ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN. 100 ISSN Sri Rinanti Susilowati, dkk.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN. 100 ISSN Sri Rinanti Susilowati, dkk."

Transkripsi

1 100 ISSN Sri Rinanti Susilowati, dkk. PENGARUH KONSENTRASI POLIVINIL ALKOHOL (PVA) DAN KEASAMAN URANIL NITRAT (UN) DENGAN PENSTABIL TETRA HIDRO FURFURAL ALKOHOL (THFA) TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL U 3 O 8 HASIL PROSES GELASI Sri Rinanti Susilowati, Sutarni, Ratmi Herlani, Endang Nawangsih Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI POLIVINIL ALKOHOL (PVA) DAN KEASAMAN URANIL NITRAT (UN) DENGAN PENSTABIL TETRA HIDRO FURFURAL ALKOHOL (THFA) TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL U 3 O 8 HASIL PROSES GELASI. Telah dilakukan penelitian pengaruh konsentrasi PVA dan keasaman UN dengan penstabil THFA terhadap sifat fisis kernel U 3 O 8 hasil proses gelasi. Kernel U 3 O 8 dibuat dengan proses gelasi eksternal menggunakan uranil nitrat dengan variasi konsentrasi keasaman larutan UN dan konsentrasi PVA dalam larutan sol sebagai larutan umpan. Pembuatan sol diawali dengan pelarutan PVA dalam air dengan variasi konsentrasi, kemudian ditambah uranil nitrat, THFA dengan volume tertentu, diaduk dan dipanaskan pada suhu 70 o C sampai homogen. Larutan sol diteteskan ke dalam medium gelasi yang berisi larutan NH 4 OH dalam kolom setinggi 1m pada suhu kamar. Gel yang dihasilkan direndam dalam NH 4 OH 7M kemudian dicuci dengan NH 4 OH encer kemudian isopropyl alkohol lalu dikeringkan dalam suhu kamar selama 48 jam serta dipanaskan pada suhu 100 o C. Setelah dikeringkan dilakukan proses kalsinasi pada suhu 600 o C dengan kenaikan suhu secara bertahap. Dari variasi PVA kebulatan gel ADU yang baik diperoleh dari konsentrasi PVA 1,6-2,0g/20mLsol dengan diameter gel 2,09-2,25mm, sedangkan pada variasi konsentrasi keasaman UN gel yang terbaik diperoleh dari konsentrasi keasaman 0,05; 0,1 dan 0,794 N dengan diameter gel 1,94-2,23 mm. Pada proses kalsinasi kernel U 3 O 8 yang terbaik diperoleh dari konsentrasi PVA 1,8g/20mL sol dengan keasaman larutan UN 0,05,; 0,100 dan 0,794 N atau pada ph 0,1; 1,0 dan 1,3 kerapatan yang dihasilkan 5,155-5,506g/cm 3. Kata kunci :penstabil, sol gel, kalsinasi, kebulatan, kerapatan ABSTRACT INFLUENCE OF POLIVINYL ALCOHOL (PVA) CONCENTRATION AND ACIDIC OF URANYL NITRIC WITH TETRA HYDROFURFURAL ALCOHOL (THFA) STABILIZER ON THE PHYSICAL CHARACTERISTIC OF U 3 O 8 KERNEL PRODUCED BY GELATION PROCESS. The influence of PVA concentration and acidic of uranyl nitrate with THFA stabilizer on physical characyteristic of U 3 O 8 kernel produced by gelation process was carried out. Kernel of U 3 O 8 was made by external gelation process use of uranyl nitrate where acidic of uranyl nitrate and PVA concentration were varied as a feed solution. Concetrations of PVA solution in water were varied first, then uranyl nitrate and THFA in certain volume were added, mixed and heated on temperature 70 o C until homogen condition. Sol solution was dropped into gelation media of NH 4 OH in the 1 m column in room temperature. Gel found was put into NH 4 OH 7M and then was washed with dilute NH 4 OH and with isopropyl alcohol and then dried in room temperature for 48 hours then was heated in temperature 100 o C. Calcination process in 600 o C temperature was done after drying process where the temperature was increased step by step. It was found that sphericity of good ADU was gel from PVA of g/20mL with gel diameter of mm and it was found that good gel acidic concentration of uranyl nitrate of 0.05; 0.1 dan N with gel diameter mm. In calcination process the best U 3 O 8 kernel was found from PVA concentration of 1.8g/20mL, acidic sol of uranyl nitrate solution of 0.05,; dan N or ph of the solution of 0.1; 1.0 dan 1.3, the density found was g/cm 3. Key word: stabilizer, sol gel, calcination, sphericity, density PENDAHULUAN R eaktor Suhu Tinggi atau RST merupakan salah satu reaktor yang sangat menguntungkan. Sangat menguntungkan karena ekonomis, mempunyai keselamatan yang handal, sampah yang dihasilkan minimal, dan memungkinkan untuk dibangun di Indonesia terutama di daerah-daerah terpencil yang membutuhkan energi listrik tidak begitu besar ( MWE). Selain menghasilkan listrik, panas tinggi sebagai hasil samping pada operasi Reaktor Suhu Tinggi dapat digunakan untuk industri kimia yang lain, misalnya untuk desalinasi air laut, gasifikasi batubara, produksi

2 Sri Rinanti Susilowati, dkk. ISSN hydrogen, maupun proses industri kimia lain yang memerlukan panas (1). Bahan bakar RST berupa partikel terlapis dengan lapisan BISO (dua lapisan) maupun TRISO (tiga lapisan) coated particle yang telah dipres menjadi bentuk bola dalam matrik grafit atau dipres dengan desain blok prismatik. Partikel terlapis adalah kernel yang telah dilapis dengan SiC(silica carbida) dan PyC (pyrocarbon) atau ZrC (zircon carbida). Lapisan tersebut terutama berfungsi untuk menahan tekanan maupun hasil fisi yang dihasilkan saat reaktor beroperasi. Sebagai inti dari partikel berlapis bisa berupa kernel UO 2, campuran (Th-U)O 2, Uranium carbide atau campuran (U- Pu)O 2 (3). Gambar 1. Bentuk elemen bahan bakar pebble bed (a) dan blok prismatik (b). Desain elemen bakar tersebut mempunyai kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Secara garis besar, proses pembuatan elemen bakar RST bentuk bola dengan inti kernel UO 2, (Th- U)O 2, UCO maupun (U-Pu)O 2 dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu pembuatan kernel, pelapisan kernel dan pembentukan elemen bakar bentuk bola dalam matrik grafit. Sedangkan bentuk pelet dengan bahan kernel UO 2 dibentuk dari bahan kernel UO 2 dengan ukuran tertentu yang dipres pada suhu dan tekanan tertentu (2) Proses gelasi eksternal banyak dikembangkan untuk membuat kernel UO 2 berdasarkan prinsip difusi NH 3 ke dalam tetesan sol sehingga sol mengendap dan membentuk butiran gel. Pengendapan gel dilakukan dengan meneteskan sol ke dalam kolom yang berisi NH 4 OH maka gas NH 3 akan terdifusi ke dalam permukaan tetesan sol sehingga permukaan tetesan sol mengeras membentuk polimer Amonium Diuranat Polivinil Alkohol (PVA), sambil melepaskan molekul air, dengan reaksi sebagai berikut: (5) [(UO 2 )(C 2 H 2 OH) 2n ] + 4NH 4 OH [(UO 2 )(NH 3 ) 4 (C 2 H 2 OH) 2n ] (Gel U-PVA) + 4H 2 O Sol yang terbentuk kemudian ditambah dengan zat aditif tertentu untuk mempertahankan bentuk butiran pada saat proses gelasi. Zat aditif yang biasa digunakan antara lain: methocel, tetrahidrofurfural alcohol (4-HF), dextran, polivinil alkohol (PVA) (5) Pembentukan gel tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti banyaknya konsentrasi uranium dan polivinil alkohol yang digunakan serta metodologi penetesan sol. Jika jumlah PVA yang digunakan besar dan konsentrasi uranium kecil akan terjadi kenaikan viskositas, larutan sol akan sulit digelasikan dalam larutan medium ammonium hidroksida, akibatnya gel yang terbentuk tidak baik. Jika jumlah PVA yang digunakan sedikit sedangkan kadar uraniumnya banyak maka pencampurannya tidak sempurna, akibatya reaksi pembentukan gel akan banyak mengalami kegagalan, misalnya gel yang terbentuk tidak baik (lonjong). Demikian juga pada proses kalsinasi pada suhu tinggi gel akan mudah pecah. (4) Contoh reaksi pembuatan U 3 O 8 adalah sebagai berikut : C C 9 (NH 4 ) 2 U 2 O 7 (s) 6U 3 O 8(s) + 14NH 3(g) + 15H 2 O (g) + 2N 2(g) Kernel U 3 O 8 akan mengalami kerusakan menjadi serbuk oksida U 3 O 8. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan sifat fisis butiran gel dan oksida U 3 O 8 di atas dan juga kualitas bahan bakar kernel UO 2 yg dihasilkan nantinya, seperti densitas, luas muka, morfologi, ukuran butir dan lain-lain. (4) TATA KERJA Bahan Serbuk UO 3 hasil proses di P 3 TM BATAN, HNO 3, H 2 SO 4, TiCl 3 kristal, FeCl 3 kristal, Barium difenilsulfonat kristal, Asam sulfamat kristal, Larutan Titrisol K 2 Cr 2 O 7 0,1 N, Air bebas mineral, Polivinyl Alkohol, THFA (Tetra Hidrofurfural Alkohol), Amonia, n Propanol.

3 102 ISSN Sri Rinanti Susilowati, dkk. Serbuk UO 3 /U 3 O 8 Larutan HNO 3 7 N Penambahan PVA+THFA Prenetralisasi Pelarut Larutan UN Penambahan Zat Aditif pada ±70 o C Analisis Konsentrasi U Analisis perbandingan mol NO 3 - /U Gelasi ekternal dalam medium NH 4 OH pada suhu kamar Pencucian dan perendaman dalam larutan NH 4 OH 2,5 %, n-propanol pada suhu kamar Analisis Kondisi Fisik Butiran (warna, bentuh, keutuhan) Pengeringan bertahap Suhu kamar 24 jam, 100 o C 2 jam Kalsinasi pada suhu ±600 o C selama 2 jam Analisis Kerapatan, Porositas, Luas Permukaan, Volume Total Pori, Jarijari Rerata Kernel U 3 O 8 Gambar.2. Diagram alir proses gelasi eksternal Alat Neraca analitik, seperangkat alat untuk proses gelasi, cawan porselin, kertas saring, termometer, pengaduk magnet, muffle furnace, piknometer, kertas ph, sendok tanduk, pipet mikro, seperangkat alat gelas, oven, hot plate. Cara Kerja Pembuatan Larutan UN (Uranyl Nitrat) Serbuk ADU dihaluskan kemudian, dikalsinasi pada suhu 400 o C sehingga menjadi serbuk UO 3. Ditimbang sejumlah tertentu serbuk UO 3 dengan neraca analitik. Diambil larutan HNO 3 7 N sejumlah tertentu dengan pipet volume kemudian dimasukkan dalam beker gelas dan dipanaskan pada suhu 60 o C dalam almari asam sambil diaduk. Serbuk UO 3 dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam larutan HNO 3 itu sambil terus menerus diaduk dan dipanaskan pada suhu 60 o C. Setelah larut kemudian disaring untuk menghilangkan pengotor maupun sisa endapan yang tidak larut. Larutan UN dianalisis kadar uranium dan keasaman dengan metode titrimetri serta analisis perbandingan mol NO - 3 /U. Proses Gelasi Eksternal PVA ditimbang sebanyak 1,6 gr dengan menggunakan neraca analitik kemudian dilarutkan dalam 20 ml ABM dengan menggunakan beaker glass dan diaduk serta dipanaskan pada suhu 70 o C 90 o C. Setelah PVA larut, ditambahkan sejumlah UN sesuai dengan kadar uranium yang diinginkan yang telah dinetralisasi dengan NH 4 OH. Ditambahkan sejumlah zat aditiv THFA, kemudian diaduk dan dipanaskan pada suhu 70 o C selama 30 menit, kemudian didiamkan selama 2 jam. Larutan sol diteteskan dalam kolom gelasi setinggi 1 m yang berisi medium NH 4 OH. Gel yang terbentuk direndam dalam NH 4 OH 7M. kemudian dicuci dengan NH4OH encer dan n-propanol. Proses Pengeringan Proses pengeringan ini dilakukan selama 2 kali, yaitu pengeringan pada suhu kamar dan pengeringan menggunakan oven. Pengeringan pertama yang dilakukan adalah pengeringan pada suhu kamar. Butiran gel ADU dikeringkan terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2 hari. Setelah itu dikeringkan pada oven pada suhu 100 o C secara bertahap, yaitu 50 o C selama 1 jam kemudian 70 o C selama 1 jam dan 100 o C selama 2 jam.

4 Sri Rinanti Susilowati, dkk. ISSN Proses Kalsinasi Butiran-butiran gel kering diletakkan pada cawan porselin atau krus porselin yang tahan panas tinggi kemudian dimasukkan dalam muffle furnace. Kemudian panaskan secara bertahap, yaitu 100 o C selama 1 jam, 200 o C selama 1 jam, 300 o C selama 1 jam, 400 o C selama 1 jam, 500 o C selama 1 jam, 600 o C selama 1 jam kemudian 700 o C selama 2 jam. Setelah mencapai suhu 700 o C selama 2 jam tersebut, pemanasan dimatikan dan dibiarkan dingin sampai suhu kamar, selanjutnya dilakukan proses pengamatan fisik dan analisis. Analisis Kerapatan Kernel U 3 O 8 Piknometer dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 100 o C selama 2 jam. Setelah dikeringkan, piknometer kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik, kemudian diisi ABM sampai penuh tanpa ada gelembung udara dan ditimbang lagi. Volume piknometer dapat dketahui dengan cara : m2 m1 Volume piknometer = ρ CCl4 m 1 : massa piknometer kosong m 2 : massa piknometer yang berisi ABM ρ CCl 4 : massa jenis CCl 4 pada suhu ruangan. a. Piknometer kosong dan kering diisi dengan butiran U 3 O 8 kemudian ditimbang. Berat Butiran U 3 O 8 = m 3 m 1 m 3 : massa piknometer yang berisi butiran U 3 O 8 b. Piknometer yang berisi butiran U 3 O 8 diisi dengan CCl 4 sampai penuh kemudian ditimbang. Berat CCl 4 m 4 m 1 m 4 : massa piknometer yang beriisi butiran U 3 O 8 dan CCl 4 Kerapatan dapat dihitung menggunakan cara : Volume CCl 4 = Berat CCl ρ CCl4 Volume butiran=volume piknometer Volume CCl4 BeratButiran Kerapatan butiranu 3 O 8 = ( g / L) VolumeButiran HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Larutan Uranil Nitrat Pembuatan Uranil Nitrat (UN) dalam penelitian ini dilakukan dengan melarutkan serbuk UO 3 dengan berat tertentu dalam HNO 3 7N pada volume tertentu, kemudian diaduk serta dipanaskan pada suhu 60 o C. Larutan UN dianalisis kadar Uranium dan keasaman dengan metode titrimeri 4 dan analisis ph menggunakan ph meter. Larutan uranil nitrat yang diperoleh dengan kadar U tinggi namun keasaman rendah. Hasil pembuatan uranil nitrat dapat dilihat di Tabel 1. Tabel 1.Larutan uranil nitrat hasil pelarutan UO 3 No. ph Keasaman (N) Kadar U (g/l) 1 1,3 0, , ,1 0, , , Dari data Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada keasaman rendah, ph tinggi diperoleh larutan UN dengan kadar tinggi yaitu 833g/L. Pada keasaman yang relatif tinggi 1,5 N dan ph -0,2 kadar uranium uranil nitrat 404g/L. Sehingga berdasarkan data dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa dengan keasaman yang semakin rendah maka kadar uraniumnya semakin tinggi. Namun untuk pembuatan larutan uranil nitrat dengan kadar uranium tinggi dengan keasaman yang semakin rendah waktu yang dibutuhkan semakin lama serta suhunya jangan melebihi 60 o C karena dapat menyebabkan terjadinya endapan putih yang sukar larut. Pembuatan Sol Ditimbang 0,6g PVA, kemudian dilarutkan dalam 20 ml ABM diaduk serta dipanaskan pada suhu 70 0 C 90 0 C. Setelah PVA larut, ditambahkan ADUN dengan volume tertentu agar nantinya sol mempunyai kadar uranium 200g/L kemudian diaduk dan dipanaskan pada suhu 70 0 C selama 1 jam. Larutan kemudian ditambahkan 0,5 ml THFA, kemudian diaduk dan dipanaskan pada suhu 70 0 C selama 30 menit, kemudian larutan didiamkan selama 2 jam. Hal yang sangat berpengaruh terhadap kekentalan dalam pembuatan sol adalah konsentrasi PVA, oleh sebab itu konsentrasi PVA dibuat variasi 0,6; 1,0; 1,3; 1,6; 1,8 dan 2,2 g/20ml sol dan variasi konsentrasi kasaman dalam larutan UN. Selain konsentrasi PVA yang berpengaruh terhadap kekentalan yaitu konsentrasi uranium dan keasaman dalam larutan UN, waktu dan suhu pada pelarutan PVA serta ph pada prenetralisasi. Gelasi Eksternal Larutan sol diteteskan pada kolom gelasi setinggi 1 m yang berisi mediun NH 4 OH 7N dengan menggunakan jarum suntik volume 5mL. Gel yang terbentuk kemudian direndam dalam NH 4 OH 7N selama 30 menit, kemudian dicuci dengan NH 4 OH 2,5% dan n-propanol masing masing sebanyak 3 kali. Kemudian dianalisis diameternya dan kerapatannya dengan menggunakan piknometer. Ulangi eksperimen

5 104 ISSN Sri Rinanti Susilowati, dkk. diatas dengan menggunakan PVA 1,6; 1,8 g dan UN dengan variasi kadar uranium dan keasaman. Proses gelasi ini dilakukan dalam kolom gelasi setinggi 1m yang berisi medium NH 4 OH 7N. Jarak lubang penetes dengan kolom gelasi akan mempengaruhi terbentuknya gel, ini terbukti saat jarak lubang penetes jauh dengan medium NH 4 OH gel yang dihasilkan berbentuk bulat pipih. Tetapi bila jaraknya terlalu dekat lubang penetes dapat tersumbat karena larutan sol akan mengendap oleh gas ammonia. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan menggunakan lubang penetes dengan jarak 5 cm, agar diperoleh gel yang baik. a. Variasi kadar PVA dalam larutan sol Pada percobaan variasi kadar PVA, larutan ADUN yang digunakan adalah yang mempunyai ph 1,3. Hal tersebut lebih menguntungkan karena NH 4 NO 3 sedikit ketika proses prenetralisasi sehingga kernel oksida yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang lebih baik. Dari data pecobaan Tabel 2 dapat dilihat bahwa kondisi fisik gel ADU dengan variasi PVA(g/20mL) 0,6; 1,0; 1,3g berbentuk pipih dan lonjong sedangkan pada variasi PVA 1g; 1,3g; 1,6g; 1,8 dan 2,0g berbentuk bulat. Jadi dalam hal ini yang berpengaruh terhadap bentuk gel bulat atau lonjong adalah konsentrasi PVA. Dari data Tabel 3, dapat dikatakan bahwa gel ADU yang dihasilkan dari beberapa variasi keasaman mempunyai bentuk fisik yang bulat dan mempunyai diameter yang sesuai dengan spesifikasi. Karena kebulatan bentuk gel dipengaruhi oleh viskositas bukan konsentrasi keasaman. Tabel 2. Kondisi fisik gel ADU hasil proses gelasi No ph PVA(g/20 ml) Keasaman Bentuk Diameter (mm) 1 1,3 0,6 0,050 pipih 2,19-2,42 2 1,3 1,0 0,050 lonjong 2,14-2,39 3 1,3 1,3 0,050 lonjong 2,05-2,24 4 1,3 1,6 0,050 bulat 2,11-2,20 5 1,3 1,8 0,050 bulat 2,09-2,14 6 1,3 2,0 0,05 bulat 2,10-2,25 b. Variasi kadar keasaman dalam larutan UN Tabel 3. Kondisi fisik gel ADU pada variasi keasaman No. ph PVA (g/20ml) Keasaman Bentuk Diameter (mm) 1 1,3 1,8 0,050 Bulat 2 1,0 1,8 0,100 Bulat 3 0,1 1,8 0,794 Bulat 1,94-2, ,8 1,260 Bulat 5 0 1,8 1,500 Bulat Proses Perendaman dan Pencucian a. Proses perendaman Proses perendaman gel ADU dilakukan dalam medium NH 4 OH 7N selama 30 menit. Setelah direndam selama 30 menit gel ADU dicuci dengan NH 4 OH 2.5% sebanyak 3 kali kemudian dicuci dengan 2-propanol sebanyak 3 kali untuk menghilangkan sebagian besar nitrat dan sisa sisa bahan aditiv. Adapun gel ADU hasil perendaman dan pencucian dapat dilihat pada Gambar 3. b.proses Pengeringan Proses pengeringan dilakukan melalui 2 tahap, tahap pertama yaitu pengeringan pada suhu kamar dan tahap kedua menggunakan oven pada suhu C. Pada pengeringan suhu kamar dilakukan selama 48 jam, menyebabkan volume gel ADU yang dihasilkan sedikit menyusut. Pengeringan kedua, yaitu pengeringan menggunakan oven pada suhu C yang dipanaskan secara bertahap, yaitu 50 0 C selama 30 menit, 70 0 C selama 30 menit, C selama 2 jam. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kejutan panas yang dapat menyebabkan gel mengalami kerusakan. Adapun gambar gel hasil pengeringan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 3. Gel setelah proses perendaman dan pencucian Gambar 4. Gel setelah pengeringan

6 Sri Rinanti Susilowati, dkk. ISSN Proses Kalsinasi Proses kalsinasi ini dilakukan dengan menggunakan muffle furnace. Suhu pemanasan yang digunakan adalah 600 o C dan dipanaskan secara bertahap, agar tidak terjadi kejutan panas Tabel 4. Kondisi fisik butiran U 3 O 8 pada variasi kadar PVA No. Kadar Uranium Keasaman Kadar PVA THFA (g/l) (N) (g/20ml) (ml) ,05 0,6 0, ,05 1,0 0, ,05 1,3 0, ,05 1,6 0, ,05 1,8 0, ,05 2,0 0,5 yang dapat mengakibatkan kerusakan pada kernel U 3 O 8 yang dihasilkan. Butiran U 3 O 8 hasil kalsinasi berwarna hitam kehijauan, kondisi fisik dari butiran dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Keutuhan Rata 2 (%) Tabel 5. Kondisi fisik butiran U 3 O 8 pada variasi kadar keasaman ADUN No. Kadar uranium (g/l) Keasaman (N) Kadar PVA (g/20ml) THFA (ml) Keutuhan (%) ,050 1,8 0, ,100 1,8 0, ,794 1,8 0, ,260 1,8 0, ,500 1,8 0, Pada Tabel 4, kondisi fisik dari variasi kadar PVA setelah proses kalsinasi secara umum hampir sama yaitu mempunyai keutuhan 95%. Hal ini disebabkan karena konsentrasi PVA tidak berpengaruh terhadap kekeroposan/keretakan pada proses pemanasan tetapi berpengaruh terhadap bentuk kebulatan pada proses gelasi. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada keasaman 0,050-0,795N diperoleh kernel U 3 O 8 dengan keutuhan 90-95%, sedangkan pada keasaman UN 1,260-1,500 kernel U 3 O 8 hasil kalsinasi dengan keutuhan semakin sedikit yaitu 70-80%. Dengan demikian pengaruh keasaman sangat mempengaruhi terhadap kekeroposan/keretakan pada kernel U 3 O 8 yang menyebabkan pecah pada proses pemanasan. Analisis kerapatan Analisis kerapatan pada penelitian ini menggunakan piknometer, larutan yang digunakan adalah CCl 4 karena tidak bereaksi dengan U 3 O 8. Adapun hasil analisis kerapatan kernel U 3 O 8 dapat dilihat pada Tabel 6, Gambar 5 dan Tabel 7, Gambar 6. Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa konsentrasi PVA tidak berpengaruh terhadap kerapatan karena kerapatan hasil analisis dari setiap parameter tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Sedangkan dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa keasaman UN cukup berpengaruh terhadap kerapatan kernel U 3 O 8. Pada keasaman 1,5 N memberikan hasil kerapatan yang rendah yaitu 4,114g/mL. Sedangkan pada kasaman 0,050-1,260N memberikan hasil kerapatan relative sama, jadi dapat dikatakan bahwa keasaman diatas 1,260 N memberikan hasi kernel dengan kerapatan rendah. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa konsentrasi PVA tidak berpengaruh terhadap kerapatan, karena disetiap perbedaan konsentrasi tidak memberikan data perubahan kerapatan yang signifikan. Sedangkan pada gambar 6 terlihat bahwa perubahan konsentrasi keasaman dalam larutan UN memberikan kontribusi terhadap kerapatan kernel U 3 O 8. Hal ini dapat dilihat pada konsentrasi keasaman dalam larutan UN yang semakin rendah memberikan data kerapatan kernel U 3 O 8 yang semakin tinggi. Karena semakin tinggi keasaman larutan UN akan menimbulkan kekeroposan dalam kernel U 3 O 8 sehingga memberikan hasil analisis kerapatan yang semakin rendah. Tabel 6. Hubungan konsentrasi PVA terhadap No Kerapatan U 3 O 8 Konsentrasi PVA (g/20ml) Keasaman (N) Kerapata n (g/ml) 1 0,6 0,050 5, ,0 0,050 5, ,3 0,050 5, ,6 0,050 4, ,8 0,050 5,155

7 106 ISSN Sri Rinanti Susilowati, dkk. Tabel 7. Hubungan keasaman UN terhadap Kerapatan U 3 O 8 No Konsentrasi PVA Keasaman Kerapata (g/20ml) (N) n (g/ml) 1 1,8 1,500 4, ,8 1,260 5, ,8 0,794 5, ,8 0,100 5, ,8 0,050 5,506 Gambar 5. Grafik hubungan konsentrasi PVA terhadap kerapatan U 3 O 8 Gambar 6. Grafik hubungan keasaman UN terhadap kerapatan U 3 O 8 KESIMPULAN Pada pembuatan UN dengan konsentrasi keasaman rendah diperoleh larutan UN dengan konsentrasi uranium tinggi, yaitu pada konsentrasi keasaman 0,05N diperoleh konsentrasi uranium 833g/L. Pada pembuatan sol yang berpengaruh terhadap viskositas adalah konsentrasi PVA, suhu dan waktu pelarutan PVA. Pada pembuatan gel ADU variabel yang berpengaruh terhadap kebulatan gel ADU adalah konsentrasi PVA. Pada proses kalsinasi variabel yang berpengaruh terhadap keutuhan/keretakan kernel U 3 O 8 adalah konsentrasi keasaman dalam larutan UN. Pada konsentrasi keasaman 0,05 N diperoleh keutuhan kernel 95%. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Nuri Nur Hanifah siswi PKL dari SMK Panjatan yang banyak membantu dengan tekun dan rajin sehingga penelitian ini selesai. DAFTAR PUSTAKA 1. NICKEL, H., Development of coated Feul partikel, KFA contribution within the frame of the Germany High Temperature reactor Fuel Development Program, Julich. Kernforschungsanlage BUSRON MASDUKI dan WARDAYA. Pembuatan Kernel UO 2 Melalui Proses Gel,Prosiding, Pertemuan, presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir: Yogyakarta PPNY BATAN TURNER, C.W., Colloid Chemistry and Its Application to the production of Recycle Fuel By Sol-Gel Process, Ontario: Atomic Energy Canada Limited BAMBANG, H., Teknologi Proses Pembuatan Bahan Bakar Reaktor Temperatur Tinggi : pembuatan kernel UO 2, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, P3TM- BATAN, Yogyakarta KYUNG-CHAI JEEONG, SUNG-CHUI OH, YEON-KU KIM, and YOUNG-WOO LEE,ADU Compound Particle Preparation for HTGR Nuclear Fuel in Korea, High Temperature Gas Reactor Fuel Development Division, Atpmic Energy Reasech Institute, Daejeon , Korea TANYAJAWAB Damunir (PTAPB) Apakah THFA berfungsi sebagai penstabil (surfaktan) atau pereaksi pada gelasi ini? Sri Rinanti S Fungsi THFA pada proses gelasi ini sebagai penstabil Tundjung Indrati Y.(PTAPB) Dalam pembentukan sol gel, apa fungsi dari penstabil? Sejauh mana keberhasilan adanya penambahan penstabil terhadap bentuk kernel? Sri Rinanti S. Fungsinya penstabil (THFA) untuk menghindari kerusakan gel yang disebabkan

8 Sri Rinanti Susilowati, dkk. ISSN penyusutan dalam komponen ADU selama proses gelasi dalam larutan amonia, proses aging dan pencucian. Penambahan penstabil THFA mencegah terjadinya penyusutan dan keretakan pada proses pemanasan.

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 26 September 2012 PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM LARUTAN URANIL NITRAT DAN PANJANG JARUM PENETES TERHADAP BENTUK FISIK GEL PADA PROSES GELASI EKSTERNAL DENGAN PENSTABIL THFA Sri Rinanti Susilowati, Ratmi Herlani, Sri

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBUATAN LARUTAN SOL URANIUM PADA PROSES GELASI EKSTERNAL

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBUATAN LARUTAN SOL URANIUM PADA PROSES GELASI EKSTERNAL PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBUATAN LARUTAN SOL URANIUM PADA PROSES GELASI EKSTERNAL Sri Widiyati, Ratmi Herlani, Triyono -BATAN, Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 Yogyakarta, e-mail : ptapb@batan.go.id

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011 PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DAN WAKTU PERENDAMAN DALAM TCE TERHADAP LUAS MUKA, JARI- JARI RERATA DAN VOLUME TOTAL PORI KERNEL U 3 O 8 PADA GELASI INTERNAL Sri Rinanti Susilowati, Hidayati BATAN, Babarsari

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU DAN KONSENTRASI AMONIAK SEBAGAI MEDIUM AGING PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP DIAMETER GEL ADU DAN KERNEL U 3 O 8

PENGARUH WAKTU DAN KONSENTRASI AMONIAK SEBAGAI MEDIUM AGING PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP DIAMETER GEL ADU DAN KERNEL U 3 O 8 PENGARUH WAKTU DAN KONSENTRASI AMONIAK SEBAGAI MEDIUM AGING PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP DIAMETER GEL ADU DAN KERNEL U 3 O 8 Ratmi Herlani, Sri Widiyati, Sri Rinanti S -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.1, 2016, hal Kinetika Kalsinasi Seria Zirkonia dari Proses Gelasi Eksternal

JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.1, 2016, hal Kinetika Kalsinasi Seria Zirkonia dari Proses Gelasi Eksternal 16 JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.1, 2016, hal. 16-22 Journal homepage: http://journal.ugm.ac.id/jrekpros Kinetika Kalsinasi Seria Zirkonia dari Proses Gelasi Eksternal Fera Wahyuningsih 1*, Wahyudi

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI MEDIA NH 4 OH TERHADAP BENTUK FASE GEL DAN KARAKTERISASI SETELAH PEMANASAN

PENGARUH KONSENTRASI MEDIA NH 4 OH TERHADAP BENTUK FASE GEL DAN KARAKTERISASI SETELAH PEMANASAN ISSN 14106957 Akreditasi No. 129/AkredLIPI/P2MBI/06/2008 PENGARUH KONSENTRASI MEDIA NH 4 OH TERHADAP BENTUK FASE GEL DAN KARAKTERISASI SETELAH PEMANASAN Indra Suryawan, Sri Rinanti Susilowati Pusat Teknologi

Lebih terperinci

URANIL NITRAT DAN WAKTU AGEING LARUTAN SOL TERHADAP VISKOSITAS LARUTAN SOL URANIUM

URANIL NITRAT DAN WAKTU AGEING LARUTAN SOL TERHADAP VISKOSITAS LARUTAN SOL URANIUM Pengaruh Konsentrasi Polivinil Alkohol, Konsentrasi Uranium, ph Larutan Uranil Nitrat dan Waktu Ageing Larutan Sol Terhadap Viskositas Larutan Sol Uranium (Damunir) PENGARUH KONSENTRASI POLIVINIL ALKOHOL,

Lebih terperinci

logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT

logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT B.48 logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT Ir. Moch. Setyadji, MT. Prof. Drs. Sahat Simbolon, M.Sc. Drs. Damunir Aryadi, ST. Wijiono, SP.

Lebih terperinci

MODEL PELARUTAN U 3 O 8 UNTUK PENYIAPAN UMPAN PROSES GELASI

MODEL PELARUTAN U 3 O 8 UNTUK PENYIAPAN UMPAN PROSES GELASI 170 ISSN 0216-3128 Ariyani Kusuma Dewi, dkk. MODEL PELARUTAN U 3 O 8 UNTUK PENYIAPAN UMPAN PROSES GELASI Ariyani Kusuma Dewi dan Moch. Setyadji Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM

Lebih terperinci

PENGARUH PEPTISASI LARUTAN SOL URANIA PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL UO 2

PENGARUH PEPTISASI LARUTAN SOL URANIA PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL UO 2 Damunir, dkk. ISSN 0216-3128 47 PENGARUH PEPTISASI LARUTAN SOL URANIA PADA PROSES GELASI EKSTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL UO 2 Damunir dan Moch.Setyadji Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Lebih terperinci

PENGARUH ADITIF UREA DAN HMTA SERTA TEMPERATUR DAN WAKTU REDUKSI TEHADAP SPESIFIKASI KERNEL UO 2

PENGARUH ADITIF UREA DAN HMTA SERTA TEMPERATUR DAN WAKTU REDUKSI TEHADAP SPESIFIKASI KERNEL UO 2 Pengaruh Aditif Urea dan HMTA Serta Temperatur dan Waktu Reduksi Terhadap Spesifikasi Kernel UO 2 (Damunir ) PENGARUH ADITIF UREA DAN HMTA SERTA TEMPERATUR DAN WAKTU REDUKSI TEHADAP SPESIFIKASI KERNEL

Lebih terperinci

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 @ PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 PENGARUH ZAT ADITIF THFA TERHADAP POROSITAS DAN LUAS MUKA KERNEL U30S HASIL GELASI EKSTERNAL Sri Rinanti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN. 108 ISSN Ratmi Herlani, dkk.

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN. 108 ISSN Ratmi Herlani, dkk. 108 ISSN 0216-3128 Ratmi Herlani, dkk. PENENTUAN ANGKA BANDING NO 3 /U DALAM LARUTAN URANIL NITRAT DEFISIEN ASAM UNTUK UMPAN GELASI DENGAN METODE TITRASI SPEKTROFOTOMETRI MENGGUNAKAN SPECTRONIC GENESYS

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat 28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.

Lebih terperinci

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 Torowati, Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DALAM LIMBAH URANIUM CAIR MENGGUNAKAN AMONIUM KARBONAT. Percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH

Lebih terperinci

PENGARUH TINGGI KOLOM PADA PROSES GELASI INTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL U30g

PENGARUH TINGGI KOLOM PADA PROSES GELASI INTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL U30g PRO SIDING SEMINAR NASIONAL Pusat Teknologi Akslerator don Proses Bahan PENGARUH TINGGI KOLOM PADA PROSES GELASI INTERNAL TERHADAP SIFAT FISIS KERNEL U30g Susilowati, Hidayati, Triyono, Endang nawangsih.

Lebih terperinci

MORFOLOGI SERBUK AMONIUM DIURANAT (ADU) DAN AMONIUM URANIL KARBONAT (AUK) HASIL PEMURNIAN YELLOW CAKE COGEMA

MORFOLOGI SERBUK AMONIUM DIURANAT (ADU) DAN AMONIUM URANIL KARBONAT (AUK) HASIL PEMURNIAN YELLOW CAKE COGEMA MORFOLOGI SERBUK AMONIUM DIURANAT (ADU) DAN AMONIUM URANIL KARBONAT (AUK) HASIL PEMURNIAN YELLOW CAKE COGEMA Ngatijo, Maman Kartaman, Ratih Langenati, Junaedi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Percobaan ini melewati beberapa tahap dalam pelaksanaannya. Langkah pertama yang diambil adalah mempelajari perkembangan teknologi mengenai barium ferit dari berbagai sumber

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN DAN UJI COBA KOLOM GELASI

PENYEMPURNAAN DAN UJI COBA KOLOM GELASI PENYEMPURNAAN DAN UJI COBA KOLOM GELASI Supardjono Mudjiman, Mashudi, Sutarni, Ariyani Kusuma Dewi dan Sri Rinanti Susilowati -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENYEMPURNAAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN GEL CERIA STABILIZED ZIRCONIA METODE GELASI EKSTERNAL

PEMBUATAN GEL CERIA STABILIZED ZIRCONIA METODE GELASI EKSTERNAL PEMBUATAN GEL CERIA STABILIZED ZIRCONIA METODE GELASI EKSTERNAL Sri Rinanti S, Sugeng Riyanto, Dedy Husnurrofiq Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, Serpong, Banten Indonesia

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Indonesia

Jurnal Kimia Indonesia Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2 (1), 2007, h. 37-41 Pengaruh Suhu Kalsinasi Dalam Tungku Jenis Fluidized BED terhadap Fisis Kernel U 3 O 8 R. Didiek Herhady, R. Sukarsono dan Busron Masduki Pusat Teknologi

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah, BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KERNEL URANIUM KARBIDA OKSIDA (UCO)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KERNEL URANIUM KARBIDA OKSIDA (UCO) J. Tek. Bhn. Nukl. SINTESIS DAN KARAKTERISASI KERNEL URANIUM KARBIDA OKSIDA (UCO) Damunir Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta (Diterima 8 April 2008, disetujui 15 Oktober 2008)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit pelet CSZ-Ni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT ISSN 1979-2409 Proses Re-Ekstraksi Uranium Hasil Ekstraksi Yellow Cake Menggunakan Air Hangat dan Asam Nitrat (Torowati, Pranjono, Rahmiati dan MM. Lilis Windaryati) PRSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4. 1 BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan-bahan dan Alat yang Digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan : No. Alat Ukuran Jumlah 1. Digester - 1 Buah 2. Pengaduk - 1 Buah 3. Kertas PH - Secukupnya 4. Gunting - 1 Buah 5.

Lebih terperinci

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas BABHI METODA PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas yang diperoleh dari salah satu rumah makan di Pekanbaru,

Lebih terperinci

Endang Susiantini. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Yogyakarta ABSTRAK ABSTRACT

Endang Susiantini. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Yogyakarta ABSTRAK ABSTRACT Endang Susiantini, Minyak Jarak Kepyar MINYAK JARAK KEPYAR SEBAGAI ALTERNATIF MEDIUM GELASI DALAM PEMBUATAN KERNEL UO 2 DENGAN METODE GELASI ITERNAL (Castor oil as an alternative gelating medium in the

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN Torowati ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DARI LlMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN. Dalam proses di laboratorium

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN DAN UJI COBA REAKTOR GELASI MULTITETES

PENYEMPURNAAN DAN UJI COBA REAKTOR GELASI MULTITETES PENYEMPURNAAN DAN UJI COBA REAKTOR GELASI MULTITETES, Triyono dan Darmanto -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENYEMPURNAAN DAN UJI COBA

Lebih terperinci

PENGARUH VISKOSITAS SOL DAN PRESOLIDIFIKASI PADA GELASI EKSTERNAL DALAM PEMBUATAN GEL AMMONIUM DIURANAT MENGGUNAKAN SORROGATE CERIUM

PENGARUH VISKOSITAS SOL DAN PRESOLIDIFIKASI PADA GELASI EKSTERNAL DALAM PEMBUATAN GEL AMMONIUM DIURANAT MENGGUNAKAN SORROGATE CERIUM p ISSN 0852 4777; e ISSN 2528 0473 PENGARUH VISKOSITAS SOL DAN PRESOLIDIFIKASI PADA GELASI EKSTERNAL DALAM PEMBUATAN GEL AMMONIUM DIURANAT MENGGUNAKAN SORROGATE CERIUM Sukarsono, Meniek Rahmawati Pusat

Lebih terperinci

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN Tilupl Gambar A.1 Diagram Alir Metode Penelitian A-1 LAMPIRAN B PROSEDUR PEMBUATAN COCODIESEL MELALUI REAKSI METANOLISIS B.l Susunan Peralatan Reaksi metanolisis

Lebih terperinci

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet. BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. Sendok 2. Ember 3. Pipet 2 buah 4. Pengaduk 5. Kertas ph Secukupnya 6. Kaca arloji 2 buah 7. Cawan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di Laboratorium Fisika Material Universitas Lampung, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KADAR IIN03 DAN % VOLUME IIN03/HzO PELARUTAN U30S TERHADAP BASIL LARUTAN UOz(N03)Z UNTUK UMP AN GELASI EKTERNAL

PENGARUH PERUBAHAN KADAR IIN03 DAN % VOLUME IIN03/HzO PELARUTAN U30S TERHADAP BASIL LARUTAN UOz(N03)Z UNTUK UMP AN GELASI EKTERNAL PROSIDING SEMINAR NASIONAL Pusat Teknologi Akslerator dan Proses Bahan PENGARUH PERUBAHAN KADAR IIN03 DAN % VOLUME IIN03/HzO PELARUTAN U30S TERHADAP BASIL LARUTAN UOz(N03)Z UNTUK UMP AN GELASI EKTERNAL

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet

Lebih terperinci

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan 5.1.1 Alat yang digunakan Tabel 3.1 Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Sendok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Bahan katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam yang berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat dan phospotungstic acid (HPW, H 3 PW 12 O 40 )

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan, 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

METODE TITRIMETRI PENENTUAN ASAM NITRAT BEBAS DALAM LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK UMPAN GELASI DENGAN :MENGGUNAKAN GARAM PENGOMPLEKS

METODE TITRIMETRI PENENTUAN ASAM NITRAT BEBAS DALAM LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK UMPAN GELASI DENGAN :MENGGUNAKAN GARAM PENGOMPLEKS METODE TITRIMETRI PENENTUAN ASAM NITRAT BEBAS DALAM LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK UMPAN GELASI DENGAN :MENGGUNAKAN GARAM PENGOMPLEKS Sri Widiyati, Hidayati PTAPB BATAN Yogyakarta ABSTRAK METODE TITRIMETRI

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana 34 BAB III METODE PENELITIAN Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana reaktor diisi dengan seed stirena berupa campuran air, stirena, dan surfaktan dengan jumlah stirena yang

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: Tahap : Tahap Perlakuan Awal ( Pretreatment ) Pada tahap ini, biji pepaya dibersihkan dan dioven pada suhu dan waktu sesuai variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Untuk keperluan Analisis digunakan Laboratorium

Lebih terperinci

Pupuk dolomit SNI

Pupuk dolomit SNI Standar Nasional Indonesia Pupuk dolomit ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Syarat mutu... 1 4 Pengambilan contoh...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Hidayati, dkk. ISSN 0216 3128 231 EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPBBATAN YOGYAKARTA Hidayati, Sri Rinanti Susilowati, R. Didiek Herhady Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap : 18 BAB V METODOLOGI 5.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap : Tahap I Tahap II Tahap III : Analisa terhadap bahan dasar : Pemasakan dengan proses soda : Analisa

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PENGERINGAN A. PENDAHULUAN Pengeringan adalah proses pengeluaran

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Oleh: 1. Kurniawan Eka Yuda (5) 2. Tri Puji Lestari (23) 3. Rina Puspitasari (17) 4. Elva Alvivah Almas (11) 5. Rusti Nur Anggraeni (35) 6. Eki Aisyah (29) Kelas XI

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji nyamplung dari cangkangnya

Lebih terperinci

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA ABSTRAK

EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA ABSTRAK ISSN 14106957 EVALUASI DAN PERKEMBANGAN PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO 2 DI PTAPBBATAN YOGYAKARTA Hidayati, Sri Rinanti Susilowati, R. Didiek Herhady Pustek Akselerator dan Proses BahanBATAN, Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BABffl METODOLOGIPENELITIAN BABffl METODOLOGIPENELITIAN 3.1. Baban dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah CPO {Crude Palm Oil), Iso Propil Alkohol (IPA), indikator phenolpthalein,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen 18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci