix, prefix, dan postfix. 21 BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM 3.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan untuk mendukung penyelesaian perancangan dan pembuatan program ini meliputi : 1. Studi literatur

Lebih terperinci

/*!40101 SET */; /*!40101 SET */;

/*!40101 SET */; /*!40101 SET */; phpmyadmin SQL Dump version 3.3.2deb1 http://www.phpmyadmin.net Host: localhost Generation Time: Jun 07, 2010 at 09:55 AM Server version: 5.1.41 PHP Version: 5.3.2-1ubuntu4.2 SET SQL_MODE="NO_AUTO_VALUE_ON_ZERO";

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini Artificial Intelligence banyak digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan proses analisis dan pengujian program aplikasi pencarian

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan proses analisis dan pengujian program aplikasi pencarian BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan proses analisis dan pengujian program aplikasi pencarian string dengan menggunakan algortima Maximal Shift, algoritma Optimal Mismatch dan algoritma

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada awal berdirinya PT Puncak Plastik tidak menemui masalah dalam mengatur pesanan pelanggan. Tapi seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan maka hal tadi menjadi masalah bagi perusahaan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cara termudah untuk mendapatkan informasi dari sebuah teks adalah dengan meringkasnya, karena membaca sebuah ringkasan tidak memerlukan waktu lama, dibandingkan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada babbab selanjutnya. 2. 1 Kata Keterangan 2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Keterangan Menurut tatarannya kata keterangan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Topik yang sering mendapat perhatian khusus dalam bidang Digital Image Processing adalah mengenai pengenalan pola (pattern recognition). Sistem pengenalan pola tidak

Lebih terperinci

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, sangatlah mudah untuk mendapatkan informasi, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Akan tetapi, banyaknya informasi yang ada belum tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini semakin canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi informasi maka kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan manfaat bagi berbagai pihak. Suatu aktifitas yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan manfaat bagi berbagai pihak. Suatu aktifitas yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas manusia di era modern saat ini menunjukkan perkembangan kegiatan yang sangat baik karena diiringi oleh perkembangan pemahaman dan penalaran yang maju. Kegiatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian. yang sesuai dengan pola tersebut. Di lain pihak, jika hasil dari stemming berupa pola kata dasar dan imbuhan yang tidak ada dalam pola kata kerja menurut Ahmad Muslik (2009) dan gagal dalam proses pengenalan,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era yang menuntut aktivitas tinggi seperti sekarang ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era yang menuntut aktivitas tinggi seperti sekarang ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang menuntut aktivitas tinggi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan olahraga untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh agar aktivitas dapat terus berjalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbuat lebih banyak dalam teknologi dan membuka diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbuat lebih banyak dalam teknologi dan membuka diri terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ketika menghadapi era globalisasi dibutuhkan tenaga kerja yang siap dipakai menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu kita selalu dituntut untuk berbuat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Kebutuhan

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Kebutuhan BAB 3 METODOLOGI 3.1. Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1. Analisis Kebutuhan Saat ini banyak permainan yang seharusnya dimainkan oleh dua orang atau lebih yang sudah dilengkapi dengan sistem komputer

Lebih terperinci

Sistem Komputer. Software / Perangkat Lunak. Hardware / Perangkat keras. Brainware / Pemakai

Sistem Komputer. Software / Perangkat Lunak. Hardware / Perangkat keras. Brainware / Pemakai PENGANTAR ALGORITMA Sistem Komputer Hardware / Perangkat keras Software / Perangkat Lunak Brainware / Pemakai Algoritma Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil tertentu dari

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Rumah Sakit Pondok Indah 3.1.1 Latar Belakang Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya rumah sakit swasta dengan pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Diagram Alur / Flowchart

Pertemuan 4 Diagram Alur / Flowchart Pertemuan 4 Diagram Alur / Flowchart Flowchart Flowchart adalah representasi grafik dari langkah-langkah yang harus diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri atas sekumpulan simbol, dimana

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) SNGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (16 25) KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) Ayu Amanah, Sri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN.1. Analisis Sistem Dalam perancangan sebuah sistem diperlukan analisis untuk keperluan sistem. Dengan adanya analisis sistem, sistem yang dirancang diharapkan akan lebih

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ada dua masalah yang menjadi tinjauan dalam menganalisis pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph. Pertama, masalah aturan pembentukan kata benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mempunyai peranan penting, salah satunya dibidang komputer. Dengan adanya teknologi komputer yang sangat canggih

Lebih terperinci

Algoritma Penentuan Graf Bipartit

Algoritma Penentuan Graf Bipartit Algoritma Penentuan Graf Bipartit Zain Fathoni - 13508079 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kampus ITB Jln. Ganesha No. 10 Bandung e-mail:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. INTISARI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. INTISARI... DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Pembelajaran Tata Surya Siswa Kelas 6 SD Berbasis Macromedia Flash

Pembelajaran Tata Surya Siswa Kelas 6 SD Berbasis Macromedia Flash Pembelajaran Tata Surya Siswa Kelas 6 SD Berbasis Macromedia Flash Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Komputer Oleh: Eufrasia Roswitta Putri 562013008 ProgramStudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendukung Keputusan merupakan bagian dari sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendukung Keputusan merupakan bagian dari sistem informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Pendukung Keputusan merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu instansi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik sehingga menghasilkan kerja yang baik pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik sehingga menghasilkan kerja yang baik pula. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan aplikasi telah berkembang dengan sangat pesat, oleh karena itu sudah banyak pula perusahaan-perusahaan yang menggunakan berbagai sistem aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis yang ingin tetap konsistan di pasar dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tuntutan

Lebih terperinci

MODUL 3 SELEKSI KONDISI

MODUL 3 SELEKSI KONDISI MODUL 3 SELEKSI KONDISI Seleksi kondisi atau struktur kendali (Branching) digunakan untuk mengatur jalannya program yang anda buat. Dalam penerapannya, seleksi kondisi digunakan dalam pengaturan control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi non-verbal biasanya banyak dilakukan oleh mereka yang memiliki kekurangan dalam kemampuan berbicara (tuna wicara). Cara berkomunikasi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Berdasarkan hasil perancangan aplikasi yang telah dilakukan pada bab analisa dan perancangan, selanjutnya dapat di tampilkan beberapa tampilan animasi Proses pembuatan

Lebih terperinci

Basis Data II. Pertemuan Ke-6 (Function) Noor Ifada

Basis Data II. Pertemuan Ke-6 (Function) Noor Ifada Basis Data II Pertemuan Ke-6 (Function) Noor Ifada Sub Pokok Bahasan Operator IS NULL Operator IN dalam subquery Operator EXISTS Operator ALL & ANY DISTINCT Fungsi COUNT Fungsi MAX dan MIN Fungsi SUM Fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap Pembentukan Knowledge Graph Sekumpulan kata-kata dalam suatu dokumen tidak akan terepresentasi sepenuhnya ke dalam graf. Bagian inti dokumen yang akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran serta seluruh pemain sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. peran serta seluruh pemain sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu elemen yang terpenting dalam sebuah klub sepak bola adalah peran serta seluruh pemain sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjalankan segala macam aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akurat akan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga informasi

BAB I PENDAHULUAN. akurat akan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan kemajuan informasi dewasa ini, kebutuhan akan informasi yang akurat akan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga informasi akan menjadi

Lebih terperinci

Pemilihan. Overview. Tujuan. 1.1 Bentuk Umum IF dan Variasinya

Pemilihan. Overview. Tujuan. 1.1 Bentuk Umum IF dan Variasinya Pemilihan Overview Program dapat merepresentasikan situasi pemilihan yang sering dihadapi dalam dunia nyata. Berdasarkan satu atau beberapa kondisi, dapat ditentukan satu atau sejumlah aksi yang akan dilakukan.

