REVIU RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REVIU RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN"

Transkripsi

1 REVIU RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jl. Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta 10110

2

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iv v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi Umum Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun Perkembangan Lingkungan Strategis Potensi dan Permasalahan BAB II VISI DAN MISI, SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN LITBANG PERHUBUNGAN TAHUN Visi dan Misi Presiden Terpilih Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) Tugas Pokok, Fungsi, Visi, Misi dan Tujuan Kementerian Perhubungan Tugas Pokok Kementerian Perhubungan Fungsi Kementerian Perhubungan Visi Kementerian Perhubungan Misi Kementerian Perhubungan Tujuan Kementerian Perhubungan Tugas Pokok, Fungsi, Visi, Misi, Tujuam dan Sasaran Strategis Badan Litbang Perhubungan Tahun Tugas Pokok Badan Litbang Perhubungan Fungsi Badan Litbang Perhubungan Visi Badan Litbang Perhubungan Tahun Misi Badan Litbang Perhubungan Tahun Tujuan Badan Litbang Perhubungan Tahun Sasaran Strategis Badan Litbang Perhubungan Tahun Program dan Kegiatan Badan Litbang Perhubungan Sasaran Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan ii

4 BAB III CAPAIAN RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN Realisasi Kegiatan Penelitian Kebijakan Realisasi Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Realisasi Anggaran Realisasi Sasaran Kinerja Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Fasilitas BAB IV ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI, KERANGKA KELEMBAGAAN Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbang Perhubungan Arah Kebijakan Badan Litbang Perhubungan Peran dan Fokus Badan Litbang Perhubungan A. Optimalisasi Peran Badan Litbang Perhubungan Tahun B. Fokus Kegiatan Badan Litbang Perhubungan Tahun Strategi Badan Litbang Perhubungan Tahun Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan BAB V TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Target Kinerja Indikator Kinerja Utama Badan Litbang Perhubungan Tahun Indikator Kinerja Program Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun Indikator Kinerja Kegiatan Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun Kerangka Pendanaan BAB VI PENUTUP LAMPIRAN Kerangka Pendanaan dan Target Kegiatan Rencana Strategi Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pendidikan Pegawai Set.Badan Litbang Tahun Tabel 1.2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Tabel 2.1. Konektivitas Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran Badan Litbang Perhubungan Tahun Tabel 2.2. Pemetaan Program, Kegiatan, dan Sub Kegiatan Badan Litbang Perhubungan Tahun Tabel 2.3. Konektivitas Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun Tabel 3.1. Judul Studi Lintas Sektoral Tahun Tabel 3.2. Perkembangan Peserta Tugas Belajar Tabel 3.3. Perkembangan Peserta Diklat Teknis Jabatan Fungsional Peneliti Tabel 3.4. Perkembangan Peserta Kursus, Training/ Workshop Dalam dan Luar Negeri Tahun Tabel 3.5. Target Anggaran dan Capaian Anggaran Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun Tabel 3.6. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun Tabel 5.1. Indikator Kinerja Utama Badan Litbang Perhubungan Tahun Tabel 5.2. Pemetaan Sasaran, Program, dan Kegiatan Badan Litbang Perhubungan Tahun Tabel 5.3. Penyesuaian Indikator Kinerja Program Set. Badan Litbang Perhubungan Tahun Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Posisi Set.Badan Litbang Perhubungan pada Struktur Organisasi BadanLitbang Perhubungan... 7 Gambar 1.2. Struktur Organisasi Set.Badan Litbang Perhubungan... 8 Gambar 1.3. Sumber Daya Manusia Set.Badan Litbang Perhubungan Tahun Gambar 1.4. Jumlah Peneliti di Unit Kerja Set.Badan Litbang Perhubungan Gambar 1.5. Jumlah Litkayasa di Unit Kerja Set.Badan Litbang Perhubungan Gambar 2.1. Peta Strategis Badan Litbang Perhubungan Gambar 2.2. Peta Strategis Set.Badan Litbang Perhubungan Gambar 4.1. Konsep Bagan Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan Gambar 4.2. Konsep Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perhubungan Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan v

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan KM Nomor 189 Tahun 2015, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Perhubungan merupakan unit kerja penunjang Eselon II di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan yang bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas pemberian pelayanan dukungan teknis dan administratif penelitian dan pengembangan kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Badan Litbang Perhubungan didukung oleh unit kerja Eselon II, yaitu Sekretariat Badan Litbang Perhubungan dan empat Pusat Penelitian Dan Pengembangan (Puslitbang) Perhubungan yang terdiri dari Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Puslitbang Transportasi Udara, dan Puslitbang Transportasi Antarmoda. Sebagai unsur penunjang, Sekretariat Badan Litbang Perhubungan senantiasa dituntut untuk selalu memberikan dukungan baik bersifat manajemen maupun dukungan teknis dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan. Penyusunan Rencana Stategis (Renstra) selama lima tahun ke depan merupakan salah satu persyaratan dalam penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang akan digunakan oleh para pejabat dalam mengelola dan meningkatkan kinerja organisasinya. Pelaksanaan kegiatan pelayanan teknis dan administratif atau dukungan manajemen dan manajemen teknis di Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun mengacu pada Renstra Badan Litbang Perhubungan Tahun dan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun yang selanjutnya diturunkan dalam Renstra Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun KONDISI UMUM SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN Organisasi A. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 189 Tahun 2015, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan merupakan unsur pelaksana di bidang penelitian dan pengembangan perhubungan dengan dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi. Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang transportasi; Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

8 2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, harmonisasi dankerjasama penelitian dan pengembangan, dukungan teknis penelitian dan pengembangan teknologi dan rekayasa, serta pengkajian kebijakan di bidang transportasi; 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi; 4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Struktur organisasi Badan Litbang Perhubungan terdiri dari lima jajaran Eselon II, meliputi 1) Sekretariat Badan Litbang Perhubungan; 2) Pusat Litbang Transportasi Antarmoda; 3) Pusat Litbang Trasnportasi Jalan dan Perkeretaapian; 4) Pusat Litbang Transportasi Laut, Sungai, Danaudan Penyeberangan serta 5) Pusat Litbang Transportasi Udara. Apabila digambarkan maka struktur organisasi Badan Litbang Perhubungan adalah sebagai berikut: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI ANTARMODA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI JALAN DAN PERKERETAAPIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT, SUNGAI, DANAU, DAN PENYEBERANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA Gambar 1.1 Posisi Sekretariat Badan Litbang Perhubungan pada Struktur Organisasi Badan Litbang Perhubungan Pada masing-masing Pusat Litbang, terdapat kelompok jabatan fungsional peneliti sesuai dengan bidang keahlian masing-masing, yaitu peneliti bidang transportasi multimoda, transportasi jalan dan perkeretaapian, transportasi laut, sungai, danau, dan penyeberangan, serta transportasi udara. Sekretariat Badan Litbang Perhubungan sebagaimana pada Gambar 1 berada di posisi kedua setelah Badan Litbang Perhubungan. Hal ini menunjukkan tugas unit kerja Sekretariat dalam pemberian pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Sebagaimana isi Pasal 713 dalam Peraturan Menteri Nomor 189 Tahun 2015, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, dan anggaran serta administrasi kerjasama di bidang penelitian dan pengembangan transportasi antarmoda, trasbportasi jalan dan perkeretaapian, transportasi laut, sungai, danau dan penyeberangan, dan transportasi udara; 2. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan penelitian; 3. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan ketatausahaan serta organisasi dan ketatausahaan serta organisasi dan tata laksana Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; 4. Pengelolaan data, hubungan masyarakat, hukum, serta publikasi hasil-hasil penelitian; Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

9 5. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan dan perlengkapan serta kerumahtanggaan; 6. Evaluasi dan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Apabila digambarkan maka struktur organisasi Sekretariat Badan Litbang Perhubungan adalah sebagai berikut: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN BAGIAN PERENCANAANDAN KERJASAMA BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TU BAGIAN DATA, HUMAS DAN PUBLIKASI BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SUBBAGIAN RENCANA & KERJASAMA SUBBAGIAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN DATA DAN INFORMASI PENELITIAN SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN PENGEMBANGAN PEGAWAI DAN ORGANISASI SUBBAGIAN HUMAS DAN HUKUM SUBBAGIAN PERLENGKAPAN DAN ASET SUBBAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN SUBBAGIAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DAN TU SUBBAGIAN PUBLIKASI DAN PERPUSTAKAAN SUBBAGIAN RUMAH TANGGA Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Sektretariat Badan Litbang Perhubungan dipimpin oleh Sekretaris Badan dengan dibantu oleh 4 (empat) pejabat Eselon III yang masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: 1. Kepala Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rencana dan program, evaluasi serta laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Bagian Perencanaan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, anggaran dan administrasi kerjasama serta harmonisasi kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi; b. Penyiapan bahan penyusunan program penelitian dan pengembangan serta pengkajian system transportasi; dan c. Penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi. Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

10 Bagian Perencanaan dan Kerja Sama terdiri atas: a. Subbagian Rencana dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, anggaran dan administrasi kerja sama serta harmonisasi kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi. b. Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program penelitian dan pengembangan serta pengkajian system transortasi. c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi. 2. Kepala Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan urusan kepegawaian. Organisasi dan tata laksana, serta penanganan ketatausahaan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Bagian Kepegawaian dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan penyusunan administrasi kepegawaian, dan rencana kebutuhan pegawai, serta pemeleiharaan basis data kepegawaian; b. Penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan pengembangan pegawai, serta penataan organisasi dan tata laksana; c. Penyiapan bahan pembinaan jabatan fungsional, pengelolaan ketatausahaan, dan keprotokolan serta kearsipan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha terdiri atas: a. Subbagian Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, administrasi kepegawaian dan pemeliharaan basis data kepegawaian. b. Subbagian Pengembangan Pegawai dan Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan pegwaia, kebutuhan pendidikan dan pelatihan pengembangan pegawai, serta penataan organisasi dan tata laksana. c. Subbagian Pembinaan Jabatan Fungsional dan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pembinaan administrasi jabatan fungsional, pengelolaan urusan ketatausahaan, keprotokolan dan kearsipan. 3. Kepala Bagian Data, Hubungan Masyarakat, dan Publikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelayanan kebutuhan data dan informasi, hubungan masyarakat, hukum, publikasi, dokumentasi dan diseminasi hasil-hasil penelitian. Bagian Dokumentasi dan Kerjasama dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan kebutuhan data, pengumpulan, pengelolaan dan penyimpanan data dna informasi penelitian dan pengembangan; b. Penyiapan bahan hubungan masyarakat dan hukum; dan c. Penyiapan bahan publikasi, dokumentasi dan kepustakaan, serta diseminasi penelitian dan pengembangan. Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

11 Bagian Data, Hubungan Masyarakat dan Publikasi terdiri atas: a. Subbagian Data dan Informasi Penelitian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kebutuhan data, pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan data, dan pengolahan informasi hasil-hasil penelitian. b. Subbagian Hubungan Masyarakat dan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan hubungan masyarakat dan hukum. c. Subbagian Pulbikasi dan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan publikasi, dokumentasi dan kepustakaan, serta diseminasi penelitian dan pengembangan. 4. Kepala Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengelolaan urusan keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Bagian Umum dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan pembinaan administasi dan pengelolaan keuangan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; b. Penyiapan bahan pengelolaan dan pemeliharaan perlengkapan dan aset di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. c. Penyiapan bahan pengelolaan urusan kerumahtanggaan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Bagian Keuangan dan Perlengkapan terdiri atas: a. Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; b. Subbagian Perlengkapan dan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan dan pemeliharaan perlengkapan dan aset di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; c. Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan kerumahtanggaan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. B. Sumber Daya Manusia Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Tahun Pelaksanaan tugas Badan Litbang Perhubungan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dikelompokkan dalam jabatan fungsional peneliti, fungsional umum/administratif, fungsional teknisi litkayasa (peneliti dan perekayasa) dan pranata humas. Kelompok jabatan fungsional peneliti dan teknisi litkayasa merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan yang ditempatkan pada unit kerja Puslitbang Perhubungan sesuai dengan bidang penelitian. Namun, tidak menutup kemungkinan di unit kerja Sekretariat Badan Litbang Perhubungan terdapat pegawai yang memiliki jabatan fungsional peneliti dan litkayasa dikarenakan terbatasnya jumlah pegawai. Selama kurun waktu , jumlah pegawai di unit kerja Sekretariat Badan Litbang Perhubungan masih mendominasi dibandingkan dengan jumlah pegawai di setiap unit kerja Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

12 Puslitbang. Jumlah pegawai tersebut cenderung mengalami penurunan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.3, yakni dari 83 orang di tahun 2015 menurun menjadi 58 orang di tahun Hal ini dikarenakan adanya pengalihan pegawai ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek. Sumber: Badan Litbang Perhubungan, Tahun 2016 Gambar 1.3 Sumber Daya Manusia Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Dalam rangka memenuhi tuntutan jumlah peneliti guna mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan di Badan Litbang Perhubungan, maka hampir seluruh pegawai dengan strata pendidikan S1 diarahkan menjadi fungsional peneliti termasuk pegawai yang ditempatkan di unit kerja Sekretariat. Karenanya, sebagian pegawai di unit kerja Sekretariat Badan Litbang tercatat memiliki jabatan fungsional peneliti. Seiring dengan penurunan jumlah SDM Sekretariat Badan Litbang dalam kurun waktu maka jumlah pegawai di lingkungan Sekretariat Badan Litbang Perhubungan yang memiliki jabatan fungsional peneliti juga mengalami penurunan sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.4. Sumber: Badan Litbang Perhubungan, Tahun 2016 Gambar 1.4 Jumlah Peneliti di Unit Kerja Sekretariat Badan Litbang Tercatat pada tahun 2015 jumlah peneliti di Sekretariat Badan Litbang Perhubungan berjumlah 32 orang dan mengalami penurunan di tahun 2016 menjadi 23 orang. Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

13 Kondisi serupa juga terjadi pada pegawai dengan jabatan fungsional litkayasa yang bertugas untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian, tercatat di Sekretariat Badan Litbang pada tahun 2016 jumlah litkayasa hanya berjumlah 4 orang, di mana pada tahun 2015 jumlahnya adalah 13 orang sebagaimana terlihat dalam gambar 1.5 di bawah ini : Sumber: Badan Litbang Perhubungan, 2014 Sumber: Badan Litbang Perhubungan, Tahun 2016 Gambar 1.5 Jumlah Litkayasa di Unit Kerja Sekretariat Badan Litbang Sebagaimana peran Sekretariat Badan Litbang Perhubungan, yaitu memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan maka keberadaan pegawai dengan jabatan fungsional peneliti kedepannya akan berusaha untuk dikurangi. Para peneliti tersebut akan dikembalikan ke Puslitbang sesuai dengan bidang kepakaran peneliti mereka dan diharapkan dapat lebih berperan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian. Sementara itu pegawai di Sekretariat Badan Litbang Perhubungan kedepannya akan diarahkan kepada jabatan fungsional umum atau administrasi guna mendukung pelaksanaan kegiatan manajemen dan administrasi sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaannya. Tabel 1.1 Pendidikan Pegawai Sekretariat Badan Litbang Tahun S-3 S-2 S-1 D.IV D.III SMA JML S-3 S-2 S-1 D.IV D.III SMA JML Sumber : Badan Litbang Perhubungan, 2016 Berdasarkan jenjang pendidikan, pegawai Sekretariat Badan Litbang Perhubungan terdiri dari berbagai lulusan seperti Diploma, Sarjana, Pasca Sarjana, dan Doktor. Berdasarkan data terakhir tahun 2016 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1 pegawai dengan jenjang pendidikan SLTA di Sekretariat Badan Litbang sebanyak 15 orang, pegawai dengan jenjang pendidikan DIII berjumlah 2 orang, pegawai dengan jenjang pendidian Diploma IV sebanyak 1 orang, pegawai dengan jenjang pendidikan S1 berjumlah 15 orang, pegawai dengan jenjang pendidikan Magister/S2 berjumlah 22 orang, dan pegawai dengan jenjang pendidikan Doktor berjumlah 3 orang. Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

14 Tabel 1.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan TAHUN Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I JUMLAH Sumber: Badan Litbang Perhubungan, Tahun 2016 Komposisi pegawai Sekretariat Badan Litbang Perhubungan berdasarkan golongan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan ada yang telah memasuki masa pensiun dan sebagian pindah ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS Transportasi Sebagai Sebuah Sistem dan Pengetahuan Transportasi sebagai sistem bukanlah hanya sekedar fasilitas fisik jalan, kereta api, pelabuhan, dan bandara semata, namun jauh lebih kompleks dari itu, transportasi adalah suatu hubungan yang komprehensif antara manusia dengan lingkungannya dan bagaimana manusia berperilaku dan menyikapi interaksi tersebut. Saat ini di banyak bagian di dunia, transportasi sedang dan sudah berubah wajah. Transportasi tidak lagi melulu soal jalan, lapangan terbang, kereta api, pelabuhan, mobil, kapal, dan pesawat terbang. Transportasi juga bukan lagi sekedar rekayasa lalu lintas, perkerasan dan geometrik jalan, kereta api cepat, lapangan terbang, dan model permintaan perjalanan. Transportasi oleh karenanya harus dikenali dari berbagai sisi pandang khususnya dari kiprah masyarakat sebagai penerima jasa. Mewujudkan sistem transportasi yang efisien, handal, dan terintegrasi merupakan satu dari banyak tugas besar pemerintah, kini dan yang akan datang. Dengan memperhatikan ekonomi politik transportasi Indonesia dan mempertimbangkan amanat undang-undang tentang RPJPN, maka transportasi saat ini harus dipandang dari sisi yang amat berbeda dari sisi pandang kita satu atau dua dekade yang lalu. Sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan, transportasi bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri. Transportasi sudah berkembang menjadi suatu ilmu pengetahuan yang multi disiplin dan multi sektoral yang makin kompleks. Semakin berkembangnya teknologi transportasi juga harus dilihat sebagai peluang bagi Badan Litbang Perhubungan dalam meningkatkan peran dan fungsinya untuk menjawab semua tantangan dan isu transportasi yang sedemikian kompleks dan bersifat lintas sektor. Sebagaimana peran Badan Litbang Perhubungan sebagai unit penunjang Kementerian Perhubungan adalah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perhubungan meliputi penyusunan naskah akademik, argumentasi akademik, pedoman, dan dukungan kerangka legal dan kelembagaan terhadap percepatan pembangunan dan reformasi kelembagaan ekonomi transportasi dalam kurun waktu sampai dengan tahun Oleh karena itu kedepannya diharapkan penelitian yang dihasilkan oleh Badan Litbang Perhubungan tidak lagi hanya bersifat desk study tetapi juga telah didukung oleh penelitian terapan. Hal ini dimaksudkan agar penelitian menjadi dasar atas pengambilan keputusan khususnya dalam lingkup Kementerian Perhubungan. Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

15 Sebagai institusi penunjang di lingkungan Kementerian Perhubungan, pelayanan kepada unit operasional harus menjadi prioritas kegiatan Badan Litbang Perhubungan dengan proporsi yang lebih besar. Pemanfaatan hasil penelitian Badan Litbang Perhubungan dapat bersifat ke dalam (internal kementerian) dan masyarakat (eksternal). Para penerima manfaat hasil penelitian dan pengembangan Badan Litbang Perhubungan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: 1. Unit kerja operasional di lingkungan Kementerian Perhubungan seperti Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Sekretariat Jenderal; 2. Masyarakat yang memanfaatkan hasil litbang, yaitu Pemerintah Daerah beserta jajarannya, kalangan akademisi, operator transportasi, institusi terkait, dll; 3. Masyarakat profesional seperti asosiasi profesi; 4. Peneliti itu sendiri untuk peningkatan kompetensi dirinya dan pengembangan penelitian transportasi. Atas tuntutan peran tersebut maka Badan Litbang Perhubungan ke depan harus berada satu atau dua langkah di depan dari unit-unit kerja lainnya di Kementerian. Khususnya dalam hal sebagai penyedia data transportasi dan informasi yang akurat dan akuntabel sebagai dasar membangun pengetahuan dan penyebarluasan hasil penelitian, sehingga data dasar dapat terbangun dan analisis dapat dilakukan dengan konsisten dan berkesinambungan. Peran Badan Litbang Perhubungan untuk itu diarahkan sebagai Knowledge Management Center (KMC) di bidang transportasi dengan interaksi sosial ekonomi dan politiknya dalam kebijakan dan perencanaan pembangunan transportasi Kebijakan Transportasi dalam Era Otonomi Daerah Seiring dengan pelaksanaan era otonomi daerah melalui diterapkannya UU No.23 tahun 2014 sebagai pengganti UU No. 32 tahun 2004 dan UU No.22 tahun 2000 tentang Otonomi Daerah, telah terjadi beberapa perubahan penting yang berkaitan dengan peran pemerintah pusat dan daerah. Pada sektor perhubungan, kewenangan pembangunan transportasi dalam hal ini terbagi menjadi dua, yaitu kewenangan pemerintah pusat dan kewenangan pemerintah daerah. Proses perumusan kebijakan juga berubah dari pola top-down menjadi pola bottomup dan desentralisasi, salah satunya adalah dalam bidang penelitian. Berdasarkan Pasal 16 ayat (1) UU Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka Perguruan tinggi dan lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) wajib mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan, yang dibiayai sepenuhnya atau sebagian oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada badan usaha, pemerintah, atau masyarakat, sejauh tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan peraturan perundang-undangan. Pasal ini dimaksudkan agar hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dibiayai oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memiliki nilai guna bagi masyarakat dan negara. Berdasarkan Pasal ini, maka penelitian dan pengembangan di Kementerian Perhubungan seyogyanya ditujukan kepada perbaikan sistem transportasi yang jauh lebih baik agar semaksimal mungkin dapat melayani pergerakan ekonomi orang, barang, dan jasa yang makin maju bagi kesejahteraan masyarakat. Terbatasnya dana anggaran penelitian di daerah menjadikan hal tersebut potensi bagi Badan Litbang Perhubungan dalam rangka Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

16 menggali kebutuhan penelitian transportasi di daerah dan memfasilitasi melalui pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian bersama Kebutuhan Penelitian Kolaborasi Untuk menjadikan Badan Litbang ke depan sebagai lembaga riset yang berkompeten, terpercaya, dan kredibel maka Badan Litbang perlu mengambil langkah-langkah di depan dalam pembaruan dan reformasi penelitian di bidang transportasi. Salah satunya adalah dengan membangun kolaborasi peneitian dengan lembaga-lembaga penelitian maupun universitas tingkat nasional maupun internasional dalam rangka pengembangan riset transportasi khususnya untuk mendukung penelitian teknologi transportasi dan menjawab permasalahan transportasi yang bersifat lintas sektor seperti faktor emisi gas buang kendaraan terhadap lingkungan. Sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu mendorong Badan Litbang Perhubungan untuk (1) memperluas jaringan kerjasama penelitian antar-lembaga penelitian; (2) meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas lembaga dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan penelitian dan pengembangan; (3) meningkatkan penguasaan IPTEK dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan. Bentuk pemanfaatan hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Perhubungan selama ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Sebagai bahan masukan dalam perumusan kebijakan perhubungan, yaitu berupa masukan dalam pengambilan keputusan tingkat kementerian maupun unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan serta instansi lain terkait; 2. Sebagai draft konsep masukan kebijakan yang disampaikan kepada Pemerintah Daerah atau Dinas Perhubungan terkait; 3. Dimuat dalam publikasi ilmiah, baik publikasi internal Kementerian Perhubungan, maupun publikasi eksternal yakni pada level publikasi nasional dan internasional. Namun demikian, untuk melaksanakan kegiatan penelitian terapan atau yang terkait dengan pengembangan teknologi transportasi, Badan Litbang Perhubungan harus menggandeng kementerian atau lembaga penelitian khususnya yang selama ini telah menangani riset terapan seperti LIPI, BPPT dan Kementristekdikti, mengingat kegiatan penelitian Badan Litbang Perhubungan selama ini lebih cenderung kepada penelitian kebijakan dan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan sarana pendukung seperti unit pelaksana teknis dan SDM peneliti yang berorientasi pada teknologi transportasi. Selain lingkup transportasi tentunya Badan Litbang Perhubungan perlu memperhatikan peluang kerjasama di sektor-sektor lainnya seperti energi, lingkungan hidup, perdagangan, industri otomotif, dan lain-lain. Oleh karena itu penting kiranya bagi Badan Litbang Perhubungan untuk dapat bersinergi dan berpartisipasi aktif dengan sektor-sektor tersebut. Bentuk keterlibatan yang dapat dilakukan adalah terlibat aktif dalam kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh instansi lain, baik yang terkait secara langsung dengan sektor transportasi maupun yang tidak terkait secara langsung dengan cara duduk sebagai narasumber, hadir dalam kegiatan seminar, rakornis, lokakarya, dan lain-lain. Hal ini Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

17 bertujuan agar Badan Litbang Perhubungan dapat mengetahui peran dan permasalahan yang ada di sektor-sektor lain tersebut dan pengaruhnya terhadap transportasi POTENSI DAN PERMASALAHAN Dalam Perpres No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai secara bertahap dilakukan evaluasi terhadap lingkungan strategis baik internal dan eksternal guna mengetahui potensi dan permasalahan. Sekretariat Badan Litbang Perhubungan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan perencanaan dan program penelitian sebagai koordinator dan penyedia sarana prasarana penunjang kegiatan penelitian. Potensi yang dimiliki Sekretariat Badan Litbang Perhubungan saat ini perlu ditingkatkan pemanfaatannya dengan memperhatikan setiap peluang yang ada baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Namun demikian terdapat permasalahan yang perlu menjadi perhatian bagi Sekretariat Badan Litbang Perhubungan ke depannya. 1. Peran Badan Litbang Perhubungan belum optimal Institusi Badan Litbang di dalam struktur organisasi Kementerian Perhubungan ditempatkan sebagai supporting (penunjang) dalam fungsi kelembagaan, walaupun Institusi ini pada tataran jenjangnya berada di level yang sama dengan Direktorat Jenderal sebagai institusi yang dipimpin oleh Eselon 1A. Namun, terkait pengkondisian kewenangan, Badan Litbang Perhubungan tidak langsung berhubungan dengan masyarakat pengguna maupun operator. Kewenangan (authority) Menteri Perhubungan dikuasakan melalui Direktorat Jenderal sebagai pelaksana teknis. Kondisi tersebut menyebabkan Badan Litbang Perhubungan memiliki lingkup kewenangan terbatas. Optimalisasi peran Badan Litbang Perhubungan dapat dilakukan melalui kewenangan Badan Litbang Perhubungan dalam lingkup pelaksanaan penelitian di lingkungan Kementerian Perhubungan. 2. Kegiatan penelitian antar sub sektor kurang terkoordinasi Sesuai dengan perannya, tugas Badan Litbang Perhubungan adalah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perhubungan. Namun, pelaksanaan kegiatan studi atau pengkajian di lingkungan Kementerian Perhubungan tidak hanya dilakukan oleh Badan Litbang tetapi juga dilakukan oleh setiap Direktorat Jenderal tanpa melibatkan Badan Litbang Perhubungan dari mulai proses perencanaan sampai pelaksanaan. Secara prosedural tidak ada kewajiban bagi unit kerja lainnya di lingkungan Kementerian Perhubungan untuk melakukan konsultasi dengan Badan Litbang Perhubungan. Kondisi ini menjadikan kegiatan penelitian seolah-olah berjalan sendiri-sendiri tanpa ada koordinasi dan koordinator. Terkait dengan penetapan topik penelitian, Badan Litbang Perhubungan telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) Pengusulan dan Penetapan Judul Studi/Penelitian dan Pengembangan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Perhubungan. Namun SOP ini hanya mengatur kewajiban Badan Litbang untuk melakukan konsultasi dengan pihak pengguna tidak sebaliknya. Oleh sebab itu sangat memungkinkan terjadinya Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

18 tumpang tindih topik kegiatan penelitian/pengkajian di lingkungan Kementerian Perhubungan. 3. Belum optimalnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan Hal ini juga akan menyulitkan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan hasil kelitbangan dalam penyusunan kebijakan di bidang transportasi. Lebih jauh lagi dengan kondisi demikian sulit untuk menegakkan fungsi Litbang seperti yang diamanahkan dalam UU No 18 Tahun Peningkatan kinerja penelitian/pengkajian transportasi membutuhkan peran aktif dari setiap sub-sektor khususnya untuk merumuskan kebutuhan penelitian/pengkajian sehingga hasil penelitian/kajian memiliki nilai pemanfaatan yang tinggi. Namun dalam pelaksanaannya hasil penelitian yang dilakukan belum optimal untuk menunjang kebutuhan sektor transportasi, yang disebabkan banyak kegiatan penelitian/kajian masih bersifat sektoral dan belum memberikan nuansa lintas sektor. Hal ini menyebabkan penanganan permasalahan transportasi yang pada prinsipnya membutuhkan keterlibatan lintas sektor untuk mewujudkan peran transportasi yang maju, handal, dan produktif menjadi kurang optimal. Badan Litbang Perhubungan telah berupaya mengintegrasikan topik-topik penelitian transportasi pada kegiatan Rakornis (Rapat Koordinasi Teknis) Badan Litbang, namun tampaknya output kegiatan tersebut belum optimal. Untuk itu, tahun 2014 Badan Litbang Perhubungan telah melakukan evaluasi terkait tata cara penelitian di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan tujuan untuk menyiapkan konsep aturan petunjuk teknis sehingga kegiatan penelitian di lingkungan Kementerian Perhubungan dapat dilakukan secara bersinergi dan terarah. 4. Kualifikasi peneliti dan SDM pendukung belum memadai Dari sisi sumber daya manusia (SDM) kecenderungan formasi rekruitmen SDM yang ditetapkan untuk Badan Litbang masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Sementara itu jumlah SDM Badan Litbang selama lima tahun terakhir mengalami stagnansi yang akan berdampak pada terbatasnya pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Perhubungan. Dari komposisi jenjang peneliti di tahun 2016, tercatat peneliti pertama mendominasi sebesar 38,46%, selanjutnya peneliti madya 31,73%, peneliti muda 28,85% dan peneliti utama 0,96%. Walaupun jenjang pendidikan SDM di Badan Litbang Perhubungan didominasi oleh pendidikan tingkat S2/Master sebesar 44,74%, namun ternyata jumlah peneliti pertamalah yang mendominasi jenjang peneliti. Hal mengindikasikan kondisi sumber daya manusia Badan Litbang Perhubungan saat ini masih membutuhkan dukungan peningkatan kompetensi yang besar. Selain itu, sebagian besar pegawai Badan Litbang Perhubungan memiliki rangkap jabatan. Pegawai dengan rangkap jabatan tersebut tidak hanya melaksanakan pekerjaan struktural tetapi juga fungsional. Idealnya lembaga penelitian tidak memiliki rangkap jabatan meskipun hal tersebut diperbolehkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tenaga fungsional peneliti terjebak pada kegiatan rutinitas pekerjaan administrasi. Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

19 Dari segi pendidikan SDM peneliti Badan Litbang masih kurang memiliki kualifikasi pendidikan yang seimbang antara pendidikan sosial dan keteknikan. Sebagian besar peneliti berlatar belakang sarjana di bidang sosial, yang kemudian menempuh pendidikan pascasarjana di bidang transportasi. Demikian halnya, para peneliti yang berlatar belakang keteknikan, melanjutkan pendidikan magister di bidang transportasi dengan konsentrasi pada bidang manajemen (software). Sangat sedikit sekali jumlah sarjana teknik yang melanjutkan pendidikan hardware, seperti teknik automotif, teknik jalan raya, teknik perkeretaapian, teknik elektronika, teknik perkapalan, teknik pesawat terbang, karenanya kemampuan para peneliti masih sangat minim di bidang rekayasa teknologi. Belum lagi keterbatasan domain pekerjaan yang tidak bersentuhan langsung dengan pekerjaan operasional lapangan menjadikan Badan Litbang Perhubungan semakin jauh dari kondisi transportasi yang nyata. Hal ini menyebabkan kemampuan dan keahlian para peneliti tertinggal dengan kemampuan SDM di sub sektor. Dampak dari keadaan ini adalah tema penelitian yang dipilih oleh individu peneliti cenderung kepada penelitian kebijakan secara umum. Sedangkan mengacu dari amanah Undang-undang semestinya tema yang diteliti juga harus berdampak pada IPTEK dan bermanfaat bagi solusi permasalahan transportasi yang mencakup sarana, prasarana, SDM, dan sistem untuk kesejahteraan masyarakat pengguna transportasi. 5. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk melakukan penelitian teknologi Dari segi sarana dan prasarana, adanya tuntutan peran yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan penelitian terapan yang berorientasi ke arah pengembangan teknologi juga memberikan implikasi terhadap kebutuhan unit pelaksana teknis (balai penelitian/lab) Badan Litbang Perhubungan ke depan guna mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian terapan tersebut. Saat ini guna mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi, Badan Litbang Perhubungan telah membangun dan melakukan kerjasama penelitian dengan lembaga penelitian baik dalam negeri maupun luar negeri. Kerjasama tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi baik secara kelembagaan maupun sumber daya manusia Badan Litbang Perhubungan khususnya terkait dengan kegiatan penelitian terapan. 6. Jejaring kerjasama (network) dengan lembaga penelitian lain masih sangat terbatas Transportasi termasuk dalam keilmuan multidisiplin, karenanya di samping peneliti dengan kompetensi spesifik juga dibutuhkan peneliti dengan kompetensi keilmuan yang komprehensif. Terlebih lagi dengan adanya tuntutan pelaksanaan penelitian terapan membutuhkan suatu kerjasama yang baik dengan sesama regulator, peneliti, dengan stakeholder bahkan user untuk dapat menjawab permasalahan secara tuntas. Pelaksanaan kerjasama penelitian Badan Litbang Perhubungan sampai dengan saat ini masih dalam jumlah terbatas dan belum berjalan optimal sebagai sarana tranfer knowledge kepada para peneliti Badan Litbang Perhubungan. Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

20 BAB II VISI DAN MISI, SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN LITBANG PERHUBUNGAN TAHUN VISI DAN MISI PRESIDEN TERPILIH Visi dan Misi Presiden terpilih Tahun 2014 menjadi landasan dasar yang selanjutnya diturunkan secara spesifik kedalam visi, misi Kementerian Perhubungan. Visi dan Misi presiden terpilih, yaitu: Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Sedangkan upaya untuk mewujudkan visi tersebut dicapai melalui 7 Misi Pembangunan, yaitu: a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera; e. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 2.2 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA) Agenda prioritas pembangunan ini dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas program pembangunan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun kesembilan agenda prioritas pembangunan yaitu: a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; b. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya; e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

21 g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; h. Melakukan revolusi karakter bangsa; i. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 2.3 TUGAS POKOK, FUNGSI,VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Tugas Pokok Kementerian Perhubungan Kementerian Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara Fungsi Kementerian Perhubungan a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyelenggaraan pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan aksesabilitas, konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan operasi, aksesabilitas, konektivitas sarana dan prasarana transportasi c. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan aksesabilitas, konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di daerah d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi e. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia transportasi f. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan g. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan h. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan; dan i. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan Visi Kementerian Perhubungan Perwujudan Visi Presiden (Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong) dalam sektor transportasi yaitu dengan Terwujudnya Konektivitas Nasional yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah. Hal tersebut merupakan cita-cita Kementerian Perhubungan dimana konektivitas merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah. Konektivitas Nasional adalah terhubungnya antar wilayah di seluruh nusantara termasuk angkutan perkotaan baik dengan transportasi darat, kereta api, laut, sungai dan penyeberangan serta udara; Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

22 Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh wilayah tanah air; Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif; Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development) serta dapat berperan dalam pengembangan wilayah Misi Kementerian Perhubungan Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan perundang undangan dan penjabaran dari misi pembangunan nasional, maka ditetapkan misi Kementerian Perhubungan sebagai berikut : a. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi; b. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah; c. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi; d. Meningkatkan Kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi e. Meningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi; f. Restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara konsisten; g. Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Memperhatikan lingkungan strategis yang terjadi, penjabaran dari masing-masing misi adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi Dalam upaya mengurangi /menurunkan tingkat kecelakaan dari sektor transportasi pemerintah terus berupaya secara bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to accident. Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada penyediaan fasilitas keselamatan dan keamanan namun peningkatan kualitas SDM transportasi, pembenahan regulasi di bidang keselamatan/keamanan maupun sosialisasi kepada para pemangku kepentingan b. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di kawasan pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

23 termasuk kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang masih menjadi tanggung) awab pemerintah c. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi Dalam kondisi keuangan negara yang terimbas ketidakpastian situasi keuangan dunia tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan jasa transportasi karena masih terdapat beberapa operator yang memiliki keterbatasan kemampuan melakukan perawatan dan peremajaan armada, demikian pula pemerintah secara bertahap dengan dana yang terbatas melakukan rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan belum seluruh masyarakat pengguna jasa memiliki daya beli yang memadai. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diupayakan peningkatan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, sejalan dengan pemulihan pasca krisis keuangan global, melalui rehabilitasi dan perawatan sarana dan prasarana transportasi d. Meningkatkan Kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi Misi meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi terus diarahkan untuk pemenuhan akan peningkatan permintaan pelayanan transportasi, sehingga ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan transportasi tetap mencukupi. e. Meningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi Ditengah keterbatasan anggaran belanja pemerintah didalam penyediaan infrastruktur perlunya mendorong peningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam pemnyediaan infrastruktur sektor transportasi sehingga nanatinya anggaran belanja pemerintah diarahkan untuk membangun infrastruktur yang bersifat pelayanan public dan dinilai tidak layak secara finansial. f. Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan dan kelembagaan sebagai upaya peningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi Sesuai dengan prinsip good governance melalui penerbitan Undang-Undang di sektor transportasi telah dilaksanakan restrukturisasi dan reformasi dalam penyelenggaraan transportasi antara peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Restrukturisasi di bidang kelembagaan, menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan melimpahkan sebagian kewenangan di bidang perhubungan kepada daerah dalam bentuk dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan. Reformasi di bidang regulasi (regulatory reform) diarahkan kepada penghilangan restriksi yang memungkinkan swasta berperan secara penuh dalam penyelenggaraan jasa transportasi g. Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara konsisten Pelaksanaan restrukturisasi dan reformasi di bidang SDM diarahkan kepada pembentukan kompetensi dan profesionalisme insan perhubungan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki wawasan global dengan tetap mempertahankan jatidirinya sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penegakan hukum dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peranserta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa transportasi Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

24 h. Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim Sebagai upaya untuk pengembangan jasa transportasi kedepan, Kementerian Perhubungan secara terus menerus meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan di bidang transportasi serta peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan jasa transportasi dititikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan prasarana transportasi, perbaikan pelayanan melalui pengembangan dan penerapan teknologi transportasi yang ramah lingkungan sesuai dengan isu perubahan iklim (global warming) sejalan dengan perkembangan permintaan dan preferensi masyarakat. Dalam peningkatan kapasitas dan pelayanan jasa transportasi senantiasa berpedoman kepada prinsip pembangunan berkelanjutan yang dituangkan dalam rencana induk, pedoman teknis dan skema pendanaan yang ditetapkan Tujuan Kementerian Perhubungan Menjabarkan visi Kementerian Perhubungan, maka tujuan pembangunan adalah : a. Meningkatkan konektivitas antar wilayah; b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan; c. Meningkatkan pelayanan kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi; d. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi; e. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil. 2.4 TUGAS POKOK, FUNGSI, VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS BADAN LITBANG PERHUBUNGAN TAHUN Tugas Pokok Badan Litbang Perhubungan Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan di Bidang Transportasi Fungsi Badan Litbang Perhubungan a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang transportasi; b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, harmonisasi dan kerjasama penelitian dan pengembangan, dukungan teknis penelitian dan pengembangan teknologi dan rekayasa serta pengkajian kebijakan di bidang transportasi; c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang transportasi; d. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; dan e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Visi Badan Litbang Perhubungan Tahun Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi Badan Litbang Perhubungan tahun adalah Terwujudnya Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan sebagai pusat pengetahuan untuk Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

25 penelitian, pengembangan dan teknologi transportasi yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah Misi Badan Litbang Perhubungan Tahun Sementara misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Adapun misi Badan Litbang Perhubungan tahun adalah: a. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan teknologi (litbangtek) bagi perumusan kebijakan strategis transportasi. b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga IPTEK. c. Meningkatkan pelayanan penelitian, pengembangan dan teknologi transportasi. d. Penguatan database transport. e. Meningkatkan koordinasi kegiatan penelitian, pengembangan dan teknologi di bidang transportasi. f. Penguatan sarana prasarana, SDM, kelembagaan penelitian, pengembangan dan teknologi Tujuan Badan Litbang Perhubungan Tahun Tujuan adalah penjabaran visi dan dilengkapi dengan indikator tujuan dan rencana sasaran strategis. Adapun tujuan dan indikator tujuan yang ingin dicapai Badan Litbang Perhubungan dalam mendukung pelaksanaan tugas Kementerian Perhubungan dalam kurun waktu adalah: a. Peningkatan kualitas penelitian sesuai kebutuhan melalui tersedianya bahan rekomendasi kebijakan transportasi; b. Peningkatan kualitas kinerja penelitian dan pengembangan di bidang transportasi; c. Peningkatan jejaring/kerjasama penelitian dan pengembangan; d. Peningkatan hasil identifikasi pemanfaatan penelitian melalui kegiatan monitoring; e. Peningkatan produktivitas kinerja SDM Badan Litbang Perhubungan; f. Peningkatan kualitas SDM Badan Litbang yang kompeten dan professional; g. Peningkatan kegiatan publikasi kelitbangan dan diseminasi hasil penelitian; h. Peningkatan akuntabilitas kinerja administrasi dan tata kelola pemerintahan; i. Peningkatan optimalisasi pengelolaan anggaran, BMN, dan layanan perkantoran Sasaran Strategis Badan Litbang Perhubungan Tahun Sasaran strategis Badan Litbang Perhubungan merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai sebagai suatu output dari beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan. Dalam penyusunannya, dirumuskan dari sasaran strategis Badan Litbang Perhubungan dan memperhatikan permasalahan dan capaian pada tahun serta menjabarkan misi Badan Litbang Perhubungan. Penjabaran menggunakan pendekatan metode balanced scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif yaitu stakeholder perspective, costumer perspective, internal proses perspective dan learning and growth perspective sebagai berikut: Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

26 Gambar 2.1 Peta Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Adapun sasaran strategis Badan Litbang Perhubungan Tahun sebagaimana pada gambar 2.1 dapat diuraikan sebagai berikut : a. Stakeholders Perspective Menjabarkan visi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan maka sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai adalah Meningkatnya kualitas dan kinerja penelitian melalui tersedianya bahan rekomendasi kebijakan transportasi dengan indikator kinerja : 1) Prosentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan transportasi; 2) Prosentase tersusunnya rekomendasi kebijakan dari hasil penelitian dan pengembangan di bidang transportasi; 3) Jumlah hasil penelitian untuk mendukung terciptanya aplikasi/rancang bangun (desain/model)/prototype. b. Customer Perspective Menjabarkan visi dari Badan Litbang Perhubungan maka disusun sasaran strategis Customer Perspective adalah : Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah meningkatnya pelaksanaan penelitian untuk mendukung kebutuhan customer baik internal maupuneksternal di sektor transportasi, dengan indikator kinerja : 1) Prosentase terlaksananya penelitian untukmendukung terciptanya aplikasi/rancang bangun (desain/model)/prototipe; Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

27 2) Prosentase terlaksananya penelitian berdasarkan usulan daerah/customer eksternal untuk mendukung kinerja transportasi. 3) Prosentase tersedianya hasil rekomendasi penelitian berdasarkan usulan daerah/instansi terkait c. Internal Process Perspective Menjabarkan visi dari Badan Litbang Perhubungan maka disusun sasaran strategis Internal Process Perspective sebagai berikut : 1) Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai adalah Meningkatnya harmonisasi dan kerjasama penelitian dan pengembangan di bidang transportasi, dengan indikator kinerja : a) Terselenggaranya penelitian transportasi yang dikerjasamakan; b) Terselenggaranya penelitian secara mandiri; c) Terlaksananya forum ilmiah di bidang transportasi 2) Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah Meningkatnya pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian, dengan indikator kinerja Terlaksananya monitoring dan evaluasi tindak lanjut penelitian(t-2), t adalah tahun IKU. 3) Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan dicapai adalah Meningkatnya publikasi dan diseminasi hasil penelitian, dengan indikator kinerja : 1) Tersusunnya publikasi hasil penelitian pada jurnal nasional/ internasional yang terakreditasi; 2) Tersusunnya buku Knowledge Sharing Program (KSP) d. Learn and Growth Perspective Menjabarkan visi dari Badan Litbang Perhubungan maka disusun sasaran strategis Learn and Growth Perspective sebagai berikut : Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan dicapai Meningkatnya kapasitas dukungan manajemen penelitian dan pengembangan di bidang transportasi, dengan indikator kinerja : 1) Pelaksanaan penelitian per peneliti; 2) Digitalisasi publikasi hasil penelitian 3) Terlaksananya bimbingan teknis untuk peningkatan kompetensi SDM Litbang. Pencapaian sasaran strategis tersebut diukur dengan menggunakan indikator masingmasing sasaran. Perumusan indikator sasaran menjadi landasan untuk perumusan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai tolok ukur kinerja Badan Litbang Perhubungan Tahun Konektivitas perumusan Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Badan Litbang Perhubungan untuk kurun waktu disampaikan pada tabel 2.1. berikut ini: Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

28 Tabel 2.1. Konektivitas Tujuan, Sasaran Dan Indikator Sasaran Badan Litbang Perhubungan Tahun NO TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1. Peningkatan kualitas penelitian kinerja penelitian Terlaksananya kegiatan penelitian yang tepat sasaran dan tepat guna Meningkatnya kualitas dan kinerja penelitian melalui tersedianya bahan rekomendasi kebijakan transportasi Tersusunnya rekomendasi hasil penelitian dalam perumusan kebijakan strategis transportasi Pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan transportasi % 1 Tersusunnya rekomendasi kebijakan dari hasil penelitian dan pengembangan di bidang transportasi % CUSTOMER PERSPECTIVE 2. Peningkatan pelaksanaan penelitian untuk pemenuhan kebutuhan stakeholders Terlaksananya kegiatan penelitian sesuai kebutuhan stakeholders Meningkatnya pelaksanaan penelitian untuk mendukung kebutuhan customer baik internal maupun eksternal di sektor transportasi Tersusunnya hasil penelitian kebijakan dan teknologi di bidang transportasi 2 Tersedianya hasil penelitian untuk mendukung terciptanya aplikasi/rancang bangun (desain/model)/pro totipe 1 Terlaksananya penelitian untuk mendukung kinerja internal Kementerian Perhubungan Jumlah Penelitian % Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

29 NO TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN 2. Terlaksananya penelitian berdasarkan usulan daerah/ customer eksternal untuk mendukung kinerja transportasi % INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 3 Peningkatan harmonisasi jejaring/kerjasama penelitian dan pengembangan Terlaksananya kerjasama penelitian transportasi dengan lembaga penelitian atau instansi terkait baik nasional maupun internasional Meningkatnya harmonisasi dan kerjasama penelitian dan pengembangan di bidang transportasi Terlaksananya kerjasama penelitian transportasi dengan lembaga penelitian atau instansi terkait baik nasional maupun internasional 1. Terselenggaranya penelitian transportasi yang dikerjasamakan 2. Terselenggaranya penelitian secara mandiri 3. Terlaksananya forum ilmiah di bidang transportasi Jumlah penelitian Jumlah penelitian Kegiatan 4 Peningkatan pelaksanaan kegiatan monitoring Terlaksananya kegiatan monitoring terhadap hasil penelitian Meningkatnya pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian Terlaksananya kegiatan monitoring hasil penelitian 1. Terlaksananya monitoring dan evaluasi tindak lanjut hasil penelitian (t-2), t adalah tahun IKU Kegiatan 5 Peningkatan kegiatan publikasi kelitbangan dan diseminasi hasil penelitian Tersedianya informasi hasil penelitian dan pengembangan Meningkatnya publikasi dan diseminasi hasil penelitian Terwujudnya SDM litbang yang kompeten melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan 1 Tersusunnya publikasi hasil penelitian pada jurnal nasional/ internasional yang Artikel Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

30 NO TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN terakreditasi 2. Tersusunnya buku Knowledge Sharing Program (KSP) Buku LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE 6 Peningkatan kegiatan dukungan manajemen penelitian dan pengembangan Terlaksananya kegiatan dukungan manajemen penelitian dan pengembangan. Meningkatnya kapasitas dukungan manajemen penelitian dan pengembangan di bidang transportasi Terwujudnya kegiatan publikasi kelitbangan dan diseminasi hasil penelitian 1. Pelaksanaan penelitian peneliti 2. Digitalisasi publikasi hasil penelitian per Indeks kegiatan 3. Terlaksananya bimbingan teknis untuk peningkatan kompetensi SDM Litbang Kegiatan Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

31 2.5 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN LITBANG PERHUBUNGAN Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang Perhubungan Tahun disusun dengan pertimbangan bahwa IKU tersebut merupakan indikator hasil (outcome) pada tingkat Eselon I. Sesuai dengan tupoksi sasaran program untuk tingkat Eselon I Badan Litbang Perhubungan periode adalah Program Penelitian dan Pengembangan Teknologi Transportasi. Dalam hal ini arah kebijakan dan strategi litbang perhubungan merupakan penjabaran lebih lanjut untuk pencapaian program tersebut. Dalam pencapaian sasaran program tersebut akan sangat tergantung dari kinerja program/kegiatan yang mendukung IKU Badan Litbang Perhubungan, yaitu IKU pada tingkat Eselon II sebagai indikator keluaran (output) atau Indikator Kinerja Program (IKP) yang merupakan target capaian dari masing-masing kegiatan unit Eselon II. Pada restrukturisasi program dan kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun tidak dikelompokkan berdasarkan kegiatan per-unit kerja tetapi dibagi dalam 2 kelompok kegiatan besar, yaitu Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Kegiatan Dukungan Manajemen Teknis dan Dukungan Manajemen Lainnya. Adapun pemetaan struktur program dan kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Pemetaan Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan Badan Litbang Perhubungan Tahun PROGRAM KEGIATAN SUB KEGIATAN Program Penelitian dan Pengembangan Transportasi 1. Penelitian dan Pengembangan Transportasi 2. Dukungan Manajemen Teknis dan Dukungan Manajemen Lainnya 1. Penelitian dan Pengembangan Transportasi 1. Penyusunan Rencana, Kerjasama, Program, Monitoring dan Evaluasi 2. Layanan dukungan Manajemen Eselon I : a. Pelaksanaan administrasi keuangan dan perlengkapan b. Pelaksanaan Administrasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) c. Penyediaan Layanan Tata Usaha Pimpinan d. Pelaksanaan Layanan Data dan Informasi e. Pelaksanaan Layanan Publikasi dan Kehumasan 3. Layanan Internal (overhead) a. Pelayanan Gedung dan Bangunan b. Pengadaan Sarana dan Prasarana 4. Layanan Perkantoran a. Gaji dan Tunjangan b. Operasional dan Pemeliharaan Kantor 5. Layanan Penelitian dan Pengembangan Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

32 2.6 SASARAN STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN LITBANG PERHUBUNGAN Sasaran strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai sebagai suatu output dari beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan. Dalam penyusunannya, dirumuskan dari sasaran strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan dan memperhatikan permasalahan dan capaian pada tahun serta menjabarkan misi Badan Litbang Perhubungan. Penjabaran menggunakan pendekatan metode balanced scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif yaitu stakeholder perspective, costumer perspective, internal proses perspective dan learning and growth perspective sebagai berikut: Gambar 2.2 Peta Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Adapun sasaran strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Tahun sebagaimana pada gambar 2.2 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Stakeholders Perspective Menjabarkan visi dari Kementerian Perhubungan maka sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai adalah terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah dalam rangka mewujudkan konektivitas nasional dan peningkatan angkutan perkotaan, dengan indikator kinerja rasio konektivitas antar wilayah. 2. Customer Perspective Menjabarkan visi dari Badan Litbang Perhubungan maka disusun sasaran strategis Customer Perspective sebagai berikut : a. Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah meningkatnya kualitas kinerja penelitian dan pengembangan bidang transportasi, dengan Reviu Rencana Strategis Sekretariat Badan Litbang Perhubungan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan kinerja Badan Litbang Perhubungan tahun 2016 ini merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran yang berisi informasi tentang keberhasilan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Datar mengacu pada Visi dan Misi instansi di

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA BAB II DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iv v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Prioritas dan Arah Pembangunan Sektor Transportasi... 3 1.3 Perubahan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 63, 2016 KEMENHUB. Badan Penelola Transportasi JABODETABEK. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 3 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1 KONDISI UMUM... 1-1 1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014... 1-3 1.1.2 CAPAIAN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Adalah Kementerian yang mempunyai Tugas Pemerintahan Negara untuk membantu Presiden

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi. Tata Kerja. Institut Agama Islam Negeri Surakarta. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Kedudukan Pusat Data dan Informasi sesuai Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER. KBSN-01 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI K NOMOR 009 TAHUN 2015 A TENTANG J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BADAN PENGKAJIAN

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 217 ayat (1) huruf e UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh pemerintah yang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lembaga

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

2 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN:

2 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG Inspektorat Kota Serang Fungsi pengawasan di Kota Serang mulai diselenggarakan sejak tahun 2007. Sejalan dengan reformasi otonomi daerah yang didasarkan atas azas desentralisasi

Lebih terperinci

1. Laporan Kegiatan DRN Rencana Kegiatan 2017: 3. Naskah Akademik DRIN. 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016

1. Laporan Kegiatan DRN Rencana Kegiatan 2017: 3. Naskah Akademik DRIN. 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016 25/01/2017 1 1. Laporan Kegiatan DRN 2016 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016 2. Rencana Kegiatan 2017: 1) Struktur Anggaran DRN 2017 2) Rencana Kegiatan SP, BP, Komtek,

Lebih terperinci

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT, GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN. yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia.Rencana

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN. yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia.Rencana BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia.Rencana

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pengendalian Kependudukan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL) Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pancasila sebagai

Lebih terperinci

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. A. KEGIATAN POKOK 1. Studi Besar a. Sektoral/Sekretariat 1) Studi Kelayakan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PERHUBUNGAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci