PENENTUAN DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRIST ALIN. R.S Lasijo daft lnawati Tanto Puslitbang Teknik Nuklir -BATAN, Bandung.
|
|
- Glenna Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penentuan Densi/as Elektron 3-Dimensi Bahan Kristalin (R.S. Lasijo) ISSN J PENENTUAN DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRIST ALIN R.S Lasijo daft lnawati Tanto Puslitbang Teknik Nuklir -BATAN, Bandung. ABSTRAK PENENTUAN DENSIT AS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRISTALIN. Oensitas elektron bahan kristalin dalam 3-dimensi telah ditentukan dengan menggunakan data eksperimental difraksi sinar-x dan metode analisis numerik Fourier. Sebagai contoh dilakukan penentuan densitas elektron pada kristal yang berbentuk kubik, yaitu NaCI yang berbentuk kubik pusat bidang (FCC = Face Centered Cubic) dan CsCI yang berbentuk kubik pusat benda (BCC = Body Centered Cubic). Pada kristal NaCI diperoleh densitas 3-dimensi yang sesuai dengan posisi atom-atom dalam kristal tersebut secara lengkap. Pada kristal CsCI sinar x seolah-olah melihat dua buah kubus sederhana yang serupa dengan atom-atom Cs dan CI masingmasing pada titik-titik sudutnya, sehingga karena dari kedua kubus sarna maka puncakpuncak difraksi terletak pada sudut-sudut 2e yang sarna pula, jadi difraksi sinar x tidak dapat membedakan mana yang Cs dan mana yang CI. Kata kunci : densitas e!ektron, bahan krista!in, krista! kubik, sinar-x, ana!isis Fourier. ABSTRACT THREE-DIMENSIONAL ELECTRON DENSITY DETERMINATION OF CRYSTALLINE MATERIALS. Electron densities of crystalline materials in 3- dimension have been determined using experimental data of x-'ray diffraction and Fourier numerical analysis method. As examples electron densities of cubic crystals have been determined, i.e NaCI, a face centered cubic (FCC) crystal, and CsCI, a body centered cubic (BCC) crystal. For NaCI crystal, a 3-dimensional electron density appropriate with complete positions of all atoms in the unit crystal was obtained. For CsCI crystal the x-ray seems to see two similar simple cubic crystals with Cs and CI atoms respectively occupying the vertices, and because of the same d for both cubes the diffraction peaks appear at the same angles of 28, so that the x-ray diffraction measurement is unable to distinguish which is Cs or CI. Key words :electron density, crystalline materials, cubic crystal, x-ray, Fourier analysis. A"7
2 Jurnal Sains dan TeknologiNuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology! Vo/.l. No.1. Febnlari 2000.' ISSN /41/ PENDAHULUAN Rapat elektron dari suatu bahan kristalin dapat ditentukan dengan menggunakan kombinasi data pengukuran eksperimental difraksi sinar-x dengan metode analisis numerik Fourier. Sebelum komputer digital berkembang, orang pada umumnya melakukan cara pendekatan dalam menentukan densitas elektron dalam 3- dimensi, yaitu mengubah bentuk 3-dimensi menjadi 2-dimensi, misalnya mengambil bidang XY saja dengan mengambil harga Z tertentu [1], clan I-dimensi pada suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu Z, sehingga kombinasi keduanya dapat dipakai untuk menggambarkan densitas elektron 3-dimensi. Kenyataan bah~;a kristal sebenarnya mempunyai struktur 3-dimensi, maka penggambaran yang demikian dianggap kurang memuaskan. Pendekatan demikian ditempuh karena untuk melakukan perhitungan langsung dalam 3-dimensi akan memerlukan waktu yang sangat lama yang melelahkan. Dengan perkembangan komputer digital clan metodologi perhitungan numerik yang makin efisien pada waktu ini dimungkinkan untuk dilakukan perhitungan 3-dimensi secara langsung dalam menentukan densitas elektron dari suatu bahan krlstalin. Analisis clan transformasi Fourier adalah salah satu metode yang sangat cocok untuk penentuan rapat elektron 3-dimensi ini, sedangkan data eksperimental yang dapat dipakai adalah data difraksi sinar-x., karena data difraksi sinar-x merupakan manifestasi dari hamburan sinar-x oleh elektron-elektron yang berada dalam kulit atom-atom yang membentuk kristal bahan yang diteliti. Sinar-x merupakan salah satu anggota gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang ordenya sarna dengan jarak atom-atom dalam bahan-bahan kristalin, yaitu dalam orde Angstrom (10.10 meter), sehingga pola difraksinya oleh suatu kristalin dapat diamati dengan jelas clan dapat dipergunakan untuk menentukan struktur maupun sifat-sitat lain dari bahan tersebut. Pola difraksi 48
3 Penenluan Densilas E/ektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R,S Lasijo) ISSN /4// -348/ sinar x oleh suatu bahan kristalin mengikuti hukum yang ditemukan oleh Bragg (2] yaitu A, =2dsin{} (I) di mana A. panjang gelombang sinar-x, d jarak antar bidang dalam kisi kristal, clan e sudut difraksi. Jarak antar bidang d merupakan fungsi dari indeks bidang (hkl) yang dikenal dengan nama indeks Miller (3] clan konstanta kisi kristal (a, b, c, a., 13, y). Misalkan untuk kristal kubik dimana a = b = c clan a. = r3 = y = 90, hubungan antara d dan parameter-parameter tersebut dapat ditulis d= a. (2) Bila persamaan (2) dimasukkan ke dalam persamaan (I) didapat Sin.)"~h2+k2+f () = - 2a (3) Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa spektrum sinar-x yang dihamburkan oleh kristal pada arah tertentu akan bergantung pad a panjang gelombang sinar-x yang dipergunakan, pada indeks Miller, clan juga pada bentuk kristalnya atau paramete~ kisinya. Difraksi sinar-x adalah akibat hamburan koheren sinar-x oleh elektronelektron yang berada dalam kulit atom-atom yang berada di dalam kristal, sehingga intensitas difraksinya akan bergantung pada posisi atom-atom dalam kristal tersebut. Menurut J.J Thomson, sinar-x yang dihamburkan oleh sebuah elekron mempuyai intensitas e = sm a r m c,4 I I.2 (4) 49
4 10 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and T echnologj;' Vol./, No I, Febrllari 2000.' lssn /4// di mana intensitas terhambur clan 10 intensitas sinar-x yang clatang, e muatan listrik dan m massa eiektron c kecepatan cahaya dalam vakum, clan a sudut antara arah hamburan clan arah percepatan elektron, Misalkan sinar-x datang dengan arah sejajar sumbu-x dari arah negatifmenuju ke sebuah elektron yang berada di 1itik asal O. Sebuah titik pengamji P misalkan berada dalam bidang XZ dengan garis PO membuat sudut 29 dengan sumbu-x. Berkas sinar-x yang tidak terpolarisasi dapat diuraikan dalam sumbu- Y clan sumbu-z sebagai E 2 - E 2 E1 -+ " " (5) Secara rata-rata kornponen if; kearah y akan sarna dengan kornponen E kearah z, sehingga dapat ditulis : 1/2.E2 =E~ =E; (6) clan intensitas gelombang dapat ditulis 1/2./.0 = /.0 y (7) Maka intensitas gelombang pada titik P berdasarkanpersamaan (4) dapat ditulis I I + I =1 (8) di mana a pada arah- Y sarna dengan 900 clan pada arah-z sarna dengan Persamaan (8) dikenal sebagai persamaan hamburan Thomson, yang menggambarkan hamburan sinar-x oleh sebuah elektron. Semua besaran dalam persamaan (8) merupakan konstanta,kecuali 1I,.(1+cos220) 50
5 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista[in (R.S. Lasijo) /SSN/4// -348/ yang disebut faktor polarisasi. Sebenarnya proton-proton di dalam inti atom dalam kristal juga dapat mengadakan hamburan koheren pada sinar-x, yang berarti juga dapat mengadakan hamburan Thomson, tetapi karena proton mempunyai massa yang sangat besar dibanding dengan massa elektron maka kontribusinya dapat diabaikan. Hamburan sinar-x oleh sebuah atom dapat dinyatakan dalam hamburan oleh sebuah elektron, dalam faktor hamburan atom f yang didefinisikan f= amplituda gelombang yang terhambur oleh atom amplituda gelombang yangterhambur oleh sebuah elektron Karena pada suatu atom terdapat Z elektron, maka untuk 29 = 0 didapat f == Z. Bila 9 bertambah besar maka banyaknya gelombang yang terhambur oleh sebuah elektron akan semakin kecil yang berarti f semakin kecil. Ternyata bahwa faktor hamburan atom f ini juga bergantung pada panjang gelombang sinar-x yang datang, sehingga ketergantungan ini dapat ditulis sebagai fungsi sing/a, yaitu.. f = f(~} )., Besaran f sebagai fungsi dari sin9/x ini untuk atom-atom hidrogen sampai dengan californium telah dibuat tabelnya (4). Hamburan oleh set satyan suatu kristal adalah resultante gelombang yang terhambur oleh atom-atom yang berada dalam set satuan tersebut yang dinyatakan dalam faktor struktur F (9) N F ( hkl) Line 27ri(hun+ kvn +/w" n=1 (10) di mana (h, k, I) indeks Miller, (un, Vn, Wn) posisi clan fn faktor hamburan atom yang ke-n dalam sel satuan tersebut. Faktor struktur F pada umumnya berbentuk besaran kompleks yang menggambarkan baik ampjitudo maupun faktor rase dari gelombang 5\
6 P.P' I=IFI Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology "01./. No/. Februari 2000: ISSN /4/1-348/ resultante. Harga absolut dari F yaitu I F menggambarkan amplitudo gelombang resultante yang didetinisikan sebagai : amplituda gelombang yang terhambur oleh sebuah elektron (It) lntensitas berkas yang didifraksikan oleh atom-atom dalam sel satuan pada arah yang diramalkan oleh hokum Bragg adalah sesuai dengan besaran IFI2 yaitu dimana F* pasangan kompleks dari F. lntensitas difraksi sinar-x oleh sampel k~;stalin 12) yang berbentuk serbuk dapat ditulis : p{ + cos2 20.) sm2 () cos(} (13) di mana F faktor struktur, p faktor multiplisitas, e sudut Bragg, 1 + cos22e faktor polarisasi clan sin2e cose faktor Lorentz. Kedua faktor polarisasi clan faktor Jorentz sering disebut juga faktor polarisasi Lorentz (LP) Oensitas elektron 3-dimensi dalam suatu bahan kristalin dapat dinyatakan dalam bentuk deret Fourier [5] p(xyz) = 14) di mana F(hkl) adalah faktor spektroskopi atau faktor struktur seperti yang dinyatakan dalam persamaan (11), V c volume sel satuan, (XYZ) koordinat fraksional tanpa dimensi. Bila sel satuan dinyatakan dalam satuan A (Angstrom), maka Vc dinyatakan dalam A3 clan densitas elektron p(xyz) dalam e.jektron per A3.Untuk perhitungan pada umumnya disederhanakan dengan diubahnya persamaan (14) dalam bentuk 2- dimensi dengan diambil misalnya harga Z tertentu dalam bentuk!-dimensi dengan
7 Penentuan Densi/as E/ek/ron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) ISSN /4// -348/ menentukan densitas elektron sepanjang suatu garis lurus yang sejajar dengan salah satu bidang kristal, sehingga kombinasi dari kedua cara tersebut dapat digambarkan bentuk densitas elektron dalam 3-dimensi secara tidak langsung. Hal demikian dilakukan karena untuk menghitung langsung dalam 3-dimensi akan diperlukan usaha clan waktu yang cukup besar, sehingga orang condong untuk mengambil cara yang lebih sederhana. Dengan perkembangan komputer digital yang diikuti oleh perkembangan metodologi perhitungan numerik yang makin efisien, maka perhitungan 3-dimensi secara langsung dapat dilakukan. Untuk menentukan densitas elektron pada persamaan (14) yang disesuaikan dengan data eksperimental dari difraksi sinar x, tidak semua harga (h, k, I) dari -00 sampai +00 pada somasi perlu dimasukkan, tetapi dapat diambil harga-harga (h, k, I) tertentu di mana terdapat puncak-puncak difraksinya, yang merupakan bilangan-bilangan bulat. Bila bentuk clan struktur kristal bahan telah diketahui, maka harga (h, k, I) yang menimbulkan puncak-puncak difraksi pad a sudutsudut tertentu dapat diramalkan. Oemikian pula sebaliknya, bila data puncak-puncak difraksi dapat diperoleh dari pengukuran, maka dapat ditentukan bentuk clan struktur kristal bahan, walaupun hat yang terakhir ini tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah. DATA, PERHITUNGAN DANDISKUSI Perhitungan densitas telah dilakukan untuk sampel yang berbentuk kubus yaitu NaCI yang berbentuk FCC dad CsCI yang berbentuk BCC. Pol a difraksi NaCI yang didapat dari pengamatan menggunakan sinar x dengan target tembaga yang mempunyai panjang gelombang A(CuKa) = A tertera pada Gambar 1 53
8 ff JumalSains dan Teknologi Nl/klir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol./, No.1. Februari ISSN / Gambar 1 : rota difraksi sinar x untuk cuplikan NaCI Tiga belas puncak yang didapat mempunyai parameter-parameter dari hasil analisis seperti tertera pada Tabell. Tabell. Parameter puncak-puncak difraksi sinar x NaCI a= A. K= B= No T hkl 200 m e ~ I 400 l-m f'si"n9~{}i ; O~ f(na) f(ci) f : ~
9 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) /SSN /41/ Harga-harga (hkl) yang sesuai dengan puncak-puncak difraksi yang teramati yang dimasukkan ke dal.am somasi pada persamaan (14). Oari tabel faktor hamburan atom, Appendix 8 [4] diketahui hubungan sine/a dengan f untuk Na, Cs clan CI seperti tertera pada Tabel 2. Tabel2. Faktor hamburan atom f untuk Na, Cs dad CI padaberbagai harga sine IA. Oari data pada Tabel 2 dapat ditulis hubungan antara f dan sine/a berbentuk -c sin{} 2- ). j=c, e (15) di mana C1 clan C2 dapat diperoleh dengan cara "least squares fit" persamaan (15). Hasilnya adalah untuk : Na : C1 = C2:, CI :C,= C2= Sehingga diperoleh funtuk Na clan CI seperti terlihat pada kolom 5 clan 6 pada Tabell. Posisi Na clan CI di dalam kristal NaCI adalah : Atom Na : (0,0,0), (0.5, 0.5, 0), (0.5, 0, 0.5), (0, 0.5,0.5) Atom CI : (0.5, 0.5, 0.5), (0, 0, 0.5), (0, 0.5, 0), (0.5, 0, 0) Harga relatif densitas elektron 3 dimensi p(x, y, z) yang didapat tertera pada Tabel 3 clan Tabel 4. 55
10 Jumal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vo/.l, No. J, Februari /SSN /4//- 348/ T ABEL 3 DENSIT AS ELEKTRON 3-DIMENSI p(x, Y,z)KRlST AL NaCI z=.00 X\Y z=.10 XN z=.20 z=.30 X\Y I 3 3 I 3 I I I 3 3 I 3 I 3 3 I I X/Y ,
11 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S Lasijo) /SSN 14/ I I II II II I I II II II I I I II II II I I Z =.60 Z =.70 X\Y XN I I I I I I 3 3 I 3 I I I I I I I I 3 3 I 3 I I I I z=.80 X\Y z=.90 XN ] ] 3 ] 3 3 ] 3 ] ]0 8 4 ] ]0.50 ] ]5]2 6 ] 9 ] L~ ] ] I 9 15 ]2 6 ] 9 15 Z = ].00 x\y
12 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology r'o/./, No}, Febnlari 2000: /SSN /4// TABEL 4 DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI p(x,y,z) KRISTAL CsCI Z=.00 Z=.10 X\Y X/Y t6 2t t 2 t } I I 4 II z=.20 z=.30 X\Y XN I I I I I I I I I I I I I 0 0 I I I 2 2 I I I I I I
13 0 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Kristalin (R.S. Lasljo) /SSN/4//- 348/ II Z =.40 Z =.50 X\Y XN z=.60 x\y z=.70 XN II I ] ] ~ I ] 2 2 ] ] ~ I ~ ~ ~ ] ~ L~ ] ~ ] ] ] ].80 ' I ] II I z=.80 z=.90 59
14 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol./, No.1, Februari 2000: ISSN 14/1.348/ x\y XN OC I IC ~ ~ ~ ~ ) ( I ~ () ) to 16 t.( Z = 1.00 x\y Oari tabel terlihat bahwa densitas elektron yang tinggi menunjukkan posisi-posisi atom-atom yang terdapat di dalam kristal tersebut, posisi atom yang terdapat di dalam unit kristal dapat terlihat pada tabel tersebut. Bila digambarkan di dalam tiga dimensi, posisi atom-atom tersebut seperti terlihat pada Gambar 2 60
15 ; Penenruan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) /SSN /4// -348/ Gambar 2 Atom NaCI yang digambarkan didalam 3-dimensi, di mana bola berwarna terang untuk atom Na clan yang berwarna gelap untuk atom ct. Data difraksi sinar x untuk CsCI tertera pada Gambar 3 Gambar 3 : Pola difraksi sinar-x CsCI Oari Tabel 2 dan persamaan (15) dengan "least squares fit" didapat untuk CI : C. = C2 = untuk Cs C1 = C2 = Hasil analisis didapat parameter seperti tertera pad a Tabel 5 61
16 Jumal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Jm/mal of Nuclear Science and Technolag}' Vol./, No, I, Febn/ar; 2000: ISSN /4/ 1-348/ Tabel 5 : Parameter puncak-puncak difraksi sinar-x CsCI No 2 ~ hkt III 200 "2Tif 2tl --no nr m m ill 331 -;rig--rn -n2~ e~ " T:86~~ 3:s « "" sr;fi ] SinO/A ' f(cs) 41.99l l l l l : : f(ci) tl.)o ! 9.~98351!.1~~,~ j t 6:43119~ t j Oalam unit kristal CsCI hanya ada du~ atom, masing-masing satu atom Cs pada posisi(o,o,o) clan satu atom Cl pada posisi(o.5,o.5,o.5). Hasil perhitungan densitas relatif 3-dimensi menggunakan persamaan (14) tertera pada Tabel 4. Berbeda dengan kristal NaCl, pada Tabel 4 hanya menunjukkan adanya atom-atom yang berada pada titik-titik sudut kubus saja, sedangkan atom yang berada pada pusat kubus tidak terlihat. Hal ini terjadi karena data difraksi sinar-x untuk kristal BCC hanya dapat memperlihatkan pola seperti kristal kubik sederhana baik untuk atom-atom yang berada pada titik-titik sudut kubus maupun yang berada di pusat kubus karena atom 62
17 Penentuan Densitas E/ektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) /SSN 14/ yang berada di pusat kubus ini juga terlihat oleh sinar-x pada peristiwa difraksinya seperti berada pad a titik sudut dari kubus yang lain yang serupa sehingga akan menghasilkan pola yang persis sarna. Bila Tabel 4 dibuat gambar 3-dimensinya, maka posisi atom-atom seperti tertera pada Gambar 4. Atom-atom yang terdapat pada titiktitik sudut terse but tidak dapat dibedakan apakah atom Cs atau atom CI, karena sebenamya kedua atom menghasilkan pola yang sarna. Gambar 4 Atom CsCI yang digambarkan dalam 3 dimensi KESIMPULAN DAN SARAN Oari pembahasan pada bab-bab yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan komputer mikro digital (PC) dengan microprocessor yang cepat, yang dikombinasikan dengan metode numerik Fourier, perhitungan densitas elektron dalam suatu kristal 3-dimensi dapat dilakukan secara langsung dengan hasil yang cukup baik. Kelemahan menggunakan difraksi sinar-x adalah bahwa kita tidak dapat memperoleh pola difraksi kristal BCC yang dapat membedakan antara pola yang disebabkan oleh
18 Junlal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vo/./. No.1, Februari ISSN 14/1-348/ atom-atom yang berada pada titik-titik sudut clan atom-atom yang berada di pusat kubus, sehingga untuk kristal semacam ini kita perlu mencari metode yang lain. DAFfAR PUSTAKA 1.BAKRIE,FAUZI, Tesis, Program Pasca Sarjana, Fisika, I.T.B., BRAGG, W.H., Phil. Mag. 27, 881, CULLITY,B.D., "Elements of X-Ray Diffraction", Add..-Wesley Publ. Company, 1956, p 42 4.CULLITY, B.D., "Elements of X-Ray Diffraction", Add.-Wesley Publ.Coy.,1956, p CRUICKSHANK, D. W.J., "Fourier Synthesis and Structure Factors", Section 6(1972) 64
+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X
A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari karakteristik radiasi sinar-x 2. Mempelajari pengaruh tegangan terhadap intensitas sinar x terdifraksi 3. Mempelajari sifat difraksi sinar-x pada kristal 4. Menentukan
Lebih terperinciKaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr
Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr Esmar Budi a,* a Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun Jakarta
Lebih terperinciPERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM
PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM 1.1 STRUKTUR ATOM Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan
Lebih terperinciB. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL
BAB V WUJUD ZAT A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi
Lebih terperinciTUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah
TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan Oleh : Aldo Nofrianto ( 14033047/2014 ) Pendidikan Fisika A Dosen Pengampu Mata kuliah Drs. Hufri, M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI. M. Misnawati 1, Erwin 2, Salomo 3
PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI M. Misnawati, Erwin, Salomo Mahasiswa Porgram Studi S Fisika Bidang Karakterisasi Material Jurusan Fisika Bidang
Lebih terperinciPROFIL DENSITAS MODEL THOMAS-FERMI-DIRAC-VON WEIZSACKER
PROFIL DENSITAS MODEL THOMAS-FERMI-DIRAC-VON WEIZSACKER Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Email: yuniblr@yahoo.com Abstrak. Model Thomas-Fermi-Dirac-von
Lebih terperinciDIFRAKSI KRISTAL dan KISI RESIPROK
1 DIFRAKSI KRISTAL dan KISI RESIPROK Rita Prasetyowati 3/7/2012 2 Rita Prasetyowati 3/7/2012 Tujuan Menentukan/mempelajari struktur kristal secara eksperimen Syarat agar terjadi difraksi pada kristal :
Lebih terperinciMAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL
MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Zuhrotul Ainy (2411 100 019) 2. Evita Wahyundari (2411 100 031) 3. Dhira Gunawan (2411 100
Lebih terperinciGambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.
EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue
Lebih terperinciPENENTUAN STRUKTUR KRISTAL AlMg 2 ALLOY DENGAN DIFRAKSI NEUTRON
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 2, April 2011, hal 41-48 PENENTUAN STRUKTUR KRISTAL AlMg 2 ALLOY DENGAN DIFRAKSI NEUTRON Arif Ismul Hadi 1), Sumariah 2), M. Dahlan 2), dan Mohtar 3) 1) Jurusan
Lebih terperinciMODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN
MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting
Lebih terperinciBAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X
BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X I. PENDAHULUAN Sejarah mengenai difraksi sinar-x telah berjalan hampir satu abad ketika tulisan ini disusun. Tahun 191 adalah awal dari studi intensif mengenai difraksi
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinciSTRUKTUR KRIST AL BUBUK SILIKON KARBIDA DENGAN METODERIETVELD1
ANALISIS ProsidinQ Pertemua!! llmiah Sains Mat~ri 1997 lssn l 4 l 0-2897 STRUKTUR KRIST AL BUBUK SILIKON KARBIDA DENGAN METODERIETVELD1 Muhammad Hikam2, Nuri Martinr dan Djonaedi Saleh2 ABSTRAK ANALISIS
Lebih terperinciSpektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)
Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi difraksi sinar-x (X-ray difraction/xrd) merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan
Lebih terperinciMAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)
MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan
Lebih terperinciPengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 1 April 2012 Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ABSTRACT Setyowati, Y.
Lebih terperinciKARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA
KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip
Lebih terperinciGambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Momen Magnet Sifat magnetik makroskopik dari material adalah akibat dari momen momen magnet yang berkaitan dengan elektron-elektron individual. Setiap elektron dalam atom mempunyai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal Hasil karakterisasi struktur kristal dengan menggunakan pola difraksi sinar- X (XRD) keramik komposit CS- sebelum reduksi
Lebih terperinciBAB I STRUKTUR KRISTAL
BAB I STRUKTUR KRISTAL Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya, fisika zat padat mulai dikembangkan awal abad ke, mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh kristal.
Lebih terperinciKumpulan Soal Fisika Dasar II.
Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]
Lebih terperinciMETODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
METODE X-RAY Kristalografi X-ray adalah metode untuk menentukan susunan atom-atom dalam kristal, di mana seberkas sinar-x menyerang kristal dan diffracts ke arah tertentu. Dari sudut dan intensitas difraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895. Karena asalnya tidak diketahui waktu itu maka disebut sinar-x. Sinar-X digunakan untuk tujuan
Lebih terperinciProf. Drs.H.Darsono, M.Sc
Prof. Drs.H.Darsono, M.Sc FMIPA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN) aquariusdus@yahoo.com Klas A: Kehadiran=10 Kuis=10 PR=20 UTS=30 UAS=30 Klas B: Kehadiran=10 Kuis=5 PR=20 UTS=30 UAS=35 PUSTAKA 1. M.A.Omar, Elementary
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized
Lebih terperinciStruktur Atom (Atomic Structure)
Konsep Dasar Struktur Atom (Atomic Structure) Tiap atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil yang tersusun dari proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron. Lukhi Mulia S Konsep Dasar Bilangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Kristal Bahan Kristal merupakan suatu bahan yang terdiri dari atom-atom yang tersusun secara berulang dalam pola tiga dimensi dengan rangkaian yang panjang (Callister
Lebih terperinciPENENTUAN STRUKTUR COBALT BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB VERSI R2008b
PENENTUAN STRUKTUR COBALT BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB VERSI R2008b Ilismini, Erwin, T. Emrinaldi E-mail: ilismini@gmail.com Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape
Lebih terperinciProsiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 1997 /SSN /4/0-2897
Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 997 /SSN /4/-2897,\\ ~ \ 'L- STRUKTUR KRIST AL LAPISAN TIPIS NICKEL MOLYBDENUM YANG DIBUAT DENGAN METODA ELEKTRODEPOSISI BERPULSA I ~ Suryanto2 ABSTRAK STRUKTUR
Lebih terperinciPERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan analisis struktur kristal semen gigi seng oksida eugenol untuk mengetahui keterkaitan sifat mekanik dengan struktur kristalnya. Ada lima sampel
Lebih terperinciPROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani
PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember email: schrodinger_risma@yahoo.com
Lebih terperinciStruktur Kristal Logam dan Keramik
Struktur Kristal Logam dan Keramik 1. Selayang Pandang Muhammad Fauzi Mustamin [*] Jurusan Fisika, Universitas Hasanuddin Maret 2015 Material padat dapat diklasifikasi berdasarkan karakteristik atom atau
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
Lebih terperinciSUSUNAN ATOM BENDA PADAT
SUSUNAN ATOM BENDA PADAT RADEN IRWAN FEBRIYANTO (NPM :0906602982) ANWAR SHIDDIQ ABDUL RACHMAN (NPM : 0906602420) ACHMAD GUNAWAN (NPM : 0906602364) ARIEF BUDIMAN (NPM : 0906602433) FERRY RAYA (NPM : 0906602641)
Lebih terperinciX- RAY DIFFRACTION. Naufal Fauzan You and Affandy Baskoro Adhi Pradana Gilmar Wicaksono M. Helmi Faisal Nicky Rahmana Putra KELOMPOK VI
X- RAY DIFFRACTION Naufal Fauzan You and Affandy Baskoro Adhi Pradana Gilmar Wicaksono M. Helmi Faisal Nicky Rahmana Putra KELOMPOK VI Agenda Persentasi X-ray Diffraction Latar Belakang Dasar Teori Metedologi
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD
PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD I. PENDAHULUAN Analisis Rietveld adalah sebuah metode pencocokan tak-linier kurva pola difraksi terhitung (model)
Lebih terperinciSistem Kristal dan Kisi Bravais
Sistem Kristal dan Kisi Bravais Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan
Lebih terperinciBAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal
BAB 4 Difraksi Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan meng-alami lenturan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. XRD Uji XRD menggunakan difraktometer type Phylips PW3710 BASED dilengkapi dengan perangkat software APD (Automatic Powder Difraction) yang ada di Laboratorium UI Salemba
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya
1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2
Lebih terperinciHalaman (2)
Halaman (1) Halaman (2) Halaman (3) Halaman (4) Halaman (5) Halaman (6) Halaman (7) SOAL DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL INTERFERENSI YOUNG PADA CELAH GANDA DAN DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) Menentukan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok
Lebih terperinciDIFRAKSI KRISTAL DAN KISI BALIK
Nama: Niswatul Khasanah Nim : 1301596 Ringkasan Materi 2 A. Jenis Difraksi Dalam Kristal 1. Sinar X DIFRAKSI KRISTAL DAN KISI BALIK Sinar- X adalah gelombang elektromagnetik dengan sifat fisik yang sama
Lebih terperinciWUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1
WUJUD ZAT SP-Pertemuan 1 WUJUD ZAT (PADATAN) SP-Pertemuan 1 Padatan: Suatu susunan satuan (atom atau molekul) yang tersusun sangat teratur dan diikat oleh gaya tertentu Tergantung sifat gaya: Ikatan kovalen:
Lebih terperinciIDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI
Pristi Hartati, dkk. ISSN 016-318 155 IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI Pristi Hartati, Budi Sulistyo, Tunjung Indrati, Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciSMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu
Lebih terperinciApa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur
Struktur Atom Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Atom tersusun atas partikel apa saja? Partikel-partikel penyusun atom : Partikel Lambang Penemu Muatan Massa 9,11x10-28g
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Permodelan 4.1.1 Hasil Fungsi Distribusi Pasangan Total Simulasi Gambar 4.1 merupakan salah satu contoh hasil fungsi distribusi pasangan total simulasi 1 jenis atom
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA PREDIKSI STRUKTUR KRISTAL KUBUS UNTUK KONT AMINAN T AK-LARUT P ADA MATERIAL ISOLATOR GARDU INDUK. Tatang Mulyana, Enung Nurlia
S3h p N H t N k.. X Kc Z. I>SN 1410-?6g6 PENERAPAN ALGORITMA PREDIKSI STRUKTUR KRISTAL KUBUS UNTUK KONT AMINAN T AK-LARUT P ADA MATERIAL ISOLATOR GARDU INDUK Tatang Mulyana, Enung Nurlia Puslitbang TeknikNuklir
Lebih terperinci01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);
01 : STRUKTUR MIKRO Data mengenai berbagai sifat logam yang mesti dipertimbangkan selama proses akan ditampilkan dalam berbagai sifat mekanik, fisik, dan kimiawi bahan pada kondisi tertentu. Untuk memanfaatkan
Lebih terperinciPAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012
UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit
BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI- UNDIP GBPP 10.09.04 PAF 219 Revisi ke - Tanggal 13 September 2013 Dikaji Ulang Oleh Ketua Program Studi Fisika Dikendalikan Oleh GPM
Lebih terperinciSTRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik
STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA NAMA : ST MANDARATU NIM : 15B08044 KD 3.1 KD 4.1 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahayadalam tekhnologi : merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi
Lebih terperinciANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr
ISSN 0852-4777 Analisis Kualitatif dengan Menggunakan Teknik Difraksi Sinar-X pada Penambahan Unsur Zr tehadap Pembentukan Fasa Paduan U-Zr (Masrukan) ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI
Lebih terperinciBAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6
Lebih terperinciANALISIS STURKTUR KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA KONSEP STRUKTUR KRISTAL
DOI: doi.org/10.21009/0305010408 ANALISIS STURKTUR KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA KONSEP STRUKTUR KRISTAL Marungkil Pasaribu Pendidikan Fisika, Universitas Tadulako, Palu, 94000 Email: pasar67@yahoo.com
Lebih terperinciStruktur Kristal. Modul 1 PENDAHULUAN
F PENDAHULUAN Modul 1 Struktur Kristal Dr. I Made Astra, M.Si. isika zat padat secara umum berfokus pada atom dan elektron di dalam kristal. Kajian fisika zat padat dimulai pada permulaan abad 20 mengikuti
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5
Pengaruh Iradiasi- Terhadap Regangan Kisi dan Konduktivitas Ionik Pada Komposit Padat (LiI) 0,5(Al 2O 3.4SiO 2) 0,5 (P. Purwanto, S. Purnama, D.S. Winatapura dan Alifian) PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN
Lebih terperinciDifraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Difraksi Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Difraksi 1 / 38 Gejala Difraksi Materi 1 Gejala Difraksi
Lebih terperinciFISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON
FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON 1. Atom adalah bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.. Atom suatu unsur serupa semuanya, dan tak
Lebih terperinciFisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti
Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Fisika Atom & Inti 8/14/2007 Fisika Atom Model Awal Atom Model atom J.J. Thomson Bola bermuatan positif Muatan-muatan negatif (elektron)) yang sama banyak-nya menempel
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung
Lebih terperinciKurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika
Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar
Lebih terperinciYang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat
ZAT PADAT Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Sifat sifat zat padat bergantung pada: Jenis atom penyusunnya Struktur materialnya Berdasarkan struktur
Lebih terperinciDifraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi
Sifat dasar & Perambatan Cahaya Superposisi Gelombang Interferensi Gelombang Cahaya Difraksi Franhoufer Difraksi Franhoufer Intensitas pada Pola Difraksi Franhoufer Kisi Difraksi Difraksi Gelombang Cahaya
Lebih terperinciCATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016
CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom
Lebih terperinciSIMULASI XRD ZINC OXIDE TERDOPING MENGGUNAKAN METODE LAUE
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 06, No. 02 (2016) 7 13 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran SIMULASI XRD ZINC OXIDE TERDOPING MENGGUNAKAN METODE LAUE S. U. AZHARA 1, SETIANTO 1, D.
Lebih terperinciFONON I : GETARAN KRISTAL
MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
Fisika Zat Padat Pendahuluan halaman 1 dari 9 GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) MATA KULIAH : FISIKA ZAT PADAT PENDAHULUAN KODE/BOBOT : PAF 225 / 2 SKS DESKRIPSI SINGKAT : Dalam pembelajaran iniakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB V. ETODE PENELTAN Pada penelitian ini terbagi dalam dua kegiatan utama. Pertama pengukuran intensitas cahaya menggunakan metode eksperimen laboratorium. Kedua pengamatan implementasi perangkap cahaya
Lebih terperinciLEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )
LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah
Lebih terperinciPENGARUH ATOM SULFUR PADA PARAMETER KISI KRISTAL MATERIAL SEL SURYA Cd(Se 1-x,S x ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN
PENGARUH ATOM SULFUR PADA PARAMETER KISI KRISTAL MATERIAL SEL SURYA Cd(Se 1-x,S x ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN Ariswan Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta E-mail : ariswan@uny.ac.id
Lebih terperinciMODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan
MODEL ATOM MODEL ATOM DALTON Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM DALTON Konsep Model Atom Dalton : 1. Setiap benda (zat)
Lebih terperinciStudi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri
Jurnal Gradien Vol.3 No.1 Januari 2007 : 210-214 Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri Charles Banon Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciSINTESIS DAN ANALISIS STRUKTUR KRISTAL SENYAWA N-123 DAN NY-123
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI JUDUL PENELITIAN SINTESIS DAN ANALISIS STRUKTUR KRISTAL SENYAWA N-123 DAN NY-123 OLEH : Dr. Drs. Wayan Gede Suharta, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada
Lebih terperinciReview Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran
Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol 11., No., April 008, hal 39-43 Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Arinar Rosyidah, Indras Marhaendrajaya, K.Sofjan Firdausi Jurusan Fisika,
Lebih terperinciPENENTUAN TEKSTUR LEMPENG AlMg2 DAGIAN PENUTUP KELONGSONG ELEMEN DAKAR NUKLIR DENGAN METODE DIFRAKSI NEUTRON
Penentuan Tekstur LempengAlMg2 Bagian Penutup Kelongsong Elemen Bakar Nuklir Dengan Metode Difraksi Neutron (Zuharli Amilius) /SSN /4//- 348/ PENENTUAN TEKSTUR LEMPENG AlMg2 DAGIAN PENUTUP KELONGSONG ELEMEN
Lebih terperinciDisusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)
Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :
Lebih terperinciCATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016
CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 PENGANTAR SPEKTROSKOPI Pengertian Berdasarkan teori klasik spektoskopi
Lebih terperinciANALISIS TEKSTUR STAINLESS STEEL (SS) 316-L MENGGUNAKAN METODE DIFRAKSI NEUTRON SKRIPSI NUR RAHMAH HARAHAP
ANALISIS TEKSTUR STAINLESS STEEL (SS) 316-L MENGGUNAKAN METODE DIFRAKSI NEUTRON SKRIPSI NUR RAHMAH HARAHAP 130801008 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciFISIKA MODERN I (Pendekatan Konseptual) Dr. A.Halim, M.Si
FISIKA MODERN I (Pendekatan Konseptual) Dr. A.Halim, M.Si Syiah Kuala Univesity Press 2011 FISIKA MODERN I (Pendekatan Konseptual) Dr. A. HALIM, M.Si Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah
Lebih terperinciKarakterisasi XRD. Pengukuran
11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 2 Kelas 12 Doc. Name: AR12FIS02UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat dengan kelajuan
Lebih terperinciX-RD (X-Ray Diffractions)
MAKALAH FISIKA MATERIAL X-RD (X-Ray Diffractions) O L E H : JAMALUDDIN K (A1C3 06066) PYOGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DEN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO K E N D A R I 2010 Sejarah
Lebih terperinci4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc.
Pengantar. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat. 2. Penjelasan Mata kuliah: tujuan perkuliahan ini adalah untuk memberikan
Lebih terperinciTheory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.
Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit
Lebih terperinci