Lebih terperinci

1.1 Pendahuluan. 1.2 Arti Statistik

1.1 Pendahuluan. 1.2 Arti Statistik Student Guide Series: SPSS 1.1 Pendahuluan Jika ditanya tentang statistik atau ilmu statistik, kebanyakan orang akan beranggapan tentang suatu ilmu yang canggih, yang membutuhkan persamaan matematis yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dimungkiri bahwa saat ini Jepang memainkan peranan di dunia, terutama dalam perkembangan teknologi. Kemampuan itulah yang membuat Negara sakura ini kian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam urutan proses pembangunan software, pengujian software adalah tahap yang dilakukan setelah implementasi atau pengkodean. Pengujian software atau software

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pengantar Komputer Kode Mata Kuliah : DA50-041 SKS : 3 SKS Waktu Pertemuan : 3 x 50 Pertemuan Ke : 1 (satu) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak metode pembelajaran yang bisa diterapkan untuk menambah ilmu pengetahuan seseorang. Salah satu metode pembelajaran yang bisa dilakukan yaitu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang 1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang ada masih menggunakan cara manual yaitu pihak Tata Usaha

Lebih terperinci

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations 2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proposisi adalah pernyataan yang dapat ditentukan nilai kebenarannya, bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya. Sedangkan, Kalkulus Proposisi (Propositional

Lebih terperinci

TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH BERDASARKAN AI

TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH BERDASARKAN AI TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH BERDASARKAN AI 1. Definisikan masalah dengan tepat 2. Analisa masalahnya 3. Representasikan task knowledge 4. Pilih dan gunakan representasi dan teknik reasoning Untuk mendefinisikan

Lebih terperinci

PENYAJIAN ALGORITMA. a. Stuctured English b. Psedoucode

PENYAJIAN ALGORITMA. a. Stuctured English b. Psedoucode LOGIKA PROPORSIONAL ALGORITMA Pola pikir yang terstruktur yang berisi tahap-tahap atau langkah-langkah penyelesaian suatu masalah; Merupakan satu set proses yang diaktifkan menurut langkah demi langkah

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN 54 BAB III 1 METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama, yaitu melakukan studi literatur dari berbagi sumber terkait.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sepakbola Indonesia (Studi Kasus Terhadap Pemain Persija Jakarta), Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sepakbola Indonesia (Studi Kasus Terhadap Pemain Persija Jakarta), Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yakni Peran Tayangan Sepakbola Liga Asing Terhadap Motivasi Berprestasi Pemian Sepakbola Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan papan atau biasa disebut dengan Board Games hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. Permainan papan atau biasa disebut dengan Board Games hampir tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan papan atau biasa disebut dengan Board Games hampir tidak asing terdengar di kehidupan manusia. Banyak macam-macam permainan papan yang ada di kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH llmu komputer memiliki dua komponen utama; pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kzdua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi

Lebih terperinci

UJI AKURASI SISTEM ABSENSI DENGAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TUGAS AKHIR. Oleh : SEPTIAN WIDANEHRU

UJI AKURASI SISTEM ABSENSI DENGAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TUGAS AKHIR. Oleh : SEPTIAN WIDANEHRU UJI AKURASI SISTEM ABSENSI DENGAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TUGAS AKHIR Oleh : SEPTIAN WIDANEHRU 0634015077 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITME PEMBENTUKAN COMBINED GRAPH DAN SIMPLIFIED GRAPH PADA METODE KNOWLEDGE GRAPH ASTRI WULANDARI G

PERANCANGAN ALGORITME PEMBENTUKAN COMBINED GRAPH DAN SIMPLIFIED GRAPH PADA METODE KNOWLEDGE GRAPH ASTRI WULANDARI G PERANCANGAN ALGORITME PEMBENTUKAN COMBINED GRAPH DAN SIMPLIFIED GRAPH PADA METODE KNOWLEDGE GRAPH ASTRI WULANDARI G541318 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pencatatan Data Warga Kelurahan Berbasis Mobile

Sistem Informasi Pencatatan Data Warga Kelurahan Berbasis Mobile Sistem Informasi Pencatatan Warga Kelurahan Berbasis Mobile Suryo Mulyawan Raharjo, Oky Dwi Nurhayati, Kurniawan Teguh Martono Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jalan

Lebih terperinci

Oleh Lukman Hariadi

Oleh Lukman Hariadi ANALISIS PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BACKTRACKING (berbentuk piramida terbalik) PROPOSAL JUDUL Diajukan Untuk Menempuh Tugas Akhir Oleh Lukman Hariadi 14201045 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Inter Milan Tertular Terpuruknya Timnas

Inter Milan Tertular Terpuruknya Timnas Inter Milan Tertular Terpuruknya Timnas Inter Milan lagi-lagi menerima kekalahan yang ke-15 di ajang Serie A Italia musim ini, usai ditaklukkan Lazio 3-1. Tim yang dulu diakui sebagai tim terbaik di musim

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal Janice Laksana / 13510035 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) LISENSIA PUITIKA ARAB. Oleh: Fadlil Munawwar Manshur

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) LISENSIA PUITIKA ARAB. Oleh: Fadlil Munawwar Manshur RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) LISENSIA PUITIKA ARAB Oleh: Fadlil Munawwar Manshur JURUSAN SASTRA ASIA BARAT FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA, YOGYAKARTA TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori tentang Permasalahan 2.1.1 Prosedur penilaian prestasi kerja Pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja, rotasi tenaga perawat dilakukan dua tahun sekali. Selama ini,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 3 Tahun 1997 Seri: D PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA

Lebih terperinci

Perancangan Database Lingkungan Implementasi Perancangan XML HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Database Lingkungan Implementasi Perancangan XML HASIL DAN PEMBAHASAN 5 dimasukkan akan diperiksa apakah bersifat tunggal atau jamak serta ada tidaknya kata masukan dalam database yang Jika kata yang dimasukkan bersifat tunggal dan terdapat di dalam database, kata tersebut

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI

Lebih terperinci

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Definisi Masalah dan Ruang Masalah Metode Pencarian Buta Breadth First Search Depth First Search Referensi Luger & Stubblefield - bab 3 Sri Kusumadewi - bab 2 Rich

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Bagus Prasetyo (bagusprasetyo21@ymail.com) Wawan Laksito Y.S.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Graf Berarah Graf Berarah Suatu graf berarah (Direct Graf/Digraf) D terdiri atas 2 himpunan : 1. Himpunan V, anggotanya disebut Simpul. 2. Himpunan A, merupakan

Lebih terperinci

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan dan Akar Bab 4 Perpangkatan dan Akar Pada kehidupan sehari-hari kamu sering menemukan angka berpangkat seperti 2 2, 2 3, 2 4, dan seterusnya. Bilangan berpangkat ini memiliki makna tersendiri nilainya. Apakah kamu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 ANALISIS SISTEM LALU LINTAS Pemahaman tentang sistem yang akan dirancang sangat diperlukan sebelum perangkat lunak dibangun. Pembangunan perangkat lunak dimulai

Lebih terperinci

Diketahui : A = {1,2,3,4,5,6,7} B = {1,2,3,5,6,12} C = {2,4,8,12,20} (A B) C = {1,3,5,6} {x x ϵ A dan x ϵ B} (B C) = {2,12}

Diketahui : A = {1,2,3,4,5,6,7} B = {1,2,3,5,6,12} C = {2,4,8,12,20} (A B) C = {1,3,5,6} {x x ϵ A dan x ϵ B} (B C) = {2,12} KELAS A =========================================================================== 1. Diketahui A = {1,2,3,4,5,6,7}, B = {1,2,3,5,6,12}, dan C = {2,4,8,12,20}. Tentukan hasil dari operasi himpunan berikut

Lebih terperinci

3 METODE. Implementasi Document Index Graph. Penetapan nilai jarak intercluster. Penetapan nilai jarak intracluster. Stemming Penetapan jumlah dokumen

3 METODE. Implementasi Document Index Graph. Penetapan nilai jarak intercluster. Penetapan nilai jarak intracluster. Stemming Penetapan jumlah dokumen 3 METODE Metode penelitian metafile penyusun struktur digraf menggunakan algoritme Document Index Graph (DIG) terdiri atas beberapa tahapan yaitu tahap analisis masalah dan studi literatur dari penelitian

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT UMUM ANGGOTA LUAR BIASA TAHUN 2017 1 9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 9 13 BAB II KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan data bila dibandingkan dengan cara manual. Dimana hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan data bila dibandingkan dengan cara manual. Dimana hal-hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada zaman ini sangat berpengaruh pada kemajuan suatu organisasi. Teknologi informasi memberikan sebuah kecepatan dan keakuratan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin bervariasinya jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat serta pola makan dan pola hidup yang semakin kurang sehat, membawa berbagai dampak dibidang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi SARI... viii TAKARIR...

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu teknologi internet. Pemanfaatan teknologi Web sudah. manusia yang dapat dipenuhi dengan teknologi Web.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu teknologi internet. Pemanfaatan teknologi Web sudah. manusia yang dapat dipenuhi dengan teknologi Web. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet telah memberikan akses kepada informasi tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Informasi dapat diakses kapan saja secara global. Pemanfaatan internet telah

Lebih terperinci

Algoritma Greedy pada Board Game Saboteur

Algoritma Greedy pada Board Game Saboteur Algoritma Greedy pada Board Game Saboteur Lathifah Nurrahmah - 13515046 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang memiliki karakter yang berbeda dengan bahasa asing lainnya terutama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang memiliki karakter yang berbeda dengan bahasa asing lainnya terutama BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki karakter yang berbeda dengan bahasa asing lainnya terutama bahasa Indonesia. Salah satu karakter bahasa Jepang yang berbeda dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak transaksi maka akan memerlukan banyak media penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. banyak transaksi maka akan memerlukan banyak media penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis dalam hal ini rental vcd pengorganisasian data peminjam dan vcd sangat diperlukan karena banyaknya data yang harus dicatat dan ditampilkan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Subbab ini akan berisi pembahasan mengenai cara kerja algoritma Welch-

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Subbab ini akan berisi pembahasan mengenai cara kerja algoritma Welch- BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS Subbab ini akan berisi pembahasan mengenai cara kerja algoritma Welch- Powell dalam mewarnai simpul graf dan implementasinya dalam penyusunan jadwal ujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Distribusi Frekuensi Jawaban Benar Hasil yang diperoleh dari jawaban-jawaban siswa pada penelitian ini adalah sebagai berikut, dengan daftar pertanyaan pada lampiran. Jawaban

Lebih terperinci

MASALAH, RUANG KEADAAN. Kecerdasan Buatan

MASALAH, RUANG KEADAAN. Kecerdasan Buatan MASALAH, RUANG KEADAAN Kecerdasan Buatan Pokok Bahasan Mendefinisikan Masalah dalam Ruang Keadaan Representasi Ruang Keadaan Artificial Intelligence ARTIFICIAL INTELLIGENCE Input: MASALAH Knowledge Base

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin dengan berkembangnya teknologi fotografi di Indonesia, khususnya di Kota Medan, fotografi tidak hanya sebagai sarana atau alat untuk mengabadikan suatu kejadian

Lebih terperinci

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Semester Ganjil 2011/2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat untuk penyajian data sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat untuk penyajian data sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat untuk penyajian data sangat diperlukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Koperasi merupakan salah satu organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai aktivitas untuk mendukung produktifitas. marak perangkat bergerak atau mobile device. Salah satu perangkat mobile yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai aktivitas untuk mendukung produktifitas. marak perangkat bergerak atau mobile device. Salah satu perangkat mobile yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi semakin pesat dan cepat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Dengan perkembangan teknologi yang kian maju, manusia dapat membuat berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-21 ini. Cepatnya pergerakan TIK ini dapat diamati secara jelas pada

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-21 ini. Cepatnya pergerakan TIK ini dapat diamati secara jelas pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era globalisasi ini seolah tidak dapat dibendung lagi dalam sisi kehidupan manusia di abad ke-21 ini. Cepatnya

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Praktikum 5 (1/3) PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika) 2. Menjelaskan penggunaan pernyataan if 3. Menjelaskan penggunaan pernyataan if-else

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Umum Peracangan system ini merupakan tahap awal dari pembuatan sebuah aplikasi. Sebelum merancang perangkat lunak, yang perlu diketahui adalah susunan dari sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, seorang individu memiliki berbagai jenis kebutuhan dimana kebutuhan tersebut tidaklah mutlak sama antar setiap individu. Tetapi ada satu

Lebih terperinci