Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
|
- Deddy Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan HADI CAHYONO Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab konsentrasi belajar mata pelajaran PPKn pada siswa MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Kajian dipusatkan pada analisis faktor-faktor konsentrasi belajar PPKn siswa MTs Muhammadiyah I Ponorogo. Dari analisis tersebut kemudian akan dicari akar penyebab dari konsentrasi belajar tiap faktor-faktornya. Responden yang dipilih yaitu siswa yang benar-benar mengalami kesulitan belajar PPKn. Metode pengumpulan data dengan teknik wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan pola azas penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dipaparkan factor-faktor konsentrasi belajar siswa antara lain: 1).Faktor Lingkungan, yaitu Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. 2).Faktor Modalitas, yaitu modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang diterima. 3). Faktor Pergaulan yaitu, pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet. 4). Faktor Psikologi yaitu, faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun. Dengan demikian diharapkan guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif. Masyarakat juga harus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Keluarga juga harus berupaya untuk memotivasi siswa dengan melakukan pendampingan dan pengawasan sehingga siswa lebih bersemangat belajar yang implikasinya pada konsentrasi belajar siswa. Kata Kunci : Faktor-faktor, Konsentrasi Belajar
2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa. Mata pelajaran PPKn memberikan kontribusi yang besar bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara dilahirkan dari penyampaian ideologi bangsa yang bersumber dari Pancasila yang terintegrasi dalam mata pelajaran PPKn sehingga mata pelajaran PPKn menjadi mata pelajaran pokok dan utama dalam sekolah TK sampai perguruan tinggi bahkan sampai pada tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Prestasi belajar bukan sesuatu yang berdiri sendiri, artinya prestasi belajar merupakan hasil akumulasi dari berbagai pengaruh yang mempengaruhi siswa. Pengaruh tersebut bisa datang dari luar (faktor external) dan bisa datang dari dalam siswa itu sendiri (factor internal). Faktor dari luar meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan factor dari dalam diri siswa meliputi: kecerdasan, minat, bakat/bekal kemampuan/input, motif,dan kesehatan serta cara belajar (Kartono, 1985: 1-5). Keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pertama dan utama dalam pembelajaran tetapi juga sebagai tempat pencanangan hidup pertama kali atau pondasi awal (blueprint) yang akan mempunyai pengaruh yang luarbiasa terhadap kehidupan anak dimasa datang. Apa yang didapat anak dalam keluarga saat ini, akan memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam ikut membentuk karakter anak dimasa mendatang. Disamping itu, keluarga merupakan masyarakat kecil yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap pembentukan karakter dan prestasi belajar anak (Tu u, 2007: 80-81). Konsentrasi dalam belajar merupakan suatu hal yang tidak boleh dianggap remeh dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang memang membutuhkan konsentrasi sehingga materi yang disampaikan kepada siswa dapat diserap dengan baik. Dengan konsentrasi yang baik oleh siswa, maka peneliti berasumsi bahwa siswa akan lebih mudah dalam menerima dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Chaplin (dalam Syah, 2012: 65) menyatakan bahwa belajar merupakan perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman satu situasi ke situasi lain. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: 1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, 2. Respons si belajar, dan 3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjai pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan sebagai berikut: 1. Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif dan negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negative diperlemah atau dikurangi. 2. Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar seklah yang dapat dijadikan penguat. 3. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya. 4. Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
4 Sedangkan Slameto (dalam Djamarah, 2008:13) merumuskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas, artinya setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang kompleks sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. 2.2 Konsentrasi Belajar Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu harus konsentrasi dalam belajarnya, karena tanpa konsentrasi tidak mungkin berhasil menguasai pelajaran. JF. Tahalele (1978: 20) menyatakan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dan bukan hal hal lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi yang tinggi akan membuahkan hasil belajar yang diinginkan. Dalam kenyataanya ada siswa yang memiliki kemampuan konsentrasi yang besar dan untuk waktu yang lama, sebaliknya ada siswa yang sukar memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran tertentu. Siswa yang cerdas pada umumnya mempunyai kemampuan konsentrasi yang besar dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas, tetapi kemampuan konsentrasi bukanlah bakat yang diperolah sejak lahir. Kemampuan konsentrasi merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan suatu bakat yang diwarisi dari leluhur. Selain itu konsentrasi seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Siswa yang mengalami gangguan kesehatan akan sulit berkonsentrasi dalam mempelajari materi pelajaran. Oleh sebab itu siswa yang sakit harus segera berobat, demikian juga siswa yang mengalami kelelahan harus segera beristirahat. Konsentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Hornby dan Siswoyo (1993:69) mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya). Djamarah (2008) memberikan pengertian bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap satu objek. Sedangkan menurut Slameto (2003) dalam belajar,
5 konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnyayang tidak berhubungan dengan pelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 239) konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Sedangkan menurut Rooijakker (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 239) konsentrasi belajar akan menurun dalam waktu tiga puluh menit. Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit. Dengan selingan tersebut, konsentrasi belajar siswa akan meningkat kembali. Turunnya perhatian dan konsentrasi belajar Konsentrasi A Konsentrasi B siswa tersebut bias digambarkan dalam bagan 1.1 berikut: Bagan 1.1 Tingkat Konsentrasi dan Perhatian dalam Waktu 50 menit pada Pengajaran Klasikal Bagan 1.1 bagian A menunjukkan bahwa perhatian siswa meningkat pada menit pertama, kemudian turun pada menit kedua. Selanjutnya meningkat dan menurun kembali. Kecenderungan menurunya 6 perhatian terjadi, sejajar dengan lama waktu belajar. Sedangkan pada bagan 1.1 bagian B perhatian siswa bisa meningkat. Dari beberapa pengertian konsentrasi dan belajar dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan pemikiran perhatian serta kesadaran terhadap suatu pelajaran dan mengesampingkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. 2.3 Manfaat Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar tentunya mempunyai manfaat tertentu, berikut merupakan beberapa manfaat dari konsentrasi belajar menurut Hendra Surya (2009):
6 1. Individu akan lebih mudah dan cepat menguasai materi ajar yang disajikan. 2. Dapat dipastikan bahwa individu yang konsentrasi dalam belajar sebenarnya ia juga sedang aktif. Jadi konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda bahwa individu tersebut sedang aktif belajar. 3. Menambah semangat/motivasi bagi individu untuk lebih aktif beraktifitas dalam belajar. 4. Memudahkan pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran. 5. Suasana belajar menjadi semakin kondusif. 6. Memudahkan individu mendapatkan pengalaman yang baru. 7. Munculnya hal-hal yang positif (misalnya tidak mau menghayal) dalam diri individu. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong, (2007:5) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Bogdan dan Taylor (dalam Andi Prastowo, 2011: 22) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif menekankan pada proses, bukan untuk menguji teori atau hipotesis.tujuan dari penelitian kualitatif ini yaitu: (1) menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif; (2) mengembangkan realitas yang kompleks; (3) memperoleh pemahaman. Jadi, peneliti ingin mengkaji keadaan nyata mengenai factor-faktor konsentrasi belajar siswa MTs Muhammadiyah I Ponorogo dalam mempelajari mata pelajaran PPKn. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner terbuka ini berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan yang akan ditanyakan secara langsung kepada siswa MTs Muhammadiyah I Ponorogo untuk
7 memperoleh jawaban yang mendalam dan detail dari siswa tentang permasalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa. Kuesioner dibagikan kepada siswa kelas VII sampai IX MTs Muhammadiyah I Ponorogo. Penyebaran angket yang dilakukan adalah secara acak, hal ini disebabkan agar memperoleh data yang valid dan lengkap. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi siswa pada pembelajaran PPKn, antara lain faktor lingkungan, faktor modalitas belajar, faktor pergaulan, dan faktor psikologi. Dari jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa siswa sulit berkonsentrasi jika kurang perhatian dari orang tua. Siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua tentu saja memiliki semangat belajar yang berbeda dengan siswa yang mendapat cukup perhatian dari orang tua. Hal ini juga dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. 1.2 Uraian Pembahasan Berdasarkan analisis pembahasan, maka uraian pembahasan sebagai berikut: 1. Faktor Lingkungan Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar. 1) Suara Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun. 2) Pencahayaan Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga
8 seseorang yang senang belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan. 3) Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau senang belajar ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin maupun hangat. 4) Desain Belajar. Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar, seperti halnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara tersebut merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi. 2. Modalitas Belajar Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula. Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. 3. Pergaulan Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet. Hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa. 4. Psikologi
9 Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dengan analisis deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi siswa pada pembelajaran PPKn, dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi siswa antara lain: 1) Faktor Lingkungan, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan suasana yang tepat. 2) Faktor Modalitas, yaitu modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula. 3) Faktor Pergaulan yaitu, pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet. Hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa. 4) Faktor Psikologi yaitu, faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini
10 tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun. 5.2 Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Peran lingkungan menentukan semangat siswa dalam belajar yang berimbas pada kemampuan berkonsentrasi sehingga diperlukan peran dari masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif. 2) Guru mampu mengelola suasana kelas dengan baik dan lebih meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik. 3) Peran dan perhatian orang tua sangat diperlukan untuk selalu memberikan motivasi untuk terus berusaha dan belajar sungguh-sungguh demi keberhasilan belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri.2008.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hornby dan Siswoyo Belajar Bahasa Indonesia: UPY JF.Tahalele Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung: CV Diponegoro Kartini, Kartono Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Mudjiono, Dimyati Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Surya, Hendra Cara Cerdas Mengatasi Kesulitan Konsentrasi Belajar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press Syaiful, Djamarah Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Tabrani, Rusyan Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja Karya Tulus, Tu u Peran Dsiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Ganesindo
NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.
