ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KOTA PADANG

Transkripsi

1 ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KOTA PADANG Oleh: Yusri Wahyuni, Renny Risdawati, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Lesson Plan (RPP) serves to streamline the learning process. To achieve that all teachers are expected to design a lesson plan (RPP) in accordance with the standards of Teacher Performance Assessment Instrument (IPKG). But in fact reality is just copying the teacher lesson in fact. The Teacher just coppied RPP from the old (KKG). RPP should fits with the character of local learners and RPP each semester has not been revised in accordence with the derelopment of science and tecnology. Therefore conducted an analysis of the RPP. The purpose of this rosgarel is to deternine the standarized lesson plans that mode by state high scool teachers. This research is descriptive wich collects RPP that made from state high shcool teachers in city. Sampling technique is Stratified Random Sampling. Based on the research results obtained on the completeness of the components that is with an average of 67 % and that there are no 33 % and the results of the analysis of assessment instruments in the RPP desert city with an average value of 70 % with a fairly standard criteria. From the analysis and completeness of the components can be concluded that the RPP in the city of has a fairly standard criteria. KeyWords: Analyzed, lesson plan, ization, State High Shcools PENDAHULUAN Pengembangan RPP yang dapat membangun karakter peserta didik harus diawali dengan pemahaman arti dan tujuannya serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur unsur yang terdapat didalamnya. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antar standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam suatu keutuhan pengalaman belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa guru Biologi di SMA Negeri di kota, ditemukan bahwa Rencana di kelas XI SMA Kota belum dikembangkan secara optimal sesuai dengan standar IPKG-1. Hal ini dapat dilihat indicatornya sebagai berikut:

2 Guru hanya menyalin RPP dari hasil Kelompok Kerja Guru (KKG) yang lama, maka setiap sekolah seharusnya RPP disesuaikan dengan karakter peserta didik setempat. RPP setiap semester belum direvisi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kurikulum. Adanya Guru yang tidak aktif lagi dalam MGMP maupun KKG sehingga mengakibatkan kurang pahamnya terkaitan antara komponen RPP tersebut, jadi RPP yang dibuat tidak sesuai dengan perkembangan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting untuk dilakukan penelitian suatu analisis terhadap RPP yang digunakan, sebab jika seorang guru dalam merancang RPP kurang baik mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Demikian pula sebaliknya apabila RPP yang digunakan sudah sesuai dengan standar IPKG-1 maka tujuan pembelajaran akan sesuai dengan standar yang diharapkan dan hasil belajar siswa akan lebih baik. Berdasarkan uraian di atas maka penulis telah melakukan penelitian Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Biologi Berkarakter Kelas XI SMA Negeri Untuk isasi RPP Di Kota. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana peneliti hanya menggambarkan dan menginterpretasikan data seperti apa adanya. Populasi dalam penelitian ini adalah RPP guru Biologi kelas XI SMA Negeri di Kota. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified random sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Persentase hasil kelengkapan komponen Rencana (RPP) di kota. No Nama Sekolah 1 SMA 9 2 SMA 3 3 SMA 6 Total Rata-rata Kelengkapan Komponen Ada Tidak 88% 12% 58% 42% 55 % 45% 201% 99% 67% 33% Tabel 5. Hasil Analisis keterkaitan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kota. No Nama Sekolah 1 SMA 9 2 SMA 6 3 SMA 3 Persentase Kriteria 80% Cukup 66% Cukup 65% Cukup Rata-rata 70% Cukup standar

3 1. Kelengkapan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajan. Kelengkapan komponen Rencana kelas XI SMA Negri di kota secara keseluruhan mempunyai kelengkapan komponen dengan rata-rata 67% dan yang tidak ada memiliki nilai rata-rata 33%. Pada umumnya di dapatkan 33% yang tidak mencantumkan program keahlian alokasi waktu pada komponen tatap muka, penugasan tersrtruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, media pembelajaran, dan pada kegiatan pendahuluan komponenya seperti menyiapkan kelas, Apersepsi, Prasyarat, Motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran tidak ada dicantumkan, seterusnya pada kegiatan penutup alokasi waktu, kesimpulan dan evaluasi juga tidak dicantumkan. Padahal dalam pembuatan RPP itu semua harus ada. Menurut Depdiknas (2008:3-5) yang menyatakan bahwa dalam pembuatan Rencana (RPP) harus terdapat identitas mata pelajaran, kompetensi, Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, merode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Jika semua komponen tersebut telah dicantumkan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai seperti yang diha-rapkan. Secara umun SMA Negri di Kota tidak mencantumkan program keahliaan, padahal program keahlian tersebut merupakan suatu identitas yang harus dicantumkan dalam suatu komponen Rencana. Selanjutnya di SMA Negri di kota tidak mencantumkan alokasi waktu pada komponen tatap muka, penugasan tersrtruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, pada hal alokasi waktu merupakan suatu penjabaran untuk materi yang akan direncanakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut Depdiknas (2008:7) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian suatu Kompentesi dasar (KD) dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyak pertemuan, waktu untuk mencapai suatu kompentesi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan, tergantung pada kompentesi dasarnya. Dalam Depdiknas (2008 :9) penjabaran alokasi waktu dalam proses pembelajaran yang meliputi alokasi waktu seperti pengantar ± 10%, materi pokok ±80%, dan kegiatan penutup 10%. Seterusnya pada media pembelajaran juga tidak dicantumkan, padahal dengan menggunakan media pembelajaran guru akan terbantu dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasin (2007:27) Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengnaruh psikologis terhadap siswa. Dan pada kegiatan pendahuluan ada komponen yang tidak dijabarkan seperti menyiapkan kelas, Apersepsi, Prasyarat, Motivasi, dan penyampaian tujuan itu semua tidak di cantumkan padahal dalam pembuatan Rencana (RPP) pada kegiatan penda-

4 huluan itu semua harus ada. Depdiknas (2008:7) mengemukakan bahwa kegiatan pendahuluan terdiri dari: (a) orientasi, yakni upaya memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi, dan sebagainya; (b) apersepsi, yaitu memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan; (c) motivasi, yaitu upaya meningkatkan keinginan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan diajarkan; (d) pemberian acuan, biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari, acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pembelajaran secara garis besar; (e) pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar. 2. Hasil Analisis Keterkaitan Rencana (RPP) Berdasarkan hasil analisis Rencanana (RPP) tentang keterkaitan antara indikator, tujuan pembelajaran, materi, media dan evaluasi serta tujuan dengan karakter. Rencana (RPP) mata Pelajaran Biologi yang dibuat oleh guru pada SMA N di kota, setelah dianalisis memiliki nilai rata-rata 70% dengan kriteria cukup standar. Namun masih ada komponen-komponen yang kurang terkait diantaranya Pada RPP tersebut guru tidak menyebutkan condition sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan karakter peserta didik tidak dapat diketahui. Condition itu sendiri adalah persyaratan yang perlu dipenuhi agar prilaku yang diharapkan dapat tercapai dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, Lestari (2013 :73 ). Seterusnya secara umum SMA Negri di kota tidak menjabarkan eveluasi pembelajaran diantaranya, evaluasi yang mengacu pada tujuan pembelajaran, evaluasi pencangkup pada petunjuk soal, kunci jawaban, tingkat kognitif, bobot, bentuk soal, kejelasan rumusan pengolahan skor dalam evaluasi, evaluasi disesuaikan dengan tingkan kesulitan soal dan waktu. Semua komponen evaluasi diatas tidak dijabarkan dalam RPP tersebut.padahal fungsi dari evaluasi itu sendiri adalah 1) sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru. 2) untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. 3) mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam kegiatan belajar. 4) sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru yang bersumber dari siswa. 5) sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. 6) sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa. Demikian bervariasinya fungsi evaluasi, maka sangat penting oleh para guru agar ketika merencanakan kegiatan evaluasi, Sukardi (2011:4). Jadi dapat disimpulkan bahwa RPP yang digunakan di SMA kota memiliki nilai cukup standar di gunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

5 Kesimpulan Berdasarkan data yang telah analisis secara keseluruhan maka dapat disimpulkan 1. Rencana (RPP) yang dibuat oleh guru-guru di Kota pada umumnya Cukup 2. Persentase kelengkapan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang ada 67%, sedangkan yang tidak ada 33% DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Penilaian Kinerja Guru. Depdiknas:, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Depdiknas:,2008. Panduan umun pengembangan silabus. Depdiknas: Lestari, ika Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, Akademi Permata: Roberto angkowo dan A.kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran. PT Grasindo: