BAB I PENDAHULUAN. untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga.
|
|
- Susanti Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Bisnis retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Keberhasilan dalam pasar retail yang kompetitif, pelaku retail harus dapat menawarkan produk yang tepat dengan harga, waktu dan tempat yang tepat juga. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku retail mengenai karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya pelaku retail menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa, menjalankan fungsi memecah maupun menambah nilai produk, dan secara keseluruhan pengelola bisnis retail membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional sehingga pelaku retail dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis retailnya, cara strategi pengembangannya dan manajemen bisnisnya. Alfamart hadir di Indonesia sebagai pelaku retail dengan konsep pasar swalayan modern untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka membantu menyediakan berbagai produk dan jasa dalam pemenuhan kebutuhan hidup dengan tagline Belanja Puas Harga Pas. Alfamart memang bukan nama 1
2 baru di antara jajaran pasar swalayan modern di Tanah air. Sejak didirikan sebagai pasar swalayan modern pada tahun 1999 di Jalan Beringin Raya Karawaci, Tangerang, Banten, tercatat penambahan gerai Alfamart semakin signifikan hingga pada tahun 2002 mencapai 141 gerai dan banyak mengakuisisi pasar swalayan yang telah hadir sebelumnya. Pada tahun 2006, pengelolaan Alfamart diambil alih oleh PT. Sigmantara Alfindo dan PT. Cakrawala Mulia Prima. Hingga saat ini, Alfamart memiliki lebih gerai pasar swalayan modern di seluruh Indonesia dengan mengedepankan kualitas dan harga yang kompetitif dalam melayani pelanggannya. Ketika melakukan kajian terhadap strategi perusahaan, harus dipahami bahwa setiap industri, perusahaan, dan situasi memiliki strategi yang berbedabeda. Porter mengelompokkan perbedaan strategi ini ke dalam strategi generik, yaitu strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Menurut Porter (1998), jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk yang berbiaya rendah, bukan memadukan keduanya. Berdasarkan prinsip tersebut, Porter menyatakan ada tiga prinsip Generic Strategic, yaitu Strategi Diferensiasi (Differentiation), Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership), dan Fokus (Focus). Saat ini Alfamart menggunakan Strategi Diferensiasi (Differentiation) dengan menciptakan jasa unggul di bidang retail yaitu pasar swalayan modern dengan mengedepankan kualitas premium yang akan diberikan kepada pelanggannya. Setelah mengembangkan usahanya dengan Strategi Diferensiasi 2
3 (Differentiation) yang terbilang berhasil, Alfamart menggunakan strategi waralaba (franchise) untuk dapat mengembangkan bisnis usahanya. Cabang franchise Alfamart yang pertama dibuka di Tangerang, Banten pada tahun 1999, lalu pada tahun berikutnya cabang-cabang franchise baru dibuka di Jakarta dan Lampung, dan diikuti dengan pembukaan cabang di Bali dan Makassar. Dalam mempertahankan dan melanjutkan komitmennya, Alfamart berupaya untuk menyediakan pelatihan yang berkualitas dengan memastikan bahwa setiap karyawan yang bekerja di Alfamart tetap meningkatkan keterampilan mereka. Seluruh karyawan di Alfamart diberikan pelatihan internal secara berkala yang bertujuan untuk membantu mereka dalam mengembangkan kompetensinya agar menjadi karyawan yang lebih baik. Selain memberikan jasa pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan terhadap pelanggan dalam membentuk professional yang lebih baik, Alfamart juga menawarkan beasiswa bagi karyawan, program knowledge management, dan program management development coordinator bagi junior dan senior manager. Berbagai penghargaan telah diraih Alfamart pada tahun 2016 diantaranya Alfamart kembali mendapat kepercayaan sebagai salah satu brand dengan digital marketing terbaik, Alfamart dinobatkan sebagai salah satu perusahaan dengan servis terbaik dalam Indonesia Servis Award 2016 dan tepatnya pada bulan Oktober, social media Alfamart dinobatkan sebagai social media terbaik di tahun ini. Dengan berbagai rangkaian penghargaan tersebut, Alfamart tetap harus mengembangkan usahanya salah satunya melalui kerjasama dengan institusi lain guna membentuk divisi franchise, sehingga dapat lebih mendekatkan diri pada 3
4 pangsa pasar potensial yang tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Maka dari itu, Alfamart memutuskan untuk menggunakan Strategi Diferensiasi (Differentiation) dengan menciptakan jasa yang unggul di bidang retail pasar swalayan modern dengan mengedepankan kualitas premium, lalu dilanjutkan dengan menggunakan strategi waralaba (franchise) untuk dapat mengembangkan bisnis usahanya. Sebuah perusahaan melakukan diferensiasi terhadap para pesaingnya pada saat berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pembeli, selain sekedar penawaran rendah. Diferensiasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk menawarkan harga yang lebih tinggi pada pembeli dalam menjual produknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Porter, (1998) bahwa perusahaan dihargai dengan harga tinggi (premium price) karena keunikannya. Diferensiasi juga memungkinkan sebuah perusahaan mencapai keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya karena menawarkan harga premi tetapi pembeli masih tetap menerimanya. Kiranya kondisi tersebut masih sejalan dengan pendapat Porter (2008) bahwa diferensiasi memungkinkan perusahaan meraih prestasi unggul jika harga premi yang ditawarkan lebih besar dari biaya tambah maupun dari usaha memperoleh keunikan itu. Kendati pertumbuhan retail pasar swalayan modern demikian cepat, yang berarti persaingan semakin ketat, Alfamart tidak mau terbawa euforia. Demi mengejar profit, Alfamart tidak ingin terlalu terburu-buru untuk membuka cabang dimana-mana tanpa analisa dan perhitungan yang matang. Mengingat investasi di Alfamart tidak murah dan karakteristik bisnis bidang retail pasar swalayan 4
5 modern tidak cepat balik modal seperti bisnis kuliner, maka Alfamart sangat selektif memilih calon franchisee-nya. Selain mempertimbangkan track record calon franchisee, Alfamart juga mensyaratkan beberapa hal yang wajib dipenuhi, antara lain pemilihan lokasi gerai harus strategis, artinya berada pada pemukiman padat penduduk dan lokasi mudah dijangkau masyarakat, karena segmentasi pasar yang dituju Alfamart adalah seluruh lapisan masyarakat di berbagai kelas ekonomi baik bawah, menengah dan atas. Karakteristik investasi di bidang retail pasar swalayan modern memang tidak cepat balik modal, namun bisnis retail tetap menggiurkan, maka kesabaran dan ketekunan mutlak diperlukan. Alfamart mematok investasi yang relatif mahal, sekitar 600 juta hingga 1 miliar rupiah per gerai. Sehingga diprediksi waktu untuk memperoleh return on investment (ROI) antara empat sampai lima tahun. Alfamart menargetkan tahun ini menambah ratusan gerai baru untuk dibuka. Selain itu, Alfamart ingin merambah ke kota-kota besar lainnya. Bahkan Alfamart juga menargetkan untuk segera membuka cabang di luar negeri, yakni di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini memang diperuntukkan untuk mempertahankan kualitas dan eksklusifitas demi mempertahankan reputasi yang solid. Sebagai franchisor, Alfamart secara rutin memberikan pendampingan dan pelatihan bagi para franchisee-nya, selain itu dukungan berupa sistem, job description, pelatihan sampai marketing tools. Sementara itu kebutuhan sumber daya manusia dan tenaga kerja harus sesuai dengan standar Alfamart. Biasanya setiap bulan Alfamart akan menyeleksi aplikasi pelamar dan calon-calon karyawan, profil yang lolos seleksi akan masuk dalam buletin yang setiap bulan 5
6 dikeluarkan Alfamart dan disebar ke berbagai franchise. Nantinya, franchisee tinggal memilih mana yang sesuai. Menurut Kotler (2007), dalam menentukan pasar diperlukan segmenting, targeting, dan positioning untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal. Untuk itu, langkah pertama yang dilakukan Alfamart adalah segmentasi pasar atas produk yang akan dijual. Menggabungkan proses penciptaan dan penyampaian nilai kepada pelanggan dalam bentuk yang disebut STP (segmenting, targeting, positioning). Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi memahami struktur pasar. Dalam tahap ini dilakukan identifikasi dan pemanfaatan peluang yang muncul di pasar. Peran dari segmentasi antara lain pertama, memungkinkan pemasar untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai dengan keunggulan kompetitif perusahaan. Kedua, mendapatkan pengetahuan mengenai peta kompetitif dan posisi pasar. Ketiga, mendapatkan basis untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya seperti positioning, diferensiasi dan penguatan merek. Keempat, segmentasi merupakan faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda. Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagianbagian tertentu, baik berdasarkan pembagian demografis, kelas ekonomi, pendidikan ataupun juga berdasarkan gaya hidup (psikografis). Definisi segmentasi pasar menurut Kotler dan Amstrong (2004) segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan 6
7 produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Sementara itu segmentasi market Alfamart dapat diuraikan secara singkat melalui tabel berikut ini : Tabel 1.1 : Segmentasi market Alfamart Class Geografis Segmentasi Area perumahan, fasilitas publik, gedung perkantoran Demografis Ibu rumah tangga, anak-anak, kelas ekonomi menengah Psikografis Kenyamanan, pelayanan yang ramah Sumber : Internal Alfamart 2015 Setelah melakukan evaluasi pasar berdasarkan segmentasi, maka perusahaan perlu memutuskan segmen mana yang akan dilayani oleh perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (2004) suatu target pasar terdiri atas seperangkat pembeli yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang dipilih oleh suatu perusahaan untuk dilayani. Dengan beragam barang yang dijual di Alfamart, Alfamart memiliki target pembeli mulai dari tingkat pendidikan sekolah, kelompok dewasa, kelompok pekerja atau eksekutif, ibu rumah tangga dari kelompok ekonomi B sampai A1, dan juga perusahaan atau instansi pemerintah. 7
8 A B C D E A1 (.>Rp ) A2 (Rp s.d Rp ) B (Rp s.d Rp ) C1 (Rp s.d Rp ) C2 (Rp, s.d Rp ) D (Rp s.d Rp ) E (<Rp ) Gambar 1.1 Market Segmentation and Targeting Alfamart Sumber : Internal Alfamart 2015 Setelah melakukan strategi segmentation dan targeting selanjutnya adalah melakukan positioning merk ke dalam benak konsumen. Positioning merupakan salah satu strategi pemasaran yang paling mendapatkan perhatian. Dalam strategi ini konsumen sebagai penentu utama karena positioning merupakan bagaimana citra merk di benak konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2004) definisi positioning adalah bagaimana suatu produk dijabarkan dalam benak konsumen sebagai sesuatu yang jelas, khas dan diinginkan secara relatif terhadap pesaing. Persaingan menurut Porter (2008) adalah inti keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Persaingan menunjukkan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menyokong kinerjanya, secara inovasi budaya kohesif, atau pelaksanaan yang baik. Persaingan dikatakan inti keberhasilan apabila perusahaan mampu menempatkan diri mereka di tengah-tengah persaingan. Oleh karena itu untuk 8
9 menghadapi persaingan yang semakin hari semakin ketat maka perusahaan harus mampu membaca peluang keunggulan bersaing yang dimilikinya. Walaupun Alfamart mulai mengembangkan strategi perusahaannya dengan franchise dari tahun 2002, bukan berarti Alfamart tidak memiliki pesaing dalam bidang retail pasar swalayan modern. Dalam kondisi ini, banyak pesaing yang dihadapi oleh Alfamart seperti Indomaret, Circle K, Prima dan Ceria Mart. Berdasarkan hasil survei yang diadakan oleh majalah Franchise edisi khusus November-Desember 2012 terhadap 400 responden, dapat diketahui kompetitor Alfamart (berdasarkan urutan brand awareness), yaitu : Tabel 1.2 : Brand Awareness Industri Retail Pasar Swalayan Modern Brand Point Indomaret 40,5 % Alfamart 35,3 % Circle K 14,2 % Prima 5,5 % Ceria Mart 4,5 % Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persaingan di dalam industri retail pasar swalayan modern di Indonesia ini sangat ketat dengan posisi Alfamart sebagai nomor dua yang terbaik di Indonesia. Belum lagi yang baru-baru ini muncul di Indonesia yaitu 7eleven dengan strategi pemasarannya yang 9
10 menempatkan gerai di lokasi sangat strategis di dekat pusat perbelanjaan. 7eleven juga menerapkan strategi dengan memberikan kemudahan bagi konsumen apabila ingin menyantap makanan dapat langsung di lokasi gerai dengan menyediakan meja dan kursi serta waktu operasional gerai yang buka hingga 24 jam setiap harinya. Selain itu, retail pasar swalayan modern pesaing Alfamart juga sudah mulai menempatkan strategi franchise untuk mengembangkan perusahaannya. Adapun beberapa pesaing utama Alfamart dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Indomaret Indomaret merupakan pesaing terdekat Alfamart, dan berdiri setahun lebih awal, yaitu pada Pada akhir 2011, Indomaret sudah mengoperasikan gerai dengan angka penjualan mencapai delapan belas triliun rupiah. Tahun ini, jaringan minimarket yang dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama ini menargetkan menambah gerai baru, dengan menggelontorkan investasi sebesar lima ratus miliar rupiah. Jika rencana ini direalisasikan, penjualan Indomaret diproyeksikan akan mencapai dua puluh tiga triliun rupiah. 2. Circle K Tidak jauh berbeda dangan 7-eleven, Circle K juga merupakan retail pasar swalayan modern. Berdiri pada 1951 di El Paso, Texas, Amerika Serika. Jaringan Circle-K saat ini dimiliki dan dioperasikan oleh 10
11 waralaba toko retail besar di Canada yaitu perusahaan Alimentation Couche-Tard. Circle-K juga menerapkan konsep conveinence centre, pembeli dari gerainya juga diperbolehkan untuk duduk di depan gerainya sambil menikmati barang belanjaannya. Sebelum munculnya Seven Eleven, Circle-K sangat populer dikalangan remaja dianggap lebih elit dari pada minimarket lainnya dan ada beberapa yang menjadi tempat berkumpulnya remaja pada waktu malam, tapi saat ini Circle-K mulai terdesak oleh 7-eleven. 3. Ceria Mart Ceria Mart memang di promosikan sebagai second brand Indomaret. Pada awalnya pembentukan Ceria Mart didasari atas teguran Komisi Pengawas Persaingan Usaha kepada PT. Indomarco Prismatama (pengelola Indomaret) yang dianggap kurang memperhatikan prinsip keseimbangan sesuai demokrasi dalam menumbukan persaingan sehat antar pelaku usaha dan kepentingan umum dalam pengembangan usaha, itulah sebabnya PT Indomarco Prismatama membentuk Ceria Mart untuk mengantisipasi apabila Indomaret dihentikan. Jangkauan Ceria Mart masih terbatas di sekitar Jabodetabek. Lokasinya tidak di tempat-tempat strategis yang utama, karena tempat tersebut diutamakan untuk Indomaret. Biasanya lokasi Ceria Mart tidak terlalu banyak diketahui atau tidak dipinggir-pinggir jalan seperti Indomaret tapi agak masuk ke dalam ganggang perumahan. 11
12 4. Prima Mart Sejak tahun 1997, Prima Mart tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia. Kini, lebih dari 150 gerai Prima Mart telah tersebar di kota-kota utama di Pulau Jawa. Dengan didukung lebih dari karyawan terlatih, Prima Mart siap melayani para pelanggan. Prima Mart menyediakan beragam produk kebutuhan sehari-hari dengan kualitas yang dapat diandalkan, lengkap, harga hemat, dan lokasi toko yang mudah dijangkau. Kesegaran dan kualitas produk selalu dijaga melalui pilihan sumber yang baik dan penanganan dengan standar prosedur operasional yang selalu dipantau. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini mengacu pada implementasi strategi Alfamart dalam menghadapi persaingan di industri retail pasar swalayan modern yang semakin kompetitif. Dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Strategi franchise yang efektif untuk dilaksanakan Alfamart. 2. Kondisi lingkungan usaha yang dihadapi Alfamart saat ini dan Key Success Factor yang harus dimiliki Alfamart. 3. Strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh Alfamart dalam menghadapi persaingan. 12
13 1.3 Pertanyaan Penelitian Alfamart memiliki langkah-langkah strategik sebagai upaya mempertahankan dan mengembangkan perusahaan di antara pesaingnya. Untuk itu, perlu kajian yang lebih dalam mengenai efektifitas penerapan strategi dalam menghadapi persaingan, apakah strategi franchise adalah selaras dengan existing strategy yang sudah dijalankan oleh Alfamart dan apakah strategi tersebut butuh dikembangkan oleh Alfamart untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Dari uraian diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah strategi franchise efektif untuk dilaksanakan? 2. Bagaimana kondisi lingkungan usaha yang dihadapi Alfamart saat ini? Key Success Factor yang harus dimiliki Alfamart dalam menghadapi persaingan? 3. Apa strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh Alfamart dalam menghadapi persaingan? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisa kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman bagi Alfamart dalam melakukan strategi franchise dengan SWOT analysis dan posisi perusahaan dalam industri. 2. Menganalisis Key Success Factor yang dimiliki Alfamart dalam menghadapi persaingan. 13
14 3. Mengevaluasi efektifitas penerapan strategi Alfamart dalam menghadapi persaingan. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini akan memberikan manfaat dan masukan terhadap Alfamart dalam merumuskan dan menetapkan strategi perusahaan dalam mengembangkan strategi franchise untuk mencapai tujuan pada masa mendatang yaitu menjadi lebih unggul dari para pesaingnya dan menjadi go international ataupun dalam pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi perusahaan. 1.6 Lingkup Penelitian Saat ini Alfamart merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang retail pasar swalayan modern terbesar dan tertua di Indonesia dengan fasilitas dan sumber daya yang memadai. Oleh karena itu, strategi franchise yang diterapkan oleh Alfamart menjadi sangat penting untuk diteliti. Adapun permasalahan yang diteliti dalam Alfamart adalah apakah strategi pengembangan franchise di Alfamart sudah efektif dan efisien sehingga franchise pada Alfamart dapat berkembang sehingga dapat mengungguli para pesaingnya. Kegiatan penelitian ini hanya dilakukan di kantor pusat Alfamart sebagai cabang utama yaitu di Cikokol, Tangerang, Banten. Pemilihan sampel tersebut diambil karena mereka adalah orang-orang yang terkait langsung dengan penerapan strategi perusahaan yang cukup kompeten karena mengetahui segala kebutuhan dan kekurangan yang ada di Alfamart untuk dianalisa untuk segera dilakukan perbaikan dan pengembangan. 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini masing-masing Bab akan membahas sebagai berikut 14
15 1. BAB I : Pendahuluan Akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian dan sistematika penulisan. 2. BAB II : Landasan Teori Akan mengulas teori-teori dan praktik-praktik umum implementasi global strategy SWOT, posisi perusahaan dalam industri dengan IE Matrix, dan strategik organisasi. 3. BAB III : Metoda Penelitian Akan mengulas metoda penelitian dan profil Alfamart termasuk kegiatan strategi franchise di dalam industri retail pasar swalayan modern dan tujuan serta rencana perusahaan dalam mencapai kinerja unggul dengan memanfaatkan berbagai macam alat manajemen. 4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam Bab ini akan dipaparkan hasil analisa dan evaluasi alat analisa data dan pengolahannya serta pembahasan umum maupun spesifik. 5. BAB V : Simpulan Bab ini akan disampaikan kesimpulan penelitian dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian. 15
ANALISIS PERSAINGAN INDOMARET DAN ALFAMART
ANALISIS PERSAINGAN INDOMARET DAN ALFAMART 1. INDOMARET Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Dikelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia terdapat berbagai macam perusahaan yang tengah bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan bisnisnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan salah satu cara dalam mengenalkan produk kepada konsumen, dan hal ini menjadi penting karena akan berhubungan dengan laba yang akan dicapai
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran dewasa ini sangat pesat, yang ditunjukkan dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada konsumen. Kemudahan untuk
Lebih terperinciResume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy
Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan pada pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan dan persaingan yang sangat ketat. Pada saat ini perkembangannya diperkirakan tiap tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern semakin meningkat. "Perkembangan itu sejalan dengan tumbuhnya Mall
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, keberadaan bisnis ritel atau eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini terjadi karena adanya perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan hal yang sangat penting seiring dengan semakin tinggi dan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi perekonomian dan jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunya, membuat Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bisnis consumer good khususnya makanan dan minuman di Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di berbagai daerah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari jumlah dan variasi ritel modern yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel modern
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Kata pemasaran saat ini ada diterapkan di mana-mana. Secara formal dan informal, manusia dan organisasi berbaur dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran.
Lebih terperinciStrategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, suatu persaingan antara perusahaan sudah menjadi tradisi yang tidak dapat dihindari. Tetapi perusahaan yang ingin bertahan dalam dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan poin saat berbelanja di ritel tersebut. tahun 1990-an. Perkembangan bisnis Hypermarket merek luar negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai ritel di Indonesia, industri ini telah dimulai di Indonesia sejak era 1970-an yang masih merupakan era peritel tradisional. Pada era ini masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri modern ritel dewasa ini semakin pesat, baik pemain lokal maupun asing semakin agresif bermain dalam pasar yang empuk tersebut. Prospek
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Banyaknya pilihan masyarakat untuk menikmati sajian makanan ala Jepang di Indonesia, khususnya di Jakarta membuktikan bahwa pemain di bisnis makanan Jepang
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Retail Marketing Mix
Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (Studi pada Indomaret Denpasar Barat) Nama : Made Arly Dwi Cahyana Nim : 1215251165 ABSTRAK Loyalitas pelanggan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan terjadi cukup ketat pada berbagai sektor industri. Namun hal ini tidak menyurutkan pertumbuhan pembangunan sektor industri di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengambilan objek studi dalam penelitian ini adalah minimarket yang memiliki konsep convenience store di Kota Bandung. Menurut data dari Dinas KUKM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan eceran (retailing) adalah perpenjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau keluarga. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan, kepuasan dan. kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan barang maupun jasa, sehinggga untuk meraih pasar yang dominan mereka akan mempertimbangkan seberapa pentingnya
Lebih terperinciEntrepreneurship and Inovation Management
Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indomarco Prismatama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam jaringan ritel waralaba minimarket dengan merek dagang Indomaret. Perusahaan
Lebih terperinciBAB II MANAJEMEN PEMASARAN
BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret. kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret Berawal dari pemikiran untuk mempermudah penyediaan kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988 didirikanlah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Segmentasi, Targetting, dan Positioning Segmentasi, targeting dan positioning bertujuan untuk menetapkan dan membidik pasar sasaran serta memprediksi kecenderungan perilaku konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG,
PENGANTAR PEMASARAN SEGMENTASI PASAR Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG, 2010 SUB BAHASAN: 1. Proses segmentasi pasar: Pola dasar, Prosedur, Metode)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan faktor-faktor utama pendorong terjadinya globalisasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang teknologi dan informasi, komunikasi, serta transportasi merupakan faktor-faktor utama pendorong terjadinya globalisasi. Globalisasi telah mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia PT Trans Retail Indonesia atau Carrefour adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa retail/bergerak
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
34 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Bab dua membahas dan mendeskripsikan objek penelitian yaitu ritel modern Alfamart dan Indomaret. Deskripsi yang disampaikan meliputi sejarah berdirinya, logo, tagline,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dewasa ini sedang berkembang amat pesat. Munculnya ritel ritel di Indonesia makin menyemarakkan bisnis ini. Kebutuhan dan keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia dalam melakukan komunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan dengan adanya alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Minimarket adalah sebuah jenis usaha yang menggabungkan antara konsep swalayan dalam skala kecil dengan target pasar yang sama dengan target pasar pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada 2 macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada 2 macam lingkungan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Perusahaan yang semakin membesar akan
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia yang semakin berkembang dan pertumbuhan ekonomi serta industri telah banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adanya perjanjian franchise. Franchise, adalah pemberian hak oleh franchisor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi ekonomi dunia dan kerjasama di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat dewasa ini, salah satu bentuknya adalah dengan adanya perjanjian franchise.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir berikut : Tahapan penelitian dalam penulisan GFP ini dapat dijelaskan dalam bagan Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 37 Sebagai salah satu tahap awal, kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemasaran merupakan suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang yang sangat apenting untuk dipertahankan. Oleh karena itu kepuasan. memperoleh laba yang maksimal dalam penjualanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan yang ketat seperti sekarang pelanggan merupakan seorang yang sangat apenting untuk dipertahankan. Oleh karena itu kepuasan seorang pelanggan adalah
Lebih terperinciBAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN
58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dibidang ekonomi selama ini telah banyak membawa perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Dengan banyaknya perkembangan di bidang usaha banyak bermunculan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan
Lebih terperinciPELANGGARAN ASAS HUKUM PERSAINGAN USAHA (DEMOKRASI EKONOMI) OLEH RETAIL MODERN
PELANGGARAN ASAS HUKUM PERSAINGAN USAHA (DEMOKRASI EKONOMI) OLEH RETAIL MODERN (Studi Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Nomor: 03/KPPU-L-I/2000) STUDI KASUS HUKUM Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara atau bentuk bisnis yang saat ini sedang berkembang pesat adalah dengan mendirikan ritel. Sejak dekade yang lalu, terdapat perubahan pada bisnis ritel
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Sektor ritel dan perbelanjaan menunjukkan perkembangan yang signifikan serta memberikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada penelitian studi kasus ini dapat disimpulkan bahwa 7 Eleven di Indonesia menggunakan strategi yang berbeda dan bisa dikatakan baru untuk dapat bersaing dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. Industri ini merupakan sektor kedua terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja,
Lebih terperinciPERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN ATAS FAKTOR PENENTU TEMPAT BELANJA TERHADAP INDOMARET DAN ALFAMART. Rangkuman Skripsi
PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN ATAS FAKTOR PENENTU TEMPAT BELANJA TERHADAP INDOMARET DAN ALFAMART Abstrak Rangkuman Skripsi Disusun oleh: Jonathan Christian Supomo 09 03 17585 Manajemen, Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014, Indonesia menjadi daya tarik yang luar biasa bagi pebisnis ritel, baik lokal maupun asing.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era modernisasi saat ini persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. menghasilkan simpulan sebagai berikut : pemasok relatif tinggi, potensi masuknya pendatang baru relatif tinggi.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka formulasi strategi ini menghasilkan simpulan sebagai berikut : 1. Analisis industri berdasarkan Five Forces memberikan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.
KARYA ILMIAH E-BISNIS MANAJEMEN PEMASARAN Nama disusun oleh : : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : 08.11.1884 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Marketing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat, dari pengembangan sistem yang ada hingga bentuk dan kenyamanan yang ada di tempat wisata tersebut. Perubahan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem e-crm yang telah dilakukan oleh penulis terhadap PT. Herona Express, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,
Lebih terperinci2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari keikutsertaan masyarakatnya dalam melakukan sebuah usaha demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meraih dan merebut hati para pelanggan merupakan tantangan bagi setiap pelaku bisnis di tengah situasi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Sejalan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kemajuan teknologi yang cukup pesat seperti sekarang ini, dunia usaha semakin tinggi persaingan dalam bisnis, terutama di Indonesia yang ditandai dengan adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu
Lebih terperinciGambar 4.1 STP pada persepi Diamond dan Pelanggan Diamond
BAB IV STRATEGI MARKETING 4.1 Strategi Marketing 4.1.1 STP Dalam penetapan STP (Segmentation, Targeting dan Positioning), pihak Diamond seharusnya lebih menfokuskan pada persepsi STP konsumen. Berdasarkan
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia
Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun
Lebih terperinciBAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )
BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Perubahan preferensi tempat belanja yang berawal dari seringnya
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perubahan preferensi tempat belanja yang berawal dari seringnya berbelanja di pasar tradisional menjadi memilih untuk berbelanja di toko swalayan atau supermarket yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri ritel merupakan salah satu industri yang cukup kuat untuk bisa bertahan dalam segala situasi dan kondisi ekonomi apapun, dalam krisis ataupun keadaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan industri minuman berkarbonasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan industri minuman berkarbonasi sangat menjanjikan bisa dilihat dari mulainya bermunculan merek-merek baru yang menandakan Indonesia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bisnis ritel, terutama bisnis ritel modern, saat ini semakin berkembang dengan pesat di Indonesia. Bisnis ritel memainkan peranan penting dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: 1. Pasar semen di Indonesia mengalami pergeseran struktur dari oligopoli menuju
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN
LAMPIRAN 77 Lampiran. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN Judul : Kajian Strategi Pemasaran Sarana Transportasi Laut PT. PELNI di Kawasan
Lebih terperinciCustomer Retention Marketing
Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan & Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.di Customer Retention Marketing Customer Segregation & Behaviour The value of customer knowledge Perilaku
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembentukan watak, kepribadian bangsa, kelangsungan hidup serta peningkatan kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha retail banyak bermunculan sebagai akibat tuntutan gaya hidup (perilaku) masyarakat yang mulai berubah. Perubahan yang dimaksud yakni konsumen yang semula
Lebih terperinciMENSEGMENTASI, MEMBIDIK DAN MELAKUKAN POSITIONING DI PASAR GUNA MENDAPATKAN KEUNGGULAN BERSAING. Meet-5 By.Hariyatno
MENSEGMENTASI, MEMBIDIK DAN MELAKUKAN POSITIONING DI PASAR GUNA MENDAPATKAN KEUNGGULAN BERSAING Meet-5 By.Hariyatno Definisi Segmentasi Pasar : 1) Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu
BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diprediksi terutama pada sektor perusahaan jasa. Setiap perusahaan berlomba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era ekonomi baru atau era "digitalization", ditandai dengan persaingan yang semakin ketat, lingkungan yang cepat berubah dan semakin sulit untuk diprediksi terutama
Lebih terperinci