BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
|
|
- Hartanti Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata-rata pemeriksa pajak memiliki kompetensi dan etika yang tinggi yang ditunjukkan oleh nilai mean 4,11 dan 4,39. Kualitas pemeriksaan pajak juga menunjukkan kategori tinggi dengan nilai mean 4,25 untuk kualitas proses pemeriksaan pajak dan 3,99 untuk kualitas hasil pemeriksaan pajak. Rata-rata pemeriksa pajak mengalami tekanan waktu pada level tinggi yang ditunjukkan dengan nilai mean 4,17. Hal ini memberikan indikasi awal mengenai pengaruh kompetensi dan etika yang tinggi terhadap kualitas pemeriksaan pajak yang tinggi serta kemungkinan pengaruh tekanan waktu yang tinggi terhadap hubungan-hubungan tersebut. 2. Hipotesis yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan pajak, terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kompetensi pemeriksa pajak, maka akan semakin tinggi pula kualitas pemeriksaan pajak yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan. Kompetensi menggunakan 3 (tiga) proksi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Kualitas proses pemeriksaan pajak ditunjukkan dengan ketaatan pada standar pemeriksaan pajak. Kualitas hasil pemeriksaan pajak lebih ditekankan pada hasil pemeriksaan yang didukung 120
2 121 dengan bukti yang kuat dan kompeten serta beberapa indikator kinerja utama kegiatan pemeriksaan. Indikator ini antara lain kontribusi bagi penerimaan negara, pengurangan nilai pengembalian pajak (restitusi) yang harus dibayarkan oleh negara kepada Wajib Pajak, dan kemampuan untuk mempertahankan hasil pemeriksaan di dalam proses keberatan dan banding. 3. Hipotesis yang menyatakan bahwa kompetensi yang dimoderasi oleh tekanan waktu menurunkan kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan, tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemeriksa pajak menghadapi tekanan waktu, namun dengan kompetensi yang dimiliki, hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas pemeriksaan yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil. Pemeriksa akan tetap taat pada standar pemeriksaan pajak dan menekankan pada hasil pemeriksaan yang didukung dengan bukti yang kuat dan kompeten, serta beberapa indikator kinerja utama kegiatan pemeriksaan. Tekanan waktu ini ditunjukkan dengan batas waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan dan beban pekerjaan yang banyak. 4. Hipotesis yang menyatakan bahwa etika berpengaruh positif terhadap kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan pajak, terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik tingkat etika pemeriksa pajak, maka akan semakin baik kualitas pemeriksaan yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan. Dimensi etika dalam hubungannya dengan lingkup tugas pemeriksa pajak antara lain meliputi integritas, independensi, obyektivitas, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
3 122 Hal tersebut diambil dari kode etik pegawai DJP dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PMK.3/2007 dan dijabarkan lebih lanjut dalam Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-33/PJ/2007, serta standar umum pemeriksaan pajak. Kode etik menjadi pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan, yang mengikat pemeriksa pajak dalam melaksanakan pemeriksaan pajak. 5. Hipotesis yang menyatakan bahwa etika yang dimoderasi oleh tekanan waktu menurunkan kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan, tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemeriksa pajak menghadapi tekanan waktu, namun dengan etika yang dimiliki, hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas pemeriksaan yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil. Pemeriksa akan tetap menjaga dan melaksanakan etika sebagai pegawai DJP secara umum maupun sebagai pemeriksa pajak secara khusus ketika melaksanakan pemeriksaan pajak. 6. Temuan penelitian kualitatif melalui wawancara dapat mendukung dan menjelaskan hasil penelitian kuantitatif mengenai pengaruh kompetensi dan etika terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Demikian juga untuk temuan penelitian kualitatif atas pengaruh interaksi antara kompetensi dan etika dengan tekanan waktu terhadap kualitas pemeriksaan pajak juga dapat mendukung dan menjelaskan hasil penelitian kuantitatif, meskipun terdapat beberapa pandangan berbeda dari beberapa responden yang diwawancara. Perbedaan pandangan ini merupakan pengayaan dalam cara pandang responden terhadap hubungan antar variabel-variabel tersebut.
4 Implikasi Hasil pengujian hipotesis penelitian dalam penelitian ini menimbulkan beberapa implikasi praktis maupun teoritis Implikasi Praktis Penelitian ini berimplikasi pada pemeriksa pajak sebagai ujung tombak dalam pemeriksaan pajak dan DJP sebagai pembuat kebijakan di bidang pemeriksaan pajak. Adanya pengaruh kompetensi dan etika terhadap kualitas pemeriksaan pajak yang dilaksanakan oleh pemeriksa pajak menunjukkan bahwa pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang dimiliki oleh pemeriksa pajak perlu juga ditunjang oleh etika dalam pelaksanaan pemeriksaan sebagai dua faktor yang tidak dapat dipisahkan dari diri pemeriksa. Dua faktor tersebut merupakan kebutuhan personil pemeriksa pajak dan sekaligus merupakan kebutuhan organisasi DJP dalam arti yang lebih luas. Lebih jauh peneliti menganjurkan agar DJP sebagai penentu kebijakan di bidang pemeriksaan perlu terus menjaga dan meningkatkan kompetensi pemeriksa pajak melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan profesi. Upaya ini perlu juga diiringi dengan kebijakan terkait perumusan etika yang harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan oleh pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan. Pengawasan terkait dengan pelaksanaan kode etik pegawai juga perlu ditingkatkan. Sinkronisasi kebijakan terkait kompetensi dan etika pemeriksa pajak ini diyakini akan mampu meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasilnya.
5 124 Terkait dengan tekanan waktu, meskipun pemeriksa pajak dihadapkan pada aturan mengenai jangka waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan, ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi pemeriksa pajak dalam menghasilkan kualitas pemeriksaan pajak yang tinggi. Dari hasil wawancara dengan pemeriksa pajak diketahui bahwa untuk pemeriksaan lebih bayar, pemeriksa lebih berpatokan pada jatuh tempo penyelesaian pemeriksaan restitusi sesuai UU KUP, yaitu satu tahun. Untuk jangka waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan sesuai dengan PMK nomor 199 tahun 2007 jo PMK nomor 82 tahun 2011 tidak terlalu mengikat kepada para pemeriksa pajak. Melihat kondisi ini, sebaiknya DJP menjadikan ukuran penyelesaian penugasan pemeriksaan sesuai dengan PMK tersebut sebagai unsur penilaian kinerja pemeriksa, dalam arti bahwa pemeriksa yang dapat memenuhi jangka waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan sesuai dengan PMK tersebut hendaknya diberikan nilai tambah dalam pengukuran kinerja Implikasi Teoritis Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, hasil pengujian menunjukkan pengaruh kompetensi dan etika terhadap kualitas proses dan kualitas hasil pemeriksaan pajak. Selain itu, pengujian juga menunjukkan bahwa interaksi dua variabel bebas ini (kompetensi dan etika) dengan tekanan waktu tidak menurunkan kualitas proses dan kualitas hasil pemeriksaan pajak. Secara teoritis, hal ini mendorong arah riset selanjutnya untuk lebih spesifik meneliti variabelvariabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas pemeriksaan pajak.
6 Keterbatasan Evaluasi atas hasil penelitian ini mempertimbangkan keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Responden yang dijadikan sampel terbatas pada jumlah maupun lingkup area tertentu. Peneliti hanya memilih pemeriksa pada KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus sebagai responden penelitian. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh pemeriksa pajak yang bertugas di Direktorat Jenderal Pajak. 2. Variabel bebas berupa kompetensi tidak dipecah ke dalam sub variabel yang lebih kecil seperti pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman, sehingga aspek kompetensi secara lebih detail tidak dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Demikian juga untuk variabel bebas berupa etika tidak dipecah ke dalam sub variabel yang lebih kecil seperti integritas, independensi, obyektivitas, dan reponsibilitas, sehingga masing-masing aspek etika secara lebih detail tidak dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas pemeriksaan pajak. 3. Pengujian yang dilakukan terhadap variabel terikat hanya dapat menguji pengaruh variabel bebas dan pemoderasi terhadap dimensi kualitas pemeriksaan pajak berupa kualitas proses dan kualitas hasil pemeriksaan sebagai variabel tersendiri. Pengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak secara menyeluruh tidak terlihat.
7 Penelitian ini kurang mengeksplorasi variabel bebas lain yang mungkin berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak, misalnya akuntabilitas, risiko audit, dan budaya organisasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti. 5. Sesuai dengan rencana dan strategi pemeriksaan tahun 2012, selain diarahkan pada tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pencapaian penerimaan negara, pemeriksaan juga diharapkan memiliki efek penggentar (deterrent effect) dimana Wajib Pajak yang diperiksa akan menjadi lebih patuh di masa mendatang setelah dilakukan pemeriksaan. Dalam penelitian ini, peneliti belum melakukan analisis secara mendalam terkait dengan aspek kepatuhan Wajib Pajak tersebut. 5.4 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas wilayah dan objek penelitian, sehingga hasilnya dapat digeneralisasi untuk pemeriksaan pajak di seluruh instansi vertikal DJP. 2. Jika menggunakan PLS, pengujian dalam penelitian selanjutnya disarankan menggunakan analisis second order, sehingga pengaruh masing-masing aspek variabel bebas yang digunakan dapat terlihat secara lebil detail. 3. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi kualitas pemeriksaan pajak yang belum termasuk dalam model penelitian ini.
8 Penggunaan data sekunder berupa data kuantitatif sebaiknya diperbanyak dalam penelitian berikutnya untuk lebih menunjukkan secara lebih detail kualitas pemeriksaan pajak, seperti data kepatuhan Wajib Pajak setelah dilakukan pemeriksaan dan data jumlah produk pemeriksaan (SKP/STP) yang dapat dipertahankan dalam proses keberatan dan banding. 5. Jika menggunakan metode kualitatif sebaiknya jumlah responden yang diwawancara dapat mewakili pemeriksa untuk tiap-tiap kantor yang ada karena ada kemungkinan beban kerja pemeriksaannya berbeda.
BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya yang selalu
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
131 BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika, kompetensi, independensi, dan pengalaman terhadap pendeteksian kecurangan melalui Skeptisisme
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 53/PJ/2015 TENTANG
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 53/PJ/2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TAHUN 2015 DALAM RANGKA MENDUKUNG TAHUN PEMBINAAN WAJIB PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, A. Umum Sehubungan dengan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 53/PJ/2015 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 07 Juli 2015 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 53/PJ/2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TAHUN 2015 DALAM RANGKA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan) Dalam Theory of Reasoned Action (TRA) dijelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bagian ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan, keterbatasan, implikasi dan saran-saran. Kesimpulan menjelaskan bagaimana
BAB V PENUTUP Bagian ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan, keterbatasan, implikasi dan saran-saran. Kesimpulan menjelaskan bagaimana hasil penelitian keseluruhan secara ringkas. Pada bagian
Lebih terperinciAUDIT PLAN dan AUDIT SCOPE YANG MELEGAKAN PEMERIKSA (Oleh: Johannes Aritonang)
AUDIT PLAN dan AUDIT SCOPE YANG MELEGAKAN PEMERIKSA (Oleh: Johannes Aritonang) Gagal Merencanakan = Merencanakan Kegagalan adalah sebuah pernyataan yang sangat bermakna pada pemeriksaan pajak. Di dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat. Diumumkan dalam Lembaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Sumatera Barat ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Meskipun kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama pendapatan negara. Pada tahun 2012 penerimaan negara dari sektor pajak mencapai Rp980.520 milyar atau sekitar 73,3% dari keseluruhan penerimaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan bagian yang cukup potensial sebagai penerimaan Negara maupun Daerah. Pajak yang dikelola pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan Negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Namun, dewasa ini banyak kasus terjadi dalam bidang perpajakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan program pemerintahan dan pembangunan Negara Indonesia sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan program
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap Kualitas Audit, maka penulis dalam bab ini akan memberikan saran. Adapun kesimpulan yang dapat penulisan berikan adalah:
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Setelah penulis melakukan pengujian dan analisis tentang Pengaruh Independensi Auditor, Kompentesi Auditor pada Skeptisisme Profesional dan Implikasinya terhadap Kualitas Audit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit atau pemeriksaan terhadap pemerintah daerah. Inspektorat dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Untuk mengkordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ITDA) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti
Lebih terperinciDiatur dalam pasal 1 angka 25 UU KUP Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang
Diatur dalam pasal 1 angka 25 UU KUP Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan proporsional berdasarkan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak 2005 dan 2006 (Rp miliar)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara, sehingga pemerintah sebagai satu-satunya otoritas yang memiliki kewenangan untuk mengenakan pajak berusaha sedapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris tentang ada atau tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas tugas terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). tanggungjawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mazsalah Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat kehandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penelitian ini mengajukan 5 (lima) hipotesis, yaitu : pemeriksaan kinerja. pemeriksaan kinerja
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi, objektivitas, kepatuhan pada kode etik dan tekanan anggran waktu terhadap kualitas hasil pemeriksaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sebagaimana telah diungkapkan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagaimana telah diungkapkan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan manajemen, kompetensi auditor, independensi auditor, persepsi auditee,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2015 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN KETERANGAN STATUS WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PELAKSANAAN
Lebih terperinciLAPORAN INDUK SPMKP DAN SP2D DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK
Lampiran I LAPORAN INDUK SPMKP DAN SP2D DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK Bulan I. SPMKP a. SPMKP yang diterbitkan pada bulan lalu dan Rp. 1) SP2D yang diterbitkan pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin diandalkan dalam kepentingan pembangunan serta pembiayaan pemerintah adalah pajak. Pajak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan penerimaan perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase terhadap seluruh pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAB II GAMBARAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak Pada tahun 1964 kantor urusan moneter negara bernama Djawatan Padjak diubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANG TERBIT BERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciSE - 67/PJ/2009 PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-40/PJ/2009 TENTANG TATA CARA P
SE - 67/PJ/2009 PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-40/PJ/2009 TENTANG TATA CARA P Contributed by Administrator Tuesday, 07 July 2009 Pusat Peraturan Pajak Online 07 Juli 2009 SURAT EDARAN
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. ditunjukan dengan nilai ketiga variabel yaitu; Kompetensi nilai mean 4.00,
BAB 5 PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Rata-rata pemeriksa pajak memiliki kompetensi dan skeptisisme
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGURANGAN DENDA ADMINISTRASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Lebih terperinciA. CONTOH FORMAT PANGGILAN DALAM RANGKA PERTEMUAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN LAPANGAN
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-07/PJ/2017 TANGGAL : 21 APRIL 2017 A. CONTOH FORMAT PANGGILAN DALAM RANGKA PERTEMUAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN LAPANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011:1). Untuk itu pemerintah melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang ada di Indonesia dapat dilihat dari adanya peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian kesuksesan suatu organisasi dalam rangka mempertahankan eksistensinya sangat dibutuhkan didunia persaingan. Kesuksesan organisasi merupakan sebuah wujud tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan intern, yang merupakan salah satu fungsi dari manejemen untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah melaksanakan fungsi pengawasan intern, yang merupakan salah satu fungsi dari manejemen untuk menguasai dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu informasi akuntansi yang paling
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu informasi akuntansi yang paling penting, karena melalui laporan keuangan dapat dilihat kondisi keuangan perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan berbentuk penelitian kebijakan (Policy
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN NOMOR SE-18/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN PETUGAS PENILAI PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN NOMOR SE-18/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN PETUGAS PENILAI PAJAK A. Umum Sehubungan dengan perubahan organisasi dan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai
44 44 BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP). Pihak-pihak atau objek yang dibina oleh DJP adalah kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan membawa dampak terhadap pajak sehingga pajak memiliki sifat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakat yang berkembang akan membawa dampak terhadap pajak sehingga pajak memiliki sifat yang dinamis. Tuntutan akan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah perpajakan tidak semata-mata masalah Direktorat Jenderal Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara. Keberhasilan pemungutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self Assessment, suatu sistem dimana Wajib Pajak diharuskan menghitung, memperhitungkan, membayar,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Gambaran Umum Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I Surabaya
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Gambaran Umum Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I Surabaya Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara, yang memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara, yang memiliki peran sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintah.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Literatur 2.1.1 Etika Auditor Munawir (1995), mengemukakan etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 02/PJ.04/2007 TENTANG KEBIJAKAN PEMERIKSAAN KHUSUS DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 02/PJ.04/2007 TENTANG KEBIJAKAN PEMERIKSAAN KHUSUS DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Dalam rangka menyempurnakan kebijakan Pemeriksaan khusus serta untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran
BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran secara umum variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan. Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap kinerja auditor di BPKP dan BPK-RI perwakilan wilayah Sumatera
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh independensi, komitmen organisasional, etika profesi, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pengaruh persepsi tentang
BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pengaruh persepsi tentang keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan budaya etis organisasi terhadap kecurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN USUL PEMERIKSAAN KHUSUS. (Lampiran 1)
PETUNJUK PENGISIAN USUL PEMERIKSAAN KHUSUS (Lampiran 1) Angka 1 : Diisi dengan unit yang mengusulkan pemeriksaan khusus: KPP, atau KARIKPA, atau KANWIL. Angka 2 : Diisi dengan : 1. Kepala KANWIL apabila
Lebih terperinciKementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013 PER-24/PJ/2012, TANGGAL 22 NOVEMBER 2012 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian statistik, diperoleh bahwa kompetensi memiliki nilai t-statistics sebesar 2,528 lebih besar dari 1,699, nilai p-value 0,006 lebih kecil dari 0,05,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Legitimasi Legitimasi adalah kualitas hukum yang berbasis pada penerimaan putusan peradilan, dapat juga diartikan seberapa jauh masyarakat mau menerima dan mengakui kewenangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terjadinya krisis multi dimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis multi dimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya etika untuk dilaksanakan. Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 28/BC/2007 TENTANG STANDAR AUDIT DI BIDANG KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciKementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN, PEMBETULAN SURAT PEMBERITAHUAN, DAN
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Kembangan. Sejak tanggal 29 maret 1994 berdasarkan Keputusan Menteri
BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Kembangan Sejak tanggal 29 maret 1994 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No: 94/KMK.01/1991 Kantor
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Penelitian ini mengangkat isu peningkatan remunerast, pelatihan,
1 BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengangkat isu peningkatan remunerast, pelatihan, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual untuk memperbaiki kinerja auditor pada Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak, dan empowering people (pengingkatan partisipasi masyarakat) pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara yang selama pembangunan nasional menjadi salah satu andalan negara, dari tahun ke tahun pemerintah telah berusaha meningkatkan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan bentuk reformasi yang terjadi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber penerimaan terbesar negara saat ini salah satunya berasal dari pajak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan terbesar negara saat ini salah satunya berasal dari pajak. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan suatu hal yang sangat wajar, terlebih
Lebih terperinciWajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?
Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan suatu kewajiban warga negara yang berupa iuran wajib terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara langsung oleh Wajib Pajak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan elemen penting yang berfungsi sebagai media komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil kinerja perusahaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1097, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani
II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kode etik yang relevan (De Angelo, 1981). akuntabilitas dan tranparasi kinerja sektor publik. Berdasarkan Transparency
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah suatu proses sistematik untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-27/PJ/2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN DI TEMPAT PELAYANAN TERPADU KANTOR PELAYANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak wajib pajak yang berpikiran bahwa pajak memberatkan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak wajib pajak yang berpikiran bahwa pajak memberatkan masyarakat karena tidak adanya kontra prestasi langsung yang didapat oleh si pembayar pajak. Pajak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di
94 BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada akhir penulisan hukum sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan yang kemudian dilakukan pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1983 telah terjadi momentum penting dalam sistem perpajakan yang dirombak dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment. Kedua
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. tahun 2013, menguji seberapa untuk mengetahui pertumbuhan jumlah wajib. pajak, pertumbuhan penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2), perbedaan
63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi PP Nomor 46 tahun 2013, menguji seberapa untuk mengetahui pertumbuhan jumlah wajib pajak, pertumbuhan jumlah penerimaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan umpan balik bagi semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar. 14,8 trilyun, tahun 2000 sebesar Rp.16,9 trilyun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya reformasi perpajakan, penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar semenjak dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut profesional dalam menjalankan segala pengelolaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit, menurut Mulyadi (2002: 5). Jasa seorang auditor sekarang ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK
-1- JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK Kebijakan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Direktorat
Lebih terperinci