BAB I PENDAHULUAN. Nomor 12/M-Dag/Per/3/2006 tentang Ketentuan dan tata Cara Penerbitan. Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba.
|
|
- Veronika Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waralaba atau Franchising adalah salah satu strategi pemasaran dari banyak kemungkinan cara memasarkan usaha. Waralaba adalah sebuah bentuk jaringan bisnis, yakni jaringan yang terdiri dari banyak pengusaha yang bekerja dengan sebuah sistem yang sama. Legalitas yuridis waralaba sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1997 dengan dikelurkannya Peraturan Pemerintah RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba yang disusul dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Noomor : 259/MPP/Kep/1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba yang mana peraturan ini kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M-Dag/Per/3/2006 tentang Ketentuan dan tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba. Konsep waralaba yang dikenal di Indonesia, berasal dari Amerika Serikat. Sistem waralaba di Amerika Serikat pertama kali dikenal pada tahun Pada saat itu, di Amerika Serikat timbul apa yang dinamakan sistem waralaba Amerika generasi pertama, yang disebut sebagai straight product franchising (waralaba produksi murni). Pada mulanya sistem ini
2 2 berupa pemberian lisensi bagi penggunaan nama pada industri minuman namun kemudian berkembang sebagai sistem pemasaran pada industri mobil. Kemudian sistem waralaba ini dikembangkangkan oleh produsen bahan bakar, yang memberikan hak waralaba kepada pemilik pom bensin sehingga terbentuk jaringan untuk memenuhi bahan bakar dengan cepat. 1 Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, Waralaba di definisikan sebagai : 2 Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Waralaba berasal dari kata wara yang berati lebih dan laba yang berati untung, sehingga secara harafiah waralaba dapat diartikan sebagai usaha yang memberikan keuntungan lebih. Perjanjian waralaba atau di dalam bahasa Inggris disebut franchise agreement ini adalah pemberian hak oleh franchisor (pemberi waralaba) kepada franchise (penerima waralaba) untuk mengunakan kekhasan usaha atau ciri pengenal bisnis di bidang perdagangan atau jasa berupa jenis produk dan bentuk yang diusahakan termasuk identitas perusahaan (logo,merek dan desain perusahaan, penggunaan rencana pemasaran serta pemberian bantuan yang luas, waktu atau jam operasional, pakaian dan penampilan karyawan) sehingga 1 Adrian Sutedi, 2008, Hukum Waralaba, cet.1, Bogor Selatan, Ghalia Indonesia, hlm Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba.
3 3 kekhasan usaha atau ciri-ciri pengenal bisnis dagang atau jasa milik franchisee sama dengan kekhasan usaha atau bisnis dagang atau jasa milik franchisor. Selain itu menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), yang dimaksud dengan waralaba adalah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis atau usaha dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Pengertian waralaba didalam Black s Law Dictionary ditekankan pada pemberian hak untuk menjual produk berupa barang atau jasa dengan memanfaatkan merek dagang Franchisor (Pemberi waralaba) dimana pihak Franchisee (Penerima Waralaba) berkewajiban untuk mengikuti metode dan tata cara atau prosedur yang telah ditetapkan oleh pemberi waralaba. 3 Seperti perjanjian pada umumnya, perjanjian waralaba (franchise agreement), tunduk pada buku III KUHPerdata sebagai pengaturan secara umum dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 sebagai pengaturan secara khusus. Perjanjian waralaba memuat kumpulan persyaratan, ketentuan dan komitmen yang dibuat dan dikhendaki oleh para pihak. Di dalam perjanjian waralaba tercantum ketentuan berkaitan 3 Gunawan Widjaja, 2001, Seri Hukum Bisnis Waralaba, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 8.
4 4 dengan hak dan kewajiban franchisee dan franchisor, misalnya hak terotorial yang dimiliki franchisee, persyaratan lokasi, ketentuan pelatihan, biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor, ketentuan berkaitan dengan lama perjanjian waralaba dan perpanjangannya dan ketentuan lain yang mengatur hubungan antara franchisee dengan franchisor. Lesehan Aldan merupakan salah satu usaha rumah makan yang melakukan waralaba dalam pengembangan bisnisnya. Jangkauan waralaba yang dikembangkan oleh Lesehan Aldan yang berpusat di Yogyakarta telah merambah sejumlah kota di antaranya Klaten, Solo, Purworejo, Kulon Progo, Kebumen, Pemalang dan Pekalongan. Terdapat 19 (sembilan belas) gerai Lesehan Aldan yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, 11 (sebelas) di antaranya merupakan gerai yang melakukan kerjasama waralaba. Namun di antara 11 (sebelas) gerai tersebut, dijumpai beberapa perbedaan hal tersebut berkaitan dengan perbedaan menu yang ditawarkan dan rasa masakan yang dihidangkan. Padahal dalam perjanjian waralaba Lesehan Aldan terdapat poin pengaturan tentang ruang lingkup perjanjian waralaba yang dilakukan oleh Lesehan Aldan. Ruang lingkup perjanjian waralaba yang dilakukan oleh Lesehan Aldan meliputi kerjasama dalam hal : a. Pengelolaan warung Lesehan Aldan b. Permodalan warung Lesehan Aldan c. Pemantauan warung Lesehan Aldan
5 5 d. Pengembangan warung Lesehan Aldan Apabila berpijak pada poin pengelolaan dan pemantauan warung, seharusnya seluruh gerai Lesehan Aldan yang melakukan perjanjian waralaba memiliki kesamaan baik dalam hal menu yang ditawarkan hingga rasa dari masakan tersebut. Perjanjian waralaba yang dibuat oleh Lesehan Aldan didasarkan atas beberapa asas yaitu asas transparansi, akuntabel, berkelanjutan, partisipatif, bermanfaat, efisien dan efektif, seimbang serta terpadu. Selain asas-asas tersebut, perjanjian waralaba Lesehan Aldan juga menggunakan asas umum dalam perjanjian termasuk asas kebebasan berkontrak. Adanya asas kebebasan berkontrak inilah yang menjadi dasar bagi para pihak untuk bebas membuat klausula dalam perjanjian selama hal tersebut memenuhi syarat sahnya perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal. Asas kebebasan berkontrak itu sendiri juga dibatasi dengan undangundang, ketertiban umum dan kesusilaan. Sehingga penyusunan isi perjanjian juga perlu memperhatikan ketiga aspek tersebut karena apabila tidak memperhatikan ketiga aspek tersebut, mengakibatkan perjanjian waralaba tersebut batal demi hukum. Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam dengan menuangkannya kedalam suatu
6 6 tulisan yang berbentuk penulisan hukum dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Waralaba (Franchise Agreement) Lesehan Aldan di Wilayah Kota Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah perjanjian yang dilakukan antara franchisor dan franchisee pada usaha Lesehan Aldan dapat dikualifikasikan sebagai perjanjian waralaba? 2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap penerima waralaba dalam pelaksanaan perjanjian waralaba Lesehan Aldan? C. Tujuan Penelitian Bedasarkan perumusan masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui dapat atau tidak perjanjian yang dilakukan antara franchisor dan franchisee pada usaha Lesehan Aldan dikualifikasikan sebagai perjanjian waralaba.
7 7 b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap franchisee dalam pelaksanaan perjanjian waralaba Lesehan Aldan 2. Tujuan Subyektif Tujuan subjektif dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun penelitian penulisan hukum sebagai salah satu syarat kelengkapan untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi akademis maupun dari segi praktis, antara lain : 1. Manfaat Akademis a. Untuk dapat mengetahui sinkronasi antara ilmu yang diperoleh dalam dunia perkuliahan dengan kenyataan dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi ilmu hukum khususnya bidang ilmu Hukum Perdata, terutama bagi yang terkait dengan perjanjian waralaba yang kini banyak digunakan dalam praktek bisnis di Indonesia.
8 8 c. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan sumbangsih nyata dalam ilmu pengetahuan hukum di Indonesia yang berkaitan dengan Ilmu Hukum Perdata. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penelitian yang diakukan oleh penulis ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis sendiri terkait perjanjian waralaba. b. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran yang bermanfaat dalam perkembangan hukum secara umum dan khususnya bagi pelaksanaan perjanjian kemitraan pada dunia bisnis dan usaha. c. Bagi Masyarakat Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah diharapkan agar masyarakat dapat lebih mengetahui mengenai perjanjian kemitraan dan waralaba. E. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis, terdapat beberapa karya tulis di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada yang mengangkat topik berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu :
9 9 1. Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan Yogya Chiken Yogyakarta Citra L. Simanjuntak. Skripsi Bagian Hukum Perdata. Rumusan Masalah yaitu pertama, Apakah perjanjian kemitraan Yogya Chiken Yogyakarta dapat di kualifikasikan sebagai perjanjian waralaba. Kedua, bagaimana kedudukan hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian kemitraan Yogya Chiken Yogyakarta Perjanjian Waralaba Kedai Bang Joe dalam Hubungannya dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di Daerah Istimewa Yogyakarta Marvenia. Skripsi Bagian Hukum Perdata. Rumusan Masalah yaitu pertama, Apakah usaha Kedai Es Bang Joe memenuhi kriteria waralaba sebagaimana diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Kedua, Apakah perjanjian waralaba Kedai Es Bang Joe termasuk perjanjian yang dikecualikan dari Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Ketiga, Bagaimana konsekuensi hukum terhadap perjanjian waralaba Kedai Es Bang Joe dalam hal terdapat klausula yang berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. 5 4 Citra L. Simanjuntak, 2014, Pelaksanaan Perjanjian Kemitraan Yogya Chiken Yogyakarta, Skripsi Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta. 5 Marvenia, 2015, Perjanjian Waralaba Kedai Es Bnag Joe dalam Hubungannya dengan Undang- Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
10 10 3. Perjanjian Standar pada Waralaba Waroeng Spesial Sambal SS Dimaz Mahendra. Skripsi Bagian Hukum Perdata. Rumusan Masalah yaitu pertama, Apa saja faktor yang mendorong pihak Waroeng Spesial Sambal SS menggunakan perjanjian standar. Kedua, Mengapa keberadaan perjanjian standar yang dibuat oleh Waroeng Spesial Sambal SS justru melemahkan posisi pihak Waroeng Spesial Sambal SS sendiri Tinjauan Pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Pembatasan Usaha Waralaba Minimarket di Kota Yogyakarta Dewi Pertiwi. Skripsi Bagian Hukum Dagang. Rumusan Masalah yaitu pertama, bagaimana prosedur pelaksanaan pemberian izin pendirian waralaba minimarket di Kota Yogyakarta. Kedua, bagaimana peran dari dinas perindustrian dan perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melindungi pengusaha kecil dari perkembangan waralaba minimarket, dan bagaimana peran KPPU dalam mengatasi perkembangan waralaba minimarket yang cenderung merugikan pengusaha kecil Perlindungan Hukum terhadap Penerimaan Waralaba (Franchisee) dan Pemberi Waralaba (Franchisor) di dalam Pengaturan Bisnis Waralaba (Franchise) di Indonesia Deswita Ariyanti Rangkuti. Rumusan Masalah yaitu pertama, bagaimana penentuan hak dan 6 Dimaz Mahendra, 2013, Perjanjian Standar pada Waralaba Waroeng Spesial Sambal SS, Skripsi Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta. 7 Dewi Pratiwi, 2014, Tinjauan Pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 79 tahun 2010 Tentang Pembatasan Usaha Waralaba Minimarket di Kota Yogyakarta, Skripsi Bagian Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
11 11 kewajiban di dalam perjanjian waralaba di antara para pihak PT Indomarco dan CV Yakusa. Kedua, bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum di dalam perjanjian waralaba antara pihak PT Indomarco Prismatama dan CV Yakusa Perlindungan Hukum Bagi Penerima waralaba ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2007 tentang Waralaba di Kedai Kopi Espresso Bar dan Simply Fresh Laundry Ridho Imam Nawawi. Tesis Magister Kenotariatan. Rumusan Masalah yaitu pertama, Bagaimana perlindungan hukum bagi penerima waralaba terkait adanya kewajiban pemberi waralaba untuk memenuhi kriteria waralaba berdasarkan PP No. 42 tahun 2007 tentang Waralaba di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua, bagaimana peran pemerintah daerah dalam hal ini DISPERINDAGKOP dalam melindungi penerima waralaba terkait perjanjian waralaba di Daerah Isimewa Yogyakarta. Ketiga, Apa Implikasi hukum pemberi waralaba melakukan perjanjian waralaba dalam usaha pemberi waralaba belum memenuhi kriteria waralaba Pelaksanaan Fasilitas DMI (Dermatholiphic Multiple Intelligence) sebagai Layanan Tambahan pada Perjanjian waralaba di Primagama Irawan. Tesis Magister Kenotariatan. Rumusan Masalah yaitu 8 Deswita Aryanti Rangkuti, 2012, Perlindungan Hukum terhadap Penerima Waralaba (Franchisee) dan Pemberi Waralaba (Franchisor) didalam Pengaturan Bisnis Waralaba (Franchise) di Indonesia, Skripsi Bagian Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta. 9 Ridho Imam Nawawi, 2014, Perlindungan Hukum Bagi Penerima waralaba ditinjau dari Peraturan Pemerintahan Nomor 42 tahun 2007 tentang Waralaba di Kedai Kopi Expresso Bar dan Simply Fresh Laundry, Tesis Magister Kenotariatan UGM, Yogyakarta.
12 12 pertama, Bagaimanakah pelaksanaan fasilitas DMI (Dermatholiphic Multiple Intellegence) sebagai layanan tambahan pada perjanjian waralaba di Primagama. Kedua, bagaimana franchisor mengatasi permasalahan wanprestasi yang muncul pada pelaksanaan fasilitas DMI (Dermatoliphic Multiple Inttelegence) sebagai layanan tambahan pada perjanjian waralaba di Primagama. 10 Perbedaan antara penelitian hukum di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis guna melakukan penulisan hukum ini adalah berkaitan dengan perumusan masalah, lokasi penempatan masalah, responden, narasumber, isi, solusi, subjek dan objek penelitian, serta kajian hukum dengan rumusan masalah yang berbeda walaupun terdapat beberapa variable yang sama antara penelitian penulis dengan penelitian hukum di atas. Semoga penelitian dan penulisan hukum yang penulis lakukan ini dapat menjadi pelengkap dari penelitian hukum yang telah dilakukan sebelumnya. 10 Irawan, 2013, Pelaksanaan Fasilitas DMI (Dermatholiphic Multiple Intellegence) sebagai Layanan Tmbahan pada Perjanjian Waralaba di Primagama, Tesis Magister Kebotariatan UGM, Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat pesat, hal ini tidak terlepas dari pengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia dan kerja sama di bidang perdagangan dan jasa mengalami perubahan yang sangat pesat, hal ini tidak terlepas dari pengaruh globalisasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan. mendatang. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), waralaba adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan mampu bertahan dalam dunia bisnis. Tujuan ini hanya dapat dicapai dengan memiliki strategi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin maju harus menjamin perlindungan dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut memunculkan berbagai usaha yang terus berkembang di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat ekonomi yang tinggi adalah salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan niat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan-pembangunan berkesinambungan. Pembangunan-pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dimana untuk dapat mencapai status sebagai negara berkembang diperlukan pembangunan-pembangunan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom.
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Waralaba Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom. Namun dalam praktiknya, istilah franchise justru di populerkan di Amerika Serikat.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Franchise berasal dari bahasa Prancis yang artinya kejujuran atau
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Franchise Franchise berasal dari bahasa Prancis yang artinya kejujuran atau kebebasan. Pengertian di Indonesia, yang dimaksud dengan Franchise adalah perikatan dimana
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA
PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI RESTORAN CEPAT SAJI Mc DONALD S DAN STEAK MAS MBONG) SKRIPSI Disusun dan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I S K R I P S I Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Guna mencapai tujuan tersebut pemerintah
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR
PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA QUANTUM KIDS CABANG RADEN SALEH PADANG) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih mudah bagi pemerintah untuk menjalankan pembangunan di bidang lainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan di bidang ekonomi akan mendukung pembangunan di bidang lainnya. Hal ini dikarenakan ekonomi merupakan suatu bidang yang penting di seluruh dunia. Dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARALABA. waralaba dapat diartikan sebagai usaha yang memberikan untung lebih atau
19 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARALABA A. Pengertian Waralaba (Franchise) Istilah franchise dipakai sebagai padanan istilah bahasa Indonesia waralaba. Waralaba terdiri atas kata wara dan laba. Wara artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memulai usaha dari nol, karena telah ada sistem yang terpadu dalam. berminat untuk melakukan usaha waralaba.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep bisnis waralaba akhir-akhir ini telah menjadi salah satu pusat perhatian sebagai bentuk terobosan pengembangan usaha. Mengingat usaha yang diwaralabakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia dewasa ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional dan dasawarsa terakhir telah menjadikan pembangunan di bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia yang demikian pesat tidak terlepas dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia yang demikian pesat tidak terlepas dari perkembangan ekonomi internasional, bahkan bukan saja dibidang ekonomi namun di bidang lain seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi,
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi, sehingga dunia usaha dituntut untuk berkembang semakin pesat. Hal ini dimulai dengan perdagangan bebas Asean (AFTA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi global yang cepat dan kompleks, Indonesia juga terpengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi global yang cepat dan kompleks, Indonesia juga terpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat ini, dengan ditandai adanya kerja sama di bidang bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, kehidupan manusia juga berkembang. memenuhi kebutuhannya. Produsen berusaha menjual produknya sebanyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, kehidupan manusia juga berkembang. Kebutuhan manusia juga mengalami perubahan menjadi semakin beragam seiring berkembangnya zaman dan teknologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang bergerak melaju sangat pesat, serta
BAB I PENDAHULUAN Dalam era globalisasi yang bergerak melaju sangat pesat, serta pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan laju bisnis yang semakin erat dalam persaingan, munculah usaha bisnis internasional
Lebih terperinciANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA
ANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adanya perjanjian franchise. Franchise, adalah pemberian hak oleh franchisor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi ekonomi dunia dan kerjasama di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat dewasa ini, salah satu bentuknya adalah dengan adanya perjanjian franchise.
Lebih terperinciKEDUDUKAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA
KEDUDUKAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA oleh Ida Ayu Trisnadewi Made Mahartayasa Bagian Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Saat ini berbisnis dengan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampai sekarang pembuatan segala macam jenis perjanjian, baik perjanjian khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman pada KUH Perdata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang baik makanan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Hal ini tergantung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia terutama perusahaan ritel yang
Lebih terperinciSYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA
SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA Oleh Zhanniza Elrian Angelita I Made Tjatrayasa Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern seperti saat ini manusia selalu ingin tercukupi semua kebutuhannya, namun pada kenyataannya untuk mencukupi kebutuhan hidup itu tidaklah mudah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena potensi pasarnya sangat besar dan tergolong pesat yang melibatkan banyak pengusaha lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apapun bisa diperjualbelikan dengan cepat dan mudah sehingga menuntut pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dewasa ini diwarnai dengan persaingan yang ketat. Terlebih di era kecanggihan informasi dan teknologi seperti sekarang ini, apapun bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waralaba pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat, sistem ini dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut
Lebih terperinciUndang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan
KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meliputi banyak variabel diantaranya jual beli, barter sampai kepada leasing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang perekonomian merupakan pembangunan yang paling utama di Indonesia. Hal ini dikarenakan keberhasilan di bidang ekonomi akan mendukung pembangunan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penulis. Irsyad Anshori
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Waralaba sebagai Peluang Usaha yang Paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan-lapangan pekerjaan baru, investasi-investasi yang dapat menjadi solusi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya adalah salah satu tujuan suatu negara tidak terkecuali Indonesia. Pembangunan di bidang perekonomian merupakan salah
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. III/No. 6/Juli/2015
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK TERHADAP PEMUTUSAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE) DALAM PERSPEKTIF HUKUM BISNIS 1 Oleh : Cindi Pratiwi Kondo 2 ABSTRAK Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berproses untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berproses untuk menjadikan negaranya menjadi negara maju dengan berbagai kegiatan demi tercapainya pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang saat ini sedang giat-giatnya melakukan. pembangunan disegala sektor pembangunan, berusaha untuk terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia yang saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan disegala sektor pembangunan, berusaha untuk terus menumbuhkan iklim investasi dan
Lebih terperinciSTIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA TELA-TELA DI SUSUN OLEH : EKO BUDI APRIANTO 10.12.4738 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang dengan kebesarandan keagungannya telah memberikan
Lebih terperinciPedoman Pasal 50b Tentang Pengecualian Waralaba. Bab I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pedoman Pasal 50b Tentang Pengecualian Waralaba Bab I: PENDAHULUAN Perkembangan usaha waralaba di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat di berbagai bidang, antara lain seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pokok-pokok pikiran yang tercantum di dalam Pasal 33 ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945 menekankan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
Lebih terperinciKARAKTERISTIK YURIDIS PERJANJIAN WARALABA. Oleh: Selamat Widodo
KARAKTERISTIK YURIDIS PERJANJIAN WARALABA Oleh: Selamat Widodo Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto E-mail: swidodo.sh@gmail.com Abstrak Waralaba didasarkan pada suatu perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang baik secara pribadi maupun terhadap orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan perekonomian Indonesia saat ini mendorong setiap individu atau masyarakat untuk terus menciptakan peluang usaha yang banyak dan kreatif. Setiap usaha yang dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan perlindungan hukum terhadap rahasia dagang sebagai bagian. perdagangan dari HKI (The TRIPs Agreement) tidak memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah waralaba atau dalam bahasa asing disebut dengan franchise asal katanya
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Waralaba Istilah waralaba atau dalam bahasa asing disebut dengan franchise asal katanya berasal dari Perancis Kuno yang memiliki arti bebas. Sekitar abad pertengahan,
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE
PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE Oleh : Putu Prasmita Sari I Gusti Ngurah Parwata Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The title of this scientific
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. waralaba dalam bahasa inggris disebut franchise,adalah pemberian hak oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Arus globalisasi ekonomi dunia dalam bidang perdagangan sangat berkembang pesat,salah satunya adalah adanya perjanjian waralaba.perjanjian waralaba dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis waralaba atau franchise sedang berkembang sangat pesat di Indonesia dan sangat diminati oleh para pengusaha karena prosedur yang mudah, tidak berbelit-belit
Lebih terperinciPerlindungan Hukum terhadap Franchisee Sehubungan Dengan Tindakan Sepihak Franchisor
Perlindungan Hukum terhadap Franchisee Sehubungan Dengan Tindakan Sepihak Franchisor Edi Wahjuningati Abstract The characteristic of the research concerning the legal protection against the Franchisees
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PERJANJIAN WARALABA YANG DILAKUKAN SAAT PROSES PENDAFTARAN MEREK. Djarot Pribadi, SH., MH. 1
AKIBAT HUKUM PERJANJIAN WARALABA YANG DILAKUKAN SAAT PROSES PENDAFTARAN MEREK Djarot Pribadi, SH., MH. 1 ABSTRAK Perjanjian waralaba yang dilakukan pada saat proses pendaftaran merek hanya mengikat para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya orang yang menggunakan sistem on-line di dalam. saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan di dalam hal teknologi akhir-akhir ini mampu merubah sistem yang ada di dalam dunia bisnis. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis internasional. Bentuk kerjasama bisnis ini ditandai dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini, pertumbuhan ekonomi terasa semakin meningkat dan kompleks, termasuk pula didalamnya mengenai bentuk kerjasama bisnis internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sudah ada, dikenal istilah franchise yang sudah di Indonesiakan menjadi
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Franchise adalah merupakan kegiatan berwirausaha dengan membeli bisnis yang sudah ada, dikenal istilah franchise yang sudah di Indonesiakan menjadi waralaba. Waralaba
Lebih terperinciBAB III PENERAPAN KLAUSULA BUYBACK DALAM PERJANJIAN WARALABA. 3.1 Alasan Penerapan Buyback dalam Perjanjian Waralaba
BAB III PENERAPAN KLAUSULA BUYBACK DALAM PERJANJIAN WARALABA 3.1 Alasan Penerapan Buyback dalam Perjanjian Waralaba 3.1.1 Alasan Penerapan Buyback dari Pemberi Waralaba Perjanjian Waralaba merupakan perjanjian
Lebih terperinciBISNIS WARALABA. STMIK-STIE Mikroskil. Maggee Senata
BISNIS WARALABA STMIK-STIE Mikroskil Maggee Senata Pengembangan Bisnis Internasional Menurut Keegan : 1. 2. 3. 4. 5. Export Licensed Franchise Joint Venture Direct Ownership Mengenal Waralaba Waralaba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang efisien. Perusahaan yang semula menitikberatkan pada proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kebutuhan manusia yang semakin tinggi tidak lepas dari adanya kemajuan teknologi yang merupakan dampak dari revolusi industri. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupan bermasyarakat tidak bisa terlepas dari hubungan manusia lainnya hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan mahkluk sosial. Interaksi atau hubungan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA
PELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA Oleh I Made Ela Suprisma Cahaya Pembimbing : I Gusti Ngurah Wairocana Kadek Sarna Hukum Pemerintahan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta Unit 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Jumat 05 Desember 2014, Penjulan Mobil Cetak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia sampai dengan bulan April 2014 seperti dilansir oleh data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
BAB I PENDAHULUAN Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan, demikianlah
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA DALAM PERJANJIAN WARALABA YANG DAPAT MENIMBULKAN PRAKTIK MONOPOLI
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA DALAM PERJANJIAN WARALABA YANG DAPAT MENIMBULKAN PRAKTIK MONOPOLI Oleh : Ni Luh Putu Wulan Purwanti I Gede Pasek Eka Wisanjaya Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang serba canggih ini, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat dahsyat yaitu semakin meningkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu perwujudan dari adanya hubungan antar manusia adalah dilaksanakan dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa saling percaya satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pernikahan merupakan bentuk komitmen tertinggi untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan, yang dilandasi atas dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia, juga turut berpengaruh pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia, juga turut berpengaruh pada dunia kenotariatan. Semakin banyak masyarakat yang berkeinginan untuk menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan Telkom, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringantelekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya franchise merupakan suatu konsep pemasaran dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya franchise merupakan suatu konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat, Sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu perjanjian tertulis merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
Lebih terperinciBAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).
BAB I A. LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi di bidang transportasi yang demikian pesat,memberi dampak terhadap perdagangan otomotif, dibuktikan dengan munculnya berbagai jenis mobil baru dari berbagai merek.
Lebih terperinciFranchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas
Franchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas Latar Belakang Globalisasi sebagai hal yang mau tidak mau akan mempengaruhi kegiatan perekonomian di Indonesia merupakan salah satu aspek pula yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengerti dengan baik tentang hukum, baik dari segi agama maupun dari aturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila seseorang ingin memulai bisnis, terlebih dahulu ia harus mengerti dengan baik tentang hukum, baik dari segi agama maupun dari aturan pemerintah yang mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk era abad ini. Usaha rumahan hingga industri skala besar secara massif
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis franchise atau waralaba merupakan bisnis yang sangat menarik untuk era abad ini. Usaha rumahan hingga industri skala besar secara massif /ramai-ramai di-franchise-kan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya Kabupaten Sleman. Pertumbuhan bisnis ini dapat mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana dunia bisnis di Indonesia sudah mulai maju. Hal ini dapat dilihat semakin banyak bisnis-bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kebijakan pemerintah terhadap jabatan notaris, bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD Negara R.I. tahun 1945
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada hari Senin tanggal 17 Juni 2013 menjatuhkan putusan batal demi hukum atas perjanjian yang dibuat tidak menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam mencapai kebutuhan hidupnya saling berinteraksi dengan manusia lain. Masing-masing individu dalam berinteraksi adalah subjek hukum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam perkembangannya membentuk organisasi atau badan sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian waralaba..., Elfiera Juwita Yahya, FH UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Franchise berasal dari bahasa Perancis, yang berarti bebas atau bebas dari perhambaan atau perbudakan (free from servitude). 1 Black s Law Dictionary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam menjalankan hubungan hukum terhadap pihak lain akan membutuhkan suatu kesepakatan yang akan dimuat dalam sebuah perjanjian, agar dalam
Lebih terperinciMAKALAH. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum. Dosen Pengampu : Ahmad Munir, SH., MH. Disusun oleh : Kelompok VII
Anti Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis Dosen Pengampu : Ahmad Munir, SH., MH. Disusun oleh : Kelompok VII Helda Nur Afikasari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Kegiatan ekonomi yang banyak diminati oleh pelaku usaha
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini terlihat semakin banyaknya pelaku usaha yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat
Lebih terperinciKAJIAN YURIDIS MENGENAI PERSAINGAN USAHA ANTARA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) DENGAN MINIMARKET
1 KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERSAINGAN USAHA ANTARA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) DENGAN MINIMARKET ABSTRAK Oleh Alfian Priyo Suhartono I Wayan Wiryawan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting dalam kehidupan karena sebagian besar kehidupan manusia tergantung pada tanah. Dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjamur, hal ini disebabkan oleh adanya keinginan pemilik franchise untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan franchise di Indonesia pada saat sekarang ini semakin menjamur, hal ini disebabkan oleh adanya keinginan pemilik franchise untuk meluaskan usahanya di setiap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 22 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN MINIMARKET DI KOTA BOGOR
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 22 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN MINIMARKET DI KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang :
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
PEMBERLAKUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK MENURUT HUKUM PERDATA TERHADAP PELAKSANAANNYA DALAM PRAKTEK 1 Oleh : Suryono Suwikromo 2 A. Latar Belakang Didalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan selalu
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG (STUDI DI WARUNG MAKAN BEBEK GORENG H. SLAMET DI KARTOSURO SUKOHARJO) SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PERJANJIAN WARALABA. 4.1 Penerapan Syarat Sahnya Perjanjian dalam Perjanjian Waralaba
48 BAB 4 ANALISIS PERJANJIAN WARALABA 4.1 Penerapan Syarat Sahnya Perjanjian dalam Perjanjian Waralaba Perjanjian waralaba yang dilakukan oleh PT.X dan PT.Cahaya Hatindo merupakan perjanjian tidak bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah waralaba atau yang dalam bahasa asing disebut dengan franchise asal
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan Perjanjian Waralaba 1. Pengertian Waralaba Istilah waralaba atau yang dalam bahasa asing disebut dengan franchise asal katanya berasal dari bahasa Perancis kuno yang
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE) USAHA TOKO ALFA MART (Studi Pada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk) ABSTRACT
ANALISIS TERHADAP PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE) USAHA TOKO ALFA MART (Studi Pada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk) TAMI RUSLI Dosen Fakultas Hukum Universitas Bandar lampung Jl. ZA Pagar Alam No. 26 Labuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alkohol atau spirtus. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik. Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Madu Baru merupakan sebuah perseroan terbatas yang umumnya lebih banyak dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai Madukismo. Madukismo ini sendiri terdiri
Lebih terperinciPENGATURAN PROSPEKTUS PENAWARAN WARALABA DALAM PERJANJIAN WARALABA. Oleh Calvin Smith Houtsman Sitinjak Desak Putu Dewi Kasih.
PENGATURAN PROSPEKTUS PENAWARAN WARALABA DALAM PERJANJIAN WARALABA Oleh Calvin Smith Houtsman Sitinjak Desak Putu Dewi Kasih I Made Udiana Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia akan berhadapan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak milik atas tanah sangat penting bagi negara, bangsa dan rakyat Indonesia sebagai masyarakat yang sedang membangun ke arah perkembangan industri. Tanah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang di Yogyakarta dari waktu ke waktu jumlahnya semakin bertambah. Pertambahan perusahaan sejenis menimbulkan
Lebih terperinci