BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan pada uji statistik dan analisis data pada bab 4 maka dapat

Transkripsi

1 BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada uji statistik dan analisis data pada bab 4 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ukuran perusahaan secara positif mempengaruhi tingkat pengungkapan risiko yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Hal ini sesuai dengan tendensi agensi teori yang menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar membutuhkan biaya monitoring yang lebih besar. Selain itu, hasil ini juga sesuai dengan tendensi stakeholder teori yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki kelompok stakeholder yang lebih besar yang membutuhkan lebih banyak informasi mengenai kondisi perusahaan (Azlan et al., 2008). 2. Variabel lain seperti tingkat risiko perusahaan yang diproksikan dengan gearing ratio dan beta factor, asal negara, jumlah BOD, board independence, dan block ownership tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko. Hal ini menunjukkan adanya concealing motive pada manajer yang kemudian membuatnya melakukan pengungkapan sesuai dengan insentif yang ingin didapatkan (Dobler, 2008). Kondisi ini juga diperkuat dengan pendapat Li et al. (1997) yang menyatakan bahwa manajer melakukan pengungkapan secara strategis. 74

2 75 3. Jenis risiko yang bersifat umum (risiko bisnis, risiko operasional, dan risiko strategis) cenderung lebih banyak diungkapkan oleh manajer daripada risiko yang bersifat spesifik (risiko kredit dan risiko pasar). Hal ini sesuai dengan pendapat dari Li et al. (1997) yang menyatakan bahwa manajer akan lebih cenderung berkenan untuk mengungkapkan sebuah informasi ketika pihak eksternal memiliki informasi yang cukup besar mengenai item tersebut. 4. Manajer cenderung lebih banyak melakukan pengungkapan mengenai kondisi di masa lalu dibandingkan memberikan prediksi mengenai masa depan. Kondisi ini sesuai dengan pendapat dari Kohut & Seagars (1992) yang menyatakan bahwa manajer akan cenderung lebih percaya diri untuk mengungkapkan informasi yang bersifat masa lalu dibandingkan dengan informasi yang bersifat prediksi. Hal ini disebabkan karena ketika manajer mengungkapkan sebuah item yang bersifat prediksi maka mereka akan dituntut untuk memenuhi prediksi tersebut. Kondisi ini akan memberikan tekanan yang lebih besar pada manajer. Lebih lanjut, ketika manajer tidak mampu memenuhi prediksi tersebut maka terdapat kemungkinan jika ia akan dianggap tidak kompeten. 5. Pengungkapan yang bersifat kualitatif lebih banyak diungkapkan dibandingkan dengan pengungkapan yang bersifat kuantitatif karena adanya kesulitan dalam mengkuantifikasikan risiko yang dihadapi. 6. Manajer cenderung lebih banyak mengungkapkan hal-hal yang bersifat netral dibandingkan item-item yang bersifat negatif ataupun positif.

3 Keterbatasan Penelitian ini hanya berfokus pada karakteristik pengungkapan risiko yang masih terbatas. Selain itu, teknik content analysis yang digunakan membutuhkan waktu koding yang cukup signifikan sehingga jumlah sampel perusahaan yang digunakan menjadi terbatas. Penelitian ini juga belum dapat mengungkap kualitas dari pengungkapan risiko yang dilakukan oleh manajer perusahaan ataupun kemampuan dari informasi risiko untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa depan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam mengenai kualitas pengungkapan risiko yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui kualitas dari pengungkapan yang dilakukan. Selain itu, penelitian mengenai bagaimana pengaruh pengungkapan risiko jika digunakan untuk memprediksi mengenai kondisi risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan juga dibutuhkan. 5.4 Implikasi Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan risiko di setiap negara berbeda secara signifikan (Tabel 4.15). Meskipun begitu, berdasarkan hasil uji regresi berganda hanya faktor ukuran perusahaan yang memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko. Hal ini mengindikasikan bahwa selain faktor-faktor (variabel) yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat variabel lain yang mempengaruhi keputusan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan informasi mengenai risiko yang

4 77 dihadapi oleh perusahaan. Hasil ini dapat dipergunakan oleh berbagai pihak dalam menentukan kebijakan pengungkapan risiko di masa yang akan datang. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi pengungkapan risiko pada saat ini. Sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengembangan regulasi yang terkait dengan pasar modal, mengingat fungsi dari pengungkapan risiko. Pengungkapan risiko dalam laporan keungan dapat menguntungkan stakeholder dalam pengambilan keputusan (Probohudono et al., 2013c; Deumes, 2008). Bagi manajer, hasil dari penelitian ini dapat memberikan pencerahan mengenai praktek pengungkapan risiko yang dilakukan oleh manajer pada perusahaan lain di kawasan yang sama. Selain itu, manajer dapat membandingkan kualitas dari pengungkapan risiko dari negara yang berbeda, sehingga dapat memberikan sudut pandang yang berbeda mengenai pengungkapan risiko yang dilakukan. 5.3 Saran Untuk penelitian yang selanjutnya dapat menggunakan lebih banyak karakteristik dari pengungkapan risiko sehingga gambaran lengkap mengenai pengungkapan risiko dapat diketahui. Selain itu penambahan variabel-variabel penelitian untuk dapat memprediksi tingkat pengungkapan risiko dapat dilakukan. Topik lain yang berkaitan dengan pengungkapan risiko seperti relevasi informasi risiko, kemampuan informasi risiko untuk memprediksi laba ataupun kondisi

5 78 perusahaan di masa depan, serta kualitas pengungkapan risiko dapat dieksplorasi secara lebih lanjut, guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan.