PENENTUAN DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRIST ALIN. R.S Lasijo daft lnawati Tanto Puslitbang Teknik Nuklir -BATAN, Bandung.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRIST ALIN. R.S Lasijo daft lnawati Tanto Puslitbang Teknik Nuklir -BATAN, Bandung."

Transkripsi

1 Penentuan Densi/as Elektron 3-Dimensi Bahan Kristalin (R.S. Lasijo) ISSN J PENENTUAN DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRIST ALIN R.S Lasijo daft lnawati Tanto Puslitbang Teknik Nuklir -BATAN, Bandung. ABSTRAK PENENTUAN DENSIT AS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRISTALIN. Oensitas elektron bahan kristalin dalam 3-dimensi telah ditentukan dengan menggunakan data eksperimental difraksi sinar-x dan metode analisis numerik Fourier. Sebagai contoh dilakukan penentuan densitas elektron pada kristal yang berbentuk kubik, yaitu NaCI yang berbentuk kubik pusat bidang (FCC = Face Centered Cubic) dan CsCI yang berbentuk kubik pusat benda (BCC = Body Centered Cubic). Pada kristal NaCI diperoleh densitas 3-dimensi yang sesuai dengan posisi atom-atom dalam kristal tersebut secara lengkap. Pada kristal CsCI sinar x seolah-olah melihat dua buah kubus sederhana yang serupa dengan atom-atom Cs dan CI masingmasing pada titik-titik sudutnya, sehingga karena dari kedua kubus sarna maka puncakpuncak difraksi terletak pada sudut-sudut 2e yang sarna pula, jadi difraksi sinar x tidak dapat membedakan mana yang Cs dan mana yang CI. Kata kunci : densitas e!ektron, bahan krista!in, krista! kubik, sinar-x, ana!isis Fourier. ABSTRACT THREE-DIMENSIONAL ELECTRON DENSITY DETERMINATION OF CRYSTALLINE MATERIALS. Electron densities of crystalline materials in 3- dimension have been determined using experimental data of x-'ray diffraction and Fourier numerical analysis method. As examples electron densities of cubic crystals have been determined, i.e NaCI, a face centered cubic (FCC) crystal, and CsCI, a body centered cubic (BCC) crystal. For NaCI crystal, a 3-dimensional electron density appropriate with complete positions of all atoms in the unit crystal was obtained. For CsCI crystal the x-ray seems to see two similar simple cubic crystals with Cs and CI atoms respectively occupying the vertices, and because of the same d for both cubes the diffraction peaks appear at the same angles of 28, so that the x-ray diffraction measurement is unable to distinguish which is Cs or CI. Key words :electron density, crystalline materials, cubic crystal, x-ray, Fourier analysis. A"7

2 Jurnal Sains dan TeknologiNuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology! Vo/.l. No.1. Febnlari 2000.' ISSN /41/ PENDAHULUAN Rapat elektron dari suatu bahan kristalin dapat ditentukan dengan menggunakan kombinasi data pengukuran eksperimental difraksi sinar-x dengan metode analisis numerik Fourier. Sebelum komputer digital berkembang, orang pada umumnya melakukan cara pendekatan dalam menentukan densitas elektron dalam 3- dimensi, yaitu mengubah bentuk 3-dimensi menjadi 2-dimensi, misalnya mengambil bidang XY saja dengan mengambil harga Z tertentu [1], clan I-dimensi pada suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu Z, sehingga kombinasi keduanya dapat dipakai untuk menggambarkan densitas elektron 3-dimensi. Kenyataan bah~;a kristal sebenarnya mempunyai struktur 3-dimensi, maka penggambaran yang demikian dianggap kurang memuaskan. Pendekatan demikian ditempuh karena untuk melakukan perhitungan langsung dalam 3-dimensi akan memerlukan waktu yang sangat lama yang melelahkan. Dengan perkembangan komputer digital clan metodologi perhitungan numerik yang makin efisien pada waktu ini dimungkinkan untuk dilakukan perhitungan 3-dimensi secara langsung dalam menentukan densitas elektron dari suatu bahan krlstalin. Analisis clan transformasi Fourier adalah salah satu metode yang sangat cocok untuk penentuan rapat elektron 3-dimensi ini, sedangkan data eksperimental yang dapat dipakai adalah data difraksi sinar-x., karena data difraksi sinar-x merupakan manifestasi dari hamburan sinar-x oleh elektron-elektron yang berada dalam kulit atom-atom yang membentuk kristal bahan yang diteliti. Sinar-x merupakan salah satu anggota gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang ordenya sarna dengan jarak atom-atom dalam bahan-bahan kristalin, yaitu dalam orde Angstrom (10.10 meter), sehingga pola difraksinya oleh suatu kristalin dapat diamati dengan jelas clan dapat dipergunakan untuk menentukan struktur maupun sifat-sitat lain dari bahan tersebut. Pola difraksi 48

3 Penenluan Densilas E/ektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R,S Lasijo) ISSN /4// -348/ sinar x oleh suatu bahan kristalin mengikuti hukum yang ditemukan oleh Bragg (2] yaitu A, =2dsin{} (I) di mana A. panjang gelombang sinar-x, d jarak antar bidang dalam kisi kristal, clan e sudut difraksi. Jarak antar bidang d merupakan fungsi dari indeks bidang (hkl) yang dikenal dengan nama indeks Miller (3] clan konstanta kisi kristal (a, b, c, a., 13, y). Misalkan untuk kristal kubik dimana a = b = c clan a. = r3 = y = 90, hubungan antara d dan parameter-parameter tersebut dapat ditulis d= a. (2) Bila persamaan (2) dimasukkan ke dalam persamaan (I) didapat Sin.)"~h2+k2+f () = - 2a (3) Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa spektrum sinar-x yang dihamburkan oleh kristal pada arah tertentu akan bergantung pad a panjang gelombang sinar-x yang dipergunakan, pada indeks Miller, clan juga pada bentuk kristalnya atau paramete~ kisinya. Difraksi sinar-x adalah akibat hamburan koheren sinar-x oleh elektronelektron yang berada dalam kulit atom-atom yang berada di dalam kristal, sehingga intensitas difraksinya akan bergantung pada posisi atom-atom dalam kristal tersebut. Menurut J.J Thomson, sinar-x yang dihamburkan oleh sebuah elekron mempuyai intensitas e = sm a r m c,4 I I.2 (4) 49

4 10 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and T echnologj;' Vol./, No I, Febrllari 2000.' lssn /4// di mana intensitas terhambur clan 10 intensitas sinar-x yang clatang, e muatan listrik dan m massa eiektron c kecepatan cahaya dalam vakum, clan a sudut antara arah hamburan clan arah percepatan elektron, Misalkan sinar-x datang dengan arah sejajar sumbu-x dari arah negatifmenuju ke sebuah elektron yang berada di 1itik asal O. Sebuah titik pengamji P misalkan berada dalam bidang XZ dengan garis PO membuat sudut 29 dengan sumbu-x. Berkas sinar-x yang tidak terpolarisasi dapat diuraikan dalam sumbu- Y clan sumbu-z sebagai E 2 - E 2 E1 -+ " " (5) Secara rata-rata kornponen if; kearah y akan sarna dengan kornponen E kearah z, sehingga dapat ditulis : 1/2.E2 =E~ =E; (6) clan intensitas gelombang dapat ditulis 1/2./.0 = /.0 y (7) Maka intensitas gelombang pada titik P berdasarkanpersamaan (4) dapat ditulis I I + I =1 (8) di mana a pada arah- Y sarna dengan 900 clan pada arah-z sarna dengan Persamaan (8) dikenal sebagai persamaan hamburan Thomson, yang menggambarkan hamburan sinar-x oleh sebuah elektron. Semua besaran dalam persamaan (8) merupakan konstanta,kecuali 1I,.(1+cos220) 50

5 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista[in (R.S. Lasijo) /SSN/4// -348/ yang disebut faktor polarisasi. Sebenarnya proton-proton di dalam inti atom dalam kristal juga dapat mengadakan hamburan koheren pada sinar-x, yang berarti juga dapat mengadakan hamburan Thomson, tetapi karena proton mempunyai massa yang sangat besar dibanding dengan massa elektron maka kontribusinya dapat diabaikan. Hamburan sinar-x oleh sebuah atom dapat dinyatakan dalam hamburan oleh sebuah elektron, dalam faktor hamburan atom f yang didefinisikan f= amplituda gelombang yang terhambur oleh atom amplituda gelombang yangterhambur oleh sebuah elektron Karena pada suatu atom terdapat Z elektron, maka untuk 29 = 0 didapat f == Z. Bila 9 bertambah besar maka banyaknya gelombang yang terhambur oleh sebuah elektron akan semakin kecil yang berarti f semakin kecil. Ternyata bahwa faktor hamburan atom f ini juga bergantung pada panjang gelombang sinar-x yang datang, sehingga ketergantungan ini dapat ditulis sebagai fungsi sing/a, yaitu.. f = f(~} )., Besaran f sebagai fungsi dari sin9/x ini untuk atom-atom hidrogen sampai dengan californium telah dibuat tabelnya (4). Hamburan oleh set satyan suatu kristal adalah resultante gelombang yang terhambur oleh atom-atom yang berada dalam set satuan tersebut yang dinyatakan dalam faktor struktur F (9) N F ( hkl) Line 27ri(hun+ kvn +/w" n=1 (10) di mana (h, k, I) indeks Miller, (un, Vn, Wn) posisi clan fn faktor hamburan atom yang ke-n dalam sel satuan tersebut. Faktor struktur F pada umumnya berbentuk besaran kompleks yang menggambarkan baik ampjitudo maupun faktor rase dari gelombang 5\

6 P.P' I=IFI Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology "01./. No/. Februari 2000: ISSN /4/1-348/ resultante. Harga absolut dari F yaitu I F menggambarkan amplitudo gelombang resultante yang didetinisikan sebagai : amplituda gelombang yang terhambur oleh sebuah elektron (It) lntensitas berkas yang didifraksikan oleh atom-atom dalam sel satuan pada arah yang diramalkan oleh hokum Bragg adalah sesuai dengan besaran IFI2 yaitu dimana F* pasangan kompleks dari F. lntensitas difraksi sinar-x oleh sampel k~;stalin 12) yang berbentuk serbuk dapat ditulis : p{ + cos2 20.) sm2 () cos(} (13) di mana F faktor struktur, p faktor multiplisitas, e sudut Bragg, 1 + cos22e faktor polarisasi clan sin2e cose faktor Lorentz. Kedua faktor polarisasi clan faktor Jorentz sering disebut juga faktor polarisasi Lorentz (LP) Oensitas elektron 3-dimensi dalam suatu bahan kristalin dapat dinyatakan dalam bentuk deret Fourier [5] p(xyz) = 14) di mana F(hkl) adalah faktor spektroskopi atau faktor struktur seperti yang dinyatakan dalam persamaan (11), V c volume sel satuan, (XYZ) koordinat fraksional tanpa dimensi. Bila sel satuan dinyatakan dalam satuan A (Angstrom), maka Vc dinyatakan dalam A3 clan densitas elektron p(xyz) dalam e.jektron per A3.Untuk perhitungan pada umumnya disederhanakan dengan diubahnya persamaan (14) dalam bentuk 2- dimensi dengan diambil misalnya harga Z tertentu dalam bentuk!-dimensi dengan

7 Penentuan Densi/as E/ek/ron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) ISSN /4// -348/ menentukan densitas elektron sepanjang suatu garis lurus yang sejajar dengan salah satu bidang kristal, sehingga kombinasi dari kedua cara tersebut dapat digambarkan bentuk densitas elektron dalam 3-dimensi secara tidak langsung. Hal demikian dilakukan karena untuk menghitung langsung dalam 3-dimensi akan diperlukan usaha clan waktu yang cukup besar, sehingga orang condong untuk mengambil cara yang lebih sederhana. Dengan perkembangan komputer digital yang diikuti oleh perkembangan metodologi perhitungan numerik yang makin efisien, maka perhitungan 3-dimensi secara langsung dapat dilakukan. Untuk menentukan densitas elektron pada persamaan (14) yang disesuaikan dengan data eksperimental dari difraksi sinar x, tidak semua harga (h, k, I) dari -00 sampai +00 pada somasi perlu dimasukkan, tetapi dapat diambil harga-harga (h, k, I) tertentu di mana terdapat puncak-puncak difraksinya, yang merupakan bilangan-bilangan bulat. Bila bentuk clan struktur kristal bahan telah diketahui, maka harga (h, k, I) yang menimbulkan puncak-puncak difraksi pad a sudutsudut tertentu dapat diramalkan. Oemikian pula sebaliknya, bila data puncak-puncak difraksi dapat diperoleh dari pengukuran, maka dapat ditentukan bentuk clan struktur kristal bahan, walaupun hat yang terakhir ini tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah. DATA, PERHITUNGAN DANDISKUSI Perhitungan densitas telah dilakukan untuk sampel yang berbentuk kubus yaitu NaCI yang berbentuk FCC dad CsCI yang berbentuk BCC. Pol a difraksi NaCI yang didapat dari pengamatan menggunakan sinar x dengan target tembaga yang mempunyai panjang gelombang A(CuKa) = A tertera pada Gambar 1 53

8 ff JumalSains dan Teknologi Nl/klir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol./, No.1. Februari ISSN / Gambar 1 : rota difraksi sinar x untuk cuplikan NaCI Tiga belas puncak yang didapat mempunyai parameter-parameter dari hasil analisis seperti tertera pada Tabell. Tabell. Parameter puncak-puncak difraksi sinar x NaCI a= A. K= B= No T hkl 200 m e ~ I 400 l-m f'si"n9~{}i ; O~ f(na) f(ci) f : ~

9 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) /SSN /41/ Harga-harga (hkl) yang sesuai dengan puncak-puncak difraksi yang teramati yang dimasukkan ke dal.am somasi pada persamaan (14). Oari tabel faktor hamburan atom, Appendix 8 [4] diketahui hubungan sine/a dengan f untuk Na, Cs clan CI seperti tertera pada Tabel 2. Tabel2. Faktor hamburan atom f untuk Na, Cs dad CI padaberbagai harga sine IA. Oari data pada Tabel 2 dapat ditulis hubungan antara f dan sine/a berbentuk -c sin{} 2- ). j=c, e (15) di mana C1 clan C2 dapat diperoleh dengan cara "least squares fit" persamaan (15). Hasilnya adalah untuk : Na : C1 = C2:, CI :C,= C2= Sehingga diperoleh funtuk Na clan CI seperti terlihat pada kolom 5 clan 6 pada Tabell. Posisi Na clan CI di dalam kristal NaCI adalah : Atom Na : (0,0,0), (0.5, 0.5, 0), (0.5, 0, 0.5), (0, 0.5,0.5) Atom CI : (0.5, 0.5, 0.5), (0, 0, 0.5), (0, 0.5, 0), (0.5, 0, 0) Harga relatif densitas elektron 3 dimensi p(x, y, z) yang didapat tertera pada Tabel 3 clan Tabel 4. 55

10 Jumal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vo/.l, No. J, Februari /SSN /4//- 348/ T ABEL 3 DENSIT AS ELEKTRON 3-DIMENSI p(x, Y,z)KRlST AL NaCI z=.00 X\Y z=.10 XN z=.20 z=.30 X\Y I 3 3 I 3 I I I 3 3 I 3 I 3 3 I I X/Y ,

11 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S Lasijo) /SSN 14/ I I II II II I I II II II I I I II II II I I Z =.60 Z =.70 X\Y XN I I I I I I 3 3 I 3 I I I I I I I I 3 3 I 3 I I I I z=.80 X\Y z=.90 XN ] ] 3 ] 3 3 ] 3 ] ]0 8 4 ] ]0.50 ] ]5]2 6 ] 9 ] L~ ] ] I 9 15 ]2 6 ] 9 15 Z = ].00 x\y

12 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology r'o/./, No}, Febnlari 2000: /SSN /4// TABEL 4 DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI p(x,y,z) KRISTAL CsCI Z=.00 Z=.10 X\Y X/Y t6 2t t 2 t } I I 4 II z=.20 z=.30 X\Y XN I I I I I I I I I I I I I 0 0 I I I 2 2 I I I I I I

13 0 Penentuan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Kristalin (R.S. Lasljo) /SSN/4//- 348/ II Z =.40 Z =.50 X\Y XN z=.60 x\y z=.70 XN II I ] ] ~ I ] 2 2 ] ] ~ I ~ ~ ~ ] ~ L~ ] ~ ] ] ] ].80 ' I ] II I z=.80 z=.90 59

14 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol./, No.1, Februari 2000: ISSN 14/1.348/ x\y XN OC I IC ~ ~ ~ ~ ) ( I ~ () ) to 16 t.( Z = 1.00 x\y Oari tabel terlihat bahwa densitas elektron yang tinggi menunjukkan posisi-posisi atom-atom yang terdapat di dalam kristal tersebut, posisi atom yang terdapat di dalam unit kristal dapat terlihat pada tabel tersebut. Bila digambarkan di dalam tiga dimensi, posisi atom-atom tersebut seperti terlihat pada Gambar 2 60

15 ; Penenruan Densitas Elektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) /SSN /4// -348/ Gambar 2 Atom NaCI yang digambarkan didalam 3-dimensi, di mana bola berwarna terang untuk atom Na clan yang berwarna gelap untuk atom ct. Data difraksi sinar x untuk CsCI tertera pada Gambar 3 Gambar 3 : Pola difraksi sinar-x CsCI Oari Tabel 2 dan persamaan (15) dengan "least squares fit" didapat untuk CI : C. = C2 = untuk Cs C1 = C2 = Hasil analisis didapat parameter seperti tertera pad a Tabel 5 61

16 Jumal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Jm/mal of Nuclear Science and Technolag}' Vol./, No, I, Febn/ar; 2000: ISSN /4/ 1-348/ Tabel 5 : Parameter puncak-puncak difraksi sinar-x CsCI No 2 ~ hkt III 200 "2Tif 2tl --no nr m m ill 331 -;rig--rn -n2~ e~ " T:86~~ 3:s « "" sr;fi ] SinO/A ' f(cs) 41.99l l l l l : : f(ci) tl.)o ! 9.~98351!.1~~,~ j t 6:43119~ t j Oalam unit kristal CsCI hanya ada du~ atom, masing-masing satu atom Cs pada posisi(o,o,o) clan satu atom Cl pada posisi(o.5,o.5,o.5). Hasil perhitungan densitas relatif 3-dimensi menggunakan persamaan (14) tertera pada Tabel 4. Berbeda dengan kristal NaCl, pada Tabel 4 hanya menunjukkan adanya atom-atom yang berada pada titik-titik sudut kubus saja, sedangkan atom yang berada pada pusat kubus tidak terlihat. Hal ini terjadi karena data difraksi sinar-x untuk kristal BCC hanya dapat memperlihatkan pola seperti kristal kubik sederhana baik untuk atom-atom yang berada pada titik-titik sudut kubus maupun yang berada di pusat kubus karena atom 62

17 Penentuan Densitas E/ektron 3-Dimensi Bahan Krista/in (R.S. Lasijo) /SSN 14/ yang berada di pusat kubus ini juga terlihat oleh sinar-x pada peristiwa difraksinya seperti berada pad a titik sudut dari kubus yang lain yang serupa sehingga akan menghasilkan pola yang persis sarna. Bila Tabel 4 dibuat gambar 3-dimensinya, maka posisi atom-atom seperti tertera pada Gambar 4. Atom-atom yang terdapat pada titiktitik sudut terse but tidak dapat dibedakan apakah atom Cs atau atom CI, karena sebenamya kedua atom menghasilkan pola yang sarna. Gambar 4 Atom CsCI yang digambarkan dalam 3 dimensi KESIMPULAN DAN SARAN Oari pembahasan pada bab-bab yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan komputer mikro digital (PC) dengan microprocessor yang cepat, yang dikombinasikan dengan metode numerik Fourier, perhitungan densitas elektron dalam suatu kristal 3-dimensi dapat dilakukan secara langsung dengan hasil yang cukup baik. Kelemahan menggunakan difraksi sinar-x adalah bahwa kita tidak dapat memperoleh pola difraksi kristal BCC yang dapat membedakan antara pola yang disebabkan oleh

18 Junlal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vo/./. No.1, Februari ISSN 14/1-348/ atom-atom yang berada pada titik-titik sudut clan atom-atom yang berada di pusat kubus, sehingga untuk kristal semacam ini kita perlu mencari metode yang lain. DAFfAR PUSTAKA 1.BAKRIE,FAUZI, Tesis, Program Pasca Sarjana, Fisika, I.T.B., BRAGG, W.H., Phil. Mag. 27, 881, CULLITY,B.D., "Elements of X-Ray Diffraction", Add..-Wesley Publ. Company, 1956, p 42 4.CULLITY, B.D., "Elements of X-Ray Diffraction", Add.-Wesley Publ.Coy.,1956, p CRUICKSHANK, D. W.J., "Fourier Synthesis and Structure Factors", Section 6(1972) 64

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari karakteristik radiasi sinar-x 2. Mempelajari pengaruh tegangan terhadap intensitas sinar x terdifraksi 3. Mempelajari sifat difraksi sinar-x pada kristal 4. Menentukan

Lebih terperinci

Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr

Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr Esmar Budi a,* a Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun Jakarta

Lebih terperinci

PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM

PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM 1.1 STRUKTUR ATOM Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan

Lebih terperinci

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL BAB V WUJUD ZAT A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah

TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan Oleh : Aldo Nofrianto ( 14033047/2014 ) Pendidikan Fisika A Dosen Pengampu Mata kuliah Drs. Hufri, M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI. M. Misnawati 1, Erwin 2, Salomo 3

PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI. M. Misnawati 1, Erwin 2, Salomo 3 PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI M. Misnawati, Erwin, Salomo Mahasiswa Porgram Studi S Fisika Bidang Karakterisasi Material Jurusan Fisika Bidang

Lebih terperinci

PROFIL DENSITAS MODEL THOMAS-FERMI-DIRAC-VON WEIZSACKER

PROFIL DENSITAS MODEL THOMAS-FERMI-DIRAC-VON WEIZSACKER PROFIL DENSITAS MODEL THOMAS-FERMI-DIRAC-VON WEIZSACKER Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Email: yuniblr@yahoo.com Abstrak. Model Thomas-Fermi-Dirac-von

Lebih terperinci

DIFRAKSI KRISTAL dan KISI RESIPROK

DIFRAKSI KRISTAL dan KISI RESIPROK 1 DIFRAKSI KRISTAL dan KISI RESIPROK Rita Prasetyowati 3/7/2012 2 Rita Prasetyowati 3/7/2012 Tujuan Menentukan/mempelajari struktur kristal secara eksperimen Syarat agar terjadi difraksi pada kristal :

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL

MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Zuhrotul Ainy (2411 100 019) 2. Evita Wahyundari (2411 100 031) 3. Dhira Gunawan (2411 100

Lebih terperinci

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR KRISTAL AlMg 2 ALLOY DENGAN DIFRAKSI NEUTRON

PENENTUAN STRUKTUR KRISTAL AlMg 2 ALLOY DENGAN DIFRAKSI NEUTRON Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 2, April 2011, hal 41-48 PENENTUAN STRUKTUR KRISTAL AlMg 2 ALLOY DENGAN DIFRAKSI NEUTRON Arif Ismul Hadi 1), Sumariah 2), M. Dahlan 2), dan Mohtar 3) 1) Jurusan

Lebih terperinci

MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN

MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X

BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X I. PENDAHULUAN Sejarah mengenai difraksi sinar-x telah berjalan hampir satu abad ketika tulisan ini disusun. Tahun 191 adalah awal dari studi intensif mengenai difraksi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

STRUKTUR KRIST AL BUBUK SILIKON KARBIDA DENGAN METODERIETVELD1

STRUKTUR KRIST AL BUBUK SILIKON KARBIDA DENGAN METODERIETVELD1 ANALISIS ProsidinQ Pertemua!! llmiah Sains Mat~ri 1997 lssn l 4 l 0-2897 STRUKTUR KRIST AL BUBUK SILIKON KARBIDA DENGAN METODERIETVELD1 Muhammad Hikam2, Nuri Martinr dan Djonaedi Saleh2 ABSTRAK ANALISIS

Lebih terperinci

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi difraksi sinar-x (X-ray difraction/xrd) merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 1 April 2012 Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ABSTRACT Setyowati, Y.

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip

Lebih terperinci

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Momen Magnet Sifat magnetik makroskopik dari material adalah akibat dari momen momen magnet yang berkaitan dengan elektron-elektron individual. Setiap elektron dalam atom mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal Hasil karakterisasi struktur kristal dengan menggunakan pola difraksi sinar- X (XRD) keramik komposit CS- sebelum reduksi

Lebih terperinci

BAB I STRUKTUR KRISTAL

BAB I STRUKTUR KRISTAL BAB I STRUKTUR KRISTAL Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya, fisika zat padat mulai dikembangkan awal abad ke, mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh kristal.

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : METODE X-RAY Kristalografi X-ray adalah metode untuk menentukan susunan atom-atom dalam kristal, di mana seberkas sinar-x menyerang kristal dan diffracts ke arah tertentu. Dari sudut dan intensitas difraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895. Karena asalnya tidak diketahui waktu itu maka disebut sinar-x. Sinar-X digunakan untuk tujuan

Lebih terperinci

Prof. Drs.H.Darsono, M.Sc

Prof. Drs.H.Darsono, M.Sc Prof. Drs.H.Darsono, M.Sc FMIPA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN) aquariusdus@yahoo.com Klas A: Kehadiran=10 Kuis=10 PR=20 UTS=30 UAS=30 Klas B: Kehadiran=10 Kuis=5 PR=20 UTS=30 UAS=35 PUSTAKA 1. M.A.Omar, Elementary

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

Struktur Atom (Atomic Structure)

Struktur Atom (Atomic Structure) Konsep Dasar Struktur Atom (Atomic Structure) Tiap atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil yang tersusun dari proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron. Lukhi Mulia S Konsep Dasar Bilangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Kristal Bahan Kristal merupakan suatu bahan yang terdiri dari atom-atom yang tersusun secara berulang dalam pola tiga dimensi dengan rangkaian yang panjang (Callister

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR COBALT BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB VERSI R2008b

PENENTUAN STRUKTUR COBALT BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB VERSI R2008b PENENTUAN STRUKTUR COBALT BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB VERSI R2008b Ilismini, Erwin, T. Emrinaldi E-mail: ilismini@gmail.com Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 1997 /SSN /4/0-2897

Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 1997 /SSN /4/0-2897 Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 997 /SSN /4/-2897,\\ ~ \ 'L- STRUKTUR KRIST AL LAPISAN TIPIS NICKEL MOLYBDENUM YANG DIBUAT DENGAN METODA ELEKTRODEPOSISI BERPULSA I ~ Suryanto2 ABSTRAK STRUKTUR

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan analisis struktur kristal semen gigi seng oksida eugenol untuk mengetahui keterkaitan sifat mekanik dengan struktur kristalnya. Ada lima sampel

Lebih terperinci

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember email: schrodinger_risma@yahoo.com

Lebih terperinci

Struktur Kristal Logam dan Keramik

Struktur Kristal Logam dan Keramik Struktur Kristal Logam dan Keramik 1. Selayang Pandang Muhammad Fauzi Mustamin [*] Jurusan Fisika, Universitas Hasanuddin Maret 2015 Material padat dapat diklasifikasi berdasarkan karakteristik atom atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran

Lebih terperinci

SUSUNAN ATOM BENDA PADAT

SUSUNAN ATOM BENDA PADAT SUSUNAN ATOM BENDA PADAT RADEN IRWAN FEBRIYANTO (NPM :0906602982) ANWAR SHIDDIQ ABDUL RACHMAN (NPM : 0906602420) ACHMAD GUNAWAN (NPM : 0906602364) ARIEF BUDIMAN (NPM : 0906602433) FERRY RAYA (NPM : 0906602641)

Lebih terperinci

X- RAY DIFFRACTION. Naufal Fauzan You and Affandy Baskoro Adhi Pradana Gilmar Wicaksono M. Helmi Faisal Nicky Rahmana Putra KELOMPOK VI

X- RAY DIFFRACTION. Naufal Fauzan You and Affandy Baskoro Adhi Pradana Gilmar Wicaksono M. Helmi Faisal Nicky Rahmana Putra KELOMPOK VI X- RAY DIFFRACTION Naufal Fauzan You and Affandy Baskoro Adhi Pradana Gilmar Wicaksono M. Helmi Faisal Nicky Rahmana Putra KELOMPOK VI Agenda Persentasi X-ray Diffraction Latar Belakang Dasar Teori Metedologi

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD I. PENDAHULUAN Analisis Rietveld adalah sebuah metode pencocokan tak-linier kurva pola difraksi terhitung (model)

Lebih terperinci

Sistem Kristal dan Kisi Bravais

Sistem Kristal dan Kisi Bravais Sistem Kristal dan Kisi Bravais Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan

Lebih terperinci

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal BAB 4 Difraksi Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan meng-alami lenturan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. XRD Uji XRD menggunakan difraktometer type Phylips PW3710 BASED dilengkapi dengan perangkat software APD (Automatic Powder Difraction) yang ada di Laboratorium UI Salemba

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

Halaman (2)

Halaman (2) Halaman (1) Halaman (2) Halaman (3) Halaman (4) Halaman (5) Halaman (6) Halaman (7) SOAL DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL INTERFERENSI YOUNG PADA CELAH GANDA DAN DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) Menentukan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok

Lebih terperinci

DIFRAKSI KRISTAL DAN KISI BALIK

DIFRAKSI KRISTAL DAN KISI BALIK Nama: Niswatul Khasanah Nim : 1301596 Ringkasan Materi 2 A. Jenis Difraksi Dalam Kristal 1. Sinar X DIFRAKSI KRISTAL DAN KISI BALIK Sinar- X adalah gelombang elektromagnetik dengan sifat fisik yang sama

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1

WUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1 WUJUD ZAT SP-Pertemuan 1 WUJUD ZAT (PADATAN) SP-Pertemuan 1 Padatan: Suatu susunan satuan (atom atau molekul) yang tersusun sangat teratur dan diikat oleh gaya tertentu Tergantung sifat gaya: Ikatan kovalen:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI

IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI Pristi Hartati, dkk. ISSN 016-318 155 IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI Pristi Hartati, Budi Sulistyo, Tunjung Indrati, Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Struktur Atom Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Atom tersusun atas partikel apa saja? Partikel-partikel penyusun atom : Partikel Lambang Penemu Muatan Massa 9,11x10-28g

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Permodelan 4.1.1 Hasil Fungsi Distribusi Pasangan Total Simulasi Gambar 4.1 merupakan salah satu contoh hasil fungsi distribusi pasangan total simulasi 1 jenis atom

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA PREDIKSI STRUKTUR KRISTAL KUBUS UNTUK KONT AMINAN T AK-LARUT P ADA MATERIAL ISOLATOR GARDU INDUK. Tatang Mulyana, Enung Nurlia

PENERAPAN ALGORITMA PREDIKSI STRUKTUR KRISTAL KUBUS UNTUK KONT AMINAN T AK-LARUT P ADA MATERIAL ISOLATOR GARDU INDUK. Tatang Mulyana, Enung Nurlia S3h p N H t N k.. X Kc Z. I>SN 1410-?6g6 PENERAPAN ALGORITMA PREDIKSI STRUKTUR KRISTAL KUBUS UNTUK KONT AMINAN T AK-LARUT P ADA MATERIAL ISOLATOR GARDU INDUK Tatang Mulyana, Enung Nurlia Puslitbang TeknikNuklir

Lebih terperinci

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur); 01 : STRUKTUR MIKRO Data mengenai berbagai sifat logam yang mesti dipertimbangkan selama proses akan ditampilkan dalam berbagai sifat mekanik, fisik, dan kimiawi bahan pada kondisi tertentu. Untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI- UNDIP GBPP 10.09.04 PAF 219 Revisi ke - Tanggal 13 September 2013 Dikaji Ulang Oleh Ketua Program Studi Fisika Dikendalikan Oleh GPM

Lebih terperinci

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA NAMA : ST MANDARATU NIM : 15B08044 KD 3.1 KD 4.1 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahayadalam tekhnologi : merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr ISSN 0852-4777 Analisis Kualitatif dengan Menggunakan Teknik Difraksi Sinar-X pada Penambahan Unsur Zr tehadap Pembentukan Fasa Paduan U-Zr (Masrukan) ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI

Lebih terperinci

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6

Lebih terperinci

ANALISIS STURKTUR KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA KONSEP STRUKTUR KRISTAL

ANALISIS STURKTUR KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA KONSEP STRUKTUR KRISTAL DOI: doi.org/10.21009/0305010408 ANALISIS STURKTUR KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA KONSEP STRUKTUR KRISTAL Marungkil Pasaribu Pendidikan Fisika, Universitas Tadulako, Palu, 94000 Email: pasar67@yahoo.com

Lebih terperinci

Struktur Kristal. Modul 1 PENDAHULUAN

Struktur Kristal. Modul 1 PENDAHULUAN F PENDAHULUAN Modul 1 Struktur Kristal Dr. I Made Astra, M.Si. isika zat padat secara umum berfokus pada atom dan elektron di dalam kristal. Kajian fisika zat padat dimulai pada permulaan abad 20 mengikuti

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5 Pengaruh Iradiasi- Terhadap Regangan Kisi dan Konduktivitas Ionik Pada Komposit Padat (LiI) 0,5(Al 2O 3.4SiO 2) 0,5 (P. Purwanto, S. Purnama, D.S. Winatapura dan Alifian) PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN

Lebih terperinci

Difraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Difraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Difraksi Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Difraksi 1 / 38 Gejala Difraksi Materi 1 Gejala Difraksi

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON 1. Atom adalah bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.. Atom suatu unsur serupa semuanya, dan tak

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Fisika Atom & Inti 8/14/2007 Fisika Atom Model Awal Atom Model atom J.J. Thomson Bola bermuatan positif Muatan-muatan negatif (elektron)) yang sama banyak-nya menempel

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Sifat sifat zat padat bergantung pada: Jenis atom penyusunnya Struktur materialnya Berdasarkan struktur

Lebih terperinci

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi Sifat dasar & Perambatan Cahaya Superposisi Gelombang Interferensi Gelombang Cahaya Difraksi Franhoufer Difraksi Franhoufer Intensitas pada Pola Difraksi Franhoufer Kisi Difraksi Difraksi Gelombang Cahaya

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom

Lebih terperinci

SIMULASI XRD ZINC OXIDE TERDOPING MENGGUNAKAN METODE LAUE

SIMULASI XRD ZINC OXIDE TERDOPING MENGGUNAKAN METODE LAUE Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 06, No. 02 (2016) 7 13 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran SIMULASI XRD ZINC OXIDE TERDOPING MENGGUNAKAN METODE LAUE S. U. AZHARA 1, SETIANTO 1, D.

Lebih terperinci

FONON I : GETARAN KRISTAL

FONON I : GETARAN KRISTAL MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Fisika Zat Padat Pendahuluan halaman 1 dari 9 GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) MATA KULIAH : FISIKA ZAT PADAT PENDAHULUAN KODE/BOBOT : PAF 225 / 2 SKS DESKRIPSI SINGKAT : Dalam pembelajaran iniakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB V. ETODE PENELTAN Pada penelitian ini terbagi dalam dua kegiatan utama. Pertama pengukuran intensitas cahaya menggunakan metode eksperimen laboratorium. Kedua pengamatan implementasi perangkap cahaya

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

PENGARUH ATOM SULFUR PADA PARAMETER KISI KRISTAL MATERIAL SEL SURYA Cd(Se 1-x,S x ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

PENGARUH ATOM SULFUR PADA PARAMETER KISI KRISTAL MATERIAL SEL SURYA Cd(Se 1-x,S x ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN PENGARUH ATOM SULFUR PADA PARAMETER KISI KRISTAL MATERIAL SEL SURYA Cd(Se 1-x,S x ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN Ariswan Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta E-mail : ariswan@uny.ac.id

Lebih terperinci

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM MODEL ATOM DALTON Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM DALTON Konsep Model Atom Dalton : 1. Setiap benda (zat)

Lebih terperinci

Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri

Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri Jurnal Gradien Vol.3 No.1 Januari 2007 : 210-214 Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri Charles Banon Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN ANALISIS STRUKTUR KRISTAL SENYAWA N-123 DAN NY-123

SINTESIS DAN ANALISIS STRUKTUR KRISTAL SENYAWA N-123 DAN NY-123 LAPORAN PENELITIAN MANDIRI JUDUL PENELITIAN SINTESIS DAN ANALISIS STRUKTUR KRISTAL SENYAWA N-123 DAN NY-123 OLEH : Dr. Drs. Wayan Gede Suharta, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol 11., No., April 008, hal 39-43 Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Arinar Rosyidah, Indras Marhaendrajaya, K.Sofjan Firdausi Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

PENENTUAN TEKSTUR LEMPENG AlMg2 DAGIAN PENUTUP KELONGSONG ELEMEN DAKAR NUKLIR DENGAN METODE DIFRAKSI NEUTRON

PENENTUAN TEKSTUR LEMPENG AlMg2 DAGIAN PENUTUP KELONGSONG ELEMEN DAKAR NUKLIR DENGAN METODE DIFRAKSI NEUTRON Penentuan Tekstur LempengAlMg2 Bagian Penutup Kelongsong Elemen Bakar Nuklir Dengan Metode Difraksi Neutron (Zuharli Amilius) /SSN /4//- 348/ PENENTUAN TEKSTUR LEMPENG AlMg2 DAGIAN PENUTUP KELONGSONG ELEMEN

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 PENGANTAR SPEKTROSKOPI Pengertian Berdasarkan teori klasik spektoskopi

Lebih terperinci

ANALISIS TEKSTUR STAINLESS STEEL (SS) 316-L MENGGUNAKAN METODE DIFRAKSI NEUTRON SKRIPSI NUR RAHMAH HARAHAP

ANALISIS TEKSTUR STAINLESS STEEL (SS) 316-L MENGGUNAKAN METODE DIFRAKSI NEUTRON SKRIPSI NUR RAHMAH HARAHAP ANALISIS TEKSTUR STAINLESS STEEL (SS) 316-L MENGGUNAKAN METODE DIFRAKSI NEUTRON SKRIPSI NUR RAHMAH HARAHAP 130801008 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

FISIKA MODERN I (Pendekatan Konseptual) Dr. A.Halim, M.Si

FISIKA MODERN I (Pendekatan Konseptual) Dr. A.Halim, M.Si FISIKA MODERN I (Pendekatan Konseptual) Dr. A.Halim, M.Si Syiah Kuala Univesity Press 2011 FISIKA MODERN I (Pendekatan Konseptual) Dr. A. HALIM, M.Si Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 2 Kelas 12 Doc. Name: AR12FIS02UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat dengan kelajuan

Lebih terperinci

X-RD (X-Ray Diffractions)

X-RD (X-Ray Diffractions) MAKALAH FISIKA MATERIAL X-RD (X-Ray Diffractions) O L E H : JAMALUDDIN K (A1C3 06066) PYOGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DEN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO K E N D A R I 2010 Sejarah

Lebih terperinci

4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc.

4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc. Pengantar. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat. 2. Penjelasan Mata kuliah: tujuan perkuliahan ini adalah untuk memberikan

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci