LAKIP PUSAT KARANTINA TUMBUHAN TA BADAN KARANTINA PERTANIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAKIP PUSAT KARANTINA TUMBUHAN TA BADAN KARANTINA PERTANIAN"

Transkripsi

1 LAKIP PUSAT KARANTINA TUMBUHAN TA. 202 BADAN KARANTINA PERTANIAN 203

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-nya kegiatan Penyusunan LAKIP Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati TA.202 dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan ini merupakan laporan pertanggung jawaban terhadap akuntabilitas kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati TA.202. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam penyusunan LAKIP Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati di tahun-tahun berikutnya. Jakarta, Januari 203 Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Dr. Ir. Arifin Tasrif, M.sc NIP i

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii I. Pendahuluan II. Perencanaan dan Perjanjian 6 Kinerja III. Akuntabilitas Kinerja. 3 IV. Penutup 35 Lampiran. Rencana Kerja Tahunan 2. Penetapan Kinerja 3. Pengukuran Kinerja ii

4 I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan terukur. Melalui sistem tersebut diharapkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi (Inpres No. 7 Tahun 999 tentang Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah). Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). 2. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 6/Permentan/OT.40/0/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai berikut:

5 2.. Tugas Pokok Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsí, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia jo. Peraturan Presiden R.I Nomor 0 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden R.I Nomor 5 Tahun 2005 serta Peraturan Menteri Pertanian No. 6/Permentan/OT.40/0/200 tanggal 4 Oktober 200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyatakan bahwa tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati adalah Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. Secara rinci tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati adalah sebagai berikut : a. Bidang Karantina Tumbuhan Benih mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan benih; b. Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan non benih; c. Bidang Keamanan Hayati Nabati mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor serta antar area; d. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2

6 2.2. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan benih; b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan non benih; c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar asal tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor serta antar area. 3. Organisasi dan Tata Kerja Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati selama tahun 20 dibantu oleh unsur-unsur: Bidang Karantina Tumbuhan Benih, Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih dan Bidang Keamanan Hayati Nabati serta Kelompok Jabatan Fungsional. Secara rinci, struktur organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dapat dilihat pada Gambar berikut ini : 3

7 PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BIDANG KARANTINA TUMBUHAN BENIH BIDANG KARANTINA TUMBUHAN NON BENIH BIDANG KEAMANAN HAYATI NABATI SUB BIDANG BENIH IMPOR SUB BIDANG NON BENIH IMPOR SUB BIDANG KEAMANAN HAYATI NABATI IMPOR SUB BIDANG BENIH EKSPOR DAN ANTAR AREA SUB BIDANG NON BENIH EKSPOR DAN ANTAR AREA SUB BIDANG KEAMANAN HAYATI NABATI EKSPOR DAN ANTAR AREA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Gambar. Struktur Organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 4. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dibentuk berdasarkan dasar hukum sebagai berikut : a) Undang Undang Nomor 6 tahun 992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; b) Undang Undang Nomor 7 Tahun 996 tentang Pangan; c) Undang Undang Nomor 5 Tahun 999 tentang Ratifikasi Convenction Keanekaragaman Hayati; d) Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan; e) Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; f) Permentan Nomor 6/Permentan/OT.40/0/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pertanian. 4

8 Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, pelaksanaan Karantina Tumbuhan bertujuan untuk: a. Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Repubik Indonesia; b. Mencegah tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain dalam wilayah Negara Republik Indonesia; c. Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan dari wilayah Negara Republik Indonesia, apabila negara tujuan menghendakinya. Sedangkan pelaksanaan pengawasan keamanan hayati nabati termasuk pengawasan keamanan pangan sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 996 tentang Pangan bertujuan untuk: a. Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia Indonesia; b. Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; dan c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kedua Undang-undang tersebut di atas antara lain ditindaklanjuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. Diharapkan sebelum tahun 204 dapat diterbitkan peraturan pelaksanaan sebagai dasar untuk mengimplementasikan pengawasan produk rekayasa genetik (PRG) dan jenis asing invasif sebagaimana amanah Peraturan Menteri Pertanian Nomor 6 tahun Terkait dengan Pengawasan Jenis Asing Invasive (IAS), saat ini kajian teknis dan Draft Peraturan Presiden yang telah disusun oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah disampaikan ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk ditindaklanjuti. 5

9 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Agar pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dapat mencapai kinerja yang ditetapkan, diperlukan Rencana Strategis, yang berguna untuk : a. Menyusun rencana kinerja (performance plan); b. Menyusun rencana kerja dan anggaran (workplan and budget); c. Menyusun penetapan kinerja (performance agreement); d. Melaksanakan tugas, pelaporan, dan pengendalian kegiatan di lingkungan Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati; dan e. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati.. Visi Visi adalah gambaran umum masa depan organisasi yang diinginkan dalam 5 tahun ke depan, sedangkan misi organisasi di bidang pemerintahan adalah ungkapan dari tugas pokok dan fungsi atau merupakan maksud dari keberadaan organisasi. Visi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati : Mendukung Badan Karantina Pertanian menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Nabati, Keamanan Pangan (Pengawasan Keamanan PSAT) dan Lingkungan (JENIS ASING INVASIF, PRG, dan Kerusakan Lapisan Ozon) Pengertian Tangguh dan Terpercaya adalah sebagai berikut : Tangguh : Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya adalah pewujudan pertahanan negara di bidang kelestarian sumberdaya alam hayati, keanekaragaman hayati serta keamanan pangan dan lingkungan. Prinsip pertahanan dimaksudkan yaitu tangguh menghadapi serangan dan ancaman 6

10 OPTK, cemaran kimia berbahaya, produk rekayasa genetik berbahaya, serta spesies asing invasif. Terpercaya : Penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati nabati harus mendapat kepercayaan yang tinggi secara nasional dan internasional. Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dibidang perkarantinaan dan keamanan hayati. 2. Misi Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi serta Prioritas Nasional dan Kebijakan Kementerian Pertanian, dengan Misi Badan Karantina Pertanian sebagai berikut: a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan penyakit hewan karantina (HPHK) dan Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK); b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan. c. Menfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian; d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik. Selanjutnya misi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati adalah sebagai berikut: a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati nabati dari ancaman OPTK/OPTP; b. Mendukung terwujudnya sistem keamanan pangan yang sehat dan pengawasan keamanan lingkungan dari ancaman spesies asing invasif (JENIS ASING INVASIF) dan produk rakayasa genetik serta kerusakan lapisan ozon. c. Mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian; 7

11 d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. 3. Tujuan Visi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh karena itu perlu diturunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran strategis. Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dalam kurun 5 tahun ke depan. Sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Karantina Tumbuhan Benih, Non Benih, serta Pengawasan Keamanan Hayati Nabati, maka tujuan Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dalam tahun adalah: Menyiapkan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan nasional. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yang lebih terukur. Sasaran Strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati terbagi dalam 2 (dua) kelompok utama yaitu sasaran prioritas misi dan sasaran prioritas pengembangan sumberdaya. Prioritas misi berorientasi pada proses internal utama yang berkaitan dengan tugas pokok yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang undangan, sedangkan prioritas misi berkontribusi langsung pada pencapaian tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Strategi pengembangan sumberdaya berkaitan dengan dukungan manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasaran prioritas misi. Strategi pengembangan sumberdaya atau lazim juga disebut capacity 8

12 building berhubungan dengan perencanaan teknis secara umum, penyediaan dan pelaksanaan angggaran yang optimal. Sasaran strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati adalah : Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati yang efektif Melalui sasaran strategis tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati dalam rangka mencegah masuk, tersebar dan keluarnya OPTK/OPTP dan bahan pangan yang tidak sehat/aman, serta pengawasan jenis asing invasif dan produk rekayasa genetik. Indikator kinerja tercapainya sasasan strategis tersebut dapat dilihat dari jumlah rumusan kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan. 5. Kebijakan dan Program 5.. Kebijakan Dalam rangka mencapai misi pusat karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati, ditetapkan kebijakan utama penyiapan kebijakan teknis pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati di Pre-Border, At-Border dan Post-Border yang ditentukan melalui analisis risiko Program Kebijakan utama perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati diuraikan melalui program utama dan pendukung. 9

13 5.2.. Program Utama. Pre-Border a. Menyusun kebijakan teknis, Pedoman dan Petunjuk pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati; b. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan Pre-Shipment Inspection dengan negara mitra dagang; c. Menyusun kebijakan teknis tentang Pengakuan (Recognition) dan Perjanjian Ekivalensi dengan negara mitra dagang di bidang perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan dengan negara mitra dagang; d. Melakukan verifikasi sistem perkarantinaan tumbuhan dan keamanan pangan dengan negara mitra dagang; e. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan perkarantinaan tumbuhan dan keamanan hayati nabati; 2. At-Border a. Menyusun kebijakan teknis operasional perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran; b. Menyusun kebijakan teknik dan metode pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati; c. Menyusun SOP umum pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati; d. Menyusun kebijakan janji layanan (Service Level Arangement) dan sistem penjaluran media pembawa OPTP/OPTK berdasarkan analisis resiko OPTP/OPTK; 0

14 e. Menyusun kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan; f. Menyusun kebijakan teknis laboratorium perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. 3. Post-Border a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan kawasan karantina tumbuhan; b. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan sistem peringatan dini (early warning systems); c. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemantauan dan monitoring daerah sebar OPT/OPTP/OPTK; d. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan program eradikasi ( eradication program) OPTP/OPTK dengan melibatkan instansi terkait; e. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan tindakan pengasingan dan pengamatan; f. Menyusun kebijakan teknis mekanisme pelaporan adanya OPT/OPTK (Pest Reporting); g. Menyusun Kajian Teknis Pedoman Karantina Pasca Masuk (Post Entry Quarantine); h. Melakukan koordinasi dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi di bidang perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati Program Pendukung Dalam rangka akselerasi ekspor media pembawa maka dilakukan program pendukung sebagai berikut: a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan In-line Inspection; b. Menyiapkan infomasi teknis persyaratan SPS negara tujuan; c. Menyiapkan kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan;

15 d. Menyiapkan kebijakan teknis tindakan perlakuan karantina tumbuhan; e. Menyiapkan kebijakan teknis implementasi sistem skim audit; f. Menyusun kebijakan teknis dalam rangka pertukaran informasi teknis prosedur NPPO dengan negara mitra dagang. 6. Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja antara Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dengan Kepala Badan Karantina Pertanian yang akan dicapai berdasarkan anggaran yang telah disetujui pada Tahun 202 adalah :. Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT terhadap MP OPTK Non Benih untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi; 2. Manual Teknis Perlakuan Irradiasi; 3. Tatacara Tindakan KT Terhadap Benih Yang Dimasukan Dari LN Di Wilayah RI; 4. Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih Ke Wilayah RI; 5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain; 6. Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; 2

16 III. AKUNTABILITAS KINERJA. Pengukuran Kinerja (Kegiatan Utama) Pengukuran kinerja kegiatan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tahun 202 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing sasaran dengan indikator kinerja. Selain itu, dilakukan juga dengan membandingkan antara target yang telah dicapai sampai tahun 202 dengan target yang direncanakan sampai tahun 204. Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap sasaran ditentukan dengan persentase pencapaian target yang telah ditetapkan, dengan kisaran sebagai berikut : A. Sangat Berhasil : 00 % B. Berhasil : % C. Cukup Berhasil : % D. Belum Berhasil : 60 % Pusat Karantina Tumbuhan telah berhasil mencapai 6 (enam) target Penetapan Kinerja tahun 202 berupa Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan sebagai berikut:. Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT terhadap MP OPTK Non Benih untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi; 2. Manual Teknis Perlakuan Irradiasi; 3. Tatacara Tindakan KT Terhadap Benih Yang Dimasukan Dari LN Di Wilayah RI; 4. Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih Ke Wilayah RI; 5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain; 6. Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; 3

17 Hasil pengukuran kinerja terhadap 6 (enam) target Penetapan Kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tahun 202 dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel 2. Hasil Pengukuran Kinerja Tahunan No Sasaran Strategis Indikator kinerja Target (Dokumen) Realisasi (Dokumen) % Kebijakan teknis yang efektif dalam operasional pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK, pangan nabati yang tidak aman serta media lain yang mengancam kelestarian sumberdaya hayati tumbuhan dan kesehatan pangan nabati Kebijakan teknis operasional Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan. Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT terhadap MP OPTK Non Benih untuk Pameran / Konferensi / Eksibisi; 2. Manual Teknis Perlakuan Irradiasi; 3. Tatacara Tindakan KT Terhadap Benih Yang Dimasukan Dari LN Di Wilayah RI; 4. Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih Ke Wilayah RI; 5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain; 6. Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; 6 Kebijakan dengan kualitas baik Tabel 3. Hasil Pengukuran Kinerja 5 (Lima) Tahun Tujuan Menyiapkan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati guna Sasaran Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati Indikator kinerja Jumlah rumusan Kebijakan teknis operasional Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati nabati Target Kinerja pada tahun ke

18 meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan nasional yang efektif yang dihasilkan/ disempurnakan dan dapat diimplementasikan 2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang telah berhasil dicapai oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati TA. 202 diuraikan sebagai berikut : 2.. Kajian Teknis tentang Tata Cara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non Benih untuk Pameran/Konferensi/Eksebisi 2... Capaian Kinerja Dalam upaya meningkatkan pelayanan dalam pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan telah dilakukan penyusunan kebijakan tentang Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa OPTK Non Benih Yang Digunakan Untuk Pameran/Konferensi/eksibisi. Output yang dicapai adalah Naskah Kajian Teknis Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa OPTK Non Benih Yang Digunakan Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi. Dalam penyusunan kebijakan tersebut juga dilengkapi dengan hasil pembahasan terhadap komoditas benih (tanaman dan bibit tanaman) yang digunakan untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut telah disampaikan memo dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretaris Badan Karantina Pertanian untuk dibahas pada Bagian Hukum dan Humas untuk disusun dalam suatu legal drafting yang memiliki kekuatan hukum yang formal bagi masyarakat. 5

19 Ditinjau dari realisasi kegiatan, maka secara fisik mencapai 00 % dan keuangannya mencapai 98,78% dari alokasi anggaran yang tercantum dalam DIPA, sejumlah Rp ,- maka dapat terealisasi sejumlah Rp , Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan penyusunan Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non Benih Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi dinilai tidak menemui hambatan yang berarti dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan. Setelah kegiatan selesai, penyusunan Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non Benih Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi..disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember Tahun 202 untuk diproses lebih lanjut. Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan penyusunan Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non Benih Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Tatacara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non Benih Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi RI telah berhasil dicapai Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja 6

20 untuk Penetapan Kinerja tahun 202 adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan 7

21 2.2. Manual Teknis Perlakuan Irradiasi; Capaian Kinerja Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perkarantinaan, telah dilakukan penyusunan manual teknis perlakuan irradiasi sebagai suatu kebijakan dalam perlakuan karantina yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan untuk membebaskan OPT/OPTK yang kemungkinan dapat terbawa oleh media pembawa yang dilalulintaskan. Output dari kegiatan tersebut adalah Pedoman Perlakuan Irradiasi. Ditinjau dari realisasi kegiatan, maka secara fisik mencapai 00 % dan keuangannya mencapai 99,8% dari alokasi anggaran yang tercantum dalam DIPA, sejumlah Rp ,-, maka dapat terealisasi sejumlah Rp , Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Manual Teknis Perlakuan Irradiasi dinilai tidak menemui hambatan yang berarti dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Setelah kegiatan selesai, Manual Teknis Perlakuan Irradiasi disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember Tahun 202 untuk diproses lebih lanjut. Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Penyusunan Manual Teknis Perlakuan Irradiasi yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Manual Teknis Perlakuan Irradiasi telah berhasil dicapai. 8

22 Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun 202 adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan 9

23 2.3. Tatacara Tindakan KT Terhadap Benih Yang Dimasukan dari LN di Wilayah RI Pada tahun 204, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah mencanangkan program swasembada komoditas strategis, antara lain padi, jagung dan kedelai. Untuk mewujudkan program swasembada tersebut, diperlukan perencanaan yang baik dengan membangun kemitraan yang melibatkan berbagai sektor, baik berasal dari internal Kementerian Pertanian maupun dari instansi lainnya secara tepadu. Salah satu komponen pendukung keberhasilan program tersebut adalah tersedianya benih yang berkualitas dan mencukupi, bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dan produktivitas tinggi. Jika produksi benih dalam negeri belum mencukupi kebutuhan petani, maka Pemerintah membuat kebijakan untuk memasukkan benih dari luar negeri. Selain program swasembada untuk Tanaman Pangan (Padi, Jagung dan Kedelai), pemerintah juga mencanangkan program swasembada terhadap beberapa komoditas strategis lainnya, antara lain: a. Tanaman Perkebunan, meliputi: Tebu, Kelapa, Kelapa Sawit, Kapas, Kopi, Kakao, jambu Mete, Teh, Kemiri dan Nilam. b. Hortikultura, yang terdiri dari: - Sayuran, meliputi: Kentang, Bawang Merah, Cabai dan Paprika. - Buah-buahan, meliputi: Jeruk, Durian, Alpukat, Manggis, Strawberry, Jambu Biji, Srikaya, Pisang dan Duku. - Tanaman Hias, meliputi: Krisan, Lilium dan Anggrek. Penetapan Kinerja terhadap Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI dilaksanakan dengan melakukan Pembahasan terhadap Tata Cara yang telah disusun dan hasil akhirnya adalah tersedianya 27 (dua puluh tujuh) Tata Cara Tindakan Karantina 20

24 Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI Capaian Kinerja Kegiatan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI dilaksanakan dengan melibatkan pejabat fungsional lingkup Badan Karantina Pertanian, baik di Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dan Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Fokus utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk melakukan pembahasan dan identifikasi masukan terhadap kerangka naskah tata cara. Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi, diperoleh kerangka/outline Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI sebanyak 27 (dua puluh tujuh) Tata Cara sebagai berikut : a. Padi : India, Pilipina dan Cina b. Jagung Manis : USA, Pilipina, Thailand, India dan Cina c. Jagung Hibrida : USA, Pilipina, Thailand, India dan Cina d. Kedelai : Jepang e. Bawang Merah : Thailand dan Pilipina f. Kelapa Sawit : PNG, Kamerun, Costarica, Pantai Gading dan Benin g. Lilium : Belanda h. Tebu : Australia dan Kolombia i. Kentang : Skotlandia, Australia dan Belanda Evaluasi Capaian Kinerja 2

25 Pelaksanaan kegiatan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI dinilai tidak menemui kendala yang berarti dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan. Setelah kegiatan selesai, rumusan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember 202 untuk diproses lebih lanjut. Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI telah berhasil dicapai Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun 202 adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan. 22

26 Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan 2.4. Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Wilayah RI Kegiatan Penyusunan Persyaratan teknis Pemasukan Benih ke Wilayah RI dilakukan dalam bentuk kegiatan Penyusunan Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT). Penyusunan 23

27 Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT). dilaksanakan dalam rangka mencegah introduksi OPTK melalui pemasukan komoditas pertanian ke dalam wilayah negara RI. AROPT merupakan metode penting dalam menentukan status OPT dan menentukan persyaratan maupun tata cara tindakan karantina tumbuhan yang harus dilakukan terhadap pemasukan komoditas pertanian. Dalam menyusun AROPT diperlukan informasi penting terkait status komoditas yang akan di impor dan status OPT di negara asalnya, khususnya informasi mengenai daerah sebar, biologi OPT dan besarnya kerusakan dan kerugian secara ekonomi yang ditimbulkan. Pada Tahun 202 Kegiatan Penyelenggaraan AROPT dilakukan berdasarkan 2 pendekatan berbeda, yaitu AROPT berdasarkan Media Pembawa dan AROPT berdasarkan OPT Capaian Kinerja Kegiatan Penyusunan Persyaratan teknis Pemasukan Benih ke Wilayah RI dilaksanakan dengan melibatkan pejabat fungsional lingkup Badan Karantina Pertanian, baik di Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dan Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Fokus utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk melakukan pembahasan dan identifikasi masukan terhadap hasil AROPT yang telah disusun. Penyelenggaraan AROPT berdasarkan Media Pembawa Penyelenggaraan AROPT berdasarkan Media Pembawa dilakukan terhadap pemasukan 2 (dua puluh satu) benih/bibit tanaman, yaitu: Palm dari India, Kelapa Sawit dari Kolombia, pakis Rumohra dari Nikaragua, Jagung Hibrida dari Kolombia, Lisianthus spp. dari Thailand, Acer palmatum dari China, Ficus microcarpa, Paprika, Tebu, Tomat, Tebu (Plantlet) dari Australia, Jagung (Biji) dari new Zealand, Semangka dan Melon 24

28 (Biji) dari Malaysia, Pakchoy dan Bayam (Biji) dari Malaysia, Cherry pepper (biji) dari Italia, Rhododendron indicum dari Jepang, Amarylis dari Belanda, Acacia crassicarpa dari Australia, Paulownia elongata dari USA, Zaitun dari Jordania dan Kelapa Sawit dari Ghana. Penyelenggaraan AROPT berdasarkan MP dilaksanakan dalam bentuk rapat pembahasan draf AROPT yang disusun oleh pejabat fungsional (POPT) dan melibatkan pakar hama dan penyakit tumbuhan. Penyelenggaraan AROPT berdasarkan OPT Penyelenggaraan AROPT berdasarkan OPT dilakukan terhadap 2 (dua belas) spesies OPT dari kelompok yang berbeda, terdiri dari: a. Serangga (Chaetocnema pulicaria); b. Bakteri ( Pantoea stewartii, Clavibacter michiganensis subsp.michiganensis, Pseudomonas syringae pv.syringae); c. Virus (Barley Yellow Dwarf Luteovirus); d. Nematoda ( Globodera rostochiensis & G. pallida, Bursaphelenchus xylophilus); e. Cendawan ( Tilletia spp, Phytium irregulare, Fusarium oxysporum f.sp. elaeidis); f. Tungau (Aceria guerroronis), dan, g. Fitoplasma (Lethal Yellowing Phytoplasma). Seperti penyelenggaraan AROPT berdasarkan media pembawa, penyelenggaraan AROPT berdasarkan OPT dilaksanakan dalam bentuk rapat pembahasan draf AROPT dan melibatkan pakar di bidang hama dan penyakit tumbuhan Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI dinilai tidak menemui 25

29 kendala yang berarti dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan. Setelah kegiatan selesai, rumusan hasil Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember 202 untuk diproses lebih lanjut. Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI telah berhasil dicapai Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun 202 adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan 26

30 seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan 2.5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain; Capaian Kinerja Media Pertumbuhan merupakan media pembawa yang potensial dalam penyebaran OPT/OPTK karena sejumlah OPT/OPTK baik seluruh atau sebagian siklus hidupnya dapat bertahan atau hidup pada media pertumbuhan tumbuhan. Dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya OPT/OPTK dari luar negeri ke daam wilayah Negara RI melalui media pertumbuhan, Pemerintah telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 797/Kpts/TP.830/0/984 mengenai Pemasukan Media Pertumbuhan Tanaman ke Dalam Wilayah Negara RI. 27

31 Dengan adanya perkembangan dan pemuktahiran peraturan perundang-undangan, ilmu pengetahuan dan teknologi khusunya yang berkaitan dengan pertanian, lingkungan dan kegiatan non pertanian lainnya, Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 797/Kpts/TP.830/0/984 sudah tidak sesuai lagi dan perlu ditinjau kembali untuk disempurnakan. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka perlu mengatur kembali persyaratan dan tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap pemasukan media pertumbuhan tanaman ke dalam wilayah RI. Tujuan penyusunan draft kajian teknis ini adalah sebagai bahan pertimbangan untuk penerbitan Peraturan Menteri Pertanian tentang Persyaratan dan Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Pemasukan Media Pertumban Tumbuhan ke Dalam Wilayah RI. Dalam pembahasan kajian teknis pengawasan terhadap benda lain secara substansi membahas mengenai : I. Persyaratan Karantina Tumbuhan II. Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan a. Tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap pemasukan media pertumbuhan tumbuhan ke dalam wilayah RI; b. Tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap media pertumbuhan tumbuhan yang melekat pada tumbuhan yang dimasukkan ke dalam wilayah RI; c. Tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap media pertumbuhan tumbuhan yang melekat pada peralatan, alat angkut atau kemasan yang dimasukkan ke dalam wilayah RI. 28

32 Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Tata Cara Pengawasan Terhadap Benda Lain dinilai tidak menemui kendala yang berarti dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan. Setelah kegiatan selesai, rumusan Tata Cara Pengawasan Terhadap Benda Lain disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Tahun 202 untuk diproses lebih lanjut. Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Tata Cara Pengawasan Terhadap Benda Lain yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Tata Cara Pengawasan Terhadap Benda Lain telah berhasil dicapai Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun 202 adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan. 29

33 Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan 2.6. Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Capaian Kinerja Untuk menyempurnakan rancangan kajian teknis tatacara pengawasan PRG dalam rangka menyiapkan bahan rancangan Peraturan Menteri Pertanian terhadap Pengawasan Produk 30

34 Rekayasa Genetik (PRG) di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran. a. Terkait objek pengawasan PRG, pada batang tubuh tidak dibatasi dengan istilah tanaman PRG dan Bahan Asal Tanaman (BAT) PRG tetapi Produk Rekayasa Genetik; b. Jenis-enis PRG yang diatur diusulkan untuk dimasukan ke dalam Lampiran (tidak disebutkan dalam batang tubuh) sehingga jika diperlukan dapat dievaluasi dan diubah sewaktu-waktu yang ditanda tangani oleh Kepala Badan Karantina Pertanian atas nama Menteri Pertanian. Hal ini mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang bio-teknologi yang terus berkembang dengan pesat; c. Persyaratan PRG untuk : - Benih Tanaman berupa Surat Ijin Pemasukan dari Kementerian Pertanian - Pangan, berupa Sertifikat bebas diperjualbelikan (Certificate of Free Sale/Certificate of Free Trade) yang diterbitkan oleh Otoritas Kompeten yang berwenang dari negara pengekspor dan Dokumen Keterangan PRG yang menyatakan bahwa produk tersebut merupakan PRG (disertai eventnya) atau bukan PRG d. Dokumen Keterangan PRG dapat di integrasikan dengan dokumen pengawasan keamanan hayati nabati lain yang telah ada seperti prior notice atau dapat dibuat terpisah dengan mempertimbangkan contoh form untuk keterangan PRG di negara lain (misalnya Eropa); e. Tatacara Pemasukan PRG yaitu : - Pemeriksaan administratif berupa pemeriksaan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan; 3

35 - Pemeriksaan visual (jika diperlukan, apabila terdapat kecurigaan bahwa produk merupakan PRG meskipun berdasarkan pernyataan eksportir merupakan Non PRG). Catatan : tidak dimasukan dalam Peraturan tetapi dalam Juklak; - Pemeriksaan Laboratorium Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Tata Cara Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran dinilai tidak menemui kendala yang berarti dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan. Setelah kegiatan selesai, rumusan Tata Cara Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada Tahun 202 untuk diproses lebih lanjut. Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Tata Cara Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Tata Cara Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran telah berhasil dicapai Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja 32

36 untuk Penetapan Kinerja tahun 202 adalah Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada Tahun 202 juga melaksanakan kegiatan lain, sebagai kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung tersebut antara lain Penyusunan Pedoman Bimbingan 33

37 Teknis, Monitoring dan Evaluasi, Apresiasi (ISPM dan Pedoman Teknis), dan Kesekretariatan (Pusat KT dan Kehati, NPPO/IPPC, Komisi Agens Hayati). Kegiatan tersebut untuk mengetahui implementasi berbagai kebijakan operasional baik yang telah berjalan maupun dalam rangka pemantauan dan pengendalian terhadap kebijakan operasional di bidang perkarantinaan tumbuhan Tahun 202. Berdasarkan Renstra Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tahun , telah direncanakan pencapaian kinerja sebanyak 4 (empat puluh satu) rumusan kebijakan yang akan dihasilkan. Sampai tahun 202, telah dihasilkan sebanyak 29 (dua puluh sembilan) rumusan kebijakan atau sebesar 70,73 % dari jumlah rumusan kebijakan yang direncanakan akan dihasilkan. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tahun 202, dapat disimpulkan bahwa seluruh Penetapan Kinerja yang teridiri dari 6 (enam) Rumusan Kebijakan yang dapat dihasilkan/disempurnakan telah dapat dicapai 00%. 34

38 Kendala utama yang dihadapi adalah mengenai konsistensi waktu pelaksanaan dan beberapa pada ruang lingkup output yang ditargetkan menjadi cenderung lebih spesifik. Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya kegiatan yang melibatkan peserta dan atau tim penyusun dalam waktu yang bersamaan serta kondisi lingkungan strategis yang menuntut adanya perubahan waktu pelaksanaan dan perubahan output kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut, ke depan diharapkan konsistensi dalam hal pengaturan jadwal dan target output dapat diantisipasi sebagai salah satu titik kritis dengan melakukan perencanaan dan melaksanakan persiapan kegiatan lebih awal dan matang. 35

39 LAMPIRAN 36

40 Lampiran. Penetapan Kinerja PENETAPAN KINERJA TAHUN 202 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dr. Ir. Arifin Tasrif, M.Sc Jabatan : Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Selanjutnya disebut pihak pertama. Nama : Ir. Banun Harpini, M.Sc. Jabatan : Kepala Badan Karantina Pertanian Selanjutnya disebut pihak kedua. Pihak pertama pada tahun 202 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan akan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarta, Februari 202 Pihak Kedua, Pihak Pertama, BANUN HARPINI ARIFIN TASRIF 37

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 2 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 2 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan IKHTISAR EKSEKUTIF Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Tahunan PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan

Lebih terperinci

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 3 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 3 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 2017 1 IKHTISAR EKSEKUTIF Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II

Lebih terperinci

pada elemen lain yang terkandung pada benda lain seperti vektor, tanah, media tumbuh lainnya.

pada elemen lain yang terkandung pada benda lain seperti vektor, tanah, media tumbuh lainnya. IKHTISAR EKSEKUTIF Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 RKT Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 Badan Karantina Pertanian 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI TAHUN ANGGARAN 2014 PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan daya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (PKH Kehani) 2014 merupakan salah satu keharusan unit kerja Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai salah

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 SERAPAN ANGGARAN (Rp) URAIAN 2016 2015 Sebelum Sesudah di Kurangi Penghematan *) Blokir *) PAGU (Rp) 749.498.063.000 894.424.353.000 859.424.353.000

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-nya, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (Pusat KKIP) TA. 2014 telah diselesaikan

Lebih terperinci

LAKIP Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2012

LAKIP Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2012 LAKIP Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2012 Badan Karantina Pertanian 2012 KATA PENGANTAR Penerapan Sistem Akuntabnilitas Kinerja Instansi Pemeintah (SAKIP) mengacu pada ketetapan MPR

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 Banun Harpini Kepala Badan Karantina Pertanian Realisasi Anggaran Per Kegiatan TA 2017 (Per 29 Mei 2017 - jam 9.00) No Kegiatan Pagu Total Realisasi Total

Lebih terperinci

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/PERMENTAN/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PERSYARATAN DAN TATACARA TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA ORGANISME

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 56/Permentan/OT.140/9/2010 TENTANG PELAKSANAAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN DI LUAR TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAKIP Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2012

LAKIP Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2012 LAKIP Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2012 Badan Karantina Pertanian 2013 KATA PENGANTAR Penerapan Sistem Akuntabnilitas Kinerja Instansi Pemeintah (SAKIP) mengacu pada ketetapan MPR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.842, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Pengawasan Pemasukan. Pangan Segar. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area. No.36, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PERSYARATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan serta anggaran yang berbasis

Lebih terperinci

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) TA 2015 PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian i PEDOMAN PELAPORAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 i TIM PENYUSUN Bagian Perancanaan Sekretariat

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.148, 2017 KEMTAN. Karantina Tumbuhan. Pengeluaran Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PERMENTAN/KR.020/1/2017

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAKUAN AREA BEBAS OPTK TERTENTU DI NEGARA ASAL BADAN KARANTINA PERTANIAN, 2012 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGAKUAN AREA BEBAS OPTK TERTENTU DI NEGARA ASAL BADAN KARANTINA PERTANIAN, 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Era perdagangan bebas, terutama perdagangan komoditas pertanian yang merupakan media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), akan meningkatkan risiko

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM \ BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Rencana Strategis 2015 2019 KATA PENGANTAR Rencana Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009

Lebih terperinci

PrioritasKarantina2015. Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014

PrioritasKarantina2015. Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014 ArahKebijakandan PrioritasKarantina2015 Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014 1 Analisis Dukungan Salah satu prioritas 2015 bidang pertanian adalah implementasi konsep kawasan Pengembangannya memerlukan

Lebih terperinci

RechtsVinding Online

RechtsVinding Online URGENSI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1992 TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN MAKSIMAL BAGI PENCEGAHAN TERSEBARNYA HAMA DAN PENYAKIT Oleh: Zaqiu Rahman *

Lebih terperinci

SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION

SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION PUSAT KARANTINA TUMBUHAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 2010 Pedoman In Line Inspection 0 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PELAYANAN DOKUMEN KARANTINA PERTANIAN DALAM SISTEM ELEKTRONIK INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya manajemen

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Meningkatkan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) : BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Badan Karantina Pertanian. Tahun

Rencana Strategis. Badan Karantina Pertanian. Tahun Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019 Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian 2015 Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 1 Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL HEWAN DAN/ATAU PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DARI NEGARA JEPANG TERHADAP KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF

TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL HEWAN DAN/ATAU PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DARI NEGARA JEPANG TERHADAP KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL HEWAN DAN/ATAU PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DARI NEGARA JEPANG TERHADAP KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010 DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan. No.81, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.908, 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN. Kakao. SNI. Pascapanen, Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia telah terbukti terutama pada saat krisis

menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia telah terbukti terutama pada saat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan sektor yang menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017 LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Lampiran Matrik Kinerja TA. (Kegiatan dan Target) PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI 2 4 5 6 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK, DAN TERNAK POTONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN RENCANA KERJA TAHUNAN TA A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN RENCANA KERJA TAHUNAN TA A. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang D engan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan serta anggaran yang berbasis Kinerja pada lembaga dan instansi pemerintahan yang semula disusun

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA MELALUI PERATURAN KARANTINA KARANTINA?

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA MELALUI PERATURAN KARANTINA KARANTINA? TEKNIK PENGENDALIAN HAMA MELALUI PERATURAN KARANTINA KARANTINA? SEJARAH KARANTINA INDONESIA (http://karantina.deptan.go.id/main.php?link=or1) Karantina Pertanian tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 08/MEN/2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN IKAN JENIS ATAU VARIETAS BARU KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang disusun

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan

BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode utama dengan menggunakan metode penelitian survey. Kegiatan dilaksanakan dengan survey tahap

Lebih terperinci

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA 2015-2019 Dalam penyusunan Rencana strategis hortikultura 2015 2019, beberapa dokumen yang digunakan sebagai rujukan yaitu Undang-Undang Hortikultura Nomor

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini

Lebih terperinci

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 / LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 Gedung Karantina Pertanian Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Telepon

Lebih terperinci

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA A. KEMENTRIAN : (18) KEMENTERIAN PERTANIAN FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 215 B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012 BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012 T E N T A N G ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang

Lebih terperinci

Rencana Strategis PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI Tahun

Rencana Strategis PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI Tahun Rencana Strategis PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI Tahun 2015-2019 Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementerian Pertanian 2015 Rencana Strategis PKHKEHANI Tahun 2015-2019

Lebih terperinci