ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA SEMESTER VIII PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MENGIKUTI UJIAN DELF B1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA SEMESTER VIII PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MENGIKUTI UJIAN DELF B1"

Transkripsi

1 ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA SEMESTER VIII PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MENGIKUTI UJIAN DELF B1 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Putri Istiani NIM : Program Studi Jurusan : Pendidikan Bahasa Prancis : Bahasa dan Sastra Asing FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

2 ii

3 iii

4 PERNYATAAN Saya menyatakan dengan ini bahwa di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 19 Agustus 2016 Putri Istiani NIM iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Do whatever you want, even that so hard to do. Don t think about anything useless, just think about anything usefully. Persembahan : Orang tuaku. Sahabat-sahabatku. Dosen-dosen dan Almamaterku. v

6 PRAKATA Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kesiapan Mahasiswa Semester Viii Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam Mengikuti Ujian Delf B1 sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Panitia sidang skripsi yang telah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan sidang skripsi. 2. Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA, Dosen Pembimbing I sekaligus penguji III yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Tri Eko Agustiningrum, S.Pd, M.Pd, Dosen pembimbing II sekaligus Penguji 11 yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Drs. Sudarwoto M.Pd., Penguji I yang telah memberikan arahan dan saransaran dalam memperbaiki skripsi ini. vi

7 5. Orang tuaku yang telah memberikan segala doa, dukungan, motivasi, nasihat, dan cinta kasih yang tiada henti. 6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat. 7. Sahabat-sahabatku dan teman-teman yang selalu menemani dan saling memotivasi. 8. Teman-teman angkatan 2012 Pendidikan Bahasa Prancis yang telah belajar bersama selama ini dan telah membantu proses penelitian selama ini. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk melengkapi penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Agustus 2016 Penulis vii

8 SARI Istiani, Putri Analisis Kesiapan Mahasiswa Semester VIII Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam Mengikuti Ujian DELF B1. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Dyah Vitri W., DEA. II. Tri Eko Agustiningrum, S.Pd, M.Pd. Kata kunci: Kesiapan, mahasiswa, DELF B1. DELF B1 merupakan salah satu jenis ujian yang perlu dilalui oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. Hal ini dikarenakan DELF B1 adalah salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa dan salah satu cara membuktikan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Prancis. Namun, untuk mengikuti ujian DELF dan lulus pada tingkatan B1 bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki kondisi kesiapan yang baik agar dapat mengikuti dan lulus ujian dengan baik, sebab kesiapan adalah kondisi keseluruhan tubuh dalam keadaan baik untuk memberikan jawaban dengan baik agar mendapatkan hasil yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang pada tahun Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode dokumentasi dan angket. Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk. Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Rulon. Untuk menganalisis data digunakan rumus prosentase. Hasil penelitian ini diketahui bahwa mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang secara keseluruhan dalam kondisi siap utuk mengikuti ujian DELF B1, hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 90% mahasiswa dalam kategori siap dan sangat siap. Namun, pada aspek kondisi kesiapan psikis, sebagaian besar mahasiswa tidak dalam kondisi siap untuk mengikuti ujian DELF B1, hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 65% mahasiswa dalam kondisi yang kurang siap dan tidak siap. viii

9 L ARTICLE L ANALYSE DE LA PRÉPARATION DES ÉTUDIANTS DU HUITIÈME SEMESTRE DU DÉPARTEMENT DE L ENSEIGNEMENT DES LANGUES SECTION FRANÇAISE DE L UNIVERSITÉ D ÉTAT SEMARANG À SUIVRE LE DELF B1 Putri Istiani, Dra. Dyah Vitri W., DEA, Tri Eko Agustiningrum, S.Pd, M.Pd Programme de La didactique du Français Langue Étrangère (FLE), Département des Langues et des Littératures Étrangères, Faculté des Langues et des Arts, Université d État Semarang Abstract The research aims to know the readiness of eighth semester s students of french education of Semarang State University in taking the test DELF B1. It is a descriptive research. The variable in this research is the readiness of eighth semester s students of french education of Semarang State University in taking the test DELF B1. The respondents were the eighth semester s students of french education of Semarang State University. This research used documentation method and questionnaire method. The validity is construct validity. The reliability used Rulon formula. The data is analyzed by percentage formula. The result shows that generally, the eighth semester s students of french education of Semarang State University have a good readiness in following the test DELF B1. This is indicated that 90% students in ready category and very ready category. But, in an aspect psychological 65% students are not ready to take the test DELF B1. Keyword: readiness, students, DELF B1. ix

10 Abstract L objectif majeur de cette recherche était de décrire la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. C est une recherche descriptive, et la variable était la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à passer le test du DELF B1. La population était les étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État de Semarang. J ai utilisé la méthode de documentation et la méthode de questionnaire pour savoir la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. Dans cette recherche, j ai utilisé la validité de construct pour avoir la validité de l instrument de la recherche, et la formule Rulon pour tester la fiabilité de l instrument de la recherche. Le résultat de cette recherche a montré que 90% répondants étaient prêt dans l aspect de disposition général, ils étaient dans la catégorie élevée et très élevée. Mais, 65% répondants étaient dans la catégorie moyenne et basse dans l aspect de disposition psychologique. Mots-clés : disposition, les étudiants, DELF B1. x

11 Introduction L Université d État Semarang est l université qui enseigne le français. On peut y apprendre la culture française, les techniques d enseignements du français, et les compétences langagières du français (compréhension orale, compréhension écrite, production écrite, et production orale). Ces compétences ont référé à CECRL (Cadre Européen Commun de Reference pour Langue) qui sont construites par le Conseil de l Europe. À la fin des études, il est obligatoire pour les étudiants de passer le test du DELF pour avoir le diplôme de l Université d État de Semarang. Le DELF a quatre compétences à évaluer, ce sont la compréhension orale, la compréhension écrite, la production écrite, et la production orale. Le DELF a quatre niveaux différents, ce sont le niveau A1, A2, B1, B2, et le DALF a deux niveaux differents (C1 et C2). A1 est le niveau plus inférieur, et C2 est le niveau supérieur. A1 et A2 sont les symboles pour le niveau élémentaire, B1 et B2 sont les symboles pour le niveau indépendant, et C1 et C2 sont les symboles pour le niveau expérimenté. Pour avoir le diplôme de la Section Pédagogique français de l Université d État de Semarang, il est obligatoire que les étudiants passent le test du DELF B1. C est pour prouver qu ils sont bien dans le niveau xi

12 élémentaire. Car le test du DELF B1 n est pas un test facile, alors les étudiants doivent avoir une bonne disposition à le passer. Selon Mulyani (2013:30), une personne doit avoir la préparation à faire des choses, surtout dans l apprentissage, parce que celle qui n est pas prêt à faire des taches d apprentissage trouvera des difficultés. De plus, Rizki (2013 :54) dit que l étudiant ayant la préparation d apprentissage pourra bien faire des taches, parce qu il a bien préparé et bien étudié face à l examen, alors il répondra les questions du test sans les aides d amis. De même, Yunita et al (2014 :7) disent aussi que la préparation est très importante pour commencer le travail, parce qu elle pourra accélérer les travails et augmenter de bons résultats. En outre, Dalyono (2009:52) dit que la préparation est une bonne compétence physique, une bonne compétence mentale et aussi une bonne compétence des matières d apprentissage. Par ailleurs, Slameto (2010 :113) dit que la préparation est toutes les conditions personnelles pour répondre bien les questions dans une certaine manière et une certaine situation. Cela veut dire que la préparation est toutes les bonnes conditions d une personne pour répondre bien les questions, alors elle peut obtenir de bons résultats. Slameto (2013 :113) et Hakim (2013 :13) disent que la préparation a six aspects, ce sont comme suit: 1. Les conditions physiques 2. Les conditions phycologiques xii

13 3. Les conditions émotionnelles 4. Les besoins 5. Les motivations et les buts 6. Les connaissances et des autres connaissances apprises Par ailleurs, Yunita et al (2014 :8) disent que la préparation du test est une chose importante, surtout la préparation physique, phycologique et matérielle. L aspect matériel se compose des connaissances et des autres connaissances apprises qui sont mentionné ci-dessus. La préparation physique est les bonnes conditions de corps. La préparation phycologique est le désir d étudier d une personne, la motivation et la concentration d une personne. Et la préparation matérielle est la présence des matières d apprentissage, des carnets d apprentissage et des modules d apprentissage pratique. Basé sur la théorie ci-dessus, on conclut que la préparation du test comprend trois aspects, ce sont la condition physique, psychologique, et matérielle, qui sont influencé par les facteurs de connaissances, de besoins, de motivations et les facteurs émotionnels. Et l objectif majeur de cette recherche est de décrire la préparation des étudiants du huitième semestre du départementde l enseignement des langues section françaisede l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. xiii

14 METHODE La variable de cette recherche est la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. La population étaient les étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État de Semarang. J ai utilisé la méthode de documentation et la méthode de test pour savoir la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. Dans cette recherche, j ai utilisé la validité de construct pour avoir la validité de l instrument de cette recherche, et la formule Rulon pour tester la fiabilité de l instrument de la recherche. LA PRÉPARATION DES ÉTUDIANTS Pour savoir la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1, j ai posé 31 questions (23 questions ont les sens positives et 8 questions ont les sens négatives). En outre, les résultats sont catégorisé en quatre critères, ce sont très élevée, élevée, moyen, et bas. L analyse de tous les aspects ont été décrite dans le tableau suivant : xiv

15 Tableau 1 : la préparation de tous les aspects Score Les Nombreux (%) Les Critères % 310, % 620, ,5% 930, ,5% Bas Moyen Elevée Très Elevée Ce tableau ci-dessus montre qu aucun répondants dans le critère bas, 72,5% répondants étaient dans le critère élevée, 17,5% répondants étaient dans le critère très élevée, et 10% répondants étaient dans le critère moyen. Dans la partie précédente j ai décrit les informations générales de la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État de Semarang à suivre le test du DELF B1, dans cette partie je décris les informations détaillées de la préparation des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. xv

16 1. La préparation de L aspect Physique Dans cet aspect, j ai posé sept questions pour savoir la préparation physique des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. L analyse de l aspect physique a été décrite dans le tableau suivant : Tableau 2 : l aspect physique Score Les Nombreux 0 1, % 1,76 3, % 3,51 5, % 5, % (%) Les Critères Bas Moyen Elevée Très Elevée Ce tableau ci-dessus montre qu il n y a pas de répondants dans le critère bas, 55% répondants étaient dans le critère élevée, 35% répondants étaient dans le critère très élevée, et 10% répondants étaient dans le critère moyen. 2. La préparation de L aspect Psychologique J ai posé douze questions pour savoir la préparation psychologique des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des xvi

17 langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1. L analyse de l aspect psychologique a été décrite dans le tableau suivant : Tableau 3 : l aspect psychologique Score Les Nombreux % 3, % 6, ,5% 9, ,5 % (%) Les Critères Bas Moyen Elevée Très Elevée Ce tableau ci-dessus montre qu il y a 10% répondants dans le critère bas, 32,5% répondants étaient dans le critère élevée, 2,5% répondants étaient dans le critère très élevée, et 55% répondants étaient dans le critère moyen. 3. La préparation de L aspect Matériel Pour savoir la préparation matérielle des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État Semarang à suivre le test du DELF B1, j ai posé sept questions. L analyse de l aspect matériel a été décrite dans le tableau suivant : xvii

18 Tableau 4 : l aspect matériel Score Les Nombreux % 3, ,5% 6, ,5% 9, % (%) Les Critères Bas Moyen Elevée Très Elevée Ce tableau ci-dessus montre qu il n y a pas de répondants dans le critère bas, 42,5% répondants étaient dans le critère élevée, 45% répondants étaient dans le critère très élevée, et 12,5% répondants étaient dans le critère moyen. CONCLUSION La conclusion que je pouvais dire que la préparation des aspects généraux des étudiants du huitième semestre du département de l enseignement des langues section française de l Université d État de Semarang à suivre le test du DELF B1 était dans la catégorie élevée. Mais, la préparation de l aspect phycologique de 55% étudiants huitièmes semestres de la Section Pédagogique français de l Université d État de Semarang à suivre le test du DELF B1 était dans catégorie moyen. xviii

19 REMERCIEMENTS Je remercie spécialement pour mes chers parents qui prient toujours pour moi, me donnent l esprit, merci pour tous. Mes professeurs qui m ont beaucoup guidée. Et puis mes chers amis, qui m ont supporté. BIBLIOGRAPHIE Dalyono.2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta. Mulyani, Dessy.2010.Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar.Volume 2, Nomor 1:27-31.KONSELOR Jurnah Ilmiah Konseling. Hakim, Fatma.2012.Hubungan antara Kesiapan Mengikuti Tes Ujian dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Siswa Smk N 3 Wonosari.Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta. Rizki, Upik.2013.Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Optimisme Mengerjakan Ujian.Volume2(1),49-56.Educational Psychology Journal. Slameto.2013.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta. Yunita, Sherli, dkk.2014.analisis Profil Kesiapan Siswa Kelas XII IPA dalam Menghadapi Ujian Nasional Tahun 2014 di SMA Negeri 3 Kota Jambi.Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi. xix

20 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... PERNYATAAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... SARI... ARTICLE... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix xx xxii xxiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Pustaka Kesiapan xx

21 2.3 Kesiapan Ujian DELF B BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Variabel Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Teknik Pengumpulan Data Pemilihan Instrumen Uji Coba Instrumen Penilaian Teknik Analisis Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Analisis Data Penelitian dan Pembahasan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xxi

22 DAFTAR TABEL Tabel I. Kisi Kisi Instrumen Tabel II. Kategori Keseluruhan Aspek Kesiapan DELF B Tabel III. Aspek Kondisi Kesiapan Fisik Tabel IV. Aspek Kondisi Kesiapan Psikis Tabel V. Aspek Kondisi Kesiapan Materiil Tabel VI. Data Hasil Penelitian Tabel VII. Hasil Analisis Data Kesiapan secara Keseluruhan Tabel VIII. Hasil Analisis Data Kesiapan Fisik Tabel IX. Hasil Analisis Data Kesiapan Psikis Tabel X. Hasil Analisis Data Kesiapan Materiil Tabel XI. Rekapitulasi Data Kesiapan Tabel XI. Rekapitulasi Data Kesiapan Mahasiswa yang Lulus DELF B1 dan yang Tidak Lulus DELF B xxii

23 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing Lampiran 2 Uji Coba Instrumen Penelitian Lampiran 3 Hasil Uji Coba Instrumen Lampiran 4 Instrumen Penelitian Lampiran 5 Daftar Nama Responden Lampiran 6 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian xxiii

24 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Negeri Semarang merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki beberapa program studi bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Prancis. Melalui program studi tersebut, mahasiswa dapat mempelajari berbagai macam hal tentang bahasa Prancis seperti mempelajari empat kemampuan dasar berbahasa Prancis (keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan menulis dan keterampilan berbicara) serta mempelajari beberapa budaya yang berhubungan dengan bahasa Prancis itu sendiri. Empat keterampilan bahasa Prancis tersebut terdapat dalam Kerangka Umum Acuan Eropa (CECR) untuk bahasa yang dibuat oleh Dewan Eropa, yang kemudian dievaluasi melalui ujian DELF (Diplôme d Étude en Langue Française) yang diselenggarakan oleh Centre International d Études Pédagogique di bawah wewenang Kementrian Pendidikan Prancis. DELF terdiri dari dua jenis ujian, yaitu ujian tulis dan lisan serta memiliki 6 tingkatan, yaitu A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. Tingkatan-tingkatan ini merupakan tolok ukur kemampuan seseorang dalam menguasai bahasa Prancis yang telah 1

25 2 dipelajari. A1 dan A2 merupakan tingkatan dasar, B1 dan B2 merupakan tingkatan menengah/independen, sedangkan C1 dan C2 merupakan tingakatan mahir. Tingkatan DELF B1 merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. Pada tahun 2010, hal tersebut juga disepakati oleh 10 institusi pendidikan yang mengajarkan bahasa Prancis bahwa lulusan S1 Pendidikan Bahasa Prancis harus memiliki sertifikat DELF B1. Selain itu, dengan sertifikat DELF B1, mahasiswa dapat membuktikan bahwa kemampuan berbahasa Prancis mahasiswa bukan lagi berada pada tingkatan pemula/dasar melainkan berada pada tingkatan cukup/menengah. Menurut CECR (Cadre Européen Commun de Références) tingkat B1 mencerminkan tingkatan seseorang yang mampu memahami informasi serta menghadapi masalah kehidupan sehari-hari dengan situasi yang tak terduga di suatu negara asing yang menggunakan bahasa Prancis. Namun, untuk mengikuti ujian DELF dan lulus pada tingkatan B1 bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa harus melalui empat tes keterampilan dasar bahasa Prancis, mulai dari tes menyimak, tes membaca, tes menulis hingga tes berbicara dengan materi yang tidak mudah. Sesuai dengan Kerangka Acuan Bersama Eropa untuk bahasa (CECR), pengguna tingkatan B1 harus menguasai empat keterampilan dasar berbahasa Prancis dengan gambaran sebagai berikut :

26 3 1. Menyimak Pengguna harus mampu memahami poin-poin penting bila bahasa yang digunakan merupakan bahasa jelas dan sederhana yang berkaitan dengan hal-hal umum dalam pekerjaan, sekolah, hiburan, dsb. 2. Membaca Pengguna harus mampu memahami teks-teks yang tersedia, gambaran dari peristiwa-peristiwa, ekspresi-ekspresi dari perasaan dan permintaanpermintaan dalam surat pribadi. 3. Menulis Pengguna harus mampu membuat sebuah paragraf sederhana yang berhubungan dengan topik-topik sehari-hari dan hal-hal yang menarik. 4. Berbicara Pengguna harus dapat menghadapi sebagian besar situasi yang ditemui ketika berlibur di suatu daerah dengan menggunakan bahasa yang dituju (bahasa Prancis). Pengguna harus mampu menceritakan sebuah peristiwa, sebuah pengalaman atau angan-angan, menggambarkan keinginan atau tujuan secara singkat dengan alasan-alasannya atau penjelasan-penjelasan untuk sebuah proyek atau sebuah ide. Selain kriteria tersebut, untuk mengikuti ujian DELF B1 mahasiswa harus memenuhi lama belajar bahasa Prancis lebih dari 350 jam dan telah menempuh

27 4 empat mata kuliah keterampilan dasar bahasa Prancis dengan materi yang sesuai dengan Kerangka Umum Acuan Eropa (CECR) untuk bahasa untuk tingkatan B1, yang umumnya ditempuh pada semester 5, yaitu compréhension orale pré avancée, compréhension écrite pré avancée, production orale pré avancée, production écrite pré avancée. Mahasiswa harus lulus empat mata kuliah keterampilan dasar tersebut sebagai bukti bahwa mahasiswa menguasai materi yang telah diajarkan pada mata kuliah tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa harus memenuhi kriteria yang telah dijelaskan tersebut dengan penuh kesiapan untuk mengikuti ujian DELF B1, sebab kesiapan merupakan salah satu faktor penting dalam menghadapi ujian. Menurut Slameto (2010:113) kesiapan adalah keseluruhan semua kondisi individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi tertentu. Sedangkan menurut Dalyono (2009:52) kesiapan merupakan hal yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan segala hal. Sebab, kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik secara fisik, mental dan perlengkapan belajar. Berdasar pada hal di atas, penulis terdorong untuk mengupas permasalahan tersebut dengan berfokus pada kesiapan mahasiswa semester delapan dalam mengikuti test DELF B1. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. Hal ini dikarenakan mahasiswa semester delapan yang telah memenuhi jam belajar lebih dari 350 jam dan telah menempuh 4 mata kuliah dasar serta telah menguasai

28 5 materi-materi kuliah yang sesuai dengan Kerangka Umum Acuan Eropa untuk bahasa dianggap mampu untuk mengikuti ujian DELF B1. Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap mahasiswa mengetahui kesiapan mahasiswa semester delapan dalam mengikuti ujian DELF B Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mendeskripsikan kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi kondisi kesiapan mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1.

29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS Penggunaan teori dalam suatu penulisan ilmiah yang berhubungan dengan suatu penilitian merupakan hal yang penting. Hal ini dikarenakan teori-teori yang digunakan sebagai landasan akan mengarahkan alur berfikir pada proses penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini akan dikemukakan sejumlah teori mengenai persoalan pokok yang akan diteliti meliputi pengertian kesiapan, kesiapan ujian, dan DELF B Tinjauan Pustaka Penelitian yang berkaitan dengan analisis kesiapan mahasiswa dalam menghadapi ujian pernah dilakukan peneliti lain. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal dan akan dipaparkan sebagai berikut. Yunita dkk (2014) mengadakan penelitian dengan judul Analisis Profil Kesiapan Siswa Kelas XII IPA dalam Mengahadapi Ujian Nasional Tahun 2014 di SMAN 3 Kota Jambi. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui profil kesiapan siswa Kelas XII IPA dalam mengahadapi Ujian Nasional tahun 2014 di SMAN 3 Kota Jambi. Terdapat dua jenis data pada penelitian tersebut yaitu bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian tersebut adalah data tentang profil kesiapan siswa yang 6

30 7 didapat melalui lembar angket yang diberikan, data kualitatif berupa hasil wawancara kepada guru mata pelajaran biologi dan dokumentasi berupa nilai akhir (nilai rapor) semester ganjil tahun 2013 siswa kelas XII IPA pada mata pelajaran biologi. Data hasil penelitian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif (analisis angket, analisis wawancara, dan analisis dokumentasi). Hasil dari angket penelitian yang diberikan menyatakan bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3 Kota Jambi sebagian besar telah siap menghadapi ujian nasional tahun Kesiapan siswa pada penelitian ini dibuktikan dengan hasil pengolahan data berdasarkan kriteria penafsiran persentase yang tertera, bahwa kesiapan siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3 kota Jambi bila dilihat berdasarkan persentase indikator kesiapan fisik mencapai 70,3%, ini termasuk kategori baik. Untuk indikator kesiapan psikis mencapai 68%, ini termasuk kategori baik dan untuk kesiapan materiil mencapai 73%, ini termasuk juga kedalam kategori baik. Dari data ini peneiliti dapat menyatakan bahwa sudah sebagian besar dari siswa tersebut telah siap dalam menghadapi ujian nasional tahun Nurfatoh (2013) mengadakan penelitian dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Mengahadapi Ujian Studi pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri Parisihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan menghadapi ujian dan faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi kesiapan menghadapi ujian pada siswa kelas XI Pemasaran SMKN Pasirian. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah angket. Hasil dari analisis data diketahui bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi kesiapan ujian

31 8 pada siswa kelas XI PM SMKN Pasirian adalah faktor pengetahuan (X5) sebagai faktor inti yang memiliki pengaruh besar pada kesiapan siswa menghadapi ujian dengan nilai eigenvalue sebesar 2,715 dan variansi sebesar 54,305% dan sisanya sebesar 45,695% merupakan faktor lain yang juga mempengaruhi kesiapan ujian pada siswa kelas XI PM SMKN Pasirian yaitu pada faktor mental (X2) dengan nilai eigenvalue sebesar 846 dan varian sebesar 16,912%, faktor emosional (X3) dengan nilai eigenvalue sebesar 575 dan varian sebesar 11,507%, faktor kebutuhan (X4) dengan nilai eigenvalue sebesar 453 dan varian sebesar 9,068%, dan faktor fisik (X1) dengan nilai eigenvalue sebesar 410 dan varian sebesar 8,208%. Mulyani (2013) mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Kesiapan Siswa dengan Pestasi Belajar. Tujuan dai penelitian ini adalah mengetahui kesiapan belajar siswa dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Dari hasil penelitian di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar dengan menggunakan angket, diketahui bahwa kesiapan belajar sebagian besar siswa sudah baik, prestasi siswa pada kategori cukup baik, serta terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar yaitu dengan Analisis Product Moment Correlation yang menunjukkan seberapa besar hubungan antara kesipan belajar siswa dengan prestasi belajar melalui r hitung = 0,540 dengan sig =0.000 (sig<0,05, dan r table sebesar 0,286, artinya r hitung lebih besar dari r table sehingga dapat ditafsirkan korelasi positif antara kesiapan belajar siswa dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian

32 9 tesebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar merupakan hal yang penting untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Riski (2013) mengadakan penelitian tentang kesiapan dengan judul Hubungan Antara Kesiapan dalam Belajar dengan Optimisme Siswa dalam Mengerjakan Ujian di SMA Negeri 3 Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kesiapan dalam belajar dengan optimisme siswa dalam mengerjakan ujian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Subjek pada penelitian ini berjumlah 105 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Optimisme siswa dalam mengerjakan ujian diukur menggunakan skala optimisme siswa dalam mengerjakan ujian. Skala optimisme siswa dalam mengerjakan ujian terdiri dari 41 item yang valid dengan rentang koefisien validitas dari 0,328 sampai 0,666. Kesiapan dalam belajar diukur menggunakan skala kesiapan dalam belajar. Skala kesiapan dalam belajar terdiri dari 33 item yang valid dengan rentang koefisien validitas dari 0,327 sampai 0,668. Uji korelasi menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan variabel optimisme dalam mengerjakan ujian tergolong dalam kategori tinggi, sedangkan kesiapan dalam belajar tergolong dalam kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kesiapan dalam belajar dengan optimisme siswa dalam mengerjakan ujian. Korelasi antara kesiapan dalam belajar optimisme siswa dalam mengerjakan ujian diperoleh koefisien r = 0,657 dengan signifikansi atau p = 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesiapan dalam belajar dengan optimisme siswa dalam mengerjakan ujian saling mempengaruhi dimana semakin tinggi kesiapan dalam belajar

33 10 semakin tinggi pula optimisme siswa dalam mengerjakan ujian begitu juga sebaliknya semakin rendah kesiapan dalam belajar semakin rendah pula optimisme siswa dalam mengerjakan ujian. Setiawan (2010) mengadakan penelitian tentang kesiapan dengan judul Kesiapan Guru dan Siswa dalam Mengahdapi Ujian Teori Kejuruan Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Surakarta). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui: 1) Kesiapan guru program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK N 2 S urakarta dalam menghadapu Ujian Teori Kejuruan (UTK). 2) Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan desain penelitian studi kasus yang dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen RPP guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 2) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen catatan atau print out materi dari dari guru yang diberikan pada siswa, 3) Observasi mengajar guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 4) Tes soal yang diberikan kepada seluruh siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 5) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen catatan atau print out materi kelas X hingga kelas XII dari siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 6) Wawancara kepada siswa XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 1.

34 11 Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi. Hal ini berdasarkan analisis pengumpulan dokumen RPP mengajar dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP, berdasarkan analisis pengumpulan dokumen catatan atau print out materi dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai yang diajarkan, berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang positif, menampilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dan sebagian guru menggunakan media power point. 2.Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi, hal ini berdasarkan pada rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari hasil soal tes berdsarkan 20 standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan adalah sebesar 85 %. Dari pengerjaan soal tes tersebut didapat hasil nilai semua peserta tes lulus ujian dengan rata-rata nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57, berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Ujian Teori Kejuruan dapat diketahui bahwa semua materi sudah didapat siswa, berdasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa dapat diketahui sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan sebagian besar siswa telah mendapatkan

35 12 materi dari 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dengan rata-rata materi yang didapat siswa sebesar 85%. Penelitian yang akan dikaji adalah analisis kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1. Perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah pada objek penelitian dan jenis ujian yang diteliti. Objek penelitian ini adalah mahasiswa sedangkan objek penelitian dahulu adalah siswa setingkat SMA, dan jenis ujian yang diteliti pada penelitian ini adalah jenis ujian tingkat internasional sedangkan pada penelitian sebelumnya jenis ujian yang diteliti adalah jenis ujian tingkat nasional. 2.2 Kesiapan Kesiapan merupakan hal yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan segala hal termasuk belajar, sebab seseorang yang belum siap untuk melaksanakan tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa (Mulyani 2013:30). Namun, siswa yang mempunyai kesiapan dalam belajar, akan merasa mampu bahwa dia bisa mengerjakan semua soal ujian yang diberikan. Siswa sudah mempersiapkan dirinya dengan sebaik mungkin, dengan belajar segiat mungkin untuk menghadapi ujian tersebut. Siswa akan yakin bahwa dia bisa mengerjakan soal-soal ujian yang diberikan tanpa bantuan dari temannya (Rizki 2013:54). Dalyono (2009:52) menyatakan bahwa kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik, mental dan perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti tenaga

36 13 yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan metal berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan. Selain itu, Drever sebagaimana dikutip oleh Slameto (2013:59) menyatakan bahwa kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon dan bereaksi. Sedangkan menurut Slameto (2013:113), kesiapan adalah keseluruhan semua kondisi individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi tertentu. Prinsip-prinsip kesiapan tersebut yaitu: 1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi). 2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman. 3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. 4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Selanjutnya Yunita dkk (2014 :7) menyatakan bahwa kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, pekerjaan apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar sehingga memperoleh suatu hasil yang baik pula. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi keseluruhan tubuh dalam keadaan baik untuk memberikan jawaban dengan baik agar mendapatkan hasil yang baik.

37 Kesiapan Ujian Menurut Hakim (2014 :83), kesiapan ujian adalah keseluruhan kondisi siswa yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu tes yang akan memberikan hasil yang semaksimal mungkin bagi siswa yang bersangkutan. Menurut Slameto (2013:113), kondisi kesiapan tersebut setidak-tidaknya mencakup 3 aspek, yaitu : 1. Kondisi fisik, mental dan emosional ; 2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan ; 3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. Aspek aspek tersebut dijabarkan oleh Hakim (2014:13) sebagai berikut: 1. Kondisi Fisik Kondisi fisik/kebutuhan jasmani manusia, misalnya kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat yang cukup dan kesehatan. Untuk belajar yang efektif dan efisien siswa harus sehat, siswa yang sakit, kurang makan, kurang tidur, atau kurang baik alat inderanya tidak dapat belajar dengan efektif. Siswa yang sakit dapat mengganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar. 2. Kondisi Mental Kondisi mental menyangkut dengan kecerdasan. Seperti jika tingkat kecerdasan rendah maka daya tangkap untuk menerima suatu pelajaran kurang

38 15 maksimal, sebaliknya jika tingkat kecerdasan tinggi maka daya tangkap untuk menerima suatu pelajaran menjadi maksimal. 3. Kondisi Emosional Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku (Syamsudin 2005:149 sebagaimana dikutip oleh Hakim 2012). Emosi terdiri dari rasa marah, sedih, takut, cemas, bahagia, cinta, percaya diri, jengkel, dan malu. 4. Kebutuhan-Kebutuhan/Sarana dan Prasarana Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud adalah sarana dan prasarana belajar yang dapat menunjang proses belajar. 5. Motivasi dan Tujuan Motivasi tidak lepas dari adanya rangsangan. Motivasi bisa timbul karena adanya faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri yang disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita. Faktor ekstrinsik juga mempengaruhi dalam motivasi belajar. Faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan dan lingkungan belajar yang menarik. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Fatchurrochman (2011) yang menyatakan bahwa motivasi berprestasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan belajar.

39 16 6. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ini merupakan hal yang penting dalam kondisi kesiapan, hal ini diperjelas oleh Conley (2008 :4) yang menyatakan bahwa keberhasilan persiapan yang baik dari seorang mahasiswa dibangun atas landasan strategi kognitif (pengetahuan) yang memungkinkan siswa untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu. Selain hal di atas, Carpenter (2013:114) juga menyatakan bahwa keadaan kesiapan ditunjukkan dalam berbagai cara, terkadang penampilan luar hanya sedikit mewakili sebuah keadaan kesiapan. Sesuatu yang penting dari kondisi kesiapan harus terlihat, seperti tingkah laku, sikap, ekspresi wajah dan harapan yang merupakan tanda baik dari kondisi kesiapan. Selain itu, Yunita dkk (2014 :8) juga menyatakan bahwa kesiapan menghadapi ujian merupakan hal penting, terutama kesiapan fisik, kesiapan psikis, dan kesiapan materiil. Kesiapan fisik berarti kondisi badan yang sehat, bugar, dan cemas. Kesiapan psikis berarti adanya hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik. Sedangkan kesiapan materiil berarti adanya bahan yang telah dipelajari, catatan pelajaran, dan modul untuk pembelajaran praktik.

40 17 Selanjutnya, Morariu (2012:1) juga menambahkan bahwa kesiapan evaluasi (ujian) memiliki beberapa komponen, termasuk dukungan dalam proses pembelajaran dan perbaikan, keterampilan dan keahlian, serta sumber daya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi kesiapan ujian terdiri dari 3 aspek yaitu kondisi fisik, psikis dan materiil (pengetahuan). Kondisi kesiapan ujian tersebut dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, faktor fisik, faktor kebutuhan, faktor emosional, dan faktor mental. 2.4 DELF B1 DELF (Diplôme d Étude en Langue Française) adalah ujicoba kemampuan berbahasa Prancis yang diselenggarakan oleh Centre International d Études Pédagogique di bawah wewenang Kementrian Pendidikan Nasional Prancis. DELF mengacu pada kerangka umum Eropa sebagai rujukan untuk bahasa (CECR) dan sertifikat dari DELF ini berlaku seumur hidup ( Terdapat enam tingkatan dalam evaluasi DELF ini yaitu A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. Semua tingkatan itu mengukur empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (compréhension orale), berbicara (production orale), membaca (comprehension écrite) dan menulis (production écrite) dengan masing-masing tingkatan mempunyai tekanan yang berbeda (Hardini 2010:1).

41 18 Tingkatan B1 merupakan tingkatan yang cukup sulit. Menurut CECR, pada ujian tingkat B1 ini pembelajar dapat mengikuti pecakapan dalam beberapa situasi yang berbeda dengan bahasa standar, cukup panjang, dapat memberikan pendapat atau meminta pendapat dari lawan bicara, dapat berupaya berkomunikasi dalam situasi-situasi yang ditawarkan dalam pejalanan di suatu wilayah atau daerah dimana bahasa itu digunakan, dapat membuat percakapan sederhana yang sesuai dengan tema-tema keseharian, dapat menceritakan sebuah kejadian, perjalanan dan cita-cita, menggambarkan harapan atau suatu tujuan dan menampilkan dengan singkat alasan-alasan atau menerangkan suatu rencana atau gagasan. CECR (2001:26) juga menyatakan bahwa B1 mengevaluasi 4 keterampilan berbahasa dengan gambaran sebagai berikut: 1. Compréhension orale Je peux comprendre les points essentiels quand un langage clair et standard est utilisé et s il s agit de sujets familiers concernant le travail, l école, les loisirs, etc. Je peux comprendre l'essentiel de nombreuses émissions de radio ou de télévision sur l'actualité ou sur des sujets qui m intéressent à titre personnel ou professionnel si l on parle d'une façon relativement lente et distincte. CECR (2001:26) Pada bagian ini saya (pembelajar) mampu memahami hal-hal penting bila bahasa yang digunakan sederhana dan standar dengan tema keseharian yang menyangkut pekerjaan, sekolah, hobi dsb. Saya (pembelajar) juga mampu memahami hal-hal penting dari berbagai siaran radio atau televisi teraktual atau topik yang menarik secara pribadi atau profesional jika dibicarakan dengan cara yang relatif lambat dan berbeda.

42 19 2. Compréhension écrite Je peux comprendre des textes rédigés essentiellement dans une langue courante ou relative à mon travail. Je peux comprendre la description d'événements, l'expression de sentiments et de souhaits dans des lettres personnelles. CECR (2001:26) Pada bagian ini saya (pembelajar) mampu memahami inti dari teksteks yang tersedia dengan bahasa yang umum dan sesuai. Saya (pembelajar) dapat pula mengerti deskripsi dari kejadian, ekspresi dari perasaan, serta harapan dalam sebuah surat pribadi. 3. Production écrite Je peux écrire un texte simple et cohérent sur des sujets familiers ou qui m intéressent personnellement. Je peux écrire des lettres personnelles pour décrire expériences et impressions. CECR (2001:26) Pada bagian ini saya (pembelajar) dapat menulis teks sederhana dan koheren dengan tema keseharian atau yang menarik perhatian pembelajar, menulis surat pribadi untuk menceritakan pengalaman. Selain itu, pembelajar perlu memerhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam grille d évaluation de la production écrite DELF B1 berikut ini : a. Dapat membuat karangan yang sesuai dengan tema yang dinjurkan dan mematuhi aturan batas minimal panjang karangan. b. Dapat mendeskripsikan kegiatan, peristiwa dan pengalaman, mengungkapkan ide-ide, perasaan dan atau reaksi serta memberi pendapat.

43 20 c. Dapat menggabungkan kalimat-kalimat pendek menjadi paragraf yang sesuai. d. Menguasai kosa kata yang cukup untuk mengungkapkan hal-hal umum, jika diperlukan dengan bantuan parafrasa untuk mengungkapkan ide-ide yang lebih rumit. e. Menggunakan ejaan, tanda baca dan penempatan kata yang sesuai. f. Menguasai dengan baik struktur dari kalimat sederhana maupun kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai. 4. Production orale Peut assez aisément mener à bien une description directe et non compliquée de sujets variés dans son domaine en la présentant comme une succession linéaire de points. CECR (2001:49) Pada bagian ini pembelajar dapat menjelaskan sesuatu dengan mudah dan tanpa berbelit-belit dengan tema beragam. Terdapat beberapa kegiatan dalam bagian ini, yaitu : a. Monolog Je peux m exprimer de manière simple afin de raconter des expériences et des événements, mes rêves, mes espoirs ou mes buts. Je peux brièvement donner les raisons et explications de mes opinions ou projets. Je peux raconter une histoire ou l'intrigue d'un livre ou d'un film et exprimer mes réactions. CECR (2001:26) Saya (pembelajar) mampu menjelaskan hal-hal sederhana, menceritakan pengalaman, cita-cita, harapan dan tujuan. Saya (peseta)

44 21 dapat mengungkapkan pendapat, memberikan secara singkat alasan dan penjelasan dari sebuah pendapat, menceritaan sebuah cerita, buku atau film dan memberikan reaksi. b. Dialog Je peux faire face à la majorité des situations que l'on peut rencontrer au cours d'un voyage dans une région où la langue est parlée. Je peux prendre part sans préparation à une conversation sur des sujets familiers ou d'intérêt personnel ou qui concernent la vie quotidienne (par exemple famille, loisirs, travail, voyage et actualité). CECR (2001:26) Saya (pembelajar) dapat menghadapi sebagian besar situasi yang ditemui seseorang ketika berlibur di suatu daerah, dapat melakukan percakapan tanpa persiapan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau ketertarikan pribadi tentang keluarga, hobi, pekerjaan, liburan, atau kabat terktual. Seperti halnya pada bagian production écrite, pada bagian ini pembelajar juga perlu memerhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam grille d évaluation de la production écrite DELF B1, yaitu pembelajar mampu menceritakan diri sendiri dengan memberikan informasi yang pasti dan menarik, dapat memulai pembicaraan tanpa persiapan dengan tema keseharian dengan jelas, dapat beradaptasi dengan situasi dialog, dapat menjawab pertanyaan dari lawan bicara (mengonfirmasi sebuah informasi), dapat menyampaikan sesuatu hal dengan sederhana dan langsung untuk dikembangkan, dapat menyampaikan dan menjelaskan dengan cukup tepat

45 22 hal-hal penting dari gambaran seseorang, dapat menggabungan kalimat menjadi sebuah wacana yang cukup jelas dan sesuai tanpa kesulitan. Pembelajar juga dituntut untuk menguasai kosa kata yang cukup untuk mengungkapkan hal-hal umum, jika diperlukan dengan bantuan parafrasa untuk mengungkapkan ide-ide yang lebih rumit, menguasai dengan baik struktur dari kalimat sederhana maupun kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai. Selain hal tersebut, Denyer dkk (2011:12) menyatakan bahwa pada tingkatan DELF B1 memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tema Tema yang dibahas dalam DELF B1 adalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pengalaman keseharian, liburan, karya seni, lingkungan sekitar, dan sebagainya. 2. Struktur grammatikal Terdapat beberapa struktur yang harus dikuasai pengguna DELF B1, diantaranya les temps du passé (le passé composé et l imparfait, le plus que parfait), les pronoms compléments d objets, les marqueurs de cause, le système de l hypothétique, le conditionnel, les prépositions et les articles pour localiser, espérer que + futur simple, le lexique des sentiments, le subjonctif présent, les verbes d opinion, le lexique de l écologique.

46 23 Sehubungan dengan hal di atas, dalam Buku Panduan Fakultas Bahasa dan Seni 2012, mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Prancis pada semester enam dinyatakan harus menempuh 4 mata kuliah dasar berbahasa Prancis, yaitu compréhension orale avancée, compréhension écrite avancée, production orale avancée, production écrite avancée. Sesuai dengan rencana pembelajaran semester yang dibuat oleh dosen pengampu, dalam empat mata kuliah dasar tersebut materi yang diajarkan antara lain : 1. Production orale avancée Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih menceritakan pengalaman lampau, mempromosikan liburan yang ideal dan menentukan rincian dari liburan tersebut, menentukan sebuah pilihan, menjelaskan alasan, memberikan pendapat, berbicara dengan bahasa yang sopan, menyampaikan hipotesis, menyampaikan ide-ide, mendeskripsikan secara rinci dengan mengungkapkan penyebab masalah yang terdapat dalam siaran televisi, menggambarkan karakter seseorang, serta mengungkapkan perasaan dan keinginan/harapan. Hal tersebut didukung dengan materi sebagai berikut: a. Grammaire : 1) Les temps du passés 2) Les pronoms COD 3) Le conditionnel

47 24 4) Le système de l hypothétique : Si... + imparfait 5) Le conditionnel du passé 6) Les adverbes en ment 7) Espérer que + futur simple 8) Les articulateurs temporels et logiques 9) Le subjonctif présent b. Lexique : 1) Les marqueurs de cause 2) L entretien d embauche 3) Des vacances 4) De la description touristique 5) Des loisirs 6) Des sentiments 7) De l art du théâtre 8) Du débat 9) De la décroissance de l écologie c. Interculturels : 1) La vie en entreprise 2) L école 3) La société 4) Les français et les vacances

48 25 5) Les sites touristiques 6) Apprendre une langue en voyageant 7) Le théâtre en France pour apprendre une langue 8) La vie politique en France 9) L écologie 10) Argumenter 11) Prise la position 2. Compréhension orale avancée Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih memahami informasi dalam dialog singkat yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan dunia kerja, sekolah dan keagamaan, memahami wacana lisan berupa paparan dan presentasi, memahami pengumuman dan instruksi lisan, memahami interaksi antara penutur asli, memahami siaran radio dan televisi. Hal ini didukung dengan materi sebagai berikut: a. Grammaire : 1) Le langage texto (le pronom relatif simple et composé, place de l adjectif, l expression pour exprimer la réaction) 2) L indicatif-subjonctif pour exprimer les sentiments 3) Les discours direct-indirect b. Lexique : 1) La double pronominalisation

49 26 2) La mode de l impératif 3) La mode d emploi 4) La recette de cuisine 5) Le lexique du sondage 6) L interview 7) Le lexique du cinéma 3. Compréhension écrite avancée Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih membaca teks dengan pengucapan yang benar, memahami bahasa , memahami sinopsis film, memahami teks dalam dunia pendidikan dan profesional, memahami laporan penyelidikan, memahami berita media teraktual, serta memahami informasi umum dan khusus dalam teks tertulis dengan materi sebagai berikut: a. Grammaire : 1) Le subjonctif (exprimer les sentiments, les opinions, donner des conseils) 2) Le participe présent 3) Le gérondif 4) Les discours direct-indirect 5) La voix active et passive 6) Les pronoms relatifs simple et composes 7) Le double pronom complément

50 27 b. Lexique : 1) Le lexique de l internet 2) Les avis et opinions sur un film 3) Le lexique du film 4) Le commentaire 5) Les types d interrogation 6) La nominalisation 7) Le lexique de la presse et de médias 4. Production écrite avancée Pada mata kuliah ini, mahasiswa berlatih menulis teks informatif dan persuasif berupa message familial/amical dan formal, menulis teks deskriptif argumentatif (à partir de textes persuasif), menulis sinopsis film dan cerpen, dan menulis teks argumentatif (sciencetifique) dengan bantuan materi sebagai berikut: a. Grammaire : 1) Les phrases composées avec préposition exprimant le sentiment. 2) Les formules d adresse et de congé des lettres b. Lexique : 1) La cohérence contextuelle 2) Le lexique de l action ou manifestation sociale 3) Présenter des informations en texte court, film et vidéo

51 28 4) L apprentissage de langue Pada mata kuliah ini, mahasiswa juga diberikan contoh soal production écrite DELF B1 untuk berlatih, seperti berikut ini: Pour l association «Sport Sans Frontière», le sport est «un facteur de cohésion, de rassemblement et de développement de l individu et des communautés». Pensez-vous que cette affirmation est toujours vraie? Illustrez votre réponse par des exemples. Vous écrirez un texte construit et cohérent sur ce sujet (160 à 180 mots). Berdasarkan paparan CECR dan sebaran mata kuliah serta materi ajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi yang terdapat dalam kurikulum Prodi Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang setara dengan materi keterampilan yang terdapat dalam soal ujian DELF B1, sehingga mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dapat mengikuti DELF B1 dikarenakan materi yang dipelajari telah sesuai dengan ketentuan materi DELF B1.

52 BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab ini peneliti membahas tentang pendekatan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, penilaian, dan teknik analisis data. 3.1 Pendekatan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikaji, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian secara lugas (Arikunto 2010:3). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menguraikan, dan memaparkan tentang kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1. Dalam olah data, penelitian ini termasuk dalam statistika kualitatif, hal ini dikarenakan kekuatan analisisnya berupa deskripsi yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata sedangkan perhitungan statistik hanya dipakai sebagai pendukung informasi (Sukestiyano 2009 :2). Jadi, hasil dari penelitian ini diuraikan dalam rangkaian kata kata dengan melakukan pengumpulan data, menentukan dan melaporkan keadaan yang ada sesuai dengan kenyataan. 29

53 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya untuk tiap objek bevariasi dan dapat diamati, atau dibilang, atau diukur (Sukestiyarno 2009 :4). Selain itu, Sugiyono (2012 :61) juga menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini yaitu kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010:173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2010:174). 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. 2. Sampel penelitian Sampel penilitian ini menggunakan sampling jenuh / sampling total, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

54 31 sebagai sampel (Sukestiyarno 2009 :53). Hal ini dikarenakan jumlah subjek dalam penelitian ini kurang dari 100. Sebagaimana diungkapkan Arikunto (2010 :112), bahwa jika jumlah subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10 15% dari jumlah populasi. Oleh karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang yaitu sejumlah 40 orang, maka peneliti mengambil sampel 100%. 40 orang yang tersebut terdiri dari 8 orang yang telah mengikuti dan lulus DELF B1, 4 orang yang telah mengikuti ujian DELF B1 namun tidak lulus, dan 28 orang yang belum pernah mengikuti DELF B Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2010 : 192), ada enam metode pengumpulan data yaitu tes, angket, wawancara, observasi, skala bertingkat dan dokumentasi. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode dokumentasi dan angket. 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto 2010:274). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai jumlah dan nama mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang yang akan menjadi responden pada penelitian ini.

55 32 2. Metode Kuesioner atau Angket Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 2010:194). Hal tersebut diperjelas oleh Sugiyono (2012:199) yang menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam Mengikuti ujian DELF B Pemilihan Instrumen Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto 2010:203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Instrumen kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih (Arikunto 2010:19).

56 33 Berdasarkan variabel yang telah ditentukan, maka dapat disusun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut dengan mengacu pada teori-teori yang ada. Berikut kisi-kisi instrumen dapat dilihat berikut ini: Tabel I. Kisi Kisi Instrumen Variabel Indikator Sub Indikator No item Memiliki badan sehat, 1, 2, 3, 4, Kondisi kesiapan mahasiswa Kondisi fisik kesiapan cukup istirahat, cukup tidur, cukup nutrisi, semua indera befungsi dengan baik Memiliki rasa percaya diri, takut, cemas, gelisah, 5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 12, 13, 14, dalam tertekan 15 mengikuti ujian Kondisi kesiapan Memiliki daya tangkap 16, 17 DELF B1 psikologis yang baik untuk menerima penjelasan materi dari dosen, teman/orang lain, buku/internet

57 34 Memiliki motivasi (memiliki dorongan dari 18, 19, 20, 21 dalam diri untuk berprestasi, memiliki dorongan dari luar berupa penghargaan yang menarik) Memiliki bahan yang 22, 23 telah dipelajari, catatan pelajaran, dan modul untuk pembelajaran Kondisi materiil kesiapan Memiliki keterampilan dan keahlian (memiliki empat keterampilan berbahasa prancis dengan 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, tingkatan DELF B1 dan 33, 34, 35 menguasai materi-materi ujian DELF B1) 3.6 Uji Coba Instrumen Agar suatu instrumen dapat memperoleh hasil yang diandalkan, maka instrumen harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, sehingga sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, instrumen akan diujicobakan validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilakukan pada lima mahasiswa semester delapan pendidikan bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang yang merupakan bagian dari populasi

58 35 penelitian tetapi bukan termasuk ke dalam sampel penelitian. Lima mahasiswa tersebut dipilih secara acak melalui undian. 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto 2010:211). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk karena butir-butir kuesioner atau angket dikonstruk dari teori. Pengukuran validitas instrumen ini yaitu mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas instrumen adalah Korelasi Product Moment dari Pearson (Arikunto 2010: 213) sebagai berikut: Keterangan : Rxy N Σ xy Σ X Σ Y Σ X2 Σ Y2 = Koefisien korelasi antara x dan y = Jumlah responden = Total perkalian antara skor butir dengan skor total = jumlah skor butir pernyatan = Jumlah skor total pernyataan = Jumlah kuadrat skor butir = Jumlah kuadrat skor total

59 36 Setelah rxy hitung ditemukan, kemudian dikonsultasikan dengan tabel untuk mengetahui butir yang valid dan tidak valid. Dengan pedoman bila r hitung r tabel pada signifikansi 5%, maka butir item valid dan bila r hitung < r tabel, maka butir item itu tidak valid. Jumlah responden yang mengikuti uji coba instrument sebanyak 7 orang. Yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah butir-butir pernyataan yang valid. Cara mengukur tingkat validitas instrumen akan dilakukan dengan bantuan computer SPSS 16. Berdasarkan uji coba instrumen yang dilaksanakan pada 20 Juni 2016, responden mengisi angket berisi 35 pernyataan yang terdiri dari 26 pernyataan positif dan 9 pernyataan negatif. Hasil dari uji coba tersebut menunjukkan bahwa 31 butir pernyataan dinyatakan valid sedangkan 4 butir pernyataan dinyatakan gugur, yaitu butir pernyataan nomor 7, 13, 23, dan Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 2010:221). Untuk instrumen yang penyekorannya 1 dan 0, Arikunto (2010:232) menyatakan bahwa terdapat cara untuk mengetahui reliabilitas instrumen tersebut, yaitu dengan menggunakan rumus Rulon sebagai berikut:

60 37 Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen V d = varians (varians difference) V t = varian total atau varian skor total d = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir Hasil perhitungan menggunakan rumus diatas diinterpretasikan dengan tingkat keandalan koefisien yang menurut Arikunto (2010 :319) adalah sebagai berikut : Antara 0,800 sampai 1,000 adalah sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,799 adalah tinggi Antara 0,400 sampai 0,599 adalah cukup Antara 0,200 sampai 0,399 adalah rendah Antara 0,000 sampai 0,199 adalah sangat rendah Dari kelima tingkat keandalan koefisien diatas, yang digunakan sebagai indikator instrumen dinyatakan reliabel adalah 0,600. Jadi instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai tingkat keandalan koefisien 0,600. Berdasarkan uji reliabilitas instrumen yang telah dilakukan, hasil uji reliabilitas instrumen menunjukkan harga keandalan koefisien 0,988 > 0,600, ini berarti bahwa instrumen pada penelitian ini dikatakan reliable pada tingkat keandalan koefisien sangat tinggi.

61 Penilaian 1. Penentuan Skor Data yang didapat dari pengambilan data berupa data kualitatif, agar data tersebut dapat dianalisis maka haruslah diubah menjadi data kuantitatif. Oleh karena itu, masing-masing jawaban diberi tingkat-tingkat skor sebagai berikut : a. Skor 0 untuk jawaban tidak b. Skor 1 untuk jawaban ya 2. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian awal secara umum yang digunakan adalah menentukan panjang interval dengan rumus: Keterangan: Rentang = skor maksimal skor minimal b = jumlah kategori yang digunakan Dalam hal ini kategori yang digunakan ada 4 (empat) macam, yaitu SS (Sangat Siap), S (Siap), KS (Kurang Siap), TS (Tidak Siap). Kriteria penilaian kesiapan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Jumlah responden = 40 Jumlah seluruh pernyataan = 31 Skor maksimal = 40 x 31 = 1240

62 39 Skor minimal = 0 x 31 = 0 Jumlah kategori = 4 Dengan menggunakan rumus di atas, maka kriteria kesiapan mengikuti DELF B1 adalah : Rentang = = 1240 b = 4 P = = 310 Tabel II. Kategori Keseluruhan Aspek Kesiapan DELF B1 Interval Skor Kategori Tidak Siap 310,1 620 Kurang Siap 620,1-930 Siap 930, Sangat Siap Adapun rumus untuk tiap aspek kesiapan DELF B1 adalah sebagai berikut : a. Aspek Kondisi Kesiapan Fisik Skor maksimal = 7 Skor minimal = 0 Jumlah kategori = 4

63 40 Dengan menggunakan rumus di atas, maka kriteria dalam aspek kesiapan fisik adalah sebagai berikut : Rentang = 7 0 = 7 P = = 1, 75 Tabel III. Aspek Kondisi Kesiapan Fisik Interval Skor Kategori 0 1,75 Tidak Siap 1,76 3,5 Kurang Siap 3,51 5,25 Siap 5,26-7 Sangat Siap b. Aspek Kondisi Kesiapan Psikis Skor maksimal = 12 Skor minimal = 0 Jumlah kategori = 4 Dengan menggunakan rumus di atas, maka kriteria dalam aspek kesiapan fisik adalah sebagai berikut : Rentang = 12 0 = 12 P = = 3

64 41 Tabel IV. Aspek Kondisi Kesiapan Psikis Interval Skor Kategori 0 3 Tidak Siap 3,1 6 Kurang Siap 6,1 9 Siap 9,1-12 Sangat Siap c. Aspek Kondisi Kesiapan Materiil Skor maksimal = 12 Skor minimal = 0 Jumlah kategori = 4 Dengan menggunakan rumus di atas, maka kriteria dalam aspek kesiapan fisik adalah sebagai berikut : Rentang = 12 0 = 12 P = = 3 Tabel V. Aspek Kondisi Kesiapan Materiil Interval Skor Kategori 0 3 Tidak Siap 3,1 6 Kurang Siap 6,1 9 Siap 9,1-12 Sangat Siap

65 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskriptif kuantitatif, yang digunakan untuk mengetahui gambaran dari variabel, yaitu kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1. Pengukuran pada variabel dilakukan dengan memberikan skor dari jawaban pengambilan data yang telah peneliti lakukan. Perhitungan pengambilan data menggunakan prosentase. Rumus prosentase adalah sebagai berikut : Keterangan : P = prosentase N = nilai yang diperoleh X = jumlah responden

66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti membahas hasil penelitian dan hasil analisis data tentang kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1 yang terdiri dari tiga aspek kondisi, yaitu kondisi kesiapan fisik, psikis dan materiil. 4.1 Hasil Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu berupa data hasil penelitian tentang kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1, peneliti menggunakan angket tertutup yang telah diuji coba serta dinyatakan valid dan reliabel sebagai instrumen penelitian. Angket tersebut berisi 31 pernyataan yang terdiri dari 8 pernyataan negatif dan 23 pernyataan positif. Selain itu, peneliti juga menggunakan data dokumentasi berupa daftar mahasiswa aktif angkatan 2012 untuk mengetahui daftar nama dan jumlah responden pada penelitian ini. Berikut ini merupakan hasil penelitian kesiapan secara keseluruhan yang telah diberikan dan diisi oleh 40 responden yang terdiri dari 8 mahasiswa yang telah lulus DELF B1, 4 mahasiswa yang telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus, serta 28 mahasiswa yang belum pernah mengikuti DELF B1: 43

67 44 Tabel VI. Data Hasil Penelitian No NIM Keterangan Skor Fisik Psikis Materiil Total Belum DELF B Lulus DELF B Tidak Lulus DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Lulus DELF B Tidak Lulus DELF B Lulus DELF B Belum DELF B Lulus DELF B Belum DELF B Lulus DELF B Belum DELF B

68 Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Tidak Lulus DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Lulus DELF B Belum DELF B Lulus DELF B Belum DELF B Belum DELF B

69 Belum DELF B Lulus DELF B Belum DELF B Belum DELF B Belum DELF B Tidak Lulus DELF B Belum DELF B Jumlah Hasil Analisis Data Penelitian dan Pembahasan Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Guna menentukan hasil analisis pada data yang telah terkumpul tersebut, terdapat empat kategori kesiapan yang telah dijelaskan penentuannya pada bab sebelumnya untuk menganalisis data, yaitu kategori SS (Sangat Siap), S (Siap), KS (Kurang Siap), TS (Tidak Siap). Berikut ini merupakan hasil analisis data yang telah terkumpul secara keseluruhan:

70 47 Tabel VII. Hasil Analisis Data Kesiapan secara Keseluruhan Interval Skor , , , Jumlah Fi Frekuensi Relatif (%) 0 0 % 4 10 % 29 72,5% 7 17,5% % Kategori Tidak Siap Kurang Siap Siap Sangat Siap Dari Tabel VII. di atas dapat digambarkan dengan diagram pie berikut ini : Gambar I. Diagram Hasil Analisis Data Kesiapan secara Keseluruhan Dari data pada tabel VII. dan gambar I., dapat dilihat bahwa tidak terdapat mahasiswa dalam kondisi yang tidak siap, hanya saja 10% dari mahasiswa yang

71 48 menjadi responden termasuk dalam kondisi yang kurang siap, yang berarti bahwa mahasiswa tersebut dalam kondisi fisik yang kurang sehat, memiliki kondisi psikis yang kurang baik, serta kurang memiliki dan menguasai materi ujian DELF B1 dengan baik pula. 10% responden yang kurang siap tersebut terdiri dari 2,5% responden yang telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus, serta 5% responden yang belum pernah mengikuti DELF B1. Selain itu 90% mahasiswa lainnya dalam kondisi kesiapan yang baik secara keseluruhan, yaitu dengan prosentase 75% mahasiswa (72,5% mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1, 72,5% mahasiswa telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus, serta 60% mahasiswa belum pernah mengikuti DELF B1) dalam kondisi siap dan 17,5% mahasiswa (10% mahasiswa telah mengikuti dan lulus ujian DELF B1 serta 12,5% mahasiswa belum pernah mengikuti DELF B1) dalam kondisi yang sangat siap. Maksud dari hal tersebut adalah 75% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi fisik yang sehat, memiliki kondisi psikis yang baik, serta memiliki dan menguasai materi ujian DELF B1 dengan baik. Kemudian, 15% dari mahasiswa tersebut dalam kondisi fisik yang sangat sehat, memiliki kondisi psikis yang sangat baik, serta memiliki dan menguasai materi ujian DELF B1 dengan sangat baik. Berhubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi siap sehingga kemungkinan

72 49 besar mahasiswa tidak memiliki kendala yang serius untuk mengikuti ujian DELF B1. Jika sebelumnya telah diuraikan hasil analisis data kondisi kesiapan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang secara keseluruhan, maka di bawah ini merupakan uraian hasil analisis data kesiapan secara lebih rinci yang terdiri dari tiga aspek berikut ini: 1. Aspek Kondisi Kesiapan Fisik Pada aspek kondisi kesiapan fisik ini, terdapat 7 butir pernyataan yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesiapan fisik mahasiswa, yang terdiri dari 2 pernyataan negatif dan 5 pernyataan positif. Pernyataan-pernyataan tersebut menyatakan tentang kondisi mahasiswa yang memiliki badan yang sehat, tidak memiliki riwayat penyakit yang mengganggu proses belajar, cukup tidur, cukup nutrisi serta semua indera berfungsi dengan baik, terutama indera penglihatan dan indera pendengaran. Pada aspek ini skor terendah adalah 3 dan skor tertinggi adalah 7. Dengan kategori dan interval skor yang telah ditentukan pada pembahasan bab sebelumnya, maka hasil analisis data penelitian pada aspek ini adalah sebagai berikut:

73 50 Tabel VIII. Hasil Analisis Data Kesiapan Fisik Interval Skor Fi Frekuensi Relatif (%) Kategori 0 1, % Tidak Siap 1,76 3, % Kurang Siap 3,51 5, % Siap 5, % Sangat Siap Jumlah % Dari Tabel VIII. tersebut dapat digambarkan dengan diagram pie berikut ini : Gambar II. Diagram Hasil Analisis Data Kesiapan Fisik

74 51 Dari hasil analisis data pada tabel VII. dan gambar II, dapat diketahui bahwa lebih dari 50% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi siap secara fisik untuk mengikuti ujian DELF B1. Hal ini dikarenakan hanya 10% mahasiswa dinyatakan kurang siap, yang terdiri dari 5% mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1 dan 5% belum pernah mengikuti DELF B1. 5% mahasiswa tersebut kurang siap dalam kondisi fisik karena salah satu organ tubuh mahasiswa dalam kondisi yang kurang baik dan memliki riwayat penyakit yang mengganggu aktivitas belajar, sedangkan 7,5% mahasiswa lainnya dalam kondisi yang kurang siap dikarenakan kurangnya nutrisi yang disebabkan pola makan yang kurang baik serta kurangnya istirahat. Berbeda dengan hal tersebut, 90 % mahasiswa lainnya dalam keadaan siap dan bahkan sangat siap, dengan keterangan 55% mahasiswa dalam keadaan siap yang terdiri dari 7,5% mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1, 5% mahasiswa telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus, serta 42,5% lainnya belum pernah mengikuti DELF B1, serta 35% mahasiswa lainnya dalam keadaan sangat siap yang terdiri dari 7,5% mahasiswa telah mengikuti da lulus ujian DELF B1, 5% mahasiswa telah mengikuti ujian DELF B1 namun tidak lulus, serta 22,5% mahasiswa belum pernah mengikuti ujian DELF B1. 90% mahasiswa yang berada dalam kondisi siap dan bahkan sangat siap tersebut memiliki badan yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit yang dapat mengganggu proses belajar, memiliki

75 52 waktu tidur dan istirahat yang cukup, memiliki nutrisi yang cukup untuk tubuh karena pola makan yang baik, serta semua indera berfungsi dengan baik terutama indera penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang tidak mengalami kendala secara fisik untuk mengikuti ujian DELF B1. 2. Aspek Kondisi Kesiapan Psikis Jumlah butir pernyataan untuk mengetahui aspek kondisi kesiapan psikis ini adalah 12, terdiri dari 6 pernyataan negatif dan 6 pernyataan positif. Peryataan-pernyataan tersebut menyatakan tentang kondisi mahasiswa yang percaya diri, tidak takut maupun tertekan dalam menghadapi ujian, tidak cemas maupun gelisah dalam mengahadapi ujian, memiliki daya tangkap yang baik dalam menerima dan menyerap informasi dari sumber tertulis maupun penjelasan dari orang lain, serta memiliki motivasi (memiliki dorongan dari dalam diri sendiri maupun dorongan dari luar ) untuk mengikuti ujian DELF B1. Pada aspek ini skor terendah adalah 1, sedangkan skor tertinggi adalah 10. Dengan kategori dan interval skor yang telah ditentukan pada pembahasan bab sebelumnya, maka hasil analisis data penelitian pada aspek kondisi kesiapan psikis ini adalah sebagai berikut:

76 53 Tabel IX. Hasil Analisis Data Kesiapan Psikis Interval Skor Fi Frekuensi Relatif (%) Kategori % Tidak Siap 3, % Kurang Siap 6, ,5% Siap 9, ,5 % Sangat Siap jumlah % Dari Tabel IX. tersebut dapat digambarkan dengan diagram pie berikut ini : Gambar III. Diagram Hasil Analisis Data Kesiapan Psikis

77 54 Dari hasil analisis pada tabel IX. dan gambar III. tersebut, dapat diketahui bahwa 65% mahasiswa terdapat pada kategori kurang siap. 65% mahasiswa tersebut terdiri dari 10% mahasiswa (2,5% mahasiswa telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus dan 7,5% mahasiswa lainnya belum pernah mengikuti DELF B1) dalam keadaan yang tidak siap serta 55% mahasiswa (5% mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1, 5 % mahasiswa telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus, 45% mahasiswa belum pernah mengikuti DELF B1) dalam keadaan yang kurang siap. Alasan 10% mahasiswa yang terdapat dalam kondisi tidak siap karena tidak adanya motivasi dari dalam diri mahasiswa untuk mengikuti ujian DELF B1, mahasiswa merasa tidak tenang harus mengikuti ujian yang mengharuskan melakukan praktik empat keterampilan berbahasa prancis dalam waktu berdekatan, serta rasa cemas yang terlalu berlebihan tentang pencapaian skor kelulusan DELF B1. Sedangkan pada 55% mahasiswa yang dalam kondisi kurang siap memiliki alasan yang berbeda, 7,5% mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1 kurang siap dalam aspek psikis disebabkan karena mahasiswa merasa cemas tentang pencapaian skor kelulusan DELF B1 serta perlu lebih dari tiga kali untuk menyerap sebuah informasi, kemudian pada 5 % mahasiswa yang telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus dan 42,5% mahasiswa yang belum pernah mengikuti DELF B1 dalam keadaan kurang siap secara psikis dikarenakan kurangnya motivasi dari dalam diri untuk mengikuti ujian DELF B1, rasa cemas tentang

78 55 pencapaian skor kelulusan DELF B1 serta rasa tertekan harus melaksanakan ujian yang mengharuskan melakukan empat praktik keterampilan berbahasa Prancis dalam kurun waktu yang berrdekatan, sehingga mahasiswa merasa takut untuk mengikuti ujian DELF B1. Hal tersebut yang menyebabkan sebagian besar mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang menjadi kurang siap secara psikis dalam mengahadapi ujian DELF B1. Walaupun demikian, terdapat 35% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi siap dan bahkan sangat siap, yang terdiri dari 32,5% mahasiwa dalam kondisi siap dan 2,5% mahasiswa lainnya dalam kondisi yang sangat siap. 32,5% mahasiswa yang terdapat dalam kondisi siap tersebut terdiri dari 15% mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1, 2,5% mahasiswa telah mengikuti ujian DELF B1 namun tidak lulus, serta 15% mahasiswa belum pernah mengikuti DELF B1. 32,5% mahasiswa tersebut dalam kategori siap dikarenakan mahasiswa merasa percaya diri untuk mengikuti ujian DELF B1 dan juga mahasiswa memiliki daya tangkap yang baik dalam menyerap informasi dan menerima penjelasan informasi, sehingga mahasiswa merasa tidak takut untuk mengikuti ujian DELF B1 dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan 2,5% mahasiswa lainnya merasa sangat percaya diri untuk mengikuti ujian DELF B1 dan juga mahasiswa memiliki daya tangkap yang sangat baik dalam menyerap informasi dan menerima penjelasan

79 56 informasi, sehingga mahasiswa merasa tidak takut untuk mengikuti ujian DELF B1 dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian, walaupun terdapat mahasiswa yang dalam kondisi yang siap bahkan sangat siap secara psikis, namun dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi yang kurang siap secara psikis untuk menghadapi ujian DELF B1. 3. Aspek Kondisi Kesiapan Materiil Pada aspek kondisi kesiapan materiil ini, terdapat 12 pernyataan yang keseluruhan hanya terdiri dari pernyataan positif dan tidak terdapat pernyataan negatif. Pernyatan-pernyataan tersebut menyatakan tentang bahan dan materi yang telah dipelajari dan dimiliki oleh mahasiswa serta kemampuan berbahasa Prancis dan empat keterampilan berbahasa Prancis yang telah dikuasai oleh mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang yang berhubungan dengan materi ujian DELF B1. Pada aspek ini skor terendah adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 12. Dengan kategori dan interval skor yang telah ditentukan pada pembahasan bab sebelumnya, maka hasil analisis data penelitian pada aspek materiil adalah sebagai berikut:

80 57 Tabel X. Hasil Analisis Data Kesiapan Materiil Interval Skor Fi Frekuensi Relatif (%) Kategori % Tidak Siap 3, ,5% Kurang Siap 6, ,5% Siap 9, % Sangat Siap jumlah % Dari Tabel X. di atas dapat digambarkan dengan diagram pie berikut ini : Gambar IV. Diagram Hasil Analisis Data Kesiapan Materiil

81 58 Dari hasil analisis pada tabel X. dan gambar IV., dapat dilihat bahwa tidak terdapat mahasiswa yang tidak siap, namun terdapat 12,5% mahasiswa dalam kedaan kurang siap secara materiil yang terdiri dari mahasiswa yang belum pernah mengikuti DELF B1. 12,5% mahasiswa yang kurang siap tersebut bukan dikarenakan kurangnya bahan dan materi yang dimiliki dan dipelajari oleh mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang, namun karena mahasiswa kurang mampu menguasai keterampilan berbahasa Prancis, yaitu keterampilan mendengarkan dan berbicara. Kedua keterampilan tersebut adalah keterampilan untuk memahami informasi dari sebuah wacana lisan, siaran radio maupun televisi berbahasa Prancis memberi tanggapan secara jelas, ketermapilan untuk mengungkapkan pendapat dan memberikan alasannya secara lisan, menceritaan sebuah cerita, buku atau film dan memberikan reaksi dengan jelas secara lisan dengan menggunakan bahasa prancis, serta kemampuan untuk berupaya berkomunikasi untuk menghadapi situasi yang tak terduga dalam perjalanan di suatu wilayah atau daerah yang menggunakan bahasa prancis. Keterampilan berbahasa Prancis tersebut yang menyebabkan 12,5% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang menjadi kurang siap secara materiil. Namun, selain 12,5% mahasiswa yang kurang siap di atas, terdapat 87,5% mahasiswa dalam keadaan siap bahkan sangat siap, yang terdiri dari 42,5% mahasiswa (5 % mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1, 5 %

82 59 mahasiswa telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus, 32,5% mahasiswa belum pernah mengikuti DELF B1) dalam kondisi siap dan 45% (15 % mahasiswa telah mengikuti dan lulus DELF B1, 5 % mahasiswa telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus, 25% mahasiswa belum pernah mengikuti DELF B1) mahasiswa dalam kondisi sangat siap. 42,5% mahasiswa dalam kondisi siap yang telah disebutkan sebelumnya adalah mahasiswa yang memiliki bahan yang telah dipelajari dengan lengkap dan telah menguasai empat keterampilan berbahasa Prancis dengan baik, yaitu memiliki buku catatan dan modul pembelajaran materi bahasa Prancis yang setara dengan materi DELF B1, menguasai materi bahasa Prancis materi bahasa Prancis dengan baik, menguasai empat ketempilan berbahasa Prancis dengan baik yaitu menguasai keterampilan untuk berupaya berkomunikasi untuk menghadapi situasi yang tak terduga dalam perjalanan di suatu wilayah atau daerah yang menggunakan bahasa prancis dengan baik serta mengungkapkan pendapat dan memberikan alasannya, menceritaan sebuah cerita, buku atau film dan memberikan reaksi dengan jelas secara lisan dengan menggunakan bahasa prancis dengan baik, menguasai memahami informasi dari sebuah wacana lisan, siaran radio maupun televisi berbahasa Prancis dan memberikan tanggapan secara jelas dengan baik serta memahami informasi umum dan khusus dalam teks tertulis yang berupa sinopsis, berita, laporan, dan surat dengan baik pula, kemudian dapat menuliskan sebuah teks deskiptif dan argumentatif, surat, serta dapat

83 60 menceritakan kejadian dalam sebuah liburan secara tetulis dengan menggunakan bahasa Prancis dengan baik dan juga dapat menceritakan pengalaman lampau, memberikan pendapat dan alasan-alasannya serta mengungkapkan perasaan dan ide-ide secara tertulis menggunakan bahasa Prancis dengan baik, dan dapat pula menggabungkan kalimat-kalimat pendek menjadi paragraf yang sesuai dengan menggunakan ejaan, tanda baca, kata penghubung dan penempatan kata yang sesuai, menguasai struktur dari kalimat sederhana maupun kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai dengan baik. Kemudian, 45% mahasiswa dalam kondisi sangat siap yang telah disebutkan sebelumnya merupakan mahasiswa yang memiliki bahan dan materi yang dipelajari dengan sangat lengkap yaitu, buku catatan, modul pembelajaran, dan sumber belajar bahasa Prancis lainnya yang setara dengan materi DELF B1, serta menguasai materi dan empat keterampilan berbahasa Prancis dengan sangat baik, yaitu menguasai keterampilan untuk berupaya berkomunikasi untuk menghadapi situasi yang tak terduga dalam perjalanan di suatu wilayah atau daerah yang menggunakan bahasa prancis dengan sangat baik serta mengungkapkan pendapat dan memberikan alasannya, menceritaan sebuah cerita, buku atau film dan memberikan reaksi dengan jelas secara lisan dengan menggunakan bahasa prancis dengan sangat baik, menguasai memahami informasi dari sebuah wacana lisan, siaran radio maupun televisi berbahasa Prancis dan memberikan tanggapan secara jelas

84 61 dengan sangat baik serta memahami informasi umum dan khusus dalam teks tertulis yang berupa sinopsis, berita, laporan, dan surat dengan sangat baik pula, kemudian dapat menuliskan sebuah teks deskiptif dan argumentatif, surat, serta dapat menceritakan kejadian dalam sebuah liburan secara tetulis dengan menggunakan bahasa Prancis dengan sangat baik dan juga dapat menceritakan pengalaman lampau, memberikan pendapat dan alasanalasannya serta mengungkapkan perasaan dan ide-ide secara tertulis menggunakan bahasa Prancis dengan sangat baik, dan dapat pula menggabungkan kalimat-kalimat pendek menjadi paragraf yang sesuai dengan menggunakan ejaan, tanda baca, kata penghubung dan penempatan kata yang sesuai, menguasai struktur dari kalimat sederhana maupun kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai dengan sangat baik. Dari penjelasan tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi yang sangat siap secara materiil dan tidak memliki kendala dalam hal materi untuk menghadapi ujian DELF B1. Dari uraian hasil penelitian yang berupa analisis data di atas, dapat disimpulkan dengan menggunaan tabel sebagai berikut:

85 62 Tabel XI. Rekapitulasi Data Kesiapan Kategori Kondisi Kesiapan Fisik Psikis Materiil Tidak Siap Kurang Siap Siap Sangat Siap 0 10% 0 10% 55% 12,5% 55% 32,5% 42,5% 35% 2,5% 45% Dari tabel XI. di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya pada aspek kondisi kesiapan psikis terdapat mahasiswa yang tidak siap, yang berarti bahwa mahasiswa tersebut dalam kondisi psikis yang tidak baik untuk mengikuti ujian DELF B1 yaitu 10% dari mahasiswa. Sedangkan pada aspek fisik dan materiil tidak terdapat mahasiswa yang terdapat dalam kondisi yang tidak siap, yang berarti bahwa tidak terdapat mahasiswa yang dalam kondisi fisik yang tidak sehat dan tidak terdapat mahasiswa yang tidak memiliki materi dan bahan pembelajaran bahasa Prancis setara materi DELF B1 serta tidak terdapat mahasiswa yang tidak memiliki empat keterampilan bahasa Prancis. Kemudian, terdapat banyak mahasiswa dalam kondisi yang kurang siap pada aspek psikis, yang berarti bahwa mahasiswa dalam kondisi

86 63 yang kurang baik secara psikis dan kurang percaya diri untuk mengikuti ujian DELF B1 yaitu 55% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang. Pada aspek fisik dan aspek materiil hanya beberapa mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang yang termasuk dalam kategori kurang siap, yaitu 10% mahasiswa pada aspek fisik dan 12,5% mahasiswa pada aspek materiil, yang berari bahwa hanya sedikit mahasiswa yang dalam kondisi kurang sehat secara fisik dan kurang menguasai materi ujian DELF B1 dan kurang menguasai empat keterampilan berbahasa Prancis. Selanjutnya, terdapat 55% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dari aspek fisik yang termasuk dalam kategori siap. Dalam kategori siap, aspek fisik memiliki prosentase tertinggi, yang berarti bahwa sebagian besar mahasiswa dalam kondisi siap karena kondisi fisik yang sehat. Kemudian, dalam kategori lainnya terdapat 32,5% mahasiswa dari aspek psikis dan 42,5% mahasiswa dari aspek materiil juga berada dalam kategori siap. Walaupun bukan dalam prosentase tertinggi, namun kedua aspek tersebut juga memiliki prosentase yang cukup tinggi. Hal ini berarti bahwa banyak mahasiswa yang siap karena kondisi psikis yang baik karena percaya diri dalam mengikuti ujian DELF B1 serta kondisi materiil yang baik karena telah memiliki bahan, menguasai materi dan empat keterampilan berbahasa Prancis dengan baik. Dan yang terakhir, pada kategori sangat siap hanya terdapat 2,5% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang pada aspek psikis, hal ini

87 64 menandakan bahwa sedikit mahasiswa yang merasa sangat percaya diri dan dalam kondisi sangat baik secara psikis. Selain itu, terdapat 35% mahasiswa pada aspek fisik yang termasuk dalam kategori sangat siap. Hal ini berarti bahwa banyak mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang yang merasa dalam kondisi sangat sehat dan sangat siap untuk mengikuti ujian DELF B1. Kemudian, terdapat 45% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang pada aspek materiil terdapat pada kategori sangat siap. Pada kategori sangat siap, aspek materiil merupakan aspek yang memiliki prosentase tertinggi, yang berarti bahwa sebagian besar mahasiswa merasa sangat siap mengikuti DELF B1 dikarenakan mahasiswa merasa memiliki bahan dan materi ujian dengan baik serta sangat menguasai materi dan empat keterampialan berbahasa Prancis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, pada aspek psikis sebagian besar mahasiswa termasuk dalam kategori tidak siap dan kurang siap, sedangkan pada aspek fisik mahasiswa termasuk dalam kategori siap dan sebagian besar mahasiswa terasmasuk dalam kategori sangat siap terdapat pada aspek materiil. Selain kesimpulan di atas, terdapat pula kesimpulan lain yang berhubungan dengan responden yang mengikuti dan lulus DELF B1 serta responden yang telah mengikuti DELF B1 namun tidak berhasil lulus, yang digambarkan dalam tabel berikut ini:

88 65 Tabel XII. Rekapitulasi Data Kesiapan Mahasiswa yang Lulus DELF B1 dan yang Tidak Lulus DELF B1 No NIM Keterangan Lulus DELF B1 Sangat Siap Skor Fisik Psikis Materiil Siap Sangat Siap Lulus DELF B1 Siap Siap Lulus DELF B1 Siap siap Sangat Siap Sangat Siap Lulus DELF B1 Siap Kurang siap Siap Lulus DELF B1 Sangat Siap Siap Siap Lulus DELF B1 Sangat Siap Kurang Siap Sangat Siap Lulus DELF B1 Kurang Siap Siap Sangat Siap Lulus DELF B1 Kurang Siap Siap Sangat Siap Tidak Lulus DELF B1 Sangat Siap Kurang Siap Siap Tidak Lulus DELF B1 Sangat Siap Siap Sangat Siap Tidak Lulus DELF B1 Siap Tidak Siap Siap Tidak Lulus DELF B1 Siap kurang Siap Sangat Siap

89 66 Dari tabel XII., dapat dilihat bahwa empat dari delapan mahasiswa yang telah lulus DELF B1 memiliki kesiapan yang penuh, yaitu memiliki kesiapan fisik, kesiapan psikis dan juga kesiapan materi. Kemudian empat dari delapan mahasiswa yang lulus DELF B1 lainnya hanya memiliki dua aspek kesiapan, yaitu memiliki kesiapan fisik dan kesiapan materi maupun kesiapan psikis dan kesiapan materi. Selain itu, terdapat pula empat mahasiswa yang telah mengikuti DELF B1 namun tidak lulus. Empat mahasiswa yang tidak lulus DELF B1 tersebut hanya memiliki dua aspek kesiapan, yaitu memiliki kesiapan fisik dan kesiapan materi maupun kesiapan psikis dan kesiapan materi. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah mahasiswa yang telah siap dalam tiga aspek kesiapan, yaitu kesiapan fisik, psikis dan materi dapat berhasil dan lulus dalam mengikuti DELF B1. Namun mahasiswa yang hanya siap dalam dua aspek kesiapan memiliki dua kemungkinan, yaitu mahasiswa dapat berhasil dan lulus DELF B1 atau tidak lulus DELF B1. Jadi, agar mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dapat lulus DELF B1 harus memiliki kesiapan yang penuh dalam tiga aspek kesiapan.

90 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil data yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan, mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi yang siap untuk mengikuti ujian DELF B1. Hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 90% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang siap, dengan keterangan 75% mahasiswa dalam kondisi siap dan 17,5% mahasiswa lainnya dalam kondisi sangat siap, sedangkan 10% lainnya dalam keadaan yang kurang siap. Kemudian secara rinci, yaitu pada aspek kondisi kesiapan fisik, 55% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi siap, 35% mahasiswa dalam keadaan yang sangat siap untuk mengahadapi ujian DELF B1, dan 10% lainnya dalam keadaan yang kurang siap. Pada aspek kondisi kesiapan psikis, 55% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi yang kurang siap mengahadapi ujian DELF B1, 10% mahasiswa dalam keadaan tidak siap, 32,5% dalam keadaan siap dan 2,5% lainnya dalam keadaan sangat siap. Pada aspek kondisi kesiapan materiil, 42,5% mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri 67

91 68 Semarang dalam kondisi siap dan 45% lainnya dalam keadaan yang sangat siap untuk mengahdapi ujian DELF B1, sedangkan 12,55 lainnya dalam kedaan yang kurang siap. 5.2 Saran Meskipun secara keseluruhan mahasiswa semester delapan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam kondisi yang siap untuk mengikuti ujian DELF B1, namun terdapat beberapa mahasiswa yang belum siap mengikuti ujian DELF B1. Selain itu, pada aspek kondisi kesiapan terdapat banyak mahasiswa yang kurang siap bahkan tidak siap untuk mengikuti ujian DELF B1. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian serupa yang lebih mendalam dan membahas faktor-faktor pendukung maupun faktor-faktor penghambat kesiapan mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang dalam mengikuti ujian DELF B1, sehingga masalah bagi mahasiswa yang tidak siap mengikuti ujian DELF B1 dapat diatasi dengan baik.

92 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Carpenter, Enthelouise.2013.Readiness is Being.Volume38(3), Childhood Education Conley, David T.2008.Rethingking College Readiness. Volume 22 Nomor 5 Page New England Journal of Higher Education. Dalyono.2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta. Denyer, Monique.2011.Version Original 3:Methode de Français, Livre de l élève. Paris : Editions Maison des Langues. Fatchurrochman, Rudy Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI. Jurnal Invotec. Vol. 7 No. 2. Hakim, Fatma.2012.Hubungan antara Kesiapan Mengikuti Tes Ujian dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Siswa Smk N 3 Wonosari.Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta. Hardini, Tri DELF dan DALF : Rujukan Sistem Evaluasi. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia. Morariu, Johanna.2012.Readiness for Evaluatiom and Learning :Assessing Grandmaker and Grantee Capasity. Innovation Network. Mulyani, Dessy.2010.Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar.Volume 2, Nomor 1:27-31.KONSELOR Jurnah Ilmiah Konseling. Nurfatoh, Vika.2014.Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Menghadapi Ujian (Studi pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri Pasirian Tahun Pelajaran 2013/2014).Psikologi,UIN Malang. Rizki, Upik.2013.Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Optimisme Mengerjakan Ujian.Volume2(1),49-56.Educational Psychology Journal. 69

93 70 Setiawan, Toni.2010.Kesiapan Guru dan Siswa dalam Mengahdapi Ujian Teori Kejuruan Progrem Keahlian Teknik Mekanik Otomotif (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Surakarta).Skripsi.Surakarta:Universitas Sebelas Maret. Slameto.2013.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta. Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung : Alfabeta. Sukestiyano, Wardono STATISTIKA. Semarang : UNNES Press. Sumartini, dkk.2012.buku Panduan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.Semarang:FBS UNNES. Unités des Politiques Linguistiques.2001.Cadre Européen Commun de Reference pour Les Langues : Apprendre, Enseigner, Evaluer. Strasbourg : Conseil l Europe. Yunita, Sherli, dkk.2014.analisis Profil Kesiapan Siswa Kelas XII IPA dalam Menghadapi Ujian Nasional Tahun 2014 di SMA Negeri 3 Kota Jambi.Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi.

94 LAMPIRAN 1 71

95 72 LAMPIRAN 2 UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Angket Uji Coba Penelitian A. Identitas Nama :. NIM :. Prodi :. B. Petunjuk Pengisian 1. Tulislah nama, NIM, dan Prodi Anda 2. Beri tanda cek ( ) pada alternatif jawaban yang Anda pilih salah satu jawaban saja dan tidak ada yang dikosongkan. Karena jawaban tersebut sesuai dengan pendapat Anda sendiri, maka tidak ada jawaban yang dianggap salah. Keterangan : Ya : apabila sesuai dengan keadaan Anda Tidak : apabila tidak sesuai dengan keadaan Anda 3. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai prestasi belajar Anda. Angket Kesiapan Mengikti Tes Ujian No. Pernyataan Alternatif Pilihan Jawaban Ya Tidak

96 73 Kondisi Kesiapan Fisik 1. Semua organ tubuh saya berfungsi dengan baik Saya memiliki riwayat penyakit yang mengganggu aktivitas belajar. Saya meluangkan waktu minimal menit untuk tidur siang. 4. Saya tidur kurang dari delapan jam sehari Saya makan sayuran dan buah-buahan yang bernutrisi setiap hari. Saya mengonsumsi makanan yang mengandung protein nabati (tahu, tempe, dsb) atau protein hewani (ikan, daging, telur, dsb) setiap hari. Saya mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, gandum, roti, dsb) setiap hari. Semua indera saya (terutama indera penglihatan dan indera pendengaran) berfungsi dengan baik. Kondisi Kesiapan Psikis 9. Saya yakin bisa mengerjakan soal DELF B Saya selalu menghindar ketika ditanya tentang DELF B1.

97 Saya berkeringat dingin ketika terdapat pengumuman pendaftaran DELF B Saya gugup ketika akan mendaftar DELF B Saya sakit kepala ketika terdapat pembahasan tentang DELF B1. Saya merasa khawatir tidak dapat mencapai skor kelulusan DELF B1. Saya merasa tidak tenang ketika harus mengikuti ujian DELF B1 yang mengharuskan melakukan praktik empat keterampilan bahasa Prancis. Saya dapat memahami materi hanya dengan sekali menerima penjelasan dari dosen, teman ataupun orang lain. Saya membutuhkan lebih dari tiga kali membaca untuk menyerap informasi di buku maupun artikel internet. Saya berusaha mencari soal-soal DELF B1untuk berlatih agar mendapatkan nilai yang baik. 19. Saya mengikuti kursus bahasa Prancis agar menambah kemampuan berbahasa Prancis saya. 20. Saya menyediakan waktu khusus untuk berlatih mengerjakan soal-soal DELF B Saya menyediakan waktu khusus untuk belajar bahasa Prancis

98 75 dengan teman di luar jam kuliah. Kondisi Kesiapan Materiil Saya memiliki bahan, catatan, dan modul pembelajaran tentang materi le passé composé, l imparfait, le plus que parfait, le conditionnel, le subjonctif présent, et espérer que + futur simple. les pronoms compléments d objets, les marqueurs de cause, le système de l hypothétique, les prépositions et les articles pour localiser, le lexique des sentiments, les verbes d opinion, et le lexique de l écologique. Saya memiliki soal-soal DELF B1 beserta audio untuk keterampilan mendengarkan. Saya telah memahami materi le passé composé, l imparfait, le plus que parfait, le conditionnel, le subjonctif présent, et espérer que + futur simple. saya juga telah memahami materi les pronoms compléments d objets, les marqueurs de cause, le système de l hypothétique, les prépositions et les articles pour localiser. Saya telah menguasai materi les verbes d opinion, le lexique du sondage, de l écologique, de l action ou manifestation sociale, du cinéma, du sujet familier et professionnel, l expression de sentiments et de souhaits. Saya dapat berupaya berkomunikasi untuk menghadapi situasi yang tak terduga dalam perjalanan di suatu wilayah atau

99 76 daerah yang menggunakan bahasa prancis Saya dapat menjelaskan hal-hal sederhana, menceritakan pengalaman, cita-cita, harapan dan tujuan secara lisan dengan menggunkan bahasa prancis. Saya dapat mengungkapkan pendapat dan memberikan alasannya, menceritaan sebuah cerita, buku atau film dan memberikan reaksi dengan jelas secara lisan dengan menggunakan bahasa prancis. Saya dapat memahami informasi dari sebuah wacana lisan, siaran radio maupun televisi berbahasa Prancis dan memberikan tanggapan secara jelas. Saya dapat memahami informasi umum dan khusus dalam teks tertulis yang berupa sinopsis, berita, laporan, dan surat. Saya dapat menuliskan sebuah teks deskiptif dan argumentatif, surat, serta dapat menceritakan kejadian dalam sebuah liburan secara tetulis dengan menggunakan bahasa Prancis. Saya dapat menceritakan pengalaman lampau, memberikan pendapat dan alasan-alasannya serta mengungkapkan perasaan dan ide-ide secara tertulis menggunakan bahasa Prancis. Saya dapat menggabungkan kalimat-kalimat pendek menjadi paragraf yang sesuai dengan menggunakan ejaan, tanda baca, kata penghubung dan penempatan kata yang sesuai.

100 Saya menguasai struktur dari kalimat sederhana maupun kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai. Daftar Nama Responden Uji Coba Instrument Penelitian No NIM Nama Niska Agustin Prihastarin Azka Iftiani Rais Risqi Haqiqi R. Ananta Nur Shandy Catur Yuniastuti Siti Nurkhayati Retnoningsih

101 78 LAMPIRAN 3 HASIL UJI COBA INSTRUMEN

102 79 UJI VALIDITAS item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12 item_13 item_14 Correlations Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) TOTAL.857* ** * * * * * ** ** ** * **.002

103 80 item_15 item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24 item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 N 7 Pearson Correlation.934** Sig. (2-tailed).002 N 7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N.764* ** * * * ** * ** * * * *.014 7

104 81 item_30 item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed).764* * ** ** * * N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Jika r hitung > r tabel berarti valid Jika r hitung < r tabel berarti tidak valid Digunakan tingkat kepercayaan 95% Tingkat signifikansi = 100% - tingkat kepercayaan = 100% - 95% = 5% = 0, 05 Jumlah responden (n) = 7 r tabel = 0,754 Butir r hitung r tabel Keterangan 1 0,857 0,754 valid 2 0,934 0,754 valid 3 0,764 0,754 valid 4 0,857 0,754 valid 5 0,764 0,754 valid 6 0,857 0,754 valid 7-0,270 0,754 tidak valid 8 0,857 0,754 valid 9 0,934 0,754 valid 10 0,934 0,754 valid 11 0,934 0,754 valid

105 ,764 0,754 valid 13 0,089 0,754 tidak valid 14 0,934 0,754 valid 15 0,934 0,754 valid 16 0,764 0,754 valid 17 0,934 0,754 valid 18 0,857 0,754 valid 19 0,857 0,754 valid 20 0,857 0,754 valid 21 0,934 0,754 valid 22 0,857 0,754 valid 23 0,060 0,754 tidak valid 24 0,934 0,754 valid 25 0,857 0,754 valid 26 0,857 0,754 valid 27 0,857 0,754 valid 28 0,483 0,754 tidak valid 29 0,857 0,754 valid 30 0,764 0,754 valid 31 0,857 0,754 valid 32 0,934 0,754 valid 33 0,934 0,754 valid 34 0,857 0,754 valid 35 0,857 0,754 valid Uji Reliabilitas Instrumen Tabel Kerja untuk Rumus Rulon No Nama X 1 X 2 X t d d 2 2 X t 1 AIR CY NA RANS RN RH SN Jumlah

106 83 Jika r hitung > 0, 06 berarti reliabel. Jika r hitung < 0, 06 berarti tidak reliabel. V d = ( ) ( ) = = = = = 1, 4 V t = ( ) ( ) =

107 84 = = = = 115 r 11 = = = 1 0,012 = 0, 988 Dari perhitungan di atas, r hitung = 0,988, berarti angket uji coba penelitian ini reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

108 85 LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENELITIAN Angket Penelitian A. Identitas Nama :. NIM :. Prodi :. B. Petunjuk Pengisian 1. Tulislah nama, NIM, dan Prodi Anda 2. Beri tanda cek ( ) pada alternatif jawaban yang Anda pilih salah satu jawaban saja dan tidak ada yang dikosongkan. Karena jawaban tersebut sesuai dengan pendapat Anda sendiri, maka tidak ada jawaban yang dianggap salah. Keterangan : Ya : apabila sesuai dengan keadaan Anda Tidak : apabila tidak sesuai dengan keadaan Anda 3. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai prestasi belajar Anda. Angket Kesiapan Mengikti Tes Ujian No. Pernyataan Alternatif Pilihan Jawaban Ya Tidak Kondisi Kesiapan Fisik

109 86 Semua organ tubuh saya berfungsi dengan baik Saya memiliki riwayat penyakit yang mengganggu aktivitas belajar. Saya meluangkan waktu minimal menit untuk tidur siang. 4. Saya tidur kurang dari delapan jam sehari Saya makan sayuran dan buah-buahan yang bernutrisi setiap hari. Saya mengonsumsi makanan yang mengandung protein nabati (tahu, tempe, dsb) atau protein hewani (ikan, daging, telur, dsb) setiap hari. Semua indera saya (terutama indera penglihatan dan indera pendengaran) berfungsi dengan baik. Kondisi Kesiapan Psikis 8. Saya yakin bisa mengerjakan soal DELF B1. 9. Saya selalu menghindar ketika ditanya tentang DELF B Saya berkeringat dingin ketika terdapat pengumuman pendaftaran DELF B Saya gugup ketika akan mendaftar DELF B1.

110 Saya merasa khawatir tidak dapat mencapai skor kelulusan DELF B1. Saya merasa tidak tenang ketika harus mengikuti ujian DELF B1 yang mengharuskan melakukan praktik empat keterampilan bahasa Prancis. Saya dapat memahami materi hanya dengan sekali menerima penjelasan dari dosen, teman ataupun orang lain. Saya membutuhkan lebih dari tiga kali membaca untuk menyerap informasi di buku maupun artikel internet. Saya berusaha mencari soal-soal DELF B1untuk berlatih agar mendapatkan nilai yang baik. 17. Saya mengikuti kursus bahasa Prancis agar menambah kemampuan berbahasa Prancis saya. 18. Saya menyediakan waktu khusus untuk berlatih mengerjakan soal-soal DELF B Saya menyediakan waktu khusus untuk belajar bahasa Prancis dengan teman di luar jam kuliah. Kondisi Kesiapan Materiil 20. Saya memiliki bahan, catatan, dan modul pembelajaran tentang materi le passé composé, l imparfait, le plus que parfait, le conditionnel, le subjonctif présent, et espérer que

111 88 + futur simple. les pronoms compléments d objets, les marqueurs de cause, le système de l hypothétique, les prépositions et les articles pour localiser, le lexique des sentiments, les verbes d opinion, et le lexique de l écologique Saya telah memahami materi le passé composé, l imparfait, le plus que parfait, le conditionnel, le subjonctif présent, et espérer que + futur simple. saya juga telah memahami materi les pronoms compléments d objets, les marqueurs de cause, le système de l hypothétique, les prépositions et les articles pour localiser. Saya telah menguasai materi les verbes d opinion, le lexique du sondage, de l écologique, de l action ou manifestation sociale, du cinéma, du sujet familier et professionnel, l expression de sentiments et de souhaits. Saya dapat berupaya berkomunikasi untuk menghadapi situasi yang tak terduga dalam perjalanan di suatu wilayah atau daerah yang menggunakan bahasa prancis. Saya dapat mengungkapkan pendapat dan memberikan alasannya, menceritaan sebuah cerita, buku atau film dan memberikan reaksi dengan jelas secara lisan dengan menggunakan bahasa prancis. Saya dapat memahami informasi dari sebuah wacana lisan, siaran radio maupun televisi berbahasa Prancis dan memberikan tanggapan secara jelas.

112 Saya dapat memahami informasi umum dan khusus dalam teks tertulis yang berupa sinopsis, berita, laporan, dan surat. Saya dapat menuliskan sebuah teks deskiptif dan argumentatif, surat, serta dapat menceritakan kejadian dalam sebuah liburan secara tetulis dengan menggunakan bahasa Prancis. Saya dapat menceritakan pengalaman lampau, memberikan pendapat dan alasan-alasannya serta mengungkapkan perasaan dan ide-ide secara tertulis menggunakan bahasa Prancis. Saya dapat menggabungkan kalimat-kalimat pendek menjadi paragraf yang sesuai dengan menggunakan ejaan, tanda baca, kata penghubung dan penempatan kata yang sesuai. Saya menguasai struktur dari kalimat sederhana maupun kalimat rumit secara umum, dengan menggunakan kala waktu dan modus yang sesuai.

113 90 LAMPIRAN 5 DAFTAR NAMA RESPONDEN No NIM Nama Keterangan Nugroho Agung Saputra Belum DELF B Vidi Astuti Lulus DELF B Mimin Nur Azizah Tidak Lulus DELF B Endri Oktafian Belum DELF B Ananda Citra Karisa Belum DELF B Aldila Febri Hidayatul H. Belum DELF B Intan Pratiwi Ningsih Lulus DELF B Riskiya Fitriani Tidak Lulus DELF B Ummi Naila Rizqiyya Lulus DELF B Ria Restifiani Belum DELF B Lilis Choiriyah Lulus DELF B Yuli Kurnia Utami Belum DELF B Iga Septhi Billia Lulus DELF B Annisa Prismawardhani Belum DELF B Dwi Kurniawati Belum DELF B Halen Christie Vanda Belum DELF B Gita Ayu Redistya Belum DELF B1

114 Nur Afifah Ayu Lestari Belum DELF B Nur Aini Muharramah Belum DELF B Intan Damesti Belum DELF B Azifatul Fatimah Belum DELF B Gayuh Anggit Harjanti Belum DELF B Nur Azizah Tidak Lulus DELF B Joko Prasetyo Belum DELF B Dwicky Aji Saputra Belum DELF B Agrina Viky Utami Belum DELF B Mahda Jayanti Belum DELF B Efi Karina Belum DELF B Any Alfi Hadiyatul Mutoharoh Choirun Nisa Dayang Khajarul Khusna Zulfatus Shoimah Dini Amalia Wiwik Handayani Putri Istiani Dini Wulandari Anisa Lulus DELF B1 Belum DELF B1 Lulus DELF B1 Belum DELF B1 Belum DELF B1 Belum DELF B1 Lulus DELF B1 Belum DELF B1 Belum DELF B1 Belum DELF B1

115 Muftia Arifana Poppysintiya Wardani Tidak Lulus DELF B1 Belum DELF B1

116 93 LAMPIRAN 6 REKAIPITULASI DATA HASIL PENELITIAN

117 94

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK : STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN I. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : Expression Orale III Kode Mata Kuliah : PRC 215 Jurusan : Pendidikan Bahasa Prancis Pengampu : Dian Swandayani, M.Hum. Jumlah SKS :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan référentiel CECRL tingkat B1 yang telah dilaksanakan ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.  dengan référentiel CECRL tingkat B1 yang telah dilaksanakan ini 118 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian mengenai kesesuaian materi pembelajaran dalam situs www.polarfle.com dengan référentiel CECRL tingkat B1 yang telah dilaksanakan ini akhirnya mengarah pada beberapa

Lebih terperinci

KESULITAN BELAJAR DALAM MATA KULIAH MENYIMAK DAN FAKTOR PENYEBABNYA PADA MAHASISWA SEMESTER V PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

KESULITAN BELAJAR DALAM MATA KULIAH MENYIMAK DAN FAKTOR PENYEBABNYA PADA MAHASISWA SEMESTER V PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS KESULITAN BELAJAR DALAM MATA KULIAH MENYIMAK DAN FAKTOR PENYEBABNYA PADA MAHASISWA SEMESTER V PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nita Mamluatul

Lebih terperinci

MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI

MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs yang merupakan model

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs  yang merupakan model BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab lima ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pertanyaan pada rumusan masalah pada bab satu dan hasil penelitian pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN TAHUN 2014 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTA SKRIPSI

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTA SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

No. : FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd.

No. : FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd. No. : FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103 Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE II PR113. Iis Sopiawati, S. Pd.

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE II PR113. Iis Sopiawati, S. Pd. SILABUS PRODUCTION ÉCRITE II PR113 Iis Sopiawati, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 DESKRIPSI MATA KULIAH PRODUCTION ÉCRITE

Lebih terperinci

KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG

KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG SKRIPSI OLEH: CICILIA TRAPSIWI RESTI PALUPI NIM. 105110301111012 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran BAB IV KESIMPULAN Gérondif banyak digunakan baik dalam bp lisan maupun tulis, sedangkan bi tidak memiliki bentuk ini, sehingga menimbulkan permasalahan dalam penerjamahan. Permasalahan itu antara lain

Lebih terperinci

PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL

PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL SKRIPSI OLEH: GAZI ADAM NIM. 105110300111010 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, Sugiyono (013:3) memaparkan bahwa metode penelitian pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

KESIAPAN SMA NEGERI 7 PURWOREJO TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAHASA PRANCIS SKRIPSI

KESIAPAN SMA NEGERI 7 PURWOREJO TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAHASA PRANCIS SKRIPSI KESIAPAN SMA NEGERI 7 PURWOREJO TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAHASA PRANCIS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

CHAPITRE III DEMARCHE PÉDAGOGIQUE. Comme cela a été dit dans le site

CHAPITRE III DEMARCHE PÉDAGOGIQUE. Comme cela a été dit dans le site CHAPITRE III DEMARCHE PÉDAGOGIQUE La Fiche pédagogique est importante pour l'enseignement. Il est un plan pour enseigner et pour aider l'enseignant à gérer l'enseignement qui se passe comme prévu et atteindre

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Di dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan tahapan-tahapan kerja yang benar dan sesuai agar tercapainya tujuan dari penelitian tersebut. Tahapan

Lebih terperinci

CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI

CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI OLEH: RADIK BABAROSA NIM. 105110301111005 PROGRAM STUDI BAHASA

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Muchsin Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Muchsin Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa 65 DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Anas, Sudijono. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Arifin,

Lebih terperinci

PENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK

PENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK PENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUCTURE BAHASA PRANCIS Evi Eviyanti Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Perspective actionnelle merupakan salah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SOCK PUPPET

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SOCK PUPPET PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SOCK PUPPET KELAS XII SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN I. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : Expression Ecrite III Kode Mata Kuliah : PRC 219 Jurusan : Pendidikan Bahasa Prancis Pengampu : Dian Swandayani, M.Hum. Jumlah SKS

Lebih terperinci

GRAMMAIRE II. Silabus Deskripsi Mata Kuliah. FARIDA AMALIA, M.Pd

GRAMMAIRE II. Silabus Deskripsi Mata Kuliah. FARIDA AMALIA, M.Pd GRAMMAIRE II Silabus Deskripsi Mata Kuliah FARIDA AMALIA, M.Pd Program Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Asing Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2010

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN MATERI DAN LATIHAN SOAL PADA BUKU ECHO A1 DENGAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PADA KELAS X SEMESTER 1 SKRIPSI

ANALISIS KESESUAIAN MATERI DAN LATIHAN SOAL PADA BUKU ECHO A1 DENGAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PADA KELAS X SEMESTER 1 SKRIPSI ANALISIS KESESUAIAN MATERI DAN LATIHAN SOAL PADA BUKU ECHO A1 DENGAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PADA KELAS X SEMESTER 1 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Yunita

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPRÉHENSION ÉCRITE BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 TAYU SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPRÉHENSION ÉCRITE BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 TAYU SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPRÉHENSION ÉCRITE BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 TAYU SKRIPSI Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

Communication Orale IV

Communication Orale IV Communication Orale IV Silabus Deskripsi Mata Kuliah FARIDA AMALIA, M.Pd Program Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Asing Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Menurut Sugiyono (009:) metode penelitian pada dasaranya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE I PR103 Iis Sopiawati, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 1 SATUAN ACARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR DIAGRAM... xi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR DIAGRAM... xi DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR DIAGRAM... xi DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK... i BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI

WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DAN PENGUASAAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

KORELASI ANTARA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DAN PENGUASAAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI KORELASI ANTARA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DAN PENGUASAAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

PRODUCTION ÉCRITE II PR113

PRODUCTION ÉCRITE II PR113 No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE II PR113 Iis Sopiawati, M. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 LEMBAR VERIFIKASI

Lebih terperinci

ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI

ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI 0911130026 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. BAB ini memuat beberapa simpulan hasil penelitian mengenai analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. BAB ini memuat beberapa simpulan hasil penelitian mengenai analisis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB ini memuat beberapa simpulan hasil penelitian mengenai analisis materi pembelajaran yang terdapat dalam media podcast LFWA berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN No.: FPBS/FM-7.1/08 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KODE : Grammaire IV : PR204 Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum Dr. Yuliarti Mutiarsih, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Berbicara : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TROIS JOURS CHEZ MA MÈRE KARYA FRANÇOIS WEYERGANS SKRIPSI

WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TROIS JOURS CHEZ MA MÈRE KARYA FRANÇOIS WEYERGANS SKRIPSI WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TROIS JOURS CHEZ MA MÈRE KARYA FRANÇOIS WEYERGANS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111)

SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) Yadi Mulyadi, M.Pd. Iis Sopiawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

DELF dan DALF: : Rujukan Sistem Evaluasi

DELF dan DALF: : Rujukan Sistem Evaluasi DELF dan DALF: : Rujukan Sistem Evaluasi 1.Pendahuluan Persaingan global dalam bidang pendidikan saat ini semakin tersa, untuk itu mutu pendidikan semakin dipertaruhkan. Pada dasarnya mutu pendidikan ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdapat dalam buku Complete French Volume 1 terbitan tahun terdapat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdapat dalam buku Complete French Volume 1 terbitan tahun terdapat kesimpulan dan saran sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukannya penelitian mengenai analisis materi pembelajaran yang terdapat dalam buku Complete French Volume 1 terbitan tahun 2011 terdapat kesimpulan dan saran sebagai

Lebih terperinci

SILABUS PRODUCTION ECRITE IV (PR213) Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Yadi Mulyadi, M.Pd.

SILABUS PRODUCTION ECRITE IV (PR213) Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Yadi Mulyadi, M.Pd. SILABUS PRODUCTION ECRITE IV (PR213) Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Yadi Mulyadi, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 0 SILABUS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MAHASISWA SEMESTER VII PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNNES DALAM MENGGUNAKAN KALIMAT MODUS INDICATIF ATAU MODUS SUBJONCTIF

KEMAMPUAN MAHASISWA SEMESTER VII PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNNES DALAM MENGGUNAKAN KALIMAT MODUS INDICATIF ATAU MODUS SUBJONCTIF KEMAMPUAN MAHASISWA SEMESTER VII PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNNES DALAM MENGGUNAKAN KALIMAT MODUS INDICATIF ATAU MODUS SUBJONCTIF PADA KETERAMPILAN MENULIS SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA PROGRAM BAHASA KELAS XI SMA 1 SUKOREJO

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA PROGRAM BAHASA KELAS XI SMA 1 SUKOREJO KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA PROGRAM BAHASA KELAS XI SMA 1 SUKOREJO SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai

Lebih terperinci

INFORMASI DAN KISI-KISI

INFORMASI DAN KISI-KISI LOMBA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ASING SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 INFORMASI DAN KISI-KISI Bidang Lomba BAHASA PERANCIS PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian tentunya seorang peneliti membutuhkan metode untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis data, sehingga diperoleh hasil

Lebih terperinci

PRODUCTION ÉCRITE III (PR203)

PRODUCTION ÉCRITE III (PR203) No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE III (PR203) Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Yadi Mulyadi, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI KOMUNIKASI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA PRANCIS PADA SISWA KELAS XI BAHASA MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI KOMUNIKASI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA PRANCIS PADA SISWA KELAS XI BAHASA MAN 1 SURAKARTA PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI KOMUNIKASI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA PRANCIS PADA SISWA KELAS XI BAHASA MAN 1 SURAKARTA Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah salah satu dasar yang ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam sebuah penelitian, menurut Sugiyono

Lebih terperinci

SILABUS COMPRÉHENSION ÉCRITE III PR202. Dra. Hj. Dwi Cahyani AS. Broto. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, S.Pd.

SILABUS COMPRÉHENSION ÉCRITE III PR202. Dra. Hj. Dwi Cahyani AS. Broto. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, S.Pd. SILABUS COMPRÉHENSION ÉCRITE III PR202 Dra. Hj. Dwi Cahyani AS. Broto. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: ASNI FUROIDA K4610017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata penguasaan juga dapat diartikan kemampuan seseorang dalam sesuatu hal

BAB II KAJIAN TEORI. Kata penguasaan juga dapat diartikan kemampuan seseorang dalam sesuatu hal 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Penguasaan Bahasa Prancis Penguasaan adalah proses, cara, perbuatan menguasai atau menguasakan, pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian.

Lebih terperinci

TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI

TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI Oleh : Feri Andika Prasetya NIM. 105110300111009 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SMA N 1 Sanden Kelas/ Semester : XI/1 Mata pelajaran : Bahasa Perancis Tema : La Famille Aspek/ Keterampilan : Expression Orale (Berbicara) Alokasi Waktu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 27-31 Info Artikel: Diterima14/02/2013 Direvisi 20/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN GRAMMAIRE IV PR204

SATUAN ACARA PERKULIAHAN GRAMMAIRE IV PR204 SATUAN ACARA PERKULIAHAN GRAMMAIRE IV PR204 Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM 0811130023 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS PROGRAM BAHASA

Lebih terperinci

SILABUS GRAMMAIRE II PR114. Farida Amalia, M.Pd.

SILABUS GRAMMAIRE II PR114. Farida Amalia, M.Pd. No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS GRAMMAIRE II PR114 Farida Amalia, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 PR114 GRAMMAIRE II, S1,

Lebih terperinci

REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI OLEH: LUISIANA INDRAWATI NIM. 105110300111013 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN No.: FPBS/FM-7.1/08 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KODE : PR 103 : PRODUCTION ECRITE I Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar terlebih dahulu harus memahami kaidah-kaidah tata bahasa, seperti membuat kalimat yang

Lebih terperinci

: ANIS TRIANINGSIH K

: ANIS TRIANINGSIH K PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ANIS TRIANINGSIH K7412023

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk melakukan sebuah penelitian,

Lebih terperinci

SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) Yadi Mulyadi, M.Pd. Iis Sopiawati, S.Pd.

SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) Yadi Mulyadi, M.Pd. Iis Sopiawati, S.Pd. SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) Yadi Mulyadi, M.Pd. Iis Sopiawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 0 DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan peneliti. Metode penelitian merupakan cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan sebuah metode penelitian untuk mengumpulkan, menyusun, serta menganalisis data. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang bersekolah di Indonesia selain bahasa Inggris. Tagliante (1994:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang bersekolah di Indonesia selain bahasa Inggris. Tagliante (1994: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Prancis merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari oleh peserta didik yang bersekolah di Indonesia selain bahasa Inggris. Tagliante (1994: 6) berpendapat

Lebih terperinci

Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui SKRIPSI OLEH : AHMED HASAN KURNIA NIM

Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui SKRIPSI OLEH : AHMED HASAN KURNIA NIM Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui SKRIPSI OLEH : AHMED HASAN KURNIA NIM 0811130002 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata pelajaran Tema Aspek/ Keterampilan Alokasi Waktu : SMA N 1 Sanden : XI/2 : Bahasa Perancis : La Famille : Expression Écrite (Menulis)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Selain itu metode penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : DEWI KUSUMA WATI K7412050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2015 KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS JURNALISTIK DALAM BAHASA PRANCIS

2015 KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS JURNALISTIK DALAM BAHASA PRANCIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Prancis saat ini diselenggarakan di beberapa sekolah menengah atas dan universitas, seperti yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS SOAL TES SUMATIF BAHASA PRANCIS BUATAN GURU DI KOTA PATI BERDASARKAN MATERI, KONSTRUKSI, DAN BAHASA SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS SOAL TES SUMATIF BAHASA PRANCIS BUATAN GURU DI KOTA PATI BERDASARKAN MATERI, KONSTRUKSI, DAN BAHASA SKRIPSI ANALISIS KUALITAS SOAL TES SUMATIF BAHASA PRANCIS BUATAN GURU DI KOTA PATI BERDASARKAN MATERI, KONSTRUKSI, DAN BAHASA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Novi Aristasari NIM :

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BAHASA PRANCIS UNTUK SMA KELAS X SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BAHASA PRANCIS UNTUK SMA KELAS X SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BAHASA PRANCIS UNTUK SMA KELAS X SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Menurut Nawawi dalam Cahyani (2008:20), penggunaan metode yang tepat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE II PR113 Iis Sopiawati, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 1 SATUAN ACARA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membantu memahami pokok bahasan dan untuk menghindari salah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membantu memahami pokok bahasan dan untuk menghindari salah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Untuk membantu memahami pokok bahasan dan untuk menghindari salah pengertian yang mungkin terjadi pada judul penelitian ini, maka penulis menyertakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: O 1 x O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: O 1 x O 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BALOK BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BALOK BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BALOK BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai Metodologi Penelitian yang meliputi desain penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Skenario Model Pembelajaran Analisis Teks Sastra Langkah-langkah pelaksanaan pengajaran Model Analisis Teks Sastra untuk jenis puisi adalah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN PRODUCTION ECRITE IV (PR213) Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Yadi Mulyadi, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN SKRIPSI Oleh: DWI HASTUTI K7412060 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: M. YUSUF ARBIANSYAH K5612057 FAKULTAS

Lebih terperinci

SILABUS COMPRÉHENSION ÉCRITE IV PR212. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, S.Pd.

SILABUS COMPRÉHENSION ÉCRITE IV PR212. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, S.Pd. SILABUS COMPRÉHENSION ÉCRITE IV PR212 Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 DESKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL SKRIPSI OLEH: ATIKA IRMAYANI NIM.

PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL SKRIPSI OLEH: ATIKA IRMAYANI NIM. PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL SKRIPSI OLEH: ATIKA IRMAYANI NIM. 105110300111004 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PERANCIS JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : DYAH KUSUMA

Lebih terperinci

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd.

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd. SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103 Iis Sopiawati, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 DESKRIPSI MATA KULIAH PRODUCTION ÉCRITE

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA DI PURWODADI GROBOGAN Tesis Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh i HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN 2007-2012 SKRIPSI Oleh: ARIS SETIAWAN K4610015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS FONOLOGIS DAN ORTOGRAFIS KOSA KATA SERAPAN BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI OLEH: HADYAN QASHIDI NIM.

ANALISIS FONOLOGIS DAN ORTOGRAFIS KOSA KATA SERAPAN BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI OLEH: HADYAN QASHIDI NIM. ANALISIS FONOLOGIS DAN ORTOGRAFIS KOSA KATA SERAPAN BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI OLEH: HADYAN QASHIDI NIM. 115110300111015 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: MUFTIHAH RIZA FURAIZA K7411095 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci