BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Pidie Jaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Pidie Jaya"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Pidie Jaya Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie Jaya merupakan lembaga independen non departemen yang bertugas menyelenggarakan pemilu pada Kabupaten Pidie Jaya. KIP adalah nama lain dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang di bentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Hal yang membedakan KIP Aceh dengan KPU Provinsi lainnya adalah tata cara penyaringan dan penjaringan anggota KIP. Anggota KIP Aceh berjumlah 7 orang, dibandingkan dengan KPU Provinsi lain yang berjumlah 5 orang. Sedangkan jumlah personil anggota KIP Kabupaten/Kota sama dengan KPU Kabupaten/Kota lainnya yaitu sebanyak 5 orang.kip Pidie Jaya berdiri pada tahun 2008 untuk melaksanakan pemilihan umum kepala daerah Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Pidie Jaya. 2.2 Sistem Informasi O Brien (2010) berpendapat bahwa sistem di definisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi terorganisir. Menurut Laudon (2010), Data adalah aliran fakta-fakta mentah yang merupakan peristiwa yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum mereka terorganisir dan disusun menjadi bentuk yang orang-orang dapat memahami dan menggunakarmya.

2 7 Informasi adalah data yang telah dibuat ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia (Laudon, 2010).Sementara Stair (2010) mendefinisikan Informasi sebagaikumpulan fakta yang terorganisir sehingga mereka memiliki nilai tambahan selain nilai fakta individu. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan laporan yang diperlukan (Sutabri, 2005). Menurut Laudon (2010), Sistem Informasi merupakan komponen yang saling bekerja samauntuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, pengendalian, analisis dan visualisasi dalam sebuah organisasi. Aktifitas dasar dari Sistem Informasi menurut Laudon (2010) adalah sebagai berikut : 1. Input Melibatkan penangkapan atau pengumpulan data mentah dari dalam organisasi atau dari lingkungan ekstemal untuk pengolahan dalam suatu sistem informasi. 2. Process Melibatkan proses mengkonversi input mentah ke bentuk yang lebih bermakna. 3. Output Mentransfer proses informasi kepada orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang akan digunakan. 4. Feedback Output yang dikembalikan ke anggota organisasi yang sesuai untuk kemudian membantu mengevaluasi atau mengoreksi tahap Input. Menurut O'Brien (2010), komponen dan aktivitas Sistem Informasi terdiri dari sumber daya data, hardware, software, manusia, dan jaringan untuk melakukan aktivitas input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengelolaan yang mengubah sumber daya data menjadi produk informasi.

3 8 Gambar 2.1 Komponen dan Aktifitas Sistem Informasi (O Brien,2010) 1. Sumber Daya Manusia Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi, sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi a. Pemakai akhir adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem tersebut. Mereka adalah para pelanggan, tenaga penjualan, teknisis, staf administrasi, akuntan atau para manajer. Sebagian besar dari pemakai sistem informasi dalam dunia bisnis adalah pekerja ahli, yaitu orang yang sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim serta kelompok kerja yang membuat, menggunakan dan menyebarkan informasi. b. Pakar Sistem Informasi adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi. Mereka adalah analis sistem, pembuat software, operator sistem, personal tingkat manajerial, teknisis dan staf administrasi sistem informasi lainnya. Analis sistem bertugas sebagai pendesain sistem berdasarkan pada kebutuhan informasi dari pemakai akhir. Pembuat software bertugas membuat program komputer yang di berdasarkan pada spesifikasi yang di peroleh dari analis sistem. Operatorbertugas

4 9 membantu mengawasi serta mengoperasikan sistem komputer dan jaringan yang besar. 2. Sumber Daya Hardware Konsep sumber daya pemrosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini meliputi tidak hanya mesin, seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tetapi juga semua media data, yaitu objek berwujud tempat data dicatat, dari lembaran kertas hingga disk magnetis atau optical. Contoh-contoh sumber daya hardware dalam sistem informasi berbasis komputer adalah : a. Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi pemrosesan mikro, dan berbagai periferal yang saling berhubungan. Contoh adalah sistem komputer palmtop, atau desktop. Sistem komputer berskala menengah dan sistem komputer mainframe besar. b. Periferal komputer, yang berupa peralatan seperti keyboard atau electronic mouse untuk input data dan perintah, layar video, atau printer untuk output informasi, dan disk magnetic/optikal untuk menyimpan sumber daya data. 3. Sumber Daya Software Sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi rangkaian perintah operasi dengan hardware komputer yang disebut program, rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur. Berikut ini contoh sumber daya informasi : a. Software sistem, seperti program sistem operasi, yang mengendalikan serta mendukung operasi sistem komputer. b. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi penggunaan tertentu dalam sistem komputer oleh penguna akhir. Contoh : program analisis penjualan, program pengolah kata. c. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi. Contoh ; perintah untuk mengisi formulir kertas atau menggunakan software.

