BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. XYZ merupakan pelopor dan perusahaan yang inovatif di industri semen yang berkembang di Indonesia, baik pasar perumahan, bangunan komersial dan proyek infrastruktur yang luas. Perusahaan dimana satu satunya penyedia layanan yang terintegrasi meliputi 9 tipe semen, beton jadi dan agregate. PT. XYZ juga membangun usaha waralaba unik yang lengkap, solusi perumahan yang terjangkau dengan konsep rumah tumbuh, mengembangkan kemampuan lebih dari 3000 tukang bangunan, memiliki lebih dari 43 waralaba dan sekitar 9000 toko bangunan yang tersebar di seluruh pulau Jawa. PT. XYZ merupakan yang pertama di pasar untuk produk minimix yang dapat dijangkau oleh pemilik rumah melalui telepon, dengan pelayanan beton jadi pada hari yang sama dan merupakan yang pertama untuk batching plant beton yang bergerak. Semintar tentang praktek terbaik di industri konstruksi dalam pengecoran 53

2 berskala besar untuk fondasi bangunan tingkat bertingkat telah dilaksanakan dengan baik. PT. XYZ merupakan pelopor dalam menciptakan pusat pendidikan profesional baik kejuruan maupun keahlian manajerial melalui Akademi Holcim Indonesia sehingga menjadi ajuan bagi siswa-siswa di Asia Tenggara. Pangsa pasar perusahaan adalah di Pulau Jawa dimana dioperasikan 2 pabrik dan satu tempat penggilingan dengan total kapasitas terpasang 8,5 juta ton. PT. XYZ juga mengoperasikan banyak tempat pengolahan beton dan tambang batu di Jawa disamping jaringan logistik dan gudang penyimpangan. Geocycle merupakan operasional berbeda yang memberikan jasa bagi penghasil limbah di industri, limbah rumah tangga dan limbah pertanian. PT. XYZ merupakan pelopor penghancuran gas CFC ozon yang aman dan satu-satunya fasilitas yang ada di Asia Tenggara. PT. XYZ mendapatkan karbon kredit dalam UNFCCCC melalui Mekanisme Produksi Bersih untuk proses co-processing biomasa dan memusnahkan emisi CO 2 dari pembusukan limbah pertanian yang tidak terpakai. Pada tahun 2008 merek Serba Guna memperoleh penghargaan Superbrand yang pertama kali untuk industri semen dan juga memperoleh penghargaan pertama untuk kategori lingkungan dalam Sustainable Development Reporting Awards. Pada tahun yang sama kami juga memperoleh penghargaan dari Presiden Republik Indonesia untuk keselamatan kerja, pada tahun 2006 meraih penghargaan dari Dupont/Warta Ekonomi sebagai "Most caring company for safety" serta 54

3 mendapatkan medali emas dari Kepolisian Republik Indonesia untuk manajemen keamanan. Facts and Figures PT. XYZ mengoperasikan dua pabrik semen di Narogong, Jawa Barat dan Cilacap, Jawa Tengah serta pabrik penggilingan semen di Ciwandan, Banten. Kapasitas produksi semen tahunan sebesar 8,5 juta ton Mempekerjakan lebih dari 2,300 karyawan PT. Holcim Beton merupakan anak usaha yang mengoperasikan beton jadi dan aggregate Berdiri pertama kali sebagai PT XYZ pada 1971, perusahaan pertama yang terdaftar di Bursa Efek tahun 1977 Visi: Menjadi yang terbaik dalam hal kinerja dan kami menjadi perusahaan Indonesia yang paling diakui di dalam industri, masuk kategori terbaik di dalam Grup XYZ. Misi: PT. XYZ, melalui manufaktur dan penjualan semen, beton, agregat dan pengembangan sumber daya manusia, kami memberikan keuntungan yang maksimal kepada para pemegang saham, serta mempertahankan tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingan. 55

4 Investor Relations PT. XYZ tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode SMCB. Perusahaan merupakan yang pertama tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1977 dan tercatat aktif diperdagangkan di bursa. Memiliki total lembar saham yang saat ini tercatat di bursa per 31 Desember 2008 dimana sebanyak lembar saham atau setara dengan 12,25% dimiliki oleh publik. XYZ Group, melalui anak perusahaannya memegang mayoritas saham sebesar 77,33% atau sebanyak lembar saham. Sisanya sebesar 10,41%, setara dengan lembar saham dimiliki oleh investor asing. Group Kami merupakan produsen semen, agregate,beton jadi dan aspal secara global yang terkemuka beseta jasa layanan pendukungnya. Perusahaan kami berdiri pada tahun 1912, yang berhubungan dengan konstruksi sebuah pabrik semen di Holderbank, Switzerland. Pada awal tahun 1920, Holcim berinvestasi secara selektif di Eropa dan negaranegara lain. Perusahaan juga telah terdaftar dalam SWX Swiss Exchange sejak tahun Saat ini, Group XYZ telah beroperasi di lebih dari 70 negara di seluruh benua dan mempekerjakan kurang lebih karyawan. 56

5 Business Segment Semen PT. XYZ memiliki produksi tahunan sekitar 7 juta ton klinker dan semen yang merupakan kombinasi dari semen berkualitas tinggi dalam berbagai sak dan curah baik untuk pelanggan domestik maupun pasar ekspor di regional. Solusi Rumah Sebuah paradigma baru bagi sektor semen dan bahan material di Indonesia, Solusi Rumah menyediakan segala sesuatunya dalam satu lokasi untuk pemilik rumah dengan rancangan yang fleksible, informasi harga, jenis bahan bangunan, tukang yang terlatih dan akses ke perbankan untuk pelanggan yang ingin mengajukan kredit di bank. Agregate Mengoperasikan tambang mulai dari Maloko Jawa Barat hingga Jeladri di Jawa timur, PT. XYZ memposisikan sebagai penyedia segala kebutuhan bagi sektor konstruksi dalam hal batu pecah, kerikil dan pasir. PT. XYZ menyediakan proyek komersial dan infrastruktur berskala besar begitu pula dengan Holcim Beton melalui produksi beton jadi. Beton Holcim Beton, merupakan anak usaha dari PT. XYZ yang beroperasi selama 24 jam perhari dalam jariangan pabrik pengolahan 57

6 beton, pengolahan beton yang bergerak, mini mixer dan juga truk mixer kami untuk memastikan pesanan sampai dengan cepat dan tepat waktu. Geocycle Geocycle menyediakan jasa pengolah limbah yang aman, terpercaya dan terjamin untuk seluruh limbah industri. Keahlian dan pengalaman kami memberikan keamanan dan solusi yang lengkap bagi limbah yang tidak diinginkan. Sustainable Development Visi dan Strategi PT. XYZ sangat berkomitmen pada Pembangunan Berkelanjutan (PB) Hal ini berarti sejalan dengan pertumbuhan usaha, kami juga memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi untuk meningkatkan mata pencaharian dan standar hidup serta bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya lingkungan untuk membantu generasi yang akan dating sehingga dapat memenuhi sumber kebutuhannya. PB merupakan hal pokok pada merek dan reputasi kami yang membedakan kami di pasar yang kompetitif. Hal ini tertuang dengan jelas dalam sistem manajemen perusahaan. Merupakan hal yang selalu kami sampaikan kepada para pemangku kepentingan kami. Dan hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup sehari-hari para karyawan. 58

7 Kami mengukur kinerja maka melalui triple bottom line: Ekonomi: Bagaimana kami bekerja dengan toko, pengusahan semen danbeton, tukang dan sektor konstruksi pada umumnya Lingkungan: Bagaimana kami mengelola sumber daya alami dan dampak dari operasioanl kami terhadap iklim dan ekosistem serta bagaimana kami mengembalikan hal ini kepada masyarakat seperti pengolahan limbah pertanian dan limbah lainnya Sosial: Bagaimana kami berperan penting untuk membantu masyarakat sekitar, kepedulian dan kontribusi pada bidang pendidikan, keselamatan dan keamanan, kesehatan dalam keseharian sesuai dengan kebutuhan baik pandangan lokal dan internasional Manajemen Sumber Daya Manusia (Struktur Organisasi) HR Directorate Fungsi HRD sebagai mitra karyawan yang meliputi dua fungsi utama yaitu Holcim Academy dan Layanan Umum HR. Holcim Academy (HA) Memiliki fungsi dalam penyelenggaraan pengembangan potensi sumber daya manusia dalam mendukung keberlangsungan bisnis perusahaan. HA memiliki tiga pilar yaitu : Talent Management; sebuah departemen yang melaksanakan proses pengkaderan karyawan dari mulai proses identifikasi, profiling hingga kepada pemetaan jenjang karir karyawan yang berprestasi guna dapat memenuhi penyediaan tenaga terampil 59

8 untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. Learning and Development (L&D); adalah departemen dimana proses pengembangan keterampilan selalu dibina dan ditingkatkan sehingga terciptanya budaya profisiensi dikalangan karyawan. L&D menitikberatkan pada pengembangan performansi karyawan dengan standarisasi kompetensi di bidang kepemimpinan/leadership dan fungsional kerja. Organizational Performance Improvement (OPI); Adalah suatu departemen dimana diselenggarakannya proses aplikasi dari pembelajaran pada lingkungan kerja supaya terciptanya peningkatan prestasi kerja yang positif dengan berdampak pada efisiensi ongkos kerja. OPI mengfokuskan pada aplikasi dan keberlangsungan pengetahuan kerja, sehingga dapat merubah pola pikir dan tingkah laku kerja melalui pembelajaran yang interaktif. HR Services Fungsi layanan umum ini adalah memberikan bentuk pelayanan karyawan yang meliputi segenap layanan guna terciptanya bentuk sinergi dan kordinasi yang baik antara perusahaan dan karyawan, termasuk didalamnya adalah layanan tentang paket remunerasi, pajak penghasilan, asuransi tenaga kerja dan jaminan sosial tenaga kerja. 60

9 Terdapat tiga bentuk layanan HR yaitu : HR Operation memerankan posisi HR sebagai mitra strategis bagi karyawan. Program kerjanya antara lain: Employee Service Menyediakan layanan delivery fasilitas perusahaan ke karyawan baik intern maupun ektern ke luar perusahaan seperti Asuransi jiwa, Jamsostek, ID Cards, dll. HR Representative mempunyai fungsi menyediakan layanan operasional HR untuk karyawan. HR Contract and Outsourcing menyediakan layanan operasional yang berhubungan dengan status kontrak dan outsourcing empowerment. HR Performance Management memerankan penggalangan peran yang sinergi dan terkordinasi secara baik dengan karyawan. Organizational Development memposisikan sebagai mitra yang strategis bagi karyawan khususnya membantu dalam perancangan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi dalam skala besar. Layanan yang disediakan OD mencakup semua kegiatan seperti Organization Planning and Changes, termasuk Recruitment, Manpower Planning, Employee Movements, and Job Evaluation. 61

10 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. XYZ Data Permintaan Konsumen Pengumpulan data permintaan konsumen yang aktual dilakukan dan didapatkan di PT. XYZ dengan mangacu pada order yang diterima dari konsumen. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 12 bulan, yaitu mulai Januari Desember Tabel 4.1 Permintaan Semen

11 Untuk mengidentifikasi pola historis data actual permintaan diatas, maka dibuat grafik dari data tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini: Gambar 4.2 Permintaan Semen Data Perencanaan Kebutuhan Material Merupakan daftar kebutuhan material dalam menghasilkan semen serba guna 50 Kg adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Kebutuhan Material Data Struktur Produk (BOM) Merupakan daftar dari semua material, parts, dan subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly. MRP menggunakan BOM sebagai basis untuk perhitungan banyaknya setiap material yang dibutuhkan untuk 63

12 setiap periode waktu. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan struktur produk semen serba guna 50 Kg: Gambar 4.3 Bill of Material Semen serba guna Struktur biaya Untuk menganalisa data dalam MRP, juga dibutuhkan data harga bahan baku, data biaya pesan, dan data biaya simpan. Dalam penulisan ini data harga bahan baku didapat dari hasil penelitian di PT. Holcim Indonesia Biaya pemesanan meliputi biaya administrasi, biaya permesinan, dan biaya karyawan sebesar % dari bahan baku per unit per periode. Sedangkan untuk bniaya penyimpanan telah ditetapkan oleh perusahaan sebesar dari harga bahan baku per unit per periode. Tabel harga bahan baku pembuatan semen serba guna selengkapnya disajikan dalam table berikut ini: 64

13 Tabel 4.3 Harga Material Proses Produksi Secara garis besar, proses produksi semen yang berada di PT. XYZ unit Cilegon, Banten adalah sebagai berikut: Proses yang terjadi di unit ini yaitu proses penggilingan akhir dimana semua bahan material yaitu clinker, gypsum, dan additive di timbang menurut komposisinya masing-masing yang telah ditentukan oleh pihak Quality Assurance untuk memastikan kualitas produk akhir sesuai standar yang ditetapkan. Setelah ditimbang ketiga bahan material tersebut di masukkan kedalam ball mill yang berputar (alat yang berbentuk silinder horizontal dengan panjang 13 m dan berdiameter 4.8 m, berisi bola-bola baja sebagai media untuk menghaluskan material). Proses yang terjadi didalamnya yaitu penggilingan/pengahalusan material, pencampuran material, dan pengeringan material akibat panas yang dihasilkan dari tumbukan baik antara bola-bola baja maupun dengan material. Kemudian material akan keluar dari ball mill karena hisapan fan dan akan di angkut secara vertical dengan menggunakan bucket elevator menuju separator. Separator berfungsi untuk memisahkan semen yang halus dengan semen yang masih kasar. Semen yang halus akan menjadi produk yang di transport dan disimpan di dalam silo semen. Semen yang masih kasar akan 65

14 di transport untuk dikembalikan ke dalam ball mill dan mengalami proses penggilingan ulang. Produk semen yang ada di silo semen selanjutnya akan di kantongi sesuai ukuran kantong yang ditentukan dalam proses packing dengan menggunakan mesin packer. Kemudian di distribusikan ke area pemasaran yang sudah ditentukan. 4.2 Pengolahan Data Untuk menentukan peramalan periode mendatang, tulisan ini menggunakan tiga metode yaitu: Metode Trend Linear, Metode Eksponensial Smoothing α = 0,1 0,5 dan Metode Moving Average. Lalu ditentukan nilai terkecil dari MSE, MAD dan MAPE dari masing-masing metode. Setelah terpilih satu metode yang terbaik lalu diuji keakuratannya. A. Peramalan Metode Trend Linear Peramalan metode ini terlebih dahulu harus dicari nilai slope (b), dan nilai interceptnya (a), untuk memudahkan perhitungan dalam penggunaan semen serba guna 50 kg, maka dibuatlah tabel berikut: 66

15 Tabel 4.4 Perhitungan Metode Trend Linear Dari tabel diatas, dapat digunakan untuk menghitung nilai slope (b) dan nilai intercept (a) dengan menggunakan rumus: y = a + b.t a. Menghitung nilai slope: b n n td t ( t) t = 2 2 t d t b. Menghitung nilai intercept: a 2 t n d t ( t) t = 2 2 t td t Sehingga didapat persamaan y = , ,25 (t) SEE = [Σ(d-d ) 2 /(n-f)] = MAD = Σ (d d ) / n = MAPE = (100/n)*Σ d (d /d) = 10,46 67

16 B. Metode Eksponensial Smoothing F ) F t+ 1 = αdt + (1 α t Keterangan: Ft+1 = Ramalan untuk periode berikutnya Dt = Demand aktual pada periode t Ft = Peramalan yg ditentukan sebelumnya untuk periode t α = Faktor bobot (0 < α < 1) yang ditentukan secara subjektif Tabel 4.5 Perhitungan ES dengan menggunakan α = 0.1 SEE = [Σ(d-d ) 2 /(n-f)] = MAD = Σ (d d ) / n = MAPE = (100/n)*Σ d (d /d) = 17,21 Perhitungan SEE, MAD, dan MAPE untuk ES dengan α = 0.2 0,5 akan ditampilkan dalam rekapan perhitungan dengan metode lain. 68

17 Tabel 4.6 Perhitungan ES dengan menggunakan α = 0.2 Tabel 4.7 Perhitungan ES dengan menggunakan α =

18 Tabel 4.8 Perhitungan ES dengan menggunakan α = 0.4 Tabel 4.9 Perhitungan ES dengan menggunakan α = 0.5 C. Metode Rentang Bergerak (Moving Average) Rumus metode Moving Average yaitu: d t = (dt-1 + dt-2 +.dt-m) / m dimana: m = jumlah periode yang digunakan d t dt = ramalan permintaan periode t = permintaan actual periode t 70

19 Adapun nilai m yang akan dipakai dalam perhitungan ini yaitu 2,3,4,5, dan 6. Tabel 4.10 Perhitungan MA dengan menggunakan m = 2 Tabel 4.11 Perhitungan MA dengan menggunakan m = 3 71

20 Tabel 4.12 Perhitungan MA dengan menggunakan m = 4 Tabel 4.13 Perhitungan MA dengan menggunakan m = 5 Tabel 4.14 Perhitungan MA dengan menggunakan m = 6 72

21 Langkah selanjutnya adalah memilih metode peramalan yang terbaik dengan menghitung MSE, MAD, dan MAPE setiap metode yang digunakan. Melihat MSE, MAD dan MAPE, maka metode trend linear adalah metode terbaik (dibanding metode yang lain yang dicoba). Tabel 4.13 Rekap Perhitungan MSE, MAD dan MAPE Pengujian verifikasi hasil peramalan Langkah selanjutnya dalam menentukan metode peramalan terbaik adalah melakukan pengujian verifikasi (pemeriksaan) dengan menggunakan peta moving range dengan membandingkan nilai peramalan trend linear. Untuk menghitung nilai MR dan dimasukkan ke dalam tabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 73

22 MR = d t dt d t-1 dt-1 Keterangan : d t = ramalan pada bulan ke t dt = kebutuhan pada bulan ke t d t 1 = ramalan pada bulan ke t-1 dt 1 = kebutuhan pada bulan ke t-1 Dan kemudian diperoleh apakah hasil peramalan yang dilakukan berada pada batas kontrolnya atau berada diluar batas kontrolnya. Dilakukan dengan menghitung peta kendali: n 1 MRi MR = i= 1 n 1 UCL = + 2,66MR LCL = 2,66MR CL = 0 Dimana: UCL = batas kendali atas LCL = batas kendali bawah CL = batas kendali pusat (tengah) Perhitungan CL didapat , UCL = , dan LCL = sehingga dapat digambarkan seperti berikut 74

23 UCL= CL= LCL= Gambar 4.4 Moving Range Dari hasil pemeriksaan dan pengendalian data peramalan metode Trend Linear tersebut maka dapat dikatakan bahwa peramalan tersebut valid dan layak untuk digunakan karena seluruh data hasil peramalan dapat dikontrol dalam peta kendali rentang bergerak. Agar didapatkan data peramalan yang lebih akurat, dimana selisih antara permintaan dengan peramalan kecil, maka harus dilakukan control yang terus menerus. Perbaikan harus dilakukan secepatnya ketika diketahui bahwa hasil peramalan berada diluar batas kendali, dan harus dilakukan perhitungan ulang untuk peramalan baru. Perencanaan Kebutuhan Material Berdasarkan MRP MRP mempunyai elemen-elemen atau bagian yang mempengaruhi perhitungan adalah: Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), status persediaan, dan spesifikasi produk (Bill of Material). 75

24 Status Persediaan Catatan status persediaan menyimpan informasi yang lengkap tentang keadaan persediaan. Status persediaan di tangan, penulis mengasumsikan adalah 0 (nol). Struktur Produk (Bill of Material) Data BOM ini adalah spesifikasi produk yang saling berhubungan untuk perencanaan bahan dapat dilihat pada gambar 4.3. Dari data diatas (data persediaan, MPS, dan BOM) kemudian dilakukan perencanaan kebutuhan bahan dengan menggunakan sistem MRP dan memiliki empat langkah utama yang harus diterapkan satu per satu pada periode perencanaan. Adapaun langkah-langkah tersebut adalah: a. Perhitungan kebutuhan bersih (netting), dimana dilakukan dengan mengacu pada jadwal produksi (Master Production Schedule) b. Penentuan ukuran lot pemesanan (lotting), dimana dilakukan dengan metode Lot for Lot dan Economic Order Quantity. Metode ini digunakan dengan mengacu pada kebutuhan bersih (netting) setiap menentukan ukuran lot. c. Penentuan rencana pemesanan (offsetting), dimana dilakukan dengan mengacu pada ukuran lot yang akan dipesan dengan memperhitungkan pula lead time yang dimiliki setiap bahan baku. 76

25 d. Perhitungan komponen dibawah level (exploding), dimana perhitungan ini dilakukan dengan melanjutkan perhitungan pada produk (level 0) atau bahan level 1 ke level selanjutnya. Perhitungan MRP Pada Bahan Baku Semen Serba Guna 50 Kg Perhitungan menggunakan metode Lot For Lot Teknik ini adalah teknik lot sizing yang paling sederhana dan paling mudah dimengerti. Pada teknik ini pemenuhan kebutuhan bersih dilakukan disetiap periode yang dibutuhkan, sedangkan besar ukutan pemesanan adalah sama dengan kebutuhan bersih yang harus dipenuhi pada periode yang bersangkutan. Pendekatan ini memperkecil biaya penyimpanan dan biasanya untuk purchase item yang mahal dan setiap item dengan tingkat permintaan yang tidak berkesinambungan tinggi. Perhitungan persediaan didapat dari (rencana pemesanan + persediaan) (kebutuhan bersih). Biaya pemesanan = (berapa kali rencana pemesanan) x (biaya pemesanan) Biaya penyimpanan = (total persediaan bahan baku yang disimpan) x (biaya penyimpanan). Biaya total = (biaya pemesanan) + (biaya penyimpanan). Total Biaya dengan Teknik LFL = Biaya pemesanan = 12 x =

26 78

27 79

28 80

29 Perhitungan Menggunakan Metode Economic Order Quantity Penentuan nilai Q berdasarkan rumusan pada bab landasan teori, maka didapat nilai Q sebagai berikut: EOQ = 2AD/H Pengolahan data: Perhitungan EOQ Clinker = 2AD/H = 2* /12*60.000/1.000 = Perhitungan EOQ Gypsum = 2AD/H = 2*9.133/12*60.000/1.000 = 302 Perhitungan EOQ Additive = 2AD/H = 2*82.200/12*1.000/1.000 = 117 Perhitungan EOQ Kantong = 2AD/H = 2* /12*500/200 = Total Biaya Teknik EOQ = biaya pesan + biaya simpan = Biaya Pesan = Clinker (60.000*191) + Gypsum (60.000*30) + Additive (1000*702) + Kantong (500*4681) = Biaya Simpan = Clinker (1000*14674) + Gypsum (1000*1760) + Additive (1000*710) + Kantong (200*10075) =

30 82

31 83

32 Perhitungan Menggunakan Metode Fixed Period Requirement Metode ini menggunakan konsep pemesanan dengan interval konstan tetapi jumlah yang dipesan merupakan penjumlahan dari pada permintaan pada periodeperiode yang tercakup. Perhitungan persediaan didapat dari (rencana pemesanan + persediaan) (kebutuhan bersih). Biaya pemesanan = (berapa kali rencana pemesanan) x (biaya pemesanan) Biaya penyimpanan = (total persediaan bahan baku yang disimpan) x (biaya penyimpanan). Biaya total = (biaya pemesanan) + (biaya penyimpanan) Pengolahan data: Total Biaya Teknik FPR = biaya pesan + biaya simpan = Biaya Pesan = Clinker (60.000*4) + Gypsum (60.000*4) + Additive (1000*4) + Kantong (500*4) = Biaya Simpan = Clinker (1000* ) + Gypsum (1000*19.650) + Additive (1000* ) + Kantong (200* ) =

33 85

34 86

35 Perhitungan Menggunakan Metode Fixed Order Quantity Dalam memecahkan metode ini penulis menggunakan intuisi, karena sesuai dengan teori yang ada bahwa metode ini tidak memperlihatkan kapasitas produksi, fasilitas, jumlah dan metode ini berprinsip pada order quantity tetap dengan interval waktu yang berubah. Dimana dalam penentuan rencana pemesanan ditetapkan berdasarkan pengalaman yang telah ada dan intuisi. Perhitungan persediaan didapat dari (rencana pemesanan + persediaan) (kebutuhan bersih). Biaya pemesanan = (berapa kali rencana pemesanan) x (biaya pemesanan) Biaya penyimpanan = (total persediaan bahan baku yang disimpan) x (biaya penyimpanan). Biaya total = (biaya pemesanan) + (biaya penyimpanan) Pengolahan data: Total Biaya Teknik FOQ = biaya pesan + biaya simpan = Biaya Pesan = Clinker (60.000*4) + Gypsum (60.000*10) + Additive (1000*6) + Kantong (500*7) = Biaya Simpan = Clinker (1000* ) + Gypsum (1000*6.650) + Additive (1000*86.854) + Kantong (200* ) =

36 88

37 89

38 Perhitungan Menggunakan Metode Part Period Balancing Perhitungan ini dengan memperhitungkan atau akumulasi dari permintaan sebelumnya. Perhitungan persediaan didapat dari (rencana pemesanan + persediaan) (kebutuhan bersih). Biaya pemesanan = (berapa kali rencana pemesanan) x (biaya pemesanan) Biaya penyimpanan = (total persediaan bahan baku yang disimpan) x (biaya penyimpanan). Biaya total = (biaya pemesanan) + (biaya penyimpanan) Pengolahan data: Total Biaya Teknik PPB = biaya pesan + biaya simpan = Biaya Pesan = Clinker (60.000*4) + Gypsum (60.000*4) + Additive (1000*4) + Kantong (500*4) = Biaya Simpan = Clinker (1000* ) + Gypsum (1000*19.650) + Additive (1000*83.781) + Kantong (200* ) =

39 91

40 92

41 93

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

PT Holcim Indonesia Tbk

PT Holcim Indonesia Tbk PT Holcim Indonesia Tbk RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Presentasi Paparan Publik Hotel Crowne Plaza, Jakarta 18 April 2011 1 Visi kami untuk menyediakan kondisi berkehidupan yang sehat bagi masa depan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analis Peramalan Berdasarkan data permintaan penjualan minuman serbuk merk A6 dari bulan Jan Dec 2012 dapat dibuat grafik untuk mengetahui pola permintaan tersebut. Dari hasil grafik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha A B S T R A K Negara Indonesia saat ini masih menyandang status sebagai negara berkembang dan masih terus melakukan pembangunan besar-besaran di berbagai bidang. Termasuk pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi order dari konsumen, perusahaan perlu meningkatkan kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BATUBARA FX DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BATUBARA FX DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BATUBARA FX DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING MUHAMMAD ARIEF 1, SUPRIYADI 2 dan DADI CAHYADI 3, E-mail: arief72gar@gmail.com 1, supriyadimti@gmail.com 2, dadicahyadi2012@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perusahaan PT.YPP adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang obatobatan (Jamu). Terletak di jalan Pulo Buaran Raya Blok X no.6 Kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1 3.1 PERSEDIAAN BAB III TINJAUAN PUSTAKA Maryani, dkk (2012) yang dikutip oleh Yudhistira (2015), menyatakan bahwa persediaan barang merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sektor perusahaan industri manufaktur semakin berkembang. Perkembangan dalam industri manufaktur dapat dilihat dengan adanya persaingan bisnis yang ketat.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA BAHAN BAKU BRISPACK J VARNISH

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA BAHAN BAKU BRISPACK J VARNISH PERENCANAAN KEBUTUAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA BAAN BAKU BRISPACK J VARNIS Sonn Koeswara 1, Resa Taruna Suhada 2 Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada diagram 3.1 Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - Data Produksi - Data Kebutuhan bahan baku - Inventory Master

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN: MANAJEMEN PENGADAAN MATERIAL BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) STUDI KASUS: REVITALISASI GEDUNG KANTOR BPS PROPINSI SULAWESI UTARA Inggried Limbong H. Tarore, J. Tjakra,

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Gunawan Wibisono 1*, Sri Rahayuningsih 2, Heribertus Budi Santoso 3 1,2,3) Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 )

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL PEMBUATAN PRODUK OBAT COSTAN FORTE, MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DI PT. SAMCO FARMA, TANGERANG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Perencanaann Kebutuhan Material atau MRP dimulai setelah inputnya yaitu Jadwal Induk Produksi, Struktur Produk dan Catatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN Oleh : Arinda Yudhit Bandripta 3107.100.551 Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, Ms LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi,

BAB II LANDASAN TEORI. dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, Landasan Teori 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Produksi Produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk pembuatan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel,

Lebih terperinci

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Isi Lembar Pengesahan... i Lembar Pernyataan... ii Abstrak... iii Lembar Peruntukan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiv Bab

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya Nazar J Kristiawan Dr. Lilia Pasca Riani,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi merupakan suatu proses kegiatan aliran atau penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Distribusi memerlukan perencanaan, dan pengendalian

Lebih terperinci

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Pengendalian Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning di PT. Alcorindo Sejahtera

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Pengendalian Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning di PT. Alcorindo Sejahtera UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 Pengendalian Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning di PT. Alcorindo Sejahtera

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap 2006/2007 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT. KARA SANTAN PERTAMA ABSTRAK JOHANDA

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA USAHA DAGANG (UD) MITRA USAHA KAYU DI KABUPATEN ENREKANG Arminas 1*, Neno Ikranegara 2 1,2 Prodi Teknik & Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI Feby Kartika Sari dan Retno Indryani Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Metode SEE MAD MSE MAPE

Metode SEE MAD MSE MAPE BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Peramalan 5.1.1 Metode Peramalan Linear Tabel 5.1 Hasil perhitungan akurasi peramalan produk Benang TZC 32 dengan metode Linear Linear 145.31 104.89 17594.78 32.29 Dari tabel

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2004 / 2005 USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Sherly Monaco

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Teknik Part Period Balancing Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Perencanaan

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KLOSET TIPE CE-6 DALAM MEMINIMALISASIKAN BIAYA PADA PT SURYA TOTO INDONESIA TBK

USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KLOSET TIPE CE-6 DALAM MEMINIMALISASIKAN BIAYA PADA PT SURYA TOTO INDONESIA TBK Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 Semester Genap 2005/ 2006 USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KLOSET TIPE CE-6 DALAM MEMINIMALISASIKAN BIAYA PADA

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik analisa berupa wawancara, analisa dokumentasi dan observasi langsung.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA. PEMBUATAN PRODUK KECAP MANIS 620 ml DI PT.

TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA. PEMBUATAN PRODUK KECAP MANIS 620 ml DI PT. TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA PEMBUATAN PRODUK KECAP MANIS 620 ml DI PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Peramalan Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa banyak kebutuhan dimasa mendatang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan sebuah perusahaan penghasil kertas yang dalam kegiatan produksinya, perusahaan tersebut menerapkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb : a. Reorder

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Ekonomi & Bisnis Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 12Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) PPB Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement

Lebih terperinci