PENGARUH WAKTU PERKULIAHAN DAN LINGKUNGAN KELAS TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR AKUNTANSI BIAYA 2 PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2011 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk
BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Pengertian Minat Belajar Berbicara tentang minat, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai perhatian, kesukaan, kecenderungan hati kepada atau keinginan. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi
Lebih terperinciPENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciKata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi
HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Ria Risty Rahmawati. K8409052.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ainul Mardhiyah 1), Susanto
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar Secara bahasa minat berarti kecendrungan hati terhadap sesuatu. Menurut Slameto minat adalah rasa ketertarikan pada
Lebih terperinciHUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO.
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. Oleh : Stivan Saleh 1. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd 2. Pembimbing
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK (SENDRATASIK) FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
ARTIKEL PENGARUH WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA PADA SISWA KELAS VII SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR TAHUN AJARAN 2015/2016 OLEH : NI KADEK YULI ANGGARINI NIM : 201209027 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi
ANALISIS LINGKUNGAN PERGAULAN DAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA oleh: Yopi Nisa Febianti, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dimana dalam
BAB II LANDASAN TEORI 1. KONSENTRASI BELAJAR 1.1 Defenisi Konsentrasi Belajar Konsentrasi adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya) (Hornby dan Siswoyo, 1993). Menurut
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA
1 MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA Dina 1 H. Ali Jennah 2 Dwi Septiwiharti 3 ABSTRAK Masalah dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Penelitian Tindakan Kelas Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).
7 BAB II LANDASAN TEORI A Pengertian motivasi Motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal yang mendasari perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 2 No. 2 Mei 2018
IMPLIMENTASI PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MAN JANGKA Mulyadi Zakaria Institut Agama Islam Almuslim Aceh ABSTRAK Psikologi pembelajaran merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Lulut Kusumaningtyas) 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN FACTORS INFLUENCING STUDENT S MUSIC LEARNING CONDITION
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Tinjauan teori ini berisikan teori-teori yang melandasi kegiatan penelitian mengenai hubungan disiplinan belajar terhadap hasil belajar
Lebih terperinciTEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN
TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Pada hakekatnya belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu discipline yang
BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini menjelaskan beberapa konsep yang terkait dengan penelitian tentang pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
Lebih terperinciMuhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan berkembang dengan pesat. Kini pendidikan merupakan hal yang utama bagi sebagian masyarakat di Indonesia, terbukti dengan menjamurnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang terwujud dalam sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana utama dalam membentuk dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik melalui pendidikan informal maupun pendidikan formal. Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang belajar akan tampak hasilnya setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia pendidikan banyak sekali kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya agar siswa dapat memahami dengan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Oleh : KARTIKA MEGA
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN. Oleh A N R I C O NIM. A1D109031
ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN Oleh A N R I C O NIM. A1D109031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Pasundan 1 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan rumpun Bisnis dan Manajemen yang merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,
Lebih terperinciOLEH : DELVIZA SURYANI
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL. Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan 1 KAJIAN PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR FISIKA DI LUAR JAM SEKOLAH 1 Rosita Ibrahim, 2 Fitryane Lihawa, 3 Supartin Universitas Negeri
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKODONO TAHUN AJARAN 2013/2014. JURNAL PUBLIKASI
Lebih terperinciMOTIVASI GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI SD NEGERI KLECO 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015
MOTIVASI GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI SD NEGERI KLECO 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV SD NEGERI 18/I DESA TELUK
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV SD NEGERI 18/I DESA TELUK OLEH SITI PATIMAH A1D109200 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question
1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian
Lebih terperinciBAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam
BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
Lebih terperinciJURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG
JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG The Study On Personality Characteristics Of School Counselors Class Xi Smk 3 Boyolangu Tulungagung