5 10 4. Sumber Daya Data Sumber daya data dapat berupa angka, huruf serta karater lainnnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya. Data teks berupa kalimat yang digunakan untuk menulis komunikasi, data gambar, seperti grafik dan angkaangka.serta data dalam bentuk audio,video. Sumber daya data pada umumnya disimpan, diatur dan diakses oleh berbagai teknologi pengelolaan sumber daya data ke dalam : a. Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur. b. Dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuknya seperti fakta, peraturan. 5. Sumber Daya Jaringan Teknologi telekomunikasi dan jaringan seperti internet, intranet, dan extranet telah menjadi hal yang mendasar bagi operasi e-business dan e-commerce yang berhasil untuk semua jenis organisasi dan dalam sistem informasi berbasis komputer. Jaringan telekomunikasi terdiri dari komputer, pemroses komunikasi danperalatan lainnya yang dihubungkan antara satu dengan lainnya melalui media komunikasi serta dikendalikan melaluisoftware komunikasi. Sumber daya jaringan meliputi : a. Media komunikasi, misalnya kabel twisted-pair, kabel tembaga, kabel serat optik, teknologi gelombang mikro, seluler dan satelit yang tanpamenggunakan kabel. b. Dukungan Jaringan, dalam hal ini diperlukan banyak dukunga hardware, software, dan teknologi data untuk mendukung operasi dan penggunaan jaringan komunikasi. Contoh : pemroseskomunikasi seperti modem, prosesor antar jaringan,software pengendali, seperti software sistem operasi jaringan dan penjelajah internet. Manfaat dari sebuah sistem informasi menurut O'Brien (2010), yaitu: 1. Mendukung fungsi dariarea bisnis untuk mencapai tujuan yang mencakupbagiankeuangan, akuntansi, operasional, pemasaran, dan sumber daya manusia.

6 11 2. Untuk meningkatkan efesiensi dari proses produksi, meningkatkan produktivitas pekerja, memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan. 3. Sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan efektif yang diambil oleh manajer dan profesional bisni. 4. Untuk mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai sebuah keuntungan strategik dalam menghadapi persaingan global. 5. Sebagai komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan kehandalanjaringan bisnis masa kini. 2.3 Surat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua cetakan ketiga tahun 1994, kata surat mempunyai arti kertas dan sebagainya yang tertulis atau secarik kertas dan sebagainya sebagai tanda atau keterangan atas sesuatu yang ditulis. Menurut Ali (2009), surat adalah alat komunikasi atau sarana untuk menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari satu pihak ke pihak lain. Dewi (2011)menyatakan bahwa surat akan menjadi bagian yang vital selama budaya dan peradaban modern masih berjalan sebagaimana biasanya, sehingga surat surat berfungsi sebagai: 1. Alat pengingat paling akurat. 2. Bukti hitam di atas putih, terutama surat perjanjian. 3. Dokumen. 4. Wakil/duta dari penulisnya untuk pembaca. 5. Pedoman kerja, misalnya surat keputusan, surat instruksi, surat tugas, dan sebagainya. 6. Aspek humas, karena berdampak membina hubungan baik antara suatu lembaga dengan publiknya. Ali (2009) menyebutkan bahwa dalam suatu organisasi, surat berfungsi sebagai: 1. Alat komunikasi. 2. Wakil atau duta. 3. Bahan bukti.

7 12 4. Pedoman untuk mengambil keputusan lebih lanjut. 5. Alat untuk memperpendek dan menghemat tenaga. 6. Bukti sejarah dan bukti kegiatan. 7. Alat pengikat. 8. Alat promosi Surat Masuk Menurut Nuraida (2008), surat masuk adalah surat yang masuk ke dalam suatu instansi/perusahaan atau bagian lain pada instansi/perusahaan, baik yang berasal dari instansi/perusahaan lain atau dari bagian lain pada instansi/perusahaan yang sama Surat Keluar Nuraida (2008) berpendapat bahwa surat keluar adalah surat yang dikirim oleh suatu instansi/perusahaan atau antarbagian dalam instansi/perusahaan tersebut, ditujukan kepada instansi/perusahaan lain atau bagian lain dalam instansi/perusahaan yang sama Lembar Disposisi Lembar Disposisi adalah alat komunikasi tertulis yang ditujukan kepada bawahan yang berisi tindakan atau lanjutan dari pimpinan kepada bawahan yang berupa memo, atau perintah yang menjelaskan tentang pekerjaan apa yang seharusnya dikerjkan dan siapa penanggungjawabnya sesuai instruksi pimpinan. Disposisi biasanya merupakan tindakan yang diambil pimpinan sehubungan adanya surat masuk dari luar instansi maupun dari dalam instansi itu sendiri. 2.4 Arsip Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 mengenai Kearsipan, Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

8 13 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan antara lainbahwa Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota berkewajibanmemelihara arsip dan dokumen pemilihan umum. Menurut Haryadi (2009), Arsip menurut fungsinya terdiri dari 2 macam, yaitu arsip dinamis dan arsip statis. a. Arsip dinamis (dokumen), yaitu arsip yang setiap hari digunakan secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan b. Arsip statis, yaitu arsip yang setiap hari digunakan, tetapi tidak secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan. Arsip seperti ini tetap disimpan dengan alasan historisnya. Menurut Haryadi (2009), penyimpanan arsip bertujuan sebagai berikut : a. Sebagai pusat ingatan dan informasi jika berkas diperlukan sebagai keterangan. b. Memberi data kepada pegawai yang memerlukan data mengenai hasil hasil kegiatan dan pekerjaan pada masa lampau. c. Memberikan keterangan vital, sesuai dengan ketentuan perundang undangan Arsip Manual Menurut Sukoco (2008), Arsip manual adalah kumpulan data yang berbentuk kertas atau file-file yang tidak beraturan. Penyimpanannya dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tempat penyimpanannya lebih luas Arsip Elektronis Menurut Haryadi (2009), Arsip elektronis adalah kumpulan data yang disimpan dalam bentuk scan yang dipindahkan secara elektronik atau dilakukan dengan digital copy menggunakan resolusi tinggi, kemudian disimpan ke dalam hard drive atau optical disk.

9 14 Rolt (2007) mengemukakan pendapat bahwa manajemen kearsipan elektronik adalah pengelolaan berbagai jenis dokumen dalam organisasi yang menggunakan program komputer dan penyimpanan.sebuah sistem kearsipan elektronik memungkinkan suatu organisasi dan pengguna untuk membuat dokumen, memindai hard copy dalam bentuk elektronik dan menyimpan, mengedit, mencetak, proses, dan juga mengelola dokumen. 2.5 Eliminasi Stopwords Eliminasi stopwords merupakan penghilangan kata-kata yang frekuensinya terlalu banyak terdapat dalam dokumen.biasanya kata-kata ini tidak memiliki arti yang lebih di dalam memenuhi kebutuhan seorang pencari di dalam mencari informasi.eliminasi stopwords bermanfaat dengan adanya pengurangan ukuran strukur indeks Karena pengurangan ukuran indeks, beberapa kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan lainnya dapat juga dapat dimasukkan juga ke dalam daftar stopword. Berikut ini adalah contoh stopwords dalam bahasa Indonesia : yang, juga, dari, dia, kami, kamu, aku, saya, ini, itu, atau, dan, tersebut, pada, dengan, adalah, yaitu, ke, tak, tidak, di, pada, jika, maka, ada, pun, lain, saja, hanya, namun, seperti, kemudian. 2.6 Algoritma Turbo Boyer-Moore Algoritma Turbo Boyer-Moore adalah pengembangan dari algoritma Boyer- Moore.Algoritma Boyer-Moore adalah algoritma pencarian string yang dipublikasikan pertama kali oleh Robert S. Boyer, dan J. Strother Moore pada tahun Menurut Christian Thierry Charras dalam bukunya Handbook of Exact String Matching Algorithm mengatakan algoritma Boyer-Moore adalah algoritma yang paling efisien pada aplikasi umum.algoritma Boyer-Moore bekerja dengan memulai pencocokan pattern dari kanan bukan dari kiri. Dengan memulai pencocokan karakter dari kanan, maka akan lebih banyak informasi yang didapat. Algoritma Turbo Boyer-Moore tidak jauh berbeda dengan algoritma pendahulunya yaitu Algoritma Boyer-Moore yang melakukan pencocokan dimulai dari karakter yang paling kanan hingga karakter paling kiri pattern. Jika terjadi ketidakcocokan antara karakter paling kanan pattern dengan karakter pada text yang dicocokkan maka, karakter pada pattern akan diperiksa satu persatu untuk mendeteksi

10 15 apakah ada karakter pada teks tersebut yang sama dengan karakter pada pattern. Apabila terjadi kecocokan, maka pattern akan digeser sedemikian rupa sehingga posisi karakter yang sama antara pattern dan text terletak sejajar menggunakan dua fungsi penggeseranyaitu penggeseran good-suffix dan penggeseran bad-character. Algoritma ini tidak membutuhkan proses tambahan, hanya membutuhkan ruang tambahan untuk menyimpan faktor dari teks yang cocok dengan akhiran dari pattern selama attempt terakhir dan hanya jika penggeseran good-suffix dilakukan. Dengan demikian teknik ini memiliki dua keuntungan (Charras, 2001), yaitu: 1. Teknik ini memungkinkan segmen yang diingat tadi dilewati tanpa perlu diperiksa. 2. Teknik ini mengizinkan sebuah penggeseran turbo Penggeseran bad-character dan good-suffix pada algoritma Turbo Boyer- Mooresama dengan penggeseran yang dilakukan algoritma Boyer-Moore.Cara kerja algoritma Turbo Boyer-Moore adalah sebagai berikut: 1. Inisialisasi, karena algoritma ini menggunakan penggeseran good-suffix dan penggeseran bad-characterdari algoritma Boyer-Moore maka untuk inisialisasi dijalankan prosedur prebmbc dan prebmgs seperti algoritma Boyer-Moore. 2. Melakukan proses pencocokan karakter pada pattern dengan karakter pada teks. Jika terjadi ketidakcocokan maka dilakukan penggeseran terbesar berdasarkan tabel BmBc, tabel BmGs dan turbo shift. Sebuah penggeseran turbo pada algoritma Turbo Boyer-Moore dapat terjadi bila pada attempt yang sedang dilakukan, akhiran dari pattern yang cocok dengan teks lebih pendek dari bagian dari teks yang diingat dari attempt sebelumnya. Fase inisialisasi pada algoritma ini sama dengan fase inisialisasi pada algoritma Boyer-Moore, yaitu mempunyai kompleksitas waktu dan ruang sebesar O(n + σ) dengan σ adalah besar ruang alfabet. Sedangkan pada fase pencocokan, algoritma ini mempunyai kompleksitas waktu sebesar O(m), Jumlah pencocokan karakter pada algoritma ini adalah 2m.

11 Penggeseran Bad-Character Penggeseran bad-character yang terdiri dari mensejajarkan karakter y[i+j] dengan kemunculan paling kanan karakter tersebut di pattern, penggeseran ini diilustrasikan oleh Gambar 2.2. Dan bila karakter tersebut tidak ada di pattern, maka pattern akan disejajarkan dengan y[i+n+1], seperti yang diilustrasikan oleh Gambar 2.3. Penggeseran bad-character ini akan sering terjadi pada pencocokan string dengan ruang alfabet yang besar dan dengan pattern yang pendek yang sering terjadi di praktik pada umumnya. Hal ini terjadi karena akan banyak karakter di teks yang tidak muncul di pattern. Namun, untuk file biner, yang mempunyai alfabet Σ ={0, 1}, penggeseran ini kemungkinan besar tidak akan membantu sama sekali. Hal ini dapat diatasi dengan membandingkan beberapa bit sekaligus (Kumara,2009). Gambar 2.2 Penggeseranbad-character, b muncul pada x(charras, 2001) Gambar 2.3 Penggeseranbad-character, tidak ada kemuncul b pada x (Charras, 2001) Pada tabel bad-character, setiap karakter pada pattern diberi nilai sesuai dengan ukuran jauhnya karakter tersebut dari karakter paling kanan dari pattern dan untuk karakter yang tidak terdapat pada pattern akan diberi nilai sejumlah karakter pada pattern.

12 17 Procedure prebmbc( input y : array[0..n-1]of char, input n : integer, input/output bmbc : array of integer ) Deklarasi i:integer Algoritma for (i=0; i<asize; ++i) bmbc[i] n endfor for (i=0; i< n - 1; ++i) bmbc[y[i]] n i 1 endfor Gambar 2.4Pseudocode Bad-Character(Charras, 2001) Penggeseran Good-Suffix Asumsikan bahwa ketidak cocokan terjadi antara karakter x[i] = a pada pattern dan karakter y[i+j] = b pada teks selama attempt pada posisi j, v adalah akhiran dari pattern setelah b dan u adalah sebuah awalan dari pattern. Kemudian x[i+1.. m-1] = y[i+j+1.. j+m-1]= u dan x[i] y[i+j]. Penggeseran good-suffix terdiri atas mensejajarkan y[i+j+1.. j+m-1] = x[i+1.. m-1] dengan kemunculan paling kanan potongan tersebut pada x yang didahului oleh karakter yang berbeda dari x[i], seperti terlihat pada gambar 2.2. Namun jika tidak ada potongan seperti itu, maka algoritma akan mensejajarkan akhiran dari v dari y[i+j+1.. j+m-1] dengan awalan u dari pattern yang sama, seperti yang terlihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5Penggeserangood-suffix, u muncul didahului oleh karakter c(charras, 2001) Gambar 2.6Penggeserangood-suffix, hanya akhiran dari u yang muncul pada y (Charras, 2001)

13 18 Pada tabel Penggeserangood-suffix, nilai Penggeseran digunakan ketika ketidakcocokan ditemukan berdasarkan karakter pada posisi keberapa yang menyebabkan ketidakcocokan.untuk menentukan nilai-nilai tersebut, lebih dahulu menghitung nilai tabel suffix yang bertujuan untuk memberi tanda adanya perulangan akhiran. Dari tabel suffix inilah tabel good-suffixakan didapat. Pada tabel suffix berisi nilai dari tiap karakter yang ada pada pattern yang menunjukkan ada atau tidaknya perulangan akhiran (suffix) dan dimana posisi perulangan tersebut sehingga ketika proses perhitungan tabel good-suffix dapat diketahui seberapa banyak penggeseran yang akan dilakukan untuk pencocokan selanjutnya. Nilai dari setiap karakter yang ada pada pattern bergantung terhadap ada atau tidaknya perulangan akhiran(suffix) v dari text pada pattern. Semakin banyak perulangan, maka akan semakin kecil nilai penggeseran. Procedure suffixes( input y: array[0..n-1] of char, input n: integer, input/output suff: array of integer ) Deklarasi f, g, i : integer Algoritma suff[n-1] n g n-1 for (i = n-2; i >= 0; --i) if(i > g and suff[i + n 1 - f] < i-g)do suff[i] suff[i + n 1 - f] else if(i<g)do g i endif f = i while(g >= 0 and y[g] == y[g + n 1 - f])do --g; endwhile suff[i] f-g; endif endfor Gambar 2.7Pseudocode Good-Suffix(Charras, 2001)

14 19 procedure prebmgs( input y: array of char, input n:integer, input/output bmgs: array of integer ) Deklarasi i, j : integer suff : array [0..YSIZE] of integer Algoritma suffixes(y, n, suff) for (i=0; i < n; ++i) bmgs [i] n endfor for (i= n-1; i >= -1; --1) if(i == -1 or suff[i] == i+1) for(j=0; j < n-1-i; ++j) if(bmgs[j] == n) bmgs[j] n-1-i endif endfor endif endfor for (i=0; i <= n-2; ++i) bmgs[n-1-suff[i]] n-1-i endfor Gambar 2.7Pseudocode Good-Suffix (lanjutan) Penggeseran Turbo Penggeseranturbo dapat terjadi bila pada attempt yang sedang dilakukan, akhiran dari pattern yang cocok dengan teks lebih pendek dari bagian dari teks yang diingat dari attempt sebelumnya hanya pada saat good-suffix terjadi. Pada kasus ini, anggap u adalah faktor yang diingat dari attempt sebelumnya, dan v adalah bagian dari pattern yang cocok pada attempt yang sedang dilakukan, sehingga uzv adalah akhiran dari pattern. Lalu anggap a adalah karakter di teks dan b adalah karakter dari pattern yang sedang dicocokan pada attempt tersebut. Maka av adalah akhiran dari pattern, dan juga akhiran dari u karena v < u.dua karakter a dan b muncul dengan jarak p di teks, dan akhiran dari uzv dari pattern mempunyai periode p= zv, karena u merupakan pinggiran dari uv, sehingga tidak mungkin melewati duakemunculan karakter a dan b di teks. Penggeseran terkecil yang mungkin dilakukan adalah sebesar u - v, yang disebut sebagai penggeseran turbo dan diilustrasikan oleh Gambar 2.8.

