Jurnal Kimia Indonesia
|
|
- Vera Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2 (1), 2007, h Pengaruh Suhu Kalsinasi Dalam Tungku Jenis Fluidized BED terhadap Fisis Kernel U 3 O 8 R. Didiek Herhady, R. Sukarsono dan Busron Masduki Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Batan Jogjakarta Abstrak. Telah dilakukan variasi suhu kalsinasi dalam tungku jenis fluidized bed terhadap gel kering U-PVA-NH 3 hasil proses emulsifikasi NUKEM (gelasi eksterrnal). Kalsinasi dilakukan selama 4 jam dengan variasi suhu ºC, dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi suhu optimum dan terbentuk U 3 O 8. Dari hasil analisis diperoleh kondisi suhu optimum pada suhu 700ºC yang sudah memenui standar dengan spesifikasi U 3 O 8 : 6,81134 g/ml; Luas muka spesifik m 2 /g dan diameter: 1352 μm. Semakin tinggi suhu kalsinasi, densitas U 3 O 8 cenderung semakin naik mendekati angka densitas teoritis U 3 O 8 8,39 g/ ml, kemudian luas muka spesifik relatif tetap dan diamater nya cenderung turun. Kata kunci: kalsinasi, fluidized bed, U 3 O 8 Pendahuluan Reaktor temperatur tinggi (RTT) atau High Temperature Reactor (HTR) merupakan suatu reaktor yang menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Dalam perkembangannya dijelaskan bahwa apabila menggunakan pendingin CO 2 maka dikenal sebagai reaktor maju berpendingin gas (Advance Gas Cooled Reactor, AGCR) dan bila berpendingin gas helium biasa disebut sebagai reaktor berpendingin gas temperatur tinggi (High Temperature Gas cooled Reactor, HTGR). Sebagai fluida kerja, gas memiliki sifat transfer panas yang sangat baik pada temperatur tinggi. Hal inilah yang menyebabkan jenis reaktor ini memiliki efisiensi energi yang tinggi dalam proses pembangkitan listriknya. HTR juga memiliki kelebihan lainnya dibandingkan jenis reaktor yang berpendingin air seperti LWR (Light Water Reactor) maupun HWR (Heavy Water Reactor), diantaranya adalah dapat menghasilkan uap panas yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR), desalinasi air laut, produksi hidrogen dan dalam pembuatan bahan bakar cair dari batubara (gasifikasi batubara). Disamping itu HTR menghemat bahan bakar fosil, karena dapat mengurangi pembakaran bahan bakar fosil sekaligus mengurangi laju emisi CO 2 dan emisi polutan ke atmosfer (5). Konsep bahan bakar HTR yang dikembangkan adalah dalam bentuk bola-bola kecil (), dapat berupa uranium/thorium oksida atau campurannya dan uranium karbida, yang dilapisi dengan lapisan pirokarbon dan silikon karbida yang disebut sebagai bahan bakar partikel (coated particle). Perbedaan mendasar dari HTR yang dikembangkan oleh Jerman dan Amerika Serikat terletak pada bentuk geometri elemen bakar yang digunakan. Desain elemen bahan bakar HTR Jerman berbentuk pebble bed, yaitu penggabungan bahan bakar partikel menjadi elemen bahan bakar berbentuk bola (sebesar bola tennis berdiameter sekitar 6 cm), sedangkan yang dikembangkan oleh Amerika Serikat berbentuk heksagonal, yaitu penggabungan bahan bakar partikel menjadi elemen bahan bakar berbentuk batang yang dilapisi grafit dan tingginya sekitar 79 cm yang dikenal dengan desain teras prismatik. Kedua jenis desain ini menjadi acuan pengembangan HTR yang lebih maju. Cina dan Afika Selatan mengacu pada desain HTR Jerman, sedangkan Jepang mengacu pada desain HTR Amerika Serikat. 1 Bahan bakar reaktor suhu tinggi merupakan senyawa keramik dari UO 2 atau campuran oksid (U-Th)O 2 yang berbentuk bola dengan diameter 0,5 mm. Adapun tujuan dari konsep pembuatan bahan bakar ini adalah untuk memperoleh satuan bahan bakar sekecil mungkin dan berupa partikel berlapis yang tidak saja harus dapat mengungkung produk fisi tetapi berfungsi pula sebagai moderator dengan adanya grafit, sehingga perbedaan suhu dalam bahan bakar kecil dan bahan bakar tidak Dapat dibaca di
2 R. Didiek Herhady, R. Sukarsono dan Busron Masduki menjadi mudah mengalami keretakan. Adapun partikel berlapis tersebut terdiri dari 2 macam bentuk, yakni BISO (bi structural isotropic) dan TRISO (tri structural isotropic). Bentuk BISO terdiri dari 2 atau 3 lapisan pirolitik karbida. Bentuk ini memiliki kelemahan yakni tidak mampu untuk mengungkung hasil fisi seperti Cs, Sr, Ag. Sedangkan bentuk TRISO terdiri dari 2-3 lapisan pirolitik karbida dan ditambah lagi lapisan silikon karbida (SiC). Bentuk TRISO seperti terdapat pada Gambar 1, mempunyai susunan sebagai berikut 1 1. Lapisan karbon pirolitik densitas rendah (PyC) Lapisan ini adalah lapisan yang terdalam yang mempunyai densitas rendah dan berpori sehingga dapat menampung gas hasil fisi dan mengatasi swelling akibat adanya produk fisi padat. 2. Lapisan karbon pirolitik dalam densitas tinggi (Inner Pyrolitic Carbida, IPyC) Adanya lapisan ini bertujuan untuk mengungkung tekanan gas fisi. 3. Lapisan silikon karbida (SiC) Lapisan ini bertujuan untuk mengungkung produk fisi yang sangat aktif gerakannya seperti Cs, Sr, Ag. Selain itu keramik SiC digunakan karena mempunyai suhu dekomposisi yang sangat tinggi yaitu 2100º C sehingga berfungsi sebagai penghalang mekanik dan kimia pada suhu tinggi. 4. Lapisan karbon pirolitik densitas tinggi (Outer Pyrolitik Carbida, OPyC) Lapisan ini bertujuan untuk penahan mekanik bahan bakar. Gambar 1. Desain bahan bakar partikel berlapis bentuk TRISO yang dikembangkan Republik Federal Jerman 1 Pembuatan uranium oksida bisa dilakukan melalui proses kimia basah yang biasa disebut proses sol gel. Beberapa proses sol gel yang telah dikembangkan diberbagai negara antara lain ORNL (Oak Ridge National Laboratory) dari Amerika, CNEN (Comitato Nazionale per l Energia Nucleare) dari Italia, KEMA (Keuring van Elektrotecnische Materialen at Arnhem) dari Belanda, KFA (Kernforschungsanlage) dari Jerman dan NUKEM (Nuclear Chemie und- Metallurgie GmbH) dari Jerman Barat. Pada proses emulsifikasi NUKEM, terdapat beberapa tahapan proses yaitu proses pembentukan emulsi, pembentukan butir gel, pencucian, pengeringan, kalsinasi, reduksi dan sintering. 2 Salah satu proses yang penting dalam pembuatan bahan bakar UO 2 adalah kalsinasi. Kalsinasi merupakan suatu bentuk perlakuan panas suhu tinggi. Dalam proses sol-gel emulsifikasi NUKEM, kalsinasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemanasan butiran gel uranium-pva-nh 3 (U-PVA-NH 3 ) hingga terbentuk senyawa uranium oksida (U 3 O 8 ). Dalam rangkaian pembuatan bahan bakar UO 2, kalsinasi dilakukan sebelum proses reduksi dan dilakukan dalam atmosfer udara. Tujuan dari kalsinasi adalah untuk menghilangkan semua zat yang tidak dibutuhkan dari dalam butiran gel (senyawa non uranil) serta untuk membentuk U 3 O 8. 3 Karakterisasi U 3 O 8 dapat dilakukan dengan mengamati beberapa karakteristik, diantaranya densitas, luas muka spesifik dan diameternya. Kualitas U 3 O 8 sangat ditentukan oleh kondisi-kondisi proses sebelum tahapan kalsinasi. Beberapa parameter proses kalsinasi yang dapat mempengaruhi kualitas U 3 O 8 yang dihasilkan diantaranya adalah ukuran gel U-PVA-NH 3 hasil proses gelasi & pengeringan, suhu dan waktu kalsinasi. Oleh sebab itu, akan dilakukan suatu penelitian untuk mendapatkan kondisi optimum proses kalsinasi dalam tungku jenis fluidized bed. Kalsinasi dalam tungku jenis fluidized bed mengandung pengertian bahwa kalsinasi terhadap gel U-PVA-NH 3 hasil gelasi dan pengeringan dilakukan dengan kondisi gel yang berada dalam tungku dalam keadaan dinamis karena aliran fluida (terfluidisasi). Parameter yang dipelajari adalah variasi suhu kalsinasi gel U-PVA- NH 3 hasil proses sol-gel emulsifikasi NUKEM (gelasi eksternal), untuk mendapatkan U 3 O 8 dengan kualitas yang baik yakni yang mempunyai densitas tinggi, ukuran sesuai standart porositas yang kecil. Kemudian menurut spesifikasi standart, misalnya untuk densitas teoritis U 3 O 8 8,39 g/cm 3. 4 Percobaan Bahan. Gel U-PVA-NH 3 hasil proses emulsifikasi NUKEM (gelasi eksternal), Aquadest dan CCl Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2(1), 2007
3 Pengaruh Suhu Kalsinasi Dalam Tungku Jenis Fluidized Bed terhadap Fisis Kernel U 3 O 8 Peralatan. Pinset, Loop/kaca pembesar, Cawan gelas, Wadah gelas untuk sample, Pignometer, Tissue, Kertas merang, Label, Gunting, Neraca analitik, Muffle tungku, Alat kalsinasi dengan tungku jenis fluidized bed., Mikroskop optik (Mo) Axiolab 150 Years-Zeiss, Surface Area Analyzer NOVA-1000, FTIR merk shimadzu type IR Prestige-21, Alat laboratorium yang lain. Metode. Penyiapan sampel. Sampel yang digunakan sebagai bahan dasar penelitian, telah dibuat sebelumnya dengan emulsifikasi NUKEM (gelasi eksternal) hingga tahap pengeringan gel. Sampel tersebut berupa gel U-PVA-NH 3 yang telah dikeringkan pada suhu 120ºC selama 4 jam. Kemudian dilakukan pemilihan dan pemilahan terhadap gel U-PVA-NH 3 Uji fungsi alat kalsinasi. Penentuan kenaikan suhu setting operasi kalsinasi. Kenaikan suhu operasi yang dicobakan adalah dengan kenaikan sebesar 50ºC dan 100º C pada operasi kalsinasi hingga suhu 500ºC. Parameter yang diamati adalah densitas U 3 O 8 yang dihasilkan Uji ketahanan tungku kalsinasi jenis fluidized bed. Pengujian dilakukan dengan cara mengoperasikan alat kalsinasi hingga mencapai suhu maksimum yang bisa dicapai oleh alat tersebut, dimana diketahui dari properties tungku yang digunakan, suhu maksimum yang bisa dicapai adalah sekitar 1400º º C. Uji fenomena fluidisasi. Pengujian dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu berapa besar kebutuhan berat sampel yang optimum untuk sekali operasinya dengan mempertimbangkan pula kebutuhan analisis. Setelah berat optimum ditentukan, Pengujian dilakukan dengan cara memvariasikan besarnya tekanan udara sehingga dapat dihasilkan peristiwa fluidisasi. Pemvariasian ini dilakukan dengan memvariasikan tinggirendahnya flotter dalam flowmeter. Terjadi atau tidaknya nya feomena fluidisasi dapat diamati melalui simulator yang dipasang dalam alat tersebut Kalsinasi dengan alat kalsinasi dengan tungku jenis fluidized bed. Kalsinasi dilakukan sesuai dengan kondisi proses yang telah disimpulkan dalam uji fungsi yang telah dilakukan. Proses kalsinasi dilakukan dengan atmosfer udara dari kompressor dengan variasi suhu 500, 600, 700, 800 dan 900ºC dan ditahan pada suhu tersetting tersebut selama 4 jam. Analisis sesudah proses kalsinasi. Analisis dilakukan dengan menentukan kondisi sampel sesudah dikalsinasi, yaitu analisis : densitas dengan metode pignometer, luas muka spesifik menggunakan Surface Area Analyzer NOVA-1000 dan pengukuran diameter dengan menggunakan Mikroskop optik (Mo) Axiolab 150 Years-Zeiz. Hasil dan Pembahasan Pengaruh Suhu Kalsinasi terhadap Densitas Kernel U 3 O 8. Penentuan densitas bahan bakar diperlukan karena banyaknya sifat-sifat dasar yang tergantung pada densitas antara lain : konduktivitas panas, elatisitas dan creep. Selain itu, densitas merupakan parameter penting yang menentukan terjadinya proses swelling bahan bakar dalam teras reaktor (in pile swelling). Penentuan densitas U 3 O 8 dilakukan dengan menggunakan pignometer (10 ml & 25 ml), aquadest dan CCl 4 sebagai pelarut. Pengaruh suhu kalsinasi terhadap densitas U 3 O 8 hasil kalsinasi dalam tungku jenis fluidized bed selama 4 jam ditunjukkan dalam Tabel.l Tabel 1. Pengaruh suhu kalsinasi selama 4 jam terhadap densitas U 3 O 8 Densitas, g/ml 6, , , , ,48794 Dari hasil tersebut ditunjukkan bahwa densitas U 3 O 8 pada suhu ºC semakin besar dengan densitas tertinggi diperoleh pada suhu kalsinasi 700ºC, lalu mengalami penurunan pada suhu 800ºC dan 900ºC. Penurunan densitas disebabkan karena pada pemanasan diatas 700ºC terjadi pembesaran pori. Dengan menggunakan tungku jenis fluidized bed, densitas U 3 O 8 dapat meningkat hingga 24% dari densitas yang dihasilkan pada penggunaan muffle tungku (pada suhu 500ºC). Jika dibandingkan dengan densitas teoritis U 3 O 8 yakni 8,39 g/ml 4 kedekatannya adalah 81,18 % untuk suhu kalsinasi 700ºC. Hasil yang diperoleh ini mirip dengan hasil kalsinasi dalam muffle tungku seperti yang telah dilaporkan oleh Damunir dkk. 3 (yang menyimpulkan bahwa kenaikan suhu kalsinasi dalam muffle tungku akan menaikkan densitas U 3 O 8. Dengan kenaikan suhu pemanasan, gel U-PVA-NH 3 yang dikalsinasi semakin mengalami pemampatan sehingga porositasnya berkurang. Sedangkan hubungan densitas dengan variasi suhu kalsinasi selama 4 jam ditunjukkan dalam Gambar.2 39
4 R. Didiek Herhady, R. Sukarsono dan Busron Masduki Densitas (g/ml) y = x x x R 2 = y = x x x R 2 = ( 0 C) Poly. () Gambar 2. Pengaruh variasi suhu kalsinasi selama 4 jam terhadap densitas U 3 O 8 Di samping itu, pemanasan pada tungku jenis fluidized bed akan memberikan pemanasan merata pada semua sisi sampel sehingga proses penghilangan air & ammonia yang terikat semakin cepat berjalan (optimum pada suhu 700ºC) dan dapat meningkatkan laju densifikasi (densification rate) sehingga densitasnya semakin tinggi bila dibandingkan pemanasan pada muffle tungku. Kernel U 3 O 8 yang mempunyai densitas tinggi diharapkan dapat menghasilkan UO 2 dengan densitas yang tinggi pula, hal ini dikarenakan semakin tinggi densitas U 3 O 8 semakin sedikit pori-pori yang harus dieliminasi atau dihilangkan saat direduksi. Densitas yang tinggi (mendekati densitas teoritis) sangat diperlukan sebagai syarat utama bahan bakar nuklir pada HTR. Dengan densitas yang tinggi akan mempunyai konduktivitas panas dan kemampuan menahan gas hasil fisi yang baik. Pengukuran luas muka spesifik, U 3 O 8 dilakukan dengan menggunakan Surface Area Analyzer NOVA-1000 buatan Quantachrome Corporation. Prinsip pengukuran ini didasarkan pada metode adsorbsi gas dengan gas N 2 (nitrogen) sebagai adsorbatnya. Pengaruh suhu kalsinasi terhadap luas muka spesifik U 3 O 8 hasil kalsinasi dalam tungku jenis fluidized bed selama 4 jam ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh suhu kalsinasi selama 4 jam terhadap luas muka spesifik U 3 O 8 Luas muka spesifik, m 2 /g Dari hasil tersebut, untuk luas muka spesifik U 3 O 8 yang dihasilkan dalam furnace jenis fluidized bed jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil kalsinasi dalam muffle furnace. Hasil kalsinasi dalam muffle furnace menunjukkan penurunan luas muka spesifik seiring dengan meningkatnya suhu kalsinasi, sedangkan hasil kalsinasi dalam furnace jenis fluidized bed relatif tetap, terutama pada rentang suhu 700 hingga 900ºC. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanasan diatas suhu 600ºC pada furnace jenis fluidized bed tidak terlalu mempengaruhi luas muka spesifik. Hasil analisis luas muka spesifik berkisar antara 4,54 5,36 m 2 /g sedangkan menurut laporan Zimmer, dkk.,1987 terjadi penurunan luas muka spesifik pada suhu ºC dan nilainya berkisar antara 2-30 m 2 /g. Perubahan luas muka spesifik menurut Damunir, dkk. 3 dipengaruhi oleh besarnya suhu oksidasi (kalsinasi) dan pori-pori U 3 O 8 yang terbentuk, dimana selama kalsinasi terjadi penguraian senyawa kimia didalam gel. Luas muka spesifik diperoleh dari perbandingan antara luas muka dengan berat sampel tersebut. Menurut Suryawan, dkk (2002), semakin besarnya suhu pemanasan terhadap gel akan menyebabkan semakin besar pula luas muka spesifik, hal ini disebabkan oleh berubahnya struktur molekul dan mampatnya gel. Menurut Lowell, dkk., (1979), pada dasarnya permukaan nyata zat padat tidak pernah memiliki bentuk yang sempurna dan teratur, hampir selalu ada celah dan retakan, rongga atau saluran yang menembus jauh kedalam, sehingga ini memberikan sumbangan pada luas permukaan dalam (internal). Retakan yang dangkal dan lekukan dilain pihak akan memberi sumbangan pada luas permukaan luar (eksternal). Demikian juga perubahan densitas dan diameter butir, dengan kenaikan suhu pemanasan, densitas gel semakin besar karena gel mengalami pemampatan sehingga porositasnya berkurang dan diameter butir makin kecil. Sedangkan hubungan luas muka spesifik dengan variasi suhu kalsinasi selama 4 jam ditunjukkan dalam Gambar 3. Luas muka spesifik (m 2 /g) y = x x x R 2 = y = x x x R 2 = y = x x x R 2 = ( 0 C) Luas muka spesifik (Zimmer, dkk, 1987) Poly. () Poly. (Luas muka spesifik (Zimmer, dkk, 1987)) Gambar 3. Pengaruh variasi suhu kalsinasi selama 4 jam terhadap Luas muka spesifik U 3 O 8 40 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2(1), 2007
5 Pengaruh Suhu Kalsinasi Dalam Tungku Jenis Fluidized Bed terhadap Fisis Kernel U 3 O 8 Diameter U 3 O 8 ditentukan dengan metode optis menggunakan Mikroskop Optik tipe Axiolab 150 Years-Zeiss. Diameter yang terukur merupakan diameter rata-rata dimana setiap sampel U 3 O 8 diambil 5 buah butir secara acak untuk diukur. Hasil rerata dari 5 pengukuran tersebut dianggap mewakili diameter U 3 O 8.. Pengaruh suhu kalsinasi terhadap diameter U 3 O 8 hasil kalsinasi dalam tungku jenis fluidized bed selama 4 jam ditunjukkan dalam Tabel.3. Tabel 3. Pengaruh suhu kalsinasi selama 4 jam terhadap diameter U 3 O 8 Diameter, μm Dari hasil tersebut ditunjukkan bahwa diameter U 3 O 8 semakin kecil seiring dengan meningkatnya suhu kalsinasi. Hal ini dikarenakan laju penyusutan (shrinkage rate) yang terjadi semakin tinggi. Penyusutan dimensi sebanding dengan banyaknya senyawa non uranil/bahan pengotor (air dan ammonia) yang dihilangkan selama kalsinasi. Selama proses kalsinasi, senyawa-senyawa organik akan terlepas dari dalam gel dan menyebabkan volumenya menyusut sehingga densitasnya menjadi lebih besar. Penyusutan ini mengakibatkan pengurangan dimensi/diameter, karena volume merupakan fungsi dari diameter. Hasil ini sesuai dengan hasil kalsinasi dalam muffle tungku seperti yang telah dilaporkan oleh Damunir, dkk. 3 yang menyimpulkan bahwa kenaikan suhu kalsinasi dalam muffle tungku akan menurunkan diameter U 3 O 8. Pengaruh suhu kalsinasi dalam variasi suhu kalsinasi selama 4 jam terhadap diameter U 3 O 8 ditunjukkan dalam Gambar 4. Diameter (mikro m) y = x x x R 2 = y = -7x x x R 2 = ( 0 C) Poly. () Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada proses kalsinasi diperoleh U 3 O 8 dengan suhu optimum 700ºC selama 4 jam dalam tungku jenis fluidized bed, dan memiliki spesifikasi : densitas = 6,81134 g/ml serta semakin tinggi suhu kalsinasi selama 4 jam dalam tungku jenis fluidized bed maka densitas U 3 O 8 cenderung semakin besar yang mendekati pada angka densiatas teoritis yaitu 8,39 g/ml, sedangkan pengaruh suhu mulai 500ºC sampai 900ºC terhadap luas muka spesifik cenderung relatif tetap dan begitu juga terhadap diameter U 3 O 8 cenderung semakin kecil ( menurun ) Pustaka 1. Anis, R. Pengaruh Suhu Kalsinasi Dalam Tungku Jenis Fluidized Bed Terhadap Kualitas Kernel U 3 O 8, Skripsi, Jurusan Tenik Fisika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sukarsono, Wardaya, Wasito, B., Suryawan, I. Perbandingan Jalur Pembuatan Bahan Bakar Kernel UO2 melalui Proses Rekayasa Sendiri dan Proses KEMA, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, P3TM-BATAN, Yogyakarta Juli, Damunir; Herhady, D.; Sukarsono. Pengaruh Kondisi Kolom Gelasi Eksternal terhadap Fisis Kernel U3O8, Prosiding Seminar Nasional ke-10 Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir, BATAN Serpong, Jakarta 7 Desember Galkin, N.P.; Sudarikop, B.N. Technology of Uranium, Atomizdat Moskva, Israel Program for Scientific Translation, Jerussalem, Bairot, H., 1969, Sol-Gel Process for Ceramic Nuclear Fuels, Vienna 6. Cook, P., Weston, R., 2004, BNFL: Nuclear Reactor Fuel BNES Young Generation Network Reactor Seminar, Harwell, March. 7. Galkin, N.P., Sudarikop, B.N., 1966, Technology of Uranium, Atomizdat Moskva, Israel Program for Scientific Translation, Jerussalem. 8. Herutomo, B., 1998, Teknologi Proses Pembuatan Bahan Bakar reactor Temperatur Tinggi: Pembuatan Kernel UO2, Urania No.14/Tahun IV, Pusat Elemen Bahan Nuklir (PEBN) BATAN, Serpong. 9. Hidayati, 1999, Kerapatan, Luas Permukaan dan Porositas,, Pelatihan Sistem Kontrol Proses P3TM- UNIBRAW, P3TM-BATAN, Yogyakarta September. 10. Rubahman, 1985, Perancangan Pesawat Proses Berdasarkan Teori Fluidisasi, Kursus Teknologi Bahan Nuklir I, PEBMI-BATAN, Yogyakarta. Gambar 4. Pengaruh variasi suhu kalsinasi selama 4 jam terhadap diameter U 3 O 8 41
PENGARUH KONSENTRASI MEDIA NH 4 OH TERHADAP BENTUK FASE GEL DAN KARAKTERISASI SETELAH PEMANASAN
ISSN 14106957 Akreditasi No. 129/AkredLIPI/P2MBI/06/2008 PENGARUH KONSENTRASI MEDIA NH 4 OH TERHADAP BENTUK FASE GEL DAN KARAKTERISASI SETELAH PEMANASAN Indra Suryawan, Sri Rinanti Susilowati Pusat Teknologi
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi
BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri
Lebih terperinciStudi Efek Geometri Terhadap Performa Bahan Bakar Pebble Bed Reactor
Studi Efek Geometri Terhadap Performa Bahan Bakar Pebble Bed Reactor Ginanjar 1,a), M. Nurul Subkhi 2,b), Dwi Irwanto,c) dan Topan Setiadipura,d) 1,2 Laboratorium Fisika Nuklir dan Energi, Kelompok Keilmuan
Lebih terperincilogo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT
B.48 logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT Ir. Moch. Setyadji, MT. Prof. Drs. Sahat Simbolon, M.Sc. Drs. Damunir Aryadi, ST. Wijiono, SP.
Lebih terperinciOPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR).
ISSN 1411 240X Optimasi Geometri Teras Reaktor... (Mega Agustina) OPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR) Mega Agustina,
Lebih terperinciAnalisis Distribusi Suhu Aksial Teras Dan Penentuan k eff PLTN Pebble Bed Modular Reactor (PMBR) 10 MWE Menggunakan Metode MCNP 5
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 12, No. 3, Juli 2010, hal 85-90 Analisis Distribusi Suhu Aksial Teras Dan Penentuan k eff PLTN Pebble Bed Modular Reactor (PMBR) 10 MWE Menggunakan Metode MCNP 5 Agung
Lebih terperinciJURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.1, 2016, hal Kinetika Kalsinasi Seria Zirkonia dari Proses Gelasi Eksternal
16 JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.1, 2016, hal. 16-22 Journal homepage: http://journal.ugm.ac.id/jrekpros Kinetika Kalsinasi Seria Zirkonia dari Proses Gelasi Eksternal Fera Wahyuningsih 1*, Wahyudi
Lebih terperinciANALISIS KORELASI RESONANCE INTEGRAL DAN TEMPERATUR KELUARAN PAKET PROGRAM V.S.O.P PADA REAKTOR HTGR PEBBLE BED
ANALISIS KORELASI RESONANCE INTEGRAL DAN TEMPERATUR KELUARAN PAKET PROGRAM V.S.O.P PADA REAKTOR HTGR PEBBLE BED Khairina Natsir 1), Elfrida Saragi 2), Nursinta Adi Wahanani 3) 1,2,3) Bidang Komputasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi energi listrik dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam hal ini industri memegang peranan penting dalam kenaikan konsumsi listrik dunia. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa mendatang penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi harus dikurangi karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan dampak
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI KERNEL URANIUM KARBIDA OKSIDA (UCO)
J. Tek. Bhn. Nukl. SINTESIS DAN KARAKTERISASI KERNEL URANIUM KARBIDA OKSIDA (UCO) Damunir Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta (Diterima 8 April 2008, disetujui 15 Oktober 2008)
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN. 100 ISSN Sri Rinanti Susilowati, dkk.
100 ISSN 0216-3128 Sri Rinanti Susilowati, dkk. PENGARUH KONSENTRASI POLIVINIL ALKOHOL (PVA) DAN KEASAMAN URANIL NITRAT (UN) DENGAN PENSTABIL TETRA HIDRO FURFURAL ALKOHOL (THFA) TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBUATAN LARUTAN SOL URANIUM PADA PROSES GELASI EKSTERNAL
PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBUATAN LARUTAN SOL URANIUM PADA PROSES GELASI EKSTERNAL Sri Widiyati, Ratmi Herlani, Triyono -BATAN, Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 Yogyakarta, e-mail : ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit pelet CSZ-Ni
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )
ISSN 85-4777 Pengaruh Temperatur, Waktu Oksidasi dan Konsentrasi ZrO Terhadap Densitas, Luas Permukaan dan Rasio O/U Hasil Reduksi (U 3O 8+ ZrO ) (Sigit, Ghaib Widodo, Haryono SW, Supardjono M, Nurwidjajadi)
Lebih terperinciPENGARUH PEMANASAN KERNEL UO2 DALAM MEDIUM GAS ARGON TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL UO2 SINTER
ISSN 0852-4777 PENGARUH PEMANASAN KERNEL UO2 DALAM MEDIUM GAS ARGON TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL UO2 SINTER Damunir, Sri Rinanti Susilowati, Ariyani Kusuma Dewi Pusat Sains Dan Teknologi Akselerator - BATAN
Lebih terperinciPENGARUH SUHU REDUKSI PADA PEMBVATAN KERNEL VOz DENGAN METODE GELASI INTERNAL
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan PENGARUH SUHU REDUKSI PADA PEMBVATAN KERNEL VOz DENGAN METODE GELASI INTERNAL Hidayati PI/sal Teknologi Akseleralor
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciREAKTOR PENDINGIN GAS MAJU
REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang
Lebih terperinciStudi Sensitivitas Ketinggian Teras Reaktor dalam Desain Htr Pebble Bed
Studi Sensitivitas Ketinggian Teras Reaktor dalam Desain Htr Pebble Bed Zuhair Abstrak: HTR pebble bed adalah reaktor temperatur tinggi berbahan bakar pebble dan berpendingin gas helium dengan teras densitas
Lebih terperinciPENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE
PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE EDY SULISTYONO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR ( PTBN ), BATAN e-mail: edysulis@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH
Lebih terperinciPENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012
PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM LARUTAN URANIL NITRAT DAN PANJANG JARUM PENETES TERHADAP BENTUK FISIK GEL PADA PROSES GELASI EKSTERNAL DENGAN PENSTABIL THFA Sri Rinanti Susilowati, Ratmi Herlani, Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau diubah ke dalam bentuk cair atau gas.
Lebih terperinciEVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA ABSTRAK
ISSN 14106957 EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPBBATAN YOGYAKARTA Hidayati, Sri Rinanti Susilowati, R. Didiek Herhady Pustek Akselerator dan Proses BahanBATAN, Yogyakarta
Lebih terperinciEVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
Hidayati, dkk. ISSN 0216 3128 231 EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPBBATAN YOGYAKARTA Hidayati, Sri Rinanti Susilowati, R. Didiek Herhady Pusat Teknologi Akselerator dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH KARBONISASI LARUTAN SOL PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP KUALITAS KERNEL OKSIDA URANIUM
96 ISSN 0216-3128 Damunir, Sukarsono PENGARUH KARBONISASI LARUTAN SOL PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP KUALITAS KERNEL OKSIDA URANIUM Damunir, Sukarsono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011
PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DAN WAKTU PERENDAMAN DALAM TCE TERHADAP LUAS MUKA, JARI- JARI RERATA DAN VOLUME TOTAL PORI KERNEL U 3 O 8 PADA GELASI INTERNAL Sri Rinanti Susilowati, Hidayati BATAN, Babarsari
Lebih terperinciPENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR
Penetapan Parameter Proses Pembuatan Bahan Bakar UO 2 Serbuk Halus yang Memenuhi Spesifikasi Bahan Bakar Tipe PHWR (Abdul Latief) PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG
Lebih terperinciTeknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY
Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di dalam negri saat ini, maka banyak penelitian
Lebih terperinciRISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR
RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR RINGKASAN Selama beropersinya reaktor nuklir, pelet bahan bakar mengalami iradiasi neutron pada suhu tinggi dan memproduksi produk fisi. Akibatnya pelet
Lebih terperinciNomor 36, Tahun VII, April 2001
Nomor 36, Tahun VII, April 2001 Mengenal Proses Kerja dan Jenis-Jenis PLTN Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir
Lebih terperinciSTUDI SENSITIVITAS KETINGGIAN TERAS REAKTOR DALAM DESAIN HTR PEBBLE BED ABSTRAK
STUDI SENSITIVITAS KETINGGIAN TERAS REAKTOR DALAM DESAIN HTR PEBBLE BED Zuhair, Rokhmadi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK STUDI SENSITIVITAS KETINGGIAN TERAS REAKTOR DALAM DESAIN
Lebih terperincibesarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?
OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di
24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),
Lebih terperinciPEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR
PENGENALAN (PLTN) PEMBANGKIT L STR KTENAGANUKLTR I _ Sampai saat ini nuklir khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang seperti industri, kesehatan, pertanian, peternakan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.
EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN Rizki Budi Rahayu 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa negara-negara di dunia selalu membutuhkan dan harus memproduksi energi dalam jumlah yang
Lebih terperinciPROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK
PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan
Lebih terperinci3 Metodologi penelitian
3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.
10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL UMP AN BUTIRAN BOLA (NH4)zUZ07.(CzH40)z DAN WAKTU KALSINASI TERHADAP DENSIT AS U308
PROSDNG SEMNAR NASONAL PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLR Pusat Teknologi Akslerator don Proses Bahan PENGARUH TEBAL UMP AN BUTRAN BOLA (NH4)zUZ07.(CzH40)z DAN WAKTU KALSNAS TERHADAP DENST AS U308
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
19 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 8 bulan, dimulai bulan Juli 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biofisika
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP DEGRADASI GRAFIT OLEH AIR INGRESS PADA TERAS RGTT200K.
ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP DEGRADASI GRAFIT OLEH AIR INGRESS PADA TERAS Sumijanto Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Gd 80 Serpong Tangsel 15310 Tlp: 021
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara
BAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara Batubara merupakan bahan bakar padat organik yang berasal dari batuan sedimen yang terbentuk dari sisa bermacam-macam tumbuhan purba dan menjadi padat disebabkan tertimbun
Lebih terperinciDESAIN TERAS DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS HTR-PBMR PADA DAYA 50 MWe DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SRAC2006
DESAIN TERAS DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS HTR-PBMR PADA DAYA 50 MWe DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SRAC2006 Bima Caraka Putra 1, Yosaphat Sumardi 1, Yohannes Sardjono 2 1 Program Studi Fisika,Jurusan pendidikan
Lebih terperinciPEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3
Lebih terperinciKARAKTERISASI INDEKS SINTERING, MIKROSTRUKTUR DAN MORFOLOGI KERNEL UO 2 HASIL SINTERING SECARA FLUIDISASI
KARAKTERISASI INDEKS SINTERING, MIKROSTRUKTUR DAN MORFOLOGI KERNEL UO 2 HASIL SINTERING SECARA FLUIDISASI Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jl. Babarsari P.O. Box 1008 Yogyakarta 55010
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2
J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1, Hal.: 21-28 ISSN 1978-1873 PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2 Kartika Sari 1, *, Tri Yulianto 2, Novi Eka Setyawan 1 1 Prodi Fisika,
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Bahan Bakar Reaktor Tipe HTGR Sebagai Penghalang Produk Fisi
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Laman Jurnal: jurnal.batan.go.id/index.php/jpen Analisis Kinerja Bahan Bakar Reaktor Tipe HTGR Sebagai Penghalang Produk Fisi Erlan Dewita*, Siti Alimah Pusat Kajian Sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas diagram alir proses penelitian, peralatan dan bahan yang digunakan, variabel penelitian dan prosedur penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized
Lebih terperinci2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS REAKTOR PLTN (Yopiter L.A.Titi, NRP:1114201016, PascaSarjana Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya) 1. Pendahuluan Nuklir
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Anorganik Program Studi Kimia ITB. Pembuatan pelet dilakukan di Laboratorium Kimia Organik dan di Laboratorium Kimia Fisik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat
28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera memikirkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciPERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP
PERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP Uswatun Chasanah 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciDefinisi PLTN. Komponen PLTN
Definisi PLTN PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil ini semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang sangat tinggi pada saat ini menimbulkan suatu pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu mengurangi pemakaian bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciAnalisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)
Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik
Lebih terperinciPENGARUH ADITIF UREA DAN HMTA SERTA TEMPERATUR DAN WAKTU REDUKSI TEHADAP SPESIFIKASI KERNEL UO 2
Pengaruh Aditif Urea dan HMTA Serta Temperatur dan Waktu Reduksi Terhadap Spesifikasi Kernel UO 2 (Damunir ) PENGARUH ADITIF UREA DAN HMTA SERTA TEMPERATUR DAN WAKTU REDUKSI TEHADAP SPESIFIKASI KERNEL
Lebih terperinciAnalisis netronik 3-D tentang Skenario SUPEL pada BWR
1 DESKRIPSI RISET I (Daur Ulang Secara Langsung Limbah Nuklir dengan Metode SUPEL Menuju Zero Release Waste) 1.1 Deskripsi singkat Kebutuhan energi global yang terus meningkat menjadi salah satu pendorong
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PARTIKEL BAHAN BAKAR BERLAPIS UNTUK REAKTOR VHTR
Pengembangan Partikel Bahan Bakar Berlapis untuk Reaktor VHTR (Erlan Dewita) PENGEMBANGAN PARTIKEL BAHAN BAKAR BERLAPIS UNTUK REAKTOR VHTR Erlan Dewita Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jl.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di Laboratorium Fisika Material Universitas Lampung, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciEKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam
EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA PURWADI KASINO PUTRO
TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA B. 70 PURWADI KASINO PUTRO SERPONG, 2012 LATAR BELAKANG Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciEFEK MODEL KISI HEKSAGONAL DALAM PERHITUNGAN FAKTOR MULTIPLIKASI BAHAN BAKAR RGTT
Suwoto, dkk. ISSN 0216-3128 47 EFEK MODEL KISI HEKSAGONAL DALAM PERHITUNGAN FAKTOR MULTIPLIKASI BAHAN BAKAR RGTT Suwoto, Zuhair, Maman Mulyaman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN, Kawasan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme
Lebih terperinciPENGARUH PEPTISASI LARUTAN SOL URANIA PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL UO 2
Damunir, dkk. ISSN 0216-3128 47 PENGARUH PEPTISASI LARUTAN SOL URANIA PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL UO 2 Damunir dan Moch.Setyadji Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar yang berasal dari fosil dari tahun ke tahun semakin meningkat, sedangkan ketersediaannya semakin berkurang
Lebih terperinciKARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK Slamet P dan Yatno D.A.S. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN KONSENTRASI AMONIAK SEBAGAI MEDIUM AGING PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP DIAMETER GEL ADU DAN KERNEL U 3 O 8
PENGARUH WAKTU DAN KONSENTRASI AMONIAK SEBAGAI MEDIUM AGING PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP DIAMETER GEL ADU DAN KERNEL U 3 O 8 Ratmi Herlani, Sri Widiyati, Sri Rinanti S -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2
Lebih terperinciPENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI
PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA
Lebih terperinci2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar
- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciBERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR
BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR RINGKASAN Beberapa tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR), Reaktor Air Tekan Rusia (VVER),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Memperoleh energi yang terjangkau untuk rumah tangga dan industri adalah aktivitas utama pada masa ini dimana fisi nuklir memainkan peran yang sangat penting. Para
Lebih terperinciPENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER
PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER Banawa Sri Galuh, Asminar, Rahmiati ABSTRAK PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Penimbangan Serbuk Alumunium (Al), Grafit (C), dan Tembaga (Cu) Pencampuran Serbuk Al dengan 1%Vf C dan 0,5%Vf Cu Kompaksi 300 bar Green Compact
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU DAN SUHU TERHADAP PEMBENTUKAN U 3 O 8 PADA PROSES KALSINASI UO 3 DENGAN SIMULASI MATLAB
Ariyani K Dewi, dkk. ISSN 0216-3128 171 PENGARUH VARIASI WAKTU DAN SUHU TERHADAP PEMBENTUKAN U 3 O 8 PADA PROSES KALSINASI UO 3 DENGAN SIMULASI MATLAB Ariyani Kusuma Dewi dan Moch. Setyadji Pusat Teknolgi
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciStudi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier
Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier Nur Aklis 1, M.Akbar Riyadi 2, Ganet Rosyadi 3, Wahyu Tri Cahyanto 4 Program Studi Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
Lebih terperinciSigma Epsilon, ISSN
VALIDASI PROGRAM VSOP PADA PERHITUNGAN DISTRIBUSI TEMPERATUR BAHAN BAKAR RGTT200K KONDISI TUNAK Sudarmono Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI PROGRAM VSOP PADA PERHITUNGAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak keuntungan seperti: 1)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinci