BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keagenan diproksikan dengan free cash flow ratio (FCFR), total asset turnover ratio

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keagenan diproksikan dengan free cash flow ratio (FCFR), total asset turnover ratio"

Yuliani Wibowo
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh biaya keagenan dengan kinerja perusahaan pada perusahaan non finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun menggunakan regresi linier berganda. Biaya keagenan diproksikan dengan free cash flow ratio (FCFR), total asset turnover ratio (TAT), dan administrative expense ratio (ADE), sedangkan kinerja perusahaan diproksikan dengan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa free cash flow ratio (FCFR) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini bertentangan dengan hipotesis awal yang menyatakan sebaliknya. Hasil pengujian ini terdukung oleh penelitian sebelumnya oleh Wang (2010) yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian dari Jensen (1986) dan Freund et al. (2003) yang menunjukkan bahwa free cash flow berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini diprediksi disebabkan oleh para manajer yang memiliki kepentingan yang besar terhadap kinerja perusahaan karena berkaitan dengan insentif dan keamanan jenjang karir mereka, sehingga tingkat free cash flow ratio (FCFR) yang tinggi disebabkan oleh efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan yang dapat meningkatkan peluang berinvestasi dimasa depan. Hal ini juga berkaitan dengan 65

2 penggunaan indikator kinerja perusahaan. Free cash flow lebih tepat digunakan sebagai indikator untuk mengukur nilai perusahaan. Pengujian hipotesis 2 menyimpulkan bahwa total asset turnover ratio (TAT) memiliki pengaruh positif signifikan dengan kinerja perusahaan, sesuai dengan hipotesis awal. Hasil penelitian ini terkonfirmasi dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang (2010) dan Austin dan Chen (2007) yang menyatakan bahwa total asset turnover ratio (TAT) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut disebabkan semakin tinggi total asset turnover ratio (TAT) mengindikasikan kemampuan perusahaan yang efektif dan efisien untuk menggunakan aset untuk operasional perusahaan yang akan berimbas pada peningkatan kinerja perusahaan. Pengujian hipotesis 3 menghasilkan informasi bahwa administrative expense ratio (ADE) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi administrative expense ratio (ADE) maka semakin rendah kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian sebelumnya oleh Wang (2010) dan Austin dan Chen (2007) yang menyatakan bahwa administrative expense ratio (ADE) berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Para peneliti berpendapat bahwa administrative expense ratio (ADE) yang tinggi menunjukkan pemborosan oleh manajer sehingga menyebabkan tingginya komponen selling, general & administrative expense (SG&A) sebagai pengurang nilai EBIT yang pada akhirnya berimbas pada penuruanan kinerja perusahaan (ROA dan ROE). 66

3 Penelitian ini menggambarkan tiga proksi dari biaya keagenan dan hubungannya dengan kinerja perusahaan. Proksi TAT dan ADE telah sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan diawal, namun tidak dengan FCFR. Oleh karena itu jika biaya keagenan benar-benar berkorelasi negatif dengan peforma perusahaan, maka total asset turnover ratio (TAT) dan administrative expense ratio (ADE) adalah proksi yang lebih tepat digunakan untuk mengukur biaya keagenan. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan acuan bagi peneliltian berikutnya sehingga dapat memberikan sumbangsih pada dunia pendidikan lebih baik, antara lain: 1. Penelitian fokus pada pengaruh biaya keagenan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA dan ROE, namun belum membicarakan mengenai nilai perusahaan. 2. Penelitian ini memasukkan free cash flow ratio sebagai proksi biaya keagenan yang justru menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan dua proksi lainnya. 3. Periode observasi yang relatif pendek hanya 5 tahun ( ). Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode observasi yang lebih panjang. 4. Penelitian ini tidak memasukkan pengaruh dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tahun Sampel yang digunakan terbatas pada perusahaan non finansial 6. Memasukkan dummy variabel industri untuk mengetahui perbedaan antar industri. 67

4 5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan penelitian selanjutnya dapat memberikan pemikiran baru mengenai proksi yang dapat dipakai untuk biaya keagenan. Hal ini terkait dengan masih sangat luasnya faktor yang dapat digunakan sebagai proksi biaya keagenan yang juga diprediksi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan periode observasi yang lebih panjang dan membedakan periode sebelum krisis dan setelah krisis. Salah satu hasil penelitian ini menyatakan bahwa salah satu proksi dari biaya keagenan, yaitu free cash flow ratio (FCFR) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut tidak dapat mendukung hipotesis 1 sekaligus teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen (1986), namun penelitian dari Wang (2010) di Taiwan yang menyatakan hal serupa. Wang (2010) memprediksi salah satu penyebabnya adalah manajemen yang memiliki kepentingan yang besar terhadap kinerja perusahaan, semakin tinggi kinerja perusahaan maka insentif yang diterima pun semakin tinggi. Oleh karena itu perlu ditinjau lebih dalam mengenai alasan terjadinya fenomena tersebut di Indonesia. Penelitian dapat menginvestigasi mengenai motivasi manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dikaitkan dengan teori keagenan. Penelitian selanjutnya dapat menginvestigasi lebih lanjut mengenai free cash flow ratio pada penelitian-penelitian lain. Jika hasilnya konsisten, variabel free cash 68

5 flow ratio mungkin dapat dipisahkan dari proksi biaya keagenan, sehingga berdiri sendiri sebagai satu variabel tertentu, bukan proksi dari biaya keagenan. Penelitian selanjutnya diekspektasikan dapat memasukkan nilai perusahaan sebagai salah satu variabel yang diteliti, yang notabene tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Selain itu juga karena di Indonesia masih minimnya penelitian yang menggunakan variabel nilai perusahaan yang dikaitkan dengan teori keagenan. Kriteria sampel juga dapat diperluas dengan memasukkan perusahaan finansial, seperti bank, asuransi, leasing, dan jasa keuangan lainnya, sebagai sampel dengan konsekuensi mengganti beberapa variabel agar hasilnya tidak bias. 5.4 Implikasi 1. Bagi Investor Investor dapat memberikan capaian target kinerja perusahaan sebagai alat untuk menentukan kompensasi para manajer. Sehingga diharapkan manajer akan mengambil keputusan sebaik-baik untuk kepentingan perusahaan. Mengetahui hubungan positif antara free cash flow raio dan kinerja perusahaan, investor dapat melakukan intervensi dan memberlakukan kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Sembari di sisi lain memberikan kompensasi yang sepadan kepada manajer. Investor dapat mempertimbangkan pemberian saham kepada manajer untuk meningkatkan insider ownership dimana manajer yang memiliki saham dalam 69

6 perusahaan memiliki kepentingan yang lebih tinggi terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Ketika melihat tingkat free cash flow yang tinggi dalam perusahaan, investor dapat memberikan pengawasan yang lebih ketat terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan oleh manajer untuk menghindari pemilihan proyek dengan NPV negatif. 2. Bagi Manajer Manajer diharapkan dapat melakukan pengambilan keputusan sebaik-baik untuk kepentingan perusahaan, teruma dalam hal pemilihan proyek dan penggunaan free cash flow. Manajer diharapkan dapat mengambil keputusan dengan bijak sehingga tak hanya berdampak positif bagi perusahaan namun juga berdampak positif terhadap karir dan kompensasi yang didapatnya. 3. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum dan pemahaman mengenai hubungan antara biaya keagenan dengan kinerja perusahaan sehingga dapat ditemukan mekanisme penyelesaian konflik keagenan antara manajer dan investor. Di sisi lain penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber informasi bagi penelitian lain di kemudian hari. 70

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk membuat keputusan-keputusan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk membuat keputusan-keputusan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manajer keuangan dalam sebuah perusahaan memiliki tugas yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk membuat keputusan-keputusan keuangan yang tepat dalam