ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Pada Politeknik Negeri Padang Oleh : EDI SUSANTO JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM SPESIALIS MAINTANANCE POLITEKNIK NEGERI PADANG SEPTEMBER 2006

2 TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI Disusun oleh : Nama : Edi Susanto No. Bp : Jurusan : Teknik mesin Program Spesialis : Maintenance Telah Lulus Sidang pada Tanggal 25 Agustus 2006 Disetujui oleh : Pembimbing I Dra. Yuli Yetri. MSi Pembimbing II Yazmendra Rosa. ST. MT Nip Nip Disahkan Oleh : Ketua jurusan Ketua Program Spesialis Maintenance Ir. MAIMUZAR. MT Nip HENDRA. ST Nip

3 Tugas Akhir ini telah diuji dan dipertahankan di depan team penguji Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Ketua Sekretaris Ir. Maimuzar. MT Adriansyah. ST Nip Nip Anggota Pendamping Ir. M. Elfian Hadi Dra. Yuli Yetri. MSi Nip Nip

4 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu sudah selesai ( Dengan satu urusan ) Kerjakanlah dengan sungguhsungguh urusan yang lain Ini hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap (Qs : Alam Nasrah 18) Ya Allah berikanlah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmatmu Yang telah engkau anugerahkan kepadaku Dan kepada kedua ibu bapakku Dan untuk mengerjakan amal shaleh yang engkau ridho Dan masukanlah aku dengan rahmatmu ke dalam Golongan hambahambamu yang shaleh (Qs : AnNahl : 19) Dan Allah sekalikali tidak akan menyesatkan suatu kaum Sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka Hingga ditetapkannya pada mereka Apa yang harus mereka jauhi sesungguhnya Allah Maha mengetahui Segala sesuatu (Qs : At Taubah : 115)

5 Ya Allah. Dalam ungkapan rasa syukurku Kumohon dalam do aku padamu Jiwa yang selalu bersyukur padamu Jiwa yang merasa cukup dengan pemberianmu Jiwa yang engkau lindungi dari ingkar kepadamu Jiwa yang dirindukan oleh surgamu Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta justru kamu yang akan menjaganya Pemilik harta banyak musuh, pemilik ilmu banyak teman Harta mengeraskan hati, sedangkan ilmu menyinari hati Jika engkau dikenal orang maka menulislah Atau berbuat sesuatu yang bisa ditulis Akal setipis rambut, tebalkan dengan ilmu Hati serapuh kain, kuatkan dengan iman Perasaan selembut sutera, hiasilah dengan akhlak Hari ini Seiring rasa syukurku kepadamu Ya Allah Dari lubuk hati yang paling dalam Kupersembahkan setetes keberhasilan ini Kepada ayahanda Yang telah memberikan semangat dan kasih sayang kepadaku Kepada ibunda Yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidik dan membimbingku Hingga aku menjadi orang yang berguna Dalam curahan kasih sayangmu Telah kuraih sepenggal cita Dan berjuta asa yang pernah ada Ya Allah rangkullah Ia dalam rahmat dan karuniamu

6 Dan tempatkanlah Ia ditempat yang baik disisimu Amin ya rabbal alamin. Thaks to : The second my parents, Papa n ibu tersayang yang telah berjuang untuk masa depan edie dan juga telah mengantarkan edie pada langkah awal perjalanan hidupk edie (Mgkn apa yang edie dapat blm bias memuaskan, tapi edie harap mama dan papa bisa ngerti kl emg segitulah batas kemampuan edie). buat kakak2 koe walau udah mandiri jgn lp in yang bungsu n Adek2 koe tercinta yang selalu mengiringi akoe dengan do anya. Cici n stefan rajin2 sakolah rajin2 berajary, jgn ngecewain mama n papa kalau bisa tetap rangking, Jangan sia2 in pengorbanan dan kasih sayang orang mama n papa. Buat Smua keluarga Terima kasih atas dukungan morill, spirituil dan materilnya. For My Honesty Lady Thanks bgt ya Ka atas dukungannya selama ini. edie g tau apa yg bakalan terjadi pada edie tanpa ada dorongan dari moe. Ka lah yg menjadi motivasi edie sampai jadi seperti ini. Pengorbanan Ta g bakalan bisa edie lupa in. Ta, edie harap Ta sll bs syg ma edie, Ta selalu bisa sabar utk ngehadapin edie. Mgkn edie emg bukan yang terbaik, tapi edie akan tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik for U. Klo dalam ngehadapin mslh jgn terlalu dimasukin ke dalam hati, n cblah utk jangan tangisan mangatasi tdk akan suatu mslh dengan menyelesaikan mslh. tangisan, N krn cobalah menyelesaikan mslh dengan slalu bertawakal kepadanya, Insya allah kita akan sll dilindunginya. Yg penting bagi edie skrg akan sll syg ma Ta n Ta jg sll syg ma edie, edie hrp apa yg mjd komitmen kt buat tuk thn2 kedepan bisa terwujud. Maybe, you will become my wife, again I tell I very greatful get you. Amin.

7 Ajo lubuak aluang..n jack cengkeh thanks for U komputery, jo thank jg buat pinjaman motory Val, Pajok n Iwan kt sama2 urus TA k B Yuli n P Men, inget waktu cc laporan samo B Yuli, wakatu itu awak sama2 ala pasrah wisuda bulan April n we marasa kecewa, but tuhan berkehendak lain we bisa sidang untuk wisuda September, wan thank atas pinjaman sepatu n ali thank atas baju putiah atas sepatu n baju putiah tu aq dapet gelar A.Md. Val Tank atas pinjaman kepeng waktu aq perlu bana. Ayah Fairus when main billiard ajak2lah aq walau belum bisa betul, Andi inget wkt CC laporan ke pariaman?..n kapan aq diajak Ali kpn parik malintang musim durian kasih tau edie!!! Jack thanks U tmn curhat gw SPulung kpn kt k baso jgn lp bw aq!!! r@y thank atas pinjaman motory n tank atas tumpangany salama ini. Ambo (bisuak ko jan talambek2 juo pai kuliah tu!!! ujuang2y wisuda j yang akan lambat, sorry yo mbo awak ndak bs wisuda samo. Dina (sanok) bilo ka wisuda baju merah??? jan lp undang edie!!!, Leni you are my best friend thanks on support n do a. Me2y sorry bgt wkt itu tp ingat ya jangan ada yang tau tentang kt n thank for everyting I always miss U forever, for my friend yang di Basecamp Ajo Izoer FC, sorry yang ndak tersebutin atu atu. Tank banget buat rental Fendi tampek awak mulai mambuek laporan PKL, proposal TA sampai pembuatan TA koe, Alumni 1 B / 2 B sore (kpn kt photo basamo), kawankawan 3 M B sore (kpn photo basamo ), Thank banget buat keluarga besar Teknik Mesin Politeknik Universitas Andalas. Senja yang mulai terhanyut k ufuk barat, Kuseret langkahku satu persatu Menapaki jalan berliku, yang penuh dengan kerikilkerikil tajam Tapi citaku belum tercapai, ini awal dari perjalananku Aku akan terus melangkah mencari yang terbaik

8 Tuk diriku, keluargaku dan bangsaku Tuhan.. Tuntunlah aku kejalanmu

9 No. Alumni Universitas Edi Susanto No. Alumni Fakultas BIODATA (a) Tempat / Tgl Lahir : Sedayu / 08 Mei 1984 (b) Nama Orang Tua : Suyitno dan Karyati (c) Fakultas : Politeknik (d) Jurusan :Teknik Mesin Maintenance (e) No. BP : (f) Tanggal Lulus : 25 Agustus 2006 (g) Prediket Lulus :. (h) IPK : (i) Lama Studi : 3 Tahun (j) Alamat Orang Tua : Perumahan PT Tidar Kerinci Agung (PT. TKA) kec. Sangir, kab. Solok selatan. Analisa Kerusakan Injection Pump tipe Inline dan Distributor pada produk Mitsubishi Tugas Akhir DIII Oleh : Edi Susanto Pembimbing I, Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi Pembimbing II Yazmendra Rosa, ST. MT ABSTRAK Pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan bahan bakar yang diperlukan dalam sistem motor diesel guna untuk melakukan pembakaran. Bahan bakar ini harus berupa minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Injection Pump terbagi atas dua macam yaitu Injection Pump tipe Inline dan Distributor. Pada Injection pump tipe Inline, setiap silinder mengunakan satu buah pompa injeksi untuk melakukan penyemprotan bahan bakar. Sedangkan Injection Pump tipe Distributor, hanya mengunakan sebuah pompa dimana bahan bakar disalurkan dengan tekanan tinggi ke dalam akumulator oleh pompa tersebut, dari sini disalurkan lagi kebeberapa nozzle melalui Distributor yang merupakan sistem kontrol terhadap jumlah dan besar tekanan minyak. Akumulator dilengkapi dengan katup pengaman untuk memelihara agar tekanan tetap konstan. Cara kerja Injection Pump : bahan bakar dari fuel tank masuk ke fuel filter, feed pump, masuk ke Injection Pump, dari Injection Pump diteruskan ke nozzle dan masuk ke ruang silinder, selanjutnya bahan bakar yang tidak sempat disemprotkan akan dikembalikan ke fuel tank. Tujuan dari analisa ini adalah mengidentifikasi perbedaan, kerusakan yang sering terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya serta cara melakukan perawatan pada kedua tipe tersebut. Kerusakan yang sering terjadi Plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan lain (air), dan dapat juga diakibatkan oleh kotoran yang mengendap pada fuel tank yang terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana fuel filter tidak bekerja dengan semestinya. Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 25 Agustus 2006 abstrak telah disetujui penguji : Tanda Tangan Nama Terang 1 Ir. Maimuzar, MT 2 3 Adriansyah, ST 4 Ir. M. Elfian Hadi Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Mesin : Ir. Maimuzar, MT Tanda Tangan Alumnus telah mendaftar ke Fakultas / Universitas Andalas dan mendapatakan nomor alumnus : Nomor Alumni Fakultas Nama Nomor Alumni Universitas Nama Petugas Fakultas / Universitas Tanda Tangan Tanda Tangan

10 LEMBARAN TUGAS AKHIR POLITEKNIK NEGERI PADANG Nama : Edi Susanto No. Bp : Program Konsentrasi : Maintenance Jurusan : Teknik Mesin Judul Tugas Akhir :Analisa Kerusakan Injection Pump tipe Inline dan Distributor pada Produk Mitsubishi Uraian Tugas : Dimulai tanggal :. Selesai tanggal :..... Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. YuliYetri. Msi Yazmendra Rosa. ST. MT Nip Nip LEMBARAN ASISITENSI TUGAS AKHIR

11 POLITEKNIK NEGERI PADANG Nama : Edi Susanto No. Bp : Program spesialis : Maintenance Jurusan : Teknik Mesin Judul Tugas Akhir : Analisa Kerusakan Injection pump tipe Inline dan Distributor pada produk Mitsubishi. No Hari / Uraian Tanggal KATA PENGANTAR Paraf

12 Asssalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Analisis kerusakan Injection Pump tipe Inline dan Distributor pada produk Mitsubishi merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada Politeknik Negeri Padang, khususnya jurusan teknik mesin dengan spesialis maintenance. Sembah sujud penulis aturkan kepada ayahanda dan ibunda tercinta, serta kepada adik yang tiada hentinya berdo`a untuk kesuksesan penulis, semoga angan dan citacita terwujud dalam kehidupan nyata. Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis banyak mendapat kesulitan, tetapi Alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan segala kesulitan tersebut. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis dengan rasa hormat mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Ir. Suhendrik Hanwar. MT, Selaku Direktur Politeknik Negeri Padang 2. Bapak Ir. Maimuzar. MT, Selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin 3. Bapak Hendra. ST, Selaku Koordinator Program Studi Maintenance 4. Ibu Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi, Selaku Pembimbing I dalam penulisan tugas akhir. 5. Bapak Yazmendra Rosa. ST, MT selaku pembimbing II dalam penulisan tugas akhir. 6. Bapak dan Ibu staf pengajar Politeknik Negeri Padang 7. Rekanrekan dan semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. Penulis menyadari dengan sedalamdalamnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun agar dapat tercapainya kesempurnaan tugas akhir ini.

13 Akhir kata penulis kembali mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan. Padang, Agustus 2006 EDI SUSANTO

14 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 I.2 Pembatasan Masalah Tujuan Metode Pengumpulan Data Sistematika Penulisan... 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Komponen Utama Sistem Bahan Bakar Motor Doesel BAB III Engine Kontrol Fuel Tank TINJAUAN UMUM PERAWATAN 3.1 Teori Dasar Perawatan Ruang Lingkup Perawatan dan Perbaikan Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan Pengertian Perawatan dan Perbaikan Tujuan Perawatan dan Perbaikan Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan dan Perbaikan Hubungan Berbagai Bentuk Pemeliharaan Pemeliharaan terencana Pemeliharaan tak terencana Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan Perbaikan... 26

15 BAB IV ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI 4.1 Injection Pump Untuk tipe Inline Untuk tipe Distributor Analisa Kerusakan Yang Sering Terjadi pada Kedua tipe Injection Pump Tersebut Untuk Injection Pump tipe Inline Untuk Injection Pump tipe Distributor Urutan pembongkaran Injection Pump Langkahlangkah Pembongkaran Injection Pum tipe Inline Pemeriksaan Terhadap Komponenkomponen Injection Pump tipe Inline Memasang Injection Pump tipe Inline Langkahlangkah Pembongkaran Injection Pump tipe Distributor Pemeriksaan Terhadap Komponenkomponen Injection BAB V Pump tipe Inline Memasang Injection Pump tipe Distributor PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sistem Aliran Bahan Bakar.. 3 Gambar 2.2 Sistem aliran bahan bakar pada Injection Pump tipe Inline. 4 Gambar 2.3 Sistem aliran bahan bakar pada Injection Pump tipe Distributor... 4 Gambar 2.4 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Inline 5 Gambar 2.5 Cara kerja Plunger pada Injection Pump tipe Distributor Gambar 2.6 Cara kerja Delivery Valve Gambar 2.7 Komponenkompone Automatic Timer Gambar 2.8 Cara kerja Automatic Timer Injection Pump tipe Inline.. 9 Gambar 2.9 Cara kerja Automatic Timer Injection Pump tipe Distributor. 9 Gambar 2.10 Cara kerja Feed Pump pada Injection Pump tipe Inline Gambar 2.11 Cara kerja Feed Pump pada Injection Pump tipe Distributor Gambar 2.12 Komponenkomponen Injection Nozzle Gambar 2.13 Komponenkomponen Fuel Pump Gambar 2.14 Komponenkomponen Fuel Tank Gambar 3.1 Hubungan antar perawatan Gambar 3.2 Memasang Injection Pump tester Gambar 3.3 Memasang measuring devive Gambar 3.4 Melepas Delivery spring Gambar 3.5 Memasang prestroke Measuring device.. 19 Gambar 3.6 Minyak tetap mengalir jika prestroke belum ditemukan 19 Gambar 3.7 Minyak berhenti jika prestroke telah di temukan Gambar 3.8 Memasang Injection Pump pada Tester Stand Gambar 3.9 Mengukur Prestroke.. 22 Gambar 3.10 Pemasangan pipapipa Injeksi Gambar 3.11 Menyetel stopper bolt kecepatan maksimum Gambar 3.12 Menyetel full load Adjusting screw Gambar 3.13 Memasang measuring Device.. 23 Gambar 4.1 Bagianbagian dari Injection Pump tipe Inline.. 32 Gambar 4.2 Memasang Injection Pump pada mounting base dan melepas Priming Pump Gambar 4.3 Mengukur kontrol sliding. 33

17 Gambar 4.4 Memutar Camshaft untuk mengetahui nilai resistensi.. 33 Gambar 4.5 Mengukur end play Gambar 4.6 Melepas camshaft.. 34 Gambar 4.7 Melepas Tappet.. 34 Gambar 4.8 Melepas valve holder Gambar 4.9 Melepas Delivery valve.. 35 Gambar 4.10 Memasang plunger barrel Gambar 4.11 Memeriksa kondisi Plunger Gambar 4.12 Memeriksa kondisi Delivery Valve.. 36 Gambar 4.13 Melepas Bearing.. 36 Gambar 4.14 Memasang kontrol Rack Gambar 4.15 Memasang Plunger barrel Gambar 4.16 Memasang Delivery Valve dan stoper Gambar 4.17 Memasang kontrol pinion dan kontrol sleeve Gambar 4.18 Memasang Plunger Gambar 4.19 Memasang Tappet Gambar 4.20 Melepas Tappet Insert. 39 Gambar 4.21 Mengencangkan Delivery Valve. 39 Gambar 4.22 Cara Memasang roller Bearing Gambar 4.23 Mengukur end play Gambar 4.24 Bagianbagian dari Injection Pump tipe Distributor Gambar 4.25 Memasang Pompa Injeksi pada bracket. 41 Gambar 4.26 Memberikan tanda posisi pemasangan kontrol Lever.. 41 Gambar 4.27 Melepasa kontrol Lever Gambar 4.28 Melepas full load Adjusting Screw. 41 Gambar 4.29 Melepas Screw. 42 Gambar 4.30 Melepasa governor Cover Gambar 4.31 Melepas Control Shaft Gambar 4.32 Melepas Govenor Spring Gambar 4.33 Mengendurkan Nut Gambar 4.34 Melepas Flyweight Holder.. 43 Gambar 4.35 Melepas Delivery valve holder.. 43 Gambar 4.36 Melepas Delivery valve Gambar 4.37 Melepas magnet valve

18 Gambar 4.38 Melepas Distributor head Gambar 4.39 Melepas Plunger Gambar 4.40 Melepas guid pin Gambar 4.41 Melepas pivot bolt.. 45 Gambar 4.42 Melepas governor lever.. 45 Gambar 4.43 Melepas cam disc Gambar 4.44 Melepas disc dan spring Gambar 4.45 Melepas timer spring Gambar 4.46 Melepas chip Gambar 4.47 Melepas roller holder.. 46 Gambar 4.48 Melepas timer piston Gambar 4.49 Melepas roller assembly Gambar 4.50 Melepas drive shaft Gambar 4.51 Melepas gear Gambar 4.52 Melepas regulating valve Gambar 4.53 Melepas baut feed pump.. 48 Gambar 4.54 Membuka feed pump cover.. 48 Gambar 4.55 memeriksa katup delivery Gambar 4.56 Memeriksa keadaan plunger Gambar 4.57 Mengukur penyimpangan pegas Gambar 4.58 Mengukur panjang pegas Gambar 4.59 Pemeriksaan terhadap solenoid berfungsi atau tidak.. 50 Gambar 4.60 Membuka perapat oli Gambar 4.61 Merakit feed pump.. 51 Gambar 4.62 Memasang drive shaft Gambar 4.63 Memasang baut feed pump Gambar 4.64 Memasang washer dan woodruff key Gambar 4.65 Mengabungkan drive shaft dan housing Gambar 4.66 Merakit roller holder Gambar 4.67 Memasang roller holder Gambar 4.68 Merakit timer piston Gambar 4.69 Menghubungkan timer, memasang cover, shim dan Oring 53 Gambar 4.70 Memasang regulating valve dan disk Gambar 4.71 Memeriksa gerakan ball pin

19 Gambar 4.72 Memasang kontrol rack Gambar 4.73 Pemasangan plunger, measang guid pin, shim dan Oring Gambar 4.74 Memasang Distributor head Gambar 4.75 Mengencangkan baut Distributor Gambar 4.76 Mengencangkan plug dan memasang delivery valve. 56 Gambar 4.77 Merakit magnet valve Gambar 4.78 Memasang flyweight assembly, dan governor shaft Gambar 4.79 Mengukur kerenggangan flyweight dan pin Gambar 4.80 mengencangkan governor shaft.. 57 Gambar 4.81 Memasang govenor spring.. 57 Gambar 4.82 Memasang kontrol shaft... 57

20 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Pertanyaan. 61 Lampiran 2 Tabel Trubleshooting pada Injection Pump... 67

21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, banyak perusahaan otomotif mengeluarkan produkproduk terbarunya untuk bersaing dalam dunia industri otomotif. Oleh karena itu Mitsubishi motor merupakan salah satu perusahaan pembuat kendaraan bermerek Mitsubishi mengeluarkan produk berupa mobil pengangkut barang atau truk yang memiliki daya angkut besar, sedang dan kecil. Kendaraan ini memiliki keunggulan dalam beberapa bidang diantaranya kemampuan angkut dari kendaraan tersebut dan juga pada kemampuan dari mesin tersebut. Namun dari keunggulan tersebut terdapat kekurangan yaitu pada sistem injeksi dari bahan bakarnya. Berdasarkan kekurangan ini penulis bermaksud mengambil data dari bengkel resmi Mitsubishi untuk diangkat menjadi TA (tugas akhir), dengan tujuan mengetahui perbedaan antara Injection pump tipe Inline dan Distributor, gangguan kerusakan pada kedua tipe injection pump, dan bagaimana cara mengatasinya serta cara perawatan injection pump tersebut. 1.2 Batasan Masalah Injection pump tipe Inline dan Distributor pada produk Mitsubishi memiliki perbedaan pada pemakaiannya seperti : Injection Pump tipe Inline banyak dipakai pada alat transportasi yang mempunyai daya angkut yang lebih besar, sedangkan tipe Distributor biasa digunakan pada alat transportasi yang memiliki daya angkut sedang. Maka dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis akan menguraikan lebih rinci tentang perbedaan kedua tipe tersebut. Tugas akhir ini selain membahas tentang perbedaan juga membahas tentang kekurangan kedua jenis tipe ini. Pada penulisan ini, untuk Injection Pump tipe Inline Mobil yang akan dibahas adalah mobil colt diesel 135 PS dan untuk Injection Pump tipe Distributor mobil yang akan dibahas adalah mobil L Tujuan Mengidentifikasi perbedaan antara Injection Pump tipe Inline dan Distributor, dapat menganalisa penyebab kerusakan, cara mengatasinya serta perawatan terhadap komponen komponen Injection Pump tersebut.

