BAB V PENUTUP. Dari hasil pengumpulan, pengolahan dan interpretasi data hasil penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. Dari hasil pengumpulan, pengolahan dan interpretasi data hasil penelitian"

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan, pengolahan dan interpretasi data hasil penelitian tentang upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika dan implikasinya bagi bimbingan belajar maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Jenis kesulitan belajar yang dialami siswa pada mata pelajaran matematika yaitu kesulitan untuk menghafal rumus Matematika, sulit untuk menyelesaikan soal dengan baik dan benar, sulit berkonsentrasi pada proses kegiatan belajar mengajar, dan sulit mengingat tugas yang diberikan guru. Faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa pada mata pelajaran matematika adalah kurangnya bahan referensi yang berkaitan dengan materi, adanya rasa bosan dengan materi yang disajikan, penggunaan waktu belajar yang tidak efisien, dan suasana kelas yang kurang mendukung. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika yaitu membentuk kelompok belajar untuk siswa kesulitan belajar dan membantu menyusun serta mengatur jadwal kegiatan belajar, memberikan bantuan berupa motivasi dan penguatan positif kepada siswa untuk lebih serius dalam belajar, orientasi kepada siswa mengenai penyesuaian yang baik dalam situasi belajar melalui layanan bimbingan klasikal dengan cara menyiapkan materi satuan layanan tentang cara belajar yang efektif dan efisien serta cara mengatasi kesulitan belajar. B. Saran

2 Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terlibat sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah Disarankan untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar siswa dan lebih banyak terlibat di dalam perencanaan program sehingga dapat mengikuti perkembangan layanan bimbingan dan konseling pada SMA Negeri I Kupang. 2. Guru BK Diharapkan kepada guru BK untuk lebih intensif dalam memberikan bimbingan belajar agar siswa dapat mengatasi kesulitan kesulitan guna mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar. 3. Wali Kelas Diharapkan untuk lebih banyak terlibat di dalam penyelesaian masalah kesulitan belajar siswa dan mendorong siswa untuk lebih giat belajar dan memanfaatkan pelayanan BK di sekolah. 4. Guru Bidang Studi Matematika a) Hendaknya berperan dalam membantu siswa untuk lebih memahami arti dan manfaat dari layanan BK, sehingga masalah yang terjadi pada siswa dapat diselesaikan dengan baik. b) Hendaknya bisa menciptakan suasana belajar yang bisa merangsang siswa untuk tidak bosan dan tetap fokus mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. 5. Siswa

3 a) Diharapkan para siswa dapat mengembangkan sikap terbuka dalam menyampaikan berbagai hambatan dan berinisiatif untuk memanfaatkan pelayanan yang disiapkan di sekolah. b) Hendaknya siswa lebih aktif dan serius dalam memanfaatkan layanan bimbingan belajar yang diberikan guru BK. DAFTAR PUSTAKA

4 Abdurahman Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi & Supryono Layanan Bimbingan Belajar. Yogyakarta: Mitra Pustaka Dalyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah Bimbingan Belajar. Bandung: Tarsito Djumhur & Surya Tujuan Bimbingan Belajar. Jakarta: Gramedia Enteng Diagnosis Kesulitan Belajar Dalam Pengajaran Remidial. Semarang: FMIPA FKIP Gie, L Cara Belajar Yang Efisien. Edisi Keempat. Gajah Mada Unipress. Yogyakarta. Gunawan Pengertian Implikasi. Jakarta: Gramedia Hallahan Gangguan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Hamalik, Oemar Metode dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Jamaris Kesulitan Belajar. Jakarta: Balai Pustaka. Jasman Diagnosis Kesulitan Belajar. Bandung: Rineka Cipta Johnson Kesulitan Belajar Matematika. Surabaya: Pustaka Utama Kartono Ciri-Ciri Individu yang Memahami Dirinya. Jakarta: Balai Pustaka Kendler Defenisi Intelegensi. Surabaya: Pustaka Utama Kirk & Miller Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito Kullase Siswa dan Kesulitan Belajar. Balai Pustaka. Jakarta

5 Lovitt Klasifikasi Kelompok Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Muhibbin Pendekatan Mengatasi Kesulitan Belajar. Bandung: Alfabeta Munandar Pengertian Bakat. Yogyakarta: Pustaka Utama Mungin Wawasan Bimbingan dan Konseling. Semarang. FKIP Unnes. Mulyadi Diagnosis Kesulitan Belajar. Bandung: Rineka Cipta Mulyasa Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Jakarta: PT. Cipta Mulyasako Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Utama Nasution Metode Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nazir Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Poerwadarminta Pengertian Implikasi. Bandung: Alfabeta Purwanto Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar. Jakarta: Gramedia Ridwan Defenisi Kesulitan Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sardiman Motivasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Utama Sholeh Penyebab Kesulitan Belajar Matematika. Jakarta: Erlangga Soerjono Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar. Bandung: Rineka Cipta Subagyo Faktor Kesulitan Belajar. Bandung: Alfabeta

6 Sugiyono Pengertian Reduksi Data,Triangulasi dan Member Check. Bandung: Alfabeta Sumanto Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Sukardi Pengantar Pelaksanaan Bimbingan Konseling. Jakarta: Alfabeta Sunarta Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia Surya Tujuan Bimbingan Belajar. Jakarta: Gramedia Suwanto Jenis-Jenis Kesulitan Belajar. Jakarta: Erlangga Tohirin Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Winkel Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Undang-Undang No. 20, 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

7 LAMPIRAN-LAMPIRAN

8 Lampiran 1 Pedoman Observasi Kegiatan / peristiwa : Hari / tanggal : Tempat : Waktu : Tempat : No Aspek yang diobservasi Kegiatan Catatan hasil observasi 1 Perilaku Belajar Siswa Pada saat guru pelajaran matematika menjelaskan materi Pada saat siswa mengikuti pelajaran matematika Pada saat siswa menyelesaikan tugas Pada saat siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal

9 Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Siswa Kelas XI IPS 6 Hari / Tanggal : Waktu : Tempat : Responden Tujuan : Siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 1 Kupang : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis-jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika? 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika?

10 Pedoman Wawancara Guru BK Hari/ Tanggal : Waktu : Tempat : Responden Tujuan : Guru BK SMA Negeri 1 Kupang : Untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis-jenis kesulitan belajar apakah yang dialami siswa dalam mata pelajaran matematika? 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika? 3. Apa upaya Bapak/Ibu dalam menangani masalah kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika?

11 Pedoman Wawancara untuk Guru Matematika Hari / Tanggal : Waktu : Tempat : Responden : Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas XI IPS 6 Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar yang terjadi pada siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis-jenis kesulitan belajar apakah yang sering dialami siswa dalam mata pelajaran matematika? 2. Faktor-faktor kesulitan belajar apakah yang sering dialami siswa dalam mata pelajaran matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika?

12

13

14

15

16

17

18 Lampiran 9 Data Hasil Studi Dokumen Satu (D 1 ) Program Kerja Tahunan BK SMA Negeri I Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016 1) Nama dokumen : Program kerja tahunan bimbingan dan konseling 2) Jenis dokumen : Salinan dari dokumen asli 3) Bentuk dokumen : Cetak 4) Sumber dokumen : Guru BK SMA Negeri I Kupang 5) Isi dokumen : Dalam dokumen ini terdapat uraian kegiatan konselor sekolah dalam memberikan materi layanan dan jenis layanan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi peserta didik. 6) Komentar Peneliti : Dokumen program kerja bimbingan dan konseling dibuat sebagai pegangan bagi konselor sekolah untuk melaksanakan tugasnya selama satu tahun.

19 PROGRAM TAHUNAN 2015/2016 PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Sekolah Kelas : SMA NEGERI I KUPANG : XI IPA, IPS, BAHASA N O KEGIATAN Layanan Orientasi Layanan informasi Layanan Penempatan dan Penyaluran MATERI BIDANG PENGEMBANGAN PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR Tata tertib sekolah Pelaksanaan kegiatan belajarmengajar: 1. Pemanfaatan Waktu Luang 1. Posisi duduk di dalam kelas yang sesuai dengan kondisi fisik dan pribadi siswa 2. Pilihan ketrampilan dan kesenian sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat 3. Pilihan kegiatan ekstrakulikuler (Pramuka, UKS, Olahraga, Kesenian, dsbnya ) 1. Bagaimana proses komunikasi berlangsung 2. Permainan pesan berantai 1. Kelompok kegiatan bersama 2. Kegiatan kesiswaan 1. Jadwal pelajaran, setiap guru mata pelajaran 1. Makna belajar 2. Efisiensi belajar 3. Cara mengatasi kesulitan belajar 4. Persiapan ulangan 5. Prinsip-prinsip belajar 6. Cara belajar efektif 1. Kelompok belajar sesuai dengan kemampuan siswa Kelompok 2. belajar campuran - Masing-masing kelompok terdapat anak-anak cepat, sedang dan lambat. 1. Kelompok latihan ketrampilan dan kegiatan ekstrakulier yang menunjang pilihan karier/pekerjaan Layanan Konten Penguasan 1. Mengenali diri 2. Berpikir positif 3. Mengambil keputusan 1. Tata krama pergaulan Pengembangan diri melalui kegiatan ekstra kurikuler Layanan Perorangan Layanan Kelompok Konseling Bimbingan Masalah pribadi : Dalam kehidupan pribadi. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa Pengembangan Kreatifitas sesuai bakat dan minat Masalah Sosiai : Dalam kehidupan social Disesuasikan dengan kebutuhan siswa belajar Masalah Belajar : Dalam kemampuan kegiatan dan hasil Disesuaikan dengan kebutuhan siswa 1. Cara Belajar Efektif 2. Kebiasaan belajar 3. Cara untuk mengatur waktu belajar siswa Masalah Karier : Dalam pengembangan karier Disesuaikan dengan kebutuhan

20 Layanan Konseling Kelompok Layanan Konsultasi Layanan Mediasi Aplikasi Instrumentasi Masalah pirbadi : Dalam kehidupan pribadi Disesuaikan dengan kebutuhan kelompok siswa Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa 1. Tes hasil belajar 2. Inventori Minat 3. Inventori kepribadian 4. Alat ungkap masalah dan masalah-masalah lainnya Masalah Sosial : Dalam kehidupan sosial Disesuaikan dengan kebutuhan kelompok siswa Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan social. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa Upaya mendamaikan pihak-pihak tertentu (peserta didik) yang ber selisih 1. Inventori hubungan social 2. Sosiometri 3. Alat ungkap masalah dan masalah-masalah lainnya Masalah Belajar : Dalam kehidupan belajar Disesuaikan dengan kebutuhan kelompok siswa Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan belajar. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa Masalah Pribadi: Dalam pengembangan karier Disesuaikan dengan kebutuhan kelompok siswa Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan karier. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa 1. Alat ungkap masalah dan masalah-masalah lainnya 1. Inventori minat karier 2. Alat ungkap masalah dan masalah-masalah lainnya Himpunan Data Data perkembangan, kondisi, dan lingkungan diri pribadi 1. Identitas diri 2. Identitas keluarga 3. Riwayat kesehatan 4. Catatan kejadian 5. Masalah pribadi Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan social 1. Sosiogram 2. Teman dekat 3. Data hubungan social 4. Masalah social Data kemampuan, kegiatan dan hasil belajar. 1. Nilai hasil belajar 2. Data kegiatan belajar 3. Riwayat pendidikan 4. Masalah belajar Data kemampuan, arah dan persiapan karier. 1. Pekerjaan orang tua atau keluarga 2. Bakat, minat, karier, jurusan yang diambil 3. Masalah karier Konferensi Kasus Pembahasan kasus-kasus/masalah pribadi tertentu yang dialami peserta didik 1. Sering absen, sering bolos 2. Tingkah laku menyimpang, nakal Pembahasan kasuskasus/masalah social tertentu yang dialami peserta didik 1. Suka menyendiri (self pity) 2. Mengganggu teman Pembahasan kasus-kasus/masalah belajar tertentu yang dialami peserta didik 1. Mengganggu suasana kelas ketika sedang belajar 2. Lalai mengerjakan PR 3. Nilai pelajaran rendah 4. Sulit berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran Pembahasan kasuskasus/masalahkarier tertentu yang dialami peserta didik. 1. Masalah penjurusan 2. Pilihan karier 3. Kegiatan praktek Kunjungan Rumah Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah pribadi. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah social. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa Pertemuan dengan orang tua, keluarga peserta didik yang mengalami masalah belajar. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa Pertemuan dengan orang tua, keluarga peserta didik yang mengalami masalah karier. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa

21 Tampilan Kepustakaan Bacaan tentang perkembangan dan kehidupan pribadi 1. Pendidikan Seks 2. Perilaku Seks 3. Kecerdasan emosi (IQ) 4. M eningkatkan rasa percaya diri 5. Mengenali diri 6. Berpikir positif 7. Mengambil keputusan 8. Pembicara yang baik 9. Kiat agar tamoil asertif Bacaan perkembangan dan kemampuan social 1. Peraturan dan tata tertib sekolah 2. Kerjasama 3. Bagaimana proses komunikasi berlangsung 4. Tata krama pergaulan 5. Permainan pesan berantai Bacaan tentang kemampuan dan kegiatan belajar 1. Jadwal pelajaran 2. Gaya belajar 3. Evaluasi prestasi akademik 4. Persiapan ulangan 5. Prinsip belajar 6. Kelompok belajar 7. Menyusun laporan kegiatan 8. Gangguan atau kesulitan belajar 9. Kebiasaan belajar 10. Cara untuk menjadi pendengar yang bai Bacaan tentang arah dan kehidupan karier 1. Pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler Alih Tangan Kasus pribadi siswa Pendalaman penanganan masalah Disesuaikan dengan kebutuhan Pendalaman penanganan masalah social Disesuaikan dengan kebutuhan siswa belajar Pendalaman penanganan masalah Disesuaikan dengan kebutuhan siswa Pendalaman penanganan masalah karier Disesuaikan dengan kebutuhan siswa

22 Lampiran 10 Data Hasil Studi Dokumen D 2 Buku Kasus Siswa 1) Nama dokumen : Buku kasus peserta didik 2) Jenis dokumen : Salinan dari dokumen asli 3) Bentuk dokumen : Cetak 4) Sumber dokumen : Kertas HVS folio 5) Isi dokumen : Dalam dokumen ini berisi jenis masalah yang dihadapi peserta didik di sekolah. 6) Komentar peneliti : Dokumen buku kasus dibuat sebagai pegangan bagi konselor sekolah untuk melaksanakan tugasnya selama satu tahun.

23 BUKU KASUS SISWA SMA NEGERI 1 KUPANG OLEH : Dra. AGUSTINA NGGAI NIP :

24

25

26

27

28

29 Lampiran 11 Data Hasil Studi Dokumen Dua (D 3 ) Satuan Layanan BK 01 Topik : Cara Belajar Efektif Tugas Perkembangan : Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap dalam belajar secara efektif untuk mewujudkan kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi. Bidang Bimbingan Fungsi Layanan Jenis Layanan : Belajar : Pemahaman, Pemeliharaan, dan Pengembangan : Informasi Kelas/ Semester : XI IPS 6 / 1 Tempat Penyelenggara Waktu Pertemuan : Ruang Kelas : Guru BK : 1 x 45 menit Tujuan Layanan : 1. Agar siswa dapat mengenal dan memahami cara-cara belajar efektif 2. Agar siswa dapat mengenal dan menerapkan cara-cara belajar yang baik, efektif dan efisien. 3. Agar siswa memiliki kesadaran dan dorongan yang kuat untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam belajar. Standar Kompetensi : menunjukkan kemampuan mengembangkan cara belajar efektif Kompetensi Dasar : Indikator : 1. Mengidentifikasi cara-cara belajar yang efektif 2. Mengembangkan tips atau cara dalam mengatur waktu belajar yang efektif a) Memberikan defenisi tentang cara belajar efektif b) Menjelaskan faktor-faktor yang mendukung kegiatan belajar efektif c) Menemukan cara-cara mengatur waktu belajar yang efektif d) Menyebutkan cara belajar efektif di rumah dan sekolah

30 Alat dan Perlengkapan Metode : Laptop dan Spidol : Diskusi dan Tanya Jawab Rencana Penilaian : Penilaian kinerja salah satunya keaktifan dalam kelompok, kemampuan untuk berpendapat dan membuat kesimpulan dan saran. Lampiran Materi : 1. Pengertian Cara Belajar Efektif Belajar merupakan tugas pokok anda sebagai siswa baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah. Oleh karena itu anda harus berusaha agar dapat belajar dengan baik dan teratur. Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian dan ilmu. Belajar berarti usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengetahui dan dapat melakukan sesuatu. Adapun hasil dari belajar berupa perubahan diri, maka anda harus mampu melakukan belajar yang dapat menghasilkan perubahan diri yaitu dari tidak dapat memahami pelajaran menjadi dapat memahami pelajaran.dengan belajar yang teratur, penuh disiplin, konsentrasi dan pengaturan waktu yang baik, akan mempermudah anda untuk melakukan belajar. Cara belajar efektif merupakan cara belajar yang dilaksanakan secara tuntas, berkesinambungan dan produktif menghasilkan kepandaian, pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap mental dan intelektual yang baik serta bertanggungjawab. Untuk itu modal utama untuk membiasakan belajar efektif adalah kemauan untuk disiplin dalam belajar mempunyai jadwal belajar yang akan mendukung siswa untuk menguasai pengetahuan kedisiplinan, ketertiban, dan pembelajaran yang berkesinambungan ( kutipan E. Juhana Wijaya;1995 hal 52). 2. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar efektif Faktor internal Faktor internal merupakan faktor yang penting. Anak jadi belajar atau tidak adalah tergantung kepada anak itu sendiri. Walaupun mungkin faktor-faktor yang lain telah memenuhi persyaratan, tetapi kalau individu tersebut tidak mempunyai kemauan untuk belajar maka proses belajar itu tidak terjadi. Individu terbentuk dari fisik dan pskis yang masingmasing tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Fisik mempengaruhi psikis demikian pula sebaliknya. Dalam proses

31 belajar, kedua faktor ini harus dijaga agar tetap dalam kondisi yang yang sebaik- baiknya. Ini berarti kalau ada gangguan baik dalam segi fisik maupun psikis hal tersebut akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Faktor fisik Ini berhubungan erat dengan soal kesehatan fisik. Fisik harus dalam kondisi yang baik, dalam arti sehat. Bila badan sakit maka akan berpengaruh terhadap belajar anak. Untuk menjaga kesehatan badan perlu ada aktifitas fisik (bergerak badan) sebagai selingan belajar untuk menjaga agar badan selalu dalam kondisi yang baik. Perlu diperhatikan bahwa untuk menjaga kondisi fisik tetap baik maka segala aktivitas yang berhubungan dengan fisik harus dilakukan dengan teratur. Orang harus menyadari bahwa kemampuan fisik terbatas. Karenanya kurang bijaksana bila anak harus terus menerus belajar dan kurang tidur. Faktor psikis Faktor yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hal ini ialah bahwa individu harus mempunyai kesiapan mental (mental set) untuk menghadapi tugas. Mental set ini mempengaruhi motif, minat, perhatian, konsentrasi dan sebagainya. Motivasi Motivasi merupakan hal berpengaruh terhadap individu untuk menghadapi tugas yang telah ditentukan. Apabila anak mempunyai motivasi yang cukup kuat untuk belajar, maka ia akan berusaha agar dapat belajar dengan sebaik- baiknya. Besar kecilnya motivasi yang ada pada individu juga tergantung kepada jelas tidaknya apa yang akan dicapai lewat tindakannya. Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Minat Salah satu faktor yang turut menentukan atau mempengaruhi motif ialah minat. Apabila anak telah mempunyai minat maka akan mendorong individu untuk berbuat sesuai dengan minatnya. Konsentrasi Agar belajar dapat mencapai hasil yang sebaikbaiknya, maka diperlukan konsentrasi yang baik atas materi yang sedang dipelajari. Banyak anak yang kelihatannya belajar tetapi karena perhatiannya tidak terkonsentrasi pada apa yang dipelajari, maka ia tidak tahu apa yang dipelajari itu.

32 Faktor eksternal Guru sebagai pembina belajar : guru sebagai pendidik mempunyai kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan siswa, menggerakan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar, dan mengorganisasi belajar Sarana dan prasarana belajar: belajar tidak dapat berjalan dengan baik bilamana tanpa alat- alat yang cukup dan tempat belajar yang baik. Suasana: suasana belajar yang baik akan memberi motivasi yang baik terhadap proses belajar dan ini akan berpengaruh baik terhadap belajar anak- anak. Waktu: jangan belajar seenaknya, tetapi harus dilakukan secara teratur menurut waktu- waktu yang telah direncanakan. Pergaulan: pergaulan anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap motif anak untuk belajar. 3. Cara mengatur waktu belajar yang efektif Usahakan anda dapat mengatur waktu yang tepat dan efesien untuk belajar, sehingga anda tidak merasa ragu-ragu, menempuh keberhasilan dalam belajar. Coba perhatikan cara-cara mengatur waktu menurut Jeanne Shay Schumm sebagai berikut : Tetapkan Prioritas Bila banyak yang harus dikerjakan, buatlah daftar apa yang harus dan akan dikerjakan. Urutkan setiap tugas dalam urutan 1, 2, 3 dan seterusnya menurut kepentingannya. Laksanakan tugas No. 1 terlebih dahulu, lalu tugas No. 2 dan seterusnya sesuai yang ada dalam daftarmu. Hal ini akan membantu anda mengatur aktivitas menjadi rapi, menghindari stres dan memacu untuk berprestasi. Luangkan Waktu Untuk Bersenang-Senang Waktu untuk rekreasi membantu anda agar tetap sehat secara mental dan fisik. Kerjakan dulu tugas wajib anda sebelum rekreasi. Waktu luang akan terasa lebih bebas kalau tidak ada urusan yang belum anda selesaikan. Rekreasi juga

33 dapat dijadikan sebagai imbalan, jika anda sudah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu. Bersikap Fleksibel (luwes) Jadwal yang anda buat bukanlah terpahat di batu, selalu ada perubahan dan berilah ruang untuk mengadaptasikan dengan suasana atau kebutuhan baru dan memanfaatkan kesempatan baru tersebut. Jangan membebani diri dengan jadwal yang berlebihan Lakukan perubahan untuk mencapai prestasi secara bertahap, bila terlalu banyak yang anda kerjakan, anda akan menjadi bingung dengan jadwal tersebut. Kaji ulang kegiatan anda. Tentukanlah hal penting untuk segera dikerjakan. Luangkan waktu untuk membiasakan diri menjadi teratur Rencanakan beberapa menit setiap hari untuk menyusun jadwal apa yang akan anda lakukan hari ini. Kemudian pikirkan apa yang harus anda lakukan dan bagaimana cara anda melakukannya, serta bayangkan hal positif apa yang akan anda dapatkan jika sudah menjadi kebiasaan. Anda akan menghemat waktu berjam-jam dan melangkah dengan pasti setiap hari karena anda telah mengetahui apa yang akan anda lakukan/kerjakan. Temukan dan manfaatkan waktu sempit Saat menunggu bus atau mobil antar jemput, saat jeda antar mata pelajaran atau sesaat sebelum acara TV kesukaan, saat-saat itu adalah waktu yang dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya untuk membaca/belajar. Pilihlah sesuatu yang ringan, lalu selesaikan dan singkirkan. Memang sedikit waktunya tetapi dapat meringankan tugas anda. Jangan menunda-nunda Banyak orang menunda-nunda karena suatu alasan. Kemungkinan tugas tersebut terlalu sulit atau membuat stres. Apapun penyebabnya, menunda-nuda pekerjaan merupakan kebiasaan buruk. Obat terbaikya adalah bekerja keras dan segera lakukan pekerjaan tersebut. Mungkin ketika anda sudah

34 mulai mengerjakannya, tugas tersebut terasa menjadi lebih mudah dari yang anda perkirakan. Kalau anda benar-benar tidakd apat memulai, bicarakan dengan teman, guru atau orang lain yang anda percaya. 4. Mengatur cara belajar efektif di sekolah dan rumah Cara belajar efektif di sekolah Cara belajar di sekolah secara umum antara lain: 1. Siswa harus mengetahui semua pelajaran yang akan ditempuh 2. Siswa memiliki sikap terbuka, menerima guru apa adanya, sehingga dapat memahami materi pelajaran yang diberikan 3. Siswa mempelajari dan menyiapkan alat pelajaran sehari sebelumnya 4. Siswa harus penuh minat dan perhatian waktu proses kegiatan belajar mengajar berlangsung 5. Usahakan siswa bersikap kritis waktu menerima materi pelajaran 6. Siswa memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju sesuai kemampuannya 7. Siswa menghindari sifat malu bertanya 8. Siswa harus berusaha untuk mencapai prestasi sesuai kemampuannya (prestasi sendiri tidak tergantung orang lain) 9. Siswa harus mengikuti pelajaran secara aktif Secara khusus cara belajar efektif di sekolah meliputi : Biasakan berangkat tepat waktu,tidak pernah terlambat dan tidak pernah membolos Jadilah siswa yang simpatik Siswa yang demikian akan disukai oleh guru dan teman karena tidak pernah melanggar tata tertib sekolah dan akan selalu menaruh hormat dan mendengarkan nasihat guru atau siapa saja.

35 Proaktiflah dalam belajar Artinya siswa lebih berperan aktif dan guru hanya sebagai fasilitator daripada sebagai pengajar. Bila ada pelajaran yang kosong dan jam pelajaran istirahat gunakan untuk membaca buku di perpustakaan. Lengkapilah buku catatan,buku kumpulan soal dan jawaban yang benar. Hindari kebiasaan menyontek waktu ulangan Biasakan berdoa setiap akan memulai pelajaran atau aktifitas Usahakan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan segar Cara belajar efektif di rumah Selain belajar di sekolah, anda harus selalu membiasakan diri belajar di rumah secara teratur, sehingga anda harus memilih waktu dan tempat yang menyenangkan. Tempat menyenangkan ditunjang perlengkapan belajar yang lengkap/cukup akan menjadikan anda terasa nyaman. Belajar di rumah memerlukan adanya konsentrasi yang penuh. Konsentrasi belajar di rumah memerlukan suara musik yang halus dan dapat berkonsentrasi dengan baik. Kesempatan belajar di rumah dapat dibagi menjadi dua yaitu : Belajar secara mandiri Mengulangi pelajaran yang baru diterima dari sekolah, memperjelas dan melengkapi catatan, serta mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mempersipakan bahan pelajaran yang akan dipelajari atau materi berikutnya Pelajaran yang dirasa sulit/sukar jangan dijauhi atau dihindari, tetapi usahakan anda memotivasi diri untuk menjadikan pelajaran tersebut menarik Belajar secara kelompok Belajar secara kelompok banyak manfaatnya bagi siswa yaitu siswa yang belum memahami bagian pelajaran tertentu dapat bertanya pada teman yang sduah memahami dan siswa

36 yang sudah memahami akan lebih mahir dan menguasai karena sering ditanya temannya. Usahakan anggota kelompok rumahnya berdekatan dan ketua kelompok bergiliran (digilir).

37 Satuan Layanan BK 02 Topik : Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Bidang Bimbingan : Belajar Fungsi Layanan Jenis Layanan : Pemahaman, Pemeliharaan, dan Pengembangan : Informasi Kelas/ Semester : XI IPS 6 / 1 Tempat Penyelenggara Waktu Pertemuan : Ruang Kelas : Guru BK : 1 x 45 menit Tujuan Layanan : 1. Agar siswa dapat mengenal dan memahami cara mengatasi kesulitan belajar 2. Agar siswa dapat mengenal dan menerapkan cara mengatasi kesulitan belajar 3. Agar siswa memiliki kesadaran dan dorongan yang kuat untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam belajar. Standar Kompetensi : menunjukkan kemampuan mengatasi kesulitan belajar Kompetensi Dasar : Indikator : 1. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi kesulitan belajar 2. Mengembangkan tips atau cara dalam mengatasi kesulitan belajar a) Memberikan defenisi tentang kesulitan belajar b) Menjelaskan jenis-jenis kesulitan belajar c) Menemukan faktor penyebab kesulitan belajar d) Menyebutkan cara mengatasi kesulitan belajar Alat dan Perlengkapan Metode : Laptop dan Spidol : Diskusi dan Tanya Jawab Rencana Penilaian : Penilaian kinerja salah satunya keaktifan dalam kelompok kemampuan untuk berpendapat dan membuat kesimpulan dan saran.

38 Lampiran Materi : 1. Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah suatu keadaan di mana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar yang dimaksud disini ialah kesukaran yang dialami siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran. Kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan/ditugaskan oleh seorang guru. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai adanya hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih giat lagi untuk dapat mengatasinya. Masalah belajar adalah suatu proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman, yang terjadi melalui interaksi individu dengan lingkungannya. 2. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Kekacauan belajar adalah suatu keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada dasarnya mengalami kekacauan dalam belajar, potensi dasar tidak dirugikan akan tetapi belajarnya terganggu sehingga hasil belajar yang dicapai lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun siswa tersebut tidak menunjukkan adanya gangguan. Under achiver mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal tetapi prestasi belajarnya rendah. Slow learner atau lambat dalam belajar sehingga siswa membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Learning disabilities atau ketidakmampuan dalam belajar yang mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektual. 3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa di sekolah akan bersumber dari beberapa hal yang menjadi penyebab atau latar belakangnya. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Untuk itu dalam usaha membantu siswa tersebut perlu digali hal yang melatarbelakangi adanya kesulitan belajar siswa. Secara garis besar, penyebab timbulnya kesulitan belajar menurut Hamalik (1985: ) berasal dari diri siswa dan luar diri siswa yang dapat diuraikan sebagai berikut : Penyebab kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri siswa antara lain : Penyebab kesulitan belajar bersifat biologis: penyebab kesulitan belajar ini berhubungan dengan keadaan kejiwaan manusia, misalnya (1) Intelegensi yang kurang baik yang mempengaruhi kemajuan belajar siswa. (2) Perhatian yang tidak terpusat pada suatu pelajaran yang diberikan, akan mempengaruhi pemahamannya terhadap materi yang diberikan (3) Minat yang kurang terhadap belajar, sehingga tidak mencapai prestasi yang baik. Penyebab kesulitan belajar yang berasal dari luar diri siswa antara lain : (1) Cara penyajian yang kurang sistematis dari guru, metode yang kurang tepat dan juga tidak menggunakan alat peraga dalam mengajar, hal ini membuat para siswa merasa kurang bergairah dalam belajar maupun dalam mengikuti pelajaran. (2) Hubungan

39 antara guru dan siswa yang kurang harmonis. (3) Alat pelajaran yang kurang lengkap yang menyebabkan penyajian materi kurang memuaskan, misalnya buku referensi yang kurang lengkap. 4. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Siswa akan terdorong untuk lebih giat belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa. Menciptakan suasana belajar yang menantang, merangsang dan menyenangkan. Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman bila perlu. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan siswa serta antara siswa dan siswa. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan dan menjengkelkan.

40 Lampiran 12 Data Hasil Observasi Pertama (O 1 ) Respon Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran Hari/ tanggal : Jumat, 11 September 2015 Waktu : sampai selesai Tempat : Ruang kelas XI IPS 6 Jam Pelajaran : Matematika Hasil Observasi : Peneliti mengamati guru tampak serius menjelaskan materi di depan kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam waktu kurang lebih 60 menit dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam empat kelompok untuk diskusi dan meminta masing-masing anggota kelompok memilih ketua kelompok. Setelah itu, guru memberikan soal kepada masingmasing kelompok untuk dikerjakan sesuai dengan materi yang dijelaskan sebelumnya dengan waktu yang ditentukan 30 menit. Guru membimbing dan mengawasi setiap anggota kelompok. Suasana kelas cukup tenang.

41 Lampiran 13 Data Hasil Observasi Kedua (O 2 ) Perilaku Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran Hari/ tanggal : Senin, 14 September 2015 Waktu : sampai selesai Tempat : Ruang kelas XI IPS 6 Jam Pelajaran : Matematika Hasil Observasi : Peneliti mengamati siswa mendengarkan dengan baik pada saat guru menyampaikan materi. Akan tetapi ada sebagian siswa yang tampak kurang serius mengikuti pelajaran di kelas sehingga muncul perilaku-perilaku yang tidak mendukung dalam belajar misalnya ribut, mengganggu teman, mengantuk saat pelajaran berlangsung, bercerita dan berpindah-pindah tempat duduk.

42 Lampiran 14 Data Hasil Observasi Ketiga (O 3 ) Respon Siswa Dalam Mengerjakan Tugas Hari/ tanggal : Rabu, 16 September 2015 Waktu : sampai selesai Tempat : Ruang kelas XI IPS 6 Jam Pelajaran : Matematika Hasil Observasi : Peneliti menemukan ada beberapa siswa yang tidak aktif dan lambat dalam mengerjakan tugas yang diberikan, kurangnya buku referensi, buku catatan tidak lengkap, siswa kurang serius mengikuti pelajaran, dan waktu yang ada digunakan untuk melakukan sesuatu yang tidak penting seperti keluar masuk kelas, jalan-jalan, dan bercerita.

43 Lampiran 15 Data Hasil Observasi Keempat (O 4 ) Pada Saat Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling Hari/ tanggal : Kamis, 17 September 2015 Waktu : Tempat : Ruang kelas XI IPS 6 Hasil Observasi : Pemberian layanan bimbingan belajar kepada siswa kelas XI IPS 6 adalah layanan bimbingan klasikal dengan metode yang digunakan yaitu tanya jawab. Waktu yang dipakai 60 menit. Semua siswa telibat aktif dan Guru BK memberikan pertanyaan mengenai pengertian belajar efektif, faktor-faktor yang mendukung kegiatan belajar efektif, cara-cara mengatur waktu belajar yang efektif. Tujuan pemberian layanan bimbingan belajar untuk membantu siswa agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan guna mencapai perkembangan yang optimal.

44 Lampiran 16 Transkip Wawancara Pertama (W 1 ) Hari / tanggal : Selasa, 15 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang kelas Responden : PR (Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Jenis kesulitan belajar yang saya alami pada mata pelajaran Matematika seperti kurang memanfaatkan waktu dengan baik, sulit mengafal rumus dengan cepat dan adanya rasa bosan dengan materi yang disajikan oleh guru. Faktor kesulitan belajar terjadi karena suasana kelas yang tidak mendukung, catatan yang tidak lengkap dan mendapat pengaruh dari teman lain untuk melakukan hal yang tidak berguna. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu memberikan layanan bimbingan klasikal dengan materi tentang cara mengatasi kesulitan belajar.

45 Lampiran 17 Transkip Wawancara Kedua (W 2 ) Hari/ tanggal : Rabu, 16 September 2015 Pukul : Tempat : Depan ruang kelas Responden : MN ( Siswa kelas XII IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Jenis kesulitan belajar yang saya alami pada mata pelajaran Matematika meliputi merasa sulit untuk mengafal rumus dan memecahkan soal dengan cepat. Faktor kesulitan belajar terjadi karena siswa malas membaca kembali catatan yang telah diberikan guru dan tidak bertanya ketika menghadapi kesulitan mengerjakan soal Matematika. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu memberikan bantuan berupa motivasi dan penguatan positif kepada siswa untuk lebih serius dalam belajar.

46 Lampiran 18 Transkip Wawancara Ketiga (W 3 ) Hari/ tanggal : Kamis, 17 September 2015 Pukul : Tempat : Depan ruang BK Responden : MB ( Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Jenis kesulitan belajar matematika meliputi kurang mengerti penjelasan guru, sulit mengafal rumus dengan cepat dan sulit memecahkan soal yang diberikan. Fakor kesulitan belajar terjadi karena kurangnya minat dalam belajar dan sulit mencari tahu. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu membantu siswa menyusun dan mengatur jadwal kegiatan belajar.

47 Lampiran 19 Transkip Wawancara Keempat (W 4 ) Hari/ tanggal : Kamis, 17 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang kelas Responden : MP (Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Jenis kesulitan belajar yang dialami dalam pelajaran Matematika meliputi siswa merasa sulit mengafal rumus dan menyelesaikan soal dengan benar. Faktor kesulitan belajar dalam pelajaran Matematika disebabkan karena kurangnya minat saya terhadap belajar sehingga tidak serius atau tidak fokus saat menerima pelajaran yang guru berikan. Upaya guru BK yaitu membentuk kelompok belajar untuk siswa yang kesulitan belajar.

48 Lampiran 20 Transkip Wawancara Kelima (W 5 ) Hari/ tanggal : Jumat, 18 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang BK Responden : CL ( Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Jenis kesulitan belajar yang dialami dalam pelajaran Matematika meliputi siswa sulit mengafal rumus dengan baik dan lancar serta lambat menyelesaikan soal yang diberikan. Faktor kesulitan belajar disebabkan karena kurangnya buku referensi, suasana kelas yang tidak mendukung dan catatan yang tidak lengkap. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu memberikan layanan bimbingan belajar berupa penyesuaian yang baik dalam situasi belajar.

49 Lampiran 21 Transkip Wawancara Keenam (W 6 ) Hari/ tanggal : Senin, 21 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang BK Responden : MN ( Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Jenis kesulitan belajar yang dialami pada pelajaran Matematika meliputi sulit untuk mengerti penjelasan yang disampaikan guru, adanya rasa bosan dengan materi yang disajikan guru serta sulit menyelesaikan tugas dengan benar. Faktor kesulitan belajar terjadi karena disebabkan kurang serius mengikuti pelajaran dalam kelas, penggunaan waktu belajar yang tidak efisien. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar adalah membantu siswa menyusun dan mengatur jadwal kegiatan belajar.

50 Lampiran 22 Transkip Wawancara Ketujuh (W 7 ) Hari/ tanggal : Selasa, 22 September 2015 Pukul : Tempat : Depan ruang kelas Responden : YH (Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika Jenis kesulitan belajar yang dialami dalam pelajaran Matematika yaitu merasa sulit untuk mengafal rumus dan lambat memecahkan soal yang diberikan guru. 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Faktor kesulitan belajar terjadi karena merasa bosan dengan cara mengajar guru. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu memberikan layanan bimbingan klasikal dengan materi tentang cara mengatasi kesulitan belajar.

51 Lampiran 23 Transkip Wawancara Kedelapan (W 8 ) Hari/ tanggal : Selasa, 22 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang BK Responden : PW (Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika Jenis kesulitan belajar yang dialami dalam pelajaran Matematika meliputi sulit mengafal rumus dan mengerjakan soal atau tugas yang diberikan. 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Faktor kesulitan belajar terjadi disebabkan karena cara penyajian materi yang kurang sistematis dari guru dan kurang serius dalam menerima pelajaran. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu memberikan layanan bimbingan belajar dengan materi tentang penggunaan waktu belajar secara efektif dan efisien.

52 Lampiran 24 Transkip Wawancara Kesembilan (W 9 ) Hari/ tanggal : Rabu, 23 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang BK Responden : RA (Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika Jenis kesulitan belajar yang dialami dalam pelajaran Matematika meliputi merasa sulit menghafal rumus sehingga tidak mudah memecahkan soal dengan baik dan benar. 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Faktor kesulitan belajar terjadi disebabkan karena alat pelajaran yang kurang lengkap dan metode mengajar guru yang kurang sistematis sehingga membuat saya tidak serius dalam menerima pelajaran. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu memberikan bantuan berupa motivasi untuk lebih serius dalam belajar dan bertanya apabila mengalami kesulitan.

53 Lampiran 25 Transkip Wawancara Kesepuluh (W 10 ) Hari/ tanggal : Kamis, 24 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang BK Responden : VA ( Siswa kelas XI IPS 6 ) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis jenis kesulitan belajar apakah yang anda alami dalam pelajaran Matematika Jenis kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika seperti kurang memanfaatkan waktu dengan baik, sulit mengafal rumus dengan cepat dan adanya rasa bosan dengan materi yang disajikan oleh guru. 2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar anda dalam pelajaran Matematika? 3. Upaya apa yang biasa anda lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Faktor kesulitan belajar terjadi karena malas membaca kembali catatan yang telah diberikan guru dan tidak bertanya ketika menghadapi kesulitan mengerjakan soal Matematika. Saya berupaya memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk belajar lebih giat dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakan soal yang diberikan guru.

54 Lampiran 26 Transkip Wawancara Kesebelas (W 11 ) Hari/ tanggal : Jumat, 25 September 2015 Pukul : Tempat Responden Tujuan : Ruang BK : SL ( Guru BK) : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis kesulitan belajar apakah yang sering dialami siswa? Jenis kesulitan belajar siswa seperti sulit berkonsentrasi pada materi pembelajaran dan sulit mengingat tugas yang diberikan guru. 2. Faktor-faktor kesulitan belajar apakah yang sering dialami siswa? 3. Apa upaya Bapak/Ibu dalam menangani masalah kesulitan belajar siswa? Faktor-faktor kesulitan belajar siswa meliputi kurangnya bahan referensi yang berkaitan dengan materi pelajaran dan penggunaan waktu belajar yang tidak efisien. Upaya dalam menangani masalah kesulitan belajar siswa yaitu mencari tahu latar belakang kesulitan belajar siswa dan memberikan bantuan berupa motivasi dan penguatan positif kepada siswa untuk lebih serius dalam belajar.

55 Lampiran 27 Transkip Wawancara Keduabelas (W 12 ) Hari/ tanggal : Jumat, 25 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang BK Responden : TK ( Guru BK) Tujuan : Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis-jenis kesulitan belajar apakah yang sering dialami oleh siswa? Jenis kesulitan belajar siswa seperti sulit berkonsentrasi pada materi pembelajaran dan sulit mengingat tugas yang diberikan guru. 2. Faktor-faktor kesulitan belajar apakah yang sering dialami siswa? 3. Apa upaya yang Bapak/Ibu lakukan dalam menangani masalah kesulitan belajar siswa? Faktor-faktor kesulitan belajar siswa meliputi adanya rasa bosan dengan materi yang disajikan, kurangnya bahan referensi yang berkaitan dengan materi pelajaran dan penggunaan waktu belajar yang tidak efisien. Upaya guru BK dalam menangani masalah kesulitan belajar yaitu orientasi kepada siswa mengenai penyesuaian yang baik dalam situasi belajar melalui layanan bimbingan klasikal dengan menyiapkan materi layanan seperti cara-cara belajar efektif dan efisien serta cara mengatasi kesulitan belajar.

56 Lampiran 28 Transkip Wawancara Ketigabelas (W 13 ) Hari/ tanggal : Jumat, 25 September 2015 Pukul : Tempat : Ruang Guru Responden :SH (Guru mata pelajaran Matematika kelas XI IPS 6 ) Tujuan : untuk mengetahui kesulitan belajar siswa No Pertanyaan Jawaban 1. Jenis-jenis kesulitan Jenis-jenis kesulitan belajar siswa meliputi sulit belajar apakah yang sering dialami siswa? mengahafal rumus dan sulit memecahkan soal dengan baik dan benar. 2. Faktor kesulitan belajar apakah yang sering dialami siswa? 3. Upaya apa yang dilakukan guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika? Faktor kesulitan belajar siswa seperti catatan tidak lengkap dan adanya rasa malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Upaya guru BK untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu mencari tahu latar belakang penyebab kesulitan belajar siswa dengan cara bekerjasama dengan wali kelas, guru bidang studi serta orang tua siswa.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dimaksudkan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, dalam berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

KEGIATAN POSITIF BAGI PELAJAR

KEGIATAN POSITIF BAGI PELAJAR KEGIATAN POSITIF BAGI PELAJAR 1. PENGERTIAN BELAJAR Belajar merupakan tugas pokok anda sebagai siswa baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah. Oleh karena itu anda harus berusaha agar dapat belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Irwitadia Hasibuan Universitas Syiah Kuala irwitadiahasibuanmedan@gmail.com ABSTRAK Aljabar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia yang saat ini dilanda krisis multidimensi. Oleh karena

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA NAMA :... KELAS :... PETUNJUK : Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan cermat. Bubuhkan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dari segi jasmani maupun rohani, mandiri sesuai dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dari kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri, karena tanpa pendidikan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data tentang upaya pengembangan kreativitas siswa melalui proses pembelajaran oleh guru, studi deskriptif terhadap guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Didalam dunia pendidikan saat ini terjadi kesadaran akan pentingnya penerimaan atas diri. Salah satunya adalah menghargai diri sendiri. Dalam hidup ini kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960 dan baru mulai 1975 secara resmi memasuki sekolah-sekolah

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN HUSNI EL HILALI Abstrak Kemampuan mengelola kelas menjadi salah satu ciri guru yang profesional. Pengelolaan kelas diperlukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah diolah serta diuraikan pada Bab IV maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Jenis-jenis masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan kegiatan pokok keseluruhan dari proses pendidikan yang dilakukan di sekolah. Keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian

BAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian 95 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, maka kemudian mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing masing temuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan atas proses pendidikan di sekolah, tanpa bimbingan

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YUNI KARTIKA A1C409014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP Juftiar Mahendra Zainur Putera Dr. Tamsil Muis Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan HADI CAHYONO Universitas Muhammadiyah Ponorogo hadicahyono0@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN

BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN A. Kejenuhan Belajar Mata Pelajaran SKI Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, para siswa kadang kala mengalami gangguan psikologis dalam belajar seperti kejenuhan

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON

BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON BAB II LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DIMTs NEGERI 1 CILEGON A. Jumlah Guru BK dan Siswa di MTsN 1Cilegon 1. Jumlah Guru BK MTsN 1 Cilegon MTsN 1 Cilegon memiliki dua guru Bimbingan dan Konseling (Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi anatara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

Margunani 1 Siti Fatimah 2

Margunani 1 Siti Fatimah 2 Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Sma Negeri Se Kabupaten Kebumen Margunani 1 Siti Fatimah 2 Abstrak : Pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bingung, potensi apa yang kita miliki. Mana yang benar-benar bakat alami dan

BAB I PENDAHULUAN. bingung, potensi apa yang kita miliki. Mana yang benar-benar bakat alami dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disadari atau tidak, sejatinya setiap manusia memiliki potensi masingmasing yang mungkin berbeda dengan orang lain. Namun terkadang kita masih bingung, potensi apa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Kasful Anwar menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses untuk menggambarkan perubahan dari diri siswa setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR EVA IMANIA ELIASA, M.Pd PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD FAKTOR UTAMA LAYANAN BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar Motivasi belajar siswa dijaring dengan hasil observasi siswa selama pembelajaran

Lebih terperinci

DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH

DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 73 79 Periode Wisuda November 2016 DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH Nurhayati, Nurhasanah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah aset yang penting didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena bagaimanapun tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekolah memiliki tanggung jawab membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG The Study On Personality Characteristics Of School Counselors Class Xi Smk 3 Boyolangu Tulungagung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI) ABSTRAK Ahmad Firdaus, 2017. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI OLEH : SITI AMINAH NIM. ERA1D012109 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar BAB I PENDAHULUAN A. Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar Proses pembelajaran adalah merupakan salah satu strategi untuk mentransfer pengetahuan (kebudayaan) dari guru ke sipembelajar.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian. I. PENDAHULUAN Secara umum pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN Sri Wahyuni Adiningtiyas. Dosen Tetap Prodi Bimbingan Konseling UNRIKA Batam Abstrak Penguasaan terhadap cara-cara belajar yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013 Disusun Oleh Nama : Aldilla Firdausi NIM : 1301409020 Prodi : Bimbingan dan Konseling FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. No Bab / Halaman Terjemah

DAFTAR TERJEMAH. No Bab / Halaman Terjemah DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Ahmadi Rohani HM, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1991 Abu Ahmadi dan Widodo Suproyono,Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 Daryanto,

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N Program Bimbingan Konseling merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan konseling. Perencanaan ini dibuat bersama oleh personil sekolah yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

Arnot Pakpahan Surel :

Arnot Pakpahan Surel : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Arnot Pakpahan Surel : arnotpakpahan20@gmail.com

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen Pembelajaran Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi nasional cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya. BAB V ANALISIS DATA 1. SMPN 1 Sumberrejo a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Bagi konselor, jam pelajaran bagi bimbingan dan konseling mempunyai makna yang sangat penting,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang unik dan berkembang menjadi organisme yang segar dan siap untuk belajar mengenal dirinya sendiri. Mengenal diri yang di maksud adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kata majemuk yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tepatnya di Jalan Kapas No. 7, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan sebagai modal dasar pembangunan nasional, terutama dalam menghadapi persaingan di era

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI SD 218/IV KECAMATAN JAMBI SELATAN SKRIPSI OLEH MANRA IVAN FARISTINO NIM : AIDI09154

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI SD 218/IV KECAMATAN JAMBI SELATAN SKRIPSI OLEH MANRA IVAN FARISTINO NIM : AIDI09154 STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI SD 218/IV KECAMATAN JAMBI SELATAN SKRIPSI OLEH MANRA IVAN FARISTINO NIM : AIDI09154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI Sukmawati 1, Eva Dwika Masni 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III Fitriana Ikhtiarinawati F* dan Dwi Tria Khoirunnisa** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH Binti Asrah 1, Rita Novita 2, Fitriati 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan masalah penerapan keterampilan bertanya dasar pada proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 14 SEMARANG. Disusun Oleh Tiara Putri Faiza

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 14 SEMARANG. Disusun Oleh Tiara Putri Faiza LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 14 SEMARANG Disusun Oleh Tiara Putri Faiza 1301409016 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 56 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Lembaga Jarimatika Banjarmasin di Jalan Sultan Adam, Komplek Awang Sejahtera II No. 34 RT. 15 Kecamatan

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal yang mendasari perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplinan Belajar Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian tentang survey masalah belajar siswa dan implikasinya bagi

BAB V PENUTUP. penelitian tentang survey masalah belajar siswa dan implikasinya bagi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan, pengolahan dan interpretasi data hasil penelitian tentang survey masalah belajar siswa dan implikasinya bagi bimbingan belajar maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan hidup manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS 16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan pendidikan yang akan memberikan wawasan atau pengetahuan dan menggali potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir

Lebih terperinci