15 20 Gambar 2.8Penggeseranturbo dapat terjadi jika v < u (Charras, 2001) Gambar 2.9c d, maka tidak dapat disejajarkan pada karakter yang sama di v(charras, 2001) Masih dalam kasus dimana v < u, dan panjang dari penggeseran badcharacterlebih besar dari penggeseran good-suffix maupun penggeseran turbo.pada kasus ini, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.9, dua karakter c dan d pastilah berbeda karena disyaratkan bahwa jika u 0 maka penggeseran sebelumnya adalah penggeseran good-suffix. Sebagai akibatnya, jika penggeseran dengan panjang yang lebih besar dari penggeseran turbo namun lebih kecil dari u +1 maka c dan dakan disejajarkan dengan karakter yang sama di teks. Oleh karena itu, dalam kasus ini panjang penggeseran minimal adalah u +1. procedure Turbo Boyer Moore ( input m,n : integer, input y: array of[0..n-1] char, input x: array of[0..m-1] char, input m:integer ) Deklarasi i, j, u, v, shift, bmbcshift, bmgsshift, tuboshift : integer bmgs : array [0..n-1] of integer bmbc : array [0..ASIZE] of integer Gambar 2.10Pseudocode Turbo Boyer-Moore(Charras, 2001)

16 21 Algoritma prebmgs(y, n, bmgs) prebmbc(y, n, bmbc) i:= u:=0 shift:=n while (i<= m-n) do j:= n-1 while (j>=0 n and T[i+j] = P[j]) do j:= j-1 if(not(u=0) and (i=m-1-shift)) j:=j-u endif endwhile if(j<0) then ketemu[i]:=true shift:=bmgs[0] u=n-shift else v: =n-1-j turboshift:=u-v bmbcshift :=bmbc[chartoint(t[i+j])] n + j + 1 bmgsshift := BmGs[j] shift:= max(bmbcshift, bmgsshift) shift:= max(shift, turboshift) if(shift = bmgs[i]) then v1:=min(m-shift, v) else if(turboshift < bmbcshift) shift:=max(shift, u+1) endif endif endif i:= i+shift endwhile 2.7 Algoritma Quick Sort Gambar 2.10Pseudocode Turbo Boyer-Moore (lanjutan) Algoritma quicksort diperkenalkan pertama kali oleh C.A.R. Hoare pada tahun 1960, dan dimuat sebagai artikel di Computer Journal 5 pada April 1962.Sedgewick et al (2011) menyatakan bahwa terdapat dua bagian pada pendekatan rekursif, yaitu sort dan partisi. Partisi merupakan bagian yang melakukan tugas untuk mengelompokkan data, sedangkan sort adalah bagian yang melakukan proses rekursif. Semakin besar jumlah data, maka kompleksitas ruang suatu algoritma rekursif akan semakin besar. Chhajed et al (2013) Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa quicksort lebih baik dibandingan algoritma lain dalam membandingkan list acak angka dari sampai Metode pengurutan quicksort delakukan dengan cara membandingkan suatu elemen (pivot) dengan elemen yang lain dan menyusunnya sedemikian rupa sehingga

17 22 elemen-elemen lain yang lebih kecil daripada pivot tersebut terletak di sebelah kirinya dan yang lebih besar daripada pivot tersebut terletak di sebelah kanan. Sehingga dengan demikian telah terbentuk dua sublist kiri dan sublist kanan dari pivot. algorithm quicksort(a, lo, hi) if lo < hi then p := partition(a, lo, hi) quicksort(a, lo, p - 1) quicksort(a, p + 1, hi) algorithm partition(a, lo, hi) pivot := A[hi] i := lo // place for swapping for j := lo to hi - 1 do if A[j] pivot then swap A[i] with A[j] i := i + 1 swap A[i] with A[hi] return i Gambar 2.11Pseudocode Algoritma Quicksort (Bentley, 1999) 2.8 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang pengarsipan elektronik diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto el al (2013) yang mengembangkan sistem kearsipan elektronik berbasis clinet-server pada kantor yayasan perguruan tinggi Kristen satya wacana. Pada penelitiannya, Sugiarto el al (2013) membangun sistem multi user dengan beberapa fitur utama yang pada dasarnya mengadopsi dari sistem kearsipan secara konvensional dan bisa diakses dari berbagai computer melalui jaringan Local Area Network((LAN). Penelitian yang dilakukan Sugiharto (2012), Untuk mencapai tujuan penyelamatan dokumen atau arsip melalui digitalisasi harus tetap mengacu pada prinsip-prinsip preservasi dan mampu menyesuaikan dengan teknologi yang lebih baru, diantaranya adalah kemampuan menjaga efisiensi dalam digitalisasi dan proses setelah terdigitalisai sehingga lebih hemat waktu dan biaya. Andika (2011) dalam penelitiannya membangun sebuah sistem manajemen surat dan pengarsipan untuk memecahkan permasalahan surat studi kasus PT. Semen Padang. Andika menggunakan framework Code Igniter (CI) dengan metode Object Oriented Analysis and Design sebagai metode pengembangan sistem.

18 23 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu tentang Sistem Pengarsipan No Judul Nama Keterangan 1 Pengembangan Sistem Kearsipan Elektronik Berbasis Cient-Server (Studi pada Kantor Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana) Sugiarto el al (2013) Sugiarto el al membangun sistemsistem multi user dengan beberapa fitur utama yang pada dasarnya mengadopsi dari sistem kearsipan secara konvensional dan bisa diakses dari berbagai computer melalui jaringan Local Area Network((LAN). 2 Penyelamatan Informasi Dokumen/Arsip di Era Teknologi Digital Sugiharto (2012) Untuk mencapai tujuan penyelamatan dokumen atau arsip melalui digitalisasi harus tetap mengacu pada prinsip-prinsip preservasi dan mampu menyesuaikan dengan teknologi yang lebih baru 3 Penerapan CI (Code Igniter) dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Surat dan Pengarsipan Andika (2011) Andika membangun aplikasi menggunakan framework Code Igniter dengan metode Object Oriented Analysis and Design sebagai metode pengembangan sistem. Beberapa penelitian terdahulu tentang algoritma Turbo Boyer Moore diantaranya adalah Siahaan (2011),melakukan penelitian dengan membandingkan algoritma Boyer-Moore dengan variannya yaitu Turbo Boyer-Moore dalam querymysql. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk perintah query seperti LIKE, Algoritma Turbo Boyer-Moore dapat melakukan lebih perbandingan dalam penelusurannya. Perbedaan kecepatan penelusuran query kedua algoritma tersebut tidak jauh berbeda, namun karena kompleksitas waktu untuk kasus terburuk

19 24 algoritma Boyer-Moore dapat dikurangi dengan menggunakan algoritma Turbo Boyer- Moore. Lesmana (2010) menerapkan algoritma pencocokan string boyer moore dan turbo boyer moore untuk keamanan computer. Dalam penelitiannya, jika sebuah file ingin dieksekusi, maka file tersebut tidak langsung diizinkan untuk dijalankan, namun akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Algoritma Turbo Boyer-Moorelebih baik dari algoritma Boyer- Moore untuk keamanan computer dalam hal performansi karena tidak memerlukan permrosesan ekstra dan memungkinkan untuk mengingat potongan teks yang telah diperiksa sebelumnya. Rizal (2015) dalam penelitiannya juga menggunakan algoritma Turbo Boyer- Moorepermainan tebak kata Bahasa aceh. Pencocokan string yang diterapkan pada aplikasi permainan tebak kata Bahasa aceh ini menghasilkan pencocokan yang sesuai dengan harapan dengan waktu yang cepat. Kumar et al (2011) menganalisis perbandingan algoritma exact stirng matching untuk mendeteksi virus signature. Virus signature adalah urutan unik dari bit ( dalam kode virus) yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus dalam sebuah file atau memori. Biasanya urutan tersebut dalam bentuk heksa. Algoritma exact string matching dan Approximate Sting Matching digunakan untuk mendeteksi kecocokan virus signature tersebut dalam sebuah file. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah, berdasarkan kompleksitas untuk payload text dan pola yang panjang, algoritma Boyer Moore dan variannya ( Turbo Boyer-Moore, BHM) adalah algoritma paling efisien. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu tentang Algoritma Turbo Boyer-Moore No Judul Nama Keterangan 1 Perbandingan Algoritma Siahaan Untuk perintah query seperti Boyer-Moore dan Turbo (2011) LIKE, Algoritma Turbo Boyer- BoyerMoore dalam Mooredapat melakukan lebih QueryMySQL perbandingan dalam penelusurannya. Perbedaan

20 25 kecepatan penelusuran query kedua algoritma tersebut tidak Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu tentang Algoritma Turbo Boyer-Moore (lanjutan) No Judul Nama Keterangan jauh berbeda, namun karena kompleksitas waktu untuk kasus terburuk algoritma Boyer- Mooredapat dikurangi dengan menggunakan algoritma Turbo Boyer-Moore. 2 Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Lesmana (2010) Algoritma Turbo Boyer- Moorelebih baik dari algoritma Boyer-Moore untuk keamanan computer dalam hal performansi karena tidak memerlukan permrosesan ekstra dan memungkinkan untuk mengingat potongan teks yang telah diperiksa sebelumnya. 3 A Comparative Analysis of Various Exact String- Matching Algorithms for Virus SignatureDetection Kumar et al (2011) Berdasarkan kompleksitas untuk payload text dan pola yang panjang, algoritma Boyer Moore dan variannya ( Turbo Boyer- Moore, BHM) adalah algoritma paling efisien. 4 Permainan Tebak Kata Bahasa Aceh Menggunakan Algoritma Turbo Booyer-Moore Rizal (2015) Pencocokan string yang diterapkan pada aplikasi permainan tebak kata Bahasa aceh ini menghasilkan pencocokan yang sesuai dengan harapan dengan waktu yang cepat.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Dini Lestari Tresnani - 13508096 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada perpustakaan sekolah, katalog perpustakaan masih berupa katalog fisik dari kertas karton. Katalog diurutkan berdasarkan klasifikasi katalog

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA

PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA Rudi Setiawan Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Telematika,

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Reno Rasyad 13511045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer

Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Eric Cahya Lesmana 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Steven Kristanto G 1 Antonius Rachmat C 2 R. Gunawan Santosa 3 stev_en12@yahoo.co.id anton@ti.ukdw.ac.id gunawan@ukdw.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Harry Octavianus Purba 13514050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Bandung, Indonesia 13514050@stei.itb.ac.id Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah

Lebih terperinci

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE PENCOCOKAN DNA NR_108049 DAN DNA DI203322 MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan banyak terdapat istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Secara umum, istilah yang berkaitan dengan diagnosis dan operasi memiliki

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA. Nama : Sulfikar Npm : STMIK Handayani Makassar

STRUKTUR DATA. Nama : Sulfikar Npm : STMIK Handayani Makassar STRUKTUR DATA Nama : Sulfikar Npm : 2013020076 STMIK Handayani Makassar Pengertian Quick Sort Algoritma sortir yang efisien yang ditulis oleh C.A.R. Hoare pada 1962. Dasar strateginya adalah memecah dan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

Studi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya

Studi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya Studi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya Ronny - 13506092 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Email : if16092@students.if.itb.ac.id 1. Abstract

Lebih terperinci

TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG

TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG Ario Yudo Husodo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Information Retrieval System 2.1.1. Pengertian Information Retrieval System Information retrieval system merupakan bagian dari bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk pengambilan

Lebih terperinci

Algoritma Pencarian String dalam Pemilihan Anggota Sebuah Organisasi

Algoritma Pencarian String dalam Pemilihan Anggota Sebuah Organisasi Algoritma Pencarian String dalam Pemilihan Anggota Sebuah Organisasi Kevin Alfianto Jangtjik / 13510043 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Pengaplikasian Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Teknik Kompresi Data

Pengaplikasian Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Teknik Kompresi Data Pengaplikasian Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Teknik Kompresi Data I Nyoman Prama Pradnyana - 13509032 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB I SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN

BAB I SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN BAB I SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN A. Pengertian Sistem Informasi Satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Biasanya para pemakai tergabung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI

APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI Winda Winanti Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS A. Konsep Dasar Sistem Informasi Bisnis 1. Teknologi Informasi Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Technology) yang populer saat perkembangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan (Utami, 2005).Algoritma adalah urutan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma Boyer-Moore untuk menemukan kembali pesan SMS yang telah dihapus

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma String Matching untuk Mendeteksi Musik Plagiat

Penerapan Algoritma String Matching untuk Mendeteksi Musik Plagiat Penerapan Algoritma String Matching untuk Mendeteksi Musik Plagiat Muhammad Zen - 13511060 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA

PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA Darmawan Utomo Eric Wijaya Harjo Handoko Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman

Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Diana Effendi 1) danandri Kurnaedi 2) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UniversitasKomputer Indonesia (UNIKOM),

Lebih terperinci

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma String Matching Algoritma string matching merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching digunakan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Aplikasi Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Patrick Nugroho Hadiwinoto / 13515040 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM INFORMASI KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T.I 10/12/2011 KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T.

PENGANTAR SISTEM INFORMASI KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T.I 10/12/2011 KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T. PENGANTAR SISTEM INFORMASI Hendri Sopryadi,M.T.I Hendri Sopryadi,M.T.I KOMPONEN SISTEM INFORMASI Hendri Sopryadi,M.T.I Hendri Sopryadi,M.T.I KOMPONEN SISTEM INFORMASI KOMPONEN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsip Dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2009 menjelaskan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesan SMS dapat dijadikan sebagai barang bukti digital dalam kasus tindak kejahatan. Di Indonesia sendiri barang bukti digital dalam pengungkapan tindak kejahatan

Lebih terperinci

Perangkat Keras (Hardware) Komputer dan Fungsinya. Didiek Prasetya M.sn

Perangkat Keras (Hardware) Komputer dan Fungsinya. Didiek Prasetya M.sn Perangkat Keras (Hardware) Komputer dan Fungsinya Didiek Prasetya M.sn Perangkat keras (hardware) komputer dan fungsinya- Secara umum perangkat komputer terbagi menjadi 3 bagian yaitu Hardware,software

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Menurut Lauder (2005:223), Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE

PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE PERANCANGAN APLIKASI KAMUS BAHASA GAYO DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOYER-MOORE Ramadhansyah (12110817) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi

Pengantar Sistem Informasi Pengantar Sistem Informasi Pertemuan 1 Realitas Sistem Informasi Sejak permulaan peradaban, Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain dengan menggunakan berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan

Lebih terperinci

Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java

Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Gozali Harda Kumara (13502066) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Algoritma pencocokan

Lebih terperinci

Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching

Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Andreas Dwi Nugroho - 13511051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi teknologi telah berkembang sangat cepat pada zaman sekarang. Hampir semua manusia modern memanfaatkan teknologi untuk mempermudah

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode

Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode Penggunaan Algoritma Pencocokkan Pola pada Sistem Barcode Hishshah Ghassani - 13514056 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, JL. Ganesha 10

Lebih terperinci

Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan

Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan Algoritma Pencarian String Knuth-Morris-Pratt Dalam Pengenalan Tulisan Tangan Andri Rizki Aminulloh Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Andri Januardi (09115) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi :

Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : PENGURUTAN Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : 1. Ascending / menaik Syarat : L[1] L[2] L[3] L[N] 2. Descending / menurun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

PENGENALAN KOMPUTER. Sistem Komputer. Dian Palupi Rini, M.Kom

PENGENALAN KOMPUTER. Sistem Komputer. Dian Palupi Rini, M.Kom PENGENALAN KOMPUTER Dian Palupi Rini, M.Kom Sistem Komputer Komputer Definisi komputer adalah alat elektronik yang dapat menerima input data, mengolah data dan memberikan hasil dalam bentuk informasi dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL LAMPIRAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PEDOMAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Algoritma 2.1.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Perancangan Menurut Fathul Wahid (2005 : 217), perancangan adalah pendekatan yang digunakan dalam bidang rekayasa dan bidang lainnya yang digunakan untuk menspesifikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algoritma ditemukan oleh seorang ahli matematika dari Uzbekistan, yang bernama Abu Ja far Muhammad Ibnu Al-Kwarizmi (770-840). Dalam bukunya yang berjudul Al-Jabr

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen 410102048 / 2 SKS Oleh : Tri Sagirani tris@stikom.edu Konsep Dasar Sistem Informasi Materi : Pengertian sistem informasi Konsep sistem informasi Komponen sistem informasi Aktivitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA TURBO BOYER-MOORE DALAM PENCARIAN SURATPADA SISTEM INFORMASI ARSIPSURATMASUK DAN KELUAR SKRIPSI YUDHITYA SYAHPUTRA

IMPLEMENTASI ALGORITMA TURBO BOYER-MOORE DALAM PENCARIAN SURATPADA SISTEM INFORMASI ARSIPSURATMASUK DAN KELUAR SKRIPSI YUDHITYA SYAHPUTRA IMPLEMENTASI ALGORITMA TURBO BOYER-MOORE DALAM PENCARIAN SURATPADA SISTEM INFORMASI ARSIPSURATMASUK DAN KELUAR SKRIPSI YUDHITYA SYAHPUTRA 091402053 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Music Identification (Musipedia)

Penerapan Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Music Identification (Musipedia) Penerapan Algoritma Knuth-Morris-Pratt dalam Music Identification Musipedia Adi Nugraha Setiadi 13508062 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Berdasarkan fungsinya, perangkat keras komputer dibagi menjadi : Komponen dasar pada komputer terdiri dari input, process, output dan storage.

Berdasarkan fungsinya, perangkat keras komputer dibagi menjadi : Komponen dasar pada komputer terdiri dari input, process, output dan storage. Hardware Komputer Muhammad Qhorry Satrio Diningrat nazriel.irham21@gmail.com Hardware Komputer adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alat nya bisa dilihat dan diraba secara langsung

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String

Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones

Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones Fandi Pradhana/13510049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Algoritma Bubble Sort dan Quick Sort

Algoritma Bubble Sort dan Quick Sort Algoritma Bubble Sort dan Quick Sort Pengertian/Konsep Buble Sort Metode pengurutan gelembung (Bubble Sort) diinspirasikan oleh gelembung sabun yang berada dipermukaan air. Karena berat jenis gelembung

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER

PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER Danang Arief Setyawan NIM : 3559 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: das_centauri@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer berasal dari bahasa latin computer yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs.

Artikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs. Studi Perbandingan Algoritma Brute Force, Algoritma Knuth- Morris-Pratt, Algoritma Boyer-Moore untuk Identifikasi Kesalahan Penulisan Teks berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti: Ditya Geraldy (672011064)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma berasal dari nama ilmuwan muslim dari Uzbekistan, Abu Ja far Muhammad bin Musa Al-Khuwarizmi (780-846M). Pada awalnya kata algoritma adalah istilah yang merujuk

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA PATTERN MATCHING KNUTH-MORRIS-PRATT DALAM PROGRAM MOUSE CAM

PENERAPAN ALGORITMA PATTERN MATCHING KNUTH-MORRIS-PRATT DALAM PROGRAM MOUSE CAM PENERAPAN ALGORITMA PATTERN MATCHING KNUTH-MORRIS-PRATT DALAM PROGRAM MOUSE CAM Kenji Prahyudi - 13508058 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Boyer Moore untuk Memindai Berkas dari Virus

Penggunaan Algoritma Boyer Moore untuk Memindai Berkas dari Virus Penggunaan Algoritma Boyer Moore untuk Memindai Berkas dari Virus Fajar Nugroho - 13515060 Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force

Algoritma Brute Force Algoritma Brute Force Deskripsi Materi ini membahas tentang algoritma brute force dengan berbagai studi kasus Definisi Brute Force Straighforward (lempeng) Sederhana dan jelas Lebih mempertimbangkan solusi

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami fungsi dan proses kerja berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan

Standar Kompetensi : Memahami fungsi dan proses kerja berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Komputer Sebagai Sistem Informasi Komunikasi Standar Kompetensi : Memahami fungsi dan proses kerja berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi, proses

Lebih terperinci

Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf

Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Luthfi Kurniawan 13514102 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ALGORITMA

BAB III ANALISIS ALGORITMA BAB III ANALISIS ALGORITMA III.1 Analisis Sistem Bab ini akan membahas tentang analisis dan perancangan sistem algoritma knapsack dengan data proyek yang digunakan bersumber dari PT. GITS Indonesia. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Perkembangan teknologi komputer saat ini sangatlah cepat sehingga komputer banyak digunakan di berbagai bidang. Dalam pemrograman, penggunaan komputer dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya memerlukan aplikasi sistem. informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya memerlukan aplikasi sistem. informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan sistem informasi dalam dunia bisnis banyak dimanfaatkan untuk mendukung kecepatan dan ketepatan proses bisnis tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet, dalam (28 April 2006)

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet, dalam  (28 April 2006) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah informasi menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

SISTEM FILE. Hani Irmayanti, M.Kom

SISTEM FILE. Hani Irmayanti, M.Kom SISTEM FILE Hani Irmayanti, M.Kom PENGERTIAN SISTEM BERKAS Sistem berkas atau Pengarsipan yaitu suatu system untuk mengetahui bagaimana cara menyimpan data dari file tertentu dan organisasi file yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis dan perancangan sistem memerlukan tahapan yang sistematis untuk mendapatkan aplikasi yang baik dan bersesuaian dengan kegunaan dan tujuannya. Tahap awal dari analisis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Sejak awal penemuan teknologi komputer sebagai lompatan mutakhir dalam dunia ilmu pengetahuan, komputer telah banyak berperan dalam membantu manusia dalam melakukan berbagai

Lebih terperinci