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN
Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar di kelas VIII MTs Negeri 1 Pangandaran, hasil belajar siswa
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI OLEH : SITI AMINAH NIM. ERA1D012109 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA E-mail: yunialk@yahoo.com Kautsar, Silvia Dwi Yunial Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan, dengan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seseorang secara optimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar seperti sekarang ini masih banyak didominasi oleh keaktifan guru dibandingkan siswanya, padahal siswa merupakan peran utama dalam membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III
BAB I A. Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Pada jaman sekarang ini manusia dituntut untuk tidak hanya cerdas dalam intelektual, tapi dituntut juga untuk berkarakter, sebab karakter sebagai kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga pendidikan terdiri dari lembaga pendidikan formal (sekolah), non formal (kursus atau bimbingan belajar), dan lembaga informal (keluarga). Biasanya
Lebih terperinciSKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 11 JAMBI
SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 11 JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kerangka Teoritis 1. Strategi peran figur (role models) Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan strategi pembelajaran berkelompok dengan tujuan siswa dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B
NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B Oleh : Fera Arisatyo Dimyati Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Made Wena menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 No.1, yang berbunyi:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar di Rumah Displin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Stategi Problem Solving Strategi problem solving adalah strategi yang mengajarkan kepada siswa bagaimana cara memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul.
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDU MELALUI TEKNIK OPERANT CONDITIONING TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS XI APK DI SMKN 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA KELUARGA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menyuapi para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Sekarang ini sekolah merupakan wadah yang paling cocok untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang paling efisien. Guru atau sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki banyak tujuan dalam kehidupan, salah satunya adalah untuk menciptakan manusia yang mandiri. Seperti yang tertera dalam Undang undang Republik
Lebih terperinciFakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3 PADA MATA PELAJARAN PAI DENGAN MATERI SHOLAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi secara bertahap tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan sekolah, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
Lebih terperinciKONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS
KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsentrasi a. Definisi Konsentrasi Konsentrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Konsentrasi adalah memfokuskan pikiran
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin
Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:11) Pengertian Geografi adalah : Ilmu yang memperlajari persamaan dan
Lebih terperinciJurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN CATATAN PERBAIKAN PADA LATIHAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA Ade Lukman Nulhakim Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KajianTeori 2.1.1 Metode Eksperimen Menurut M. Firdaus Zarkasi (2009), dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Megannuary Ruchwanda Putra Sae, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sejak masih kecil hingga sepanjang hidupnya. Proses mencari tahu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi Abdul Rifai Ahadang, Bonifasius Saneba, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. hipotesis ditemukan beberapa gambaran tentang hubungan kompetensi
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil deskripsi data dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis ditemukan beberapa gambaran tentang hubungan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogk dengan minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami setiap materi pelajaran yang diberikan, (3) selalu bersikap aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsentrasi adalah pemusatan pikiran pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan. Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat diamati
Lebih terperinciBAB II KEBIASAAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR. melakukannya setiap hari tanpa begitu memerlukan pikiran dan konsentrasi
BAB II KEBIASAAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. KEBIASAAN BELAJAR 1. Pengertian Kebiasaan Belajar Kebiasaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan berulangulang, sehingga dalam melakukan itu tanpa
Lebih terperinciFAKROR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL. Oleh DESI RAHMAWATY LOKO NIM.
FAKROR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL Oleh DESI RAHMAWATY LOKO NIM. 911 411 125 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORIRIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. kecenderungan sikap yang dimilikinya. Sebagaimana yang kita ketahui,
BAB II KAJIAN TEORIRIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Sikap Belajar Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap hasil
Lebih terperinci