22 1.4 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengambil referensi dari berbagai sumber, seperti observasi, interview dan Studi Pustaka. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab I, berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan, dan metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II, membahas tentang landasan teori yang menyangkut Injection Pump tipe Inline dan Distributor (definisi dan fungsi dari Injection Pump tipe Inline dan Distributor serta komponen komponen yang melengkapi tentang sistem Injection Pump tersebut) BAB III TINJAUAN UMUM PERAWATAN Bab III, Membahas perawatan secara umum. BAB IV ANALISA INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI Bab IV, membahas tentang perbedaan Injection Pump, menganalisa penyebab kerusakan yang sering terjadi, dan cara mengatasi kerusakan serta cara perawatan terhadap Injection Pump tersebut. BAB V PENUTUP Bab V, berisikan kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Metode pembakaran bahan bakar dan pengatomisasian bahan bakar pada motor diesel tidak sama dengan motor bensin. Di dalam motor bensin, campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh nyala api listrik yang diberikan oleh busi. Sebaliknya pada motor diesel torak hanya menghisap udara untuk kemudian dimampatkan sampai mencapai tekanan dan suhu yang tinggi. Sesaat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA), bahan bakar disemprotkan. Karena tekanan dan suhu yang tinggi, partikel partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya dan membentuk proses pembakaran. Walau motor diesel ini tidak memerlukan sistem pengapian, tetapi sebagai gantinya diperlukan pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan bahan bakar. Bahan bakar ini harus berupa minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Gambar 2.1 Sistim aliran bahan bakar Sistem bahan bakar terdiri dari injection assembly Injection Pump proper, governor feed pump, automatic timer, fuel filter, water separator, injection nozel, injection pipe dan partpart lain. Bahan bakar dialirkan dari fuel tank masuk ke suction pipe, ke feed pump, ke filter, ke Injection Pump dan Injection nozzle. Kelebihan bahan bakar dari pompa injeksi dikembalikan ke tangki bahan bakar. Injection Pump berfungsi untuk memompakan bahan bakar dari fuel tank dan membaginya kemasingmasing nozzle yang sesuai dengan FO nya.

24 Injection Pump terbagi dua yaitu : a. Jenis Inline (Independent System) Pada sistem ini, setiap silinder mengunakan sebuah pompa injeksi Gambar 2.2 Sistem aliran bahan bakar injection Pump tipe Inline b. Jenis distributor (Common System) Sistim ini hanya mengunakan sebuah pompa dimana bahan bakar disalurkan dengan tekanan tinggi ke dalam akumulator oleh pompa tersebut. Dari sini disalurkan lagi kebeberapa nozzle melalui Distributor yang merupakan sistem kontrol terhadap jumlah dan besar tekanan minyak. Akumulator dilengkapi dengan katup pengaman untuk memelihara agar tekanan tetap konstan Gambar 2.3 Sistem aliran bahan bakar injection Pump tipe Distributor Komponen utama sistim bahan bakar motor diesel. Adapun komponenkomponen yang menunjang sistim bahan bakar pada motor diesel adalah sebagai berikut : A. Injection pump proper.

25 Injection pump tipe di atas mendorong bahan bakar masuk ke dalam injection nozzle dengan tekanan dan dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk menambah atau mengurangi jumlah bahan bakar yang dikeluarkan dari nozzle. Injection Pump memiliki sebuah plunger dan sebuah delivery valve pada tiaptiap silinder Plunger didorong ke atas oleh camshaft dan dikembalikan oleh plunger spring, plunger bergerak ke atas dan ke bawah di dalam plunyer barel dan pada jarak stroke yang telah ditetapkan guna mensupplay bahan bakar dengan tekanan. Dengan naik dan turunnya plunger berarti akan membuka dan menutup suction dan discharge ports sehinga mengatur banyaknya injection bahan bakar. Camshaf ditahan dengan dua buah taper roller bearing pada kedua ujungnya dan dilengkapi dengan beberapa cam untuk mengerakkan plunger dan sebuah exsentrik sebagai pengerak feed pump. Camshaft digerakkan oleh injection pump gear pada setengah putaran engine. Adapun komponenkomponen utama dari injecton pump proper adalah sebagai berikut: a. Plunger Gambar 2.4 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Inline Plunger memiliki sebuah groove berbentuk potongan miring pada sisinya seperti pada gambar 2.2 diatas. Pada bagian atas plunger terdapat lubang yang berhubungan dengan groove tersebut. Plunger barrel mempunyai sebuah suction dan discharge port. Bahan bakar disalurkan ke Injection Pump dengan tekanan seperti yang diterangkan di bawah dengan gerak berputar dari camshaft atau gerakan turun naik dari plunger. Dengan plunger pada posisi paling bawah (BDC) bahan bakar mengalir melalui suction/discharge port ke plunger barel. Saat camshaft berputar plunger bergerak keatas dan ketika kepala plunger berada pada posisi segaris dengan suctio/discharge port maka bahan bakar mulai di kompresikan. Ketika

26 plunger bergerak ke atas lebih jauh, tekanan bahan bakar naik sampai delivery valve terdorong ke atas melawan dan mengalahkan delivery valve spring. Saat delivery valve terdorong ke atas bahan bakar mengalir masuk ke injection pipe untuk dikompresikan pada nozzle. Ketika plunger bergerak lebih jauh ke atas dan potongan groove pada plunger bertemu dengan suction/dicharge port, tekanan bahan bakar yang tinggi mengalir melalui lubang pada plunger dan bergerak melalui groove kembali ke suction/discharge port. Plunger stroke selama bahan bakar dialirkan dengan tekanan yang disebut dengan efektif stroke. Fuel injection rate akan meningkat atau menurun tergantung beban engine dengan memutar plunger pada sudut yang pasti untuk merubah posisi dimana groove bertemu dengan lubang (port) selama gerakan ke atas demikian akan menambah atau mengurangi efektif stroke. Gambar 2.2 di atas menggambarkan suatu sistim yang merubah plunger efektif stroke. Kontrol rack adalah terpasangan dengan floating lever pada governor, saat kontrol rack bergerak ke kanan atau ke kiri dengan kerja dari kontrol pedal atau govenor. Kontrol sleeve berhubungan dengan gerakan rack selama bagian bawah kontrol sleeve berhubungan dengan kuku dari plunger, plunger bergerak dengan kontrol sleeve dengan demikian efektif stroke dapat bervariasi baik penambahan ataupun pengurangan fuel injection rate. Bila lebih jauh kontrol rack ditarik ke arah govenor, maka efektif stroke dan fuel injection rate berkurang. Semua plunger dihubungkan dengan sebuah kontrol rack maka masingmasing plunger akan berputar dengan jumlah putaran yang sama. Plunger pada Injection Pump tipe Distributor Gambar 2.5 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Distributor Drive shaft memutar feed pump, cam disk dan plunger secara bersamasama gerakan maju mundur plunger terjadi akibat gerakan dari bentuk permukaan cam disk yang berputar terhadap roller assembly. Bila inlet slit dari plunger dan inlet port dari plunger barrel yang dipasang di pres pada kepala distributor sejajar, bahan bakar akan dihisap kedalam ruang tekan. Setelah inlet port barrel plunger telah

27 ditutup oleh plunger, plunger akan naik. Sesudah outlet slit plunger dan outlet port sejajar, tekanan pada ruangan tekan telah melampaui tekanan sisa yang ada di dalam saluran bahan bakar pipa injeksi dan delivery valve telah membuka, maka bahan bakar akan mengalir ke pipa injeksi kemudian melalui nozzle diinjeksikan ke silinder mesin. Setelah cut off port plunger telah sejajar dengan ujung permukaan dari kontrol sleeve, pengiriman bahan bakar oleh plunger berakhir. Plunger barrel hanya memiliki satu buah inlet port akan tetapi memiliki sebuah outlet port untuk setiap silinder mesin. Walupun plunger memiliki inlet yang sama banyaknya dengan jumlah silinder mesin, tetapi hanya memiliki satu outlet slit. b. Delivery valve. Gambar 2.6 Cara kerja Delivery Valve Bahan bakar terkompresikan dengan tekanan tinggi oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan bakar menyembur keluar. Setelah fuel terkompresikan dengan sempurna, delivery valve akan kembali pada posisi semula karena dorongan dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel passage). Dengan demikian dapat mencegah kembalinya fuel. Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve saat ditahan dengan kuat. Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali dari injection pipe seketika itu menurunkan residual pressure antara delivery valve nozzle. Penarikan tersebut memperbaiki penginjeksian sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar selama penginjeksian. Pada bagian delivery valve spring dipasangkan delivery valve stop/stoper membatasi terangkatnya delivery valve dan mencegah terjadinya valve surging pada putaran tinggi juga menurunkan dead valve antar delivery valve dan nozzle dengan demikian akan didapat fuel injection yang stabil. Over flow dipasang pada bagian atas pump menstabilkan temperatur pada injection pump tipe temperatur distribusi, untuk memastikan bahwa jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada tiaptiap silinder selalu konstan. Valve bertipe seal ball, saat tekanan bahan bakar pada posisi

28 melebihi nilai yang telah ditetapkan, maka valve tertutup sehinga bahan bakar akan kembali ke fuel tank. B. Automatic timer. a. Automatic timer pada Injection pump tipe Inline Injection timming berubahubah secara otomatis sesuai dengan kecepatan putaran engine. Automatic timer dipasangkan dengan kuat pada injection pump camshaft dengan round nut sebagai pengikatnya dan digerakkan oleh idler gear yang dihubungakan dengan injection pump gear. Pada tiaptiap fly weight dilengklapi dengan sebuah lubang pada bagian ujungnya dimana timer hub pin dipasangkan. Permukaan yang melengkung pada fly weight akan berhubungan dengan injection pump gear pin. Timer spring dipasangkan pada timer hub pin dan injection pump gear pin. Ketika engine berputar pada kecepatan rendah tidak ada tenaga sentrifugal yang disalurkan ke fly weight dan timer spring tetap dalam posisi memanjang. Ketika engine berputar pada kecepatan tinggi, fly weight bergerak keluar akibat dari adanya tenaga sentrifugal dimana timer hub pin saat itu didorong oleh permukaan yang melengkung dari fly weight searah dengan penekanan dari timer spring. Namun demikian injection pump gear pin tidak dapat bergerak sebab terpasang dengan gear, dengan demikian time hub pin akan terdorong pada arah putaran selama terdorong oleh timer spring yang mengerakkan camshaft pada arah putaran untuk merubah injection timing. Gambar 2.7 Komponen komponen Automatic Timer

29 Gambar 2.8 Cara kerja Automatic Timer tipe Inline. c. Automatic pada tiemer injection pump tipe Distributor Gamabr 2.9 Cara kerja Automatic timer injection pump tipe Distributor. Karena selang waktu saat pembakaran pada mesin diesel akan bertambah besar bila kecepatan mesin bertambah, maka perlu adanya penyesuaian terhadap selang waktu tersebut dengan mengembangkan saat injeksi. Untuk mengatasi sebuah timer dipasang dibagian bawah pompa injeksi. Seperti terlihat pada gambar di atas, sebuah timer spring dipasangkan didalam ruangan timer yang bertekanan rendah. Tekanan pada ruang pompa melalui lobang piston akan bekerja pada sisi ruang yang bertekanan tinggi dari timer piston. Lubang timer piston tersebut bekerja untuk mencegah gerak yang tidak pasti pada tekanan bahan bakar yang berubah ubah. Gerak dari timer piston akan mengakibatkan bergeraknya pin roller holder assembly kearah yang berlawanan dengan putaran pompa. Bila tekanan pada ruangan pompa telah melampaui gaya pegas tiemer spring karena bertambahnya putaran pompa. Timer piston akan menekan timer spring dan mengerakkan roller holder assembly ke arah yang berlawanan dengan arah putaran pompa. Karena gerakan tersebut maka cam dari permukaan cam disk akan lebih cepat bertemu dengan roller dari roller holder sehinga saat penginjeksian dikembangkan.

30 Bila kecepatan pompa berkurang maka gaya pegas tiemer spring akan melampaui tekanan pada ruang pompa. Roller holder assembly bergerak untuk memundurkan saat injeksi. Peralatan tambahan juga digunakan seperti solenoid tiemer cold start device dan load tiemer untuk mengubah ubah saat injeksi didalam wilayah kecepatan mesin dan beban menurut spesifikasinya. C. Feed pump a. Feed pump pada injection pump tipe Inline Feed pump digerakkan oleh injection pump camshaft priming pump dapat digerakakan secara manual untuk memompakan bahan bakar saat injection pump tidak bekerja, dan dapat digunakan saat membuang angin (Air bleding) dari fuel sistem. Gauze filter menyaring kotoran yang berbentuk kasar pada bahan bakar dari tank, agar tidak terjadi penyumbatan pada feed pump. Gambar 2.10 Cara kerja Feed Pump Gauze filter harus selalu dibersihkan secara berkala. Ketika tappet B dan piston C terdorong ke atas oleh camshaft A, bahan bakar pada suction chamber akan membuka out late check valve D dan bahan bakar mengalir ke pressure chamber. Saat camshaft A berputar dan cam tidak mendorong piston maka piston C didorong kembali oleh piston spring E untuk menekan bahan bakar pada presure chamber ke fuel filter. Saat itu pada suction chamber terjadi kevakuman menyebabkan inlate check valve F terbuka dan bahan bakar masuk.

31 Saat tekanan pada fuel filter atau injection pump melebihi nilai yang telah ditetapkan maka piston C menjadi tidak dapat kembali pada posisi semula, sebab piston spring E menghentikan penekanan terhadap bahan bakar. b. Feed pump pada injection pump tipe Distributor Gambar Cara kerja feed pump Feed pump terdiri dari sebuaha rotor, blade blade dan liner. Putaran shaft diteruskan oleh key ke rotor untuk memutar rotor. Bagian dalam dari permukaan liner tidak lurus terhadap sumbu putaran rotor. Empat buah blade terpasang pada rotor tersebut. Pada saat berputar, gaya sentripugal akan mendorong blade ke arah keluar sampai menyentuh liner dan akan membentuk empat buah ruangan bakar. Volume dari keempat ruangan tersebut akan bertambah kecil maka bahan bakar akan dikompresikan. D. Injection nozzle. Gambar 2.12 Komponenkomponen Injection Nozzle Bahan bakar dialirkan dari Injection Pump masuk ke nozzle hole. Ketika tekanan bahan bakar melebihi tekanan yang telah ditetapkan, tekanan bahan bakar akan mengalahkan kekuatan spring dan mendorong nedlee valve ke atas dan menyemprotkan bahan bakar dari injection criffice pada bagian ujung nozzle kedalam silinder. Tekanan penginjeksian dapat distel dengan menambah atau mengurangi jumlah washer pada spring.

32 E. Fuel filter. Gambar 2.13 Komponenkomponen Fuel Filter Bila telah tiba saat penggantian fuel filter maka filter dapat diganti secara tepat waktu. 2.2 Engine Control. Engine control mengatur operasi engine dengan cable yang dihubungkan dari tempat duduk pengemudi dan terdiri dari throttle cable, accelerator control cable, stop cable dan partpart lainnya. Dengan menekan accelerator pedal akan menyebabkan accelerator control cable mengerakkan adjusting lever maju ke depan ke posisi langkah penuh sehingga putaran engine naik. Throttle button dihubungkan melalui throttle cable ke accelerator pedal. Dengan memutar button akan mengerakkan adjusting lever ke posisi putaran idle yang sesuai. Dengan menempatkan starter switch ke posisi ACC akan menyebabkan engine stop cable mengerakkan stop lever, ke posisi engine berhenti. 2.3 Fuel Tank Gambar 2.14 Komponen komponen Fuel Tank Saat fuel pump menghisap bahan bakar dari tangki, maka terbentuk negatif pressure pada pipa dan tangki, hal ini dapat mengakibatkan tangki menjadi rusak. Oleh karena itu breather tube memasukkan udara kedalam tangki agar tangki selalu dalam keadaan bertekanan sama dengan udara bebas. Fuel gauge dipasangkan pada bagian atas tangki sedangkan perlengkapan untuk informasi jumlah bahan bakar dipasangkan pada spido meter.

33 BAB III TINJAUAN UMUM PERAWATAN 3.1 Teori Dasar Perawatan Ruang Lingkup Perawatan dan Perbaikan Setiap perusahaan otomotif ingin selalu mendapatkan keuntungan. Kehilangan atau penurunan jumlah produksi mengakibatkan kehilangan keuntungan atau kerugian. Dengan merawat mesin dalam kondisi pengoperasian yang baik dapat menjaga dari kemungkinan kerusakan dan menekan penurunan kerusakan seminimum mungkin. Kelompok teknik perawatan di showroom atau bengkel bertanggung jawab untuk menjaga produknya (mesin mobil), dan melayani kebutuhan pengoperasian, pengunaan dan menjaga masalah yang timbul setiap hari. Ruang lingkup pekerjaan perawatan dan perbaikan disetiap showroom atau bengkel tidak sama tergantung dari produk yang dihasilkan, tergantung pada jenis dari perusahaan. Umumnya, aktifitasnya dapat dikelompokan dalam dua klasifikasi : 1. Fungsi pokok diperlukan pekerjaan setiap hari oleh Perawatan dan perbaikan Merawat peralatan/perlengkapan bengkel. Pemeriksaan peralatan, pelumasan, pembersihan, checkup, dan overhaul. Kesiapan alatalat. Perbaikan komponenkomponen peralatan dan mesin yang digunakan. 2. Fungsi tambahan Menjaga persediaan. Perlindungan bengkel. Pembuangan sisa (oli). Keselamatan pekerja. Gudang guna untuk menyimpan suku cadang Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan a. Rasa hormat terhadap hukum yang dipakai, peraturan dan batasanbatasan ukuran. b. Tidak pernah melalaikan kepentingan keselamatan kerja. c. Harus memperhatikan instruksi dan buku manual sebelum membongkar mesin atau peralatan/kelengkapannya, bacalah caracara menginstalasi, pengoperasian dan perawatannya.

34 3.2 Pengertian Perawatan dan Perbaikan Berdasarkan defenisi dikatakan bahwa pemiliharaan (perawatan dan perbaikan) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang baik seperti semula. Tindakan pemiliharaan dari suatu mesin yang paling utama adalah menjaga supaya komponen yang bergerak didalam mesin tersebut tidak cepat aus atau lelah dengan cepat. Komponen yang telah aus atau lelah harus segera diganti dengan yang baru supaya tidak mempengaruhi kondisi komponenkomponen yang lain dalam instalasi tersebut. Untuk menghindari biaya yang tinggi akibat terlalu sering mengganti komponen, langkah yang harus diambil adalah melakukan serangkaian tindakan perawatan dan perbaikan sistem penginjeksian tersebut Tujuan Perawatan dan Perbaikan Tujuan utama dari perawatan dan perbaikan adalah: 1. Untuk memperpanjang usia alat. 2. Untuk menjamin ketersediaan optinum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi maksimum yang memungkinkan. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya : unit cadangan, unit pemadam kebakaran, dan penyelamat. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana teresebut Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan dan Perbaikan Untuk mencapai keberhasilan dari suatu Perawatan dan perbaikan, maka diperlukan beberapa faktor dibawah ini : 1. Kemampuan personil untuk merawat Maksudnya adalah bahwa semua anggota yang terlibat dalam kegiatan perawatan dan perbaikan harus benarbenar mempunyai keterampilan dan kemampuan serta pengetahuan mengenai kegiatan baik secara teoritis maupun prakteknya. 2. Ketersediaan Data Mesin Tersedianya data mesin yang lengkap akan berpengaruh sekali terhadap keberhasilan perawatan dan perbaikan. Kita tidak mungkin melakukan suatu tindakan perawatan dan perbaikan, apabila tidak adanya data yang dilengkapi dari mesin yang dirawat

35 dan diperbaiki. Untuk Injection Pump pelumasan didapat langsung dari oli mesin sehinga data setiap pengantian oli mesin sangat memudahkan pengontrolan. 3. Keterbatasan Standar Pengerjaan Standar pengerjaan ini dibutuhkan sebagai pedoman bagi teknisi perawatan dan perbaikan atas tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, biasanya standar pengerjaan pada sebuah mesin dapat berpedoman pada buku manual dari mesin tersebut. 4. Kemampuan, Kemauan Melakukan Perawatan Dengan adanya suatu kemauan untuk membuat rencana perawatan dan perbaikan maka akan diketahui pemakaian peralatan dengan baik, serta diketahui besarnya biaya perawatan dan juga tentang bagianbagian yang harus diperhatikan untuk diganti karena umur dan kondisinya. 5. Kedisiplinan personil Perawatan Setiap personil yang terlibat harus benarbenar menerapkan kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga akan mengurangi resiko kegagalan suatu tindakan perawatan dan perbaikan yang dilakukan akibat kecendrungan untuk tidak disiplin. 6. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan keselamatan kerja intinya meliputi personil yang akan merawat dan memperbaiki mesin maupun peralatan yang digunakan untuk melakukan perawatan dan perbaikan. Dengan dipahaminya suatu kesehatan dan keselamatan kerja maka resiko kecelakaan dapat dicegah. 7. Kelengkapan Fasilitas Kerja Semakin lengkapnya fasilitas kerja seperti peralatan yang memadai, maka akan semakin besar kemungkinan tindakan perawatan dan perbaikan akan berhasil, karena dengan fasilits kerja kurang mendukung, pekerjan perawatan dan perbaikan akan tergangu atau tidak lancar. 3.3 Hubungan Berbagai Bentuk Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan dapat berupa yang terencana dan yang tidak terencana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut :

36 PERAWATAN (MAINTENANCE) Perawatan Terencana (Planned Maintenance) Perawatan Ramalan (Predictive Maintenance) (Mengganti komponen dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan) Pembersihan (Cleaning) dan lubrication Perawatan Tak Terencana (Unplanned Maintenance) Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance) Perawatan Korektif (Corrective Maintenance) Pemeliharaan Berhenti (Shutdown Manitenance) PERAWATAN DARURAT Inspeksi (Inspection) Mesin Rusak Yang Sudah Direncanakan Sebelumnya (Breakdown Maintenance) Penyetelan Small Repairing Running Maintenance Minor Overhaul Gambar 3.1 Hubungan antar berbagai perawatan Mayor Overhaul

37 3.3.1 Pemeliharaan terencana Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang ditentukan dan harus dilakukan dengan pemikiran jauh ke depan, dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan dan mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Pemeliharaan ini dilakukan dengan berkala berdasarkan kondisi dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya pemeliharaan yang dilakukan perjam, perhari, perbulan dan pertahun. Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan terencana di Injection Pump ini seperti saringan minyak harus selalu dibersihkan setiap kilometer dan diganti setiap kilometer atau tergantung dari pemekaian, cuaca, jarak tempuh, serta kondisi jalan yang dilaluinya. Pemeliharaan jenis ini dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) Pemeliharaan jenis ini dilakukan menurut waktu yang telah direncanakan dan ditujukan untuk mengurangi kemungkinan kemungkinan adanya bagian bagian yang tidak memenuhi syarat kondisi yang dapat diterima. Pemeliharaan pencegahan dilakukan berdasarkan dilihat, dengar dan rasakan, melakukan penyetelan minor serta melakukan pengantian komponen minor yang ditemukan saat melakukan pemeriksaan. Pemeliharaan pada Injection Pump disini pemeriksaan yang bertujuan untuk pencegahan seperti adanya getaran, bunyi yang diakibatkan adanya baut baut yang longar pada saat mesin beroperasi, tindakan ini dilakukan saat mesin dalam kondisi beroperasi dan lebih dikenal dengan istilah perawatan berjalan (running maintenance). Untuk pelumasan pada Injection Pump dilakukan secara langsung oli dari mesin, keadaan oli harus tetap dicek kecukupannya serta diganti setiap kilometer untuk oli pertamina, untuk oli khusus keluaran Mitsubishi (Mitsubishi oil) diganti setiap 5000 kilometer dan tergantung dengan cuaca, jarak tempuh serta kondisi jalan yang dilaluinya. 2. Pemeliharaan korektif Pemeliharaan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima. Pemeriksaan korektif meliputi perbaikan kecil terutama untuk rencana jangka pendek yamg mungkin timbul diantara pemeriksaan termasuk penggantian seluruh komponen yang rusak, terencana yang merupakan tindakan yang

38 direncanakan untuk jangka panjang sebagai tindakan dari hasil pemeriksaan pencegahan. Pemeriksaan korektif berfungsi dalam menaikkan kembali daya guna fasilitas. Pemeliharaan korektif merupakan tindak lanjut dari pemeliharan pencegahan yaitu pengantian beberapa komponen baru sehubung dengan inspeksi, seperti adanya bunyi mesin yang tidak baik (merepet) hal ini biasa diakibatkan oleh adanya saluran bahan bakar yang tersumbat, saringan yang kotor, plunger yang aus sehinga tidak bekerja dengan baik, dan nozzle yang tersumbat. Hal ini dilakukan saat mesin tidak berada dalam kondisi operasi dan dikenal dengan Shutdown maintenance. A. Pengetesan Penyemprotan Minyak Untuk Injection Pump tipe Inline. Gambar 3.2 Memasang Injection Pump pada test stand 1. Dengan automatik timer dilepaskan pasang dan round nut (special tool) dan pasang pada injection pump tester. Gambar 3.3 Memasang measuring device Lepaskan kontrol racks cover dan pasang position measuring device (special tool). Kendorkan idling set bolt dan full speed set bolt. Dorong control rack ke arah governor dengan penuh dan setkan posisi ini pada O dari rack position measuring device (special tool).

39 2. Memeriksa langkah control rack. Gambar 3.4 Melepas delivery spring Lepaskan delivery valve spring dan stoper dari delivery valve holder. Beri oli pada injection pump dan buang angin (air bleeding). Periksa control rack dari gerakan kembalinya saat ditekan ke arah governor dengan penuh dan dilepaskan. Rack dalam keadaan baik bila dapat kembali dengan baik dan lancar, serta stroke pengembalian sesuai dengan ketentun yang ditetapkan. 3. Mengukur prestroke. Gambar 3.5 Memasang prestroke measuring device. Tempatkan posisi rack pada 21 mm dan setkan prestroke measuring devive (special tool) pada tappet guide no.1 cylinder. Gambar 3.6 Minyak tetap mengalir jika belum ditemukan Prestroke Dengan memakai cylinder no.1 pada BDC alirkan fuel dengan tekanan kepada Injection Pump dengan high pressuring pump dari pump tester. Biarkan nozzle mengalir dari cover flow pipe pada nozzle.

40 Gambar 3.7 Minyak berhenti jika prestroke telah didapatkan. Putar coupling pada tester perlahanlahan sampai fuel berhenti mengalir dari cover flow pipe. Langkah plunger dari BDC hingga fuel benarbenar berhenti mengalir, hal ini disebut dengan prestroke. Baca prestroke pada dial indikator. Catatan: Pada saat mengukur prestroke, yakinkan bahwa adjusting lever pada posisi full load. Bila prestroke diluar ketentuan, setel seperti berikut ini. 4. Menyetel prestroke. Dengan tappet pada TDC, masukkan spring holder antara lower spring seat dan tappet. Putar camshaft dan akan didapat clearence antara lower spring seat dan tappet. Tambahkan atau kurangi ketebalan shim untuk dimasukkan pada clearence guna penyetelan prestroke. Bila shim terlalu tebal maka stroke menjadi kecil, sebaliknya bila shim terlalu tipis prestroke menjadi besar. 5. Mengukur injection timing interval Bila injection star silinder nomor satu digunakan sebagai patokan, baca injection interval dari tiaptiap silinder sesuai dengan urutan penginjeksian dengan memakai skala pada tester. Bila interval diluar dari ketentuam stel seperti penyetelan pada prestroke. Urutan penginjeksian : Mengukur tappet clearence. Pasang prestroke measung devide (special tool), putar camshaft agar tappet mencapai TDC Gunakan tappet clearence bar (special tool), dorong tappet ke atas dan ukur terangkatnya sampai plunger flange bagian atas berhubungan dengan plunger barrel. Bila tappet clearence delevery ketentuan, stel hingga batas limit yang diperbolehkan dari ijection interval. Bila penyetean tidak dapat mendekati limit

41 yang diperbolehkan, stel kembali prestroke pada silinder no.1 denga maximal nilai nominal. 7. Penyetelan injction rate. Ukur injection rate pada posisi rack dan speed yang berbedabeda. Bila injection rate diluar ketentuan stel seperti berikut : a. Kendorkan sedikit pinon clamp screw. b. Dengan control rock dikunci putar control sleeve dengan adjusting rod. c. Kencangkan pinion clamp screw. Catatan: Berhatihatilah melakukan penyetelan. Kesalahan atau tidak tepatnya penyetelan akan mempengaruhi kemampuan engine. Amati kondisi pengukuran dengan cermat penggunaan fuel pipe dan nozzle yang berbeda akan merubah injection rate. Perbandingan tidak merata sama dengan maximal injection rate dalam tiap silinder dikurangi minimum injction rate dalam tiap silinder. B. Pengetesan Penyemprotan Minyak Untuk Injection Pump tipe Distributor. 1. Pasang pompa injeksi pada fixing stand dan dihubungkan dengan test stand pompa injeksi. Gambar 3.8 Memasang Injection Pump pada test stand. 2. Penyetelan prestroke a. Setelah melepas baut yang terpasang pada plug, pasang measuring device beserta dial gauge, dan hubungkan pipa bahan bakar supply dan overflow kepompa injeksi. b. Aliran arus pada magnet valve guna untuk membuka aliran minyak pada Injection Pump tersebut. c. Letakkan dial gauge pada posisi 0 pada titik mati bawah plunger. Kemudian putar pompa secara manual searah putaran seasuai dengan spesifikasinya, kemudian ukurlah prestroke dari plunger melalui dial gauge hingga oil test berhenti mengalir.

42 Gambar 3.9 Mengukur prestroke. 3. Hubungkan pipa bahan bakar dan pipa injeksi. Gambar 3.10 Pemasangan pipa pipa injeksi. 4. Tata cara penyetelan a. Hidupkan magnet valve dengan memberi aliran arus listrik. b. Putar pompa pada kecepatan (kira kira 300 rpm) lalu periksa udara udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar keluar melalui overflow valve. c. Stel tekanan minyak sesuai dengan spesifikasinya. Kemudian secara perlahan naikkan putara pompa dengan menarik kontrol lever kearah kecepatan maximum, posisikan kontrol lever melalui speed stopper bolt, agar flyweight tidak mulai membuka pada kecepatan dibawah 1500 rpm, lalu kencangkan pada posisi tersebut. d. Putar pompa pada kecepatan 1000 rpm, bila keadaan pompa normal, biarkan berputar hingga 10 menit. Bertujuan untuk melihat kerataaan penyemprotan bahan bakar, kebocoran, dan mendengarkan apakah ada bunyi yang keras saat pompa berputar. Gambar 3.11 Menyetel stopper bolt kecepatan maximum.

43 5. Stel jumlah injeksi, letakkan kontrol lever pada posisi kecepatan maximum dan lihat governor dapat berhenti bekerja pada saat kecepatan tertentu sesuai data kalibrasi. Serta ukur jumlah injeksinya dengan cara menyetel full load adjusting screw. Gambar 3.12 Menyetel full load adjusting screw 6. Dengan mengunakan pressure gauge yang cocok, lalu ukur tekanan ruangan pompa pada kecepatan menurut standarnya. Bila tidak didapat tekanan plug dari regulating valve mengunakan adjusting device. 7. Penyetelan idling, dengan cara bebaskan kontrol lever dari spring. Kemudian pasang measuring device pompa injeksi untuk mengukur sudut dari kontrol lever. Gambar 3.13 Memasang measuring device. 8. Stel jumlah injeksi kecepatan maximum dengan cara letakkan control lever pada posisi kecepatan maximum, pada putaran pompa kecepatan maximum tanpa beban hinga didapatkan injeksi yang diinginkan dengan menyetel maximum speed stopper bolt Pemeliharaan tak terencana Pemeliharaan tak terencana merupakan tindakan pemeliharaan yang waktunya mendadak dan perlu segera dilaksanakan untuk mencegah akibat yang serius, hilangnya waktu produksi, kerusakan besar pada peralatan dan untuk alasan keselamatan kerja. Tindakan dalam pemeliharaan tak terencana ada beberapa macam :

44 1. Berdasarkan permintaan Apabila ada permintaan untuk melakukan tindakan perawatan maka perawatan baru akan dilakukan sesuai dengan ada atau tidaknya permintaan. 2. Troubleshooting Troubleshooting adalah perbaikan darurat yang dilakukan bila terdapat kerusakan yang terdeteksi pada peralatan. Perawatan ini harus segera dilaksanakan tanpa penundaan lagi setelah terjadinya breakdown, biasa dikatakan bahwa troublle shooting merupakan perbaikan darurat. 3. Penggantian sebagian Penggantian sebagian dilakukan bila ada suku cadang yang rusak dan tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan perbaikan terhadap suku cadang tersebut, atau biaya untuk melakukan perawatan terhadap suku cadang tersebut lebih besar dari pada melakukan penggantian. 4. Penghapusan Dilakukan dengan menyingkirkan fasilitas yang rusak dari tempat kerja dengan pertimbangan yang matang, bahwa semua usaha pemeliharaan yang dilakukan tidak mampu untuk mengembalikan fasilitas sampai kondisi yang dapat diterima dan bila fasilitas telah sampai atau melewati batas usia pemakaian. 5. Unit siaga Unit siaga adalah suku cadang peralatan yang sengaja disediakan untuk menghadapai kejadian kejadian yang tidak terduga. Unit siaga berfungsi mengambil alih fungsi suku cadang aktif yang tiba tiba berhenti beroperasi. Berdasarkan atas Permintaan konsumen, Troubleshooting, pengantian sebagian, Penghapusan dan unit siaga maka tugas dari Maintanance adalah melakukan apa yang menjadi tuntutan dari konsumen dan mesin untuk mengembalikan mesin kepada keadaan semula yang dapat diterima. Kerusakan emergency yang terjadi pada Injection Pump tipe Inline adanya plunger yang macet akibat adanya kotoran yang ikut terbawa oleh bahan bakar, bocornya sil stang gas yang disebabkan oleh gesekan dengan as stang gas akibatnya terjadi kebocoran bahan bakar dan dapat juga minyak bercampur dengan oli, hal ini diakibatkan oleh feed pump yang rusak dan keausan pada plunger. Dikarenakan pada Injection Pump tipe Distributor cocok untuk digunakan untuk kecepatan maka kerusaka emergency yang sering terjadi adalah sering patahnya spring plunger yang diakibatkan oleh putaran tinggi.

45 3.4 Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan Untuk mencapai hasil maksimum suatu pemeliharaan maka beberapa faktor dibawah ini harus dipenuhi : 1. Kemampuan personil untuk merawat Semua anggota yang terlibat dalam kegiatan perawatan dan perbaikan memiliki keterampilan dan kemampuan, baik secara praktis dan teoritis. 2. Ketersedian data mesin Tersedia data lengkap dari sebuah mesin akan memudahkan dalam melakukan perawatan dan perbaikan pada mesin karena acuan tidak ada, walaupun seorang tenaga ahli dan berpengalaman yang melakukan, tetap saja membutuhkan waktu yang lebih lama. 3. Keterbatasan standar pengerjaan Syarat syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan perawatan terhadap suatu mesin harus tersedia special tool yang lengkap untuk pedoman bekerja. 4. Kemauan, kemampuan merencanakan perawatan Kemauan dan kemampuan yang baik dalam membuat suatu rencana perawatan dan perbaikan yang baik lengkap beserta peralatan dan perhitungan lainnya menghasilkan pelaksanaan yang baik pula. 5. Kedisiplinan personil perawatan Setiap personil yang terlibat harus menerapkan disiplin yang baik dalam melakukan pekerjaanya sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan terhadap suatu mesin. 6. Kesehatan dan keselamatan kerja Kesehatan dan keselamatan kerja intinya untuk melindungi personil yang melaksanakan perawatan dan perbaikan, walaupun pelaksanaanya tergantung pada personil itu sendiri. Perusahaan harus menyediakan peralatan keselamatan agar bila terjadi kecelakaan dapat disediakan dengan segera. 7. Kelengkapan fasilitas kerja Semakin lengkap fasilitas kerja yang tersedia maka kerja perawatan dan perbaikan yang dilakukan akan menjadi lebih mudah dan lancar.

46 3.5 Perbaikan Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kemampuan kerja ke kondisi yang dapat diterima, hal ini dilakukan bila peralatan atau mesin mengalami kerusakan baik yang besar maupun yang kecil, atau merupakan upaya memperbaiki suatu komponen yang dirasakan akan menganggu kerja komponen lain atau kerja mesin secara keseluruhan. Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan perbaikan adalah dengan menganalisa penyebab terjadinya kerusakan, untuk mengetahui seorang maintenance dapat menggunakan panca indra atau dengan melihat, mendengar dan merasakan. Setelah mengetahui dimana sumber kerusakan pada mesin maka barulah tindakan perbaikan dapat dilakukan. Hal yang perlu disiapkan adalah peralatan yang akan membantu dalam melaksanakan perbaikan.

47 BAB IV ANALISA INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI 4. 1 Injection Pump Pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan bahan bakar yang diperlukan dalam sistem motor diesel. Bahan bakar ini harus berupa minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Yang mana Injection Pump ini terbagi atas dua jenis yaitu : 1. Tipe Inline. 2. Tipe Distributor Perbedaan antara kedua jenis menurut data yang diperoleh di lapangan yaitu bengkel resmi Mitsubishi ini adalah: Untuk Tipe Inline A. Dilihat dari kontruksinya: a. Kontrusinya lebih sederhana. b. Suku cadangnya murah ditemukan. c. Cara kerjanya sederhana. d. Harga suku cadangnya mahal. e. Penyetelan minyaknya lebih rumit (dilakukan satu persatu) f. Memiliki empat buah plunger untuk mobil yang empat piston. B. Dilihat berdasarkan pemakaiannya : Dikarenakan tipe inline memiliki dan menghasilkan tekanan penyemprotan yang tinggi maka tipe inline ini cocok digunakan untuk mobil tranportasi ukuran besar yang memerlukan tenaga yang besar seperti colt diesel dan fuso. C. Dilihat berdasarkan cara kerjanya: Untuk tipe inline cara kerjanya secara langsung dimana bahan bakar disalurkan ke Injectoin Pump dengan tekanan seperti yang diterangkan di bawah dengan gerak berputar dari camshaft atau gerakan turun naik dari plunger. Dengan plunger pada posisi paling bawah (BDC) bahan bakar mengalir melalui suction/discharge port ke plunyer barel. Saat camshaft berputar plunger bergerak ke atas dan ketika kepala plunger berada pada posisi segaris dengan suction/discharge port maka bahan bakar mulai di kompresikan. Ketika plunger bergerak ke atas lebih jauh, tekanan bahan bakar naik sampai delivery valve terdorong ke atas melawan dan mengalahkan delivery valve spring. Saat delivery valve

48 terdorong ke atas bahan bakar mengalir masuk ke injection pipe untuk dikompresikan pada nozzle masuk kedalam silinder engine. Ketika plunger bergerak lebih jauh ke atas dan potongan groove pada plunger bertemu dengan suction/dicharge port, tekanan bahan bakar yang tinggi mengalir melaui lubang pada plunger dan bergerak melalui groove kembali ke suction/discharge port Untuk tipe Distributor A. Dilihat dari konstruksinya: 1. Komponennya sukar untuk ditemukan. 2. Harga suku cadangnya mahal. 3. Konstruksinya kecil dan ringan 4. Cocok untuk kecepatan tinggi. 5. Penyetelan minyak lebih murah (dilakukan sekali jalan) 6. Memiliki satu buah plunger untuk empat silinder. 7. Pelumasan langsung dilakukan oleh bahan bakar. B. Dilihat berdasarkan pemakaianya: Dikarenakan tipe ini dirancang untuk mobil yang tidak memerlukan tekanan yang tinggi dan tenaga yang besar maka tipe ini cocok untuk kecepatan tinggi seperti mobil mobil angkutan ringan dan sedang seperti L300. C. Dilihat berdasarkan cara kerjanya: Drive shaft yang diputar oleh timing belt atau gigi dari mesin memutar cam disk melalui sebuah cross coupling. Pin yang terpasangkan secara dipres pada cam disk dipasangkan kedalam groove yang ada pada plunger bertujuan untuk memutar plunger. Untuk mengerakkan plunger maju mundur cam disk dilengkapi pula dengan bagian permukaan yang menonjol pada cam dalam jumlah yang sama banyaknya yang dirancang dalam bentuk yang seragam mengelilingi tepi luar dari cam dengan jumlah yang sama dengan jumlah silinder. Persentuhan dengan roller holder assembly karena cam disk dan plunger ditekan ke arah roller holder assembly oleh kuat gaya pegas dari dua buah plunger spring. Dengan demikian dapat mengikuti gerakan cam disk. Karena cam disk diputar dengan drive shaft diatas roller holder assembly, gerakkan berputar yang bersamaan dengan maju mundur dapat terjadi. Konstruksi roller holder assembly dibuat sedemikian rupa agar dapat diputar pada suatu sudut tertentu yang sesuai dengan gerakan timer. Untuk tipe Distributor cara kerjanya adalah: drive shaft memutar feed pump, cam disk dan plunger secara bersama sama gerakan maju mundur plunger terjadi akibat

49 gerakan dari bentuk permukaan cam disk yang berputar terhadap roller assembly. Bila inlet slit dari plunger dan inlet port dari plunger barrel yang dipasang di pres pada distributor head sejajar, bahan bakar akan dihisap kedalam ruang tekan. Setelah inlet port barrel plunger telah ditutup oleh plunger, plunger akan naik. Sesudah outlet slit plunger dan outlet port sejajar, tekanan pada ruangan tekan setelah melampaui tekanan sisa yang ada didalam saluran bahan bakar pipa injeksi dan delivery valve telah membuka, maka bahan bakar akan mengalir ke pipa injeksi kemudian melalui nozzle diinjeksikan ke silinder mesin. Setelah cut off port plunger telah sejajar dengan ujung permukaan dari kontrol sleeve, pengiriman bahan bakar oleh plunger berakhir. Plunger barrel hanya memiliki satu buah inlet port akan tetapi memiliki sebuah outlet port untuk setiap silinder mesin. Walupun plunger memiliki inlet yang sama banyaknya dengan jumlah silinder mesin, tetapi hanya memiliki satu outlet slit. Untuk masing masing tipe untuk perawatan yang perlu dilakukan, disini yang perlu dilakukan terhadap bagian bagian pendukung dari injection pump tersebut diantaranya dimulai dari tangki, water separator, saringan dan pipa penyalur bahan bakar tersebut harus selalu bersih agar tidak ada ganguan terhadap aliran bahan bakar guna untuk mendapatkan bahan bakar yang murni tidak terkontaminasi dengan bahan lain yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap komponen komponen pompa injeksi tersebut. Dan pelumasan terhadap komponen komponen dalamnya, dimana untuk tipe Inline pelumasan dilakukan langsung oleh oli dari mesin. Dan tipe Distributor pelumasan dilakukan langsung oleh bahan bakar itu sendiri. 4.2 Analisa kerusakan yang sering terjadi pada kedua tipe Injection Pump Untuk Injection Pump tipe Inline kerusakan yang sering terjadi adalah : 1. Pada plunger kerusakan yang sering terjadi yaitu tergores. Penyebab: pemakaian bahan bakar yang terkontamiasi dengan bahan lain, adanya kotoran yang mengendap pada tangki bahan bakar, saringan bahan bakar yang tidak bekerja dengan baik (lama tidak diganti). Perbaikan: bersihkan tangki bahan bakar dan bersihkan atau diganti saringan minyak dengan yang baru. 2. Delivery valve yang aus. Penyebab: dikarenakan Injection Pump tipe inline ini memiliki tekanan yang tinggi dan pemakaian yang telah lama, maka katup delivery ini akan aus akibat fungsi kerjanya untuk menahan tekanan yang dihasilkan.

50 Perbaikan: delivery valve ini jika terjadi keausan maka perbaikanya diganti dengan yang baru. 3. Bearing aus. Penyebab: adanya getaran, putaran kejut saat Injection Pump beroperasi. Perbaikan: jika terjadi keausan pada bearing ganti dengan yang baru. 4. Sliding block yang aus. Penyebab: fungsi dari sliding block mengatur keluarnya bahan bakar yang memiliki gigigigi pinion yang berubungan dengan plunger barrel, jika pemakaiannya telah lama gigigiginya akan aus. Perbaikan: ganti dengan yang baru. 5. Busing stang gas aus. Penyebab: fungsi dari busing stang gas adalah untuk kedudukan as stang gas. Karena telah lama dipakai dan adanya gesekan dengan as stang gas maka busing tersebut akan aus. Perbaikan: Ganti dengan yang baru Untuk Injection Pump tipe Distributor kerusakan yang sering terjadi: 1. Oring menjadi keras. Penyebab: karena panas yang di hasilkan Injection pump akan membuat Oring yang terbuat dari karet tersebut akan menjadi keras. Perbaikan: setiap pembongkaran sebaiknya Oring selalu diganti guna mencegah terjadi kebocora pada Injection Pump. 2. Mesin tidak mau hidup. Penyebab: tangki bahan bakar yang kosong, Pipa saluran bahan bakar yang tersumbat, adanya udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar, blade feed pump macet, kabel magnet putus atau tidak mau bekerja. Perbaikan: isi bahan bakar apabila kosong, bersihkan saluran bahan bakar jika tersumbat, buang udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar lakukanlah air bleding dengan memompakan feed pump, Periksa kabel penghubung magnet perbaikilah jika putus dan apabila feed pump tidak berfungsi berkemungkinan blade feed pump macet, bongkar dan perbaiki. 3. Nozzle tidak bekerja. Penyebab: nozzle atau nozzle holder tidak berfungsi atau rusak, kerusakan ini juga terjadi pada Injection Pump tipe Inline.

51 Perbaikan: Periksa saluran bahan bakar dari Injection Pump (periksa saluran dari kotoran yang menyumbat) setelah saluran bahan bakar baik, lakukan pengecekan bila perlu lakukan pembongkaran pada nozzle bersihkan, jika nozzle tidak dapat dipakai lagi ganti dengan yang baru. 4. Mesin tidak mencapai kecepatan maksimal. Penyebab: Governor spring terlalu lemah, Control lever tidak dapat mencapai posisi kecepatan maximum, dan penyemprotan bahan bakar tidak baik kerusakan ini juga dialami oleh Injection Pump tipe Inline. Perbaikan: Untuk spring governor bila telah lemah ganti dengan yang baru, aturlah control lever dengan memutar adjusting lever dan periksalah saluran bahan bakar, nozzle

52 4.3 Urutan Pembongkaran Injection Pump Pertama kita lepaskan injection pump dari engine dengan cara : Tahan injection pump dengan tangan, lepaskan lima buah baut pengikat injection pump flage plat. Kemudian lepaskan injection pump ke arah belakang, gunakan alat khusus untuk memudahkan pelepasan. Gambar 4.1 Bagian bagian dari Injection Pump tipe inline Langkahlangkah Pembongkaran Ijection Pump tipe Inline. 1. Dengan auto timer telah dilepaskan, pasang injection pump pada mounting base dan pump setting angle (special tool) 2. Gunakan box wrench untuk melepas feed pump. Gambar 4.2 Memasang Injection Pump pada mounting base dan melepas priming pump.

53 3. Lepaskan governor. 4. Ukur kontrol rack sliding resistance. Gambar 4.3 Mengukur kontrol rack sliding resistance. Putar camshaft untuk meyakinkan bahwa resistensi mencapai nilai yang telah ditetapkan pada segala posisi. Apabila melebihi nilai yang telah ditetapkan mungkin penyebabnya adaah : 1. Control rack atau giginya rusak 2. Gigi pinion rusak atau pinion yang berhubungan dengan housing rusak 3. Momen pengencangan pada delivery valve holder berlebihan. Gambar 4.4 Memutar camshaft untuk mengetahui nilai resistance. 4. Lepaskan cover plate dan gunakan coupling dengan round nut serta holding wrench. Putar camshaft dengan plunger pada tiaptiap cylinder berada pada TDC, pasang tappet insert pada lubang tappet satu persatu. Gambar 4.5 Mengukur end play. 5. Pasang camshaft clereance gauge pada camshaft untuk mengukur end play.

54 Gambar 4.6 Melepas camshaft. 6. Lepaskan camshaft, pukul perlahan dengan hamer plastik dari sisi governor. Catatan : Pastikan bahwa cam pada camshaft tidak menyentuh dengan tappet. Dan pasang flyweight round nut pada ujung camshaft guna melindungi ulir dari kerusakan. 7. Melepas tappet Gambar 4.7 Melepas tappet. Masukkan roller clamp untuk mendorong tappet keatas. Dengan tappet dalam keadaan terdorong lepaskan tappet insert dan masukkan tappet clamp melalui camshaft hole, lalu jepit tappet dan tarik keluar. 8. Masukkan plunger clamp (special tool) dari bagian bawah pompa dan cocokkan ujung plunger clamp ke lower spring seat. Kemudian tarik plunger clam ke luar maka plunger akan terlepas. Catatan : Ketika melepas plunger, pastikan bahwa lower spring menghadap keatas guna mencegah terjatuhnya plunger. Gamabr 4.8 Melepas valve holder.

55 9. Lepaskan lock plate dan lepaskan delivery valve holder dengan box wrench kemudian lepaskan stopper delivery valve dan spring. Gambar 4.9 Melepas delivery valve. 10. Dengan mengunakan delivery valve extractor lepaskan delivery valve. Gambar 4.10 Melepas plunger barrel. 11. Lepaskan plunger barrel. Catatan: Tempatkan plunger pada plunger barrel Pemeriksaan terhadap komponen komponen Injection pump tipe Inline. 1. Plunger dan barrel. Gambar 4.11 Memeriksa kondisi plunger. Setelah membersihkan dengan solar periksa apakah plunger bisa turun dengan lembut pada barrel dengan sendirinya. Dengan cara : a. Miringkan barrel 600

56 b. Tarik plunger sekitar mm dan lepaskan. c. Putar plunger pada barrel apakah tidak mengalami sendat atau macet. d. Ganti plunger bila tidak bisa turun dengan sendirinya. 2. Delivery valve. Gambar 4.12 Memeriksa kondisi delivery valve. Bersihkan delivery valve dan bersihkan dengan solar kemudian periksa dari kerusakan. Tutup bagian bawah valve seat dengan jari dan tekan piston dengan jari lain. Bila piston melambung kembali ketika jarijari dilepaskan maka valve dalam kondisi baik jika tidak kembali maka ganti valve. 3. Tappet Pasang dial gauge pada teppet roller dan periksa clereance dengan menggerakkan roller keatas dan kebawah rod. Bila clerence melebihi limit ganti tappet dengan yang baru. 4. Lower spring seat Periksa permukaan lower spring seat yang berhubungan dengan plunger dari kerusakkan bila telah melebihi limit ganti lower spring seat. 5. Plunger spring dan delivery valve spring. Perhatikan spring dan spring delivery valve bila tidak bagus ganti dengan yang baru. 6. Menganti tappet roller bearing Gambar 4.13 Melepas bearing.

57 Untuk melepas inner race dari camshaft gunakan gear puller. Dan untuk memasang gunakan pipa atau metals block kemudian tekan dengan press Memasang Injection Pump tipe Inline. 1. Pasang control rack dan kencangkan rack guide screw. Catatan: Pastikan bahwa rack dapat bergerak dengan lancar dan periksa juga untuk memastikan rack tidak berputar. Gambar 4.14 Memasang kontrol rack 2. Pada saat memasang plunger barrel yakinkan bahwa knock pin yang terpasang pada housing dalam keadaan lurus dengan lokasi notch pada plunger barrel. Pastikan bahwa tonjolan knock pin projection sekitar 0,7 mm dari housing. Apabila tonjolan lebih kecil dari 0,7 mm, keluarkan sedikit dari housing. Gambar Memasang plunger barrel. 3. Dengan gasket baru terpasang pada delivery valve masukkan valve pada tempatnya hingga kuat dan bertemu dengan permukaan plunger barrel. Gunakan delivery valve gasket installer. (special tool) Gambar 4.16 Memasang delivery valve dan stopper.

58 4. Pasang delivery valve spring dan stopper pada tempatnya, kencangkan sementara delivery valve holder. Gambar 4.17 Memasang kontrol pinion dan kontro sleeve 5. Dengan control rack tepat ditegahtengah pasang control pinion dan control sleeve. 6. Memasang plunger Gambar 4.18 Memasang plunger. Pasang plunger clamp (special tool) kedalam keadaan lower spring seat dan pasangkan plunger kedalam lower spring seat. Masukkan plunger kedalam plunger barrel dan hatihati jangan sampai ujung plunger membentur dengan pump housing dan plunger spring. Gambar Memasang tappet. 7. Jepit tappet dengan tappet clamp dengan memakai tappet guide luruskan dengan housing groove dan masukkan tappet kedalam rumah pompa.

59 Gambar 4.20 Melepas tappet insert. 8. Gunakan roller clamp dorong tappet pada TDC. Kemudian masukkan teppet insert (special tool) dan lepaskan roller camp (special tool). Pastikan bahwa tanda dengan part number pada plunger flange adalah terletak pada sisi cover plate. Untuk tiaptiap silinder, periksa kondisi gerakkan kontrol rack setiap kali tappet insert (special tool) dimasukkan. Gambar 4.21 Mengencangkan delivery valve. 9. Kencangkan delivery valve holder sesuai dengan ketentuan. Periksa juga gerakkan control rack setip kali valve holder dikencangkan. Gambar 4.22 Cara memasang roller bearing. 10. Pasang camshaft dengan tanda garis pada ujung picth (ulir) mengarah ke drive end (camshaft gear).

60 Gambar 4.23 Mengukur end play 11. Dengan bearing cover terpasang sementara ukur end play pada camshaft dengan menggunakan camshaft clearence gauge. Bila end play melebihi limit stel dengan shim atau ganti bearing. Catatan: Gunakan ketebalan shim yang mendekati sama pada sisi timer dan governor. Ketebalan shim pada sisi timer Ketebalan shim pada sisi governor 0,10; 0,15; 0,30; 0,50 0,1; 0,12; 0,14; 0,16; 0,18; 0, Pasang governor 13. Pasang part berikut setelah penyetelan pump. a. Control rack cover. b. Feed pump. c. Cover plate. d. Automatic timer. Gambar 4.24 Bagian bagian dari Injection Pump tipe Distributor

61 Langkah pombongkaran Injection pump tipe Distributor. 1. Pasanglah pompa injection pump pada bracket. Gambar 4.25 Memasang pompa injeksi pada bracket. 2. Lepaskan nut spring washer kemudian bracket dan berikan tanda posisi pemasangan pada control level serta control shaft untuk memudahkan dalam merakit kembali. Gambar 4.26 Memberikan tanda posisi pemasangan control lever. 3. Lepaskan control level, kemudian spring yang berbentuk silindris berlubang dan melingkar. Gambar 4.27 Melepas control lever. 4. Lepaskan nut dan full load adjusting screw bersama dengan washer dan Oring. Gambar 4.28 Melepas full load adjusting screw.

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA PROYEK AKHIR Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Oleh : Nama : Priyanto NIM : 5250301011

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 ZAINUL ARISMAN HIDAYAT

PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 ZAINUL ARISMAN HIDAYAT PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun oleh: Nama

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C. Bahan Bakar Solar dan Pembakaran Motor Diesel 1.Sifat utama dari bahan bakar diesel Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di disilasi

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM )

SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM ) SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM ) Adalah sistim yang terdapat pada engine diesel yang berfungsi untuk mensuplay bahan bakar dari tangki ke masing-masing silinder melalui injector, sesuai jumlah dan waktu

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

Laporan Praktek Motor Diesel

Laporan Praktek Motor Diesel Laporan Praktek Motor Diesel INDRA IRAWAN 075524046 S1 PTM OTO A PRAKTEK 1: OVERHAUL INJECTION NOZZLE 1. Tujuan a. Mahasiswa mengenal komponen injection nozzle. b. Mahasiswa memahami cara kerja injection

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b.

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b. JERK PUMP A. POMPA INJEKSI MESIN DIESEL SATU SILINDER Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan digerakkan oleh crankshaft melalui mekanisme nok. B. ELEMEN POMPA SATU LUBANG Pada barel yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE. Aep Surahto. Abstrak

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE. Aep Surahto. Abstrak PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE Aep Surahto Abstrak Suatu Motor Diesel seperti motor bensin, memerlukan perawatan berkala dan perbaikan. Perawatan

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot) Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Motor Diesel 2.1.1 Sejarah Singkat Motor Diesel Pada tanggal 10 Agustus 1893 di jerman Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaiamana agar penggunaan bahan bakar

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO A. TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum, diharapkan siswa dapat: 1. Melepas dan memasang kembali pompa injeksi tipe in line. 2. Menjelaskan prinsip kerja pompa injeksi tipe in line 3. Menjelaskan fungsi

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA PRAKTEK POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MEDIA PRAKTEK POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEDIA PRAKTEK POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3 Program Studi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Mesin. oleh.

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Mesin. oleh. PENERAPAN ALAT PERAGA POMPA BAHAN BAKAR TIPE IN-LINE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL PADA PERKULIAHAN PERAKITAN OTOMOTIF II SKRIPSI Disajikan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS A. Tujuan Perawatan Mesin Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL Rusuminto Syahyuniar Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP. Oleh : Aep Surahto ABSTRACT

MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP. Oleh : Aep Surahto ABSTRACT MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP Oleh : Aep Surahto ABSTRACT A Diesel Motor is need regular maintenance and repairs. Regular maintenance of diesel engine fuel system

Lebih terperinci

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) Pompa bahan bakar dikelompokan kepada : 1. Pompa bahan bakar tekanan rendah, dengan tekanan injeksi ± 150 bar yang menggunakan pengabut udara (air injection). 2. Pompa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL Skripsi Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Teknik Mesin Oleh : FAUZY HUDAYA NIM D 200 940 169 NIRM 9461060303050169 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X E - CYLINDER HEAD see E- 0 0 0 0 HP 0 000 HEAD COMP CYLINDER 0 HP 0 000 HOLDER CAMSHAFT. HP 0 000 GUIDE IN VALVE HP 0 000 GUIDE EX VALVE HP 0 000 GASKET CYLINDER HEAD HP 0 000 GASKET CARBURETOR INSULATOR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL LAPORAN AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN

KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL D I S U S U N Oleh : Rezi Rizki KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Mesin Diesel Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar yang dalam pembakarannya menggunakan panas kompresi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( AMd ) Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 56 PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Kode Modul : OPKR 20 017

Lebih terperinci

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL Aris Exwanto 1), Riri Sadiana 2), Aep Surahto 3), 1,2,3), Teknik Mesin, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 000 CC Arief Rudy Yulianto 1, Drs. Ireng Sigit A dan Dini Cahyandari 3 Abstrak Sebuah mobil merupakan suatu kendaraan dimana penggeraknya

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama : Syaiful Ma arif NPM : 37412250 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL KODE MODUL OPKR-20-017B SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993

TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993 TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Otomotif & Manufaktur

Lebih terperinci

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM )

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM ) SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM ) Agus Rohermanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak ABSTRACT The system

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Perawatan Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya yang berjudul adminitrasi materil, pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle 44 BAB IV 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Alur Proses Pada Perawatan Handle start Pemeriksaan awal per-periodik Pengecheckan kebocoran Haandle Indeks Kerusakan Perbaikan Handle Test Ulang Kebocoran

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL TIPE VE

SIMULASI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL TIPE VE SIMULASI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL TIPE VE TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh : Nama

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL Tugas Akhir Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Teknik Otomotif Oleh: MUNZIRAL NUR NIM/TM : 76820/ 2006 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Untuk mengetahui pengaruh pemakaian camshaft standar dan camshaft modifikasi terhadap konsumsi bahan bakar perlu melakukan pengujian mesin.. Oleh

Lebih terperinci

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP PELUMAS MESIN PADA MESIN DIESEL ISUZU PANTHER 2300 CC TIPE C-223

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP PELUMAS MESIN PADA MESIN DIESEL ISUZU PANTHER 2300 CC TIPE C-223 PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP PELUMAS MESIN PADA MESIN DIESEL ISUZU PANTHER 2300 CC TIPE C-223 Diajukan Untuk Mencapai Gelar Strata Satu (S1) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada : BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada : a. Motor Diesel Putaran Rendah ( Low Speed Engine ) dimana putarannya dari 0 130 RPM, kebanyakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengujian :Dynotest center Mototech Jalan Ringroad Selatan,

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber. kerja motor diesel.com

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber.  kerja motor diesel.com LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL Sumber. www.prinsip kerja motor diesel.com TABEL. DAYA MESIN BERKURANG PENYEBAB KERUSAKAN 1. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR ASTRA HONDA TRAINING CENTRE DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I Tujuan Materi : Peserta memahami prinsip kerja motor bakar Peserta memahami perbedaan motor 4 tak dan 2

Lebih terperinci

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 Apa itu pemeliharaan? Pengertian Pemeliharaan : Suatu kegiatan yang meliputi program perawatan, pemeriksaaan, perbaikan dan uji untuk kerja

Lebih terperinci

PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE)

PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE) PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik

Lebih terperinci